Peristiwa Perlawanan Rakyat
Peristiwa Perlawanan Rakyat
GURU PEMBIMBING :
Ahmad Sobaruddin, S.Pd.
DISUSUN OLEH :
Fatimah Azzahra Firstarida Aghata /XI IPA 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini saya akan membahas “Kiai Nursalim yang tak Mempan Ditembak” yang
merupakan salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia SMA Negeri 1 Karangjati.
Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai perlawanan rakyat di daerah Ngawi. Walaupun makalah ini masih memiliki
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Batasan Masalah........................................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................................4
E. Metode Penelitian......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Siapakah Kiai Nursalim.............................................................................................5
B. Pangeran Diponegoro Kirim Kiai Nursalim..............................................................5
BAB II PENUTUP...............................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................7
B. Saran...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Sejarah sebagai mana yang telah diperintahkan oleh guru Sejarah kami. Makalah ini
membahas tentang Perlawanan Kiai Nursalim. Disini saya berusaha menerangkan materi
yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan topik yang akan
diperbincangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Kiai Nursalim itu?
2. Bagaimana peristiwa perlawanan yang dilakukan Kiai Nursalim?
C. Batasan Masalah
Makalah ini saya batasi hanya pada perlawanan Kiai Nursalim
D. Tujuan Penelitian
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
guru. Selain itu juga untuk mengetahui beberapa peristiwa perlawanan di daerah sekitar.
Harapan saya adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi saya sendiri, akan
tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk referensi ataupun bahan
bacaan semata.
E. Metode Penelitian
Pada penyusunan karya tulis ini, saya menggunakan metode study kepustakaan
yaitu dengan membaca berbagai sumber yang relevan dan mencari masalah tersebut
lewat internet.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam buku Jejaring Ulama Diponegoro (2019), Zainul Bilal Bizawie menyatakan
bahwasanya KH. Muhammad Nursalim merupakan putra dari Kiai Maktub, seorang
Tumenggung Rojo Niti.
Meskipun Pangeran Diponegoro telah ditangkap, Kiai Nursalim tetap gigih melawan
pemerintahan kolonial Belanda. Antara tahun 1830-1839 ia bersama para pengikutnya
tetap melakukan pembangkangan terhadap Belanda.
Akhirnya, ia diikat dengan tali tambang. Dalam kondisi terikat dan tak bisa bergerak
itulah, Kiai Nursalim dikubur hidup-hidup oleh kolonial Belanda. Tidak jauh dari sel
tempatnya dipenjara itulah, sang kiai mengembuskan napas terakhirnya
Peran strategis Ngawi yang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran di Jatim
membuat pasukan Belanda ingin menguasainya.
Tepatnya pada 13 November 1825, Belanda berhasil menguasai Ngawi. Pasukan Madiun
yang terjepit memilih lari ke wilayah selatan Ngawi, dan bermaksud bertemu pasukan
Surakarta di lereng gunung Lawu.
Pasukan Belanda melakukan pengejaran dua hari pasca merebut Ngawi. Mereka
menyusun strategi untuk mengepung di Jogorogo. Kapten Theunissen Van Lowick
memimpin Belanda mengejar pasukan Madiun.
Sedangkan dari arah barat pasukan Letnan Vlikken Sohild. Akhirnya prajurit Madiun
berhasil dikacaukan, 60 diantaranya gugur.
Dan pada akhir tahun 1825 Belanda membangun Benteng stelsel atau pos-pos di
setiap sudut kota dengan tujuan mempersempit ruang gerak musuh. Benteng stelsel itu
berjumlah cukup banyak. Sebanyak 250 tentara disiagakan, enam meriam api dan 60
kavaleri disiapkan Belanda. Belanda terus membangun benteng pertahanannya di Ngawi.
Hingga Ngawi pada saat itu masih menjadi kota yang penting bagi Belanda.
Sebab, kiai Nursalim bukan orang sembarangan. Dia merupakan ulama pilih tanding
hingga membuat pasukan Belanda kocar-kacir. Kiai Nursalim merupakan pengikut
pangeran Diponegoro yang paling setia.
Cara pendekatannya mendapat simpati rakyat Ngawi. Hingga banyak petani yang
bergabung untuk melawan Belanda. ‘’ Pasukan dari Petani itu disebut Wirotani,’’
Besarnya pasukan yang berhasil digalang KH Nursalim membuat Belanda ketar-ketir.
Apalagi, kiai Nursalim memiliki kekuatan yang terbilang istimewa.
Ulama sekaligus tokoh agama itu tidak mempan ditembak. Hingga Belanda
menggunakan ‘cara halus’ untuk melumpuhkannya. Sehingga Belanda mengajukan
perundingan damai terhadap kiai Nursalim, Perundingan tersebut merupakan akal bulus
Belanda untuk menjebak Kiai Nursalim. Sebab, ulama tersebut bukannya diajak
berunding, namun langsung ditangkap untuk dibinasakan.
Kiai Nusalim pun disiksa mulai diseret, dipenggal hingga ditembak. Namun cara itu,
gagal total. Kiai Nursalim tetap sehat walafiat dan kulitnya tak tergores sedikitpun.
Belanda yang mulai panik akhirnya memilih menggali lubang kubur di dekat bangunan
kantor utama di Benteng Van de Bocsh untuk mengubur kiai tersebut secara hidup-hidup.
6
Belanda ingin menyembunyikan kematian kiai M Nursalim untuk meredam perlawanan
Wirotani, pengikut setianya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa tersebut, adalah nasionalisme dan
menjalankan amanat yang telah diberikan karena kita telah dipercaya . Dengan
nasionalisme kita akan memilih Indonesia dengan ideologi Pancasila yang sesuai
dengan kepribadian bangsa.
Lalu hikmah yang dapat kita petik juga dari peristiwa tersebut ialah bagaimana
kita bisa menjalankan sebuah amanat dengan baik, tanpa adanya rasa keraguan
sedikitpun.
B. Saran
Kita sebagai generasi penerus bangsa, harus meneruskan perjuangan para pahlawan
yang telah gugur dengan menjaga Indonesia ini, agar tidak terjajah lagi. Dan berusaha
untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan berusaha mewujudkan tercapainya cita-
cita negara kita, negara Indonesia tercinta.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jpnn.com/news/pangeran-diponegoro-kirim-kiai-nursalim-yang-tak-mempan-
ditembak
https://laduni.id
https://mistikus-sufi.blogspot.com
8
9