Anda di halaman 1dari 3

IMAN DAN KETANGGUHAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVIC-19

Willy Kasandra
email: willy.23111@mhs.unesa.ac.id
Transportasi, Fakultas Vokasi
23091427111

Pendahuluan
Pandemi COVID-19 yang pertama kali muncul pada awal tahun 2020 telah
menimbulkan masalah kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan manusia yang belum pernah
terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Ini telah mengubah cara kita bekerja, belajar,
berkomunikasi, dan bahkan beribadah karena virus ini menyebar. Di seluruh dunia,
ketangguhan individu dan komunitas telah diuji di tengah ketakutan, ketakutan, dan isolasi
yang disebabkan oleh pandemi. Alasan saya mengambil judul makalah “IMAN DAN
KETANGGUHAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVIC-19” untuk mempelajari peran iman
dan ketangguhan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Bagaimana berbagai agama dan
keyakinan spiritual mendukung dan mengarahkan orang dalam menghadapi krisis ini, serta
bagaimana pengalaman orang dalam pandemi mempengaruhi keyakinan mereka. Rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengalaman empiris
dalam menghadapi pandemi, kajian dari berbagai sumber mengenai masalah pandemi,
dasar Kitab suci sebagai penguatan iman, dan pandangan untuk menyikapi pandemi covid-
19.

1. Menjaga Kesehatan Dan Interaksi Sosial


Karena pandemi COVID-19, gaya hidup kita dan cara kita berinteraksi dengan
lingkungan kita telah berubah. Kesehatan individu dan masyarakat saat ini menjadi
perhatian utama. Dalam situasi ini, ada kebutuhan mendesak untuk menjaga kesehatan fisik
dan menerapkan pembatasan interaksi sosial sebagai langkah penting dalam mengatasi
penyebaran virus dan menjaga perlindungan diri dan kelompok masyarakat. Pada saat
pandemi covic-19 saya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Sebagian besar
kegiatan segala bentuk aktifitas dilakukan di dalam rumah, terutama adalah belajar sebagai
siswa saya diwajibkan untuk belajar. Pada waktu itu seluruh sekolah di tutup pada saat
tersebut saya baru masuk sekolah menengah, belajar daring adalah sebuah tantangan
karena kurangnya pemahaman dan perlu adaptasi untuk bisa menerapkan materi yang di
berikan. Namun dengan semangat dan komitmen saya berusaha semaksimal mungkin untuk
mengerjakan dan menelaah materi sehingga tidak menjadi halangan pandemi menjadi
penghalang siswa untuk belajar.
Dampak dari virus korona ini menyebabkan banyak peraturan muncul khususnya
pembatasan kerumunan. Hal ini menyebabkan semua umat katolik tidak dapat melakukan
ekaresti di gerja. Perayaan ekaresti pada saat pandemi dilakukan secara virtual dengan
menggunakan live youtube. Banyak kendala yang muncul khususnya untuk umat katolik di
gereja saya, sebagian besar umat bermatapencarian sebagai petani yang kurang mengerti
dengan perkembangan teknologi. Sehingga banyak umat yang tidak bisa mengikuti misa
onliane dikarenakan tidak dapat menggunakan media elektronik dan kurang mendukung
adanya misa onlaine sebab menurut para umat misa onlaine tidak bisa menjadi cara untuk
komunikasi dengan Tuhan lebih baik berdoa secara pribadi.
Lantas berdoa yang saya lakukan karena adanya pembatasan yang tidak
memperbolehkan merayakan ekaresti adalah dengan devosi tiga kali salam maria dan satu
kali bapakami.

Bagian ini membahas rumusan masalah atau pertanyaan pertama. Sebagai bahasan
empiris, setidaknya disajikan minimal tiga sumber data faktual (dari diri sendiri, dan dari di
luar diri sendiri). Akan tetapi tetap terfokus pada hal yang sama atau mirip sehingga dapat
ditarik substansi dan esensi (misal: kekatolikan atau katolisitas, personalitas). Untuk itu,
analisislah keterhubungan ketiganya atau lebih hingga memeroleh titik temu tertentu.

2. Subjudul 2 (Teoretis)
Di bagian ini dibahas masalah kedua, yakni bukti dan tanda kekatolikan dalam
individu. Sebagai kajian ilmiah teoretis bandingkan dengan referensi (buku-buku, makalah,
minimal 3 referensi) dari sumber manapun. Seperti kelaziman pereferensian, upayakan lima
unsur (1)pengutipan secara tidak langsung (hanya idenya tetapi rumusannya menurut Anda
sendiri) dari buku/pustaka yang digunakan, (2)penafsiran kutipan tersebut untuk
menunjukkan pemahaman Anda atas kutipan tersebut APA ARTINYA ITU, APA MAKSUDNYA
ITU, (3)perelevansian kutipan tersebut dengan topik (dalam hubungannya dengan topik
makalah, apa relevansinya pendapat yang dikutip itu), (4)pembandingan dari seluruh buku
yang digunakan (apa persamaan dan perbedaan pendapat-pendapat tadi), dan akhirnya
(5)penyimpulan. Simak di Seri Logika Penelitian 3 https://www.youtube.com/watch?
v=TpFKvUSJrVo).

3. Subjudul 3 (Biblis)
Demikian dilakukan untuk subjudul 3, yang bersumber dari kitab suci. Sebagai kajian
biblis, setidaknya 3 ayat ataupun perikop yang digunakan sebagai dasarnya. Setiap
ayat/perikop haruslah dinalar (1)mengapa itu merupakan dasar biblis topik yang sedang
dibahas, (2)mana buktinya ayat itu sesuai dengan topik (misal: kekatolikan) yang sedang
dibahas.

4. Subjudul 4 (Analisis)
Pada bagian ini disajikan pengajian (analisis) bandingkan ketiga subjudul terdahulu
untuk memeroleh benang merah atau hubungan dari ketiga bahasan sebelumya.
Konfrontrasikan ketiganya! Sebagai pembandingan konfrontatif, tunjukan persamaan dan
perbedaan setiap kajian sebelumnya: kesamaannya apa, keperbedaannya apa di antara
ketiga bahasan empiris, teoretis, biblis.

Simpulan
Di bagian itu tempat Anda menuliskan simpulan. Simpulan pada hakikatnya,
merumuskan proposisi atau pernyataan baru berdasarkan pernyataan lama. Artinya,
berdasarkan bahasan pada bag subjudul 1, 2, 3, dan 4 dirumuskan pernyataan baru sebagai
simpulannya. Pernyataan baru, bukan pengulangan. Cukup 1 s.d. 2 paragraf.
Pustaka Acuan
Tuliskan daftar pustaka di sini secara alfabetis (berdasar urutan abjad) seperti contoh
berikut
Bakker, Joseph. 2009. Teologi Katolik Populer dan Mutakhir. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sandiwan, Antonius. 2001. “Bersaksi tentang Iman Katolik di Era Global” dalam Orientasi.
Vol XII, Edisi 123. Jakarta: STFT Drijarkara.
Sukandar, Agustinus. dan Setyowati, Elizabeth. 2004. Kristologi: Memahami Kristus secara
Mudah. Jakarta: PT Gramedia.
Thomson, Alexander. 2001. “Pengalamanku Berjumpa Tuhan”. dalam Lumen, (diunduh 10
Oktober 2017) http: www//lumen.0123xcbnnn/132-138.

*Abjad B lebih dahulu daripada abjad S dan T; Begitu pula Sa_ lebih dahulu daripada Su_

Anda mungkin juga menyukai