Makalah Pendidikan Ips - Anggun
Makalah Pendidikan Ips - Anggun
Disusun Oleh:
Kelas : K PGSD 22
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya serta kekuatan yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas matakuliah
Pendidikan IPS SD tentang “ Standar Proses Dalam Pembelajaran IPS SD Melalui
Pendekatan Berbasis Meluas (Expanding Community Approach) “. Dalam kesempatan ini
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Khairunnisa S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah
Pendidikan IPS SD atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan dan kami ucapkan
terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan bagi kami
dalam menyusun makalah ini.
Dan dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah pengembangan sering kali berkaitan dengan penambahan, peningkatan, atau
bahkan perluasan. Definisi ini memang tidak salah. Meskipun demikian, perlu definisikan
terlebih dahulu bahwa pengembangan materi bukan berarti penambahan materi, tetapi upaya
menambah, meningkatkan, dan memperluas efektivitas dan efisiensi terkait dengan
penguasaan materi. Berlandas pada teori-teori pembelajaran spiral bahwa perlu ada
penyusunan materi secara sistematis dari mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, sempit ke
luas, serta berlandas pada teori-teori konstruktivistik bahwa belajar adalah proses aktif
membangun pengetahuan dan pengalaman oleh siswa (Supardan, 2015).
Berbeda dengan mata pelajaran lain, materi-materi IPS seringkali didapati berubah dalam
waktu sangat singkat. Hal ini karena materi IPS berasal dari fenomena-fenomena sosial yang
juga secara hakikatnya mudah berubah. Misalnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir saja
berapa negara yang berubah status dari negara berkembang menjadi negara maju, berpindah
ibukota, pemekaran daerah provinsi/kabupaten, bahkan hal-hal yang terdekat dengan
kehidupan siswa semisal munculnya profesi-profesi baru karena perkembangan teknologi.
Oleh karena itu, penting bagi seorang guru memahami konsep-konsep terkait
pengembangan materi, khususnya untuk pembelajaran di sekolah dasar kelas awal. Hal ini
untuk memastikan materi yang diajarkan pada siswa memang aktual dan melibatkan siswa
secara aktif untuk membangun pengetahuan dan pengalaman secara mandiri. Namun,
sekaligus memperhatikan sistematika materi dan ruang lingkupnya jelas, runtut, dan relevan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)?
2. Apa yang menjadi Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD?
3. Apa saja Karakteristik Pembelajaran IPS SD?
4. Apa yang dimaksud Pendekatan berbasis Meluas (Expanding Community Aprroach)?
5. Apa saja Bentuk – bentuk yang bersifat expanding?
6. Apa saja ruang lingkup Pendidikan IPS ?
7. Tujuan Pembelajaran IPS ?
3
BAB II PEMBAHASAN
IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu
sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya. IPS dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya). Untuk sekolah dasar, IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin
ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi.
Dengan demikian, IPS bukanlah ilmu-ilmu sosial itu sendiri yang diartikannya sebagai
semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai
masyarakat. Jadi, IPS bukan disiplin yang terpisah, tetapi sebuah payung kajian masalah yang
memayungi disiplin sejarah dan disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya.
4
memahami konsep yang abstrak, yang mereka pedulikan adalah hal yang konkret. Padahal
bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsepkonsep seperti
manusia, lingkungan, waktu, perubahan, kesinambungan, keragamanan sosial, ekonomi,
budaya adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS dibelajarkan kepada
peserta didik SD.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan
secara terpadu/integrated. Materi pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar
tidak menunjukkan label dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara
tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa.
Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena
serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema ini kemudian semakin meluas
pada lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran kehidupan siswa.
a. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan
Soemantri, 2001).
b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan
sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi materi atau topik (tema/sub tema)
tertentu.
c. Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
e. Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami
fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.
5
D. Pendekatan berbasis Meluas (Expanding Community Aprroach)
Pengembangan materi erat kaitannya dengan sistematika kurikulum dan perluasan materi.
Sekira tahun 1950-1960, Paul R. Hanna mengembangkan konsep pengembangan kurikulum
melalui perluasan komunitas atau Expanding Community Approach (Hanna, 1965). Di
kemudian hari, konsep ini dikembangkan lagi semakin rinci menjadi Expanding
Environmental Approach dan Expanding Thematical Approach (Baskerville & Sesow, 1976).
6
c. Expanding Thematical Approach (pendekatan tema yang meluas dan mendalam).
Tema dimulai dari yang terdekat hingga ke tema yang lebih luas. Susunan tema
ditentukan dari kompleksitasnya. Dalam penyusunan materi berdasarkan tema, terkadang
muncul saling keterkaitan tema-tema pembelajaran IPS, bahkan dengan mata pelajaran
lainnya, dan itu wajar karena karakteristik pembelajaran IPS yang memang interdisipliner.
Pendekatan perluasan materi ini memungkinkan siswa memahami tema-tema sederhana
terlebih dahulu untuk mempelajari tema-tema yang lebih kompleks.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran sedangkan RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran untuk satu
pertemuan atau lebih dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyususn RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisian, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
7
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap perolehan melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat
memahami, menerapkan, menganalisis, mananya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific) tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kotekstual (project based learning), baik individual maupun kelompok
maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (problem based learning).
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,
potensi, minat,motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remidi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
8
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.(Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016: 7)
1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi,
hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan
politik.
2) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampong,
warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
4) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
9
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.
10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penerapan pendekatan berbasis meluas (Expanding Community Approach) dalam
pembelajaran IPS di SD dapat memberikan manfaat yang signifikan. Pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk mempelajari IPS melalui interaksi langsung dengan masyarakat
luas, sehingga mereka dapat lebih memahami konsep-konsep dalam IPS dengan lebih baik.
Pendekatan ini juga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dalam
IPS. Melalui interaksi dengan masyarakat, siswa dapat melihat bagaimana konsep-konsep
dalam IPS dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu
siswa untuk mengaitkan konsep-konsep dalam IPS dengan konteks kehidupan nyata,
sehingga mereka dapat memahaminya dengan lebih baik.
Melalui interaksi dengan masyarakat, siswa dapat belajar tentang norma dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan
komunikasi dan kerjasama dalam berinteraksi dengan masyarakat.
B. SARAN
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun agar kedepannya kami dapat
menulis makalah ini dengan lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/SD/ILMU-
PENGETAHUAN-SOSIAL.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15231/2/T1_282014012_BAB%20II.pdf
12