Darah 1 Perb 3
Darah 1 Perb 3
Darah 1
Disusun oleh :
Partner 2B
Nama NIM
Yumna Bunga Faiha 210805018
Evi Puspita Sari 210805033
Netti Melpa Pasaribu 210805072
Leoni Nazareta Ambarita 210805081
Muhammad Fuzan Helmy 210805107
DARAH 1
Disusun oleh :
Partner 2B
Nama NIM
Yumna Bunga Faiha 210805018
Evi Puspita Sari 210805033
Netti Melpa Pasaribu 210805072
Leoni Nazareta Ambarita 210805081
Muhammad Fuzan Helmy 210805107
No Sampel Kadar Hb
1 Bufo sp. 24%
2 Clarias sp. 30%
3 Monopterus albus 41%
4 Cyprinus carpio 29%
5 Oreochromis niloticus 23%
6 Osphronemus goramy 43%
Menurut Melia et al. (2021), peningkatan nilai hematokrit dapat
mengindikasikan terjadinya peningkatan viskositas darah yang disebabkan oleh
adanya gangguan sirkulasi darah. Penurunan nilai hematokrit dapat dijumpai pada
kondisi anemia atau akibat kekurangan sel darah. Penurunan nilai hematokrit
disebabkan oleh kerusakan eritrosit, penurunan produksi eritrosi atau dipengaruhi oleh
jumlah dan ukuran eritrosit. Jumlah sel darah merah berpengaruh langsung pada nilai
hematokrit. Terjadinya perubahan butir darah merah memiliki pola yang sama dengan
kandungan hematokrit. Nilai hematokrit merupakan persentase butir eritrosit dalam
darah sehingga nilai hematokrit berhubungan dengan jumlah eritrosit. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi nilai hematokrit seperti umur, jenis kelamin, status nutrisi,
keadaan hipoksia (kondisi rendahnya oksigen di sel dan jaringan tubuh) keadaan
hidrasi, ukuran eritrosit dan kejadian stress panas
Menurut Robisalmi et al. (2021), semakin rendah jumlah sel darah merah maka
semakin rendah pula kandungan hematokrit dan Hb dalam darah. Salah satu penyebab
tingginya jumlah sel darah merah menandakan ikan dalam keadaan stres sedangkan
rendahnya jumlah sel darah merah menunjukkan ikan mengalami anemia dan
kerusakan organ ginjal. Rendahnya nilai hematokrit terjadi apabila kelompok pisces
terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, maka nilai hematokrit akan menjadi
rendah. Hematokrit ikan bervariasi bergantung kepada faktor nutrisi dan umur ikan.
Benih ikan dengan nutrisi baik mempunyai kadar hematokrit lebih tinggi daripada ikan
dewasa atau anak ikan dengan nutrisi rendah, yaitu nilai hematokrit di bawah 30%
menunjukkan defisiensi sel darah merah.
4.10 Laju Endap Darah
Berdasarkan Tabel 4.10, laju endap darah didapatkan data pada Bufo sp. dalam
waktu 1 jam 40% sel darah, 60% plasma darah, Clarias sp. dalam waktu 1 jam 51%
sel darah, 41% plasma darah, Monopterus albus dalam waktu 1 jam 80% sel darah,
20% plasma darah, Cyprinus carpio dalam waktu 1 jam 90% sel darah, 10% plasma
darah, Oreochromis niloticus dalam waktu 1 jam 80% sel darah, 30% plasma darah,
dan Osphronemus goramy dalam waktu 1 jam 80% sel darah, 30% plasma darah.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
a. Dari hasil perbandingan sel darah merah pada setiap sampel diperoleh
bahwa sel darah merahnya memiliki inti dan bentuk bikonveks, namun
yang membedakannya adalah warna sel yang dipengaruhi oleh kadar Hb
dan ukuran sel pada Malayopython sp. dan Dogania sp. besar, sedangkan
pada Gallus-gallus domesticus dan Columba livia kecil.
b. Jumlah sel darah merah (Eritrosit) dari setiap sampel diperoleh jumlah
eritrosit terbanyak terdapat pada Dogania sp. 1.360 x 104 sel/mm3 dan
paling sedikit pada Malayopython sp. 83 x 104 sel/mm3 , pada Gallus-
gallus domesticus 275 x 104 sel/mm3 , dan Columba livia 120 x 104
sel/mm3.
c. Jumlah sel darah putih (Leukosit) dari setiap sampel jumlah leukosit
terbanyak terdapat pada Gallus-gallus domesticus 5.400 x 50 sel/mm3 ,
dan yang paling sedikit terdapat pada Malayopython sp. 55 x 50
sel/mm3, Dogania sp 1.258 x 50 sel/mm3 , dan Columba livia 110 x 50
sel/mm3.
d. Kadar Hb (hemoglobin) terbanyak terdapat pada spesies Gallus-gallus
domesticus 12,1%, Dogania sp. 10%, Columba livia 8,4% dan spesies
paling kecil kadar Hb nya terdapat pada spesies Malayopythonon sp.
6,7% dimana kadar Hb juga dipengaruhi oleh lingkungan.
e. Pada pengamatan kristal hemin setiap sel pada setiap sampel darah
hewan terdapat kristal hemin yang dihasilkan berwarna kuning.
f. Columba livia memiliki waktu beku darah yang paling lama yaitu selama
28 menit 10 detik, sedangkan waktu beku darah tersingkat terdapat pada
Malayopythonon sp. yaitu 8 menit 30 detik. Pada Gallus-gallus
domesticus 24 menit 45 detik, dan pada Dogania sp. 12 menit 24 detik.
g. Pada penentuan golongan darah dengan menggunkan sistem ABO semua
sampel darah hewan memiliki golongan darah O.
h. Persentase Hematokrit tertinggi terdapat pada Columba livia yaitu
sebesar 23%, sedangkan yang terendah terdapat pada Malayopythonon
sp. dan Gallus-gallus domesticus sebesar 13%.
i. Pada penentuan laju endap darah dalam waktu 1 jam sel darah terbanyak
terdapat pada Malayopythonon sp. sebesar 70% sel darah dan 30%
plasma darah, sedangkan yang sel darah terendah terdapat pada Columba
livia dengan kadar 30% sel darah dan 70% plasma darah.
j. Pada proses hemolisa dan krenasi sel terhadap konsentrasi NaCl
didapatkan bahwa semua sel darah dari sampel mengalami hemolisa atau
pecahnya sel karena konsentrasi pelarut yang tinggi pada konsentrasi
0%, 0,1%, dan 0,3%. Sedangkan pada konsentrasi 0,6%, 0,9%, 1,2% dan
1,5% mengalami krenasi atau pengerutan sel karena kondisi hipertonik.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih memahami prosedur praktikum.
b. Sebaiknya praktikan selanjutnya mengathui bagaimana cara mendapatkan
sampel dengan baik dan benar.
c. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih aktif selama praktikum berlangsung.
d. Sebaiknya praktikan lebih kondusif selama praktikum berlangsung.
e. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan etika selama praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dihomogenkan