Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MIND SKILLS : MENCIPTAKAN KOMPONEN

(CITRA VISUAL, PENJELASAN, PENGHARAPAN) YANG MEMBANTU

Untuk Memenuhi Tugas Keterampilan Dasar Komunikasi

Dosen Pengampu Dr. Fitri Wahyuni M.Pd

Disusun oleh :

1. Elsa Yasfa Azzahra (220111000000)

2. Lyra Risma Amelia (220111601468)

3. Madu Husna (220111605047)

4. Nafa Audria Shalsabila (220111600849

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
FEBRUARI 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema ”Mind Skills : Menciptakan Komponen
yang Membantu” dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan
Dasar Komunikasi. Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kami dan pembaca dapat
mengetahui dan menambah wawasan mengenai mind skill : menciptakan komponen (citra
visual, penjelasan, dan pengharapan) yang membantu. Mind skills merupakan serangkaian
tindakan yang harus dilakukan oleh konselor profesional agar konseling yang dilakukan dapat
berlangsung secara tepat dan efektif.

Dengan ini kami mengharapkan, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya kami pribadi. Dan dengan segala keterbatasan ilmu yang dimiliki kami menyadari
bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam upaya
meningkatkan mutu makalah kami selanjutnya.

Malang, 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................................II

BAB l PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB ll PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Keterampilan Berpikir (Mind Skills)................................................................................3

a. Menciptakan citra visual yang membantu...................................................................3

b. Menciptakan penjelasan yang membantu....................................................................4

c. Menciptakan pengharapan yang membantu................................................................4

BAB lll PENUTUP...................................................................................................................5

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................6

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling adalah layanan yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga
profesional, yakni seorang ahli yang telah memenuhi kualifikasi sebagai konselor. Konselor
memerlukan beberapa keterampilan yang harus dikuasainya dalam melaksanakan konseling,
yaitu keterampilan berpikir yang berfungsi membantu konselor untuk menyelesaikan tahap-
tahap dalam proses konseling serta membantu konselor dalam menentukan setiap keputusan
yang diambil selama proses konseling (Azmi, 2015).

Berdasarkan penelitian (Hidayah, 2009, 2012) diperoleh adanya urgensi mind skills
yang tinggi dalam pelaksanaan konseling. Dalam pelaksanaan konseling, konselor sering
menentukan berbagai keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan konseli maupun
yang berkaitan dengan diri konselor sendiri. Namun, terkadang konselor tidak menyadari
kemampuannya dalam mengontrol dan mempengaruhi setiap pikiran membantu yang muncul
dalam dirinya selama konseling berlangsung.

Setiyowati (2011) mengungkapkan bahwa sebagian besar keberlangsungan layanan


konseling masih jauh dari kriteria profesional karena konselor sering mengalami kebingungan
dalam menentukan teori dan teknik konseling yang harus diaplikasikan ketika membantu
konseli dalam menuntaskan permasalahannya. Hal tersebut dapat memicu timbulnya perasaan
tidak mampu atau tidak kompeten dalam diri konselor. Ketika merasa dirinya tidak
kompeten, maka konselor akan semakin mudah mengalami burn-out dalam bekerja
(Gladding, 2012). Rasa jenuh dan adanya tekanan kerja dapat membawa konselor pada
tingkatan yang semakin jauh dari kata profesional.

Contoh di atas menunjukkan bahwa pikiran negatif dalam benak konselor pemula
justru dapat mendatangkan hambatan dan gangguan dalam pelaksanaan konseling. Efektivitas
kinerja konselor dalam pelaksanaan konseling akan terganggu jika permasalahan ini tidak
segera dituntaskan. Ketika konselor berpikir bahwa ia tidak mempunyai kualitas pribadi dan
keprofesionalan yang mumpuni, maka kinerja konselor tersebut menjadi berkurang atau
berada pada tingkatan yang rendah. Alternatif yang dapat dipraktekkan oleh para konselor
ketika menghadapi sejumlah permasalahan dalam pelaksanaan konseling adalah dengan

1
menata pikiran menggunakan konsep mind skill yang membantu para konselor untuk berpikir
lebih positif, terstruktur, dan sesuai dengan kondisi. Mind skill positif dapat meningkatkan
pemahaman konselor mengenai potensi dan kualitas diri yang dimilikinya sembari berusaha
untuk dioptimalkan agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.

Mind skills memiliki enam komponen, yaitu: menciptakan peraturan yang membantu,
menciptakan persepsi yang membantu, menciptakan wicara diri yang membantu,
menciptakan citra visual yang membantu, menciptakan penjelasan yang membantu, dan
menciptakan pengharapan yang membantu. Konselor yang menguasai mind skills dengan
baik menjadikannya mampu menerapkan teknik-teknik yang sudah dikuasainya dengan lebih
profesional sehingga akan berujung pada keberhasilan pelaksanaan konseling (Sutanto,
2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep mind skills?
2. Bagaimana mind skills citra visual?
3. Bagaimana mind skills penjelasan?
4. Bagaimana mind skills pengharapan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep mind skills
2. Mengetahui mind skills citra visual
3. Mengetahui mind skills penjelasan
4. Mengetahui mind skills pengharapan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Berpikir (Mind Skills)


Mind skills merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan konselor
profesional agar konseling yang dilakukan dapat berjalan secara tepat dan efektif (Jones,
2005). Berkaitan dengan hal tersebut dalam pelaksanaannya konselor atau guru BK dituntut
untuk memiliki keterampilan yang profesional dalam layanan konseling. Keterampilan yang
harus dibentuk agar konselor dapat menjalankan konseling dengan profesional yaitu
keterampilan dalam mengelola pikiran atau biasa disebut juga dengan mind skills. Melalui
proses tersebut, konselor dapat meninjau kembali tindakan-tindakan yang telah dilakukan dan
melakukan refleksi pada tindakan selanjutnya yang disimpan dalam kognisi konselor sebagai
pengalaman dan pengetahuan tentang cara melakukan konseling.

Mind skills merupakan keterampilan yang dapat berkembang dengan baik jika
konselor mampu memanfaatkan potensi-potensi pikiran yang dimilikinya. Dengan mengelola
potensi pikiran yang dimilikinya, konselor dapat mengontrol bagaimana cara berkomunikasi
dan cara berperilaku yang baik dalam layanan konseling dan berakhir pada konseling yang
memperhatikan kepentingan konseli. Berikut merupakan beberapa keuntungan yang
diperoleh jika konselor mampu mengelola mind skillnya dengan baik, yaitu: 1. Konselor
dapat menyadari dan memahami bahwa kemampuan untuk berpikir dengan kesadaran super
(superconscious thinking) yang ia miliki dapat dikembangkan menjadi lebih baik. 2. Konselor
dapat bertindak lebih efektif jika ia mampu untuk melihat proses mental yang terjadi dalam
setiap pilihan tindakan yang diambil dalam konseling, sehingga ia memiliki kesempatan
untuk menyadari, mengukur, serta mengontrol keterampilan berpikirnya. 3. Konselor dapat
melatih keterampilan berpikirnya sebaik ia melatih keterampilan komunikasi atau penguasaan
teori dan teknik konseling, sehingga ia dapat mengembangkan keterampilan konseling yang
dimiliki dengan lebih tepat dan efektif.

a. Menciptakan citra visual yang membantu

Ketika seseorang mengalami sensasi yang bersifat signifikan maka seseorang


biasanya menggambarkan apa yang mereka rasakan dan pikirkan bahkan bisa jadi ketika
seseorang menceritakan sesuatu akan direspon oleh orang lain dengan cara

3
menggambarkannya dalam kepala menggunakan gambaran tertentu. Maka sebab itu jika
seseorang semakin baik terlibat dalam apa yang diceritakan oleh orang lain,maka semakin
baik pula mereka menggambarkan hal tersebut di dalam kepalanya.

Sebagaimana self-talk,citra visual yang dimiliki seseorang tidak hanya bersifat positif
namun juga ada yang negatif.Sehingga keduanya seringkali muncul secara bersamaan maka
sebab itu hal yang harus dilakukan oleh konselor yaitu menghilangkan gambaran negatif
yang tidak diperlukan agar dalam proses konseling tidak terdapat gangguan atau hambatan.

b. Menciptakan penjelasan yang membantu

Penjelasan merupakan alasan-alasan yang diberikan individu kepada diri mereka


sendiri untuk segala sesuatu yang terjadi. Penjelasan mempengaruhi perasaan, reaksi fisik,
dan tindakan seseorang. Selain itu, penjelasan dapat mempengaruhi tentang bagaimana
mereka berpikir tentang masa lalu, sekarang, dan masa depan mereka. Konselor harus bisa
menciptakan penjelasan yang membantu. Penjelasan ini merupakan penjelasan yang
berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya dan yang dibawa konselinya. Dengan
penjelasan tersebut, konselor dapat mendiagnosa permasalahan yang dialami konseli dengan
tepat sehingga akan membuat konselor mampu untuk membantu konseli memecahkan atau
menyelesaikan masalah secara tepat sehingga dapat mencapai tujuan konseling.

c. Menciptakan pengharapan yang membantu

Arti dari kata pengharapan secara harfiah atau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah memohon sesuatu sehingga bisa terjadi. Manusia memprediksikan apa yang
akan terjadi di masa depan, sehingga mereka dapat mempengaruhi dan mengontrolnya.
Sebagai akibat, manusia perlu menciptakan pengharapan tentang konsekuensi komunikasi
dan tingkah laku. Bagaimana pengharapan mereka akan masa yang akan datang, hal tersebut
yang akan mempengaruhi perasaan mereka sendiri, perasaan orang lain, reaksi fisik,
pendapat, dan kemampuan mereka berkomunikasi dengan orang lain. Dalam keterampilan
konseling, menciptakan pengharapan yang membantu berarti bahwa konselor menciptakan
pengharapan - pengharapan yang bersifat realistik tentang tingkat kemampuannya sendiri
untuk mengatasi situasi dan orang-orang sulit.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh konselor adalah
keterampilan berpikir atau mind skills. Mind skills terbukti sangat dibutuhkan oleh konselor
karena dapat membantu konselor dalam mengontrol setiap pemikiran ketika sebelum, selama,
dan sesudah konseling. Hal tersebut dapat mempengaruhi kegiatan konseling, karena
pemikiran konselor berhubungan erat dengan sikap atau tindakan yang dilakukannya dalam
menentukan keputusan-keputusan penting terkait pelaksanaan proses konseling.

Keterampilan berpikir yang dibahas oleh penulis dalam makalah ini antara lain
keterampilan menciptakan citra visual yang membantu, menciptakan penjelasan yang
membantu, dan menciptakan pengharapan yang membantu. Antara satu jenis mind skills
dengan yang lainnya saling berkaitan, perlu adanya latihan agar konselor dapat
mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari, khususnya pada saat pelaksanaan
konseling. Konseling yang efektif dan efisien akan terwujud jika terdapat penggabungan dari
kualitas personal konselor, mind skills, dan keterampilan eksternal.

5
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, K. R. (2018). Keterampilan Berpikir (Mind Skills) pada Proses Konseling: Kajian
dalam Perkembangan Kognitif Neurosains. 2(1), 43.
Husni, M. (2017). Meningkatkan Keterampilan Konseling Sebaya dengan Mind Skills.
PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 4(1).
Mulawarman, Mulawarman. (2017). Buku Ajar Keterampilan Dasar Konseling.
Sinaga, M. H. F., Haryadi, R., & Mahfud, A. (2018). Mengatasi Permasalahan yang Dihadapi
Oleh Konselor Pemula dengan Menggunakan Mind Skills. In Prosiding Online Dalam
Seminar Dan Workshop Bimbingan Dan Konseling.

Anda mungkin juga menyukai