Ciri - Ciri Dan Paradigma Administrasi Pembangunan
Ciri - Ciri Dan Paradigma Administrasi Pembangunan
Disusun Oleh :
Faula Zhafirah
22042110
2023
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4
A. Ciri – Ciri Administrasi Pembangunan ......................................................................................... 4
B. Paradigma Pembangunan Administrasi .................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
B. Saran ......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pembangunan memerlukan cara atau pedoman tindakan yang terarah
“bagaimana” meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Suatu perangkat
pedoman untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan strategi-strategi pembangunan
dapat dikatakan sebuah kebijakan (Suharto, 2006:4). Selanjutnya Todaro (dalam
Suharto, 2006:3) mengemukakan bahwa sedikitnya pembangunan harus memiliki tiga
tujuan yang satu sama lain saling terkait yaitu:
a. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barangg
kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan
perlindungan kepada seluruh anggota masyarakat.
b. Menacapai kualitas hidup yang bukan hanaya untuk meningkatkan
kesejahteraan secara material, melainkan juga untuk mewujudkan
kepercayaan diri dan kemandirian bangsa. Aspek ini meliputi
peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan dan
budaya serta nilai kemanusiaan.
c. Memperluas kesempatan ekonomi dan sosial bagi individu dan bangsa
melalui pembebasan dari perbudakan dan ketergantungan pada orang
atau bangsa lain serta pembebasan dari kebodohan dan penderitaan.
Dapat dipahami bahwa proses pembangunan dapat diupayakan kearah yang
positif serta lebih maju dari sebelumnya. Dalam membangun tentunya tidak akan
semudah membalikan telapak tangan. Perlu usaha-usaha secara sadar, pengorbanan
dan proses yang memakan waktu serta harus dilalui dengan kerjasama semua pihak
yang terlibat.
Upaya-upaya sadar yang dikaitkan dengan negara untuk melakukan perbaikan
dikenal dengan administrasi pembangunan. Siagian (2009:5) mendefenisikan
adminstrasi pembangunan yaitu seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu negara
bangsa untuk bertumbuh, berkembang, dan berubah secara sadar dan terencana dalam
semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang bersangkutan dalam
rangka pencapaian tujuan akhirnya.
Mostopadidjaya dalam afiffudin (2010:51) menyatakan bahwa administrasi
pembangunan adalah ilmu dan seni tentang bagaimana pembangunan suatu sistem
administrasi yang mampu menyelenggarakan berbagai fungsi pemerintahan dan
pembangunan secara efektif dan efesien. Dari pengertian administrasi pembangunan
diatas dapat dipahami sangat penting untuk kemajuan suatu negara melalui usaha-
usaha yang dilakukan pemerintah.
5
Administrasi pembangunan mempunyai fungsi dalam perumusan kebijakan
dan program-program pembangunan yang pelaksanaan diilakukan secara efekttif
untuk kesejahteraan rakyat.
Afiffudin (2010:64) fokus analisis administrasi pembangunan adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa dalam rangka pencapaian
tujuan dan cita-cita negara atau bangsa tertentu, termasuk cara-cara ilmiah yang
dipergunakan dalam pemecahan masalah, meghadapi tantangan, memanfaatkan
peluang dan menyingkirkan ancaman. Disiplin ilmu administrasi pembangunan
memiliki cirri-ciri yang membedakan dengan displin Ilmu-ilmu yang lain yaitu :
a. Orientasi administrasi pembangunan lebih mengarah kepada usaha perubahan-
perubahan keadaan yang dianggap lebih baik
b. Administrasi pembangunan melakukan perbaikan dan penyempurnaan
administrasi dikaitkan dengan aspek perkembangan di bidang-bidang lain seperti
ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.
6
kepentingan negara. Kepentingan negara menjadi pertimbangan
pertama dan utama untuk mengatasi segala macam persoalan yang
timbul dimasyarakat. Pasar (dapat berupa rakyat atau masalah-masalah
yang dihadapi oleh masyarakat. Sekarang ini, paradigmanya berubah,
orientasi manajemen pemerintahan diarahkan kepada pasar. Segala
aspirasi masyarakat menjadi lebih penting artinya untuk menjadi bahan
pertimbangan pemerintah.
b. Perubahan paradigma dari orientasi manajemen pemerintahan yang
otoritarian menjadi berorientasi kepada egelitarian dan demokrasi.
c. Perubahan paradigama dari sentralisasi kekuasaan menjadi
desentralisasi kewenangan.
d. Perubahan manajemen pemerintahan yang hanya menekankan pada
batas-batas dan aturan yang berlaku untuk satu negara tertentu,
mengalami perubahan kerah boundryless organization.
e. Perubahan dari paradigma yang mengikuti tatanan birokrasi
Weberian menjadi tatanan birokrasi yang post bureacracy government,
atau perubahan dari manajemen pemerintahan yang mengikuti struktur
fisik (phsical structure) ke tatanan manajemen pemerintahan
berdasarkan pada logical structure. Dengan kata lain, suatu tatanan
administrasi negara yang berorientasi pada paperwork menjadi tatanan
administrasi negara yang paperles.
7
pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan partisipasi dalam
pembangunan.
Perubahan peran administrasi publik akan selalu seiring dengan dinamika
masyarakat dimana sistem administrasi negara itu berada. Frederickson (1983),
efektifitas, rasionalitas dan produktivitas, tetapi yang lebih penting adalah
administrasi negara harus menciptakan keadilan sosial, berdasarkan kebutuhan pada
semua lapisan masyarakat.
Hal ini berarti administrasi negara berusaha untuk merubah kebijakan-
kebijakan maupun struktur-struktur yang secara sistematis merintangi terciptanya
keadilansosial. Administrasi publik memiliki fungsi untuk menjalankan kebijaksanaan
dan program-program kegiatan pemerintahan untuk mecapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam keerangka hirarki kebijaksanaan (Bromley: 1984).
Sehubungan dengan hal ini perkembangan administrasi publik akan sangat
dipengaruhi oleh kondisi perkembangan tuntutan dan aspirasi dan pelayanan
kebutuhan masyarakat yang cenderung selalu dinamis.
Nicholas Henry (1995) telah mengidentifikasi alur perkembangan administrasi publik
sebagai kajian akademik ke dalam lima paradigma. Paradigma pertama adalah
dikhotomi politik administrasi publik, yang antara lain dipelopori oleh Woodrow
Wilson (1887 dengan tulisannya yang berjudul The Study of Administration).
Paradigma kedua adalah prinsip-prinsip administrasi yang berkembang antara tahun
1927-1937.
paradigma ketiga disebut paradigma administrasi publik sebagai ilmu politik.
Paradigma keempat, yang berkembang antara tahun 1956 hingga 1970 memandang
administrasi publik sebagai ilmu administrasi. Dalam konteks ini terdapat
perkembangan untuk menempatkan locus disiplin administrasi publik secara proposial
pada akar keilmuan administrasi dan manajemen yang berkembang sejak Henry Fayol
menulis bukunya yang berjudul Industrial and General Administration (1949).
Paradigma kelima yang berkembang sejak tahun 1970, menempatkan administrasi
publik sebagai disiplin akademik administrasi publik. Dalam hal ini bahwa
administrasi publik telah berkembang sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
Administrasi publik yang berkembang setelah paradigma kelima yang
diidentifikasikan oleh Henry menurut Kristiadi (1997) adalah paradigma administrasi
pembangunan. Hal ini didasarkan pada temuan-temuan hasil kajian kelompok studi
komparatid administrasi (CAG) yang menyebutkan bahwa ”adminsitrasi publik lebih
8
berorientasi untuk mendukung usaha-usaha pembangunan negara-negara yang belum
maju”.
Pada umumnya proses kegiatan ini disebut sebagai administrasi pembangunan.
Sedangkan di negara-negara maju dewasa ini, administrasi publik lebih diarahkan
kepada upaya pencarian bentuk kelembagaan yang tepat, ketatalaksanaan dan aspek
kualitas sumebr daya manusia aparatus yang pada intinya adalah reformasi
administrasi. Setelah perkembangan paradigma administrasi publik sebagai
administrasi pembangunan, menurut Bintoro (1999), paradigma berikutnya adalah
mewirausahakan birokrasi yang dipelopori oleh Osborne, Gaebler (1992) dan
perkembangan yang terakhir adalah penyeleggaraan kepemerintahan/administrasi
publik yang baik (good governance) yang bercirikan kepastian hukum, keterbukaan,
akuntabilitydankonsistensi.
9
4. birokrasi harus mengembangakan keterbukaan dan kebertanggungjawaban.
Senada dengan itu, Moestopadijaja (1998) mengatakan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan ke depan harus didasarkan pada prinsip-prinsip: pemberdayaan,
pelayanan, partisipasi, kemitraan, dan desentralisasi.
10
Pelayanan berarti pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi
dan keberhasilan dalam membangun yang dimanifestasikan antara lain dalam perilaku
melayani, bukan dilayani, mendorong bukan menghambat, mempermudah bukan
mempersulit, sederhana bukan berbelit-belit, terbuka untuk setiap orang bukan hanya
untuk segelintir orang. Dengan demikian makna administrasi publik sebagai wahana
penyelenggaraan pemerintahan negara yang harus melayani publik harus benar-benar
dihayati para penyelenggara pemerintahan negara.
Partisipasi masyarakat harus diikutsertakan dalam proses menghasilkan public
good atau services dengan mengembangkan pola kemitraan dan kebersamaan dan
bukan semata-mata dilayani. Untuk itulah kemampuan masyarakat harus diperkuat
(empowering rather than serving), kepercayaan masyarakat harus meningkat dan
kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi harus ditingkatkan.
Upaya pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha, peningkatan partisipasi
dan kemitraan sangat memerlukan keterbukan birokrasi pemerintah, juga disamping
itu memerlukan langkah-langkah yang tegas dalam mengurangi peraturan dan
prosedur yang menghambat kreativitas dan aktivtas mereka dan memebri kesempatan
kepada masyarakat untuk dapat berperan serta dalam proses penyusunan peraturan
kebijaksanaan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan
saran dari bapak dan teman-teman sangat diperlukan untuk perbaikan makalah
ini kedepannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Cheema, G. Shabbir dan Rondinelli, Dennis A (Ed), 1983. Decentralization and Development
: Policy Implementation in Developing Countries, Sage Publications, London.
Thoha, Miftah, 1991. Beberapa Aspek Kebijaksanaan Birokrasi, Widya Mandala, Jogjakarta.
Zuhro, R Siti, 1998, “Otonomi dan Pemerintahan Daerah di Thailand”. Dalam Laporan
Penelitian : Pemerintahan Lokal dan Otonomi Daerah di Indonesia, Thailand dan
Pakistan, PPW-LIPI, Jakarta.
13