Anda di halaman 1dari 34

PERENCANAAN AUDIT KINERJA

PADA PT PLN (PERSERO) UIP (UNIT INDUK PEMBANGUNAN)


KALIMANTAN TIMUR

Makalah

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh


Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA)
Angkatan 2 Tahun 2023

Disusun oleh:

Satryanti SL

YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT ( YPIA )

JAKARTA – 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis diberi kemudahan, kesabaran, kekuatan serta hasil yang terbaik dalam
menyelesaikan makalah berjudul: “Perencanaan Audit Kinerja Pada PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Kalimantan Timur oleh Tim Audit Kalimantan Sulawesi yang
disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Sertifikasi Qualified
Internal Auditor (QIA) dari Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA).

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh
ujian sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) tingkat Manajerial di Dewan Sertifikasi Qualified
Internal Auditor. Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah agar penulis dapat
mengimplementasikan teori-teori yang pernah diperoleh/ dipelajari ke dalam lingkup pekerjaan
dan diaplikasikan dalam tugas sehari-hari.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:


1. Keluarga khususnya Suami dan anak anak yang selalu sabar menyertai penulis dalam
menjalankan peran sebagai auditor.
2. Tim Audit Kalimantan Sulawesi, beserta rekan rekan auditor lainnya yang telah banyak
memberikan sharing pengetahuan dan keahlian dalam menjalankan tugas bersama
3. Kepala Satuan Pengawasan Intern (KSPI), EVP Audit Konstruksi, Pembangkit dan Energi
Baru Terbarukan, VP Bidang Audit Konstruksi dan Manager Audit selaku atasan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program
sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA)
4. Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) serta para Instruktur & staf di YPIA yang
telah mengajarkan dan memfasilitasi seluruh kegiatan sertifikasi QIA

Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dan diharapkan memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca khususnya PT PLN (Persero) yang menjadi tempat penulis berkarya,
semoga makalah ini menambah wawasan dan referensi dalam hal Audit kinerja. Penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penyusunan makalah
ini.

Demikian, Kesalahan tentu datangnya dari keterbatasan pengetahuan penulis dan

i
Kesempurnaan hanyalah milik Allah S.W.T

Jakarta, 5 Juli 2023

Penulis,

Satryanti SL

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….I
DAFTAR ISI................................................................................................................................. III
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... IV
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
BAB II RUJUKAN TEORI ............................................................................................................ 3
BAB III APLIKASI DI ORGANISASI DAN PEMBAHASAN .................................................. 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 27
BIODATA ..................................................................................................................................... 28

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 AOI LHA 2021-2022 1 ............................................................................................................................................ 22

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Relationship amang the 3Es 1 ........................................................................................................................... 5

Gambar 2.2: Performance Audit Process 1........................................................................................................................... 5

Gambar 2.3: Selecting on Audit Topic 1................................................................................................................................ 6

Gambar 2.4: Illustrative List of selecti 1 ................................................................................................................................ 7

Gambar 2.5: Example af an audit topic se 1 ......................................................................................................................... 8

Gambar 2.6: Types of Evaluative Audit Qu 1 ...................................................................................................................... 12

Gambar 2.7: Example of issue analysis 1 ........................................................................................................................... 13

Gambar 2.8: Example of cause-effect prob 1...................................................................................................................... 13

Gambar 2.9: Attributes of suitable crite 1 ........................................................................................................................... 15

Gambar 2.10 : Audit design Matrix 1 ................................................................................................................................... 19

Gambar 3.1 : Bagan Organisasi UIP KALBAG 1 ................................................................................................................. 20

Gambar 3.2 : Topic Selection Matrix UIP 1.......................................................................................................................... 23

Gambar 3.3 : Audit Question Audit UIP 1 ............................................................................................................................ 24

Gambar 3.4 : Design Matrix Audit Kinerja 1 ........................................................................................................................ 25

Gambar 3.4 : Design Matrix Audit Kinerja 1 ........................................................................................................................ 25

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Pada tanggal 28 April 2023, Tim audit Kalimantan Sulawesi (KALSUL) mendapat tugas
melakukan audit kinerja, sesuai surat tugas PLT Excecutive Vice President Audit
Konstruksi, Pembangkitan dan EBT No 009.STG/PO AUDIT
KONS/SPI.01.04/F01000203/2023 pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
(UIP) Kalimantan Timur. Dimana ini adalah audit kinerja yang pertama kali dilakukan,
sehingga belum ada pedoman teknis untuk hal ini.
Sebelum audit dilaksanakan, Koordinator dan salah satu anggota tim, ditugaskan untuk
mengikuti training audit kinerja oleh BPK. Dari sinilah kami mulai belajar dari hasil sharing
oleh ketua tim dan anggota tim untuk memulai audit kinerja pertama kami.
Atas dasar ini, penulis merasa perlu mempelajari best praktice dari International
Organization of Supreme Audit Institution (INTOSAI) dalam audit kinerja. Pada makalah
ini penulis menggunakan pendekatan poblem based .Harapannya bisa digunakan untuk
pengembangan Pedoman audit kinerja di PT PLN (Persero).

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan program sertifikasi QIA dari YPIA
2. Pendalaman Audit Kinerja yang baru pertama kali dijalankan auditor, sehingga
diharapkan dapat bermanfaat di audit kinerja selanjutnya.

1.3 Perumusan Masalah


1. Apa itu Audit Kinerja?
2. Bagaimana menentukan topik audit kinerja?
3. Bagaimana mendisain audit kinerja?

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan makalah ini dapat
terarah dengan baik sesuai tujuan penulisan, maka terdapat beberapa hal yang menjadi
batasan penelitian, antara lain:

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 1


1. Proses yang dibahas dalam penulisan terbatas pada proses perencanaan audit kinerja
dengan problem based
2. Lokus penulisan yang dibahas adalah PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Kalimantan Timur
1.5 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dalam penulisan disusun dalam 5 (lima) bagian sebagai berikut:
1) Bab I Pendahuluan
Membahas latar belakang masalah, identifikasi permasalahan,
Tujuan Penulisan Makalah, Ruang Lingkup Penulisan Makalah dan
Sistematika Penulisan.
2) Bab II Rujukan Teori
Membahas mengenai dasar-dasar teori dari berbagai literatur yang
berhubungan dengan audit kinerja.
3) Bab III Pembahasan Masalah
Membahas mengenai penentuan topik potensial dan area kunci
serta matriks desain pemeriksaan dalam perencanaan audit
kinerja.
4) Bab IV Kesimpulan dan Saran
Membahas kesimpulan dan saran mengenai hasil pembahasan
yang telah dilakukan.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 2


BAB II
RUJUKAN TEORI

A. Audit Kinerja
Menurut INTOSAI (The International Organization of Supreme Audit Institution) ,ISSA
3000/17 “Performance auditing carried out by SAIs(Supreme Audit Institution) is an
independent, objective and reliable examination of whether government undertakings
, systems, operations, programmes, activities or organizations are operating in
accordance with the principles of economy, efficiency and effectiveness and whether
there is room for improvement”
Audit kinerja mencakup keseluruhan kegiatan pemerintah, termasuk sistem organisasi,
keuangan dan administrasi (INTOSAI-P-1, Bagian 4). Audit kinerja dapat berfokus pada satu
program, kebijakan, entitas, atau dana, atau dapat berfokus pada hasil atau sistem, melihat
seluruh program, kebijakan, dan entitas yang berkontribusi pada hasil atau sistem. Ini dapat
berfokus pada:
Kegiatan (Activities), misalnya, kebijakan pengadaan lintas pemerintah.
Keluaran (outputs), misalnya, tingkat produktivitas dalam industri milik pemerintah.
Hasil (Outcomes), misalnya, pengurangan jejak karbon karena kebijakan efisiensi energi di
gedung-gedung pemerintah.
Penyampaian layanan (Delivery of services), misalnya kecepatan dan kualitas layanan
pemerintah tertentu.
What are the objectives of a performance audit?
The main objective of performance auditing is to constructively promote economical,
effective and efficient governance and to contribute to accountability and transparency.
Performance auditing seeks to provide new information, analysis, or insights and, where
appropriate, recommendations for improvement (ISSAI 300/12, ISSAI 3000/18). By providing
new analytical insights, making information more accessible to stakeholders, providing an
independent and authoritative view or conclusion based on audit evidence, and providing
recommendations based on an analysis of audit findings, performance audits deliver new
information, knowledge and value (ISSAI 300/10).
What are the 3Es – economy, efficiency and effectiveness?

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 3


Economy, efficiency and effectiveness are central to performance auditing. They are
also a good way of distinguishing a performance audit from a compliance audit. These
principles are defined in ISSAI 300/11, and GUID 3910/35-48 elaborates on their meaning.
The requirement, according to ISSAI 3000/35, states that “the auditor shall set a clearly-
defined audit objective(s) that relates to the principles of economy, efficiency and/or
effectiveness.
Auditing economy focuses the audit on how the audited entities succeeded in
minimising the cost of resources (input), taking into account the appropriate quality of
these resources. This part of the audit focuses only on the input by asking: “Are the resources
used available in due time, of appropriate quantity and quality, and at the best price?” (GUID
3910/38).
Efficiency assesses the relationship between inputs and outputs. Auditing efficiency
means asking whether the inputs have been put to optimal or satisfactory use or whether the
same or similar outputs (in terms of quantity, quality and turnaround time) could have been
achieved with fewer resources. In other words, “Are we getting the most output – in terms of
quantity and quality – from our inputs?” (GUID 3910/39). Therefore, efficiency is about the
maximum output obtained for a given level of input or the minimum level of input required for
a given output level. Quality is an important concept on the input side,both in efficiency and
economy (GUID 3910/38). When the audit objective of efficiency considers outputs, you will
usually focus on processes by which an organisation transforms inputs into outputs
Effectiveness deals with outputs, results or impacts. It is about the extent to which
policy objectives have been met in terms of the generated output. It is concerned with the
relationship between goals or objectives on the one hand and outcome on the other.
Audit of effectiveness will concentrate on outputs, results or impacts. When assessing
effectiveness, SAIs consider whether and how a government policy, programme or activity is
meeting its goals. Sometimes SAIs may split effectiveness into two distinct aspects:
1. The attainment of specific objectives in terms of outputs (this is called efficacy in some
SAIs).
2. The achievement of intended results in terms of outcomes

Hubungan 3E digambarkan INTOSAI dalam handbooknya sebagaimana gambar


2.1.Relationship among 3Es :

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 4


Gambar 2.1 Relationship amang the 3Es 1

Source: Adapted from European Court of Auditors

B. Perencanaan Audit Kinerja


INTOSAI dalam performance audit handbook-nya menggambarkan proses audit kinerja
dengan 6 langkah sebagai berikut :
Gambar 2.2: Performance Audit Process 1

Pada makalah ini penulis akan menuliskan penjelasan dari handbook INTOSAI sampai
dengan step 2, sesuai dengan batasan masalah, yaitu pada fase perencanaan audit kinerja.
Berikut penjelasan Step audit 1 sampai dengan 2 sebagai berikut :

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 5


1. Selecting on Audit topic , memilih topik audit, pada gambar 2.3 dibawah dijelaskan
input apa yang diperlukan, dan bagaimana auditor memahami ekspektasi stakeholder
dan menuangkannya dalam bentuk selection matrix
Gambar 2.3: Selecting on Audit Topic 1

▪ Understand interests and priorities from the ministry, legislature,government, or


other stake holders such as sivil society organitation or the public
▪ Use selection criteria to unsure audit topics are significant, auditable, and
consistent with the SAI’s mandate, Faktor seleksi sebagaimana gambar 2.4, pada
Gambar 2.4 ada 10 list alternatif yang bisa digunakan dalam melakukan seleksi
untuk menentukan audit topik, yaitu : (1) Materiality, Selain nilai moneter,
materialitas mencakup isu signifikansi sosial dan politik, kepatuhan, transparansi,
tata kelola, dan akuntabilitas.(2) Auditability, Dapatkah topik tersebut diaudit?
Apakah audit itu praktis? Apakah itu termasuk dalam mandat hukum SAI? Apakah
SAI memiliki kemampuan untuk mengaudit topik (sebagai contoh, apakah memiliki
akses ke pakar yang memahami topik audit)? (3) Possible Impact, Akankah topik
tersebut memiliki efek yang kuat dalam meningkatkan ekonomi, efisiensi dan/atau
efektivitas usaha pemerintah?

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 6


Gambar 2.4: Illustrative List of selecti 1

(4) Risk to the SAI, Apakah ada risiko strategis atau reputasi jika topik audit tidak
diperiksa? (5) Legislative or public interest, Akankah mengaudit topik mengatasi
masalah hukum atau menguntungkan masyarakat? Misalnya, apakah audit akan
membantu mempromosikan inklusivitas? (6) Relevance, Apakah topik tersebut
berkaitan dengan, atau penting bagi, masalah dunia nyata, peristiwa saat ini, atau
keadaan masyarakat saat ini? (7) Timeliness, Apakah ini waktu yang tepat tepat
untuk mengaudit topik? Misalnya, apakah terlalu dini untuk memeriksa kemajuan
aktivitas baru? (8) Previous audit work, Apakah topik tersebut telah diaudit di masa
lalu? Apakah layak diaudit lagi? Apakah ada pendekatan audit baru yang dapat
Anda ambil? (9) Other major work planned or in progress, Apakah pekerjaan lain
sedang direncanakan atau dilakukan pada topik tersebut? (10) Request for
performance audits, Apakah ada permintaan khusus yang dibuat untuk
dilakukannya audit kinerja? Pertimbangan harus diberikan kepada sumber
permintaan untuk menentukan kepentingannya, misalnya, permintaan dari
parlemen, penerima manfaat, atau pemangku kepentingan eksternal lainnya.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 7


Berdasarkan kriteria yang dibahas di atas, topik audit potensial dapat diurutkan dan
diprioritaskan. Contoh matriks yang digunakan dalam memilih topik audit
sebagaimana gambar 2.5 :
Gambar 2.5: Example af an audit topic se 1

2. Designing the audit :


▪ Conduct a pre-study to better understand the audit topic
Untuk memastikan audit direncanakan dengan baik, auditor perlu memperoleh
pengetahuan yang memadai tentang program yang diaudit atau bisnis entitas yang

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 8


diaudit sebelum audit diluncurkan. Oleh karena itu, sebelum memulai audit,
umumnya perlu dilakukan penelitian untuk membangun pengetahuan, menguji
berbagai rancangan audit, dan memeriksa apakah data yang diperlukan tersedia.
Pekerjaan pendahuluan ini bisa disebut pra-studi. Pra-studi ini harus dilakukan
dengan cara yang sesuai dengan proses SAI dan didokumentasikan dengan tepat.
Untuk menentukan apakah ada kondisi untuk audit yang berhasil, Anda perlu
mengembangkan pekerjaan yang diselesaikan saat Anda memilih topik audit Anda;
yaitu, dengan mengumpulkan informasi tambahan yang memungkinkan Anda
memahami: struktur organisasi, peran dan fungsi, pemangku kepentingan, aktivitas
dan proses, sumber daya dan tren; tujuan organisasi; pengendalian internal yang
berlaku;faktor lingkungan internal dan eksternal yang memengaruhi entitas dan
program yang ditinjau; kendala eksternal yang mempengaruhi penyampaian
keluaran dan hasil;apa yang bekerja dengan baik dan tidak bekerja dengan baik
dalam entitas dan program yang ditinjau;kriteria yang ada atau dapat dikembangkan
untuk menilai kinerja; Dan sejauh mana kegiatan tersebut melibatkan semua pihak
yang terkena dampak.
Auditor perlu mengumpulkan informasi ini selama proses audit; namun, sebagian
besar informasi dasar ini harus dikumpulkan di awal audit selama perancangan dan
pelaksanaan audit
▪ Determine the audit approach
There are 3 common approaches to conducting a performance audit : a result-,
problem-, or system oriented approach
A result-oriented audit approach, menilai apakah tujuan hasil atau keluaran telah
tercapai atau layanan beroperasi seperti yang dirancang. Dalam pendekatan ini,
Anda akan mengungkapkan temuan dalam bentuk penyimpangan dari kriteria
kinerja Anda. Rekomendasi Anda akan bertujuan untuk menghilangkan
penyimpangan ini dengan mengatasi penyebabnya. Dalam pendekatan berorientasi
hasil, Anda akan mempelajari kinerja dalam ekonomi, efisiensi dan efektivitas, dan
menghubungkan pengamatan Anda dengan tujuan, sasaran,peraturan atau kriteria
audit. Jika kriteria sulit ditentukan, Anda mungkin perlu bekerja dengan para ahli
untuk mengembangkan kriteria yang kredibel.
A problem-oriented audit, umumnya dimulai dengan masalah awal yang mungkin
atau mungkin tidak perlu diverifikasi lebih lanjut selama audit. Oleh karena itu,

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 9


pendekatan ini memberikan penekanan khusus pada pemeriksaan, verifikasi, dan
analisis penyebab masalah kinerja. Anda dapat menggunakan pendekatan ini ketika
ada konsensus yang jelas tentang suatu masalah, bahkan jika tidak ada pernyataan
yang jelas tentang hasil atau keluaran yang diinginkan. Jika Anda menggunakan
pendekatan ini, kesimpulan dan rekomendasi Anda akan didasarkan pada proses
analisis dan konfirmasi penyebab menggunakan kriteria yang memungkinkan Anda
untuk menilai bagaimana faktor-faktor spesifik berkontribusi pada masalah yang
diidentifikasi. Pendekatan berorientasi masalah mencari jawaban atas pertanyaan
seperti : Apa penyebab dari masalah? Sejauh mana pemerintah dapat
menyelesaikan masalah?
A system-oriented audit approach, memeriksa berfungsinya sistem manajemen
dengan tepat. Jika Anda menggunakan pendekatan ini, Anda mungkin menemukan
bahwa tolok ukur kinerja dan prinsip-prinsip manajemen yang baik akan sangat
membantu sebagai kriteria dalam menilai kondisi ekonomi, efisiensi atau efektivitas,
bahkan ketika tidak ada konsensus yang jelas tentang suatu masalah atau ketika
hasilnya atau output tidak dinyatakan dengan jelas. Untuk membantu pengguna
laporan memahami pentingnya kelemahan pada kinerja sistem manajemen, penting
untuk mengidentifikasi alasan kelemahan dan membangun hubungan yang masuk
akal dengan bagaimana kelemahan mempengaruhi operasi. Jenis audit ini berusaha
menjawab berbagai macam pertanyaan untuk menggambarkan bagaimana
kegiatan tersebut berfungsi, penyebab kelemahan, dan sejauh mana hal-hal dapat
diperbaiki.
▪ Develop the objective(s) to establish the reason for the audit, Auditor harus
menetapkan tujuan(-tujuan) audit yang jelas yang berkaitan dengan prinsip
ekonomi, efisiensi dan/atau efektivitas. Tujuan audit menetapkan alasan
dilakukannya audit. Tujuan memberikan titik awal untuk mengembangkan
pertanyaan audit yang akan memandu pekerjaan Auditor. Akibatnya, kata-kata dari
tujuan menjadi penting dan dapat mempengaruhi hasil audit. Audit menggabungkan
konsep materialitas, dan berupaya mengevaluasi ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
topik audit.
Auditor perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika mengembangkan
tujuan :
Apakah tujuan audit dibingkai dalam istilah yang jelas dan sederhana?

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 10


Apakah tujuannya spesifik, layak, adil dan obyektif, kebijakan-netral dan terukur?
Apakah tujuan dibingkai dengan cara yang memungkinkan Anda sampai pada
kesimpulan yang tidak ambigu?
Apakah tujuan memberikan informasi yang cukup kepada entitas yang diaudit dan
pemangku kepentingan mudah memahami mengapa Anda melakukan audit, fokus
audit, dan tujuan audit?
▪ Formulate audit questions to guide the specific area the audit
Setelah mengembangkan tujuan dan pendekatan audit Anda, Anda akan
merumuskan pertanyaan audit khusus untuk memandu pekerjaan audit Anda.
Pertanyaan audit harus mengalir dari keseluruhan tujuan audit dan biasanya lebih
spesifik untuk membahas topik yang akan Anda uraikan atau evaluasi selama audit.
Tujuannya agar pertanyaan audit Anda mencakup semua aspek tujuan audit. Setiap
pendekatan yang dijelaskan di atas dapat mengarahkan Anda untuk merumuskan
pertanyaan audit secara berbeda. Seperti halnya ketika mengembangkan tujuan
audit Anda, sangat penting bagi tim Anda untuk berpikir dengan hati-hati tentang
kata-kata pertanyaan audit karena itu akan berimplikasi pada keputusan Anda, jenis
informasi yang akan Anda kumpulkan, pengumpulan informasi dan data Anda.
metode, pendekatan analitis Anda, dan jenis temuan dan kesimpulan yang akan
Anda capai. Jika Anda memilih untuk menguraikan pertanyaan audit Anda menjadi
sub-pertanyaan, pastikan pertanyaan tersebut saling melengkapi, tidak tumpang
tindih, dan secara kolektif lengkap dalam menjawab pertanyaan audit secara
keseluruhan (GUID 3000/37).
Berikut adalah beberapa type audit question berdasarkan pendekatan audit :

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 11


Gambar 2.6: Types of Evaluative Audit Qu 1

Pertanyaan audit dapat sangat bervariasi, mulai dari menilai ekonomi program saat
ini hingga analisis prospektif atas kejadian di masa depan. Ada lima jenis pertanyaan
audit evaluatif, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6 Penggunaan pertanyaan
audit tersebut tidak saling eksklusif. Misalnya, audit kinerja dengan pertanyaan untuk
mengevaluasi keefektifan juga dapat mencakup evaluasi pengendalian internal.
Ada beberapa teknik yang dapat Auditor gunakan untuk menyusun pertanyaan
audit. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan piramida analisis masalah,
seperti yang dimodelkan pada Gambar 2.7. Tujuan dari alat ini adalah untuk
memecah tujuan audit menjadi beberapa pertanyaan yang lebih rinci untuk
membentuk sebuah piramida. Hal ini memungkinkan Anda untuk
mempertimbangkan semua dimensi pertanyaan audit Anda. Tujuan audit,
ditunjukkan pada Level 1, berusaha untuk mengevaluasi sejauh mana departemen
kesehatan telah mengidentifikasi biaya saat ini dan masa depan untuk menyediakan
perawatan prenatal untuk populasi miskin. Level 2 mengidentifikasi pertanyaan audit
yang harus dijawab oleh tim selama audit untuk mencapai tujuan audit.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 12


Gambar 2.7: Example of issue analysis 1

Teknik kedua adalah menyelesaikan analisis masalah sebab-akibat, seperti yang


dimodelkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8: Example of cause-effect prob 1

Bergantung pada audit Anda, ini mungkin memerlukan penyelesaian dua langkah
terpisah. Langkah pertama adalah menentukan apakah hasil yang diharapkan telah
tercapai atau apakah suatu sistem beroperasi seperti yang diharapkan. Jika tidak
demikian, mungkin ada masalah kinerja, dan Anda perlu mempertimbangkan
apakah analisis dapat dibawa selangkah lebih maju untuk berhipotesis dan
menganalisis penyebabnya. Dalam pendekatan berorientasi masalah, masalah

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 13


kinerja utama dan faktor utama penyebab yang diidentifikasi awal dapat menjadi
bagian dari original desain audit.
Seperti ditunjukkan pada Level 1, memberikan titik awal untuk mengevaluasi
penyebab yang dihipotesiskan yang diidentifikasi pada Level 2 (Penyebab potensial
) memberikan dasar untuk mengembangkan pertanyaan audit, yang diidentifikasi
pada Level 3.

Perumusan pertanyaan audit adalah proses berulang di mana Anda berulang kali
menentukan dan menyempurnakan pertanyaan, dengan mempertimbangkan
informasi yang diketahui dan baru tentang subjek dan kelayakan untuk
mendapatkan jawaban. Penting bagi Anda untuk membiarkan audit Anda
berkembang untuk mendapatkan informasi tambahan dan wawasan lebih lanjut
tentang sub-masalah dan penyebab. Dalam melakukannya, penting juga bagi Anda
untuk mendokumentasikan kapan, bagaimana, dan mengapa Anda memodifikasi
pertanyaan audit Anda sehingga dapat memberikan catatan lengkap tentang audit
Anda. Jika perubahan signifikan dilakukan, perlu untuk menginformasikan entitas
yang diaudit tentang perubahan tersebut. Selanjutnya adalah penentuan scope audit

▪ Determine the scope of audit


Ruang lingkup menentukan batas audit Anda dan membahas hal-hal seperti
pertanyaan spesifik yang ingin Anda tanyakan dan jenis studi yang akan Anda
selesaikan. Secara khusus, ruang lingkup audit menentukan hal pokok yang akan
dinilai dan dilaporkan oleh auditor, dokumen atau catatan yang akan diperiksa,
periode yang direview, dan lokasi audit.

▪ Identify suitable audit criteria to measure the audited entity’s performance against
what is expected
Kriteria audit memberikan konteks untuk mengevaluasi bukti dan memahami
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi laporan audit. Untuk memilih kriteria audit
secara objektif, penting untuk memiliki: pemahaman umum tentang area yang
akan diaudit dan keakraban dengan dokumen hukum dan lainnya yang relevan,
serta studi dan audit terkini di area yang akan diaudit; pengetahuan yang baik
tentang motif dan dasar hukum dari topik audit dan tujuan yang ditetapkan oleh

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 14


legislatif atau pemerintah; Dan pengetahuan umum tentang praktik dan
pengalaman dalam program atau kegiatan pemerintah lain yang relevan atau
serupa.
Kriteria yang Anda pilih harus sesuai dengan topik dan tujuan audit. Kriteria yang
sesuai adalah relevan, andal, objektif, dapat dipahami, dapat diuji, dan lengkap.
Kepentingan relatif dari karakteristik ini adalah masalah penilaian profesional yang
harus dipertimbangkan selama proses seleksi. Atribut ini ditunjukkan pada Gambar
2.9 berikut :
Gambar 2.9: Attributes of suitable crite 1

1. Relevant : Contribute to conclusions that assist decision-making by intended


users and that are linked to and answer the audit questions.
2. Reliable : Result in reasonably consistent conclusions when used by another
auditor in the same circumstances.
3. Objective : Free from any bias on the part of the auditor or the audited entity.
4. Understandable : Clearly stated, contribute to clear conclusions and are
comprehensible to the intended users. Not subject to wide variations in
interpretation
5. Testable : Possible to identify what procedures and evidence are needed to
answer and determine performance against the criteria.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 15


6. Complete : Sufficient for the audit purpose and do not omit relevant factors or
result in the omission of significant information. Meaningful and make it possible
to provide the intended users with a practical overview for their information and
decision-making needs.

Menurut ISSAI 3000/49, auditor harus mendiskusikan kriteria audit yang dipilih
dengan entitas yang diaudit sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan
audit. Melakukan hal itu membantu memastikan pemahaman bersama dan umum
tentang kriteria apa yang akan digunakan sebagai tolok ukur saat mengevaluasi
materi audit. Ini dapat membantu menjawab pertanyaan tentang legitimasi dan
penerapannya. Diskusi tersebut dapat sangat membantu dalam kasus di mana Anda
memilih kriteria yang berbeda dari yang digunakan oleh entitas yang diaudit untuk
mengukur kinerjanya sendiri. Namun, meskipun transparansi dan mendapatkan
masukan yang relevan dari entitas yang diaudit adalah penting, hal tersebut pada
akhirnya menjadi tanggung jawab auditor – bukan entitas yang diaudit’ – untuk
memilih kriteria audit yang sesuai berdasarkan sifat audit dan pertanyaan audit.

Seperti disebutkan sebelumnya, terkadang kriteria tidak ada, tidak sesuai, atau tidak
mudah diukur. Dalam kasus tersebut, Anda dapat mengadaptasi atau
mengembangkan kriteria baru. Kriteria baru biasanya tidak dibuat dari awal;
sebaliknya, mereka sering diturunkan dari kriteria yang ada, prinsip-prinsip
penelitian ilmu sosial atau standar praktik profesional yang ada. Misalnya, Anda
dapat: mencari dan berpotensi mengadaptasi kriteria yang ada yang digunakan
dalam topik atau operasi audit serupa; meninjau literatur yang ada dan
mengidentifikasi kriteria pengukuran yang digunakan oleh para ahli di bidangnya;
atau bertemu dengan pejabat, pakar, konsultan atau kelompok fokus untuk
menentukan tolok ukur kinerja berdasarkan keadaan dan praktik yang sebanding,
termasuk di lingkungan internasional. Saat Anda mengembangkan kriteria, kriteria
tersebut harus valid dan meyakinkan bagi pembaca. Memvalidasi kriteria yang Anda
kembangkan biasanya dilakukan dengan mendapatkan pandangan dari para ahli
independen yang mewakili bidang tersebut secara luas.
Penting juga untuk mendiskusikan kriteria tersebut dengan entitas yang diaudit,
menjelaskan mengapa kriteria tambahan diperlukan dan bagaimana kriteria tersebut
divalidasi. Entitas yang diaudit mungkin memiliki pandangan tentang penerapannya

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 16


atau mengidentifikasi informasi relevan lainnya mengenai kelayakan kriteria yang
mungkin tidak Anda ketahui. Mendapatkan umpan balik dari entitas yang diaudit
tentang penggunaan kriteria juga bermanfaat, karena dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa entitas akan setuju dengan temuan dan rekomendasi laporan
dan mengambil tindakan yang sesuai. Jika entitas yang diaudit tidak setuju dengan
kriteria yang Anda pilih, Anda mungkin ingin melibatkan pakar pihak ketiga untuk
merekonsiliasi perspektif yang berbeda. Namun, meskipun keterlibatan dan umpan
balik dari entitas yang diaudit itu penting, ingatlah bahwa pada akhirnya tim audit
bertanggung jawab untuk mengembangkan kriteria yang sesuai. Oleh karena itu,
dalam ketidaksepakatan yang berkelanjutan, tim audit dapat memilih untuk
mempertahankan kriterianya dan mengungkapkan alasannya dalam laporan audit.

▪ Develop the methodology to guide the collection and analysis of information


Setelah menentukan tujuan audit, pertanyaan, kriteria, dan ruang lingkup, Anda
perlu mempertimbangkan metodologi apa yang sesuai untuk audit Anda, serta waktu
dan sumber daya yang tersedia. Metodologi Anda harus menjelaskan bagaimana
Anda akan mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk menjawab pertanyaan
audit Anda. Anda dapat menggunakan berbagai metode, yang paling umum dibahas
antara lain : interview, Document collection, Direct observations and inspection,
Surveys, Site visits, File reviews and structured observations, Small group methods,
Secondary data, Case studies.

Saat merancang metode pengumpulan dan analisis data, Anda perlu memastikan
bahwa pendekatan yang Anda gunakan akan memungkinkan tim Anda memperoleh
bukti yang menjawab tujuan audit Anda dan menjawab pertanyaan audit Anda.
Selain itu, Anda perlu mempertimbangkan risiko dan batasan yang dihasilkan dari
keahlian tim Anda, batasan biaya dan waktu, serta ketersediaan dan keandalan data

▪ Manage risk during audit design


Penting untuk mengelola risiko selama proses desain audit. Tujuan utama dari
desain audit adalah untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan merencanakan risiko
utama; karenanya, semua keputusan desain harus berbasis risiko.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 17


Mengidentifikasi dan menilai risiko selama desain audit membutuhkan pengetahuan
yang baik dan terkini tentang area audit, termasuk pemahaman menyeluruh tentang
tujuan, kebijakan, dan proses topik audit, bersama dengan pemangku kepentingan
utama dan kontrol. Identifikasi risiko audit melibatkan pertimbangan faktor kualitatif
dan kuantitatif, termasuk kerangka waktu, kompleksitas dan sensitivitas pekerjaan;
ukuran kegiatan dalam hal nilai finansial dan jumlah penduduk yang dilayani;
kecukupan sistem dan proses entitas yang diaudit untuk mencegah dan mendeteksi
ketidakkonsistenan, kesalahan atau kecurangan yang signifikan; dan akses auditor
ke catatan/data. Setelah mengidentifikasi dan menilai risiko audit dan tingkat
toleransi, penting untuk mengelola setiap risiko yang signifikan dengan
merencanakan langkah-langkah untuk menguranginya atau memitigasi dampaknya
(GUID 3920/62).
▪ Dokument the design, such as with a matrix and develop a project schedule
Matriks desain audit adalah alat utama untuk memberikan gambaran umum dan
mendokumentasikan desain audit. Ini memberikan struktur untuk mensintesis dan
menghubungkan elemen desain audit Anda, memungkinkan proses desain yang
lebih sistematis dan terarah, serta komunikasi dengan pemangku kepentingan
internal dalam SAI Anda tentang pendekatan audit. Matriks desain membantu
mendokumentasikan dan menghubungkan ruang lingkup, tujuan, kriteria, dan
metode audit Anda, memastikan rantai penalaran yang logis antara pendekatan
audit dan kemungkinan hasil. Ini memberikan dasar bagi para pemangku
kepentingan untuk mengembangkan pemahaman bersama tentang desain audit
dan pada akhirnya menyepakati pendekatan yang direncanakan. Sementara matriks
awalnya harus disiapkan selama fase desain, itu adalah dokumen hidup yang
ditinjau dan diperbarui, seperlunya, seiring kemajuan pekerjaan audit.
Contoh design matrix audit sebagaimana gambar 2.10 berikut:

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 18


Gambar 2.10 : Audit design Matrix 1

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 19


BAB III
APLIKASI DI ORGANISASI DAN PEMBAHASAN
A. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Bagian
Timur
Struktur organisai berdasarkan Peraturan Direksi No 0097.P/DIR/2022 tanggal 20
Oktober 2022 dimana PT PLN (Persero) UIP KALBAGTIM (Kalimantan Bagian Timur)
dipimpin, dibina dan dikelola oleh General Manager dengan membawahi :
1. 5 (lima) Bidang, dipimpin oleh seorang Senior Manager (SRM) yaitu : SRN
Perencanaan, SRM Operasi Konstruksi I, SRM Operasi Konstruksi II, SRM
Perizinan, Pertanahan dan Komunilasi dan SRM Anggaran dan Umum
2. 3 (tiga) Biro, dipimpin oleh seorang Pejabat Struktural yaitu Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Pejabat Pengendali K3L dan
Keamanan
3. 4 (empat) Unit Pelaksana, dipimpin oleh seorang Manager Unit Pelaksana
Gambar 3.1 : Bagan Organisasi UIP KALBAG 1

Menunjuk Peraturan Direksi diatas, tanggung jawab General Manager PT PLN


(Persero) UIP KALBAGTIM adalah bertanggung jawab untuk memastikan terjadinya
rencana kerja, strategi, proses bisnis, analisa resiko dan mitigasinya, kepatuhan serta
pengelolaan unit sesuai misi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia scara
efisien, efektif dan sinergis , menjamin terselenggaranya pengelolaan dan pengawasan
kegiatan pembangunan pembangkit dan jaringan tenaga listrik secara tepat biaya, mutu,
waktu dan berbasis aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Keamanan dan
memastikan terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
serta meningkatkan kinerja unit sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 20


B. Memilih Topik Audit
Dalam memilih topik, kami memperoleh input berupa :
1. RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) tahun 2021 - 2030
2. RJP (Rencana jangka Panjang) PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Timur Tahun 2022
– 2026
3. Kontrak Kinerja Manajemen tahun 2023 antara Direktur Manajemen Proyek dan Energi
Terbarukan dengan General Manager PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Timur
4. Profil risk PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Timur Tahun 2023
5. General Issue (dari audit sebelumnya, tahun 2021 dan 2022)
Dari input-input yang diperoleh kemudian kita dapatkan keinginan stakeholder antara
lain :
- Rencana pemindahan ibukota negara telah diumumkan Presiden pada tahun 2019,
Pemindahan ini mulai aktif dilaksanakan tahun 2024 dan diharapkan selesai pada tahun
2029 dengan inisiasi awal lokasi adalah sebagian Kabupaten Penjam Paser Utara dan
sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara (Sumber RUPTL)
- Terbentuknya sistem interkoneksi Kalimantan di tahun 2022(Sumber RUPTL)
- Sasaran strategis Tahun 2023 : Penyelesaian Proyek Target COD 2023, Proyek Ibukota
Negara Baru, Proyek Interkoneksi Kaltim-Kaltara, Proyek Interkoneksi Looping Kaltim –
Kalsel, Proyek Pembangunan Konsumen Tegangan Tinggi, COD Proyek selesai
konstruksi belum beroperasi, Program Pemerintah (Sertifikasi Aset), Nihil Pencemaran
Lingkungan, Nihil Kecelakaan Kerja (Sumber Profil Risk Tahun 2023)
- Dari LHA (Laporan Hasil Audit) dari 2 tahun terakhir sebagaimana tabel 3.1 dibawah ini,
terdapat 11 Area Of Improvement (AOI), jika di resume terdapat 5 Performance indicator
(PI) yang terkait dengan AOI tersebut yaitu :
1. Penambahan Kapasitas Infrastuktur Tenaga Listrik (termasuk sasaran strategis)
2. Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek (termasuk sasaran strategis)
3. Serah Terima Proyek (bukan sasaran strategis)
4. Penyelesaian Dokumen Legal Aset Tanah PLN (termasuk sasaran strategis)
5. Kepatuhan (a) Pengelolaan K3, Keamanan dan Lingkungan Hidup (termasuk
sasaran strategis)

Key Performance Indicator (KPI)/Performance


No AOI Laporan Hasil Audit
Indicator (PI)

Terdapat 24 tapak tower telah diganti rugi namun belum


1 Penyelesaian Dokumen Legal Aset Tanah PLN
disertifikasi (2022)

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 21


Terdapat deviasi negatif (PLTMG) karena kontraktor tidak perform
2 Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek
(2022)

Terdapat pekerjaan tidak sesuai desain karena pengawas tidak


3 Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek
cermat (2022)

Terdapat deviasi negatif (GI) karena kontraktor tidak perform


4 Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek
(2022)

5 Terdapat keterlambatan sebab kurangnya manpower (2021) Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek

Ketidakselarasan skala prioritas COD dengan ketersediaan


6 Penambahan Kapasitas Infrastuktur Tenaga Listrik
anggaran (2021)

Terdapat deviasi negatif (PLTU) karena kontraktor tidak perform


7 Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek
(2021)

Kepatuhan (a) Pengelolaan K3, Keamanan dan


8 Terdapat kecelakaan kerja (2021)
Lingkungan Hidup

Terdapat amandemen EOT yang tidak seharusnya disetujui sebab


9 Penambahan Kapasitas Infrastuktur Tenaga Listrik
tim amandemen tidak melakukan evaluasi (2021)

Terdapat pekerjaan yang belum dikerjakan namun telah di STP 1


10 Serah Terima Proyek
sebab direksi tidak memahami isi kontrak (2021)

Terdapat keterlambatan material (GI) sebab kontraktor belum


11 Persentasi Pelaksanaan Kontraktual Proyek
membayar pabrikan (2021)

Tabel 3.1 AOI LHA 2021-2022 1

Dari 11 AOI diatas terdapat 3 topik yang merupakan bagian dari rencana strategis,
sehingga ditentukan 3 topik tersebut akan menjadi bagian yang akan diseleksi ditambah
dengan 1 topik yang menjadi harapan stakeholder yaitu Proyek Ibukota Negara, sehingga
diperoleh 4 topik yang akan diseleksi yaitu :
1. Penyelesaian Proyek Target COD 2023
2. Proyek Ibukota Negara Baru
3. Sertifikasi Aset Tanah PLN
4. Nihil Kecelakaan Kerja

Dari topik yang sudah ditentukan kemudian dilakukan seleksi dengan 10 Faktor seleksi,
sebagaimana gambar 3.2 berikut :

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 22


Gambar 3.2 : Topic Selection Matrix UIP 1

Audit Topic Selection Matrix


Terdapat 4 Topik dari rencana strategis tahun 2023 dan menjadi harapan stakeholder yang akan diseleksi:
1.Penyelesaian proyek target COD Tahun 2023
2.Proyek Ibukota Negara Baru
3.Sertifikasi Aset Tanah PLN
4.Nihil Kecelakaan Kerja

Identified alternative audit topics


Topic 1 Topic 2 Topic 3 Topic 4
Criteria Weight
Weighted Weighted Weighted Weighted
Score Score Score Score
Score Score Score Score
1. Materiality 15 3 45 3 45 2 30 2 30
2. Auditability 15 3 45 3 45 3 45 3 45
3. Possible Impact 15 3 45 3 45 2 30 1 15
4. Risk to the PLN 10 2 20 2 20 2 20 3 30
5. Legislative or public Interest 10 2 20 3 30 3 30 1 10
6. Relevance 10 3 30 3 30 3 30 3 30
7. Timelines 5 2 10 2 10 3 15 3 15
8. Previous Audit work 5 2 10 3 15 2 10 2 10
9. Other work planned or in progress 5 3 15 3 15 3 15 3 15
10. Request for performance audit 10 0 0 0 0 0 0 0 0
Aggregate weighted score 100 240 255 225 200
RANK 2 1 3 4

Note : Not Applicable = 0, Low = 1, Medium = 2, High = 3


Materiality terkait financial/anggaran, akuntabilitas/pertanggungjawaban, isu sosial dan politik
Auditability terkait kemampuan auditor, dan apakah topik tsb dapat diaudit
Possible Impact terkait efek yang kuat dalam meningkatkan 3E
Risk to PLN terkait resiko strategisatau reputasi jika topik audit tidak diperiksa
Legislative or public interest terkait audit dapat mengatasi masalah hukum atau menguntungkan masyarakat
Relevance keterkaitan dengan kepentingan saat ini
Timeliness terkait Apakah ini waktu yang tepat untuk mengaudit topik?
Previous Audit Work terkait Apakah topik tersebut telah diaudit di masa lalu? Apakah layak diaudit lagi? Apakah ada pendekatan audit
baru yang dapat Anda ambil?
Other work planned or in progress Apakah pekerjaan lain sedang direncanakan atau dilakukan pada topik tersebut?
Request for Performance Audit terkait Apakah ada permintaan khusus yang dibuat untuk dilakukannya audit kinerja? Di PLN permintaan
audit kinerja terkait Topik tertentu belum ada

Dari Matriks diatas diketahui Prioritas yang akan diaudit sesuai dengan kemampuan dan jumlah auditor saat ini, dipilih 1 topik audit
yang menjadi Ranking 1 yaitu Proyek Ibukota Negara

Dari Audit Topic Selection Matrix diatas diketahui Topik audit yang diprioritaskan untuk diaudit
adalah “Proyek Ibukota Negara”, langkah selanjutnya adalah melakukan desain audit.

C. Mendisain Audit
Dalam mendesain audit, Pre-study dilakukan dengan mempelajari Pembangkit, SUTT dan
GI yang akan dibangun untuk mendukung pembangunan proyek Ibukota Negara (IKN) dengan
estimasi kebutuhan 800 MVA. Kebutuhan IKN akan dipasok dari sistem kelistrikan
Kalseltengtimra, yang merupakan grid yang menghubungkan Sistem Barito di Kalselteng,
Sistem Mahakam di Kaltim dan Sistem Kayan di Kaltara. Dalam Profil Risk entiti diketahui
langkah yang direncanakan terkait proyek IKN adalah melakukan survey untuk SUTT 150 kV
(206 kms), GIS 150 kV (4), GI 150 kV (4).
Pendekatan audit yang akan dilakukan adalah A system-oriented audit approach yang
bertujuan memeriksa berfungsinya sistem manajemen dengan tepat, pendekatan ini dipilih
dengan harapan, dengan sistem manajemen yang baik, target IKN secara bertahap dari tahun

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 23


2024 – 2029 dapat diselesaikan dengan tepat waktu, mutu dan biaya, sehingga memenuhi
konsep 3E.
Tujuan Audit Kinerja kali ini adalah Memeriksa Efektifitas Perencanaan Proyek
Infrastruktur Ketenagalistrikan dikawasan IKN dan anggaran yang tersedia untuk mendukung
Infrastruktur tersebut, dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, wilayah audit dibatasi
pada Gardu Induk yang akan dibangun di kawasan IKN.

Dari tujuan audit yang telah ditetapkan, kemudian dibuat audit question sebagaimana
gambar 3.3 berikut:
Gambar 3.3 : Audit Question Audit UIP 1

Level 1 Memeriksa Efektifitas Perencanaan Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan dikawasan IKN dan anggaran yang tersedia
Audit Objective untuk mendukung Infrastruktur tersebut (Ruang Lingkup Gardu Induk (GI) di kawasan IKN)

Level 2
Audit Question Apakah terdapat milestone Proyek GI dikawasan Apakah tersedia anggaran untuk Proyek GI dikawasan IKN
IKN

Pada pertanyaan Level 2, pada pelaksanaan audit bisa berkembang lagi pertanyaannya,
jika milestone telah tersedia, melihat pencapaian dari milestone tersebut, jika tidak terdapat
milestone perlu ditetapkan kriteria dari milestone tersebut, auditor harus mendiskusikan kriteria
audit yang dipilih dengan entitas yang diaudit sebagai bagian dari perancangan dan
pelaksanaan audit. Melakukan hal itu membantu memastikan pemahaman bersama dan
umum tentang kriteria apa yang akan digunakan sebagai tolok ukur saat mengevaluasi materi
audit.

Dalam kasus kriteria tidak ada, tidak sesuai, atau tidak mudah diukur, Auditor dapat
mengadaptasi atau mengembangkan kriteria baru. Kriteria baru biasanya tidak dibuat dari
awal; sebaliknya, mereka sering diturunkan dari kriteria yang ada, prinsip-prinsip penelitian
ilmu sosial atau standar praktik profesional yang ada.

Metodologi yang akan digunakan adalah pengumpulan data awal dari 4 GI yang akan
dibangun, pembebasan lahan, survey, inisiasi kontrak konstruksi dan milestone proyek ke 4
GI dikawasan IKN, kemudian melakukan interview dan site visit.

Risk yang kemungkinan akan dihadapi auditor adalah pengumpulan data pembebasan
lahan dan survey disebabkan padatnya kegiatan auditee. Yang akan dimitigasi dengan
mengakses Database NAS Auditee atau memperpanjang masa pre-study, untuk benar benar
memastikan kebutuhan dokumen pendukung yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan audit. :

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 24


Gambar 3.4 : Design Matrix Audit Kinerja 1

Design Matrix
Pentingnya Memeriksa Efektifitas Perencanaan Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan dikawasan IKN dan
anggaran yang tersedia mengingat pemindahan IKN dimulai bertahap mulai tahun 2024

Tim Audit UIP KALSUL


Periode Audit : Januari 2022 - Juni 2023

Criteria and Scope and


Audit Information Methodology Expected results of the
Limitations
Question required and Including data work
sources rellibillity
1. Apakah Milestone Scope : Gardi Pengembangan dari Pendekatan audit yang
terdapat Perencanaan Induk (GI) pertanyaan no1, jika akan dilakukan adalah A
milestone Proyek, sejak dikawasan IKN terdapat milestone, system-oriented audit
Proyek GI survey, terdapat 4 Unit adalah menguji approach yang bertujuan
dikawasan IKN pembebasan efektifitas dari milestone memeriksa berfungsinya
lahan s/d yang sudah ada dengan sistem manajemen
terkontraknya GI mengumpulkan data dengan tepat, pendekatan
survey dan pembebasan ini dipilih dengan harapan,
lahan, data ini dengan sistem
kemungkinan butuh manajemen yang baik,
waktu untuk target IKN secara
mengumpulkannya, bertahap dari tahun 2024
sehingga mitigasi yang – 2029 dapat diselesaikan
dilakukan adalah dengan tepat waktu, mutu
2.Apakah Surat Kuasa Methodology : mengakses database dan biaya
tersedia Anggaran Pengumpulan NAS auditee atau
anggaran untuk Investasi untuk data, interview memperpanjang waktu
Proyek GI survey, lahan dan dan site visit prestudy
dikawasan IKN konstruksi GI

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 25


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

Dari teori dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan :
1. Audit Kinerja adalah pemeriksaan yang independen, obyektif, dan andal tentang apakah
usaha, sistem, operasi, program, kegiatan, atau organisasi pemerintah beroperasi
sesuai dengan prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dan apakah ada ruang untuk
perbaikan
2. Penentuan topik audit kinerja dilakukan dengan mempelajari entitas, memperoleh input
dari stakeholder atau general issue yang kemudian dianalisa untuk menjadi topik topik
yang akan dipilih melalui 10 faktor seleksi ((1) Materiality, (2) Auditability, (3) Possible
(4) Risk to the PLN, (5) Legislative or public interest (6) Relevance (7) Timeliness, (8)
Previous audit work (9) Other major work planned or in progress dan (10) Request for
performance audits, hal ini tertuang dalam audit topic design matrix
3. Mendisain audit kinerja perlu dilakukan setelah penetuan topik kinerja dengan
melakukan pre-study, menentukan pendekatan audit dan tujuan audit yang jelas terkait
salah satu atau ketiga prinsip dari 3E, dari tujuan audit kemudian dibuat audit Question
dan criteria audit serta resiko resiko yang mungkin dihadapi saat audit, hal ini tertuang
dalam disain matriks

B. SARAN
1. Dalam memeriksa Kinerja agar auditor memeriksa apakah target Kinerja Manajemen
telah memuat sasaran sasaran strategis yang ada dalam Profil risk, hal ini bertujuan
membantu pencapaian sasaran strategis yang telah direncanakan ditahun
sebelumnya.
2. Perlu penetapan pedoman Audit Kinerja pada PT PLN (Persero) sehingga dalam
pelaksanaan audit, auditor dapat lebih terarah dalam melaksanakan audit

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 26


DAFTAR PUSTAKA
INTOSAI, Performance Audit ISSA Implementation handbook, Version 1, Agustus 2021.
INTOSAI, ISSA 3000

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 27


BIODATA

Nama : Satryanti
Tempat tanggal lahir : Pomalaa, 6 Agustus 1984
Pendidikan : S1 Teknik Mesin – Universitas Hasanuddin
Alamat : Jalan Karang Rejo Kompleks GCIP Hero Puskopad
G 80
Pekerjaan : Senior Audit UIP KALSUL
Alamat Kantor : Lt. 4 Gedung Utama PT PLN (Persero) UIW KSKT,
Jl. Panglima Batur No. 1, Kelurahan Loktabat Utara,
Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru,
70711.
No. Telp Kantor : 0511 – 4772520
Email : Satryanti.sl@pln.co.id

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 28

Anda mungkin juga menyukai