Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR


BIDANG K3 MEKANIK, (PESAWAT ANGKAT ANGKUT,
PESAWATTENAGA PRODUKSI), K3 PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN KE - 162


KELOMPOK IV
1. RAHMAT

2. RIZQI RAMADHAN RACHMATULLAH


3. SAHRUL SAGUNI

4. TAMSILA

5. ULIS

6. WINDA APRIALTI LAMPE

7. YONASDI AFDAR AGTHEN

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
Makassar, 2 – 14 Oktober 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah
Nya kami berhasil menyelesaikan penulisan laporan PKL ini tepat pada waktunya.
Laporan PKL ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dari pelatihan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PJK3 PT.
IndotamaJasa Sertifikasi.
Dalam penyusunan laporan PKL ini kami melakukan praktek kunjungan
lapangan(PKL) secara online di PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR. Bidang yang
kami teliti adalah bidang K3 mekanik, (PAA ,PTP) & K3 pesawat uap & bejana tekan.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan
rekan- rekan Indotama Jasa Sertifikasi atas bimbingan dan dorongannya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian
kepada rekan-rekan calon AK3 Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama
ini. Dalam penyusunan laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun penulisan dari
laporan ini.

Tim Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BABI PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. LatarBelakang..........................................................................................4

B. Maksud danTujuan..................................................................................7

C. Ruang Lingkup.........................................................................................7

D. Dasar Hukum...........................................................................................9

BABII KONDISI PERUSAHAAN ...........................................................................10

A. Profil Perusahaan....................................................................................10

B. Lokasi Perusahaan.................................................................................11

C. Struktur Organisasi.................................................................................12

D. Visi dan Misi............................................................................................12

E. Temuan Hasil Observasi.........................................................................13

BAB III ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI..........................................14


A. Identifikasi Objek Pengawasan Norma..................................................14

B. Analisa Temuan Positif..........................................................................14

C. Analisa Temuan Negatif.........................................................................21

BABIV PENUTUP....................................................................................................29

A. Kesimpulan............................................................................................29

B. Saran......................................................................................................29

BABV DAFTAR PUSTAKA....................................................................................30

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk terus memacu kinerjanya


menyambut persaingan indutri yang semakin ketat. Pertumbuhan ekonomi global
yang semakin pesat akan memunculkan perusahaan-perusahaan baru dengan
manajemen dan kinerja yang lebih baik sebagai kompetitor. Faktanyaperusahaaan
dengan ide dan pola pikir fresh dan modern yang akan memuncaki tangga kesuksesan.
Dengan didukung semakin mudahnya media komunikasi dan pemasaran.
Optimalisasi di beberapa sisi seperti aset perusahaan dan Sumber Daya Manusia
(SDM) sebagai pengelolanya menjadi point penting sebagai senjata perusahan
tersebut untuk bertahan.
Dampak langsung dari kondisi tersebut secara khusus terasa pada kehidupan
danpola kerja setiap SDM sebagai tenaga kerja. Dapat diambil contoh yaitu karyawan
yang terlibat didalamnya. Karyawan harus bisa memacu kinerjanya semaksimal
mungkin dan tepat sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu sebagai
perusahaan yang produktif dan profitable.
Sebagai contoh di perusahaan berbasis teknologi dan machinery seperti
pembangkit listrik yang didalamnya memanfaatkan berbagai jenis rotating machine
dan hardware dengan potensi bahaya yang terbilang tinggi di lingkungan kerjanya.
Setiap saat keselamatan dan kesehatan sumber daya manusianya pasti akan
terancam.
Penggunaan berbagai alat dan mesin di dalam perusahaan tersebut
menyebabkan karyawan tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan kerja. Resiko ini dapat menimpa tenaga kerja kapan dan
dimana saja, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak yang
berkaitan seperti pengusaha, tenaga kerja, dan perusahaan.
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja khususnya
pada pengoperasian alat-alat mekanik (PAA) , Peswat tenaga produksi , bejana
tekan dan

4
tangka timbun yang memiliki potensi bahaya tersebut, maka sangat dibutuhkan
adanya sistem atau pedoman pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
K3 sangat dibutuhkan para pelaku kerja agar setiap aktivitas kerjanya tidak keluar dari
batas yang membahayakan keselamatan dan kesehatan individunya.
Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan mempunyai potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat
kerja, wajib menerapkankeselamatan dan mengacu pada Undang-undang No. 1 tahun
1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi
perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja
maupun akibat lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 harus di manage dengan baik agar tepat guna. Oleh karena
itu muncul Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang akan
berfungsi sebagai media antisipasi bagi para pekerja saat melakukan pekerjaannya
dariresiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya dengan membuat aturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan perusahaan. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Sektor Tello merupakan salah
satu pembangkit Tenaga Uap, Tenaga Diesel dan Tenaga Gas di Sulawesi Selatan
yangmulai beroperasi sejak tahun 1971. PT. (Persero) Sektor Tello dalam upaya untuk
mejadi pemasok listrik yang handal haruslah senangtiasa meningkatkan kinerja
karyawan dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan karyawannya ketika
bekerja. Yaitu dengan memberikan perlindungan serta jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja bagikaryawan. Oleh sebab itu program jaminan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sangat penting, yaitu untuk meningkatkan kepuasan, sehingga
kinerja menjadi lebih meningkat dan tercapainya hasil produksi yang diinginkan.
Untuk menjamin keselamatan dankesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja
dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).

5
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan mitra penting bagiperusahaan dalam
mendukung proses produksi. Dalam melakukan proses produksi tersebut,
karyawan selalu berhubungan dengan mesin-mesin yang bisa menimbulkan resiko
kecelakaan kerja. Semakin cukup jumlah dan kualitas fasilitas keselamatan dan
kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawan. Dengan adanya
program ini, karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga mereka
akan bekerja lebih baik.

B. Maksud dan Tujuan

Praktek Kerja Lapangan bagi calon Ahli K3 Umum sangat dibutuhkan,


mengingat PP No. 50 Tahun 2012, tentang penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, pasal 1 ayat 2 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja atau disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatantenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Untuk itu Ahli K3 Umum harus lebih menguasai teori dan
praktek penerapan SMK3 padasetiap perusahaan. Tujuan dari penulisan laporan ini
adalah :

 Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan calon
AhliK3 Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.
 Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum di
perusahaan tempatnya bekerja, sehingga dapat memastikan semuanya
berjalan secara profesional dalam hal pengambilan keputusan yang tepat
sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan memberi kontribusi yang positif
bagi perusahaan.
 Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 PT. PLN UPDK TELLO Makassar, yang
diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada pihak perusahaan
yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan.

6
C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
adalah untuk mendapatkan Analisa keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) bidang
Mekanik, Alatangkat angkut serta Pesawat uap dan Bejana Tekan pada perusahaan
PT. PLN UPDK TELLO Makassar secara daring dengan metode observasi video profil
K3 perusahaan serta wawancara dengan supervisor HSE yaitu :

 Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Angkat , Angkut , Pesawat


Tenaga Produksi
1. Pelaksanaan syarat-syarat K3 meliputi Perencanaan, pembuatan,
pemasangan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian,
reparasiI modifikasi dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
2. Personil K3 yang mengoperasikan pesawat angkat dan angkut.

3. K3 Pesawat meliputi alat sebagai berikut : dongkrak hydraulic , crane


,Rotator , Passenge hoist
4. K3 Pesawat Angkut yang meliputi alat berikut : Forklift , truck , conveyor

5. K3 Pesawat Tenaga Produksi yang meliputi alat berikut : Turbin


Penggerak

, Mesin Produksi Perkakas (Crusher), Transmisi Tenaga , Tanur dll.

6. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat


tenagaproduksi

 Ruang Lingkup K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan

1. Sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan pesawat uap

2. Persyaratan K3 bejana tekanan dan pesawat uap

3. tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan


danpesawat uap
4. K3 Bejana Tekanan meliputi alat berikut : Pressure Vessel , tabung gas
lpgdl.l.

7
5. K3 pesawat uap meliputi alat berikut : Boiler fire tube , Boiler water tube
dll.

6. Jumlah personil yang mengoperasikan pesawat uap dan bejana tekan

7. Sistem pengamanan pesawat uap dan bejana tekan

8. Pemeriksaan dan uji pesawat uap dan bejana tekan

8
D. Dasar Hukum

Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang mekanik,


pesawat uap dan bejana tekan serta alat angkat angkut di lingkungan kerja PT PLN
TelloMakassar adalah sebagai berikut :

 Dasar Hukum Pengawasan Pesawat Angkat dan Angkut

Dasar hukum pengawasan pesawat angkat dan angkut sebagai berikut ;

1. Undang- Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 86


dan87);
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan Kerja (pasal 2, 3, 4
dan5);
3. Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut;

4. Kepmenaker No. 452/MEN/1996 tentang Pesawat Angkat dan Angkut


JenisRental
5. Permenakertrans No.Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut.
6. Permenaker No. 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
PengawasanKetenagakerjaan.

 Dasar Hukum Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

Dasar hukum becana tekanan dan tangki timbun sebagai berikut;

1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata


CaraPengawasan Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki
Timbun.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-
02/MEN/1982tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja.

9
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan
PT. PLN (Persero) adalah badan usaha milik negara yang bertugas
menangani semua aspek ketenagalistrikan di Indonesia. Berdiri pertama kali pada
27 Oktober 1945, PT. PLN (Persero) berkembang dengan pesat, menyesuaikan
dengan bertambahnya konsumsi listrik di indonesia. Unit PT. PLN (Persero) dibagi
dalam beberapa wilayah untuk mengurusi, pembangkitan, penyaluran (transmisi),
pengaturan beban, dan distribusi kepada pelanggan.
Sektor pembangkitan PLN Wilayah Sulselrabar terdiri dari 4 Sektor, yakni
Sektor Pembangkitan Tello, Sektor Pembangkitan Bakarru dan Sektor
Pembangkitan Kendari dan Punagaya.
Sektor Pembangkitan Tello, terletak di Jalan Urip Sumoharjo Nomor 7
Makassar menjadi salah satu sektor vital penyediaan energi listrik di Sulawesi
Selatan dan sekitarnya di bawah naungan PLN Wilayah Sulselrabar. Menyediakan
total 324,85 MW daya listrik yang dapat dibangkitkan dari empat pusat listrik
dibawah naungan Sektor Pembangkitan Tello, yaitu :
1. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tello
2. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG/U) Tello
3. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Selayar
4. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Barru
Dengan mesin-mesin pembangkit yang dikelolanya, maka PLN Sektor
Pembangkitan Tello sanggup memasok Energi Listrik baik sebagai pemikul beban
dasar maupun beban puncak pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, Sulawesi
Barat, bahkan telah dikembangkan sistem interkoneksi dengan Sulawesi Tengah.
PLTU Tello mulai beroperasi dan diresmikan oleh Bapak Presiden RI,
Soeharto pada tahun 1973, dipasang 2 buah mesin diesel dengan daya terpasang
masing-masing sebesar 2,84 MW yang berlokasi di dekat PLTU Tello. Pada tahun
1976, tepatnya bulan Juni dibentuk unit-unit Sektor Tello. Dengan nama PLN
Wilayah VIII dengan unit asuhan PLTD Bontoala dan Gardu Induk Transmisi.

10
Pada tahun yang sama PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello mendapat tambahan
1 unit PLTG dengan daya terpasang 14,66 MW. Dengan berkembangnya
pembangunan di Kota Makassar, serta sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
meningkat, PLN mendapat tambahan beberapa pembangkit yaitu :
1. Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alston dengan daya terpasang 21,35 MW.
2. Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi dengan daya terpasang 2 x 12,6
MW.
3. Tahun 1989 dibagun 2 unit PLTD SWD dengan daya terpasang 2 x 12,4 MW.
4. Tahun 1997 dibangun 2 unit PLTG GE dengan daya 2 x 33,4 MW.
Untuk menyalurkan saluran energi dan pembangkit-pembangkit yang berasa
di lingkungan kerja PT. PLN Makassar kepada Pelanggan, serta untuk menunjang
dan mengantisipasi peningkatan beban pada daerah-daerah baru, maka tahap
pertama sejak tahun 1969 dibangun saluran transmisi sistem tegangan 30 KV dan
Gardu Induk (Tello, Bontoala, Kalukuang, Sungguminasa, Parangloe, Mandai, dan
Tonasa I). Selanjutnya di bangun saluran transmisi sistem tegangan 70 KV dan
sistem tegangan 150 KV dan Gardu Induk (Pangkep, Tonasa II, Daya, Tello, dan
Tello Lama) serta perluasan Gardu Induk Existing.

 Alamat Perusahaan

Jl. Urip Sumoharjo No.Km. 5, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota


Makassar, Sulawesi Selatan 90233
 Jumlah Karyawan : 241 (222 Laki-Laki , 19 Perempuan)

 Luas Wilayah : 5372, 4 m2


 Shift : a. Pukul 07.00 - 15.00 WITA
b. Pukul 15.00 - 23.00 WITA
c. Pukul 23.00 - 07.00 WITA

11
B. Lokasi Perusahaan

Gambar 1. Lokasi PT. PLN UPDK Tello Makassar. (GoogleEarth, 2023)

C. Struktur Organisasi

12
D. Visi dan Misi

- Visi

a. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembuh kembang,


unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

b. Menjadi unit pembangkitan yang andal, efesien dan berwawasan


lingkungan.

- Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas


kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.


d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

E. Temuan hasil observasi

Sebagai penunjang kegiatan praktek kerja lapangan ini, adapun temuan baik
positif maupun negatif, berdasarkan hasil analisis kami melalui video yang telah di
berikan oleh PT.PLN UPDK TELLO Makassar berikut temuan yang kami
dapatkan.
a. Perusahaan memiliki gantry dan overhead crane yang telah di riksa uji
setahun sekali
b. Bejana Tekan Telah dilakukan Riksa uji berkala sesuai ketentuan
c. Mesin tenaga Produksi Telah memiliki sertifikat kelayakan operasi
d. Operator overhead crane sudah tersertifikasi surat ijin operasi (SIO)
e. Tidak terdapat tanda area lintasan forklift

f. Pelat nama memuat data identitas Pesawat Angkat dan Angkut alat tidak
terlihat dengan jelas

13
BAB II

ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI - I

3.1 Temuan observasi

Adapun temuan hasil observasi online tentang keselamatan kerja mekanik, pesawat uap dan bejana tekan dapat dilihat
sebagai berikut :

 Temuan Positif
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
1. Area Gantry Perusahaan Gantry Crane dan Pengoperasian Permen 8 Tahun 2020
crane dan memiliki Overhead Crane dan pemakaian pasal 176 tentang riksa
Overhead gantry crane dapat berfungsi sesuai dengan uji berkala pesawat
crane dengan dengan baik dan jenis dan angkat dan angkut ayat 2
kapasitas 20 layak untuk kapasitasnya : “Pemeriksaan dan
ton dioperasikan. serta pengujian berkala
daoverhead pertahankan sebagaimana dimaksud
crane 5 dan riksa uji secara dalam Pasal 174 ayat (1)
20 ton berkala 1 tahun huruf b untuk Alat Bantu
dengan sekali setelah Angkat dan Angkut serta

14
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
kapasitas pemeriksaan alat kelengkapannya
yang telah di pertama. dilakukan paling lambat 1
riksa uji (satu) tahun sekali.”
setahun
sekali
2. Sertifikat SIO Operator tersertifikasi nya Pengoperasian Permenaker No. 08
(Surat Ijin pesawat tenaga operator harus Tahun 2020 tentang
Operasi) angkat pesawat angkat menerapkan keselamatan dan
operator overhead overhead crane SOP yang kesehatan kerja pesawat
pesawat crane sudah maka berdasarkan berlaku dan angkat dan pesawat
angkat tersertifikasi peraturan yang harus angkut pasal 140 point 1 “
overhead surat ijin berlaku sudah bisa dipertahankan Pemasangan dan/atau
crane operasi (SIO) mengoperasikan perakitan, pemakaian
berdasarkan alat mekanik atau pengoperasian,
peraturan tersebut. pemeliharaan dan
yang berlaku. perawatan, perbaikan,
perubahan atau
modifikasi serta
pemeriksaan dan
pengujian harus

15
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
dilakukan oleh personil
yang mempunyai
kompetensi dan
kewenangan di bidang
K3 Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut.”
3. Sertifikat Ketel uap Ketel uap sudah Pengoperasian Riksa Uji Boiler yang
riksa uji ketel telah memiliki dapat digunakan harus dimaksud dalam
uap sertifikat untuk menghasilkan menerapkan Permenaker no. 37 tahun
riksa uji steam dengan SOP yang 2016 (Bab VIII Pasal70)
tekanan yang telah berlaku dan riksa ”merupakan kegiatan
ditentukan uji berkala harus pemeriksaan dan semua
dipertahankan tindakan pengetesan
kemampuan operasi,
bahan dan konstruksi
Bejana Tekanan untuk
memastikan terpenuhinya
ketentuan peraturan
perundang-undangan
dan/atau standar yang

16
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
berlaku yang dilakukan
pertama, berkala, khusus
dan pengulangan”.
4. Area Mesin Mesin Mesin tenaga Pengoperasian Permenaker No. 38
Produksi tenaga produksi dapat harus Tahun 2016 pasal 133
Produksi digunakan dengan menerapkan ayat 1 tentang
telah baik dan sudah SOP yang “pemeriksaan berkala
memiliki layak. berlaku dan sebagaimana dimaksud
sertifikat Pengujian dlama pasal 13 huruf b
kelayakan kelayakan dilakukan secara berkala
operasi operasi berkala paling lama 1 tahun
harus sekali“.
dipertahankan Pasal 133 ayat 2
““pengujian berkala
sebagaimana dimaksud
dlama pasal 13 huruf b
dilakukan secara berkala
paling lama 5 tahun
sekali“

17
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
5. Produksi PT. Sertifikat Adanya sertifikat Sudah baik dan Permen no 38 tahun 2016
PLN UPDK operator yang dimiliki oleh tetap di pasal 110 Teknisi dan
Tello Makassar mesin diesel operator mesin pertahankan operator K3 bidang
diesel dapat dan Pesawat Tenaga dan
memastikan bahwa diperpanjang Produksi sebagaimana
sudah terferifikasi ketika masa dimaksud pada ayat (1)
sesuai peraturan berlakunya dan ayat (2) harus
yang berlaku. sudah mau memiliki kompetensi dan
selesai kewenangan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
6. Sertifikat Tanda bukti Dengan adanya Sudah baikdan Permenaker No. 37
bejana tekan Bejana bukti pemeriksaan tetap di Tahun 2016 tentang K3
Tekanan bejana tekan dapat pertahankan bejana tekanan dan
telah digunakan untuk lakukan tangki Timbun. pasal 75
menenuhi menyimpan udara pemeriksaan ayat 1 ”.
syarat layak bertekanan dengan dan/pengujian Pemeriksaan dan/atau
operasi baik secara berkala pengujian berkala
dibuktikan sebagaimana dimaksud

18
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
dengan dalam Pasal 70 huruf b
adanya dilakukan sesuai dengan
sertifikat Lampiran yang
pemeriksaan. merupakan bagian tidak
terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini
7. Surat Tanda bukti Dengan adanya Sudah baik dan Permenaker No. 37 Tahun
pemeriksaan Tangki bukti pemeriksaan tetap 2016 Tentang K3 Bejana
tangki timbun Timbun telah bejana tekan dapat dipertahankan Tekanan dan Tangki
menenuhi digunakan untuk dan harus Timbun, Pasal 68 Ayat 1
syarat layak menyimpan solar dilakukan “Setiap kegiatan
operasi bertekanan dengan pengujian perencanaan, pembuatan,
dibuktikan baik. dan/atau pemasangan, pengisian,
dengan pemeriksaan pengangkutan,pemakaian,
adanya secara berkala pemeliharaan,perbaikan,
sertifikat modifikasi, dan
pemeriksaan penyimpanan Bejana
Tekanan dan Tangki
Timbun harus dilakukan
pemeriksaan dan/atau

19
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
pengujian.”

20
 Temuan Negatif

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum


1. Area mesin Adanya Bisa Segera melakukan Undang – undang
pompa dan karat dan mempengaruhi pembersihan area Uap 1930 Pasal 19
blow down debu pada performa kinerja tersebut dan tentang Kewajiban
mesin mesin pompa, blow merekomendasikan pemakai Permenaker
pompa, pipa down akan sulit untuk dilakukan No. 5 Tahun 2018
besi dan untuk di putar karna pemeliharaan tentang Keselamatan
blow down karatan dan juga secara berkala Kerja dan Kesehatan
bisa berdampak untuk menghindari Kerja dilingkungan
pada kesehatan korosi dan debu Kerja
pernafasan menempuk pada
operator yang mesin pompa, pipa
bekerja di area besi dan blow down
tersebut

21
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
2. Ruangan Tedapat Hal ini dapat Memindahkan aki Undang-undang No. 1
mesin instalasi listrik menyebabkan ke tempat yang Tahun 1970 tentang
produksi PT. dari aki yang terjadinya potensi aman dan tertutup. Keselamatan Kerja
PLN UPDK terbuka dan kecelakaan kerja Permenaker No. 5
Tello di tempatkan Tahun 2018 tentang
Makassar sembarangan Keselamatan Kerja
dan Kesehatan Kerja
dilingkungan Kerja
Permenaker No. 12
Tahun 2015 Tentan K3
Listrik di Tempat Kerja

3. Area Pelat nama Hal ini Plat nama identitas Permenaker No. 08
Penyimpanan memuat data menyebabkan alat wajib harus Tahun 2020 Tentang
Pesawat identitas operator susah ditempel dan Keselamatan dan
Angkat Pesawat mencari data dimuat pada alat Kesehatan Kerja
Angkut Angkat dan khususnya untuk dan letaknya harus Pesawat Angkat dan
Angkut alat kapasitas julas terlihat. Pesawat Angkut,
tidak terlihat maksimum alat. pasal 16
dengan jelas “Perlengkapan

22
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
paling sedikit terdiri
atas:

a. pelat nama yang


memuat data
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut;
b. keterangan
kapasitasbeban
c. maksimum yang
diizinkan;
d. alat atau tombol
penghenti darurat
(emergency stop);
e. Alat Pengaman;
dan
f. Alat Perlindungan.“

23
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
4. Area Mesin Tidak Tidak adanya Merekomendasikan UU no. 38 Tahun
Produksi PT. memiliki papan nama bisa agar adanya 2016 tentang
PLN UPDK Pelat papan dapat pemasangan Kesehatan
Tello Nama mengakibatkan pemberitahuan keselamatan kerja
Makassar diperalatan terjadinya potensi pelat papan nama pesawat produksi
mesin kecelakaan kerja. agar dapat pada pasal 15.”
produksi. . mencegah Setiap Pesawat
terjadinya Tenaga dan Produksi
kecelakaan kerja. harus diberi pelat
nama yang memuat
data Pesawat Tenaga
dan Produksi.”
5. Tempat lokasi Bejana Bisa menyebabkan Segera di buat Permenakertran No.
bejana tekanan Bejana Tekan rusak bangunan 37 tahun 2016 tentang
bertekanan ditempatkan karena korosi akibat Pelindung Bejana K3 Bejana tekan dan
diruang paparan sinar Tekanan dari Tangki timbun, Pasal
terbuka matahari langsung paparan sinar 43 ayat Bejana
tanpa dan hujan matahari langsung Tekanan dalam
pelindung dan hujan keadaan berisi harus
dari terik dilindungi dari sumber

24
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
matahari dan panas dan penyebab
hujan. karat.

6. PT.PLN Belum ada Pekerjaan dan/atau Menyarankan Peraturan Menteri


UPDK Tello petugas Ahli perakitan, perusahaan untuk Tenaga Kerja
Makassar K3 Bidang pemakaian atau merekrut petugas Republik Indonesia
Pesawat pengoperasian, Ahli K3 Bidang No:PER.08/MEN/
Angkat dan pemeliharaan dan Peswat Angkat dan 2020 Pasal 140 Ayat
Pesawat pengujian Pesawat Pesawat Angkut 1 “Pemasangan
Angkut yang Angkat dan dan memfasilitasi dan/atau perakitan,
dimiliki oleh Pesawat Angkut yg karyawan yang pemakaian atau
PT. PLN tidak di lakukan bekerja di bidang pengoperasian,
UPDK Tello oleh personil yang tersebut untuk ikut pemeliharaan dan
Makassar mempunyai pelatihan Ahli K3 pearawatan,
kompetensi dan Bidang Peswat perbaikan,
kewanangan Angkat dan perubahan atau
melanggar regulasi Pesawat Angkut . modifkasi, serta

25
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
dan akan pemeriksaan dan
mengakibatkan pengujian harus
potensi kecelakaan dilakukan oleh
kerja personil yang
mempunyai
kompetensi dan
kewenangan
dibidang K3 Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut”
Ayat 2 (d) “Ahli K3
bidang Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut

26
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
7. Lokasi area Terdapat Akibat selang tidak Untuk peralatan Peraturan mentri
dekat dengan alat bantu ditata dengan rapi yang sudah tidak Tenagakerja dan
mesin utilitas angkat dan dapat digunakan Transmigrasi RI
angkut yang menyebabkan sebaiknya No.Per.01/MEN/1980,
tidak di selang dapat dikembalikan ke Pada pasal 6 bahwa
tempatkan membahayakan tempatnya “Kebersihan dan
pada operator kerapihan di tempat
tempatnya. kerja harus dijaga
sehingga bahan-
Bahan yang
berserakan, bahan-
bahan bangunan,
peralatan dan alat-
alat kerja tidak
merintangi dan
menimbulkan
kecelakaan.

27
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum
8. Di area mesin Tidak Tanpa adanya Harus dilakukan Sesuai dengan
produksi / terdapat plat pemasangan pemasangan pelat Permen no 38 tahun
mesin diesel nama pada pelat untukalat tenaga 2016 pasal 15 bawa
peralatan nama, maka dan produksi Setiap Pesawat
mesin diesel kariayawan ataupun sebagai sumber Tenaga dan Produksi
pegunjung tidak informasi mengenai harus diberi pelat
dapat mengetahui alat tenaga produksi nama yang memuat
jenis tenaga tersebut paling data Pesawat Tenaga
produksi yang tidak dan Produksi.
digunakan dan pemasangannya
informainya

28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

berdasarkan hasil temuan observasi kami melalui video dan wawancara


langsung dengan Supervisor HSE dari PT. PLN UPDK Tello Makassar, dapat
disimpulkan bahwa mengenai K3 mekanik, Pesawat Angkat Angkut, K3
Pesawat Uap dan Bejana Tekan yaitu sebagai berikut :

1. Penerapan pengawasan K3 di bidang pesawat mekanik, pesawat angat dan


angkut, K3 Pesawat uap dan bejana tekan sudah berjalan dengan baik. Telah
di lakukan riksa uji dan sudah layak operasi sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Ada beberapa peralatan mekanik yang belum dilengkapi pengaman guna


untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

3. Operator Mekanik dan Mesin produksi sudah memiliki surat ijin operasi (SIO)
sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Kebersihan dan kerapian di PT. PLN UPDK Tello Makassar pun perlu di
tingkatkan seperti yang kami amati di dalam video masih banyaknya tabung
bejana tekan yang berserakan. Selain itu rumput di lingkungan kerja sangat
banyak dan beberapa peralatan masih terlihat banyak debu.

4.2 Saran
Harap lebih diperhatikan hal-hal kecil seperti alat pengaman penunjang,
kebersihan dan kerapian serta perlu penambahan rambu peringatan
keselamatan agar para karyawan bisa lebih mengingat dan memperhatikan
selalu serta penggunaan APD dan mengutamakan keselamatan. Hal – hal yang
telah dijalankan sesuai ketentuan mengenai riksa uji berkala dan SIO operator
mekanik perlu dipertahankan.

29
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Ruang Lingkup Dan Dasar Hukum Materi Ahli K3 Umum PT. IJS

Data dari Supervisor HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar

Video HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar

UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat


Angkut

Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga Produksi

Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun

30
31

Anda mungkin juga menyukai