CRITICAL BOOK
REVIEW
Oleh :
elompok H
K
KELOMPOK H
Aqilah Ramadhani Parinduri
febrina Panggabean
Harry Mustary Purba
Maulana Ikhwan
SISTEM DALAM
TUBUH MANUSIA
01
LATAR BELAKANG
Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang kompleks
dan berlapis-lapis dalam menghadapi invasi patogen yang masuk seperti bakteri,
jamur, virus dan parasit. Beberapa upaya tubuh untuk melawan patogen tersebut
ialah dengan adanya respon imun spesifik dan non-spesifik. Imunitas non-spesifik
,seperti fagosit, sel NK dan sistem komplemen, selalu ada pada individu yang sehat
dan akan dengan cepat mengeliminasi mikroba yang masuk ke jaringan pada 12 jam
pertama infeksi. Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing dan memiliki
memori untuk mengatasi pajanan ulang dengan cepat.
02
A. SISTEM IMUN (KEKEBALAN TUBUH)
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk melindungi dirinya sendiri dengan melawan atau
menghilangkan penyerang asing yang berpotensi membahayakan (misalnya bakteri dan virus)
atau sel abnormal (misalnya sel kanker). Garis pertahanan pertama terhadap penjajah asing
adalah penghalang epitel yang mengelilingi permukaan luar tubuh (kulit) dan melapisi rongga
tubuh (seperti saluran pencernaan dan paru-paru) yang bersentuhan dengan lingkungan luar.
Penghalang epitel ini bukan bagian dari sistem kekebalan. Kita akan membahas peran mereka
dalam mekanisme pertahanan tubuh secara keseluruhan setelah memeriksa sistem kekebalan
tubuh secara rinci. kegiatan berikut ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh, suatu sistem
pertahanan internal yang memainkan peran kunci dalam mengenali dan menghancurkan atau
menetralisir hal-hal yang bukan “diri normal”:
03
Antibodi mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik, satu di ujung setiap lengan.
Fragmen pengikat antigen (Fab) ini unik untuk setiap antibodi, sehingga setiap antibodi hanya
dapat berinteraksi dengan antigen yang secara spesifik cocok dengan antibodi tersebut, seperti
gembok dan kunci. Variasi yang luar biasa dalam fragmen pengikat antigen dari berbagai
antibodi menyebabkan banyaknya antibodi unik yang dapat berikatan secara spesifik hanya
dengan satu dari jutaan antigen yang berbeda.
06
D. DIMEDIASI SEL KEKEBALAN
Sama pentingnya dengan limfosit B dan produk antibodinya dalam pertahanan spesifik
terhadap serangan bakteri dan benda asing lainnya, limfosit B hanya mewakili setengah dari
sistem imun spesifik tubuh pertahanan. Limfosit T sama pentingnya dalam pertahanan
terhadap sebagian besar infeksi virus dan juga memainkan peran penting dalam pengaturan
mekanisme kekebalan.Tiga jenis sel T adalah sel T sitotoksik, pembantu, dan pengatur
07
E. PENYAKIT KEKEBALAN TUBUH
Fungsi sistem imun yang tidak normal dapat menyebabkan penyakit imun melalui dua cara
umum: penyakit imunodefisiensi (respon imun yang terlalu sedikit) dan serangan imun yang
tidak tepat (respon imun yang terlalu banyak atau salah sasaran). Penyakit imunodefisiensi
disebabkan oleh respon imun yang tidak mencukupi.Clinical No Penyakit imunodefisiensi
terjadi ketika kekebalan tubuh melemah sistem gagal merespons secara memadai terhadap
invasi asing. Kondisi ini mungkin bersifat kongenital (hadir saat lahir) atau didapat (bukan
keturunan), dan mungkin melibatkan penurunan imunitas yang diperantarai antibodi atau
diperantarai sel, atau keduanya.Alergi adalah serangan kekebalan tubuh yang tidak tepat
terhadap zat-zat lingkungan yang tidak berbahaya.
08
F. PERTAHANAN EKSTERNAL
Pertahanan tubuh terhadap mikroba asing tidak terbatas pada mekanisme imun yang rumit dan
saling terkait yang menghancurkan mikroorganisme yang telah menyerang tubuh. Selain sistem
pertahanan imun internal, tubuh dilengkapi dengan mekanisme pertahanan eksternal yang
dirancang untuk mencegah penetrasi mikroba di mana pun jaringan tubuh terpapar lingkungan
eksternal. Seluruh permukaan epitel kita, yaitu kulit dan lapisan saluran pencernaan, saluran
urogenital (saluran kemih dan reproduksi), serta saluran pernapasan dan paru-paru, dilindungi
oleh peptida antimikroba yang disebut defensin. Sel-sel epitel pada permukaan ini
mengeluarkan defensin ketika diserang oleh mikroba patogen, sehingga membunuh calon
penyerang dengan mengganggu membrannya.
Pertahanan eksternal yang paling nyata adalah kulit,atau integumen, yang menutupi bagian luar
body (integere artinya “menutupi”).
Kulit terdiri dari epidermis pelindung luar dan dermis jaringan ikat bagian dalam.
09
Sel Kekebalan Lain pada Kulit Dua sel epidermis lainnya, jenis sel juga berperan dalam
kekebalan. Sel Langerhans, yang bermigrasi ke kulit dari sumsum tulang, merupakan sel
dendritik yang berfungsi sebagai sel penyaji antigen. Dengan demikian, kulit tidak hanya
merupakan penghalang mekanis tetapi sebenarnya memperingatkan limfosit jika penghalang
tersebut dilanggar oleh mikroorganisme yang menyerang. Sel Langerhans mengirimkan antigen
ke sel T pembantu, memfasilitasi respons mereka terhadap antigen yang berhubungan dengan
kulit. Sebaliknya, sel Granstein bertindak sebagai "rem" pada respon imun yang diaktifkan oleh
kulit. Mereka adalah sel penyaji antigen pada Treg yang berhubungan dengan kulit sehingga
memberikan efek penekan kekebalan. Secara signifikan, sel Langerhans lebih rentan terhadap
kerusakan akibat radiasi UV dibandingkan sel Granstein. Hilangnya sel Langerhans akibat
paparan radiasi UV dapat menyebabkan sinyal penekan yang dominan dibandingkan sinyal
pembantu yang biasanya dominan, sehingga membuat kulit lebih rentan terhadap invasi
mikroba dan sel kanker.
10
Kelebihan Kelemahan