Anda di halaman 1dari 4

Raja Perdana Eka Putra

211010429

Hukum Perusahaan

1. Ruang Lingkup Hukum Perusahaan

Dalam perkembangannya definisi perusahaan dapat dilihat pada :

1. Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang wajib daftar perusahaan yang mana
pasal 1B menjelaskan perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang sifatnya
tetap secara terus menerus dan didirikan bekerja yang ada di wilayah Indonesia
dengan tujuan menghasilkan keuntungan.
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang dokumen perusahaan yang mana
pada pasal 1 nomor 2 menjelaskan bahwa perusahaan adalah bentuk usaha yang
kegiatannya dilakukan dengan tetap dan terus-menerus untuk memperoleh laba
atau keuntungan yang dijalankan oleh perorangan ataupun badan usaha dan yang
berbadan hukum ataupun bukan badan hukum.

Dalam perusahaan pastinya terdapat hukum perusahaan. Hukum


perusahaan merupakan keseluruhan pedoman hukum yang mengatur seluruh
aspek kegiatan perusahaan baik dari aspek pendirian perusahaan, proses
bekerjanya dan operasinya hingga selesainya.1 Selain itu sumber hukum
perusahaan yaitu pihak yang menciptakan aturan hukum perusahaan seperti
badan legislatif menciptakan undang-undang, pihak yang membuat perjanjian
dan juga membuat kontrak, hakim juga menciptakan yurisprudensi, dan pelaku
usaha yang membuat konvensi pada usahanya. Jadi, hukum perusahaan itu terdiri

1
Aikin, HZ, SH, S., Suhartana, LWP, & SH, M. (2016). Pengantar Hukum
Perusahaan . Kencana.
atas pedoman atau ketentuan dalam undang-undangan, kontrak, yurisprudensi,
dan kebiasaan (konvensi) yang menjadi focus pada bisnis.2

2. GOODWILL

Goodwill merupakan peningkatan mengenai laporan ataupun buku


keuangan atas laporan aset tak berwujud, yang apabila dibandingkan pada
seluruh aset dalam perusahaan saat ini menunjukan persentase yang tinggi.
Adanya Peningkatan goodwill pada perusahaan dapat dilihat bahwa goodwill
sangat penting adanya sehingga pemahaman dibutuhkan tentang andalnya nilai
goodwill dan perlu standar akuntansi untuk goodwill yang memenuhi, hingga
bermanfaat pada pengambilan keputusan ekonomi.
Nilai goodwill berasal dari hal-hal yang tidak berwujud seperti lokasi,
posisi pasar yang unggul atau keterampilan dan pembelajaran
manajemen. Goodwill adalah perbedaan antara harga beli perusahaan dan nilai
wajar asetnya. Sifat sisa goodwill membuat pengukuran kontribusinya terhadap
kinerja menjadi sulit. Dua pertanyaan mengalir dari sini. Yang pertama adalah
apakah kontribusi goodwill itu terukur. Pertanyaan kedua adalah apakah
kontribusi goodwill bervariasi dari industri ke industri. Salah satu cara untuk
mengukur kontribusi adalah pengembalian aset.3
Faktor yang dapat mempengaruhi adanya kerugian dalam penurunan nilai
goodwill yaitu faktor insentif pelaporan, kinerja keuangan perusahaan dan
kualitas auditor. Selain itu hasil penelitian Nuryani dan Ilham (2014) yang mana
perubahan penjualan memiliki pengaruh negatif pada kecenderungan perusahaan
untuk melaporkan rugi pada penurunan nilai goodwill. menunjukkan bahwa

2
Adalah, MS (2022). Hukum Perusahaan di Indonesia . Media Prana.
3
Vance, D. E. (2010). Return on goodwill. Journal of Applied Business Research
(JABR), 26(2).
perubahan penjualan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan perusahaan
untuk melaporkan kerugian penurunan nilai goodwill.4
Contoh goodwill yaitu nilai pada perusahaan bisa dilihat pada nilai ekuitas
pada pasar dengan mencatat biaya pengeluaran nilai pada pasar ekuitas, maka
dari itu nilai goodwill diperoleh dari pengurangan biaya pengeluaran nilai pasar
5
pada aktiva perusahaan.
Analisis yang dilakukan terhadap sumber menunjukkan bahwa dalam
praktiknya penghapusan goodwill dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
informasi yang diberikan dalam laporan keuangan adalah terbatas. Analisis
empiris menunjukkan bahwa meskipun standar akuntansi yang dianalisis
menunjukkan saran dan rekomendasi mengenai keadaan yang harus
diperhitungkan sebelum menentukan penurunan nilai goodwill, tetap saja, bagian
utama dari keputusan untuk penghapusan goodwill ditentukan oleh kepentingan
egois eksekutif dan manipulasi dengan informasi akuntan.6

3. Dokumen Perusahaan
Memiliki dasar hukum yaitu UU RI Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan dan pasal 6-12 KUHD. Dokumen perusahaan merupakan catatan,
data atau keterangan yang telah dibuat dan diterima oleh perusahaan dalam
kegiatan perusahaan dari bentuk tertulis maupun dalam bentuk apapun yang
dapat dibaca, dilihat dan didengar.
Macam-macam dokumen perusahaan sesuai pasal 2-7 UUDP yaitu :
1. Dokumen keuangan

4
Nuryani, N., & Samsudiono, I. (2014). Laporan Kerugian Penurunan Nilai Goodwill Serta
Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol , 2 (3).
5
Napitupulu, D. (2014). Perburuan niat baik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia , 1 (1), 26-37.
6
Šapkauskienė, A., & Leitonienė, Š. (2014). The analysis of factors influencing the write-off
of goodwill. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 156, 643-647.
Dokumen keuangan terbagi menjadi bukti pembukuan, catatan keuangan dan
data adminstrasi keuangan lainnya.

2. Dokumen lainnya
Dokumen ini terbagi menjadi data maupun tulisan isinya keterangan yang
bernilai bagi perusahaan walaupun tidak berhubungan dengan keuangan.
Contohnya hasil dari rapat pemegang saham, nomor pokok wajib pajak, akta
pendirian perusahaan dan lainnya.

Fungsi dari dokumen perusahaan adalah sebagai alat bukti dari perusahaan.
Setiap perusahaan wajib membuat catatan atau data berdasarkan apa yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Data tersebut berupa neraca keuangan, perhitungan
laba rugi, jurnal ataupun tulisan yang berhubungan dengan perusahaan.
Dokumen perusahaan dapat diubah menjadi microfilm atau media lain sebagai
tempat penyimpanan informasi yang tidak menggunakan kertas misalnya CD.
Perusahaan juga wajib menyimpan dokumen asli dan juga wajib untuk
dilegalisasikan.
Pemusnahan dari dokumen perusahaan dilaksanakan berdasarkan pemimpin pada
perusahaan yang dilakukan sesuai dengan bentuk dan nilai dari dokumen. Tujuan
diwajibkannya membuat dokumen perusahaan agar dapat mengetahui kondisi
perusahaan hak, kewajiban, modal, kekayaan dan hutang untuk melindungi dan
sebagai kepentingan perusahaan, pemerintah maupun pihak ketiga.7

7
Handri Raharjo, SH (2012). Hukum Perusahaan . MediaPressindo.

Anda mungkin juga menyukai