Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU 1 – AGENDA 1 : WASBANG DAN BELA NEGARA

Liana Adilah Fahmuddina,S.Pd.


199610122020122024
Angkatan 13 – Kelompok 3
Issue Video 3 : Guru Penyebab Utama Masalah Pendidikan di Indonesia

Berdasarkan video yang tersedia dalam LMS Goedang Ilmu Latsar BPSDM, dimana salah satunya
menyuguhkan issue masalah Pendidikan yang mengkritik guru sebagai penyebab utama munculnya
masalah – masalah Pendidikan di Indonesia. Ada 2 (dua) poin yang saya dapatkan dalam video ketiga
tersebut sebagai berikut :

1. Issue Pendidikan Indonesia menurut Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)


Lima poin utama yang menjadi penyebab menurunnya kualitas Pendidikan Indonesia selama 10
tahun terakhir : 1) Kekerasan Pendidikan ; 2) Ujian Nasional ; 3) Kurikulum 2013; 4) Korupsi
Pendidikan ; 5) Lunturnya Keragaman Pendidikan. Poin – poin tersebut sangat mempengaruhi
kualitas Siswa Indonesia terlebih lagi dalam mampersiapkan siswa bersaing di dunia Internasional.
Hal tersebut dibuktikan dalam penilaian Assessment International yang dilakukan oleh TIMSS dan
PISA, dimana daya nalar anak-anak Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan anak-anak
Palestina. Begitu pula rendahnya kemampuan membaca dan ketertarikan membaca dalam diri siswa
Indonesia dibuktikan dengan adanya tragedy 0 (nol) buku, yang artinya siswa Indonesia tidak
membaca buku lain selain buku pelajaran selama setahun.
Tidak kalah penting FSGI juga mempertimbangkan bahwa kualitas guru sangat mempengaruhi
kualitas mutu Pendidikan Indonesia. Dimana masih sangat diperlukannya peningkatan kompetensi
guru mengingat Indonesia menempati posisi terbawah dalam hal “kualitas guru” menurut penelitian
World Bank.
2. Pandangan Tokoh Pendidikan dan Bidang Pusat Informasi Humas Kemdikbud RI terkait
Kualitas Guru Indonesia
Tokoh Pendidikan Indonesia, Wei Lin Han mengatakan ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan
terkait kualitas guru Indonesia : 1) Kompetensi Ilmu ; 2) Kompetensi Pedagogis ; 3) Komitmen
(menjadi guru bukan sekedar persoalan profesionalitas tetapi juga punya hati. Menurutnya, ketiga
hal tersebut dapat terpenuhi dan ada di dalam diri orang – orang yang terpanggil menjadi guru, sadar
bahwa menjadi guru merupakan panggilan dari Tuhan. Indonesia memiliki banyak guru yang baik,
tetapi Indonesia perlu lebih banyak lagi guru yang berkualitas.
Di sisi lain, Bidang Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud RI mengatakan bahwa terdapat upaya
– upaya yang dilakukan oleh Kemdikbud RI untuk mengatasi issue kualitas guru Indonesia. Salah
satunya melalui UKG atau Uji Kompetensi Guru yang dilaksanakan untuk mengukur mutu guru di
Indonesia. Berdasarkan hasil data UKG yang dilaksanakan, masih banyak guru Indonesia yang
berada di bawah rata – rata minimal yang ditentukan oleh Kemdikbud. Artinya, masih banyak perlu
dilakukan pembenahan dan peningkatan untuk meningkatkan kompetensi guru Indonesia.

Dua poin diatas memiliki satu persamaan, dimana sama-sama membicarakan tentang kualitas guru.
Kualitas ini tentunya sangat erat kaitannya dengan keprofesionalan guru menjadi seorang pendidik yang
mampu membimbing, mengarahkan, dan memberikan pencerahan kepada siswa-siswi Indonesia
menjadi penerus bangsa yang unggul di masa depan. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya diperlukan
kesadaran dalam setiap guru bahwa menjadi seorang guru artinya siap melayani dengan sepenuh hati
dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat, terutama memberikan kesempatan agar masyarakat
dapat memperoleh hak – hak dasarnya sebagai warga negara. Dapat meningkatkan taraf kehidupannya,
kesejahteraannya begitu pula dengan hak – hak lain yang melekat pada dirinya. Kesadaran dan kemauan
merupakan hal dasar yang perlu dimiliki oleh setiap guru untuk meningkatkan kompetensinya menjadi
guru yang bermutu dan berkualitas tinggi. Sadar, artinya ia mengetahui bahwa dalam memberikan
pelayanan terbaik pada masyarakat (khususnya pada siswa) diperlukan adanya peningkatan mutu
profesi pada dirinya. Mau, artinya terdapat keinginan untuk menerima perubahan pada dirinya menjadi
guru yang lebih baik dari yang sebelumnya. Kesadaran dan Kemauan ini memiliki korelasi dengan nilai
– nilai bela negara dan nilai – nilai kebangsaan yang bersumber pada 4 (empat) konsensus dasar
berbangsa dan bernegara yang mana menjadi dasar mewujudkan profesionalitas ASN.
Nilai kebangsaan yang bersumber dari 4 (empat) konsensus dasar ( Pancasila, UUD NRI Tahun
1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI) memiliki relevansi dengan profesionalitas ASN,khususnya
profesi guru dalam meningkatkan Kualitas dan Kompetensinya untuk memajukan Pendidikan
Indonesia. Dimana konsensus dasar tersebut adalah pilar kebangsaan yang bersifat fundamental bagi
keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan Indonesia. Konsensus ini wajib dipegang teguh oleh guru,
semua ASN bahkan seluruh warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
didalamnya terdapat cita-cita nasional Indonesia. Pancasila, yang menjadi pandangan hidup bangsa dan
berasal dari nilai norma masyarakat Indonesia. UUD NRI Tahun 1945 yang menjadi lansadan konstitusi
serta menjadi sumber dari segala kebijakan dan peraturan Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika sebagai
perekat dan pemersatu bangsa, serta NKRI yang mengandung nilai-nilai inspiratif terhadap sistem
pemerintahan yang menumbuhkan rasa semangat persatuan masyarakat Indonesia.
Nilai – nilai bela negara yang meliputi : 1) Cinta tanah air ; 2) Sadar berbangsa dan bernegara ; 3)
Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara; 4) Rela berkorban ; 5) Memiliki kemampuan awal bela
negara. Cinta Tanah Air, yang mana setiap guru memiliki tekad untuk menjamin kelangsungan hidup
negaranya melalui pengabdian dengan mendidik para penerus bangsa agar menjadi generasi emas yang
memajukan Indonesia. Sadar berbangsa dan bernegara, bahwa setiap guru dalam profesinya sadar
bahwa mereka merupakan bagian dari bangsa maupun negara sehingga dalam pekerjaannya taat kepada
hukum dan patuh terhadap peraturan yang berlaku sehingga mengantisipasi dan menghindari segala
bentuk pelanggaran hukum . Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, bahwa setiap guru yakin
Pancasila sebagai landasan iidil (dasar berpikir dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara) sehingga
pada praktiknya ia memegang teguh dan berprinsip pada nilai – nilai Pancasila demi mewujudkan cita
-cita nasional Indonesia. Rela berkorban, bahwa setiap guru memiliki sikap tanpa pamrih untuk
kemajuan Indonesia dan meyakini tidak ada perjuangan yang sia – sia bagi kepentingan nasional
Indonesia. Dan setiap guru memiliki kemampuan awal bela negara, yang mana guru sangat menjaga
kesehatannya dengan berolah raga, menjaga pola makanan yang sehat demi terwujudnya produktifitas
yang tinggi sehingga mampu mengabdi secara optimal sesuai dengan profesinya.
Implementasinya, apabila setiap guru memiliki kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai bela
negara dan nilai-nilai kebangsaan, maka setiap guru akan menjunjung tinggi Nilai – nilai ASN yang
akan mempengaruhi produktifitas, keprofesionalan dan kualitas dari profesi guru itu sendiri. Sehingga
penting bagi setiap ASN dalam setiap bidang profesinya masing – masing untuk paham dan sadar akan
nilai – nilai tersebut. Karena dalam rangka mencapai tujuan nasional Indonesia, diperlukan ASN (dalam
hal video ini, guru) yang professional, bebas dari intervensi politik, bersih dari KKN, serta mampu
menjalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan public dan perekat pemersatu
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan di Indonesia akan lebih maju, taraf kehidupan masyarakat akan semakin naik, apabila setiap
diri ASN terutama guru dapat mengaplikasikan nilai -nilai tersebut dalam kehidupannya. Sehingga
perjuangan yang diupayakan oleh para pendiri negara tidak akan sia – sia, apabila setiap guru dapat
mengayomi setiap siswa-siswi dan masyarakat sekitar dengan menanamkan Kembali nilai – nilai
tersebut kepada mereka, dan keutuhan serta kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dapat
terjaga.

Anda mungkin juga menyukai