Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP SARANG MERPATI (PIGEONHOLE PRINCIPLE)


DAN APLIKASINYA

Disusun sebagai Tugas Proyek


Mata Kuliah Matematika Diskrit

Disusun oleh:
Amelia Putri Widya Utami ( K1320006 )
Arofah Adzarori Nugraha ( K1320011 )
Bela Talita Yuli Nastiti ( K1320021 )
Dandi Prasetyo Triwidodo ( K1320024 )
Elda susanti ( K1317021 )
Hasna Azifatun Najwa ( K1320039 )
Khofifah Aluh Sigarini ( K1320046 )
Yasifi'atun Nasrifah ( K1320082 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika Diskrit.
Dalam makalah ini mengulas tentang bagaimana sejarah prinsip sarang merpati, prinsip
sarang merpati, dan aplikasi prinsip sarang merpati. Dengan segala kerendahan hati, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk
meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Surakarta, 22 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1. Sejarah Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle) ............................................. 3

2.2. Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle) .......................................................... 3

2.3. Prinsip Sarang Merpati yang Diperumum (The Generalized Pigeonhole Principle) . 5

2.4. Aplikasi Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle) ........................................... 6

BAB III .................................................................................................................................... 10


PENUTUP................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10

3.2 Saran .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Matematika diskrit adalah salah satu ilmu yang memiliki banyak kegunaan dalam
berbagai bidang ilmu lainnya. Matematika diskrit merupakan cabang matematika yang
mempelajari tentang obyek-obyek diskrit. Diskrit itu sendiri adalah sejumlah berhingga
elemen yang berbeda atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Dimana data diskrit
merupakan data yang satuannya selalu bulat dalam bilangan asli dan tidak berbentuk
pecahan. Contoh dari data diskrit misalnya manusia, pohon, bola dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai prinsip sarang merpati (pigeonhole
principle). Prinsip sarang merpati pertama kali dinyatakan oleh seorang ahli matematika
dari Jerman yang bernama Johann Peter Gustav Lejeune Dirichlet pada tahun 1834,
sehingga prinsip ini juga dikenal dengan istilah prinsip kotak Dirichlet (Dirichlet box
principle), karena Dirichlet sering menggunakan prinsip ini dalam pekerjaannya.
Pada umumnya Prinsip Pigeonhole merupakan salah satu teknik pembuktian yang
sederhana dan efektif. Selain itu prinsip ini merupakan salah satu alat kombinatorial yang
berguna dalam menghitung objek dengan properti tertentu. Prinsip pigeonhole
mempunyai banyak pengaplikasian atau penerapan, diantaranya dalam sains komputer,
permasalahan relasi, pembagian, permasalahan numerikal, permasalahan geometri
umum, trik kartu kombionatorik, fungsi kuadrat, dan teori ramsey. Prinsip sarang merpati
juga merupakan sebuah contoh dari argumen menghitung yang biasa diaplikasikan pada
banyak masalah formal, termasuk yang mengandung himpunan tak terhingga yang tidak
bisa dinyatakan dalam fungsi korespodensi satu-satu

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut, yaitu:
1. Bagaimana sejarah prinsip sarang merpati?
2. Bagaimana prinsip sarang merpati?
3. Apa saja aplikasi prinsip sarang merpati?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui sejarah dari prinsip sarang merpati

1
2. Untuk mengetahui prinsip sarang merpati
3. Untuk mengetahui apa saja aplikasi dari prinsip sarang merpati

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle)


Dalam perkembangan matematika terdapat kajian kombinatorial yang dianggap
sangat menarik bagi sebagian orang. Kombinatorial sendiri adalah cabang matematika
yang mempelajari pengaturan objek-objek. Solusi yang ingin didapatkan dengan
kombinatorial ini kita peroleh dengan pengaturan objek-objek tertentu di dalam
himpunanya. Di dalam bidang kombinatorial ini akan kita dapati sebuah prinsip yang
disebut sebagai Prinsip Pigeonhole.
Prinsip sarang merpati (Pigeonhole Principle) dikemukakan oleh seorang
matematikawan yang berasal dari Jerman yaitu Johann Peter Gustav Lejeune Dirichlet
pada tahun 1834, sehingga prinsip sarang merpati juga disebut dengan Prinsip
Kotak/Laci Dirichlet. Prinsip Pigeonhole berawal dari permasalahan jumlah burung
merpati dan sarangnya. Pada hakikatnya prinsip ini mengatakan bahwa sejumlah burung
ditangkar dalam sebuah sangkar/sarang. Jika banyaknyaburung melebihi banyaknya
sangkar, maka terdapat paling sedikit satu sangkar yang memuat lebih dari dua ekor
burung merpati.
Penerapan prinsip sarang merpati ini hanya akan memberikan objek-objek yang
ada, dan bukan memberitahukan bagaimana mencari objek tersebut dan juga berapa
banyak objek tersebut. Pada masalah sarang burung merpati, prinsip ini tidak
memberitahukan di sarang merpati mana yang berisi lebih dari dua ekor merpati.

2.2. Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle)


Prinsip Pigeonhole berawal dari permasalahan perbedaan jumlah burung merpati
dan sarangnya. Jika ada 20 burung merpati yang akan bertengger pada 19 sarang burung
merpati, maka salah satu dari sarang burung tersebut berisi setidaknya dua burung
merpati.

3
Prinsip pigeonhole, yang menyatakan bahwa jika ada lebih banyak burung merpati
daripada sarangnya, maka harus ada setidaknya satu sarang yang berisi dua atau lebih
merpati di dalamnya. Tentu saja, prinsip ini berlaku untuk benda lain selain burung dara
dan merpati.

Dengan demikian, Prinsip Pigeonhole menyatakan bahwa jika k adalah bilangan


bulat positif dan objek berjumlah ditempatkan dalam wadah berjumlah k, maka
ada salah satu wadah yang berisi objek lebih dari satu. Kebenaran dari Prinsip
Pigeonhole ini akan dibuktikan menggunakan kontraposisi. Dengan mengasumsikan
tidak ada wadah yang berisi objek lebih dari satu, maka jumlah total objek yang
terbanyak adalah , sedangkan jumlah total objeknya Maka itu, terdapat
kontradiksi pada pernyataan kontraposisinya, yang mengakibatkan Prinsip Pigeonhole
bernilai benar.

Teorema 1.1 : Prinsip Pigeonhole


Jika Jika 𝑛 atau lebih merpati menempati n sarang burung, maka paling sedikit
ada satu sarang yang ditempati oleh dua atau lebih burung merpati.
Dengan kata lain
Jika 𝑛 atau lebih obyek ditempatkan di dalam n buah kotak, maka paling
sedikit terdapatlah satu kotak yang berisi dua atau lebih obyek.

Bukti Teorema 1.1 :

4
Dengan menggunakan pembuktian kontradiksi, andaikan tidak ada kotak yang
berisi 2 atau lebih objek. Akibatnya, setiap kotak berisi maksimal 1 objek. Akan tetapi,
hal ini mengakibatkan jumlah objek pada keseluruhan kotak akan lebih kecil atau sama
dengan n. Hal ini bertentangan dengan pernyataan awal bahwa terdapat objek,
sehingga pengandaian salah. Jadi benar bahwa terdapat paling sedikit 1 kotak yang berisi
2 atau lebih objek.

Teorema 1.2
Jika 𝑛 obyek ditempatkan di dalam m buah kotak dan 𝑛 > 𝑚 , maka paling sedikit
satu kotak berisi dua atau lebih obyek.

2.3. Prinsip Sarang Merpati yang Diperumum (The Generalized Pigeonhole Principle)
Prinsip sarang merpati dapat diperumum (generalized) sedemikian sehingga
jumlah objek dapat merupakan kelipatan jumlah kotak. Misalnya kalau terdapat 20
sarang merpati dan 41 ekor merpati, maka terdapat satu buah sarang yang berisi lebih
dari 2 ekor merpati.

Teorema 2 : Prinsip Umum Sarang Merpati


Misalkan 𝑀 adalah bilangan bulat positif. Jika terdapat 𝑀 objek yang akan
diletakkan pada 𝑛 kotak, maka paling sedikit akan terdapat 1 kotak yang berisi
𝑀
minimal [ 𝑛 ] objek.

Bukti Teorema 2
Lakukan hal yang serupa dengan pembuktian teorema 1. Dengan menggunakan
pembuktian kontradiksi, Diasumsikan bahwa tidak ada wadah yang berisi lebih dari

[ ] objek. maka jumlah objek maksimalnya adalah jumlah wadah dikali isinya,

perhatikan pertidaksamaan berikut.

([ ] ) (( ) )

Pertidaksamaan diatas dapat ditulis demikian karena [ ] tidak mungkin sama atau

melebihi [ ] . Jika ruas kanan disederhanakan, maka hasilnya adalah yang berarti

([ ] )

5
Dari ketidaksamaan di atas diperoleh bahwa, jumlah keseluruhan objek akan lebih kecil
dari . Hal ini bertentangan dengan pernyataan awal bahwa jumlah objek total adalah
objek . Asumsi salah. Jadi benar bahwa paling sedikit terdapat 1 kotak yang berisi

minimal [ ] objek.

2.4. Aplikasi Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle)


1. Aplikasi pada Sains Komputer
a. Hash Collision
Salah satu aplikasi Prinsip Pigeonhole pada sains komputer adalah pada hash
collision. Sebagai informasi, algoritma hash mengubah suatu data apapun ke dalam
bentuk data lain. Hal ini dilakukan dengan memproses data tersebut dalam suatu
formula matematika kompleks untuk menghasilkan hash unik bagi setiap potongan
data. Umumnya, hash yang dihasilkan memiliki bit yang sama untuk setiap
algoritma hash yang sama. Jika data yang diproses lebih kecil dari bit minimal
hash yang akan dihasilkan, maka algoritma hash yang bersangkutan akan
menambahkan junk data untuk mengisi bit yang tidak terpakai. Hash collision
terjadi apabila dua data atau lebih menghasilkan hash yang sama. Menggunakan
Prinsip Pigeonhole, hash collision merupakan hal yang tidak terhindarkan, terlebih
jika data yang di hash berukuran besar. Hal ini dikarenakan hash yang tersedia
lebih sedikit daripada potongan data yang diproses. Anggap hash sebagai sarang
burung merpati dan potongan data yang diproses sebagai burung merpati. Maka,
pasti ada hash yang merepresentasikan lebih dari satu potongan data.

b. Kompresi Data
Aplikasi yang kedua adalah pada kompresi data. Kompresi data adalah
proses memampatkan suatu data apapun ke dalam bentuk dengan ukuran yang
lebih kecil. Dengan Prinsip Pigeonhole, dapat dibuktikan tidak mungkin ada
algoritma kompresi yang dapat selalu berhasil memampatkan data menjadi lebih
kecil. Hal ini dikarenakan ukuran yang lebih kecil berarti bit yang lebih sedikit,
sehingga jika hasil kompresi dianalogikan dengan sarang burung merpati, jumlah
sarang burung merpati selalu lebih sedikit daripada merpatinya (yaitu data yang
akan diproses dengan algoritma kompresi).

6
2. Aplikasi pada Permasalahan Relasi
Jika terdapat 50 orang dalam sebuah ruangan dan sebagian dari mereka
berteman satu dengan yang lain dan sebagian lainnya tidak, maka dengan Prinsip
Pigeonhole, kita bisa menunjukkan bahwa paling sedikit pasti ada dua orang yang
mempunyai jumlah teman yang sama.
Jika kita asumsikan di awal, bahwa terdapat satu orang di dalam ruangan yang
tidak mempunyai teman sama sekali, maka orang-orang lainnya akan memiliki jumlah
teman antara 1, 2, 3, …, 48 atau tidak mempunyai teman sama sekali. Untuk itu kita
mempunyai 49 rumah merpati yang ditandai dengan 0, 1, 2, …, 48 dan kita akan
memasukkan 50 merpati ke dalamnya. Dengan prinsip pigeonhole bisa dipastikan
paling sedikit ada dua orang yang mempunyai jumlah teman yang sama.
Begitu pula jika setiap orang paling sedikit mempunyai satu teman, maka kita
masih mendapatkan 49 rumah merpati yang ditandai 1, 2, 3, …, 49 dan memasukkan
50 merpati ke dalamnya. Maka terdapat paling sedikit dua orang yang mempunyai
jumlah teman yang sama.

3. Aplikasi pada Permasalahan Numerikal


Jika terdapat sebelas bilangan acak, misalkan, 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, 17, 18, 20,
24. Apakah mungkin untuk memilih dua bilangan dari bilangan-bilangan tersebut
dimana selisih kedua bilangan tersebut habis dibagi 10?
Ada 10 sisa pembagian yang mungkin jika bila bilangan tersebut dibagi dengan
10, yaitu, 0, 1, 2, 3, …, 9. Sedangkan kita mempunyai sebelas bilangan. Jika kita
menganggap sisa pembagian sebagai rumah merpati dan sebelas bilangan acak
sebagai merpati, maka dengan prinsip pigeonhole pasti terdapat paling sedikit dua
bilangan yang mempunyai sisa yang sama dari pembagian terhadap sepuluh. Dua
angka inilah yang bila diselisihkan, selisihnya akan habis dibagi sepuluh.

4. Aplikasi pada Permasalahan Geometri


Prinsip pigeonhole dapat digunakan dalam pembuktian masalah-masalah
geometri. Contoh permasalahan yang diberikan adalah sebagai berikut: buktikan
bahwa dua dari enam titik dalam persegi panjang 3x4 berjarak tidak lebih dari √ .
Solusinya adalah dengan membuat pembagian dari persegi panjang 3x4 tersebut
seperti gambar berikut.

7
Kita dapat melihat bahwa pembagian persegi panjang 3x4 dengan garis merah
membuat persegi panjang terbagi menjadi lima bagian. Berdasarkan prinsip
pigeonhole, bila enam titik ditempatkan pada persegi panjang tersebut, maka ada satu
bagian yang setidaknya memuat dua titik. Maka dari itu, terbukti bahwa dua dari
enam titik dalam persegi panjang 3x4 berjarak tidak lebih dari √ , karena jarak
maksimum dalam satu bagian pada persegi panjang tersebut adalah √ .

5. Aplikasi pada trik kartu kombinatorik


Seorang asisten pesulap mengambil lima kartu secara acak dari sebuah set kartu
bridge. Sebagai catatan, satu set kartu bridge terdiri dari empat lambang dengan
masing-masing lambang terdiri dari 13 kartu. Kemudian, asisten tersebut memilih
salah satu kartu sebagai kartu yang disembunyikan dan memperlihatkan sisanya
kepada pesulap, maka pesulap yang melihat keempat kartu tersebut dapat menentukan
lambang dan nilai dari kartu yang disembunyikan.
Pada kelima kartu yang diambil seorang asisten pesulap, berdasarkan Prinsip
Pigeonhole, ada dua atau lebih kartu dengan lambang yang sama. Ini dimanfaatkan
asisten pesulap untuk memberi tahu pesulap lambang kartu yang disembunyikan yang
dilakukan dengan menaruh kartu berlambang sama tersebut pada urutan pertama dari
kartu yang diperlihatkan.
Pemilihan kartu yang disembunyikan dengan kartu yang diperlihatkan juga
mengambil peran penting. Aspek yang diperhatikan dalam pemilihan kartu yang
disembunyikan dan kartu yang diperlihatkan adalah ‘jarak’ kedua kartu tersebut satu
sama lain. Jarak kedua kartu didefinisikan sebagai perbedaan nilai yang harus
ditambahkan kartu pertama untuk mencapai kartu kedua. Dalam jarak kedua kartu ini,
jarak kartu A ke kartu B tidak sama dengan jarak kartu B ke kartu A karena nilai jarak
bersifat sirkuler. Untuk memudahkan perhitungan jarak, kartu Jack, Queen, dan King
dilambangkan sebagai angka 11, 12, dan 13. Contoh memperoleh jarak dari dua buah

8
kartu adalah sebagai berikut: pada kartu bernilai 1 dan 2, jarak kartu 1 ke 2 adalah 1
sedangkan jarak kartu 2 ke 1 adalah 12. Jumlah jarak suatu kartu ke kartu lain dengan
jarak kebalikannya selalu 13. Maka, berdasarkan Prinsip Pigeonhole, jarak antar dua
buah kartu selalu ada yang ≤ 6. Kartu pertama pada jarak antar dua kartu yang ≤ 6
merupakan kartu yang diperlihatkan pada pesulap, sedangkan kartu kedua
disembunyikan.
Berikutnya, tiga kartu yang diperlihatkan lainnya digunakan untuk memberi
nilai jarak yang harus ditambahkan pada kartu pertama (kartu yang berlambang sama
dengan yang disembunyikan), sehingga pesulap mengetahui persis kartu apa yang
disembunyikan. Cara menyusun tiga kartu dihitung dengan permutasi berjumlah 3! =
6. Hal inilah yang mendasari pemilihan kartu yang diperlihatkan harus kartu yang
jaraknya ≤ 6 dengan kartu yang disembunyikan. Melalui urutan tiga kartu yang
disusun asisten pesulap, pesulap dapat mengetahui pertambahan yang harus dilakukan
terhadap kartu pertama sehingga pesulap tersebut dapat menebak kartu yang
disembunyikan. Urutan tiga kartu yang disusun merepresentasikan salah satu angka
dari 1-6 tergantung kesepakatan asisten pesulap dengan pesulap. Misalkan, ABC
bernilai 1, ACB bernilai 2, BAC bernilai 3, BCA bernilai 4, CAB bernilai 5, dan CBA
bernilai 6 dengan A kartu bernilai terbesar dan C kartu bernilai terkecil. Jika ada dua
buah kartu dengan nilai yang sama, maka yang diperhatikan adalah lambangnya.
Misal asisten pesulap mendapat kartu 3 hati, 5 waru, 6 keriting, 7 hati, dan 2
ubin. Maka kartu yang disembunyikan antara 3 hati atau 7 hati. Karena jarak 3 ke 7
adalah 4, jarak 7 ke 3 adalah 10, maka kartu yang disembunyikan adalah 7 hati.
Selanjutnya, dari 3 kartu yaitu 5 waru, 6 keriting, 2 ubin harus dibuat suatu urutan
sehingga pesulap menginterpretasikan urutan tersebut sebagai angka 4. Maka sesuai
kesepakatan sebelumnya urutan yang merepresentasikan nilai 4 adalah BCA dengan
A kartu terbesar dan C kartu terkecil, sehingga urutan kartu yang diperlihatkan asisten
pesulap kepada pesulap adalah 3 hati (untuk memberi tahu lambang dan nilai inisial),
5 waru, 6 keriting, 2 ubin.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip sarang merpati pertama kali dinyatakan oleh seorang ahli matematika dari
Jerman yang bernama Johann Peter Gustav Lejeune Dirichlet pada tahun 1834, sehingga
prinsip ini juga dikenal dengan istilah prinsip kotak Dirichlet (Dirichlet box principle).
Dalam prinsip sarang merpati (pigeonhole pinciple), jika terdapat atau lebih
merpati menempati n sarang burung, maka paling sedikit ada satu sarang yang ditempati
oleh dua atau lebih burung merpati. Dengan kata lain jika atau lebih obyek
ditempatkan di dalam n buah kotak, maka paling sedikit terdapatlah satu kotak yang
berisi dua atau lebih obyek. Di sisi lain, misalkan adalah bilangan bulat positif. Jika
terdapat objek yang akan diletakkan pada kotak, maka paling sedikit akan terdapat 1

kotak yang berisi minimal [ ] objek. Untuk dapat menggunakan prinsip sarang merpati

(pigeonhole pinciple), langkah utama yang harus diperhatikan adalah menentukan objek-
objek yang diasumsikan sebagai merpati dan objek-objek lain yang diasumsikan sebagai
sarang merpati. Dengan demikian, prinsip pigeonhole ini akan dapat diterapkan dalam
berbagai hal, di antaranya dalam sains komputer, permasalahan relasi, permasalahan
numerikal, permasalahan geometri umum, serta pada trik kartu kombionatorik.

3.2 Saran
Dalam mengaplikasikan prinsip sarang merpati (pigeonhole principle), dibutuhkan
intuisi yang baik terutama ketika mengasumsikan objek-objek sebagai merpati atau
mengasumsikan objek-objek sebagai sarang merpati.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku Salinan Kombinatorial dan Peluang Diskrit Semester 3 Pendidikan Matematika FKIP
UNS. (t.thn.).

Irawati, D. (t.thn.). PRINSIP PIGEON HOLE. Dipetik Oktober 22, 2021, dari
https://qdoc.tips/prinsip-pigeon-hole-pdf-free.html

Rosen, Kenneth H. (2012). Discrete Mathematics and Its Applications SEVENTH EDITION.
…: The McGraw-Hill Companies.

Saifiyah, S. (t.thn.). Dipetik Oktober 22, 2021, dari


https://www.academia.edu/9726501/Prinsip_Sarang_Merpati

Salaam, A. F. (t.thn.). Makalah Pigeonhole Principle (Prinsip Sarang Merpati). Dipetik


Oktober 22, 2021, dari https://pdfcoffee.com/makalah-pigeonhole-principle-prinsip-
sarang-merpati-pdf-free.html#Ayudikta+Fitri+Salaam

(t.thn.). Dipetik Oktober 22, 2021, dari


https://www.scribd.com/embeds/402618582/content?start_page=1&view_mode=scrol
l&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

UTS), T. M. (t.thn.). Tugas Makalah I (Pengganti UTS). Dipetik Oktober 22, 2021, dari
Tugas Makalah I (Pengganti UTS):
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2006-
2007/Makalah/Makalah0607-75.pdf

Wirawan, A. (2012, Desember 18). Prinsip Pigeonhole dan Aplikasinya. Dipetik Oktober 22,
2021, dari Makalah-IF2091-2012-041.pdf:
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2012-
2013/Makalah2012/Makalah-IF2091-2012-041.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai