1. KASUS 1 Menceritakan tentang seorang murid Bernama Zaki, Ketika jam Pelajaran Bahasa Inggris bermasalah dengan guru Bahasa Inggris ibu Zahara. Ketika ibu Zahara bertanya kepada murid kelas 7A apakah memiliki tisu, tiba – tiba Zaki menjawab, “ Ada bu di warung Bu Kastim” . Hal ini menyinggung perasaan Ibu Zahara, karena jam Pelajaran Bahasa Nggris usai, bu Zahara mengadukan ke wali kelas. Kemudian Wali kelas memanggil Zaki, berbicara empat mata dengan Zaki. Bu Lusi. “ Zaki, ibu tadi mendapat laporan dari Ibu Zahara, katanya kamu tidak sopan kepada beliau y?” Zaki. “ Iya bu” Bu Lusi. “ Coba Zaki ceritakan kronologinya!” Zaki. “ Baik Bu, Zaki tadi menjawab pertanyyan Bu Zahara bu, Ketika Bu Zahara menanyakan apa ada yang memiliki tisu, Zaki menjawab, ada bu, diwarung Bu Kastim”. Bu Lusi. “ Bagaimana tanggapan Bu Zahara?” Zaki. “ sepertinya Marah Bu.” Bu Lusi. “ Menurut Zaki, mengapa Bu Zahara marah?” Zaki. “ Karena Zaki tidak Sopan bu, Zaki bermaksud bercanda, tapi tidak pada tempatnya” Bu Lusi. “ Zaki, ibu paham maksud Zaki adalah bercanda, Bercanda Boleh saja, namun Zaki harus melihat kepada siapa Zaki bercanda,Bu Zahara itu adalah guru atau orang tua Zaki” Zaki. “ Iya Bu.” Bu Lusi. “ Nah Zaki sekarang tau letak salahnya Zaki, Wajar y mas melakukan salah, mungkin Ibu, atau Ibu Zahara pun pernah melakukan salah, nah sekarang tindakan apa yang akan Zaki lakukan?” Zaki. “ Meminta maaf Bu.” Bu Lusi. “ Kapan Zaki Mau meminta maaf, pas jam Pelajaran Bu Zahara apa sekarang?” Zaki. “ Sekarang Bu, sekarang zaki akan menemui Bu Zahara dan meminta maaf .” Kemudian Zaki menemui ibu Zahara dan meminta maaf, setelah malam hari Bu Lusi menghubungi Zaki melalui WA dan menanyakan perasaan Zaki setelah menyelesaikan masalah dengan Ibu Zahara. Perasaan Zaki lega dan tenang, karena bisa meminta maaf dan mendapatkan maaf dari bu Zahara. 2. KASUS 2 Menceritakan seorang siswa Bernama Exa yang melanggar peraturan Sekolah, yaitu tidak menggunakan sepatu, hal ini ditemukan saat apel pagi dan anggota Osis melakukan pemeriksaan kelengkapan siswa. Berhubung ibu Lusi adalah guru piket maka Exa diserahkan ke Bu Lusi. Bu Lusi. “ Siapa namamu mas?” Exa. “ Exa Bu.” Bu Lusi. “ Kenapa Mas Exa?” Exa. “ Tidak pakai Sepatu Bu” Bu Lusi. “ Kenapa tidak pakai Sepatu mas, padahal anak sekolah itu wajib pakai Sepatu.” Exa. “ Saya Lupa dan buru – buru.” Bu Lusi. “ kok buru – buru?, apa tidak rishi mas g pakai sepatu? kamu sekolah naik apa mas?” Exa. “Risih Bu, saya naik Bus bu.” Bu Lusi. “ Jadi Exa sebenarnya sadar tidak memakai sepatu dan merasakan risih, tapi karena takut ketinggalan Bus, tetap lanjut y, dan Exa tidak bisa Kembali untuk mengambil sepatu karena naik bus?” Exa. “ Iya Bu.” Bu Lusi. “ terus apa tidak lanjutnya mas, kamukan sudah tau kesalahan kamu?” Exa. “ Di hukum Bu.” Bu Lusi. “ Kenapa Kamu suka sekali dihukum exa?” Exa diam dan tidak menjawab. Bu Lusi . “ Exa, ibu tau kamu salah, tapi Bu Lusi tidak akan main hukum, Exa pun sudah menyadari kesalahan Exa, jadi bagaimana tindak lanjutnya besok Xa? Apakah kamu akan mengusahakan menggunakan sepatu?” Exa. “ Iya bu, saya akan memakai sepatu.” Bu Lusi. “ baik Exa, kira- kira apa yang akan kamu lakukan agar tidak lupa dengan memakai sepatu? Apa kamu akan menyiapkan sepatu agar tidak buru – buru? Exa. “ Iya Bu” Bu Lusi. “ Ibu pegang janjinya y, sekarang silahkan ambil wudhu kita sholat Dhuha berjamaah.” Exa. “ Baik bu” sambal menyalami Bu Lusi Keesokan harinya Exa menggunakan Sepatu lengkap dengan Kaus kaki hitam, karena jadwalnya menggunakan baju pramuka, hal ini di buktikan Ketika Apel pagi dengan guru piket ibu Zahara, exa sudah menggunakan sepatu lengkap, dan Ketika ditanya bu Zahara, exa sudah nyaman dan tidak risih lagi, Exa lebih percaya diri karena sudah dengan atribut lengkap.