Darah 3 PT 5
Darah 3 PT 5
DARAH 3
Disusun Oleh:
Partner 5
Nama NIM
Dian Almirah Putri 220805009
Rafbilla Hurun Ain 220805024
Nikita Aiko Chandra 220805048
Siska Rahmadani Sinambela 220805032
Rafi' Danmeliano Pazsa 220805056
Nurhasanah Manurung 220805058
Tesalonika Tania Hutajulu 220805082
Disusun oleh:
Partner 5
Nama NIM
Dian Almirah Putri 220805009
Rafbilla Hurun Ain 220805024
Nikita Aiko Chandra 220805048
Siska Rahmadani Sinambela 220805032
Rafi' Danmeliano Pazsa 220805056
Nurhasanah Manurung 220805058
Tesalonika Tania Hutajulu 220805082
(Fathiya)
BAB 1
PENDAHULUAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
a. Perbandingan sel darah merah dari beberapa jenis hewan di lihat dari
bentuk, ukuran, dan warna. Pada eritrosit sampel hewan yang digunakan
dalam praktikum ini semua eritrosit sampel tidak mempunyai inti,
berukuran kecil dan berbentuk bikonkaf. Akan tetapi, terdapat perbedaan
warna eritrosit pada beberapa sampel hewan yang digunakan yaitu Homo
sapiens dijumpai eritrosit yang berwarna merah pekat, pada Bos sp.
dijumpai eritrosit warna gelap, pada Rattus norvegicus dijumpai eritrosit
warna pucat, pada Capra aegagrus hircus dijumpai eritrosit warna merah
tetapi tidak sepekat darah Homo sapiens.
b. Pada waktu beku darah didapatkan data bahwa darah Bos sp. merupakan
darah yang paling cepat membeku dibandingkan dengan sampel hewan
lainnya, yaitu sekitar 20 menit. Sedangkan darah Capra aegagrus hircus
mempunyai kemampuan koagulasi yang paling lama, yaitu sekitar 42
menit 50 detik. Waktu beku darah Homo sapiens berdurasi 42 menit 34
detik. Sementara Rattus norvegicus mempunyai waktu beku sekitar 39
menit 23 detik.
c. Penggolongan darah dengan sistem ABO dapat diketahui bahwa saat
dilakukan pengamatan dengan menetukan golongan darah beberapa
sampel dengan sistem ABO, sampel Homo sapiens memiliki golongan
darah AB, sedangkan pada sampel Bos sp., Rattus norvegicus, Capra
aegagrus hircus memiliki golongan darah yang sama yaitu golongna darah
O.
d. Jumlah sel darah merah (eritrosit) yang didapatkan pada sampel Homo
sapiens sejumlah 931 x 104 sel/mm3, pada sampel Rattus norvegicus
sejumlah 385 x 104 sel/mm3, dan pada sampel Capra aegagrus hircus
sejumlah 200 x 104 sel/mm3.
e. Jumlah sel darah putih (leukosit) paling banyak ditemukan pada sampel
sampel Homo sapiens sejumlah 793 x 50 sel/mm3, pada sampel Rattus
norvegicus sejumlah 145 x 50 sel/mm3, dan pada sampel Capra aegagrus
hircus sejumlah 463 x 50 sel/mm3.
f. Pada kadar Hb didapatkan hasil pada sampel Homo sapiens yaitu 10,6%,
pada sampel Bos sp. yaitu 6,4%, pada sampel Rattus norvegicus yaitu
10%, dan pada sampel Capra aegagrus hircus 7,4%.
g. Kristal hemin terlihat pada semua spesies yaitu meliputi Homo sapiens,
Bos sp., Rattus norvegicus, Capra aegagrus hircus mempunyai kristal
hemin yang berbentuk bulatan kristal kuning dalam darahnya.
h. Pada saat melihat hemolisa dan krenasi, dapat disimpulkan bahwa sel
darah Homo sapiens mengalami hemolisa dalam larutan NaCl yang
berkonsentrasi 0-0,3% dan konsentrasi 1,5% sedangkan krenasi dalam
larutan NaCl yang berkonsetrasi 0,6-1,2%. Pada sampel Bos sp. dan
Rattus norvegicus mengalami hemolisa dalam larutan NaCl yang
berkonsetrasi 0-0,3% dan krenasi dalam larutan NaCl yang berkonsetrasi
0,6-1,5%. Dan pada sampel Capra aegagrus hircus mengalami hemolisa
dalam larutan NaCL yang berkonsetrasi 0-0,3% dan 1,2-1,5% sedangkan
krenasi dalam larutan NaC yang berkonsetrasi 0,6-0,9%.
i. Pada hematokrit tidak didapatkan nilai pada Homo sapiens, Bos sp.,
Rattus norvegicus, Capra aegagrus hircus itu dikarenakan kurangnya
sampel darah kurang dan alat microsentrifugge di laboratorium tidak
memadai dikarenakan rusak.
j. Pada laju endap darah, pengendapan sel darah tercepat ditemukan pada
darah Capra aegagrus hircus dimana terdapat 3% plasma darah, 97% sel
darah setelah selang waktu 1 jam didiamkan dalam tabung EDTA.
Sedangkan, pengendapan sel darah yang paling lama ditemukan pada
darah Homo sapiens di mana terdapat 45% plasma darah, 55% sel darah
ditemukan mengendap setelah didiamkan selama satu jam dalam tabung
EDTA.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah:
a. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam melakukan praktikum.
b. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih banyak belajar sebelum proses
praktikum dimulai.
c. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih serius dalam melakukan praktikum.
d. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih aktif dalam berdiskusi dengan
asisten.
e. Sebaiknya praktikan selanjutnya tersenyum saat praktikum.
f. Sebaiknya asisten selanjutnya lebih banyak tersenyum dan selalu ceria.
g. Sebaiknya asisten selanjutnya lebih banyak lagi memberikan materi
kepada praktikannya.
h. Sebaiknya asisten selanjutnya tetap mempertahankan sikap tegasnya
kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Patton KT, Thibodeau GA, Hutton A, 2019. Anatomy & Physicology. USA:
Elsevier.
Page: 27.
Ridwan M, 2017. Mengenal lebih dekat golongan darah O. Yogyakarta : Hikam
Pustaka.
Halaman: 11, 12, 22, 23.
Sa'adah S, 2018. Sistem Peredaran Darah Manusia. Bandung, UIN Sunan
Gunung Jati.
Halaman : 12-13.
Saputro B, Santosa PE, Kurtini T, 2014. Pengaruh pemberian vaksin nd live pada
broiler ttiter antibodi sel darah merah dan sel Darah putih . Jurnal
Peternakan Ilmiah Terpadu, 2(3) :43-48.
Sukarmin M, Iqlima D, 2019. Perbandingan Hasil Pengukuran Laju Endap Darah.
Jurnal Manajemen Kesehatan Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 5(1) :
1-5
Vitriani V, Asni E, Indrayana MT, 2015. Kristal Hemoglobin Pada Bercak Darah
Yang Terpapar Beberapa Deterjen Bubuk Khusus Mesin Cuci
Menggunakan Tes Teichmann Dan Tes Takayama. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, 2(2) : 1-12.
Wingerd B, 2014. The Human Body. Burlington: Jones & Bartlett Learning.
Page: 276-277.
3. Flowsheet
1. Perbandingan Beberapa Sel Darah Dari Beberapa Jenis Hewan
Darah
Dihomogenkan
Hasil
Darah
Dihisap menggunakan pipa kapiler
Ditutup bagian ujung pipa dengan ibu jari dengan ibu jari
dan telunjuk
Tunggu sampai terbentuk benang fibrin lalu patahkan
pipa kapiler
Dicatat waktu beku darah
Hasil
Hasil
4. Menghitung Jumlah Eritrosit
Darah
Dihisap dengan menggunakan pipet eritrosit sampai tanda
angka 0,5 atau 1,0 lalu ujung pipet dibersihkan dengan
tissue
Dihisap larutan pengencer (Hayem) sampai tanda 101
dengan cepat dan tanpa menimbulkan gelembung udara
Dilepaskan pipa penghisap (aspirator)
Dilakukan gerakan mengaduk sampai bagian yang
tercampur hanya bagian yang membesar dari pipet, cairan
pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok dibuang
Hasil
Darah
Hasil
Hasil
Darah
Hasil