Cerpen Ella Fix
Cerpen Ella Fix
Kelas : XI.4
Saat aku terbangun, aku melihat ayah sedang kesakitan. Aku kira ayah
hanya kesakitan biasa ternyata ayah mimisan. Akhir-akhir ini ayah
selalu mimisan. Aku pernah bertanya kepadanya 'mengapa ayah selalu
mimisan dan akhir-akhir ini aku lihat ayah selalu kesakitan jika
sebelum mimisan?' dan ia hanya berkata 'ayah kecapean makanya
mimisan'. Ayah masih menganggap aku masih kecil, padahal aku
sudah 1 SMA. Karena keadaan ayah yang selalu mimisan, aku ingin
mengetahui penyebab ayah selalu mimisan.
Keesokan harinya, aku bangun sangat pagi sekali karena aku ingin
tahu ayah akan kesakitan lagi atau tidak. Aku siapkan sarapan di meja
makan, siapkan pakaian kerjanya, kebetulan papahku seorang
photographer jadi aku hanya siapkan jaket. 'dug, aw… aduh siapa yang
naruh tiang di sini sih?' terdengar seseorang di dekat kamar ayah dan
sedang berjalan kearah meja makan. Ternyata itu ayah 'eh ayah sudah
bangun, sarapan yuk..?' 'sebelum kamu bangun ayah sudah bangun
duluan cuman ayah meneruskan pekerjaan ayah untuk mengedit foto'.
Aku terdiam dan berkata dalam hati 'jadi aku tidak tahu apa yang
terjadi saat ayah bangun'. Tiba'tiba ayah mengagetkan aku 'hey..' Aku
sangat terkejut dan ayah berkata 'ayah ingin bertanya kepadamu'. Lalu
aku menjawab 'nanya apa ayahku sayang?' 'siapa sih yang naruh tiang
di dekat kamar ayah?' 'ih ayah kirain serius, aku sengaja tidak
mengambil nasi untuk mendengarkan pertanyaan ayah. Lagian siapa
yang bikin rumah ini?. Memangnya ayah tidak melihat ada tiang di
deket kamar ayah'. setelah sarapan, aku mencium tangan ayah dan
berpamitan kepada ayah dan ayah pun mengantarkan aku sampai ke
ruang tamu.
Sesampainya aku di pintu rumah aku melupakan sesuatu 'oh aku lupa
bawa payung, sekarang kan musim hujan pasti pulang sekolah hujan'
saat aku membalikan badan untuk mengambil payung aku melihat
ayah sedang membersihkan sesuatu di hidungnya memakai tisu. Aku
khawatir ayah mimisan dan aku langsung panik dan bertanya 'ayah
mimisan lagi ya?' . ayah berkata 'tidak sayang, tadi ada kotoran di
hidung ayah. Udah sana berangkat nanti telat'. Tapi aku tetap tidak
percaya. Untuk kedua kalinya aku mencium tangan ayah dan
berpamitan kepada ayah. Dan aku langsung berlari keluar rumah
untuk memberhentikan kendaran umum.
Lalu aku pergi menuju kamarku sambil menangis dan tiba'tiba ayahku
memanggilku. 'sayang…' kubalikan badanku dan menghapus tetesan
air mataku 'ada apa ayah?' 'ayah ingin memberitahukan tentang surat
ini, ayah tidak ingin menyembunyikannya' jelas ayah. Aku bersiap
untuk mendengarkan perkataan ayah 'huh.. bismilahirrahmanirrohim'
ayah mencoba menjelaskan 'di dalam surat ini tertera bahwa ayah
tidak mengidap penyakit kanker'. Aku pun terkejut dan langsung
mengambil surat itu dan kubaca 'ayah apakah surat ini benar?' 'iya
sayang… surat ini benar. Surat pertama salah.' 'lalu mengapa ayah
mimisan?' aku masih penasaran dan bertanya lagi. 'itu kecapean
sayang' ayah mencoba menjelaskan lagi. 'ayah.. aku bersyukur ayah
tidak mengidap penyakit kanker. Aku tidak mau di tinggal ayah' 'iya
sayang…' ayah memelukku.