Anda di halaman 1dari 50

Pencegahan dan

Pengendalian FR Penyakit
Paru Kronis

PELAYANAN TERPADU (PANDU)


PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
1
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN ASMA
Sumber : Riskesdas 2013 dan 2018
4
5
6
ASAP ROKOK DAPAT MEMPERPARAH ASMA
• Ibu hamil yang merokok
meningkatkan risiko terjadinya
asma pada anak, sedangkan pada
ibu hamil yang tidak merokok
namun menjadi perokok pasif,
juga meningkatkan kemungkinan
asma pada anak.

• Anak yang menjadi perokok pasif


juga berhubungan dengan
serangan asma yang lebih parah.

• Dampak asap rokok dapat • Asap rokok juga dapat


memperburuk kondisi Asma, dapat menurunkan efektivitas obat
menyebabkan turunnya tingkat kontrol asma bahkan menyebabkan
penyandang Asma, resistensi.
DETEKSI DINI PADA ASMA

1. Deteksi dini pada kelompok deteksi dini


Dibawah usia 3 tahun, bila ada gejala mengi, anak dengan
orang tua asma atau dermatitis atopi → perlu dicurigai untuk
menderita asma dikemudian hari

2. Penemuan kasus asma


Penemuan kasus asma (kesakitan dan kematian) dilaksanakan
secara rutin diintegrasi dengan pelayanan PTM lainnya di
Puskesmas dan POSBINDU PTM
TATALAKSANA ASMA
Prinsip tatalaksana asma :
Penatalaksanaan Asma
• Tatalaksana asma jangka panjang
• Tatalaksana asma akut /saat serangan

Tujuan Asma Terkontrol

• Tidak ada gejala


• Tidak ada gejala malam
• Aktivitas normal
• Faal paru normal
• Tidak ada pemakaian pelega
Penatalaksanaan
Asma Eksaserbasi
di FKTP
Pemeriksaan Penunjang

Penunjang standar Penunjang tambahan

• Pemeriksaan faal paru • Pemeriksaan penunjang


tambahan yang dibutuhkan
standar dengan sesuai kondisi pasien adalah
spirometri (Jika tersedia) uji provokasi
• Pemeriksaan dan • Uji alergi untuk menilai
penilaian faal paru secara status alergi (uji tusuk kulit
sederhana dengan alat dan pemeriksaan serum IgE
peak flow meter Atopi
PENGOBATAN ASMA
PENGOBATAN UTAMA :
Mengenali faktor pemicu serangan dan menghindarinya

Obat pengontrol → obat yang


digunakan setiap hari bertujuan
untuk meredakan peradangan
di saluran napas

PENGONTROL

OBAT ASMA Obat pelega adalah obat yang


digunakan hanya pada saat
PELEGA serangan asma, obat ini
bertujuan melebarkan saluran
napas sehingga dapat
bernapas lebih lega
DEFINISI KONTROL TOTAL
Tidak ada Gejala

Tidak ada Pemakaian salbutamol

Tiap hari APE pagi 80%

Tidak ada Terbangun malam hari

Tidak ada Eksaserbasi

Tidak ada Kunjungan ke IGD


Efek samping obat
Tidak ada

Bateman et al. ARJCCM 2004


Pencegahan & Pengendalian Asma
• Asma tidak bisa disembuhkan namun asma dapat dikelola dengan
baik untuk mengendalikan gejala dan mencegah serangan asma.
• Penanganan asma antara lain dengan cara pencegahan,
meminimalkan paparan pemicu, dan minum obat saat kambuh.
• Perilaku pencegahan terhadap paparan faktor risiko asma yang
dilakukan terus-menerus akan sangat membantu penderita asma
untuk meningkatkan kontrol terhadap penyakit asma.
• Edukasi dan pemahaman adalah kunci untuk mengendalikan asma
yang efektif, jika serangan asma tidak dikelola secara benar
maka bisa berakibat fatal
PENGUKURAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI
(APE)
❖ Pengukuran APE dengan peakflowmeter
dapat digunakan untuk :
• Deteksi dini asma
• Monitoring pengobatan asma
• Identidikasi awal status perokok, profil
perokok
❖ Hasil pengukuran dibandingkan dengan
tabel nilai prediksi normal
❖ Nilai APE seseorang dipengaruhi :
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Tinggi badan
5/10/2023 15
PENGUKURAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI
(APE)
NILAI YANG DIUKUR PROSEDUR

• Volume Ekspirasi • Tentukan nilai prediksi normal (Lihat nilai


Paksa detik pertama prediksi normal di table)
• Jenis kelamin, usia, TB
• Total dari udara yang
keluar dalam detik • Klien tidak dalam kondisi batuk2, sesak, flu
pertama pada saat • Posisi tubuh berdiri tegak
ekspirasi. • Tarik napas dalam melalui hidung, tahan
✓ Range : 15 – 999 napas selama 2-5 detik
liter/menit • Tiup udara melalui mulut, prinsip peniupan
✓ Accuracy : ± 3,5% atau ekspirasi paksa :
atau 0,1 liter “Meniup dengan sekuat-kuatnya dalam
waktu 1 - 2 detik”
• Unit akan berbunyi dalam 2 detik dan hasil
pengukuran akan muncul di layar
5/10/2023 16
PENGUKURAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI
(APE)

5/10/2023 20
2
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PPOK
PREVALENSI PPOK DI INDONESIA

Sumber: Riskesdas, 2013

• Prevalensi PPOK sebesar 11% dari penduduk dunia dengan 3 juta kematian per tahun.
• Pada tahun 2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease memperkirakan tahun 2060 →
prevalensi PPOK akan lebih meningkat karena meningkatnya jumlah orang yang merokok.
• BIOMASS study Riskesdas 2013: Prevalensi PPOK pada non-smokers di Indonesia 6,3% (Urban
5,4% & Rural 7,2%)
• Indonesia (SKRT 2005), kasus PPOK meningkat :
❑ Menurunkan angka harapan hidup
❑ Akibat prevalensi merokok yang tinggi
❑ Meningkatnya Polusi udara
23
Gejala PPOK

Batuk kronis Makin sering tersengal-


Mengi atau
dengan/tanpa sengal, bahkan saat
sesak napas
dahak yang melakukan aktivitas fisik
disertai
tidak kunjung ringan seperti memasak
bunyi
sembuh atau mengenakan pakaian

Lemas
(kehilangan Penurunan
Rasa berat
kemampuan/ berat
di dada
produktivitas) badan
Faktor Risiko PPOK

Dapat Dimodifikasi Tidak Dapat Dimodifikasi

Merokok Usia
Merokok atau terpapar
asap rokok . PPOK terjadi secara
1 dari 4 perokok aktif perlahan selama
menderita PPOK bertahun-tahun,
Umumnya gejala muncul
pada usia ≥ 40 tahun.

Paparan Polusi Udara


Faktor
• Asap kendaraan bermotor
• Debu jalanan Keturunan
• Gas buangan industri
• Briket batu bara Jika memiliki riwayat
• Debu vulkanik gunung meletus keluarga dengan
• Asap kebakaran hutan PPOK, maka Anda
• Asap kayu bakar berisiko terkena PPOK.
• Polusi di tempat kerja (bahan
kimia, debu, gas beracun)
dan merokok
Alur Deteksi Dini Faktor Risiko PPOK
TATALAKSANA PPOK

• Mengurangi gejala Mengurangi


• Meningkatkan Toleransi Latihan Gejala
• Meningkatkan status kesehatan

• Mencegah progresivitas penyakit


• Mencegah dan mengatasi Mengurangi
eksaserbasi Risko
• Menurunkan mortalitas
Diagnosis PPOK

Anamnesis
• Gejala: batuk berdahak dan sesak napas.
• Gejala berlangsung lama dan semakin memberat.
• Sesak napas bertambah saat beraktivitas
• Ada riwayat merokok atau pajanan polusi

Pemeriksaan Fisis
• Pada PPOK ringan pemeriksaan fisis bisa normal
• Pada tahap lanjut dapat ditemukan tanda-tanda hiperinflasi sebagai berikut: dada cembung,
sela iga melebar, hipersonor, suara nafas melemah, sianosis dan jari tabuh (clubbing finger).

Pemeriksaan penunjang:
• Penunjang standar untuk diagnosis PPOK adalah pemeriksaan faal paru dengan menggunakan
spirometri.
• Pemeriksaan penunjang tambahan: Foto toraks, EKG, Laboratorium kimia darah.
DIAGNOSIS DAN PENILAIAN AWAL

© 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease


SPIROMETRI
• Tes fisiologi untuk menilai fungsi
paru melalui pengukuran volume
paru saat inspirasi dan ekspirasi
maksimal dalam fungsi waktu

• Merupakan “gold standard”


diagnosis PPOK

• Tanda-tanda obstruksi

• Pemeriksaan berguna untuk :


✓ Menunjang diagnosis
✓ Melihat laju perjalanan penyakit
✓ Menentukan prognosis
SPIROMETRY IN COPD

Normal

PPOK
Diagnosis Pencegahan
Banding Timbulnya PPOK

▪ Asma, • Tidak merokok


▪ Bronkiektasis, • Berhenti merokok
▪ TB paru yang luas, • Hindari polusi yang
▪ Sindrom pasca TB paru, mempengaruhi saluran napas
yang terus menerus
▪ Penyakit interstisial paru,
▪ Panbronkiolitis luas dan lainnya.
3

Upaya Berhenti Merokok


MASALAH VS PELUANG

63,4% 43,8% 38,9%


Perokok Mencoba Berhenti Perokok Dianjurkan Berhenti
Perokok Ingin Berhenti
Oleh Nakes

63,4%
64,3% 43,6% 49,8% 39,4% 27,8%

Upaya berhenti dan anjuran untuk berhenti dari tenaga


kesehatan pada orang dewasa, Indonesia tahun 2011 dan 2021
30,4 43,8 34,6 38,9

Mencoba berhenti merokok Disarankan berhenti merokok oleh


tenaga kesehatan
2011 2021
ALGORITMA
PANDU PTM –
Layanan UBM
Jenis Layanan

Skrining Pemeriksaan CO Pemeriksaan


Merokok Analyzer Peakflowmeter

Edukasi - Terapi Rujukan


Konseling Farmakologis

Jenis Pelayanan yang diberikan tergantung kemampuan setiap


daerah/Faskes
Alur Layanan
Penilaian Pemeriksaan Konseling

Adiksi Nikotin
• Pemeriksaan TD • Konseling
dengan
• Pemeriksaan CO Individu
Fagerstrom
Analyzer • Konseling
Tingkat
• Pemeriksaan Berkelompok
Motivasi
Peakflowmeter
Berhenti
Merokok

Terapi Tindak lanjut


• Dukungan
Dukungan
Keluarga • Kunjungan
• Dukungan Rutin
Teman • Penilaian
Sebaya Ulang
• Dukungan
Lingkungan
• Terapi
Farmakologis
Pendekatan 4T
Yang Harus Dinilai
01 Tanya Identitas umum, perilaku merokok, usaha berhenti, tingkat adiksi
(Fagerstorm) , tingkat motivasi

02 Telaah Yang Harus Dipastikan


Nilai keinginan untuk berhenti, tahap keinginan berhenti, CO
analizer
03 Tolong Yang Harus Dikuatkan
Anjurkan berhenti, cara berhenti, 5R untuk yang belum
bersedia
Tindak Yang Harus Direspon
04
lanjut Tentukan jadwal konsul berikutnya
• Nicotine Replacement
Modalitas Intervensi UBM A Therapy (NRT)
• Bupropion
• Varenicline

• Konseling
Layanan Non B •

Self Help
Brief advice
UBM Farmakoterapi
• Terapi Perilaku
• Terapi tambahan

C •

Dukungan Keluarga
Dukungan Teman Sebaya
• Dukungan Lingkungan
Utilisasi Layanan UBM

Integrasi Program
Menurunkan risiko komplikasi
dan kematian akibat
Motivasi Diri kerusakan lebih lanjut pada
organ paru akibat proses
infeksi
Pasien
Komorbid
Pasien Ggn
Pernafasan dan Tb
Pencegahan Komplikasi Lanjutan
Membantu perokok untuk
berhenti merokok & mengatasi Intervensi Program
gejala putus nikotin sehingga
menurunkan risiko terjadi penyakit
.
Tindak Lanjut

Susun jadwal konsultasi rutin →


A 2 minggu sekali

Penilaian tingkat keberhasilan

B berhenti merokok

Penguatan Motivasi
C
Rujukan
D
Kriteria Rujukan UBM

Di FKTP
Penanganan medis efek putus nikotin

Layanan UBM lanjutan yang tidak dapat ditangani

Memerlukan Terapi Tambahan.

Kondisi khusus/penyakit penyerta


Pengukuran kadar
Carbon-Monoxide (CO) pernapasan
• Kadar CO saat ekspirasi
• Nilai :
• Perokok 5-20 ppm (2-5%
COHb), bisa lebih
• Bukan perokok / Perokok
Pasif : < 4 ppm
• Manfaatnya:
a. Meningkatkan motivasi
perokok saat konseling
Upaya Berhenti Merokok
(UBM)
b. Menilai kemajuan progress
Upaya Berhenti Merokok
Cara Pengukuran CO Analyzer
Metode :
1. Subjek menahan napas selama ± 10 detik
2. Hembuskan napas melalui mulut secara perlahan melalui alat
sampai terdengar bunyi pada alat atau sampai napas habis (± 20
detik)
3. Jumlah CO pada akhir ekspirasi (setelah ± 20 detik) sepadan
dengan konsentrasi COHb dalam darah
4. Dalam beberapa detik, alat ukur akan menunjukkan kadar CO
udara ekspirasi

• Saat seseorang berhenti merokok, kadar CO dalam darah akan


menghilang dengan cepat.
• Kadar CO akan berkurang setengah dalam 6 jam.
• Kadar CO kembali normal dalam 12 jam
• Kadar CO akan sama dengan bukan perokok dalam 1 hingga 2 hari.
Nilai
Pengukuran
Kadar CO
Pernapasan
PEMERIKSAAN KADAR CO PERNAPASAN
DENGAN CO ANALYZER
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai