Anda di halaman 1dari 32

NEONATAL NURSING CARE

UPDATE SERIES

PEMASANGAN KATETER SENTRAL


YANG AMAN
Lucia Nauli Simbolon
Outline
• Terminologi
• Tujuan Akses Vena Sentral
• Indikasi Pemasangan Kateter Umbilikal
• Kedalaman Kateter Umbilikal
• Alat dan Bahan Pemasangan Kateter Umbilikal
• Pemasangan Kateter Umbilikal
• Indikasi PICC
• Kontraindikasi PICC
• Prosedur pemasangan PICC
• CLABSI
• Pencegahan CLABSI
Terminologi Akses intravena

• Vena perifer
• Vena sentral Vena perifer Vena sentral

- subklavia
- jugularis Vena umbilikal
- femoralis
- umbilikal
PICC
- insersi perifer dengan akses vena sentral
(PICC)
Longline
Terminologi

Kateter dimasukkan dari pembuluh darah perifer besar, ujungnya terletak di


Longline vena cava superior / inferior

Kateter dimasukkan dari pembuluh darah perifer kecil, ujungnya terletak di


PICC vena cava superior / inferior
Tujuan Akses Vena Sentral

• Bila akses pemberian oral dan intravena perifer sulit,


untuk memberikan cairan, nutrisi parenteral, dan jalur
obat
• Meminimalkan risiko infeksi nosokomial
• Meminimalisis lama perawatan, stress, iritasi/ trauma
kulit akibat pemasangan intravena perifer / cairan
hiperosmolar
Indikasi Pemasangan Kateter Umbilikal

Kateter Vena Umbilikal Kateter Arteri Umbilikal


Butuh jalur intravena dalam waktu cepat Monitoring tekanan arteri secara kontinyu
Pilihan utama jalur nutrisi parenteral dan Monitoring gas darah arteri
obat resusitasi
Jalur intravena perifer sulit ditemukan Jalur penarikan darah selama transfusi
tukar
Perlu lebih dari satu jalur intravena Pengambilan sampel darah (yang boleh
dengan heparin)
Untuk jalur transfuse tukar
Konsentrasi cairan glukosa > D12,5%
Kedalaman Kateter Umbilikal

1. Kateter vena umbilikal : jarak dari umbilikal


ke prosesus xiphoideus
•Kateter arteri umbilikal : jarak dari umbilical ke
sendi akromioklavikula kiri
2. Bila menggunakan grafik  plot
3. Rumus :
KAV letak rendah (cm) = BBL (kg) + 7
KAV letak tinggi (cm) = 3x BBL (kg) + 9
KVU (cm) = 0,5 x KAV letak tinggi (cm) + 1

KVU : kateter vena umbilikal, KAV : kateter arteri


umbilikal, BBL : berat badan lahir
Alat dan Bahan Pemasangan Kateter Umbilikal

• Bak instrument • Spuit 10 ml


• Gunting kecil • Threeway
• Pinset (arteri dan • Benang jahit silk/tali
lurus) Kasur
• Pinset chirurgis • Kateter umbilikal ,
• Klem bengkok kecil arteri no FG 3,5 vena
no FG 5
• Klem lurus
• Needle holder
• Mangkuk + betadine
• NaCl 0,9% 25 ml
• Sarung tangan steril
• Kassa steril
• Gaun steril + duk
• Masker + topi
Pemasangan Kateter Umbilikal

1. Persiapan
- Cuci tangan
- Gunakan maximum barrier precaution
- Bersihkan area kulit dengan cairan
antiseptik dengan metode asepsis
Pemasangan Kateter Umbilikal

2. Ikat tali pusat melingkar sebanyak dua kali


di bagian bawah tali pusat  Teknik steril

3. Potong tali pusat menggunakan pisau


bedah / gunting, sambal menekan puntung
umbilkal untuk mengontrol perdarahan
Pemasangan Kateter Umbilikal

4. Identifikasi arteri dan vena umbilikal

5. Bersihkan bekuan darah dari vena


umbilikal secara perlahan
Pemasangan Kateter Umbilikal

6. Masukkan salah satu ujung pinset


bengkok, tunggu arteri berdilatasi selama 15
– 30 detik

7. Masukkan kedua ujung pinset bengkok 


biarkan kedua ujungnya terbuka 
pertahankan posisi tersebut selama 30 – 60
detik untuk membantu arteri berdilatasi
Pemasangan Kateter Umbilikal

8. Bila memungkinkan masukkan kateter di


antara kedua ujung pinset yang terbuka

9. Bila sulit untuk memasukkan kateter di


antara kedua ujung pinset, stabilisasi dinding
arteri dan masukkan kateter
Pemasangan Kateter Umbilikal

10. Masukkan kateter ke dalam vena,


lakukan penjahitan melingkar dengan silk no
3.0, lepaskan ikatan umbilikal setelah
prosedur selesai  observasi perdarahan

11. Beri label pada jalur arteri dan vena,


gunakan aquabides untuk membilas
cairan antiseptik, dan gunakan lapisan
berbahan dasar hidrokoloid untuk
melindungi kulit
Pemasangan Kateter Umbilikal

12. Konfirmasi pemasangan kateter umbilikal


dengan rontgen thorax

Pemasangan kateter vena


umbilikal  bila tidak ada
aliran balik saat kateter
dimasukkan dengan panjang
yang tepat  vena hepatica
Lepas kateter bila terjadi
vasospasme
McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012
Indikasi PICC
• Terapi intravena jangka Panjang ( lebih dari 7 hari)
• Memerlukan dua line dalam satu akses vena
• Jika perlu lebih dari 2 jalur intravena perifer dalam 24 jam
• Total parenteral nutrition (cairan hyperosmolar)
• Neonatus dengan berat lahir < 1500g, ada gangguan
gastrointestinal, perlu vasoaktif jantung, kelainan jantung bawaan,
atau anomali tungkai

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Kontraindikasi PICC
• Infeksi kulit pada tempat pemasangan
• Trombositopenia berat ( AT < 20.000)
• DIC
• Fraktur ekstremitas

Tidak ada kontraindikasi absolut bila kondisi pasien gawat dan perlu
akses vena sentral

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Tahap Pemasangan PICC
• Evaluasi dengan cermat pilihan vena yang akan dilakukan
insersi
• Pilih kateter PICC yang sesuai
BB < 1 kg  28 G
BB > 1 kg  24 G
• Ukur Panjang kateter dari lengan ke arah vena cava
superior atau dari kaki ke arah vena cava inferior (lokasi
pemasangan – midklavikula – garis putting)
• Persiapan alat
• Pertimbangkan premedikasi (baik topikal maupun injeksi
)
McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012
Tahap Pemasangan PICC
• Posisi pasien  bed tegak, penghangat, pencahayaan
• Lepas perhiasan dan jam tangan  Cuci tangan sampai siku 
gunakan scrub, penutup kepala, masker  buka peralatan dan
persiapan area steril
• Siapkan kateter, cairan untuk flush  flush kateter dengan 1 cc
cairan  ukur kateter dengan pita pengukur steril
• Antisepsis lokasi yang akan dilakukan insersi, aplikasikan
tourniquet, asisten membantu menekan daerah superior dari area
yang akan diinsersi

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Tahap Pemasangan PICC
• Masukkan introducer
Pegang perangkat dengan jari-jari pada bantalan jari, masukkan
introducer dengan sudut 15-30º melalui kulit tepat di bawah entry
point
• Masukkan kateter dengan forceps
• Lepaskan guidewire
• Amankan posisi kateter dengan batas yang jelas
• Konfirmasi foto rontgen

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Tahap Pemasangan PICC

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Evaluasi pasca pemasangan PICC
• Ujung tip kateter yang masuk ada di luar jantung
• Di vena cava superior (atas T2)
• Di vena cava inferior (T8 – T10)
• Kateter sejajar dengan dinding pembuluh darah
• Awasi takiartimia atau bradiaritmia bila masuk ventrikel kanan

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Tanda dan Gejala Migrasi Kateter
• Eritemia dan edema (dari bahu, leher, atau lengan untuk lokasi
pemasangan pada lengan)
• Sluggish flushing
• Oklusi pompa alarm yang tidak diketahui sebabnya
• Aritmia jantung
• Panjang kateter terlihat lebih panjang

McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012


Komplikasi
• Infeksi
• Thrombus
• Phlebitis
• Perdarahan
• Emboli
• Aritmia jantung
• Efusi pericardium
• Abses dinding dada
• Masalah kateter
• Nyeri pada neonatus
McCay AS, et al, 2014. Watergaard, et al, 2012
CLABSI (Central Line Associated Blood Stream Infection)
• Infeksi aliran darah yang terjadi dalam 48 jam dibuktikan dengan
hasil kultur positif bakteri pathogen, tidak berhubungan dengan
infeksi pada organ tubuh lain serta bukan infeksi sekunder
• Faktor risiko CLABSI :
1. Faktor risiko intrinsik
sistem imunitas rendah (prematuritas, karakteristik adhesi
neutrophil-endhotelial rendah, faktor komplemen kurang, imaturitas
sistem fagositosis )
2. Faktor risiko ekstrinsik
jenis kateter vena sentral

Rosado et al, 2017; Cooley et al , 2009 CDC 2014


Pencegahan CLABSI
• Pemeliharaan stabilitas fisiologis dan pertumbuhan : pencegahan
infeksi dengan hand hygine dan pemeliharaan kateter vena sentral
yang tepat
• Meminimalisir trauma struktural, kaitannya dengan karakteristik
kulit neonatus yang tipis dan permeable  penggunaan skin
barrier dalam dressing kateter vena sentral, teknik aseptik pada
seluruh tindakan invasif
• Pemeliharaan neurodevelopmental competence  meminimalisir
stress, tidak menstimulasi berlebihan
• Pemeliharaan sistem keluarga yang stabil  bonding attachment

Hooven&Pollin, 2014; Hartman et al, 2013


Kasus :
• Bayi laki-laki, 1400 gram, usia 10 hari datang dirujuk dengan
kecurigaan infeksi enterokolitis nekrotikan. Saat datang perut tampak
kembung, nafas spontan namun ada retraksi.
• Bayi dipuasakan dan terpasang jalur infus di tangan kiri sudah sejak 5
hari yang lalu.
• Tindakan apa yang harus dilakukan ?
Kasus

Pilihan jalur intravena

Kateter vena umbilikal ?


Amankan jalan nafas
Ganti infus perifer ?

Hangatkan Konsul pemasangan


longline?

PICC?
Kesimpulan
• Pemberian nutrisi  per oral / intravena perifer / intravena sentral
• Tindakan aseptik dan antiseptik
• Evaluasi rontgen post tindakan
• Pencegahan CLABSI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai