Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan IPS SD

“ Standar Proses Dalam Pembelajaran IPS SD Melalui


Pendekatan Berbasis Meluas (Expanding Community
Approach)“

Disusun Oleh:

Anggun Prasasti Ritonga 1223311178

Domi Yanti Sinaga 1223311143

Kelas : K PGSD 22

Dosen : Khairunnisa S.Pd.,M.Pd

Prodi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya serta kekuatan yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas matakuliah
Pendidikan IPS SD tentang “ Standar Proses Dalam Pembelajaran IPS SD Melalui
Pendekatan Berbasis Meluas (Expanding Community Approach) “. Dalam kesempatan ini
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Khairunnisa S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah
Pendidikan IPS SD atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan dan kami ucapkan
terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan bagi kami
dalam menyusun makalah ini.

Dan dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 18 September 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)........................................................................... 4
B. Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD ....................................................................... 4
C. Karakteristik Pembelajaran IPS SD ...................................................................................... 5
D. Pendekatan berbasis Meluas (Expanding Community Aprroach) ........................................ 6
E. Bentuk yang bersifat Expanding ......................................................................................... 6
F. Standar Proses Dalam Pembelajaran IPS SD........................................................................ 7
G. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ............................................................................................ 9
H. Tujuan Pembelajaran IPS .................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN........................................................................................................................ 11
B. SARAN ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah pengembangan sering kali berkaitan dengan penambahan, peningkatan, atau
bahkan perluasan. Definisi ini memang tidak salah. Meskipun demikian, perlu definisikan
terlebih dahulu bahwa pengembangan materi bukan berarti penambahan materi, tetapi upaya
menambah, meningkatkan, dan memperluas efektivitas dan efisiensi terkait dengan
penguasaan materi. Berlandas pada teori-teori pembelajaran spiral bahwa perlu ada
penyusunan materi secara sistematis dari mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, sempit ke
luas, serta berlandas pada teori-teori konstruktivistik bahwa belajar adalah proses aktif
membangun pengetahuan dan pengalaman oleh siswa (Supardan, 2015).

Berbeda dengan mata pelajaran lain, materi-materi IPS seringkali didapati berubah dalam
waktu sangat singkat. Hal ini karena materi IPS berasal dari fenomena-fenomena sosial yang
juga secara hakikatnya mudah berubah. Misalnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir saja
berapa negara yang berubah status dari negara berkembang menjadi negara maju, berpindah
ibukota, pemekaran daerah provinsi/kabupaten, bahkan hal-hal yang terdekat dengan
kehidupan siswa semisal munculnya profesi-profesi baru karena perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, penting bagi seorang guru memahami konsep-konsep terkait
pengembangan materi, khususnya untuk pembelajaran di sekolah dasar kelas awal. Hal ini
untuk memastikan materi yang diajarkan pada siswa memang aktual dan melibatkan siswa
secara aktif untuk membangun pengetahuan dan pengalaman secara mandiri. Namun,
sekaligus memperhatikan sistematika materi dan ruang lingkupnya jelas, runtut, dan relevan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)?
2. Apa yang menjadi Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD?
3. Apa saja Karakteristik Pembelajaran IPS SD?
4. Apa yang dimaksud Pendekatan berbasis Meluas (Expanding Community Aprroach)?
5. Apa saja Bentuk – bentuk yang bersifat expanding?
6. Apa saja ruang lingkup Pendidikan IPS ?
7. Tujuan Pembelajaran IPS ?

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Menurut Muhammad Numan Soemantri (2001), pendidikan IPS adalah suatu
penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial, idiologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta
masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Di sekolah,
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada
bahan kajian goegrafi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan
menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat.

IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu
sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya. IPS dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya). Untuk sekolah dasar, IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin
ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi.

Dengan demikian, IPS bukanlah ilmu-ilmu sosial itu sendiri yang diartikannya sebagai
semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai
masyarakat. Jadi, IPS bukan disiplin yang terpisah, tetapi sebuah payung kajian masalah yang
memayungi disiplin sejarah dan disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya.

B. Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD


Fokus kajian Pendidikan IPS adalah kehidupan manusia dengan sejumlah aktivitas
sosialnya. Materi pendidikan IPS berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang kemudian
diorganisasi dan disederhanakan untuk kepentingan pendidikan. Dengan demikian
pengembangan pendidikan IPS pada setiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik
tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa.

Pendidikan IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6 - 12


tahun. Anak dalam kelompok usia 7 - 11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan operasional konkret.
Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh atau holistik. Mereka juga belum

4
memahami konsep yang abstrak, yang mereka pedulikan adalah hal yang konkret. Padahal
bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsepkonsep seperti
manusia, lingkungan, waktu, perubahan, kesinambungan, keragamanan sosial, ekonomi,
budaya adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS dibelajarkan kepada
peserta didik SD.

Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan
secara terpadu/integrated. Materi pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar
tidak menunjukkan label dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara
tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa.

Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena
serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema ini kemudian semakin meluas
pada lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran kehidupan siswa.

C. Karakteristik Pembelajaran IPS SD


Karateristik mata pelajaran IPS antara lain.

a. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan
Soemantri, 2001).

b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan
sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi materi atau topik (tema/sub tema)
tertentu.

c. Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat


dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur,
proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

e. Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami
fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

Ketiga dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut:

5
D. Pendekatan berbasis Meluas (Expanding Community Aprroach)
Pengembangan materi erat kaitannya dengan sistematika kurikulum dan perluasan materi.
Sekira tahun 1950-1960, Paul R. Hanna mengembangkan konsep pengembangan kurikulum
melalui perluasan komunitas atau Expanding Community Approach (Hanna, 1965). Di
kemudian hari, konsep ini dikembangkan lagi semakin rinci menjadi Expanding
Environmental Approach dan Expanding Thematical Approach (Baskerville & Sesow, 1976).

E. Bentuk yang bersifat expanding


Bentuk yang bersifat expanding meliputi beberapa jenis, yaitu:

a. Expanding Community Approach (pendekatan kemasyarakatan yang melebar dan


meluas).

Dalam pendekatan ini misalnya, keluarga, masyarakat petani, masyarakat desa,


masyarakat perkotaan, dan masyarakat lainnya yang lebih luas dan jauh. Sumber-sumber
pembelajaran berasal dari masyarakat terkecil lalu meluas ke masyarakat terbesar. Guru
menentukan materi/tema/topik berdasarkan ruang lingkup masyarakat dan menggali contoh
pada kehidupan sehari-hari yang muncul dari masyarakat terkecil.

b. Expanding Environmental Approach (pendekatan lingkungan yang meluas).

Misalnya diawali dengan lingkungan keluarga-kampung, selanjutnya melebar dan


meluas yaitu sekolah, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara dan seterusnya. Sumber-
sumber pembelajaran berasal dari lingkungan terdekat ke lingkungan yang lebih jauh. Guru
menentukan materi/tema/topik berdasarkan ruang lingkup lingkungan dan juga menggali
contoh pada kehidupan sehari-hari yang muncul dari lingkungan terdekat.

6
c. Expanding Thematical Approach (pendekatan tema yang meluas dan mendalam).

Tema dimulai dari yang terdekat hingga ke tema yang lebih luas. Susunan tema
ditentukan dari kompleksitasnya. Dalam penyusunan materi berdasarkan tema, terkadang
muncul saling keterkaitan tema-tema pembelajaran IPS, bahkan dengan mata pelajaran
lainnya, dan itu wajar karena karakteristik pembelajaran IPS yang memang interdisipliner.
Pendekatan perluasan materi ini memungkinkan siswa memahami tema-tema sederhana
terlebih dahulu untuk mempelajari tema-tema yang lebih kompleks.

F. Standar Proses Dalam Pembelajaran IPS SD


Pelaksanaan pembelajaran IPS SD, dikembangkan mendasarkan pada standar proses.
Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah pada Bab III menjelaskan bahwa desain pembelajaran yaitu perencanaan
pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang mengacu dalam Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran
yang digunakan.

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran sedangkan RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran untuk satu
pertemuan atau lebih dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyususn RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisian, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

Karakteristik pembelajaran mengacu pada sasaran pembelajaran mencakup


pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasikan untuk setiap
satuan pendidikan.

7
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap perolehan melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat
memahami, menerapkan, menganalisis, mananya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific) tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kotekstual (project based learning), baik individual maupun kelompok
maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (problem based learning).

Karakteristik pembelajaran mengacu pada Prinsip Penyusunan RPP. Dalam


penyusunan RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pada Permendikbud No.22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai berikut:

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,
potensi, minat,motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Partisipasi peserta didik.

3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan


kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.

5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remidi.

6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.

8
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.

8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.(Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016: 7)

G. Ruang Lingkup Pendidikan IPS


Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek berikut:

1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi,
hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan
politik.

2) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampong,
warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.

3) Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global.

4) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.

Berdasarkan Permendiknas 2006 tentang Standar Isi, menjelaskan bahwa ruang


lingkup mata pelajaran IPS meliputi: (1) Manusia, tempat, dan lingkungan; (2) Waktu,
keberlanjutan, dan perubahan; (3) Sistem sosial dan budaya; dan (4) Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan.

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang


melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;
memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia.

H. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah

9
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.

Tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu


pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung
jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai
pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang
berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu
sosial. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan
masyarakat. Adapun tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik
untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.

10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penerapan pendekatan berbasis meluas (Expanding Community Approach) dalam
pembelajaran IPS di SD dapat memberikan manfaat yang signifikan. Pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk mempelajari IPS melalui interaksi langsung dengan masyarakat
luas, sehingga mereka dapat lebih memahami konsep-konsep dalam IPS dengan lebih baik.
Pendekatan ini juga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dalam
IPS. Melalui interaksi dengan masyarakat, siswa dapat melihat bagaimana konsep-konsep
dalam IPS dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu
siswa untuk mengaitkan konsep-konsep dalam IPS dengan konteks kehidupan nyata,
sehingga mereka dapat memahaminya dengan lebih baik.

Melalui interaksi dengan masyarakat, siswa dapat belajar tentang norma dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan
komunikasi dan kerjasama dalam berinteraksi dengan masyarakat.

B. SARAN
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun agar kedepannya kami dapat
menulis makalah ini dengan lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Siti Supeni.2020. Internalisasi Pendidikan IPS Dalam Perspektif Global Pada


Sekolah Dasar. Surakarta: UNISRI Press

https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/SD/ILMU-
PENGETAHUAN-SOSIAL.pdf

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15231/2/T1_282014012_BAB%20II.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai