Anda di halaman 1dari 21

KARAKTERISTIK BAGEA DIFORTIFIKASI TEPUNG JANTUNG PISANG DAN

TEPUNG KACANG TANAH (Arachis hypogea) SEBAGAI SNACK BOOSTER


ASI

PROPOSAL PENELITIAN

SRI VIANTI AMBARA


NIM. 651417058

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
DAFTAR ISI

BAB 1............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar belakang......................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................................4
1.4 Manfaat penelitian...............................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
2.1 Bagea....................................................................................................................6
2.2 Tepung Jantung Pisang........................................................................................7
2.3 Tepung Kacang Tanah.........................................................................................9
BAB III........................................................................................................................11
METODE PENELITIAN............................................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................11
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................11
3.3 Rancangan Penelitian.........................................................................................11
3.4 Prosedur Kerja...................................................................................................12
3.4.1 Pembuatan Tepung kacang tanah dan jantung pisang.................................12
3.5 Parameter Pengamatan.......................................................................................14
3.5.1 Kadar Air.....................................................................................................14
3.5.2 Kadar Abu...................................................................................................14
3.5.3 Kadar Lemak...............................................................................................15
3.5.4 Kadar Protein...............................................................................................16
3.5.5 Karbohidrat..................................................................................................16
3.5.6 Energi Total.................................................................................................17
3.5.7 Uji organoleptic...........................................................................................17
(Hidayat dkk, 2013).................................................................................................17
3.5.8 Analisis Data...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan nutrisi yang terbaik dengan terdapatnya
bakteri yang menguntungkan dan zat yang diperlukan pada bayi sebagai pembentuk
microflora khusus dalam system daya tahan tubuh bayi (Wiji, 2013). Menurut World
Health Organitation Asi yang diberikan tanpa tambahan seperti susu formula, air
jeruk, dan air putih. Sebelum mencapai usia enam bulan merupakan pengertian dari
asi eksklusif (Paramita, 2021).
Selama enam bulan pertama ASI merupakan sumber gizi yang terbaik
dikonsumsi untuk bayi. Selain itu dibutuhkan makanan pendamping asi berupa telur,
ikan, daging, dana ayam yang merupakan sumber gizi yang baik untuk bayi namun
Masalah yang ditimbulkan dari ibu menyusui adalah kurangnya produksi asi yang
dibutuhkan oleh bayi sebagai nutrisi tidak maksimal. Sehingga perlu adanya
memperhatikan asupan nutrisi baik buah maupun sayuran. yang berfungsi
melancarkan asi salah satu bahan pangan yang dapat dikonsumsi yaitu kacang tanah
dan jantung pisang. (Tjahjani, 2014).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah golongan kacang-kacangangan yang
memiliki kandungan biji yang berupa vitamin B1, B2, piridoksin, niasin dan
golongan vitamin B lainya. Kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui setelah
pemberian sari kacang tanah, Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah
(43,8%) memiliki kelancaran produksi ASI setelah pemberian sari kacang dalam
kategori lancar. Terdapat 2 mekanisme dalam pembentukan ASI yaitu mekanisme
sintesis dan sekresi.
Sintesis adalah proses pembentukan ASI yang prosesnya sangat dipengaruhi oleh
bahan-bahan pembentuk ASI, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
kacang tanah sangat kaya dengan vitamin dan mineral, sehingga konsumsi kacang
tanah akan mendukung proses penyediaan bahan untuk sintesis ASI. Selain kacang
tanah, jantung pisang juga dapat digunakan sebagai boster asi. (Soetjiningsih, 2008).
Jantung pisang merupakan salah satu bahan pangan yang harganya relative
murah dan mudah ditemukan namun pemanfaatannya masih kurang maksimal.
Jantung pisang memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan berupa mineral,
karbohidrat, protein dan lemak. Menurut Novitasari, dkk (2013) kandungan jantung
pisang yang berupa laktagogum dapat menstimulasi hormon proklatin dan oksitosin.
seperti steroid flavonoid, alkaloid, dan polifenol, yang dapat meningkatkan produksi
asi (Wahyuni, Sumiati, & Nurliani, 2013).
Berdasarkan penelitian Ariantya (2016), pengolahan jantung pisang pada produk
cookies dengan penggunaan pati aren dan tepung terigu. Sedangkan, pada penelitian
ini, jantung pisang diolah menjadi tepung jantung pisang dan kemudian formulasi
dengan kacang tanah dalam pembuatan kukis bagea.
Kue bagea merupakan makanan tradisioanal yang berasal dari Gorontalo.
Dimana proses pembuatannya sangat mudah dimana bahan utama yang digunakan
terbuat dari pati sehingga kandungan gizi yang terdapat pada kue ini sebagian besar
mengandung karbohidrat. Kue bagea memiliki peminat yang sangat banyak baik dari
kalangan anak – anak sampai orang dewasa karena memiliki rasa yang manis.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “
Formulasi Bagea Dengan Penambahan Jantung Pisang Dan Kancang Tanah Sebagai
snack pelancar asi”

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana pengaruh formulasi tepung jantung pisang dan tepung kacang
tanah terhadap karakteristik organoleptik kue bagea?
2. Bagaimana pengaruh formulasi tepung jantung pisang dan tepung kacang
tanah terhadap karakteristik kimia kue bagea?
1.3 Tujuan penelitian
1. untuk mengetahui pengaruh formulasi tepung jantung pisang dan tepung
kacang tanah terhadap karakteristik organoleptik kue bagea?
2. Untuk mengetahui pengaruh formulasi tepung jantung pisang dan tepung
kacang tanah terhadap karakteristik kimia kue bagea
1.4 Manfaat penelitian
1. Sebagai media informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tepung
kacang tanah dan tepung jantung pisang sebagai bahan pembuatan kue bagea
2. Memberikan informasi tentang nilai kimia dan daya terima produk bagea
tepung kacang tanah dan tepung jantung pisang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bagea
Kukis bagea merupakan makanan tradisional yang berasal dari Gorontalo
dimana kue ini banyak disukai oleh masyarakat baik dari kalangan anak-anak sampai
orang dewasa. Proses pembuatan kue bagea juga sangat mudah sehingga kue ini
banyak di jumpai dipasaran. Selain itu kue bagea sangat murah karena, bahan dasar
yang digunakan hanya berupa tepung sagu sehingga, memiliki rasa yang manis dan
tektur yang renyah hampir serupa dengan biskuit (Santosa, 2010).

2.1 Gambar kue bagea (Bunta, 2013).

Sagu (Metroxylon sp) merupakan salah satu bahan pangan yang dapat
dijadikan sebagai tepung dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai bahan olahan
salah satunya menjadi kue bagea. Sagu memiliki kandungan karbohidrat (kalori) yang
memadai sehingga dijadikan makan pokok dibeberapa daerah seperti di papua,
Maluku, Sulawesi tenggara , Sulawesi tengah, dan Sulawesi selatan. Sagu juga dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan pangan yang berpotensi mangatasi kerawanan
pangan yang terjadi dimasa yang akan mendatang. (Hayati et all., 2014)
2.2 Tepung Jantung Pisang
Jantung pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang proses menfaatan
dan pengolahannya masi kurang maksimal jika dibandingkan dengan bagian pisang
lainnya seperti buahnya. dalam jantung pisang memiliki kandungan serat, protein dan
pati yang cukup tinggi. Jantung pisang mempunyai kandungan laktagogum memiliki
potensi dalam menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin seperti flavonoid,
polifenol, steroid dan alkaloit. dan substansi lainnya paling efektif dalam
meningkatkan dan memperlancar produksi ASI (Triastuti dkk 2018).

2.1 Gambar Jantung pisang


(Musa paradisiaca) (Sumber : www.sitkes.com)

Tabel 1. Komposisi pangan indonesia dalam 100 g jantung pisang


Zat Gizi Kadar
Air 90, 2 g
Energi 32 kal
Protein 1.2 g
Lemak 0.3 g
Karbohidrat 7. 1 g
Serat 3. 2 g
Kalsium 30 mg
Fosfor 50 mg
Besi 0,1 mg
Natrium 3 mg
Kalium 524 mg
(Kementerian Kesehatan 2018)
Menurut Novitasari, dkk (2013) Kandungan serat yang terdapat pada jantung
pisang cukup tinggi yang berfungsi dapat memperlancar pencernaaan serta mengikat
lemak dan kolesterol untuk dibuang bersama kotoran. Jantung pisang juga dapat
mencegah penyakit jantung dan stroke karena dapat memperlancar sirkulasi darah
dan bersifat antikoagulan (mencegah penggumpalan darah) jantung pisang memiliki
beberapa bagian yang bermanfaat diantaranya, bunga pisang yang dapat diolah
menjadi berbagai macam makanan. Selain itu, rasa yang lezat manis dan lembut
dihasilkan dari jantung pisang sehingga jantung pisang cocok dioalah menjadi
makanan. Selain itu jantung pisang memiliki banyak nutrisi berdasarkan
Bioteknologi, 100 gram jantung pisang memiliki kaya akan nutrisi. Selain itu,
flavonoid pada jantung pisang yang cukup tinggi juga memiliki kandungan
laktogogum yang melancarkan produksi ASI (Sheng 2010).
Manfaat jantung pisang sangat penting untuk melancarkan ASI, Hal ini
tersebut sesuai dengan penelitian Wahyuningsih (2020), yang memberikan 14 kapsul
ekstrak jantung pisang, pada kelompok responden. Dengan mengkonsumsi 2 kapsul
dalam 1 minggu pada malam hari, diawali hari ke 5 hingga hari ke 12 setelah
persalinan. Sedangkan, untuk kelompok kontrol tidak di bagikan konsumsi makanan
ekstrak jantung pisang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan, durasi menyusui kelompok interfensi
rata-rata cukup lama dibandingkan kontrol. kelompok intervensi adalah 235,300
menit diperoleh kelompok intervensi. Dan 182.300 menit oleh kelompok kontrol.
Sehingga dapat disimpulkan peningkatan produksi asi dan frekuensi sebabkan adanya
konsumsi ekstrak jantung pisang (Wahyuningsih 2017).
2.2.1Distribusi frekuensi produksi ASI pada ibu masa nifas sebelum dan sesudah
konsumsi jantung pisang (kelompok intervensi)

Produksi ASI Frekuensi (%)


Tidak Lancar 10 100%
Lancar 0 0,0%
Posttest
Tidak Lancar 1 10%
lancar 9 90%

2.3 Tepung Kacang Tanah


kacang tanah merupakan salah satu pangan lokal yang banyak dijumpai diwilayah
Indonesia dan sering dijadikan berbagai macam olahan yang biasanya dikonsumsi oleh
mansyarakat. Kacang tanah memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun, kacang tanah
selama kurun waktu lima tahun terakhir (2008-2012) terus mengalami penurunan.
Kacang tanah memiliki banyak kandungan gizi berupa protein dan lemak.direktorat
(budidaya aneka kacang tanah dan umbi 2018-2012)
2.3 Gambar kacang tanah (Anonim, 2010)

Tabel 2 Komposisi kimia kacang tanah ( per 100 gram bahan kering)
KOMPOSISI JUMLAH
Kadar air 4,0
Protein 25,3
Lemak 42,8
Karbohidrat 21,1
Fosfor 335,0
Kalori (kal) 425,0
Departemen Kesehatan RI (1996)

Untuk meningkatkan hasil kacang tanah banyak dilakukan, namun masih


mengalami berbagai masalah sehingga hasil yang didapat masi rendah. Oleh karena
itu di perlukan penggunaan teknologi budidaya kacang tanah yang handal sehingga
kebutuhan kacang tanah dapat terpenuhi dengan kualitas hasil yang terjamin (Afa
Laode, 1998).
Kacang tanah juga sebagai pewarna alami, penambah cita rasa dan aroma, serta
penambah nilai gizi. Kacang tanah memiliki beberapa kandungan gizi yaitu,
karbohidrat 23.60 g, energi 559.00 kal, protein 26.90 g, lemak 44.20 g, dan serat
74.00 mg (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981) yang membantu memenuhi kebutuhan
ibu menyusui.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan yaitu dari bulan september
sampai dengan oktober 2022, di Laboratorium Pengolahan Jurusan Ilmu Dan
Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Panci, wadah,talenan, pisau, grinder, oven pemanggang, sendok, ayakan, dan
kemasan
B. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
terigu, tepung sagu, tepung jantung pisang, kacang tanah, margarin, gula
halus, kuning telur, dan santan
3.3 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
Quasy Eksperimen dengan rancangan Two Group Pretest and Postest Design. Metode
penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia kue Sukade. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakuan yang
diberikan adalah formulasi tepung terigu, tepung jantung pisang, dan tepung kacang
tanah yang meliputi P0 (100 % : 0% : 0 %), P1 (50 % : 30 % : 20% ), P2 (50% :
25% : 25%), dan P3 (50% : 20% : 30%). Pada penelitian ini akan dilakukan
pengulangan sampel sebanyak 3 kali sebagai validasi dalam hasil penelitian. Berikut
merupakan tabel rancangan penelitian:
Tabel 3. Rancangan Penelitian
Perlakuan T.Sagu T. Kacang tanah T. Jantung pisang
P0 100% 0% 0%
P1 100% 30% 20%
P2 100% 25% 25%
P3 100% 20% 30%

Tabel 4. Bahan Pembuatan kue bagea (Nopriani Rahman,2021)


Perlakuan
No. Bahan Baku P0 P1 P2 P3
1. Tepung Sagu (g) 300 300 300 300
2. Tepung kacang tanah (g) 0 60 75 90
3. Tepung jantung pisang (g) 0 90 75 60
4. Tepung Terigu (g) 100 100 100 100
5. Gula halus (g) 140 140 140 140
6. Margarin (g) 125 125 125 125
7. Kuning telur (btr) 1 1 1 1
8. Santan (ml) 50 50 50 50

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Pembuatan Tepung kacang tanah dan jantung pisang
Pembuatan tepung jantung pisang dan tepung kacang tanah pada penelitian ini
mengacu pada Riyana Nur Intan (2018) sebagai berikut :
Proses pembuatan diawali dengan mencuci, mensortir hingga bersih kemudian
diblancing. kemudian dipotong kecil lalu dihaluskan dengan cara di grinder, Setelah
itu dilakukan pengeringan, dimana untuk jantung pisang di keringkan menggunakan
sinar matahari sampai kering dan pada kacang tanah disangrai. Kemudian dilanjutkan
dengan menggiling kedua bahan masing-masing sampai halus Kemudian bahan yang
telah digiling, diayak menggunakan ayakan 100mesh. Selanjutnya dilakukan
penyampuran bahan sesuai perlakuan yaitu P0 ( 0% : 0 %), P1 (30 % : 20% ), P2
(25% : 25%), dan P3 (20% : 30%). Kemudian ditambahkan bahan lainya. Selanjutnya
pengkalisan adonan lalu Adonan dicetak dan di panggang pada suhu 100 oC selama
30 menit.
Diagram alir proses pembuatan bagea disajikan pada Gambar 3.

Bahan di sortir, dibersihkan dan di blancing


pada suhu 80ºC

Pengeringan Bahan

Sesuai perlakuan: Penggilingan Bahan di ayak (80mesh)


P0 - 100:0:0
P1 - 50:30:20
Pencampuran bahan
P2 - 50:25:25
P3 - 50:20:30
Adonan dicetak

Setelah dicetak, Dipanggang pada suhu 100ºC

Bagea fortifikasi tepung jantung


pisang dan tepung kacang tanah

(Nopriani Rahman,2021)
Gambar 3. Diagram alir pembuatan cookies bagea

3.5 Parameter Pengamatan


Parameter pengamatan pada pengujian snack booster dalam penelitian terdiri
dari pengujian fisik : waktu rehidrasi dan densitas kamba, serta pengujian kimia :
kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat.

3.5.1 Kadar Air


Sebanyak 2-5 sampel serbuk kering dimasukkan ke dalam cawan
alumunium yang telah diketahui bobotnya. Cawan yang berisi contoh kemudian
dikeringkan pada oven suhu 105oC selama 3 jam, setelah itu cawan didinginkan
dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot tetap
(SNI 01-2891-1992). Perhitungan :
w 1−w 2
Kadar Air = x 100 %
w1

Keterangan :
w1 : Bobot sampel awal (g)
w2 : Bobot sampel akhir setelah dikeringkan (g)

3.5.2 Kadar Abu


Sebanyak 2-3 g contoh dimasukkan ke dalam sebuah cawan porselin
yang telah diketahui bobotnya. Untuk sampel bentuk cairan, contoh diuapkan
diatas penangas air sampai kering. Cawan yang berisi sampel selanjutnya
diarangkan diatas nyala pembakar, lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu
maksimum 550oC sampai pengabuan sempurna (sesekali pintu tanur dibuka sedikit
agar oksigen bisa masuk). Kemudian cawan didinginkan dalam desikator dan
ditimbang (SNI 01-2891-1992). Perhitungan :
w 1−w 2
Kadar Abu= x 100 %
w

Keterangan :
w : Bobot contoh sebelum diabukan (g)
w1 : Bobot contoh + cawan sesudah diabukan (g)
w2 : Bobot cawan kosong (g)

3.5.3 Kadar Lemak


Analisis pengujian lemak dengan alat Soxhlet. Timbang seksama 1-2 gr contoh,
masukkan kedalam selongsong kertas yang dialasi dengan kapas. Sumbat selongsong
kertas berisi contoh tersebut dengan kapas, keringkan dalam oven pada suhu tidak
lebih dari 80oC selama lebih kurang 1 jam, kemudian masukkan kedalam alat soxhlet
yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan
dan telah diketahui bobotnya. Ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya
selama lebih kurang 6 jam. Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam
oven pengering pada suhu 105oC . Dinginkan dan timbang (SNI-01-2891-1992).
Ulangi pengeringan ini hingga bobot tetap.

w−w 1
Lemak (%)= x 100 %
w2

Keterangan:
w = bobot contoh, dalam gram
w1 = bobot lemak sebelum ekstraksi, dalam gram

w2 = bobot labu lemak sesudah ekstraksi


3.5.4 Kadar Protein
Analisis kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl mikro. Timbang
seksama 0,51 gr cuplikan , masukkan kedalam labu kjeldahl 100 ml. Tambahkan 2 gr
campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat. Panaskan diatas pemanas listrik atau api
pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan (sekitar 2
jam).
Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan kedalam labu ukur 100 ml,
tepatkan sampai tanda garis. Pipet 5 ml larutan dan masukkan kedalam alat
penyuling, tambahkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tetes indikator PP. Sulingkan
selama lebih 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2%
yang telah dicampur indikator. Bilasi ujung pendingin dengan air suling. Titrasi
dengan larutan HCL 0,01 N. Kerjakan penetapan blanko (SNI 01-2891-1992).

Perhitungan :

( v 1−v 2 ) x N x 0,014 x f . k x fp
kadar protein(%)=
w
Keterangan :
w = bobot cuplikan
v1 = volume HCL 0,01 N yang digunakan penitaran contoh
v2 = volume HCL yang digunakan penitaran contoh
N = normalitas HCL
fk = faktor konversi (6,25)
fp = faktor pengenceran

3.5.5 Karbohidrat
Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan
dari 100 % dengan kadar air, kadar protein dan kadar lemak, sehingga kadar
karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. Analisis karbohidrat dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Kadar karbohidrat = 100% - (kadar air+kadar abu+lemak+protein)

3.5.6 Energi Total


Perhitungan energi total menggunakan rumus perhitungan total kalori yang
mengacu pada Seftiono dkk., (2019), dengan rumus perhitungan sebagai berikut.

Total Kalori = (4 x KP) + (4 x KK) + (9 x KL)

Keterangan :

KP = kadar protein

KK = kadar karbohidrat

KL = kadar lemak

3.5.7 Uji organoleptic


Pengujian terhadap sifat organoleptik meliputi rasa, aroma, warna dan tekstur.
Dengan panelis terlatih sebanyak 30 orang dan skala 1-7. Penilaian rasa, warna,
aroma, dan tekstur dilakukan dengan kimchi disajikan dalam wadah.
1= Sangat Tidak Suka
2= Tidak Suka
3= Agak Tidak Suka
4= Netral
5= Agak Suka
6= Suka
7= Sangat Suka
(Hidayat dkk, 2013).
3.5.8 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2
faktor yaitu penggunaan konsentrasi larutan garam (2% dan 4%) serta lama
fermentasi (2 hari dan 6 hari). Data dianalisis dengan uji statistic Analisis of Variance
(ANOVA). Bila terdapat uji nyata (P–value < 0,05) pada setiap perlakuan, maka akan
dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1989. Kacang Tanah. Kanisius. Girisonta. 84 Hal.


Adisarwanto, A. A., Rahmianna, Dan Suhartina. 1993. Budidaya Kacang
Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, Malang
Anggriana, R. S., & Paramita, R. A. S. (2020). Analisis Pengaruh Bi Rate,
Kurs, Inflasi, Harga Minyak, Dan Harga Emas Dunia Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2016-2019. Jurnal Ilmu
Manajemen, 8(3), 1085–1098.
Aspiatun. 2004. Mutu Dan Daya Terima Nugget Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Dengan Penambahan Jantung Pisang. Departemen Gizi
Masyarakat Dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Auvain Dan Young. 2006. Formulasi Tepung Komposit Campuran Tepung
Talas, Kacang Hijau Dan Pisang Dalam Pembuatan Brownies
Panggang. Blackwell Publishing. Oxford.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Ri. 1979. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bharata. Jakarta.
F. S. Ariantya, “Kualitas Cookies Dengan Kombinasi Tepung Terigu, Pati
Batang Aren (Arenga Pinnata) Dan Tepung Jantung Pisang (Musa
Paradisiaca),” Thesis, Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta, 2016.
Florentia, Sa., Sinung, Fp And Ekawati, Lmp. 2016. Quality Of Cookies With
Combination Of Wheat Flour, Sugar Palm Starch (Arenga Pinnata)
And Banana Blossom Powder (Musa Paradisiaca). Universitas
Atmajaya Yogyakarta. Yogyakarta
Hayati, E.N. (2014). Supply Chain Management (Scm) Dan Logistic
Management. Jurnal Dinamika Teknik, 8, 25-34
Ilhami, M.F. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif
Dengan Tindakan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kartasura.
Diakses 19 Februari 2016,
Kurniasih, A. 2016. Daya Patah Dan Daya Terima Flakes Jagung Yang
Disubstitusi Dengan Tepung Jantung Pisang. Program Studi Ilmu
Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Lestari, D. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu
Dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Kelurahan
Fajar Bulan. Diakses 19 Februari 2016,
Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Musita, N. 2014. Pemanfaatan Tepung Pisang Batu Pada Pembuatan Kue
Brownies. Balai Riset Dan Standarisasi Industri Bandar Lampung.
Lampung
Novitasari A, Afin Am.S, Apriliani Lw. Dewi P, Erlyn H, Nurul Da. 2013.
“Inovasi Dari Jantung Pisang (Musa Spp.).” Jurnal Kesmadaska 96–
99.
Oekoteknologi, 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah
Terhadap Bahan Organik Tthitonia Disersifolia Dan Pupuk Sp-36.
Jurnal Online, Vol 1 No 3. Juni 2013.
Panji, R. 2012. Sejuta Manfaat Jantung Pisang. Pt Rineka Cipta. Jakarta.
Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan Asi Eksklusif Buku Saku Bidan.
Jakarta: Egc.
Santoso, S. (2010). Mastering Spss 18. Jakarta: Pt Elex Media Komputind
Sheng Zw, Et. Al. 2010. “Investigation Of Dietary Fiber, Protein, Vitamin E
And Other Nutritional Compounds Of Banana Flower Of Two
Cultivars Grown In China. African Journal Of Biotechnology.”
African Journal Of Biotechnology 9(25):3888–95.
Tjahjaningsih, E., & Soleha, E. (Manajemen Pemasaran: Tinjauan Teoritis
Serta Riset Pemasaran Edisi Pertama). 2015. Semarang: Universitas
Stikubank Semarang
Tjahjaningsih, E., & Soleha, E. (Manajemen Pemasaran: Tinjauan Teoritis
Serta Riset Pemasaran Edisi Pertama). 2015. Semarang: Universitas
Stikubank Semarang
Wahyuningsih D, Et. Al. 2017. “Effect Of Musa Balbisiana Colla Extract On
Breast Milk Production In Breastfeeding Mothers.” Belitung Nursing
Journal 3(3)
Wahyuningsih, D. (2013). Dukungan Suami Dalam Pemberian Asi Eksklusif.
Jurnal Keperawatan Maternitas, 1(2).
Widiyanto, S., Aviyanti, D., & Tyas, Merry. (2012). Hubungan Pendidikan
Dan Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Sikap Terhadap
Pemberian Asi Eksklusif. Semarang. Diakses 6 April 2015,
Wiji, R.N. (2013). Asi Dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha
Medika
Wowor,M.Dkk.(2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pemberian
Asi Eksklusif Pada Ibu Menyusui Dipuskesmas Bahu Kota Manado.
Ejurnal, Vol.1, No,1.
Yuni, E., Sumiati, S., & Nurliani, N. (2013). Pengaruh Konsumsi Jantung
Pisang Batu Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah
Puskesmas Srikuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu
Tengah Tahun 2012. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15(4 Okt)

Anda mungkin juga menyukai