MANAGEMENT
Part I
Modul 1 – Modul 7
Magister Manajemen - Universitas Bunda Mulia
1
MODUL 1. PENDAHULUAN
MODUL 2. STRATEGI dan MANAJEMEN
SUMBER-DAYA NARA
PART I
MODUL 3. ANALISIS JABATAN/ TUGAS &
PROSES MANAJEMEN TALENTA
MODUL 4. PERENCANAAN dan
PEREKRUTAN SUMBERDAYA NARA
MODUL 5. TESTING dan MEMILIH
MODUL 1 - 7 KARYAWAN
MODUL 6. MEWAWANCARAI CALON
KARYAWAN
MODUL 7. PELATIHAN dan
PENGEMBANGAN KARYAWAN
2
HUMAN RESOURCE
MANAGEMENT
Part II
Modul 8 – Modul 14
Magister Manajemen - Universitas Bunda Mulia
3
MODUL 8. MANAJEMEN KINERJA &
PENILAIAN KINERJA
MODUL 9. MENGELOLA KARIR
4
Petunjuk Teknis
Buku-Ajar Wajib.
1. Gary Dessler (2020). Human Resource Management. Sixteenth Edition.
Pearson.
2. Gary Dessler & Tan Chwee Huat (2009). Human Resource Management.
Second Edition. Prentice-Hall
Buku Anjuran:
▪ Raymond A. Noe, John R. Hollenberg, Barry Gerhart, & Parick M. Wright
(2015). Human Resource Management. 9th ed. McGraw Hill
Mahasiswa wajib membentuk kelompok-kerja, beranggotakan minimal dua
dan maksimal tiga mahasiswa/ kelompok.
Nilai mahasiswa didasarkan pada hasil-hasil: Ujian Tengah Semester/ UTS,
Ujian Akhir Semester/ UAS, dan Tugas-Kelompok; bobot dan pengaturan sesuai
dengan SAP.
5
Part I
MODUL 1 - MODUL 7
6
MODUL 1
PENDAHULUAN
7
The framework introduces each chapter
and makes the following points:
8
Dua Komponen dan Sistem dalam
Organisasi/ Perusahaan
Dua komponen: ▪ Nara/manusia dan ▪ Aktivitas nara
NARA/MANUSIA
AKTIVITAS NARA
Organizational System
Business-Model (Business System)
untuk Mengelola Nara
untuk mengelola Aktivitas Nara
▪ Organizational System
▪ Organizational Process ▪ Resource-base & profile
▪ Organizational Culture ▪ Value-chain
▪ Value-proposition
Model Bisnis
(Sistem Bisnis atau Sistem
Penciptaan Nilai)
10
Manajemen Sumber-Daya Insani Dalam Organisasi
Pada umumnya manajer melaksanakan 5 (lima) fungsi dan aktivitas: plan, organize,
staff, lead, dan control/ POSLeC, sebagaimana tampak dari peraga berikut (Dessler &
Tan, 2009: 4).
Matakuliah ini fokus pada fungsi staffing atau fungsi Manajemen SD-Insani
Staff
Organize ▪ Recruit, select, and train staff
▪ Give each subordinate a ▪ Evaluate performance of staff
specific task ▪ Reward staff Lead
▪ Delegate authority ▪ Getsubordinates to do
▪ Set up channels of the work
communcation ▪ Maintain morale
▪ Coordinate work of ▪ Motivate subordinates
subordinates Functions
and
Plan Activities of Control
▪ Set goals & standards a ▪ Set standards
▪ Develop rules & HR Manager ▪ Compare performance
procedures ▪ Take corrective actions
11
Esensi Manajemen Sumber Daya Nara
● Macro environment
Uncertainties
Creating Sustainable
● Industry: Attractiveness & Competitive-Advantage
Competitive position ▪ (Distinctive)
● Markets: Changes & High Performance: Capabilities
Attractivemeness
Financial & Nonfinancial ▪ Dynamic Capabilities
JOB SPECIFICATION
JOB-DESCRIPTION FIT/ (Job’s Human Requirements/
Competencies)
1. Duties GAP 1. Knowledge & Skills
2. Responsibilities ? (know-what, know-how,
3. Reporting-relationships know-why,& care-why)
4. Working conditions 2. Personality
3. Attitude
4. Behavior
1.Recruitment 2. Performance
3. 4. Training &
Appraisal: Competency-
& Selection based analysis Compensation Development
12
Apa Itu Manajemen Sumber-Daya Nara/MSDN
(Human Resource Management/ HRM)?
Diharuskan
Ketrampilan mencapai
Kebijakan &
Karyawan & Tujuan-Tujuan
Praktek MSDN
Kinerja Strategik
Perusahaan
13
Apa Itu Manajemen... Cont.
Matakuliah ini memberikan kemampuan tentang “the concepts and techniques you need to
perform the ‘people’ or personnel aspects of your management job”, mencakup (Dessler,
2017; Dessler & Tan, 2009):
▪ Melaksanakan analisis pekerjaan
▪ Merencanakan kebutuhan SDN, merekrut, dan memilih para pelamar pekerjaan
▪ Mengorientasi dan melatih karyawan-karyawan baru
▪ Mengelola upah, insentif, dan benefits
▪ Menilai kinerja
▪ Mewawancara, mengonseling, dan mendisiplin para karyawan
▪ Membangun komitmen karyawan
▪ Memahami dan menguasai undang-undang dan ketentuan-ketentuan tentang ketenaga-kerjaan
▪ Memahami issues terkait dengan kesehatan dan keselamatan karyawan, dan
▪ Menangani keluhan-keluhan dan hubungan ketenaga-kerjaan.
Pemimpin bisa membangun Business Model yang hebat, namun jika dia salah mengelola SDN,
maka pemimpin akan mengalami masalah serius dalam organisasi; fungsi-fungsi [POLeC] bisa
benar, namun jika fungsi [S] keliru, maka pemimpin pasti akan gagal!
14
Kecenderungan-Kecenderungan Yang
Memengaruhi MSDN
Perusahaan harus:
● Kemajuan Teknologi
□ Semakin
● Kecenderungan dalam
kompetitif
hakekat pekerjaan
□ Lebih cepat dan
● Kecenderungan
lebih responsif
demografis dan
□ Semakin cost
angkatan-kerja Manager Sumber-
effective
● Globalisas/MEA & Daya Nara harus
□ Berorientasi pada
Kompetisi memiliki
“human-capital”
● Keberhutangan/ perspektif dan
□ Semakin ilmiah
indebtedness (leverage) kompetensi-
dan bagaimana
& Deregulasi kompetensi baru
perusahaan
● Tantangan-Tantangan
membuat
& Kecenderungan
keputusan
Ekonomi
15
Perspektif Investment Dalam Manajemen
Sumber-Daya Nara/MSDN
16
Perspektif Investment... Cont.
17
Sumber-Sumber dari Nilai Karyawan
(Jeffrey A. Mello,2002: 4)
I. Technical Knowledge:
▪ Markets ▪ Processes
▪ Customers ▪ Environments
IV. Motivation
V. Commitment
VI. Teamwork:
▪ Interpersonal skills
▪ Leadership ability
18
Implikasi Penggunaan Perspektif Invesment
Dalam MSDN
19
Implikasi Penggunaan... Cont.
20
Lima Faktor Yang Memengaruhi Adopsi “Investment
Oriented” oleh Organisasi Dalam Mengelola SDN
(Jeffry A. Mello, 2002 : 7)
▪ Management Value
▪ Utilitarian Mentality
▪ Availability of Outsourcing
21
Investment- Orientation:
1. Management Values
Tidak ada jaminan bahwa organisasi telah mengelola SDN dengan perspektif
“investment”.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dikemukakan untuk mengukur kadar
“investment-orientation” dalam management value (Mello, 2002: 7): ◦ does
the organization see its people as being central to its mission/ strategy? ◦ do
the company’s mission statement and strategic objectives, both company
wide and within individual business unit, espouse the value of or even
mention human assets and their role in achieving goals? ◦ more importantly,
does the management philosophy of the organization encourage the
development of any strategy to prevent the depreciation of its human assets,
or are they considered replicable and amortizable, like physical assets?
22
Investment-Orientation:
2. Attitude toward Risk
23
Investment-Orientation:
3. Nature of Employee Skills
24
Investment-Orientation:
4. Utilitarian Mentality
25
Investment-Orientation:
5. Availability of Outsourcing
Faktor terakhir yang menentukan kesediaan organisasi untuk
berinvestasi ke dalam SDN ialah ketersediaan jasa outsourcing yang
dapat menghemat biaya.
Pendekatan berorientasi investment dalam mengelola sebuah
organisasi akan berusaha menentukan apakah investasi-nya
menghasilkan keunggulan-kompetitif lestari/ sustainable competitive
advantage.
Apabila tersedia specialists di luar organisasi yang dapat
melaksanakan kegiatan tertentu yang organisasi perlukan secara lebih
efisien, maka pasti akan memperhadapkan program-program internal
organisasi pada tantangan-tantangan untuk mengevaluasi diri
terhadap standard yang ada di luar organisasi tersebut, termasuk
fungsi manajemen SDN.
26
Kompetensi Manajerial
27
Kompetensi... Cont.
28
Managerial Competence:
1. Communication
Communication compentency: “your ability to effectively transfer and
exchange information that leads to understanding between yourself
and others” (Slocum et al., 2008: 15),mencakup dimensi-dimensi:
▪ Informal
communication; berwujud
jejala kontak sosial, seperti quanxi
(Tiongkok), kankei (Jepang), kwankye
(Korea). Mendorong komunikasi dua arah
dengan bertanya tentang loloh-
balik/feedback, dan mencipta percakapan
yang saling memberi dan menerima
29
Managerial Competence 1... Cont.
30
Managerial Competence:
2. Planning and Administration
Planning and administration competency:” involves deciding what tasks need to be
done, determining how they can be done, allocating resources to enable them to be
done, and then monitoring progress to ensure that they are done” (Slocum et al., 2008:
18), mencakup dimensi-dimensi:
31
Managerial Competence 2.... Cont.
32
Managerial Competence:
3. Teamwork
Teamwork competency menunjuk pada “accomplishing tasks through small
groups of people who are collectively responsible and whose job requires
coordination” ( Slocum et al.,2008: 20).
34
Managerial Competence:
4. Strategic Action
35
Managerial Competence:
4. Strategic... Cont.
Dimensi-dimensi dari “strategic action competency” adalah:
Understanding the industry: memahami industri dan sigap mengenali secara cepat
kapan perubahan-perubahan dalam industri menimbulkan ancaman dan peluang
secara berarti; selalu memantau tindakan-tindakan para kompetitor dan strategic-
partners; mampu menganalisis kecenderungan-kecenderungan umum dalam
industri dan implikasi-implikasinya di masa datang.
Understanding the organization: memahami kepedulian para pemangku-
kepentingan/ stakeholders; memahami keampuhan-keampuhan dan keterbatasan-
keterbatasan berbagai strategi-bisnis; memahami distinctive-competencies dari
organisasi tersebut.
Taking strategic actions: menetapkan prioritas-prioritas dan membuat keputusan
yang selaras dengan misi perusahaan dan tujuan-tujuan strategik; mengenali
tantangan-tantangan manajemen dari berbagai strategi alternatif, dan menangani
tantangan-tantangan tersebut; menentukan sasaran-sasaran taktis dan operasional
untuk memfasilitasi implementasi strategi.
36
Managerial Competence:
5. Multicultural Competency
37
Managerial Competence:
5. Multicultural ... Cont.
Komponen-komponen kompetensi emotional intelligence untuk keberhasilan
kepemimpinan (Schermerhorn, Osborn, Uhl-Bien, dan Hunt, 2012: 55):
Social-Awareness:
Self-Awareness:
Empathy, understanding the
Understanding our emotion and their
emotions of others and their
impact on ourselves and others
impact on relationships
Self-Management: Relationship-Management:
Self-regulations; thinking before Rapport; making use of
acting and staying in control of our emotions to build and maintain
emotions good relationships
38
Managerial Competence:
5. Multicultural... Cont.
39
Managerial Competence:
6. Self-Management
Self-management menunjuk pada “ developing yourself and taking
responsibility for your life at work and beyond” (Slocum et al., 2008: 26)
Self-management merupakan salah satu komponen dari intelijensi emosional,
Di dalam self-management terdapat 4 dimensi berikut ini:
● Integrity and ethical conduct: sudahkah standard-standard pribadi yang
jelas menjadi landasan untuk memelihara integritas, dan perilaku etis; adakah
kesediaan untuk mengakui kesalahan; menerima tanggung-jawab untuk tindakan-
tindakan diri sendiri
● Personal drive and resilience: bersedia bertanggung-jawab dan
berambisi serta termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran; bekerja-keras
untuk menyelesaikan tugas; memperlihatkan ketangguhan ketika menghadapi
rintangan-rintangan, bangkit kembali dari kegagalan
40
Managerial Competence... Cont.
● Balancing work and life issues: mengupayakan keseimbangan antara kerja dan
kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga tidak ada aspek kehidupan yang terabaikan;
memelihara diri sendiri dengan baik, secara mental dan fisik, serta menggunakan
cara-cara yang baik untuk menyalurkan rasa frustrasi dan mengurangi
ketegangan; mengkaji dan membangun tujuan-tujuan untuk kehidupan-diri dan
pekerjaan.
● Self-awareness and development: mempunyai tujuan-tujuan yang jelas untuk
pribadi dan karier; menggunakan kekuatan-kekuatan untuk mengungguli
sekaligus mencari jalan untuk meningkatkan atau mengompensasi kelemahan-
kelemahan; menganalisis dan menarik pelajaran dari pengalaman-pengalaman
kerja dan pengalaman-pengalaman hidup.
41
Managerial Competence... Cont.
Dessler (2015: 41) mengemukakan karena organisasi/ perusahaan sedang
menghadapi sejumlah kecenderungan, maka para manajer SDN harus mempunyai
sejumlah kompetensi baru, yaitu:
● They focus more on strategic, big issues strategic goals
● They use new ways to provide HR services
● They take a talent management approach to managing human reources
● They manage employee engagement
● They manage ethics
● They measure HR performance and results
● They use evidence-based human resource management
● They add value
● They understand their human resource philosophy
● They have new new competencies
42
Managerial Competence... Cont.
Proficiencies
Of A HR
Manager
43
Fungsi Manajer SDN
(Dessler & Tan Chwee Huat, 2009: 6)
Fungsi Manajer
SDN
44
Managerial Competence Terkini
Ulrich dan rekan-rekannya menyatakan bahwa para manajer SDN sekarang ini
harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi untuk menjadi:
□ Strategic positioners □ Credible activists □ Capacity builders □ Change
champions □ HR innovators and integrators □ Technology proponents
Mencermati kebutuhan akan kompetensi-kompetensi tersebut di atas, maka
sekarang ini telah semakin banyak manajer SDN memiliki sertifikat dari HRCI (HR
Certification Institute) demi memperlihatkan penguasaan mereka terhadap
manajemen SDN moderen, mencakup: ▪ strategic management, termasuk di
dalamnya organizational structure and internal HR partner ▪ workforce planning
and employment ▪ human resource development ▪ compensation and benefits ▪
employee and labor relations ▪ occupational health, safety and security
HRCI adalah sebuah organisasi sertifikasi mandiri untuk para professional SDN
(www.hrci.org)
Melalui testing, HRCI menganugrahkan beberapa credentials, termasuk
Professional in Human Resources (PHR), dan Senior Professional in Human
Resources (SPHR).
45
Perubahan Peran MSDN
Peran MSDN terkini tergolong strategik yang mengharuskan perumusan kebijakan
SDN dan memperkenalkan praktek-praktek yang membuahkan kompetensi dan
perilaku karyawan yang organisasi/ perusahan perlukan demi mencapai tujuan-
tujuan strategik.
Tiga cara menonjol terkait dengan praktek manajemen SDN yang efektif
meningkatkan kinerja, yaitu:
▪ Penggunaan teknologi
▪ Praktek SDN yang efektif a.l. testing dan training
▪ Pengenalan high-performance work system, yaitu: “an integrated set of human
resource management policies and practices that together produce superior
employess performance” (Dessler & Tan, 2009: 11), mencakup: ◦ employment security
◦ selective hiring ◦ extensive training ◦ self-management teams and decentralized
decision making ◦ reduced status distinctions between managers and workers ◦
information sharing among managers ◦ pay-for-performance rewards, dan ◦ emphasis
on high-quality work.
46
Mengukur Kinerja Team MSDN
47
Penggunaan HR Scorecard
HR Scorecard mengukur:
Kegiatan-kegiatan SDN, seperti: testing, training,
kompensasi dan keamanan/keselamatan kerja.
Perilaku-perilaku karyawan sebagai hasil dari
kegiatan-kegiatan tersebut di atas.
Hasil-hasil keorganisasian dari perilaku-perilaku
karyawan tersebut, seperti kinerja lebih tinggi
dan laba perusahaan.
48
SDN & Nilai-Nilai Kultural
Selain hal- hal yang dikemukakan terkait dengan kompetensi dan
profesionalisme, SDN harus memperhatikan nilai-nilai kultural.
Nilai-nilai kultural tensu saja berbeda-beda antar agama, etnik, dan antar
negara-negara.
Peraga berikut mencatat beberapa pedoman untuk memotivasi tenaga-kerja
multikultural, terutama di Asia (Dessler & Tan Chwee Huat, 2009: 18).
50
Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen
Strategik?
51
52
53
54
Pangkalan dan Profil Sumber-Daya
Menurut garis waktu, sumber-daya organisasi/ perusahaan
dibedakan ke dalam
▪ Sumberdaya yang telah tersedia
▪ Sumberdaya baru
A. Sumberdaya yang telah tersedia:
● Aras I: Assets: yaitu kekayaan yang telah terhimpun
sepanjang sejarah organisasi/ perusahaan, baik berwujud/
tangible maupun tak berwujud/ intangible. Assets akan
tercermin dari Laporan Neraca/ Balance Sheet.
55
Pangkalan Sumber... Cont.
56
Pangkalan dan... Cont.
Pemimpin harus tahu portfolio sumberdaya yang perusahaan/ organisasi miliki
(Hooley, Piercy, dan Nicoulaud,2012: 152)
Arti penting sumberdaaya dalam
mencipta nilai untuk pelanggan
Tinggi
Achilles’ Heels Crown Jewels
Rendah
Inferior Superior
Kekuatan relatif sumberdaya terhadap para kompetitor
57
Rantai-Nilai/ Value-Chain
Rantai-nilai/ value-chain menunjuk pada rangkaian kegiatan-kegiatan utama/
primary activities, kegiatan-kegiatan penunjang/support activities,
pengerahan sumberdaya, dan pengeluaran biaya untuk mencipta nilai-
tambah/ margins/ profits.
Rantai-nilai dasar (Michael Porter, 1980).
Firm Infrastructure
S Human Resource Management
A Technology Development
Added Value/
Margins/
Procurement
Profits
Inbound Outbound Marketin
Operations Service
P logistics logistics g & Sales
A
58
Janji-Nilai/ Value Proposition
Semua kegiatan [aktivitas utama/ primary activities (PA) dan aktivitas
penunjang/ support activities (SA)] dalam rantai-nilai organisasi/
perusahaan hanya terlaksana karena SDN.
Janji-nilai merupakan tawaran-manfaat/ benefit-offered (BO) yang
dikandung dalam setiap produk, lini produk, atau merek/ brand yang
organisasi/ perusahaan sediakan dalam rangka memuaskan kebutuhan
dan keinginan para pembeli di pasar.
Memperhatikan uraian di atas, maka keterlibatan dan kontribusi SDN
dalam manajemen strategik tidak terelakkan.
Proses manajemen strategik terdiri dari 8 langkah dalam peraga
berikut (Dessler, 2015: 95).
59
Delapan Langkah Manajemen Strategik
2.
Size up the
1. 3.
situation; 4. 5. 7. 8.
Ask, Create 6.
perform Review Make Implement Evaluate
where external strategic Translate
strategic strategic the performance
are we and options into goals
options choice strategies
now? internal
audit
Strategic Strategic
S t r a t e g i c P l a n n i n g
Execution Evaluation
60
Step 1. Ask, Where Are We Now?
Potential Opportunities
Potential Strengths
▪ New overseas markets ▪ Failing
▪ Market leadership ▪ Strong R & D
trade barriers ▪ Competitors
▪ High-quality products ▪ Cost
failing ▪ Diversification ▪
advantages ▪ Patents
Economy rebounding
Potential Threats
Potential Weaknesses ▪ Market saturation ▪ Threat of
▪ Large inventories ▪ Excess takeover ▪ Low-cost foreign
capacity for market ▪ Management competition ▪ Slower market
turnover ▪ Weak market image ▪ growth ▪ Growing government
Lack of management depth regulation
62
Step 3. Create Strategic Options
Mencipta opsi-opsi strategik; situasi (industry dan markets) yang dihadapi
mungkin mengharuskan organisasi/ perusahaan mencipta opsi-opsi strategik:
apakah akan terus menggarap produk yang telah ada atau perlu menambah
produk baru; apakah akan terus berkiprah di pasar yang telah ada, atau
memperluas usaha ke pasar baru?
Product
Existing Existing New
Market Product
Penetration Development
Market
Market
Diversification
New
Development
63
Step 3. Create... Cont.
Opsi strategy dapat dipilah menurut hakekatnya: ● Strategi offensif untuk mencapai
pertumbuhan/growth ● Strategi defensif demi survival (David, 2009:179).
64
Step 3. Create... Cont.
1.Retrenchment: regrouping
through cost and assets reduction
to reverse declining sales and
Strategi profit
Defensif untuk 2. Divestiture: selling a division or
Survival part of an organization.
3. Liquidation: selling all of a
company’s assets, in parts, for
their tangible worth
65
Step 3. Create... Cont.
Penggunaan strategi offensif dalam rangka pertumbuhan/growth akan
mengharuskan organisasi/ perusahaan mengandalkan strategi untuk mencipta
keunggulan-kompetitif/ competitive advantage berikut (Porter, 1980).
Source of Advantage
Low Cost Uniqueness
Competitive Scope
Broad
Cost Leadership Differentiation
▪ Integrated Cost
leadership-
Differentiation .
▪ Danger: Stuck-
Narrow
in-the middle
Focus- Cost Focus-
Leadership Differentiation
66
Step 4. Review Strategic Options
Step 5. Membuat Pilihan Strategik
Step 6. Menerjemahkan ke Sasaran-Sasaran
Langkah 4, mempertimbangkan situasi (industry dan markets) yang
memperhadapkan organisasi pada peluang dan ancaman, serta menyadari
akan kekuatan dan kelemahan, maka manajer harus mengkaji setiap opsi
strategik demi menemukan opsi terbaik baginya.
Langkah 5, dari berbagai opsi strategik, manajer akan harus memilih. Setiap
opsi pasti mengandung risiko, sehingga pengambil-keputusan harus berani dan
bersedia bertanggung-jawab.
Langkah 6, opsi strategik yang telah manajer pilih harus diterjemahkan ke
dalam sasaran-sasaran terukur yang dapat ditindak-lanjuti di dalam suatu
kurun waktu tertentu.
67
Step 7. Implement The Strategies
Step 8. Evaluate Performance
68
Financial Performance & Nonfiancial Performance Metrics
(Carpenter & Sanders, 2009: 77)
69
The Balanced Scorecard System
(Carpenter & Sanders, 2009:399)
70
Aras Strategi
Selain memahami tentang berbagai hakekat dan jenis strategi untuk pertumbuhan dan survival, dan
kaitannya dengan strategi untuk mencipta keunggulan kompetitif, MSDN harus memahami dengan
baik aras/level dari strategi karena berhubungan dengan kualifikasi dan kompetensi SDN yang
organisasi/ perusahaan perlukan pada setiap aras strategi tersebut..
71
Manajemen Sumber-Daya Nara Strategik
72
Piramida Gagasan Dasar
Manajemen SDN Strategik
What are
our
strategic
goals or
aims?
73
Tools Penting Untuk Manajemen SDN Strategik
(Dessler, 2015: 105)
74
HR Metrics & Benchmarking
75
HR Metrics & Benchmarking... Cont.
pg.112
78
Modul 3
ANALISIS JABATAN / TUGAS &
PROSES MANAJEMEN TALENTA
79
80
The Talent Management Process
81
The Talent Management Process
1. Decide what positions to fill, through job analysis, personnel planning,
and forecasting.
2. Build a pool of job applicants, by recruiting internal or external
candidates.
3. Obtain application forms and perhaps have initial screening
interviews.
4. Use selection tools like tests, interviews, background checks, and
physical exams to identify viable candidates.
5. Decide to whom to make an offer.
6. Orient, train, and develop employees so they have the competencies
to do their jobs.
7. Appraise employees to assess how they’re doing.
8. Compensate employees to maintain their motivation.
82
83
Apa Itu Analisis Jabatan/ Job Analysis?
84
Tipe Informasi Apa Yang Dihimpun Oleh HR
Specialists?
● Human requirements:
Knowledge & skills,
personal attributes
● Work activities:
Cleaning, selling, ● Job content:
painting (includes how, Physical working
why, and when worker Information conditions & work
performs each activity) Collected schedule
by HR
Specialists
● Performance
● Skills: standards:
Communicating, Quantity, quality
deciding, writing ● Machines:
levels for each job
Tools, equipment, &
knowledge needed
85
Penggunaan Informasi Dari Analisis Jabatan
(Dessler & Tan, 2009: 77)
Job Analysis
Job
Description &
Job
Specification
Job evaluation –
Recruiting &
Performance wage & salary Training
selection
appraisal decisions requirement
decisions
(compensation)
86
Penggunaan Informasi... Cont.
88
Metode-Metode Menghimpun Informasi Untuk
Analisis Jabatan
(Dessler & Tan, 2009: 78)
Interview
Questionnaire
Participant’s
Observation diary
89
Metode- Metode... Cont.
90
Metode- Metode... Cont.
91
Menulis Deskripsi Tugas (Jabatan)/Job
Desription
92
Analisis Jabatan/Tugas Dalam “Jobless
World”
95
Analisis Tugas/ Jabatan Berdasarkan
Kompetensi
Dalam lingkungan kerja yang menuntut kinerja tinggi di mana karyawan harus
berpindah dari jabatan/tugas yang satu ke jabatan/tugas lain dan mengendalikan
diri sendiri, maka deskripsi jabatan yang didasarkan pada kewajiban-kewajiban
spesifik, akan menghambat perilaku lentur yang organisasi perlukan.
Oleh karena itu terjadi pergeseran ke arah hampiran baru dalam mendeskripsi
jabatan/tugas, salah satunya ialah competency-based analysis.
Competency-based job analysis ialah “describing the job in terms of the
measurable, observable, behavioral competencies (knowledge, skills, and
behaviors) that an employee must have to do the job”, atau secara singkat
“writing job descriptions based on competencies rather than job duties” (Dessler
& Tan, 2009: 90).
Analisis kompetensi fokus pada “how the worker meets the job’s objectives or
actually accomplishes the work” (Dessler & Tan, 2009: 91).
96
Tiga Alasan Menggunakan Kompetensi
99
Proses Perekrutan Dan Pemilihan SDN
Perencanaan SDN ialah proses memutuskan posisi apa yang perusahaan/ organisasi
yang harus diisi dan bagaimana mengisi posisi-posisi tersebut.
Perencanan SDN merupakan langkah pertama dalam proses perekrutan dan
pemilihan SDN, terdiri dari 5 tahapan berikut:
● Memutuskan posisi-posisi apa yang harus diisi berdasarkan perencanaan dan
peramalan pekerjaan;
● Mengumpulkan daftar dari semua calon;
● Para pelamar mengisi formulir pendaftaran;
● Menggunakan alat-alat pemilihan seperti test, pemeriksaan latar belakang,
pemeriksaan fisik untuk menyaring para pelamar;
● Penyelia/supervisor dan pihak-pihak terkait mewawancarai calon-calon terbaik
supaya dapat membuat pilihan akhir.
100
Perencanaan Dan Peramalan
101
Mengaitkan Rencana Strategik Organisasi/
Perusahaan Dan Rencana SDN
Employer’s Strategic Plan
▪ Diversify? ▪ Integrate vertically? ▪ Expand
geographically? ▪ On what basis should we
compete?
Employer’s
Marketing & Production
functional Financial plans HR plans
Sales plans plans
plans
Training &
Compensation Labor relations Security &
Personnel plans Development
plans plans Safety plans
plans
Recruitment Employee
Personnel forecast
plans selestion plans
102
Peramalan Kebutuhan SDN
4. Computer 5. Managerial
forecast judgement
103
Teknik Peramalan Kebutuhan SDN
Trend analysis: mempelajari kebutuhan SDN dari sejumlah tahun yang lalu dari
organisasi/ perusahaan untuk meramalkan kebutuhan-kebutuhan SDN yang akan
datang; identifikasi kecenderungan-kecenderungan yang bisa jadi akan berlanjut
ke masa depan dengan menghitung jumlah karyawan pada akhir setiap tahun
selama beberapa tahun terakhir.
Ratio analysis: teknik peramalan untuk menentukan kebutuhan SDN yang akan
datang dengan menggunakan a.l. ratio antara volume penjualan terhadap jumlah
karyawan yang dibutuhkan.
Scatter plot: metode grafis yang digunakan untuk mengidentifikasi
keterhubungan/ relationship antara dua peubah/variables.
Computer forecast: menggunakan perangkat lunak komputer untuk meramal
kebutuhan SDN.
Managerial judgement: metode peramalan yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan manajerial.
104
Meramalkan Sumber Calon Karyawan Dari
Dalam/Internal Organisasi
Pemimpin harus meramalkan sumber-sumber internal untuk mengisi
lowongan kebutuhan SDN dari dalam organisasi/ perusahaan itu
sendiri. Perencanaan ini sering disebut juga perencanaan suksesi/
succession planning
Tantangan utama adalah: menentukan karyawan yang saat ini ada dan
mempunyai kualifikasi untuk mengisi lowongan yang tersedia.
Untuk keperluan tersebut, maka manajer harus mengetahui
perangkat-perangkat ketrampilan/ skills sets dari karyawan yang
telah ada saat ini.
105
Meramal Sumber Calon... Cont.
107
Persoalan Privacy
Pangkalan data SDN yang ada dalam organisasi/ perusahaan harus bersifat rahasia
karena alasan-alasan berikut:
● Tersedia informasi yang sangat kaya tentang karyawan dalam pangkalan data
tersebut
● Melalui Internet dan intranet akan sangat mudah bagi orang lain untuk
memperoleh data tersebut
● Beberapa negara memberlakukan undang-undang tentang privacy yang
memberi hak legal pada karyawan berkenaan dengan siapa yang memiliki
akses terhadap informasi tentang sejarah kerja dan kinerja.
Tidak mudah mencapai keseimbangan antara hak-hak legal pemberi kerja yang
membuka informasi tersebut kepada yang membutuhkan dalam organisasi/
perusahaan dan hak-hak legal karyawan terkait privacy.
108
Peramalan Sumber Calon Karyawan Dari
Luar/External Organisasi
Jika sumber internal tidak memadai untuk mengisi lowongan yang ada dalam
organisasi/ perusahaan, maka organisasi/ perusahaan harus mencari calon
karyawan yang dibutuhkan itu dari luar.
Tentu saja manajer dapat menggunakan sejumlah cara, a.l. melalui cara
informal, Internet, iklan dalam media, social media, employment agencies,
job-fair di kampus-kampus dsb.
Untuk mengisi posisi yang lowong, tidak jarang organisasi/ perusahaan
menggunakan pekerja paro-waktu/temporary worker atau freelance worker.
Terbuka kemungkinan untuk menggunakan SDN yang dibutuhkan secara
offshoring, outsourcing dan telecommuters. Telecommuters mengerjakan
semua atau terbanyak pekerjaan mereka secara jarak-jauh/remote,
kadangkala dari rumah dengan menggunakan teknologi informasi.
109
Modul 5
Testing dan Memilih Karyawan
110
Pentingnya Memilih Karyawan
Setelah berkas lamaran di review, harus di seleksi untuk memilih
kandidat-kandidat yang terbaik dan sesuai untuk pekerjaan.
Screening tools: test, assessment centers, interviews, background &
reference checks.
Tujuannya untuk mendapatkan orang yang tepat: The Right Person in
the Right Place, in the Right Position, in the Right Time…
HR as a Profit Center.
Matching: Knowledge, Skills, Abilities, other Competencies (KSACs).
Kandidat mungkin sesuai dengan pekerjaan tsb, namun kurang cocok
dengan budaya perusahaan.
111
Mengapa Berhati-hati Dalam Memilih itu Penting?
Tiga alasan penting untuk selalu berhati-hati dalam memilih (calon)
karyawan.
Berhati-Hati
Dalam Memilih
Calon Karyawan
112
Konsep-Konsep Penting Dalam Testing
1. Keandalan Test/ Test Reliability: konsistensi dari skor
yang diperoleh orang yang sama ketika mengikuti re-
test dengan menggunakan test-test yang identik atau
bentuk-bentuk alternatif dari test yang sama.
2. Kesahihan Test/ Test Validity: ketepatan (accuracy)
sebuah test dalam mengukur apa yang harus diukur.
• Criterion validity
• Content validity
• Construct validity
TESTING
113
TEST-TEST UTAMA
114
Big Five Personality
Norman’s Big Five atau The Big Five dari Barrick dan Mount,
1991 yang dikutip dari Yang dan Hwang, 2014.
Agreeableness Extraversion
Melakukan yang terbaik untuk Dapat menjadi pemimpin
membantu
Dapat memberikan dorongan atau
Dapat bergaul baik dengan orang lain meyakinkan orang lain
Dapat melihat dari sudut pandang orang Dapat memotivasi diri sendiri
lain
Penuh semangat (enerjik)
Penuh perhatian
Emotional stability
Conscientiousness
Dapat bekerja di bawah tekanan
Melakukan pekerjaan dengan teliti
Dapat menahan untuk tidak marah
Mencari kesempatan untuk berkembang
Openness to experience
Melakukan segala sesuatu yang terbaik
Suka untuk mencoba hal-hal yang baru
Melakukan segala sesuatu secara
sistematis dan terorganisir Berwawasan luas
115
116
TEST-TEST UTAMA... CONT.
117
Test-Test Utama... Cont.
118
TEST-TEST UTAMA... CONT.
Pertanyaan.
Cek kredit.
Bebas narkoba.
Cek latar belakang/keluarga.
120
MODUL 6
MEWAWANCARAI CALON KARYAWAN
121
FITUR UTAMA WAWANCARA
122
FITUR UTAMA... CONT.
124
KESALAHAN-KESALAHAN YANG LASIM DALAM
MEWAWANCARA
(Dessler & Tan, 2009: 164; Dessler, 2015: 230-234)
Menilai berdasarkan kesan pertama
Kurangnya pengetahuan tentang jabatan/ pekerjaan tersebut
Giliran wawancara dari calon karyawan/ candidate-order (or contrast) error:
kesalahan penilaian oleh pewawancara karena dia baru saja menginterview
seorang atau lebih calon karyawan yang sangat bagus atau sangat buruk dari calon
yang sedang dia wawancarai saat ini.
Desakan untuk mempekerjakan karyawan
Kesan terhadap perilaku bukan-lisan/ nonverbal behavior dan manajemen kesan.
Dampak dari karakteristik-karakteristik pribadi dari SDN yang diwawancarai:
kedaya-pikatan, gender, dan ras/etnik, disabilitas
Perilaku tidak pantas dari pewawancara, termasuk pemanfaatan media sosial yang
mengomunikasikan hal-hal terkait wawancara.
125
Men-disain dan Menyelenggarakan
Wawancara Efektif
Kesalahan-kesalahan wawancara dapat dihindari jika wawancara dirancang
dan diselenggarakan secara cermat.
Dalam wawancara yang situasinya terstruktur Dessler & Tan (2009:166) dan
Dessler (2015: 234) menawarkan langkah-langlah berikut.
1. Job Analysis
126
BAGAIMANA MENYELENGGARAKAN WAWANCARA YANG
LEBIH EFEKTIF?
127
BAGAIMANA MENYELENGGARAKAN... CONT.
A.
B.
Knowledge &
Motivation
Experience
C. Intellectual capacity
1. Apa ada intellectual aptitude spesifik yang diperlukan (matematika,
mekanikal dsb)?
2. Seberapa komplekskah masalah yang calon harus bereskan?
3. Apa yang harus calon perlihatkan sebagai bukti bahwa dia secara
intelektual dapat mengerjakan?
4. Bagaimana calon seharusnya menyelesaikan masalah (hati-hati,
deduktif, dsb)?
D. Personality factors
1. Seperti apa kualitas kepribadian yang dibutuhkan agar berhasil dalam
tugas?
2. Bagaimana pelaksana tugas itu mengatasi stress, tekanan, dan kritik?
3.Perilaku interpersonal apa yang diperlukan dalam tugas itu?
130
Padankan Calon-Karyawan Terhadap Tugas
131
Contoh pertanyaan interview
1. Tolong jelaskan tentang diri Anda?
2. Mengapa Anda meninggalkan/berniat meninggalkan
pekerjaan terakhir Anda?
3. Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?
4. Kenapa kami harus mempekerjakan Anda?
5. Apa keunggulan Anda?
6. Apa kelemahan terbesar Anda?
7. Apa yang Anda ketahui dari perusahaan ini?
8. Apakah Anda ada pertanyaan untuk saya?
132
MODUL 7
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN
133
MENGORIENTASIKAN KARYAWAN
Orientasi karyawan ialah sebuah prosedur untuk memberi informasi dasar
tentang perusahaan/ organisasi kepada karyawan baru.
Orientasi karyawan yang berhasil harus mencapai tujuan-tujuan berikut:
(1). Karyawan baru merasa diterima dengan baik.
(2). Karyawan baru memahami organisasi/ perusahaan, semua kebijakan dan
prosedur yang relevan.
(3). Karyawan baru pun mengerti apa yang diharapkan dari mereka yang
terkait dengan pekerjaan dan perilaku.
134
PROSES PELATIHAN
135
LIMA LANGKAH PROSES PELATIHAN
Step 2. Desain Instruksional
a.Himpun & terbitkan isi program
pelatihan, termasuk buku-kerja,
Step 1. Analisis latihan & aktivitas; b. Gunakan
teknik a.l. On the job training,
Kebutuhan
computer-assisted learning dsb
a. Identifikasi Step 3. Validasi
ketrampilan kerja Validasi program
tertentu; b. Analisis pelatihan dengan
kebutuhan peserta memaparnya
latihan; c. pada sejumlah
Mengembangkan kecil khalayak
pengetahuan tertentu, tertentu yang
terukur dan tujuan- Proses Pelatihan representatif
tujuan kinerja
136
PELATIHAN, PEMBELAJARAN, & PEMBERIAN MOTIVASI
Pelatihan akan lebih efektif jika pelatih mengerti bagaimana orang belajar
Tiga hal berikut perlu mendapat perhatian dalam pelatihan:
3. Memotivasi pembelajar
137
Membuat Pelatihan Itu Bermakna
138
Mudahkan Alih Ketrampilan
139
Memotivasi Pembelajar
Sejumlah cara sederhana untuk memotivasi peserta latihan:
140
Analisis Kebutuhan Pelatihan
Analisis kebutuhan pelatihan tergantung pada: pelatihan untuk karyawan baru atau
karyawan yang telah ada sebelumnya.
Dua cara untuk identifikasi kebutuhan pelatihan:
141
Analisis Kebutuhan... Cont.
2. Analisis Kinerja (Performance Analysis): mengkaji kebutuhan pelatihan
karyawan yang telah ada. Ini merupakan proses untuk memeriksa apakah
terjadi kekurangan kinerja dan memutuskan apakah kekurangan tersebut
dapat diperbaiki melalui pelatihan atau melalui cara lain, seperti
memindahkan karyawan. Proses ini dilakukan juga dengan membanding antara
kinerja karyawan yang bersangkutan terhadap standard yang ditentukan.
Selain itu harus dibedakan antara masalah “tidak-dapat-melakukan” (can’t
do) dan tidak-mau-melakukan (won’t do).
143
1. Metode On-The-Job Training/ OJT
OJT: seseorang belajar dengan mengerjakan secara aktual pekerjaan
tersebut. 1. Relatif tidak mahal
2. Petatar/peserta latihan belajar sembari menghasilkan
Keunggulan OJT sesuatu
3. Peserta latihan yang belajar dengan mengerjakan,
memperoleh loloh-balik tentang kinerja
4. Tidak memerlukan fasilitas yang mahal di luar tempat
kerja
144
Metode OJT... Cont.
145
Metode OJT... Cont.
146
Metode OJT... Cont.
147
Metode OJT... Cont.
148
Metode OJT... Cont.
149
2. Metode Apprenticeship Training &
3. Metode Ceramah/Lecture
150
3. Metode Ceramah... Cont.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan metode
ceramah.
151
4. Metode Programmed Learning
Entah sarana instruksi berupa buku-ajar/textbook atau komputer,
pembelajaran terprogram/ programmed learning adalah metode
pembelajaran–sendiri/ self-learning bertahap, terdiri dari tiga langkah
berikut:
154
7. Computer-based Training
Komputer dan Internet telah merevolusi proses pelatihan.
Metode-metode khusus mencakup computer-based training (CBT) dan learning
portal.
Keunggulan menggunakan CBT:
156
Pengembangan Manajemen
157
Perencanaan Suksesi
Perencanaan suksesi adalah sebuah proses di mana lowongan aras/level senior
direncanakan agar pada waktunya kelak bisa terisi.
Proses tersebut terdiri dari tiga langkah berikut.
158
OJT Manajerial
OJT manajerial mencakup tiga metode berikut
160
Metode Case Study & Management Games
Metode Case Study: dalam metode ini petatar/ trainee diberi
masalah keorganisasian/ organizational problem.
Petatar menganalisis kasus, mengdiagnosis masalah, dan membahas
solusi bersama dengan para petatar lain.
Metode Management Games: merupakan teknik pengembangan di
mana para petatar dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok kecil
yang saling bersaing dengan membuat keputusan-keputusan mengenai
situasi realistik yang disimulasi dan dikomputerisasi, umpamanya:
berapa besar akan dibelanjakan untuk beriklan, berapa besar
produksi, berapa besar persediaan, berapa besar produksi untuk
produk apa, dsb.
Metode pelatihan ini mengarah ke pengembangan ketrampilan
kepemimpinan, kerjasama, serta teamwork.
161
Metode Seminar, Konferensi & Program Terkait
Universitas
Seminar dan konferensi, cara tradisional mau pun Web-based
sekarang ini banyak ditawarkan oleh perusahaan dan universitas.
Pokok pelatihan yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari
ketrampilan finansial sampai dengan manajemen kualitas.
Selain itu dewasa ini banyak universitas dan perguruan tinggi
menyediakan juga pendidikan eksekutif dan program pendidikan
berkelanjutan, terutama tentang kepemimpinan dan kepenyeliaan/
supervision.
Lama penyelenggaraannya mulai dari sehari bahkan bisa sampai
beberapa bulan. Beberapa program tersedia secara daring/online.
162
Role Play & Behavior Modeling
Role play: metode ini menciptakan suatu situasi manajemen yang realisitk dan para
petatar diberi peran-peran tertentu dalam situasi tersebut.
Pemodelan perilaku/Behavior modeling: teknik pelatihan ini memperlihatkan pada
para petatar cara yang benar (model) untuk melakukan sesuatu. Para petatar
mempraktekkan dan memperoleh loloh-balik/ feedback dari pelatih.
Prosedur pemodelan perilaku dasar adalah berikut ini.
1. Modeling: petatar menonton film atau video yang
memperlihatkan model berperilaku efektif dalam suatu
situasi bermasalah.
2. Role playing: petatar diberi peran tertentu untuk mereka
laksanakan dalam situasi yang disimulasi; mereka mempraktekkan
perilaku yang diperlihatkan oleh model
3. Social reinforcement: pelatih memberi loloh-balik tentang
bagaimana para petatar telah berperilaku
4. Transfer of training: petatar disemangati untuk menerapkan
ketrampillan baru di pekerjaan semula
163
In-house Training Center & Executive Coach
In-house training center: biasa perusahaan/ organisasi besar mengadakan pusat
pelatihan sendiri.
Walau pun tidak menyediakan semua pelatihan yang dibutuhkan, pusat pelatihan
ini dapat bekerjasama dengan penyedia pelatihan untuk mencipta program yang
sesuai kebutuhan perusahaan/ organisasi. Bahkan tidak jarang pusat pelatihan ini
bekerjasama dengan universitas yang memberikan program bergelar tertentu.
Executive coach: banyak perusahaan/ organisasi menggunakan executive coach
demi mengembangkan executive puncak.
Executive coach adalah konsultan eksternal yang menanyai atasan, sejawat,
bawahan, dan (kadangkala) keluarga dari eksekutif untuk mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan para eksekutif tersebut, dan
memberi konseling pada para eksekutif itu, sehingga mereka dapat mengerahkan
kekuatan-kekuatannya sekaligus mengatasi kelemahan-kelemahan.
164
Pengembangan Keorganisasian/ Organizatonal
Development (OD)
Pengembangan keorganisasian/ OD adalah suatu pendekatan khusus terhadap
perubahan organisasi di mana karyawan-karyawan sendiri (walau pun bisa juga dibantu
konsultan) merencanakan dan melaksanakan perubahan-perubahan yang organisasi
perlukan.
Dalam perusahaan/ organisasi besar biasanya OD ditangani melalui Departemen SDN
OD mempunyai beberapa karakteristik:
165
Pengembangan Keorganisasian... Cont.
Para praktisi OD semakin terlibat bukan hanya dalam perubahan perilaku,
tetapi juga dalam mengubah struktur, praktek, strategi, dan budaya
perusahaan/organisasi.
Penerapan OD terlaksana dalam 4 tipe berikut yang dilandaskan pada
penelitian-tindak (Dessler & Tan, 2009:196).
1. Human process
2. Techno-structural
3. Human resource
management
4. Strategic applications
166
Aplikasi Dalam Human Process
Tujuan: meningkatkan ketrampilan human relations para karyawan.
Karyawan diberikan ketrampilan-ketrampilan untuk menganalisis perilaku mereka
sendiri dan perilaku karyawan-karyawan lain, sehingga mereka mampu menyelesaikan
masalah-masalah interpersonal mereka dan masalah-masalah antar-kelompok.
Teknik-teknik yang dapat digunakan a.l sebagai berikut (Dessler & Tan, 2009: 197,198).
1.
2. Team 3. Survey
Sensitivity
Building Research
Training
167
Aplikasi Dalam... Cont.
Sensitivity training: pelatihan kepekaan/ sensitivity,
laboratorium, atau T-Group training (‘T’ adalah untuk
training) adalah teknik awal dari OD.
Tujuan: meningkatkan pemahaman peserta tentang
perilaku mereka sendiri dan perilaku orang-orang lain
dengan menyemangati mereka untuk secara terbuka
mengungkap perasaan-perasaan mereka pada kelompok
yang dipimpin pelatih.
168
Aplikasi Dalam ... Cont.
169
Aplikasi Dalam ... Cont.
Survey research:
mengharuskan karyawan-karyawan di dalam
perusahaan untuk mengisi survei perilaku.
Fasilitator menggunakan data sebagai dasar untuk
menganalisis masalah dan perencanaan tindakan
170
Intervensi Techno-Structural, Aplikasi HRM & Aplikasi
Strategic OD
Praktisi OD dilibatkan juga dalam mengubah struktur organisasi/
perusahaan, metode, dan disain pekerjaan dengan menggunakan
berbagai intervensi techno-structural.
Semua intervensi ini memumpun/ focus pada upaya untuk
meningkatkan secara langsung produktivitas dan efisiensi.
Aplikasi HRM: praktisi OD menggunakan penelitian-aksi demi
memampukan para karyawan menganalisis dan mengubah praktek-
praktek kepersonaliaan dari organisasi/ perusahaan. Sasaran
perubahan bisa mencakup penilaian kinerja, sistem imbalan/ reward
system dsb.
171
Intervensi Techno-Structural... Cont.
173
Mengevaluasi... Cont.
Disain studi evaluasi. Mengevaluasi program pelatihan bukan saja mengenai apa
yang diukur, tetapi juga bagaimana men-disain studi evaluasi itu.
Salah satu opsi ialah “time series design”. Dalam disain ini pengukuran
dilaksanakan sebelum dan setelah program pelatihan. (Lihat Dessler & Tan, 2009:
199, Figure 8.6).
Cara lain ialah eksperimen terkendali/controlled experiment; teknik evaluasi ini
menggunakan kelompok peserta latihan/ training group dan kelompok kontrol yang
sama sekali tidak mengikuti pelatihan. Data diperoleh dari kelompok sebelum dan
setelah mereka mengikuti pelatihan, dan dari kelompok kontrol untuk periode
kerja yang sesuai dengan waktu pelatihan. Melalui cara ini akan dapat diketahui
sejauh mana perubahan kinerja dalam kelompok pengikut latihan adalah hasil dari
program pelatihan yang mereka telah ikuti.
Manajer HR dapat menggunakan formulir tertentu untuk mengevaluasi program
pelatihan (Lihat contoh Figure 8.7 dalam Dessler & Tan, 2009: 201).
174
Mengevaluasi... Cont.
175
MODUL 8
MANAJEMEN-KINERJA &
PENILAIAN-KINERJA
176
Definisi Manajemen-Kinerja & Penilaian-Kinerja
177
Standar Kinerja
178
Proses Penilaian Kinerja
Proses penilaian kinerja selalu mencakup tiga (3) langkah:
179
Mengapa Menilai Kinerja?
Setidak-tidaknya ada lima alasan mengapa perusahaan/ organisasi perlu
melaksanakan penilaian kinerja karyawan (Dessler, 2015).
180
Penilaian Kinerja... Cont.
Manajemen kinerja meliputi 6 unsur (Dessler, 2015: 293).
1. Direction sharing: mengomunikasikan sasaran perusahaan/organisasi ke
seluruh bagian dan menerjemahkannya ke sasaran yang dapat
dikerjakan oleh departemen, team, dan individu
2. Goal alignment: membuat metode demi memungkinkan manajer dan
karyawan melihat kaitan antara sasaran-sasaran mereka dengan sasaran
departemen dan perusahaan secara keseluruhan
3. Ongoing performance monitoring: menggunakan (computerized) sistem
yang mengukur dan meneruskan laporan kemajuan dan penyimpangan
tentang kemajuan seorang karyawan dalam mencapai sasaran kinerjanya
4. Ongoing feedback: loloh-balik tatap-muka atau terkomputerisasi
tentang kemajuan pencapaian sasaran
5. Coaching and development support: harus merupakan bagian terpadu
dari proses loloh-balik: pembinaan serta pengembangan
6. Recognition and reward: menjaga agar kinerja berarahkan sasaran
tetap pada jalurnya serta pemberian penghargaan.
181
Menetapkan Sasaran Untuk Karyawan & Standard Kinerja
1. Goals
2. Job dimensions
3. Competencies
182
Goals
Manajer dapat menilai sejauh mana karyawan berhasil meraih sasaran-sasaran
kuantitatif yang telah ditetapkan.
Para manajer sering mengatakan bahwa sasaran efektif harus:
SMART ( = Specific, Measurable, Attainable, Relevant, & Timely).
Dalam menetapkan sasaran kinerja untuk karyawan, ada baiknya jika
diperhatikan pedoman-pedoman berikut.
183
Job Dimensions & Competencies
185
Siapa Yang Menilai Kinerja Karyawan
(Dessler, 2015: 296-297; Dessler & Tan, 2009: 239-240)
186
Siapa Yang Menilai... Cont.
187
Teknik-Teknik Untuk Menilai Kinerja
188
Teknik-Teknik Untuk... Cont.
189
Menangani Masalah Kesalahan Penilaian
Masalah potensial dalam penilaian mencakup (Dessler, 2015: 309-310.
Dessler & Tan, 2009: 237-238)
191
Bagaimana Menghindari Masalah-Masalah Penilaian
192
Mengelola Wawancara Untuk Penilaian
Wawancara untuk penilaian/ appraisal interview adalah wawancara di
mana penyelia dan bawahan menelaah penilaian dan membuat
rencana perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan serta
memperkokoh kekuatan-kekuatan.
Empat situasi wawancara untuk penilaian (Dessler & Tan, 2009: 240;
Dessler, 2015: 313):
3. Unsatisfactory 4. Unsatisfactory
but correctable & uncorrectible
193
Mengelola Wawancara... Cont.
194
Mengelola Wawancara... Cont.
Empat issues ketika melakukan wawancara (Dessler & Tan, 2009:241-
242)
195
Bagaimana Menangani Karyawan Yang Defensif?
Ketika penyelia menyampaikan ke karyawan bahwa kinerja mereka buruk,
maka bersiaplah untuk menghadapi karyawan yang defensif: menyangkal,
marah, agresi, atau bahkan berperilaku menyendiri.
Menyadari akan kemungkinan-kemungkinan seperti di atas, maka pewancara
harus memiliki ketrampilan memahami dan menangani sikap dan perilaku
pertahanan-diri tersebut.
Feinberg mengusulkan berikut ini:
1. Sadari bahwa perilaku
defensif adalah normal
2. Jangan serang pertahanan-
diri karyawan tersebut
3. Tunda tindakan
4. Sadari kelemahan
pewawancara sendiri; jangan
berlagak sebagai
psychologist.
196
Bagaimana Mengkritik Bawahan?
Jika kritik memang diperlukan, Dessler & Tan (2009: 243) mengemukakan
berikut ini untuk senantiasa diperhatikan.
197
Bagaimana Memastikan Wawancara Mengarah ke
Kinerja Yang Lebih Baik?
198
Menangani Peringatan-Tertulis Formal & Proses
Manajemen Kinerja Total
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit kinerja karyawan yang sangat buruk,
sehingga tak terelakkan bagi organisasi/ perusahaan untuk menerbitkan peringatan-
tertulis formal.
Peringatan-tertulis dimaksudkan untuk mencapai dua
tujuan berikut ini.
Dessler & Tan (2009:244, Figure 9.15)
memberi contoh dari proses
manajeman kinerja
total.
199
MODUL 9
MENGELOLA KARIR & RETENSI
200
Definisi Konsep-Konsep Penting Terkait
Karir (Dessler & Tan, 2009: 258)
Karir: suatu rentetan posisi pekerjaan yang orang-orang telah
menjabat sepanjang kehidupan/perjalan kerja mereka.
Manajemen karir: proses yang memungkinkan karyawan-karyawan
mengerti dan mengembangkan karir mereka, minat, dan
menggunakannya secara efektif.
Perencanaan karir: proses di mana seseorang menetapkan tujuan-
tujuan karir, memperoleh ketrampilan yang diperlukan, dan mencari
peluang-peluang untuk mencapai tujuan-tujuan karir tersebut.
Pengembangan karir: rentetan kegiatan-kegiatan sepanjang hidup
seseorang, seperti kegiatan seminar, workshop.
201
Karir Terkini
Mengutip Otte dan Hutchenson, Dessler dan Tan (2009: 258)
membanding fokus karir tradisional dan fokus pengembangan karir
dalam Tabel 10.1
Perbedaan itu tampak dalam 5 dimensi, yaitu perencanaan SDN,
pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, perekrutan dan
penempatan karyawan, dan kompensasi & manfaat.
Dalam perusahaan, kegiatan-kegiatan SDN seperti penyaringan dan
pelatihan karyawan sekarang ini lebih luas untuk mencakup pula
dorongan terhadap karyawan untuk menumbuhkan dan mewujudkan
potensi mereka secara penuh.
202
203
Peran Dalam Pengembangan Karir
204
Prakarsa Pengembangan Karir Inovatif Korporat
205
Mengelola Karir
Langkah pertama dalam perencanaan karir ialah mencari tahu sebanyak
mungkin minat, aptitude, dan ketrampilan Anda sendiri. Pengelolaan karir
tergantung pada tahapan daur karir
Daur karir (career cycle) mengikuti tahapan-tahapan berikut.
Maintenance
Establishment
Decline
Exploration
Growth
206
Tahapan Daur Karir
207
Tahapan Daur... Cont.
Tahapan Establishment: usia 24 – 44 tahun. Manusia berharap
mendapatkan pekerjaan yang sesuai; terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang memberikan tempat yang tetap.
Tahapan Maintenance: usia di atas 44 tahun. Manusia telah mencipta
suatu tempat di dunia kerja; usaha mereka tertuju pada memelihara
tempat tertentu tersebut.
Tahapan Decline: dengan semakin mendekatnya usia pensiun, manusia
mulai melamban; mereka pasrah pada berkurangnya kekuasaan dan
tanggung-jawab; mereka belajar menerima dan mengembangkan
peran-peran baru.
208
Mengidentifikasi “Occupational Orientation”
John Holland: kepribadian seseorang (mencakup nilai-nilai, motives, dan
kebutuhan-kebutuhan) adalah faktor penentu lain yang penting terhadap
pilihan karir.
Holland mendapatkan 6 tipe kepribadian dasar dari orientasi.
209
Mengidentifikasi... Cont.
Pada umumnya seseorang mempunyai lebih dari satu orientasi. Semakin mirip atau
setara orientasi-orientasi tersebut, maka semakin kecil konflik internal atau keraguan
dalam membuat pilihan karir.
210
Temukan Ketrampilan dan Jangkar Karier
Kinerja yang berhasil bukan hanya tergantung pada motivasi, melainkan pada
kemampuan pula. Oleh karena itu seseorang harus menemukan ketrampilan yang
dia miliki.
Selain itu menurut Edgar Schein, perencanaan karir merupakan sebuah proses
penemuan– yakni proses di mana orang secara perlahan-lahan mengembangkan
“occupational self-concept” yang semakin jelas tentang apa talenta-nya,
kemampuan, motif, kebutuhan, sikap, dan nilai-nilai.
Schein mengatakan bahwa semakin seseorang ketahui tentang diri sendiri, menjadi
semakin jelas pula bahwa dia memiliki sebuah jangkar-karir (career-anchor)
dominan –- yakni suatu kepedulian atau nilai yang tidak akan dikorbankan ketika
dia harus membuat pilihan.
Selanjutnya Schein mengemukakan juga bahwa jangkar-karir tidak dapat diduga
terlebih dahulu karena bersifat evolusioner dan merupakan produk dari sebuah
proses penemuan (discovery). Semua pengalaman kerja seseorang, minat,
aptitudes dan orientasi menyatu ke dalam suatu pola yang bermakna atau career
anchor sehingga menolong dalam menunjukkan apa yang secara pribadi paling
penting yang mendorong pemilihan karir.
211
Menemukan Ketrampilan... Cont.
1. Technical competence
2. Managerial competence
3. Creativity
4. Autonomy and independence
5. Security
212
Menemukan Ketrampilan... Cont.
Technical competence: orang yang memiliki jangkar-karir ini cenderung menghindari
keputusan yang membawa mereka ke manajemen-umum. Mereka lebih sejahtera dan
berkembang di bidang teknis.
Managerial competence: orang yang memiliki jangkar-karir ini memiliki motivasi kuat
untuk menjadi manajer dan pengalaman karir meyakinkan mereka bahwa mereka telah
memiliki ketrampilan yang dibutuhkan. Mereka pun merasa memenuhi semua
persyaratan yang dibutuhkan untuk jabatan ini karena merupakan kompetensi gabungan
dari tiga area. Managerial competence
Emotional competence.
Analytical competence. Interpersonal Capacity to be stimulated by
Ability to identify, analyze, and competence. emotional crises rather than be
solve problems under conditions Ability to influence, supervise, exhausted by them, capacity to
of incomplete information and lead, manipulate, and control bear high levels of
uncertainty people at all levels responsibility
213
Menemukan Ketrampilan... Cont.
Creativity: jangkar-karir orang-orang ini adalah menjadi wirausaha yang
berhasil. Mereka mempunyai kebutuhan membangun atau mencipta sesuatu
yang seluruhnya milik mereka – produk, proses yang melekatkan namanya,
perusahaan miliknya, dsb yang mencerminkan capaian mereka.
Autonomy and independence: ada pula orang-orang yan digerakkan oleh
kebutuhan untuk merasa bebas, lepas dari ketergantungan pada pihak lain.
Security: jangkar-karir orang-orang ini adalah kebutuhan stabillitas karir
jangka-panjang, bersedia melaksanakan apa yang harus dikerjakan demi
menjaga kepastian kerja, menerima pendapatan yang wajar, dan masa depan
yang stabil dalam bentuk program dan manfaat pensiun.
214
Mengelola Promosi & Alih Jabatan
(Transfer)
Promosi ialah peningkatan ke posisi dengan
tanggungjawab yang lebih tinggi.
Alih-jabatan/ transfer ialah penugasan-ulang ke posisi
yang mirip (atau lebih tinggi) di bagian lain dari
perusahaan/ organisasi.
Banyak karyawan mengharapkan promosi karena akan
berdampak positif pada gaji, tanggungjawab, dan
(seringkali) pada kepuasan kerja.
215
Mengelola Promosi &... Cont.
Untuk perusahaan/ organisasi promosi memberi peluang untuk
menghargai kinerja yang sangat baik, dan mengisi posisi lowong
dengan karyawan yang telah teruji dan setia.
Keputusan-keputusan berikut harus dibuat berkenaan dengan promosi.
216
Manajemen Karir & Komitmen Karyawan
217
Manajemen Karir &... Cont.
Tantangan untuk perusahaan/ organisasi: apa yang harus
dilakukan untuk memelihara komitmen karyawan,
sehingga mengurangi pengunduran diri sukarela dan
memaksimal usaha-usaha karyawan?
Perusahaan/ organisasi dapat melakukan dua upaya
berikut. 1. Commitment-
oriented
Development
Efforts
2. Career-oriented
Appraisal
218
Upaya Perusahaan/Organisasi Mempertahankan Karyawan
219
Pensiun
Banyak karyawan memandang pensiun dengan perasaan mendua.
Ada perasaan terbebaskan dari kewajiban-kewajiban harian
pekerjaan, tetapi ada juga perasaan kehilangan akan sesuatu.
Oleh karena itu ada tidak jarang perusahaan/ organisasi mengadakan
pre-retirement counseling, sehingga akan mempermudah karyawan
ketika mereka memasuki masa pensiun.
Dessler & Tan (2009: 271, Figure 10.8) meringkas praktek-praktek
yang perusahaan/ organisasi lakukan.
220
Praktek Persiapan Pensiun Karyawan
221
Managing Dismissals
(Mengelola Pemecatan)
Mengelola pemecatan adalah bagian penting dari setiap pekerjaan manajerial.
Alasan pemecatan adalah kinerja yang tidak memuaskan, perilaku yang salah,
kurangnya kualifikasi, perubahan persyaratan pekerjaan, dan pembangkangan.
Namun, dalam memecat satu atau lebih karyawan, harus di ingat bahwa
pemberhentian tanpa alasan adalah sebagai suatu kebijakan yang tidak populer
di banyak negara.
Kita harus berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menghindari
kesalahan pemecatan yang salah.
222
Modul 10
MEMBUAT RENCANA PENGGAJIAN &
PENGUPAHAN STRATEGIK
223
Mengapa gaji memengaruhi individu
para karyawan?
Reinforcement theory E. L. Thorndike’s Law of Effect "satisfying" and
dissatisfying"
Expectancy theory (motivation)
Expectancy (Vroom) theory has three components: expectancy, instrumentality,
and valence.
Expectancy: effort → performance (E→P)
Instrumentality: performance → outcome (P→O)
Valence: V(R) outcome → reward
224
Menetapkan Tingkat Penggajian & Pengupahan
225
Kebijakan Perusahaan, Strategi Kompetitif,dan
Kompensasi
Rencana kompensasi harus mendukung tujuan-tujuan strategik perusahaan;
manajemen membuat strategi imbalan yang sehaluan (aligned reward
strategy).
Tugas perusahaan ialah mencipta paket imbalan dengan maksud mendorong
perilaku-perilaku karyawan yang perusahaan/ organisasi perlukan untuk
mencapai strategi kompetitif. (Lihat Dessler & Tan, 2009:286,Figure 11.1 yang
berisi contoh-contoh pertanyaan dalam rangka mengembangkan “aligned
reward strategy”.
Kebijakan penggajian & pengupahan akan mencerminkan bagaimana
perusahaan akan menggunakan rencana penggajian & pengupahan tersebut
untuk mencapai tujuan-tujuan strategik.
226
Keadilan/Equity Dan Dampak-nya Terhadap
Tingkat Penggajian & Pengupahan
The Equity Theory of Motivation: insan mencari kewajaran/ (fairness) dalam
pekerjaan.
Karyawan ingin untuk mendapatkan kewajaran atau keadilan (equity) antara:
227
Empat Bentuk Keadilan (Equity)
228
Menanggulangi Permasalahan Keadilan/Equity
229
Membuat Tingkat Pembayaran Gaji & Upah
Lima langkah dalam menetapkan tingkat pembayaran gaji & upah dengan
menjamin external dan internal equity (Dessler & Tan, 2009: 288-296).
Step IV
Step V
Price Each Pay
Fine-Tune Pay
Grade
Rates
-- Wage Curves
230
Step 1. The Salary Survey
Survey gaji perlu perusahaan laksanakan untuk mengetahui seberapa tinggi
salary yang perusahaan/ organisasi lain bayar untuk karyawan-nya.
Perusahaan/ organisasi dapat menggunakan survey ini dalam tiga cara
231
Step 2. Job Evaluation
Tujuan job evaluation ialah untuk membanding pekerjaan dan menentukan
nilai dari satu pekerjaan relatif terhadap pekerjaan lain dan membuat
hierarhi penggajian.
Pekerjaan yang kualifikasi lebih tinggi, tanggungjawab lebih besar, dan tugas
dari pekerjaan tersebut lebih kompleks harus digaji lebih besar. Dapat
digunakan dua pendekatan untuk membanding beberapa pekerjaan.
1. Intuitive approach: 2. Compensable factor Job complexity 60%
memutuskan bahwa satu approach:fokus pada faktor-faktor
pekerjaan lebih penting dasar yang dimiliki oleh semua pekerjaan
seperti ketrampilan, upaya,
Effort 30%
dibanding yang lain tanpa tanggungjawab, dan kondisi kerja yang
menggali lebih dalam dijadikan landasan untuk membanding
antar pekerjaan dan menentukan gaji
Working Conditions 10%
mengapa demikian untuk setiap pekerjaan.
232
Menyiapkan Job Evaluation
233
Metode-Metode Job Evaluation
d. Peringkatkan-lah
1. Ranking Method: pekerjaan
secara relatif memeringkat
setiap pekerjaan terhadap
pekerjaan-pekerjaan lain;
biasa-nya didasarkan pada e. Gabungkan ratings
tingkat kesulitan
234
Metode-Metode... Cont.
2. Job classification Method; disebut juga job grading. Metode yang sederhana
dan banyak digunakan di mana pemeringkat (raters) mengkategori pekerjaan-
pekerjaan ke dalam kelompok-kelompok. Semua pekerjaan dalam setiap
kelompok mempunyai nilai yang sama untuk tujuan pembayaran gaji. Kelompok-
kelompok itu disebut classes jika berisi pekerjaan-pekerjaan yang mirip. Jika
berisi pekerjaan-pekerjaan yang tingkat kesulitan-nya mirip atau berdasarkan
compensable factors, maka kelompok-kelompok itu disebut grades.
235
Metode-Metode... Cont.
Compensable factors untuk mendeskripsi Class atau Grade
236
Metode- Metode... Cont.
237
Step 3. Group Similar Job Into Pay Grades
Begitu panitia menggunakan evaluasi pekerjaan untuk
menentukan nilai relatif dari setiap pekerjaan, maka
mereka dapat menentukan tingkat gaji (pay rates) untuk
setiap pekerjaan.
Penyelarasantingkat-tingkat gaji
mencakup dua kegiatan penting:
1. Developing pay ranges, dan
2. Correcting out-of-line rates
242
Step 5... Cont.
Developing Pay-Ranges
Biasa-nya pemberi kerja tidak membayar satu tingkat gaji saja yang
berlaku untuk semua pekerjaan pada pay-grade tertentu.
Pemberi kerja biasa-nya mengembangkan rentang-rentang
pembayaran vertikal (vertical pay or “rate” ranges) untuk setiap
pembayaran horizontal.
Rentang-rentang pembayaran (pay ranges) ialah suatu urutan tingkat-
tingkat atau aras-aras (levels) dalam suatu pay-grade, biasanya
didasarkan pada lama masa-kerja (lihat Dessler & Tan, 2009: 296,
Figure 11.6). Para ahli menyebut grafik ini struktur-penggajian
(wage-structure).
243
Step 5... Cont.
244
Step 5... Cont.
246
Menetapkan Gaji Untuk Pekerjaan/Tugas
Manajerial dan Profesional
Pengembangan rencana kompensasi untuk manajer atau professional
sama dengan setiap karyawan yang lain. Begitu juga hal-nya dengan
job-evaluation
Namun ada beberapa aspek yang berbeda:
1. Tugas-tugas manajerial lebih sulit dikuantifikasi
2. Ada kecenderungan membayar manajer dan professionals
berlandaskan pada hasil yang didasarkan pada kinerja atau apa yang
dapat mereka kerjakan.
3. Organisasi/ perusahaan harus bersaing di pasar tenaga kerja
untuk mendapatkan executive yang memang telah digaji tinggi.
247
Mengompensasi Para Manajer
Empat elemen dalam mengompensasi para manajer:
Short-term
Base Pay
Incentives
Empat Elemen
Utama dalam
mengompensasi
Manajer
Long-term
Executive Pay
Incentives
248
Mengompensasi... Cont.
Basic pay: gaji pokok ditambah bonus tetap (ump. 10% dari gaji pada
akhir setiap kuartal, entah perusahaan mendapat laba atau pun
tidak).
Short-term incentives: biasa-nya berupa uamg tunai atau stock
bonuses karena berhasil meraih sasaran-sasaran jangka pendek.
Long-term incentives: tujuan-nya untuk memicu para eksekutif
bertindak demi meningkatkan nilai (value) dari company’s stock.
Biasanya berbentuk hak untuk membeli stock dengan harga tertentu
pada periode tertentu.
Executive benefits dan perks (tunjangan), antara lain: tunjangan
pensiun, asuransi jiwa, dan asuransi kesehatan.
249
Sejati-nya Apa Yang Menentukan Pembayaran
Terhadap Eksekutif?
Gaji pokok adalah batu penjuru dari kompensasi
terhadap para eksekutif.
Benefits, incentives dsb dihitung proporsional
terhadap gaji pokok (basic pay) tersebut.
Kompensasi terhadap para eksekutif menekankan
pada insentif kinerja karena hasil-hasil
keorganisasian mencerminkan kontribusi
eksekutif.
Perlu dicatat, perusahaan/organisasi
melaksanakan managerial job evaluation pula.
250
Mengompensasi Karyawan Professional
Mengompensasi karyawan profesional (seperti para insinyur, dan
ilmuwan) merupakan tantangan yang unik.
Pekerjaan mereka bersifat analitik yang menekankan pada kreativitas
dan penyelesaian-masalah (problem solving). Selain itu bagaimana
mengukur kinerja mereka karena dampak dari kegiatan mereka pada
perusahaan/ organisasi bersifat tidak langsung.
Harus dicatat bahwa ada perusahaan yang mengompensasi karyawan
professional berdasarkan “compensable factors”, antara lain: problem
solving, creativity, job scope, dan technical expertise. Organisasi/
perusahaan lain menggunakan “point method” dan “factor comparison
methods”.
Yang popular digunakan adalah job classification: menempatkan
pekerjaan dari karyawan professional ke dalam grades berdasarkan
grade descriptions.
251
Mengompensasi Karyawan... Cont.
252
Dari Traditional-based Pay Ke
Competency-based Pay
Pemberi kerja secara tradisional membayar pekerjaan berdasarkan harkat
relatif dari pekerjaan tersebut; membanding pekerjaan tersebut dengan
pekerjaan lain berdasarkan “compensable factors” seperti usaha dan
tanggungjawab.
Sekarang mulai terjadi pergeseran dari traditional-based pay ke arah
competency-based pay di mana perusahaan/organisasi membayar karyawan-
nya berdasarkan rentangan, kedalaman, dan tipe dari skills dan pengetahuan
mereka ketimbang berdasarkan nama jabatan yang mereka pegang (Dessler &
Tan, 2009: 298).
Kompetensi ialah karakteristik-karakteristik yang dapat diwujudkan oleh
seseorang, mencakup pengetahuan, ketrampilan dan kemahiran, serta
perilaku yang menghasilkan kinerja (Dessler & Tan, 2009: 298).
253
Mengapa Menggunakan Competency-based Pay (Disebut Juga
Knowledge-based Pay atau Skill-based Pay)?
Competency-based pay lebih sesuai dengan sistem kerja yang
menghendaki kinerja-tinggi (high-performance work system) karena
memicu karyawan untuk memotivasi diri sendiri, lebih lentur yang
memungkinkan karyawan bekerja dalam team, dapat rotasi secara
lebih bebas dalam pekerjaan, mendelegasi tanggungjawab yang lebih
besar kepada karyawan, dan mendorong karyawan untuk belajar dan
berpindah kerja.
Membayar berdasarkan ketrampilan dan kemahiran, pengetahuan dan
kompetensi lebih strategik.
Ketrampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang terukur adalah inti
dalam proses manajemen kinerja dari perusahaan/ organisasi.
Harus diketahui bahwa di banyak negara telah diterbitkan Undang-
Undang Tentang Pengupahan. Atas dasar itu maka ditentukan upah
minimum.
254
Competence-based Pay Dalam Praktek
Four
Components of
Competency-
based Program
A work design that
A formal competency
allows work assignment
testing system
flexibility
255
Modul 11
Pembayaran untuk
Kinerja dan Insentif Finansial
256
Tujuan Modul 11
257
Gerakan Scientific Management dan
Perusahaan Sekarang
258
Teori Tentang Faktor-Faktor Yang Pengaruhi
Motivasi
Self-
Actualization
Need
Abraham Maslow: hierarchy of needs
Self-Esteem Need
Social Need
Security Need
Physiological Need
259
Frederick Herzberg: Two-Factor Theory
Faktor I.
Hygene Factors Faktor II.
(dari luar pekerjaan Motivators (dari
/ekstrinsik): pekerjaan itu sendiri/
● Kondisi kerja (working intrinsik):
conditions) ● Pekerjaan yang
● Gaji/ upah (Salary) menantang
● Pembayaran insentif ● Lolohbalik (feedback)
(incentive pay) ● Pengakuan (recognition)
260
Vroom: Instrumentality dan reward
Expectancy Instrumentality
● Keterkaitan yang Valence
● Pengharapan seseorang
dipersepsi/ dirasakan ● Nilai yang orang
(berupa kemungkinan)
bahwa upaya tersebut antara kinerja dan tersebut lekatkan pada
menghasilkan kinerja pemerolehan imbalan imbalan
Motivasi
261
Ragam Rencana-Rencana Insentif
Secara tradisional semua rencana insentif adalah “pay-for-performance”,
membayar karyawan berdasarkan kinerja mereka.
Ragam rencana insentif adalah berikut ini.
262
Program Insentif dan Pengakuan Karyawan
Perorangan
Tiga rencana yang paling sering digunakan perusahaan/ organisasi:
263
Rencana Kompensasi Penjualan
Rencana kompensasi penjualan amat bergantung pada insentif dalam bentuk
komisi penjualan.
Para tenaga penjualan pada umum-nya menerima gaji dalam jumlah tetap;
namun ada juga yang menerima kombinasi antara gaji, komisi, bonus, dan
mungkin juga hadiah kontes penjualan.
Rencana gaji-langsung terkait dengan tugas utama untuk mencari pelanggan
baru, melayani pelanggan yang telah ada, atau mendukung kegiatan pameran
perdagangan.
Rencana komisi memberi pada tenaga penjualan terkait dengan hanya hasil
yang mereka capai; mendorong tenaga penjualan untuk berkinerja tinggi.
Perusahaan biasa-nya menggunakan rencana kombinasi antara gaji dan
komisi, di mana komponen gaji dibuat relatif besar dan dikaitkan dengan
kuota penjualan untuk periode waktu tertentu.
264
Rencana Insentif Team
Rencana insentif team ialah sebuah rencana di mana ditetapkan suatu
standard produksi untuk kelompok kerja tertentu, dan anggota-anggota nya
memperoleh insentif apabila kelompok itu berhasil mencapai lebih tinggi dari
standard yang telah ditetapkan.
Ada 3 opsi formula:
265
Organization-Wide Variable Pay Plans
1. Profit-sharing plan
2. Employee stock
ownership plan (ESOP)
3. Scanlon Plan
4. Gainsharing Plan lain-
nya
266
Organization-Wide... Cont.
Profit-sharing plan ialah sebuah rencana di mana karyawan mendapat bagian
dari laba perusahaan.
Beberapa macam profit-sharing plan: ● cash-plan: sebesar 15-20 persen dari
laba perusahaan ●deferred profit sharing plans: perusahaan menyisihkan ke akun
setiap karyawan porsi tertentu dari laba yang telah ditetapkan terlebih dahulu di
bawah supervisi dari Trustee.
Employee Stock Ownership Plan ialah sebuah rencana di mana perusahaan
mengontribusi saham-nya kepada sebuah Trust, dan kontribusi-kontribusi tambahan
dilaksanakan setiap tahun. Selanjut-nya Trust tersebut mendistribusi saham-saham
kepada para karyawan pada saat mereka pensiun atau tidak melanjutkan bekerja di
perusahaan.
Scanlon Plan ialah sebuah rencana insentif yang dikembangkan oleh Joseph Scanlon
pada tahun 1937 yang mendorong agar terwujud kerjasama, keterlibatan, dan
keberbagian dari benefits. Dessler & Tan (2009: 330) mencatat fitur-fitur dari Scanlon
Plan tersebut.
267
Organizatio-Wide... Cont.
268
Program Kompensasi Insentif Eksekutif
Selain gaji, eksekutif menerima juga insentif jangka pendek dan jangka
panjang.
Insentif jangka pendek pada umumnya berbentuk bonus tahunan yang
dimaksudkan untuk memotivasi para manajer dalam berkinerja jangka-
pendek.
Pemberian bonus tahunan didasarkan pada 3 kriteria berikut.
269
Program Kompensasi... Cont.
270
Mengapa Rencana Insentif Gagal dan Bagaimana
Mengimplementasi Rencana Insentif
271
Modul 12
Benefits dan Services
272
Benefits dan Macam Benefits
Benefits adalah pembayaran finansial tidak langsung dan non-finansial yang
karyawan terima agar terus bekerja di perusahaan.
Empat macam benefits:
273
Benefits: Pay for Time Not Worked
(Supplemental Pay Benefit)
Benefits tipe ini mencakup liburan, cuti sakit, cuti melahirkan dan merawat
anak balita dsb. Cuti sakit: perusahaan membayar karyawan ketika tidak
bekerja karena sakit.
Perusahaan harus mendokumentasi secara tertib berbagai benefits tersebut
di atas.
Selain itu harus dicatat juga bahwa kadang-kadang perusahaan harus
membayar uang-pisah (severance pay), yaitu pembayaran satu kali saja yang
perusahaan lakukan untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan.
Uang-pisah menjadi penanda perlakuan manusiawi terhadap karyawan dan
public relation yang baik. Praktek yang baik menunjukkan bahwa selambat-
lambatnya 1-2 bulan sebelum berhenti, karyawan telah memberitahukan
bahwa dia akan berhenti dari perusahaan.
274
Benefits: Insurance Benefits
275
Benefits: Retirement Benefits dan Services &
Family-Friendly Benefits
Pension plan menyediakan jumlah tetap (fixed sum) ketika karyawan mencapai
usia pensiun yang telah ditetapkan, atau ketika karyawan tidak dapat bekerja lagi
karena cacat (disability).
Services & Family-Friendly Benefits mencakup a.l. Personal services, educaional
subsidies, transport, food, dan family-friendly services yang terkait pekerjaan,
Personal services termasuk fasilitas sosial dan rekreasi.
Ada juga pemberi kerja yang menyediakan layanan subsidi transportasi untuk
karyawan-nya dan subsidi biaya pendidikan jika karyawan berniat melanjutkan
studi.
Family-Friendly benefits seringkali mencakup pula child care, elder care, fasilitas
fitness dan jadwal kerja lentur..
Akhir-akhir ini dijumpai perusahan melaksanakan flexible benefits program
(disebut juga cafetaria benefits plan), yaitu suatu rencana yang mengandung
beragam benefits yang karyawan dapat memilih sesuai dengan preferensi pribadi
masing-masing. Tentu saja ada pihak yang setuju dan tidak setuju terhadap
program seperti ini (Lihat Dessler & Tan, 2009: 358).
276
Benefits: Flexible Work Arrangements
277
Modul 13
Etika, Keadilan dan Perlakuan Wajar
dalam Manajemen Sumberdaya Nara
278
Etika: Definisi Konseptual
Dessler & Tan (2009: 378): “ethics refers to the principles of conduct that
govern a person or a group and the standards used to decide what good
conduct is”.
Keputusan-keputusan beretika ditandai oleh 2 faktor.
279
Pemberian Hadiah/ Cendera-Mata (Gift-giving) dan
Balas-Jasa (Exchange of Favor)
Pemberian hadiah boleh dibilang adalah praktek sosial yang berterima,
terutama antar teman pada peristiwa istimewa.
Namun di banyak negara praktek sosial tersebut telah diperluas ke kalangan
bisnis di mana perusahaan memberi hadiah korporat kepada para customers
penting. Praktek ini menjadi issue etika ketika hadiah-hadiah yang mahal
diberikan dan diterima.
Perlu dicatat bahwa di sejumlah masyarakat pemberian hadiah dan balas-jasa
boleh jadi dipandang sebagai cara menghormati dan menghargai pihak lain–
praktek sosial ini membentuk suatu bagian integral dari guanxi atau jejala
keterhubungan pribadi.
Luo (Dessler & Tan, 2009: 379, Figure 14.2) membedakan antara korupsi dan
guanxi. Selain itu Quah mengemukakan 3 penyebab korupsi: ● gaji yang
terlampau rendah atau tidak mencukupi, terpapar pada peluang-peluang
untuk korupsi, dan korupsi dipersepsi sebagai berisiko rendah, namun dapat
memberi imbalan tinggi.
280
Etika dan Hukum, Melindungi Whistleblowers,
Perlakuan Wajar, dan Adil
Ketentuan hukum dan perundang-undangan bukanlah penuntun terbaik
tentang apa itu beretika,karena sesuatu bisa saja legal, namun tidak etis, dan
sesuatu bisa saja etis, tetapi tidak legal.
Banyak negara menghargai seseorang yang berani mengambil risiko untuk
berperan sebagai “whistleblower” demi mengingatkan tentang adanya
perbuatan yang salah di dalam organisasinya. Peran sebagai whistleblower
tidak jarang dilindungi secara hukum.
Mengelola sumberdaya nara selalu menyentuh pembuatan keputusan yang
wajar dan adil. Bagaimana karyawan bereaksi terhadap sebuah keputusan
sangat bergantung pada bagaimana pendapat mereka tentang kewajaran
keputusan dan proses yang adil dalam pengambilan keputusan tersebut.
281
Etika dan Hukum... Cont.
282
Apa Yang Pengaruhi Perilaku Beretika dalam
Bekerja?
283
Apa Yang Pengaruhi... Cont.
284
Peran Sumberdaya Nara dalam Etika dan Perlakuan
Wajar & Adil
285
Peran Sumberdaya Nara...: Kegiatan Etika
286
Peran Sumberdaya Nara...: Komunikasi Dua
Arah
Komunikasi dua arah berperan penting dalam membentuk persepsi tentang
perlakuan yang wajar dan adil.
Tiga tindakan yang mengontribusi terhadap kewajaran yang
dipersepsi/dirasakan dalam bisnis:
287
Peran Sumberdaya Nara...: Disiplin Karyawan
288
Peran Sumberdaya Nara...: Mengelola
Pemecatan & PHK
Pemecatan merupakan langkah pendisiplinan drastik, sehingga harus
dilaksanakan hati-hati agar tidak memicu terjadi-nya penuntutan secara
hukum.
Alasan-alasan pemecatan dan PHK:
289
Peran Sumberdaya Nara...: Mengelola Cont.
290
Peran Sumberdaya Nara...: Mengelola Cont
Exit interview dengan karyawan yang akan keluar, sering perusahaan lakukan
pula. Tujuan-nya adalah untuk memperoleh informasi tentang pekerjaan dan
hal-hal lain yang terkait pekerjaan yang dapat memberikan pada pemberi
kerja tentang hal-hal yang benar dan salah tentang perusahaan tersebut (lihat
contoh dalam Dessler & Tan, 2009: 393, Figure 14.8).
Merumahkan karyawan (layoff):merupakan tindakan yang bersifat sementara
terutama ketika penjualan atau laba sedang menurun.
Tiga kondisi untuk merumahkan karyawan:
291
MODUL 14
MANAJEMEN-PENGETAHUAN
(KNOWLEDGE MANAGEMENT) DI DALAM
ORGANISASI
292
Menyadap Pengetahuan Dalam Organisasi
Apa itu:
● Pengetahuan?
● Manajemen Pengetahuan
(Knowledge-Management/KM)?
293
Pengetahuan Dalam Organisasi
294
Pengetahuan Dalam... Cont.
295
MODEL SECI: PERSILANGAN TACIT-KNOWLEDGE &
EXPLICIT KNOWLEDGE
Tacit
Knowledge
Explicit
Knowledge
296
Persilangan... Cont.
297
Persilangan... Cont.
298
Tipe-Tipe Pengetahuan Komersial
1. Pengetahuan
3. Pengetahuan individual:
struktural: pengetahuan yang
pengetahuan yang ada dalam pikiran
terbenam di dalam karyawan-karyawan
organisasi seperti dalam organisasi
proses, manual, dan
kode etika
2. Pengetahuan
keorganisasian:
pembelajaran dalam
aras sebuah kelompok
atau divisi
299
Apa Itu Manajemen-Pengetahuan
(Knowledge Management/ KM)?
300
Apa Itu Manajemen... Cont.
Tiga kriteria yang harus dipenuhi agar informasi dapat diperlakukan sebagai
pengetahuan.
301
Pengetahuan Untuk Mencipta Keunggulan-Kompetitif:
Tiga Distinctive-Capabilities (Value-Disciplines)
1.
Product-
Leadeship
2.
3.
Customer-
Operational-
Intimacy
Excellence
302
Pengetahuan Untuk... Cont.
1. Product-leadership.
Ini adalah pengetahuan
untuk mendahului ke
pasar, dan merancang
serta mengomersialisasi
produk-produk baru
secara cepat dan
berhasil.
Pengetahuan ini akan
meningkatkan revenue,
memelihara
kepemimpinan pasar, dan
menumbuhkan profit
margins perusahaan
303
Pengetahuan Untuk... Cont.
304
Pengetahuan Untuk... Cont.
305
Empat Pelancar (Enablers) Pengalihan
Pengetahuan
306
Empat Pelancar... Cont.
1. Budaya
● Budaya ialah “the combination of shared history, expectations,
unwritten rules, and social mores that affects the behaviors of
every one. It is the set of underlying beliefs that, while never
exactly articulated, are always there to color the perception of
actions and communication”.
● Pelancar ini tidak terlihat oleh mata.
● Budaya merupakan kunci bagi pengalihan pengetahuan karena
berikut ini:
◊ Pembelajaran dan berbagi pengetahuan adalah aktivitas sosial,
berlangsung antar insan
◊ Praktek-praktek yang terbenam dalam manusia, budaya, dan
konteks sangatlah kompleks dan kaya
◊ Demi memastikan agar praktek dan pengetahuan beralih secara
efektif dan menimbulkan sesuatu yang berbeda, maka para insan
yang dapat dan bersedia berbagi berbagi TK yang dalam dan
kaya yang mereka miliki harus saling terhubung.
307
Empat Pelancar... Cont.
2. Teknologi Informasi
● Bukanlah suatu kebetulan bahwa TI telah memekar pada waktu yang
bersamaan di mana pengetahuan diakui sebagai asset yang sangat penting
bagi perusahaan.
● Teknologi telah menjadikan realistik untuk secara global berbagi
pengetahuan; TI memungkinkan terjadi koneksi. Walau pun TI itu perlu,
namun tidak cukup untuk berlangsung-nya pengalihan pengetahuan.
● Terlebih penting dari TI semata, pengalihan pengetahuan bergantung pada
prasarana insani
308
Empat Pelancar... Cont.
309
Empat Pelancar... Cont.
3. Prasarana Pengetahuan
● Prasarana pengetahuan mencakup mekanisme-mekanisme khusus yang
penting untuk pengalihan pengetahuan, yaitu: teknologi, proses-proses
kerja, dan jejala insani.
● Prasarana mencakup juga struktur keorganisasian yang melingkupi
proses-proses:
◊ Micro structure, yaitu para pengantara pengetahuan, para fasilitator,
pustakawan yang memungkinkan pengalihan pengetauan tersebut
terwujud
◊ Superstructure, yaitu keterkaitan ke struktur organisasi formal
310
Empat Pelancar... Cont.
311
Empat Pelancar... Cont.
312
Empat Pelancar... Cont.
313
Thank You
314
Chapters Untuk Tugas Presentasi
Kelompok
Dessler & Tan (2009) Chapter 15: Collective Bargaining and Employment Relations;
Chapter 16: Employee Safety and Health; dan Chapter 17: Managing Global Human
Resources diperuntukkan bagi tugas kelompok dan dipaparkan dalam kelas.
315