Makalah Kepemimpinan - Kelompok 1
Makalah Kepemimpinan - Kelompok 1
TEORI KEPEMIMPINAN
Dosen Pengampu:
Dr. Adi sutopo. S.T ,M.T
Oleh Kelompok 1:
Andira ( )
Eva Sinurat ( )
Roihan Parli ( )
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
hidayahnya dan memberikan kami kesempatan dalam menyelesaikan Makalah Manajemen Mutu
Terpadu. Dengan hadirnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
wawasan bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Administrasi Pendidikan.
Sholawat dan salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
serta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Kami menyadari tanpa bantuan dari semua pihak,
penyusunan makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan sehingga Makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam menyusun dan merancang makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, berbagai bentuk kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi para pembaca.
Kelompok 1
Roihan Parli
Andira
Eva Sinurat
2
DAFTAR ISI
Bab I ......................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ........................................................................................................................... 4
a. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
b. Tujuan ......................................................................................................................... 4
c. Manfaat ....................................................................................................................... 4
Bab II ........................................................................................................................................ 5
Pembahasan ............................................................................................................................. 5
a. Esensi kepemimpinan .................................................................................................. 5
b. Tujuan kepemimpinan ................................................................................................. 5
c. Teori-teori kepemimpinan ........................................................................................... 5
d. Implikasi teori kepemimpinan terhadap sistem komunikasi organisasi ....................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap
sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu
organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah
kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di
sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk
saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik.
Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai sasarannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk
melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kepemimpinan
adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses dalam organisasi untuk membujuk orang lain
agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela atau sukacita dalam mencapai sasaran
organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk menggerakkan
dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu
ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan adanya ancaman, maka bawahan akan
takut dan mematuhi semua perintah atasan. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas
daripada kekuasaan karena kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan
sekedar melakukan apa yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan
atau sasaran organisasi .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa tujuan adanya kepemimpinan?
3. Apa saja macam-macam teori kepemimpinan?
4. Bagaimana implikasi kepemimpinan terhadap teori komunikasi?
5. Bagaimana contoh penerapan kepemimpinan dengan teori komunikasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui esensi kepemimpinan.
2. Mengetahui tujuan kepemimpinan.
3. Memahami macam-macam teori kepemimpinan.
4. Memahami implikasi kepemimpinan terhadap teori komunikasi.
5. Mengetahui contoh penerapan kepemimpinan dengan teori komunikasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Esensi Kepemimpinan
B. Tujuan Kepemimpinan
C. Teori-teori Kepemimpinan
5
ringkas pokok-pokok pikiran dari teori-teori kepemimpinan tersebut dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
6
orientasi tugas ataupun hubungan antara manusia di dalam suatu organisasi. Teori
kepemimpinan situasional ini menekankan pada kesesuaian antara gaya
kepemimpinan dengan tingkat kematangan pengikut. Selain itu juga perkembangan zaman
yang cepat, karakteristik anggota yang berbeda, budaya dan iklim organisasi yang berbeda
juga menuntut agar pemimpin dapat memimpin secara situasional. Karena sukses
kepemimpinan tergantung banyak variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas dari
pengikut serta aspek situasi.
7
pemimpin yang berorientasi produksi. Hal tersebut terjadi karena karyawan
akan memiliki produktivitas yang tinggi pada pemimpin yang berorientasi karyawan.
6. Teori transaksional,
Konsep mengenai kepemimpinan transaksional pertama kali diformulasikan
oleh Burns (1978) dalam Yukl (1994:350) dikutip dari (Rosnani,2012:4-5).
Berdasarkan penelitian deskriptifnya terhadap pemimpin-pemimpin politik dan
selanjutnya disempurnakan serta diperkenalkan ke dalam konteks organisasi oleh Bass.
Kepemimpinan transaksional menurut Burns dalam Yukl (1998:296)memotivasi
para pengikut dengan menunjukkan pada kepentingan diri sendiri. Para pemimpin politik
tukar-menukar pekerjaan, subsidi, dan kontrak-kontrak pemerintah yang
8
menguntungkan untuk memperoleh suara dan kontribusi untuk kampanye. Para
pemimpin perusahaan sering menukarkan upah dan status untuk usaha kerja.
Kepemimpinan transaksional menyangkut nilai-nilai, namun berupa nilai-nilai yang
relevan bagi proses pertukaran, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab
dan pertukaran.
Istilah transactional berasal dari bagaimana tipe pemimpin ini memotivasi
pengikut untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Pemimpin
transaksional menentukan keinginan-keinginan pengikut dan memberi sesuatu
yang mempertemukan keinginan itu dalam pertukaran karena pengikut melakukan tugas
tertentu atau menemukan sasaran spesifik. Jadi, suatu transactional atau
exchange process antara pemimpin dan pengikut, terjadi pada saat pengikut menerima
rewarddari job performance dan pemimpin memperoleh manfaat dari penyelesaian
tugas-tugas.
Dalam kepemimpinan transaksional, hubungan pemimpin-pengikut berdasarkan
pada suatu rangkaian pertukaran atau persetujuan antara pemimpin dan pengikut
(Howelldan Avolio, 1993). Kepemimpinan transaksional adalah pemimpin yang
memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju ke sasaran yang ditetapkan
dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas (Robbins, 2008:472). Menurut Gibson
et al.(1997:84) pemimpin transaksional mengidentifikasikan keinginan atau pilihan
bawahan dan membantu mereka mencapai kinerja yang menghasilkan reward yang
dapat memuaskan bawahan. Bass (1990:338) mendefinisikan kepemimpinan
transaksional sebagai model kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran
(exchange process) di mana para pengikut mendapat reward yang segera dan nyata
setelah melakukan perintah-perintah pemimpin. Selanjutnya Mc Shane dan Von Glinow
(2003:429) mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai kepemimpinan yang
membantu orang mencapai tujuan mereka sekarang secara lebih efisien seperti
menghubungkan kinerja pekerjaan dengan penghargaan yang dinilai dan menjamin
bahwa karyawan mempunyai sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
7. Teori transformasional.
Dalam (Syahril, Sulthon. 2019:214). Teori ini didasari oleh Hasil penelitian
mengenai adanya perilaku kepemimpinan dimana para pemimpin yang
kemudian dikategorikan sebagai pemimpin transformasi (transformational leader)
memberikan inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain dalam organisasi
untuk mencapai sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi. Pemimpin
transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya manusia
organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin
transformasi lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan
kepemimpinannya.
Teori yang muncul dengan tahun lebih akhir merupakan penyempurnaan
terhadap teori-teori yang muncul sebelumnya. Tetapi teori tersebut nampaknya berjalan
dengan asumsi dasar yang berbeda- beda sehingga memberikan pandangan yang
berbeda pula. Teori tersebut masing-masing terus berkembang hingga sekarang ini
dengan berbagai macam varian-variannya.
9
Implikasi teori kepemimpinan terhadap anggota organisasi adalah seberapa
jauh seorang pemimpin mampu mentransformasikan pendekatan teori-teori
kepemimpinan sebagai pedoman dalam melakukan tugasnya. Sehingga pemimpin organisasi
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan memberikan motivasi kepada anggotanya yang
berdampak pada peningkatan kinerja dalam rangka menunjukkan cara bagaimana
pemimpin menjadi efektif, setiap teori kepemimpinan memiliki fokus yang berbeda. Pada teori
sifat mencoba menjelaskan perilaku pemimpin dalam melakukan interaksi dengan anggota atau
bawahannya yang dapat memunculkan dua orientasi, yaitu tugas dan hubungan
manusia. Sementara teori situasi dan kontingensi mencoba melengkapi teori sebelumnya yaitu
dengan dikaitkan dengan situasi organisasi itu sendiri. Dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa teori-teori tersebut merupakan suatu standar yang harus dipenuhi oleh seorang
pemimpin.
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran
yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan
antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai
seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya,
sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini
terhadap sistem komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya
komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para
pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa
kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu
dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu terjun di berbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan
lainnya, maupun dengan bawahan sebagai aset berharga organisasi. Semua ini terjalin apabila
pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi
yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya
kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua
kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi
bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk
melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat
kesepakatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan
maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang
mungkin dapat dicapai.
1. Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967), yang memiliki
pandangan berbeda mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negatif
(Teori X), dan bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan
seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompokan asumsi
tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap
bawahan sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam teori X, terdapat empat asumsi,
diantaranya:
10
b. Karena bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
c. Bawahan akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin
hanya mengikuti perintah formal
d. Kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan
untuk dipecat) dan hanya menunjukkan sedikit ambisi.
11
arah dengan dukungan sosioemosional supaya bawahan turut bertanggung jawab
dalam pengambilan keputusan.
c. Participating (S3), yaitu perilaku hubungan tinggi tugas rendah. Pemimpin dan
bawahan sama-sama memberikan kontribusi dalam mengambil keputusan melalui
komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan berpengalaman untuk
melaksanakan tugas.
d. Delegating (S4), yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah. Gaya ini memberikan
kesempatan kepada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka
sendiri melalui pendelegasian dan supervisi yang bersifat umum. Yang dipimpin
adalah orang yang sudah matang dalam melaksanakan tugas dan matang
pula secara psikologis.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu bentuk proses tingkah laku yang sudah melekat dalam
diri seorang pemimpin untuk membantu atau mempengaruhi anggotanya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Kepemimpinan bertujuan untuk
mendorong anggota suatu organisasi untuk bersemangat dalam mencapai tujuan dan juga
bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja anggota organisasi.
Kepemimpinan dapat menciptakan lingkungan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan jenis
atau gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin.
Proses komunikasi dalam kepemimpinan dapat terjadi dengan berbagai macam cara.
Umumnya terjadi komunikasi ke bawah ketika pemimpin memberikan tugas kepada
anggota, sedangkan komunikasi ke atas terjadi ketika anggota menyampaikan aspirasi dan
ide yang dimiliki kepada pemimpin. Selain itu, terja melakukan koordinasi antar bidang
untuk mencapai tujuan dalam suatu program bersama.
B. Saran Penulis
menyarankan pembaca agar dapat memahami dan mengaplikasikan gaya
kepemimpinan yang cocok dengan masing-masing individu. Sangat diperlukan sekali
jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
kepemimpinan-transaksional-dan-kepemimpinan-transformasional-terhadap-k.pdf. [Diakses 9
Oktober 2021].
Stephen, Eka. (2016). Pengaruh Servant Leadership Terhadap Kinerja Karyawan.
[Jurnal].Agora Vol (4) No. 1. [Online]. https://media.neliti.com/media/publications/287293-
pengaruh-servant-leadership-terhadap-kin-3a6958a1.pdf [Diakses 9 Oktober 2021].
Suharnomo. (2004). Trait Theory, Persepsi Kesempurnaan Manusia dan Krisis
FigurPemimpin: Model Subtitusi Kepemimpinan Sebagai Alternatif. [Jurnal]. Vol (1) No. 12004.
[Online]. http://eprints.undip.ac.id/14328/1/Trait_Theory
%2C_Persepsi_Kesempurnaan_Manusia_dan_Krisis....by_Suharnomo_(OK).pdf [Diakses: 9
Oktober 2021].
Syahril, Sulthon. (2019). Teori-Teori Kepemimpinan. [Jurnal]. RI’AYAH, Vol. 04, No. 02,Juli-
Desember 2019. [Online]. http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1302760&val=17544&title=TEORI-TEORI%20KEPEMIMPINAN. [Diakses 9 Oktober 2021].
15