Anda di halaman 1dari 68

1

LAPORAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


DAN
DISKUSI PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dosen Pengampu: Riskey Oktavian, S.IP.,M.A.

Disusun Oleh:
Nama Kelompok
1. (2270750041) Raquel Olivia Carolline
2. (2270750043) Elkata Agustinus Batista Atua
3. (2270750088) Matthew Natanael Gideon Nainggolan
4. (2270750093) Irwan Sulaiman Zebua

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Kelulusan Mata Kuliah


Pengantar dan Evolusi Pembangunan Berkelanjutan

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2023
2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
A. Evolusi Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menuju Tujuan Pembengunan
Berkelanjutan (SDGs) ................................................................................................... 3
B. Definisi dan Ruang Lingkup SDGs ........................................................................... 6
C. Perbedaan SDGs Dengan MDGs .............................................................................. 7
D. SDGs: Tujuan, Target, dan Indakator ....................................................................... 8
E. Diskusi Studi Kasus .................................................................................................. 55
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 68
3

A. Evolusi Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menuju Tujuan Pembengunan


Berkelanjutan (SDGs)
1). Sebelum pelaksanaan Millennium Development Goals (MDGs) berakhir, pada
UN Summit on MDGs 2010 telah dirumuskan agenda pembangunan dunia pasca 2015.
Hal ini diperkuat dengan disepakatinya dokumen “The Future We Want” dalam UN
Conference on Sustainable Development 2012. Kedua hal ini menjadi pendorong utama
penyusunan agenda pembangunan pasca 2015 yang disepakati dalam Sidang Umum PBB
pada September 2015, yaitu Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau
Sustainable Development Goals (SDGs). TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga
keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta
pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga
peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Beberapa
agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan pencapaian SDGs
hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:
SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara
dengan tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang.
Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.
Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam
penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya.
Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).
Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan pelaku
usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.
MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs menargetkan untuk
menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of
Implementation). 25 September 2015 bertempat di Markas Besar Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), para pemimpin dunia secara resmi mengesahkan Agenda Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) sebagai kesepakatan
pembangunan global. Kurang lebih 193 kepala negara hadir. SDGs yang berisi 17 Tujuan
dan 169 Target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak
2016 hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan
melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal), sehingga seluruh
negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral untuk mencapai Tujuan dan
4

Target SDGs. SDGs Dirancang Secara Partisipatif berbeda dari pendahulunya Millenium
Development Goals (MDGs), SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor
pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta,
akademisi, dan sebagainya. Kurang lebih 8,5 juta suara warga di seluruh dunia juga
berkontribusi terhadap Tujuan dan Target SDGs. Tidak Meninggalkan Satu Orangpun
merupakan Prinsip utama SDGs. Dengan prinsip tersebut setidaknya SDGs harus bisa
menjawab dua hal yaitu, Keadilan Prosedural yaitu sejauh mana seluruh pihak terutama
yang selama ini tertinggal dapat terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan dan
Keadilan Subtansial yaitu sejauh mana kebijakan dan program pembangunan dapat atau
mampu menjawab persoalan-persoalan warga terutama kelompok tertinggal.
2). 1 Januari 2016: SDGs mulai diberlakukan secara resmi dan berlaku hingga
tahun 2030. Sejak adopsi SDGs pada tahun 2015, negara-negara anggota PBB
berkomitmen untuk melaksanakan upaya-upaya yang mengarah pada pencapaian tujuan-
tujuan tersebut dalam jangka waktu 15 tahun hingga tahun 2030. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) secara resmi diadopsi oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 25 September 2015 dalam Sidang PBB
tingkat tinggi mengenai Pembangunan Berkelanjutan. Proses pembentukan tujuan SDGs
melibatkan negara-negara anggota PBB serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Berikut adalah rangkaian peristiwa penting dalam pembentukan tujuan SDGs:

3). Tabel 1. Proses Pembentukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Tahap Tanggal/Tahun Peristiwa
1 19-20 September 2011 Pertemuan tingkat tinggi PBB mengenai
Pembangunan Berkelanjutan (Rio+20)
diadakan di Rio de Janeiro, Brasil. Dalam
pertemuan ini, negara-negara anggota sepakat
untuk melanjutkan agenda pembangunan
berkelanjutan setelah berakhirnya Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals/MDGs)
2 2012-2013 Proses konsultasi global dilakukan untuk
mengidentifikasi isu-isu kunci yang perlu
diatasi dalam tujuan pembangunan
5

berkelanjutan. Konsultasi ini melibatkan


berbagai pihak termasuk negara-negara
anggota PBB, kelompok masyarakat sipil,
sektor swasta, dan lembaga internasional
3 Juli 2014 Kelompok Kerja PBB mengenai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Open Working
Group on Sustainable Development
Goals/OWG) dibentuk untuk mengembangkan
proposal awal mengenai tujuan SDGs. OWG
terdiri dari perwakilan dari 70 negara anggota
PBB.
4 19-23 Januari 2015 Sidang ke-69 Majelis Umum PBB mengadakan
diskusi tentang tujuan SDGs dan mengadopsi
Proposal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
yang disarankan oleh OWG.
5 25-27 September 2015 Sidang PBB tingkat tinggi mengenai
Pembangunan Berkelanjutan diadakan di
markas besar PBB di New York. Sidang ini
dihadiri oleh kepala negara dan kepala
pemerintahan dari seluruh dunia. Pada tanggal
25 September 2015, Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan resmi diadopsi oleh 193 negara
anggota PBB dalam dokumen resolusi
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikenal
sebagai "Transforming Our World: The 2030
Agenda for Sustainable Development".

4). Dengan demikian, tanggal penting dalam pembentukan tujuan SDGs adalah sebagai
berikut:
- 19-20 September 2011: Pertemuan Rio+20.
- Juli 2014: Pembentukan Kelompok Kerja PBB mengenai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (OWG).
- 19-23 Januari 2015: Diskusi di Sidang ke-69 Majelis Umum PBB dan adopsi Proposal
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan oleh OWG.
6

- 25-27 September 2015: Sidang PBB tingkat tinggi dan adopsi resmi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.

B. Definisi dan Ruang Lingkup SDGs


Sustainable Development Goals atau disingkat SDGs, dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah serangkaian tujuan yang
dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai panduan bagi seluruh negara
anggota untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. SDGs disepakati oleh 190 negara
dan disahkan melalui sidang umum PBB pada 25 Septermber 2015 di New York,
Amerika Serikat. Agenda pembangunan global ini berlaku mulai dari tahun 2015 hingga
2030. Ke-17 tujuan SDGs saling keterkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Untuk mencapai tujuan SDGs, dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama. SDGs ini menjadi
komitmen global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang lebih baik lagi.
Setiap negara memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan SDGs. Dengan
memperhatikan aspek keberlanjutan dalam setiap keputusan dan tindakan, kita dapat
membangun masa depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi generasi yang
akan datang. Menurut Dame Helen Alexander, SDGs merupakan respons yang tepat
terhadap tantangan besar abad ke-21, penawar yang tepat bagi hilangnya kepercayaan
terhadap berbagai institusi, dan, di beberapa negara, hilangnya kepercayaan terhadap
kerja sama global. SDG menetapkan gambaran tentang dunia yang kita inginkan, dan
memang yang kita butuhkan—dunia yang bebas dari kemiskinan dan kekurangan; dunia
yang lebih adil; dunia yang menghormati batas-batas alami. Mereka mewakili “5 P”
yang saling terkait, yaitu prosperity (kemakmuran) ,
people (manusia), planet, partnerships (kemitraan), dan peace (perdamaian).
Sesuai fakta, Peradaban di Bumi kita telah mengalami banyak sekali perubahan
secara cepat. Segala perubahan ini membantu kegiatan kita sebagai manusia menjadi
lebih mudah dalam berbagai kesempatan. Kekhawatiran atas masalah di tengah
pembangunan ini meningkatkan empati dunia untuk bekerjasama dalam hal ini. Dari
sini lah kemudian dibentuk kesepakatan global, Sustainable Development Goals atau
SDGs. Sekarang menjadi sangat penting untuk mulai menyadarkan masyarakat segala
usia mengenai tujuan-tujuan ini untuk mempermudah capaiannya nanti. Dengan
mengetahui tentang SDGs kita dapat semakin memahami apa sebenarnya manfaat lebih
jauh dari hal-hal kecil yang kita lakukan.
7

C. Perbedaan SDGs dengan MDGs


Tabel 2. Perbedaan SDGs dengan MDGs
Nomor MDGs (2000-2015) SDGs (2016-2030)
1 50% 100%
Target sasaran dari MDGs Target SDGs ialah sampai tuntas atau sasaran dari
hanyalah setengah, seperti SDGs sendiri ialah sepenuhnya dapat tercapai,
contoh: Mengurangi seperti:
setengah kemiskinan. A. Mengakhiri kemiskinan.
B. 100% penduduk memiliki akta kelahiran.
C. Merangkul seluruh
kawasan/wilayah/masyarakat/negara yang
terpinggir.
2 Dari Negara Maju, Untuk Universal
Negara Berkembang

SDGs sendiri melihat bahwa semua negara itu


Dalam MDGs mereka wajib melakukan pekerjaan dan dalam pembiayaan
terkait ini mereka dan perubahan kebijakan setiap negara haruslah
melambangkan bahwa bekerja sama dalam mengatasinya.
negara berkembang atau
miskin itu sebagai yang
melakukan pekerjaan dan
negara maju yang
menyediakan dana.
3 Dari Atas (Top Down) Dari Bawah (Bottom Up)

Dokumen SDGs dirumuskan oleh tim bersama,


Dokumen MDGs
dengan pertemuan tatap muka lebih dari 100 negara
dirumuskan oleh para elite
dan survei warga.
PBB dan OECD, di New
York, tanpa melalui proses
konsultasi atau pertemuan
dan survei warga.
4 Solusi Parsial Solusi Menyeluruh
8

Solusi dari 8 tujuan MDGs Solusi yang ditawarkan SDGs cukup banyak dan
kebanyakan hanya tidak berpatokan kepada hal yang umum, karena
berpatokan kepada masalah tujuan dari SDGs sendiri adalah untuk merombak
kimiskinan atau lingkungan struktur dan sistem, contoh solusi:
hidup.

1. Kesetaraan gender

2. Tata pemerintahan

3. Perubahan model konsumsi dan produksi

4. Perubahan sistem perpajakan

5. Diakuinya masalah ketimpangan

6. Diakuinya masalah perkotaan


5 Pembangunan MDGs SDGs dibangun untuk menyelesaikan tujuan dari
sendiri lebih kepada untuk MDGs tetapi mereka menyelesaikannya secara
mengurangi kemiskinan, menyeluruh dengan penambahan tujuan yang lebih
kematian, fenomena sosial spesifik dan dalam dan tidak setengah-setengah
atau kejadian-kejadian yang dalam melakukan pengimplementasiannya.
merugikan negara.

D. SDGs: Tujuan, Target, dan Indikator


Tujuan Target Indikator
1. Tanpa Kemiskinan 1.1. Pada tahun 2030, mengentaskan 1.1.1 Tingkat kemiskinan
kemiskinan ekstrim bagi semua ekstrim
orang yang saat ini berpendapatan
kurang dari 1,25 dolar Amerika per
hari.
1.2. Pada tahun 2030, mengurangi 1.2.1 Persentase penduduk
setidaknya setengah proporsi laki- yang hidup di bawah garis
laki, perempuan dan anak-anak dari kemiskinan nasional,
semua usia, yang hidup dalam menurut jenis kelamin dan
kemiskinan di semua dimensi, sesuai kelompok umur.
dengan definisi nasional. 1.2.2 Persentase laki-laki,
perempuan dan anak-anak
dari semua usia, yang hidup
dalam kemiskinan dalam
berbagai dimensi, sesuai
9

dengan definisi nasional.

1.3. Menerapkan secara nasional 1.3.1 Proporsi penduduk


sistem dan upaya perlindungan sosial yang menerima program
yang tepat bagi semua, termasuk perlindungan sosial,
kelompok yang paling miskin, dan menurut jenis kelamin,
pada tahun 2030 mencapai cakupan untuk kategori kelompok
substansial bagi kelompok miskin anak berkebutuhan khusus,
dan rentan. pengangguran, lansia,
penyandang difabilitas, ibu
hamil/melahirkan, korban
kecelakaan kerja, kelompok
miskin dan rentan.

1.3.1.(a) Proporsi peserta


jaminan kesehatan melalui
SJSN Bidang Kesehatan.
1.3.1.(b) Proporsi peserta
Program Jaminan Sosial
Bidang Ketenagakerjaan.
1.3.1.(c) Persentase
penyandang disabilitas yang
miskin dan rentan yang
terpenuhi hak dasarnya dan
inklusivitas.
1.3.1.(d) Jumlah rumah
tangga yang mendapatkan
bantuan tunai
bersyarat/Program Keluarga
Harapan.

1.4 Pada tahun 2030, menjamin 1.4.1 Proporsi


bahwa semua laki-laki dan penduduk/rumah tangga
perempuan, khususnya masyarakat dengan akses terhadap
miskin dan rentan, memiliki hak pelayanan dasar.
yang sama terhadap sumber daya 1.4.1.(a) Persentase
ekonomi, serta akses terhadap perempuan pernah kawin
pelayanan dasar, kepemilikan dan umur 15-49 tahun yang
kontrol atas tanah dan bentuk proses melahirkan
kepemilikan lain, warisan, sumber terakhirnya di fasilitas
daya alam, teknologi baru, dan jasa kesehatan.
keuangan yang tepat, termasuk 1.4.1.(b) Persentase anak
keuangan mikro. umur 12-23 bulan yang
menerima imunisasi dasar
lengkap.
1.4.1.(c) Prevalensi
penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua
cara pada Pasangan Usia
10

Subur (PUS) usia 15-49


tahun yang berstatus kawin.
1.4.1.(d) Persentase rumah
tangga yang memiliki akses
terhadap layanan sumber air
minum layak dan
berkelanjutan.
1.4.1.(e) Persentase rumah
tangga yang memiliki akses
terhadap layanan sanitasi
layak dan berkelanjutan.
1.4.1.(f) Persentase rumah
tangga kumuh perkotaan.
1.4.1.(g) Angka Partisipasi
Murni (APM)
SD/MI/sederajat.
1.4.1.(h) Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs/sederajat.
1.4.1.(i) Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/MA/sederajat.
1.4.1.(j) Persentase
penduduk umur 0-17 tahun
dengan kepemilikan akta
kelahiran.
1.4.1.(k) Persentase rumah
tangga miskin dan rentan
yang sumber penerangan
utamanya listrik baik dari
PLN dan bukan PLN.
1.4.2 Proporsi dari
penduduk dewasa yang
mendapatkan hak atas tanah
yang didasari oleh dokumen
hukum dan yang memiliki
hak atas tanah berdasarkan
jenis kelamin dan tipe
kepemilikan.

1.5. Pada tahun 2030, membangun 1.5.1 Jumlah korban


ketahanan masyarakat miskin dan meninggal, hilang, dan
mereka yang berada dalam kondisi terkena dampak bencana per
rentan, dan mengurangi kerentanan 100.000 orang.
mereka terhadap kejadian ekstrim 1.5.1.(a) Jumlah lokasi
terkait iklim dan guncangan penguatan pengurangan
ekonomi, sosial, lingkungan, dan risiko bencana daerah.
bencana 1.5.1.(b) Pemenuhan
kebutuhan dasar korban
bencana sosial.
11

1.5.1.(c) Pendampingan
psikososial korban bencana
sosial.
1.5.1.(d) Jumlah daerah
bencana alam/bencana
sosial yang mendapat
pendidikan layanan khusus.
1.5.1.(e) Indeks risiko
bencana pada pusat-pusat
pertumbuhan yang berisiko
tinggi.
1.5.2 Jumlah kerugian
ekonomi langsung akibat
bencana terhadap GDP
global.
1.5.2.(a) Jumlah kerugian
ekonomi langsung akibat
bencana.
1.5.3 Dokumen strategi
pengurangan risiko bencana
(PRB) tingkat nasional dan
daerah.

1.a Menjamin mobilisasi yang 1.a.1Proporsi sumber daya


signifikan terkait sumber daya dari yang dialokasikan oleh
berbagai sumber, termasuk melalui pemerintah secara langsung
kerjasama pembangunan yang lebih untuk program
baik, untuk menyediakan sarana pemberantasan kemiskinan.
yang memadai dan terjangkau bagi 1.a.2Pengeluaran untuk
negara berkembang, khususnya layanan pokok (pendidikan,
negara kurang berkembang untuk kesehatan dan perlindungan
melaksanakan program dan sosial) sebagai persentase
kebijakan mengakhiri kemiskinan di dari total belanja
semua dimensi. pemerintah.

1.b Membuat kerangka kebijakan 1.b.1 Proporsi pengeluaran


yang kuat di tingkat nasional, rutin dan pembangunan
regional dan internasional, pada sektor-sektor yang
berdasarkan strategi pembangunan memberi manfaat pada
yang memihak pada kelompok kelompok perempuan,
miskin dan peka terhadap isu gender kelompok miskin dan
untuk mendukung investasi yang rentan.
cepat dalam tindakan pemberantasan
kemiskinan.
12

2. Tanpa Kelaparan 2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan 2.1.1 Prevalensi


kelaparan dan menjamin akses bagi Ketidakcukupan Gizi
semua orang, khususnya orang (Underweight) pada Anak
miskin dan mereka yang berada
dalam kondisi rentan, termasuk bayi,
terhadap makanan yang aman,
bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan 2.2.1 Prevalensi Stunting


segala bentuk kekurangan gizi, (Pendek dan Sangat Pendek)
termasuk pada tahun 2025 mencapai pada Anak Baduta
target yang disepakati secara 2.2.2 Prevalensi Stunting
internasional untuk anak pendek dan (Pendek dan Sangat Pendek)
kurus di bawah usia 5 tahun, dan pada Anak Balita
memenuhi kebutuhan gizi remaja 2.2.3 Prevalensi Malnutrisi /
perempuan, ibu hamil dan menyusui, Wasting (Berat Badan /
serta manula. Tinggi Badan) Anak pada
Usia < 5 Tahun Berdasarkan
Tipe
2.2.4 Prevalensi Anemia
pada Ibu Hamil
2.2.5 Persentase Bayi Usia
Kurang dari 6 Bulan yang
Mendapatkan ASI Eksklusif
2.2.6 Jumlah Konsumsi Ikan
2.2.7 Target Konsumsi Ikan
2.2.8 Tingkat Konsumsi
Ikan
2.2.9 Skor pola pangan
harapan (PPH). Kualitas
konsumsi pangan yang
diindikasikan oleh skor Pola
Pangan Harapan (PPH); dan
(ii) tingkat konsumsi ikan
per kapita
2.2.10 Jumlah Desa Rawan
Pangan
2.3 Pada tahun 2030, menggandakan 2.3.1 Luas Kawasan
produktivitas pertanian dan Pertanian Pangan
pendapatan produsen makanan skala Berkelanjutan (KP2B)
kecil, khususnya perempuan, 2.3.2 Produksi tanaman
masyarakat penduduk asli, keluarga pangan
petani, penggembala dan nelayan, 2.3.3 Produksi tanaman
termasuk melalui akses yang aman pangan
dan sama terhadap lahan, sumber 2.3.4 Populasi ternak
daya produktif, dan input lainnya, 2.3.5 Produksi perkebunan
pengetahuan, jasa keuangan, 2.3.6 Produksi perikanan
13

pasar, dan peluang nilai tambah, dan budidaya


pekerjaan nonpertanian. 2.3.7 Produksi perikanan
tangkap

2.4 Pada tahun 2030, menjamin


sistem produksi pangan yang
berkelanjutan dan menerapkan
praktek pertanian tangguh yang
meningkatkan produksi dan
produktivitas, membantu menjaga
ekosistem, memperkuat kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim,
cuaca ekstrim, kekeringan, banjir,
dan bencana lainnya, serta secara
progresif memperbaiki kualitas
tanah dan lahan.

2.5 Pada tahun 2020, mengelola


keragaman genetik benih, tanaman
budidaya dan hewan ternak
dan peliharaan dan spesies liar
terkait, termasuk melalui bank benih
dan tanaman yang dikelola dan
dianekaragamkan dengan baik di
tingkat nasional, regional dan
internasional, serta meningkatkan
akses terhadap pembagian
keuntungan yang adil dan merata,
hasil dari pemanfaatan sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional
terkait, sebagaimana yang disepakati
secara internasional.
2.a Meningkatkan investasi,
termasuk melalui kerjasama
internasional yang kuat, dalam
infrastruktur perdesaan, layanan
kajian dan perluasan pertanian,
pengembangan teknologi dan bank
gen untuk tanaman dan ternak, untuk
meningkatkan kapasitas produktif
pertanian di negara berkembang,
khususnya negara kurang
berkembang.
14

2.b Memperbaiki dan mencegah


pembatasan dan distorsi dalam pasar
pertanian dunia, termasuk melalui
penghapusan secara bersamaan
segala bentuk subsidi ekspor
pertanian dan semua tindakan ekspor
dengan efek setara, sesuai dengan
amanat the Doha Development
Round.
2.c Mengadopsi langkah-langkah
untuk menjamin berfungsinya pasar
komoditas pangan serta turunannya
dengan tepat, dan memfasilitasi pada
waktu yang tepat akses terhadap
informasi pasar, termasuk informasi
cadangan pangan, untuk membantu
membatasi volatilitas harga pangan
yang ekstrim.
3. Kehidupan Sehat dan 3.1 Pada tahun 2030, mengurangi 3.1.1 Jumlah Kematian Ibu
Sejahtera rasio angka kematian ibu hingga pada Saat Hamil,
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran Melahirkan, dan Nifas
hidup. 3.1.2 Proporsi Perempuan
Pernah Kawin Umur 15-49
Tahun yang Proses
Melahirkannya Ditolong
oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih. Proporsi
Perempuan Pernah Kawin
Umur 15-49 Tahun yang
Proses Melahirkannya
Ditolong oleh Tenaga
Kesehatan Terlatih
3.1.3 Jumlah Kabupaten /
Kota yang Mencapai
Eliminasi Malaria, Proxy :
Annual Parasite Index.
Prevalensi Obesitas pada
Penduduk Umur Lebih dari
Sama dengan 18 Tahun.
Jumlah Kabupaten / Kota
dengan Eliminasi Kusta.
3.1.4 Jumlah Kabupaten /
Kota dengan Eliminasi
Kusta dan Filariasis. Jumlah
puskesmas yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa
15

3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri 3.2.1 Jumlah Kematian Bayi


kematian bayi baru lahir dan balita
yang dapat dicegah, dengan seluruh
negara berusaha menurunkan Angka
Kematian Neonatal setidaknya
hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran
Hidup) dan Angka Kematian Balita
25 per 1000.
3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri 3.3.1 Prevalensi HIV pada
epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, Populasi Dewasa
dan penyakit tropis yang terabaikan,
dan memerangi hepatitis, penyakit 3.3.2 Insiden Tuberkulosis
bersumber air, serta penyakit (ITB) per 100.000
menular lainnya. Penduduk

3.4 Pada tahun 2030, mengurangi 3.4.1 Persentase Merokok


hingga sepertiga angka kematian dini pada Penduduk Umur
akibat penyakit tidak menular, Kurang dari Sama dengan
melalui pencegahan dan pengobatan, 18 Tahun
serta meningkatkan kesehatan mental
dan kesejahteraan. 3.4.2 Prevalensi Tekanan
Darah Tinggi
3.5 Memperkuat pencegahan dan
pengobatan penyalahgunaan zat,
termasuk penyalahgunaan narkotika
dan penggunaan alkohol yang
membahayakan.

3.6 Pada tahun 2020, mengurangi


hingga setengah jumlah kematian
global dan cedera dari kecelakaan
lalu lintas.

3.7 Pada tahun 2030, menjamin 3.7.1 Meningkatnya jumlah


akses universal terhadap layanan peserta KB aktif
kesehatan seksual dan reproduksi,
termasuk keluarga berencana, 3.7.2 Angka Prevalensi
informasi dan pendidikan, dan Penggunaan Metode
integrasi kesehatan reproduksi ke Kontrasepsi (CPR) cara
dalam strategi dan program nasional. modern pada Pasangan Usia
Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin

3.7.3 Angka penggunaan


Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)

3.7.4 Angka kelahiran pada


16

perempuan usia 15-19 tahun


((Age Specific Fertility
Rate/ ASFR)

3.7.5 Rata-rata jumlah anak


yang dimiliki oleh WUS
sepanjang masa
reproduksinya
3.8 Mencapai cakupan kesehatan 3.8.1 Cakupan Jaminan
universal, termasuk perlindungan Kesehatan Nasional (JKN)
risiko keuangan, akses terhadap
pelayanan kesehatan dasar yang baik,
dan akses terhadap obat- obatan dan
vaksin dasar yang aman, efektif,
berkualitas, dan terjangkau bagi
semua orang.
3.9 Pada tahun 2030, secara
signifikan mengurangi jumlah
kematian dan kesakitan akibat bahan
kimia berbahaya, serta polusi dan
kontaminasi udara, air, dan tanah.

3.a Memperkuat pelaksanaan the


Framework Convention on Tobacco
Control WHO di seluruh negara
sebagai langkah yang tepat.

3.b Mendukung penelitian dan


pengembangan vaksin dan obat
penyakit menular dan tidak menular
yang terutama berpengaruh terhadap
negara berkembang, menyediakan
akses terhadap obat dan vaksin dasar
yang terjangkau, sesuai the Doha
Declaration tentang the TRIPS
Agreement and Public Health, yang
menegaskan hak negara berkembang
untuk menggunakan secara penuh
ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak
Kekayaan Intelektual terkait
keleluasaan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat
bagi semua.
17

3.c Meningkatkan secara signifikan


pembiayaan kesehatan dan
rekrutmen, pengembangan,
pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang,
khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang
pulau kecil.

3.d Memperkuat kapasitas semua


negara, khususnya negara
berkembang tentang peringatan dini,
pengurangan risiko dan manajemen
risiko kesehatan nasional dan global.

4. Pendidikan Berkualitas 4.1 Pada tahun 2030, menjamin 4.1.1 Meningkatnya


bahwa semua anak perempuan dan persentase SD/MI
laki-laki menyelesaikan pendidikan terakreditasi minimal B
dasar dan menengah tanpa dipungut
biaya, setara, dan berkualitas, yang 4.1.2 Meningkatnya
mengarah pada capaian pembelajaran persentase SMP/MTs
yang relevan dan efektif. terakreditasi minimal B

4.1.3 Meningkatnya
persentase SMA/MA
terakreditasi minimal B
18

4.1.4 APK Jenjang


SD/MI/Sederajat

4.1.5 APK
SMP/MTs/sederajat

4.1.6 APK Jenjang


SMA/SMK/MA/Paket C

4.1.7 Angka Partisipasi


Kasar (APK) anak yang
mengikuti pendidikan anak
usia dini (PAUD)

4.1.8 Meningkatnya APK


SMA/ SMK/MA/ sederajat
4.2 Pada tahun 2030, menjamin 4.2.1 Proporsi anak usia di
bahwa semua anak perempuan dan bawah 5 tahun yang
laki-laki memiliki akses terhadap berkembang dengan baik
perkembangan dan pengasuhan anak dalam bidang kesehatan,
usia dini, pengasuhan, pendidikan pembelajaran, dan
pra-sekolah dasar yang berkualitas, psikososial, menurut jenis
sehingga mereka siap untuk kelamin.
menempuh pendidikan dasar. 4.2.2 Tingkat partisipasi
dalam pembelajaran yang
teroganisir (satu tahun
sebelum usia sekolah dasar),
menurut jenis kelamin.

4.3 Pada tahun 2030, menjamin


akses yang sama bagi semua
perempuan dan laki-laki, terhadap
pendidikan teknik, kejuruan dan
pendidikan tinggi, termasuk
universitas, yang terjangkau dan
berkualitas.

4.4 Pada tahun 2030, meningkatkan


secara signifikan jumlah pemuda dan
orang dewasa yang memiliki
keterampilan yang relevan, termasuk
keterampilan teknik dan kejuruan,
untuk pekerjaan, pekerjaan yang
layak dan kewirausahaan.
19

4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan


disparitas gender dalam pendidikan,
dan menjamin akses yang sama
untuk semua tingkat pendidikan dan
pelatihan kejuruan, bagi masyarakat
rentan termasuk penyandang cacat,
masyarakat penduduk asli, dan anak-
anak dalam kondisi rentan.

4.6 Pada tahun 2030, menjamin


bahwa semua remaja dan proporsi
kelompok dewasa tertentu, baik laki-
laki maupun perempuan, memiliki
kemampuan literasi dan numerasi.
4.7 Pada tahun 2030, menjamin
semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk meningkatkan
pembangunan berkelanjutan,
termasuk antara lain, melalui
pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan dan gaya hidup yang
berkelanjutan, hak asasi manusia,
kesetaraan gender, promosi budaya
damai dan non kekerasan
kewarganegaraan global dan
penghargaan terhadap
keanekaragaman budaya dan
kontribusi budaya terhadap
pembangunan berkelanjutan
20

4.a Membangun dan meningkatkan


fasilitas pendidikan yang ramah
anak, ramah penyandang cacat dan
gender, serta menyediakan
lingkungan belajar yang aman, anti
kekerasan, inklusif dan efektif bagi
semua.

4.b Pada tahun 2020, secara


signifikan memperluas secara
global, jumlah beasiswa bagi negara
berkembang, khususnya negara
kurang berkembang, negara
berkembang pulau kecil, dan negara-
negara Afrika, untuk mendaftar di
pendidikan tinggi, termasuk
pelatihan kejuruan, teknologi
informasi dan komunikasi, program
teknik, program rekayasa dan ilmiah,
di negara maju dan negara
berkembang lainnya.

4.c Pada tahun 2030, secara


signifikan meningkatkan pasokan
guru yang berkualitas, termasuk
melalui kerjasama internasional
dalam pelatihan guru di negara
berkembang, terutama negara kurang
berkembang, dan negara berkembang
kepulauan kecil.

5. Kesetaraan Gender 5.1 Mengakhiri segala bentuk 5.1.1 Jumlah kebijakan yang
diskriminasi terhadap kaum responsif gender
perempuan dimanapun. mendukung pemberdayaan
perempuan.
21

5.2 Menghapuskan segala bentuk


kekerasan terhadap kaum perempuan
di ruang publik dan pribadi,
termasuk perdagangan orang dan
eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.

5.3 Menghapuskan semua praktik


berbahaya, seperti perkawinan usia
anak, perkawinan dini dan paksa,
serta sunat perempuan.

5.4 Mengenali dan menghargai


pekerjaan mengasuh dan pekerjaan
rumah tangga yang tidak dibayar
melalui penyediaan pelayanan
publik, infrastruktur dan kebijakan
perlindungan sosial, dan peningkatan
tanggung jawab bersama dalam
rumah tangga dan keluarga yang
tepat secara nasional.

5.5 Menjamin partisipasi penuh dan


efektif, dan kesempatan yang sama
bagi perempuan untuk memimpin di
semua tingkat pengambilan
keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan masyarakat.
22

5.6 Menjamin akses universal


terhadap kesehatan seksual dan
reproduksi, dan hak reproduksi
seperti yang telah disepakati sesuai
dengan Programme of Action of the
International Conference on
Population andDevelopment and the
Beijing Platform serta dokumen-
dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.
5.a Melakukan reformasi untuk
memberi hak yang sama kepada
perempuan terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses terhadap
kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, jasa
keuangan, warisan dan sumber daya
alam, sesuai dengan hukum nasional.

5.a Melakukan reformasi untuk


memberi hak yang sama kepada
perempuan terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses terhadap
kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, jasa
keuangan, warisan dan sumber daya
alam, sesuai dengan hukum nasional

5.b Meningkatkan penggunaan


teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan
pemberdayaan perempuan.

5.c Mengadopsi dan memperkuat


kebijakan yang baik dan perundang-
undangan yang berlaku untuk
peningkatan kesetaraan gender dan
pemberdayaan kaum perempuan di
semua tingkatan.
23

6. Air Bersih dan Sanitasi Layak 6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses
universal dan merata terhadap air
minum yang aman dan terjangkau
bagi semua.

6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses


terhadap sanitasi dan kebersihan
yang memadai dan merata bagi
semua, dan menghentikan praktik
buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan kaum perempuan, serta
kelompok masyarakat rentan.

6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan


kualitas air dengan mengurangi
polusi, menghilangkan
pembuangan, dan meminimalkan
pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah
proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta
penggunaan kembali barang daur
ulang yang aman secara global.

6.4. Pada tahun 2030, secara


signifikan meningkatkan efisiensi
penggunaan air di semua sektor, dan
menjamin penggunaan dan pasokan
air tawar yang berkelanjutan untuk
mengatasi kelangkaan air, dan secara
signifikan mengurangi jumlah orang
yang menderita akibat kelangkaan
air.

6.5 Pada tahun 2030, menerapkan


pengelolaan sumber daya air terpadu
di semua tingkatan, termasuk melalui
kerjasama lintas batas yang tepat.

6.6 Pada tahun 2020, melindungi dan


merestorasi ekosistem terkait sumber
daya air, termasuk pegunungan,
hutan, lahan basah, sungai, air tanah,
dan danau.

6.a Pada tahun 2030, memperluas


kerjasama dan dukungan
internasional dalam hal
24

pembangunan kapasitas bagi negara-


negara berkembang, dalam program
dan kegiatan terkait air dan sanitasi,
termasuk pemanenan air, desalinasi,
efisiensi air, pengolahan air limbah,
daur ulang dan teknologi daur ulang.

6.b Mendukung dan memperkuat


partisipasi masyarakat lokal dalam
meningkatkan pengelolaan air dan
sanitasi.

7. Energi Bersih dan Terjangkau 7.1 Pada tahun 2030, menjamin


akses universal layanan energi yang
terjangkau, andal dan modern.

7.2 Pada tahun 2030, meningkat


secara substansial pangsa energi
terbarukan dalam bauran energi
global.

7.3 Pada tahun 2030, melakukan


perbaikan efisiensi energi di tingkat
global sebanyak dua kali lipat.

7.a Pada tahun 2030, memperkuat


kerjasama internasional untuk
memfasilitasi akses pada teknologi
dan riset energi bersih, termasuk
energi terbarukan, efisiensi energi,
canggih, teknologi bahan bakar fosil
lebih bersih, dan mempromosikan
investasi di bidang infrastruktur
energi dan teknologi energi bersih.
25

7.b Pada tahun 2030, memperluas


infrastruktur dan meningkatkan
teknologi untuk penyediaan layanan
energi modern dan berkelanjutan
bagi semua negara-negara
berkembang, khususnya negara
kurang berkembang, negara
berkembang pulau kecil dan negara
berkembang.

8. Pekerjaan Layak dan 8.1 Mempertahankan pertumbuhan


Pertumbuhan Ekonomi ekonomi per kapita sesuai dengan
kondisi nasional dan, khususnya,
setidaknya 7 persen pertumbuhan
produk domestik bruto per tahun di
negara kurang berkembang.

8.2 Mencapai tingkat produktivitas


ekonomi yang lebih tinggi, melalui
diversifikasi, peningkatan dan
inovasi teknologi, termasuk melalui
fokus pada sektor yang memberi
nilai tambah tinggi dan padat karya.

8.3 Menggalakkan kebijakan


pembangunan yang mendukung
kegiatan produktif, penciptaan
lapangan kerja layak, kewirausahaan,
kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan
pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses
terhadap jasa keuangan.

8.4 Meningkatkan secara progresif,


hingga 2030, efisiensi sumber daya
global dalam konsumsi dan produksi,
serta usaha melepas kaitan
pertumbuhan ekonomi dari degradasi
lingkungan, sesuai dengan the 10-
Year Framework of Programs on
Sustainable Consumption and
Production, dengan negara-negara
maju sebagai pengarah.
26

8.5 Pada tahun 2030, mencapai


pekerjaan tetap dan produktif dan
pekerjaan yang layak bagi semua
perempuan dan laki-laki, termasuk
bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama
untuk pekerjaan yang sama nilainya.

8.6 Pada tahun 2020, secara


substansial mengurangi proporsi usia
muda yang tidak bekerja, tidak
menempuh pendidikan atau
pelatihan.

8.7 Mengambil tindakan cepat dan


untuk memberantas kerja paksa,
mengakhiri perbudakan dan
penjualan manusia, mengamankan
larangan dan penghapusan bentuk
terburuk tenaga kerja anak, termasuk
perekrutan dan penggunaan tentara
anak-anak, dan pada tahun 2025
mengakhiri tenaga kerja anak dalam
segala bentuknya.

8.8 Melindungi hak-hak tenaga kerja


dan mempromosikan lingkungan
kerja yang aman dan terjamin bagi
semua pekerja, termasuk pekerja
migran, khususnya pekerja migran
perempuan, dan mereka yang bekerja
dalam pekerjaan berbahaya.

8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan


melaksanakan kebijakan untuk
mempromosikan pariwisata
berkelanjutan yang menciptakan
lapangan kerja dan mempromosikan
budaya dan produk lokal.

8.10 Memperkuat kapasitas lembaga


keuangan domestik untuk
mendorong dan memperluas akses
terhadap perbankan, asuransi dan
jasa keuangan bagi semua.
27

8.a Meningkatkan bantuan untuk


mendukung perdagangan bagi negara
berkembang, terutama negara kurang
berkembang, termasuk melalui the
Enhanced Integrated Framework for
Trade-Related Technical
Assistance bagi negara kurang
berkembang.

8.b Pada tahun 2020,


mengembangkan dan
mengoperasionalkan strategi global
untuk ketenagakerjaan pemuda dan
menerapkan the Global Jobs Pact of
the International Labour
Organization.

9. Industri, Inovasi, dan 9.1 Mengembangkan infrastruktur


Infrastruktur yang berkualitas, andal,
berkelanjutan dan tangguh, termasuk
infrastruktur regional dan lintas
batas, untuk mendukung
pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus
pada akses yang terjangkau dan
merata bagi semua.
9.2 Mempromosikan industrialisasi
inklusif dan berkelanjutan, dan pada
tahun 2030, secara signifikan
meningkatkan proporsi industri
dalam lapangan kerja dan produk
domestik bruto, sejalan dengan
kondisi nasional, dan meningkatkan
dua kali lipat proporsinya di negara
kurang berkembang.

9.3 Meningkatkan akses industri dan


perusahaan skala kecil, khususnya di
negara berkembang, terhadap jasa
keuangan, termasuk kredit
terjangkau, dan mengintegrasikan ke
dalam rantai nilai dan pasar.
9.4 Pada tahun 2030, meningkatkan
infrastruktur dan retrofit industri agar
dapat berkelanjutan, dengan
peningkatan efisiensi penggunaan
sumberdaya dan adopsi yang lebih
baik dari teknologi dan proses
28

industri bersih dan ramah


lingkungan, yang dilaksanakan
semua negara sesuai kemampuan
masing-masing.

9.5 Memperkuat riset ilmiah,


meningkatkan kapabilitas teknologi
sektor industri di semua negara,
terutama negara-negara berkembang,
termasuk pada tahun 2030,
mendorong inovasi dan secara
substansial meningkatkan jumlah
pekerja penelitian dan
pengembangan per 1 juta orang dan
meningkatkan pembelanjaan publik
dan swasta untuk penelitian dan
pengembangan.

9.a Memfasilitasi pembangunan


infrastruktur yang berkelanjutan dan
tangguh di negara berkembang,
melalui peningkatan keuangan,
teknologi dan dukungan teknis bagi
negara-negara Afrika, negara-negara
kurang berkembang, negara-negara
berkembang terkurung daratan dan
negara-negara pulau kecil.

9.b Mendukung pengembangan


teknologi domestic, riset dan inovasi
di negara-negara berkembang,
termasuk dengan memastikan
lingkungan kebijakan yang kondusif,
antara lain untuk diversifikasi
industry dan peningkatan nilai
tambah komoditas.

9.c Secara signifikan meningkatkan


akses terhadap teknologi informasi
dan komunikasi, dan mengusahakan
penyediaan akses universasl dan
terjangkau Internet di negara-negara
kurang berkembang pada tahun
2020.

10. Berkurangnya Kesenjangan 10.1 Pada tahun 2030, secara


progresif mencapai dan
mempertahankan pertumbuhan
pendapatan penduduk yang berada di
29

bawah 40% dari populasi pada


tingkat yang lebih tinggi dari rata-
rata nasional.

10.2 Pada tahun 2030,


memberdayakan dan meningkatkan
inklusi sosial, ekonomi dan politik
bagi semua, terlepas dari usia, jenis
kelamin, difabilitas, ras, suku, asal,
agama atau kemampuan ekonomi
atau status lainnya.

10.3 Menjamin kesempatan yang


sama dan mengurangi kesenjangan
hasil, termasuk dengan menghapus
hukum, kebijakan dan praktik yang
diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan
yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

10.4 Mengadopsi kebijakan,


terutama kebijakan fiskal, upah dan
perlindungan sosial, serta secara
progresif mencapai kesetaraan yang
lebih besar.

10.5 Memperbaiki regulasi dan


pengawasan pasar dan lembaga
keuangan global, dan memperkuat
pelaksanaan regulasinya.

10.6 Memastikan peningkatan


representasi dan suara bagi negara
berkembang dalam pengambilan
keputusan di lembaga-lembaga
ekonomi dan keuangan internasional
global, untuk membentuk
kelembagaan yang lebih efektif,
kredibel, akuntabel dan terlegitimasi.

10.7. Memfasilitasi migrasi dan


mobilitas manusia yang teratur,
aman, berkala dan bertanggung
jawab, termasuk melalui penerapan
kebijakan migrasi yang terencana
dan terkelola dengan baik.

10.a Menerapkan prinsip perlakuan


khusus dan berbeda bagi negara
30

berkembang, khususnya negara yang


kurang berkembang, sesuai dengan
kesepakatan World Trade
Organization

10.b Mendorong bantuan


pembangunan dan arus keuangan
yang resmi, termasuk investasi asing
secara langsung, ke negara-negara
yang paling membutuhkan, terutama
negara kurang berkembang, negara-
negara Afrika, negara berkembang
pulau kecil dan negara terkurung
daratan, sesuai dengan rencana dan
program nasional mereka.

10.c Memperbesar pemanfaatan jasa


keuangan bagi pekerja

11. Kota dan Pemukiman yang 11.1 Pada tahun 2030, menjamin
berkelanjutan akses bagi semua terhadap
perumahan yang layak, aman,
terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

11.2 Pada tahun 2030, menyediakan


akses terhadap sistem transportasi
yang aman, terjangkau, mudah
diakses dan berkelanjutan untuk
semua, meningkatkan keselamatan
lalu lintas, terutama dengan
memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian
khusus pada kebutuhan mereka yang
berada dalam situasi rentan,
perempuan, anak, penyandang
difabilitas dan orang tua.

11.3 Pada tahun 2030, memperkuat


urbanisasi yang inklusif dan
berkelanjutan serta kapasitas
partisipasi, perencanaan penanganan
31

permukiman yang berkelanjutan dan


terintegrasi di semua negara.

11.4 Mempromosikan dan menjaga


warisan budaya dunia dan warisan
alam dunia.

11.5 Pada tahun 2030, secara


signifikan mengurangi jumlah
kematian dan jumlah orang
terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif
terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan
fokus melindungi orang miskin dan
orang-orang dalam situasi rentan.

11.6 Pada tahun 2030, mengurangi


dampak lingkungan perkotaan per
kapita yang merugikan, termasuk
dengan memberi perhatian khusus
pada kualitas udara, termasuk
penanganan sampah kota.

11.7 Pada tahun 2030, menyediakan


ruang publik dan ruang terbuka hijau
yang aman, inklusif dan mudah
dijangkau terutama untuk perempuan
dan anak, manula dan penyandang
difabilitas.

11.a Mendukung hubungan ekonomi,


sosial, dan lingkungan antara urban,
pinggiran kota, dan perdesaan
dengan memperkuat perencanaan
pembangunan nasional dan daerah.

11.b Pada tahun 2020, meningkatkan


secara substansial jumlah kota dan
permukiman yang mengadopsi dan
mengimplementasi kebijakan dan
perencanaan yang terintegrasi
tentang penyertaan, efisiensi sumber
daya, mitigasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim, ketahanan terhadap
bencana, serta mengembangkan dan
mengimplementasikan penanganan
holistik risiko bencana di semua lini,
32

sesuai dengan the Sendai Framework


for Disaster Risk Reduction 2015-
2030.

11.c Memberikan dukungan kepada


negara-negara kurang berkembang,
melalui bantuan keuangan dan
teknis, dalam membangun bangunan
yang berkelanjutan dan tangguh,
dengan memfaatkan bahan lokal.

12. Konsumsi dan Produksi yang 12.1 Melaksanakan the 10-Year 12.1.1Jumlah kolaborasi
bertanggung jawab Framework of Programmes on tematik quickwins program.
Sustainable Consumption and
Production Patterns, dengan semua
negara mengambil tindakan,
dipimpin negara maju, dengan
mempertimbangkan pembangunan
dan kapasitas negara berkembang.

12.2 Pada tahun 2030, mencapai 12.2.1 Jejak material


pengelolaan berkelanjutan dan (material footprint).
pemanfaatan sumber daya alam
secara efisien. 12.2.2 Konsumsi material
domestik (domestic material
consumption).

12.3 Pada tahun 2030, mengurangi 12.3.1 Indeks kehilangan


hingga setengahnya limbah pangan makanan global.
per kapita global di tingkat ritel dan
konsumen dan mengurangi
kehilangan makanan sepanjang rantai
produksi dan pasokan termasuk
kehilangan saat pasca panen.

12.4 Pada tahun 2020 mencapai 12.4.1 Jumlah pihak untuk


pengelolaan bahan kimia dan semua kesepakatan lingkungan
jenis limbah yang ramah lingkungan, multilateral internasional
di sepanjang siklus hidupnya, sesuai tentang bahan kimia dan
kerangka kerja internasional yang limbah berbahaya untuk
disepakati dan secara signifikan memenuhi komitmen dan
mengurangi pencemaran bahan kimia kewajiban mereka dalam
dan limbah tersebut ke udara, air, dan transmisi informasi yang
tanah untuk meminimalkan dampak diperlukan oleh masing-
buruk terhadap kesehatan manusia masing.
dan lingkungan.
12.4.1.(a) Jumlah peserta
Proper yang mencapai
33

minimal ranking BIRU.

12.4.2 Timbulan limbah


berbahaya per kapita,
proporsi limbah berbahaya
yang terkelola menurut jenis
penanganannya.

12.4.2.(a) Jumlah limbah B3


yang terkelola dan proporsi
limbah B3 yang diolah
sesuai peraturan
perundangan (sektor
industri).

12.5 Pada tahun 2030, secara 12.5.1 Tingkat daur ulang


substansial mengurangi produksi Nasional, ton bahan daur
limbah melalui pencegahan, ulang.
pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali. 12.5.1.(a) Jumlah timbulan
sampah yang didaur ulang.

12.6.1 Jumlah perusahaan


yang mempublikasi laporan
keberlanjutannya.

12.6 Mendorong perusahaan,


terutama perusahaan besar dan 12.6.1.(a) Jumlah
transnasional, untuk mengadopsi perusahaan yang
praktek-praktek berkelanjutan dan menerapkan sertifikasi SNI
mengintegrasikan informasi ISO 1 4 0 01.
keberlanjutan dalam siklus pelaporan
mereka.

12.7 Mempromosikan praktek 12.7.1 Jumlah negara yang


pengadaan publik yang menerapkan kebijakan
berkelanjutan, sesuai dengan pengadaan publik dan
kebijakan dan prioritas nasional. rencana aksi yang
berkelanjutan.

12.7.1.(a) Jumlah produk


ramah lingkungan yang
teregister.

12.8 Pada tahun 2030, menjamin 12.8.1 Sejauh mana (i)


bahwa masyarakat di mana pun pendidikan
memiliki informasi yang relevan dan kewarganegaraan global dan
kesadaran terhadap pembangunan (ii) pendidikan untuk
berkelanjutan dan gaya hidup yang pembangunan berkelanjutan
selaras dengan alam. (termasuk pendidikan
34

perubahan iklim)
diarusutamakan dalam (a)
kebijakan pendidikan
nasional (b) kurikulum (c)
pendidikan guru dan (d)
penilaian siswa.

12.8.1.(a) Jumlah fasilitas


publik yang menerapkan
Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dan
teregister.

12.a Mendukungan negara-negara 12.a.1 Jumlah dukungan


berkembang untuk memperkuat negara-negara berkembang
kapasitas ilmu pengetahuan dan pada riset dan
teknologi mereka untuk bergerak ke pengembangan untuk
arah pola konsumsi dan produksi konsumsi dan produksi
yang lebih berkelanjutan. berkelanjutan dan teknologi
ramah lingkungan.

12.b.1 Jumlah strategi atau


12.b Mengembangkan dan kebijakan pariwisata
menerapkan perangkat untuk berkelanjutan dan
memantau dampak pembangunan pelaksanaan rencana aksi,
berkelanjutan terhadap pariwisata dengan perangkat
berkelanjutan yang menciptakan monitoring dan evaluasi
lapangan kerja dan mempromosikan yang disepakati.
budaya dan produk lokal.

12.c Merasionalisasi subsidi bahan 12.c.1 Jumlah subsidi bahan


bakar fosil tidak efisien yang bakar fosil per unit GDP
mendorong pemborosan konsumsi (produksi dan konsumsi)
dengan menghilangkan distorsi sebagai proporsi dari total
pasar, sesuai dengan keadaan belanja nasional pada bahan
nasional, termasuk dengan bakar fosil.
restrukturisasi pajak dan
penghapusan secara bertahap jika ada
subsidi berbahaya , yang
dicerminkan oleh dampak
lingkungannya, dengan sepenuhnya
memperhitungkan kebutuhan dan
kondisi khusus negara-negara
berkembang dan meminimalkan
dampak negatif yang bisa terjadi
pada pembangunannya dengan cara
yang melindungi rakyat miskin dan
masyarakat yang terkena dampak.
35

13. Penanganan Perubahan Iklim 13.1 Memperkuat kapasitas 13.1.1 Dokumen strategi
ketahanan dan adaptasi terhadap pengurangan risiko bencana
bahaya terkait iklim dan bencana (PRB) tingkat nasional dan
alam di semua negara. daerah.

13.1.2 Jumlah korban


meninggal, hilang dan
terkena dampak bencana per
100.000 orang.

13.2 Mengintegrasikan tindakan 13.2.1Dokumen Biennial


antisipasi perubahan iklim ke dalam Update Report(BUR)
kebijakan, strategi dan perencanaan Indonesia.
nasional.
13.2.1.(a) Dokumen
pelaporan penurunan emisi
gas rumah kaca (GRK).

13.3 Meningkatkan pendidikan, 13.3.1 Jumlah negara yang


penumbuhan kesadaran, serta telah mengitegrasikan
kapasitas manusia dan kelembagaan mitigasi, adaptasi,
terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan
pengurangan dampak dan peringatan peringatan dini ke dalam
dini perubahan ikim. kurikulum sekolah dasar,
sekolah menengah dan
perguruan tinggi.

13.3.2 Jumlah negara yang


telah mengkomunikasikan
penguatan kapasitas
kelembagaan, sistem
individu untuk
melaksanakan adaptasi
mitigasi dan transfer
teknologi, serta kegiatan
pembangunan.

13.a Melaksanakan komitmen negara 13.a.1 Mobilisasi sejumlah


maju pada the United Nations dana (USD) per tahun mulai
Framework Convention on Climate tahun 2010 secara akuntabel
Change untuk tujuan mobilisasi dana mencapai komitmen sebesar
bersama sebesar 100 miliar dolar 100 milyar USD.
Amerika per tahun pada tahun 2020
dari semua sumber untuk mengatasi
kebutuhan negara berkembang dalam
konteks aksi mitigasi yang
bermanfaat dan transparansi dalam
pelaksanaannya dan
36

mengoperasionalisasi secara penuh


the Green Climate Fund melalui
kapitalisasi dana tersebut sesegera
mungkin.

13.b.1 Jumlah negara-


13.b Menggalakkan mekanisme negara kurang berkembang
untuk meningkatkan kapasitas dan negara berkembang
perencanaan dan pengelolaan yang kepulauan kecil yang
efektif terkait perubahan iklim di menerima dukungan khusus
negara kurang berkembang, negara dan sejumlah dukungan,
berkembang pulau kecil, termasuk termasuk keuangan,
fokus pada perempuan, pemuda, teknologi dan peningkatan
serta masyarakat lokal dan marjinal. kapasitas, untuk mekanisme
peningkatan kapasitas dalam
perencanaan dan
pengelolaan yang efektif
terkait perubahan iklim,
termasuk fokus pada
perempuan, generasi muda
serta masyarakat lokal dan
marjinal.

14. Ekosistem Laut 14.1 Pada tahun 2025, mencegah dan 14.1.1 Indeks eutrofikasi
secara signifikan mengurangi semua pesisir (ICEP) dan
jenis pencemaran laut, khususnya kepadatan sampah plastik
dari kegiatan berbasis lahan, terapung.
termasuk sampah laut dan polusi
nutrisi.

14.2 Pada tahun 2020, mengelola dan 14.2.1 Proporsi Zona


melindungi ekosistem laut dan Ekonomi Eksklusif nasional
pesisir secara berkelanjutan untuk yang dikelola menggunakan
menghindari dampak buruk yang pendekatan berbasis
signifikan, termasuk dengan ekosistem.
memperkuat ketahanannya, dan
melakukan restorasi untuk 14.2.1.(a) Tersedianya
mewujudkan lautan yang sehat dan kerangka kebijakan, dan
produktif. instrumen terkait penataan
ruang laut nasional.

14.2.1.(b) Terkelolanya 11
wilayah pengelolaan
perikanan (WPP) secara
berkelanjutan.

14.3 Meminimalisasi dan mengatasi 14.3.1 Rata-rata keasaman


dampak pengasaman laut, termasuk laut (pH) yang diukur pada
37

melalui kerjasama ilmiah yang lebih jaringan stasiun sampling


baik di semua tingkatan. yang disetujui dan memadai.

14.4 Pada tahun 2020, secara efektif 14.4.1* Proporsi tangkapan


mengatur pemanenan dan jenis ikan yang berada
menghentikan penangkapan ikan dalam batasan biologis yang
yang berlebihan, penangkapan ikan aman.
ilegal dan praktek penangkapan ikan
yang merusak, serta melaksanakan
rencana pengelolaan berbasis ilmu
pengetahuan, untuk memulihkan
persediaan ikan secara layak dalam
waktu yang paling singkat yang
memungkinkan, setidaknya ke
tingkat yang dapat memproduksi
hasil maksimum yang berkelanjutan
sesuai karakteristik biologisnya.

14.5 Pada tahun 2020, melestarikan 14.5.1* Jumlah luas


setidaknya 10 persen dari wilayah kawasan konservasi
pesisir dan laut, konsisten dengan perairan.
hukum nasional dan internasional
dan berdasarkan informasi ilmiah
terbaik yang tersedia.

14.6 Pada tahun 2020, melarang


bentuk-bentuk subsidi perikanan 14.6.1 Kemajuan negara-
tertentu yang berkontribusi terhadap negara di tingkat
kelebihan kapasitas dan penangkapan pelaksanaan instrumen
ikan berlebihan, menghilangkan internasional yang bertujuan
subsidi yang berkontribusi terhadap untuk memerangi
penangkapan ikan ilegal, yang tidak penangkapan ikan yang
dilaporkan & tidak diatur dan ilegal, tidak dilaporkan dan
menahan jenis subsidi baru, dengan tidak diatur (IUU Fishing).
mengakui bahwa perlakuan khusus
dan berbeda yang tepat dan efektif 14.6.1.(a) Persentase
untuk negara berkembang & negara kepatuhan pelaku usaha.
kurang berkembang harus menjadi
bagian integral dari negosiasi subsidi
perikanan pada the World Trade
Organization.

14.7 Pada tahun 2030, meningkatkan


manfaat ekonomi bagi negara 14.7.1 Perikanan
berkembang kepulauan kecil dan berkelanjutan sebagai
negara kurang berkembang dari presentase dari PDB pada
38

pemanfaatan berkelanjutan sumber negara-negara berkembang


daya laut, termasuk melalui kepulauan kecil, negara-
pengelolaan perikanan, budidaya air negara kurang berkembang
dan pariwisata yang berkelanjutan. dan semua negara.

14.a Meningkatkan pengetahuan 14.a.1 Proporsi dari total


ilmiah, mengembangkan kapasitas anggaran penelitian yang
penelitian dan alih teknologi dialokasikan untuk
kelautan, dengan mempertimbangkan penelitian di bidang
the Intergovernmental teknologi kelautan.
Oceanographic Commission Criteria
and Guidelines tentang Alih
Teknologi Kelautan, untuk
meningkatkan

14.b Menyediakan akses untuk 14.b.1* Ketersediaan


nelayan skala kecil (small-scale kerangka hukum/ regulasi/
artisanal fishers) terhadap sumber kebijakan/ kelembagaan
daya laut dan pasar. yang mengakui dan
melindungi hak akses untuk
perikanan skala kecil.

14.b.1.(a) Jumlah provinsi


dengan peningkatan akses
pendanaan usaha nelayan.

14.b.1.(b) Jumlah nelayan


yang terlindungi.

14.c Meningkatkan pelestarian dan 14.c.1* Tersedianya


pemanfaatan berkelanjutan lautan kerangka kebijakan dan
dan sumber dayanya dengan instrumen terkait
menerapkan hukum internasional pelaksanaan UNCLOS (the
yang tercermin dalam the United United Nations Convention
Nations Convention on the Law of on the Law of the Sea).
the Sea, yang menyediakan kerangka
hukum untuk pelestarian dan
pemanfaatan berkelanjutan lautan
dan sumber dayanya, seperti yang
tercantum dalam ayat 158 dari “The
future we want”.

15. Ekosistem Darat 15.1 Pada tahun 2020, menjamin 15.1.1 Kawasan hutan
pelestarian, restorasi dan sebagai persentase dari total
pemanfaatan berkelanjutan dari luas lahan.
ekosistem daratan dan perairan darat
serta jasa lingkungannya, khususnya 15.1.1.(a) Proporsi tutupan
ekosistem hutan, lahan basah, hutan dan lahan terhadap
pegunungan dan lahan kering, luas lahan keseluruhan.
39

sejalan dengan kewajiban


berdasarkan perjanjian internasional. 15.1.2 Proporsi situs penting
keanekaragaman hayati
daratan dan perairan darat
dalam kawasan lindung,
berdasarkan jenis
ekosistemnya.

15.2 Pada tahun 2020, meningkatkan


pelaksanaan pengelolaan semua jenis 15.2.1 Kemajuan capaian
hutan secara berkelanjutan, pengelolaan hutan lestari.
menghentikan deforestasi,
merestorasi hutan yang terdegradasi 15.2.1.(a) Luas kawasan
dan meningkatkan secara signifikan konservasi terdegradasi
forestasi dan reforestasi secara yang dipulihkan kondisi
global. ekosistemnya.

15.2.1.(b) Luas usaha


pemanfaatan hasil hutan
kayu restorasi ekosistem.

15.2.1.(c) Jumlah kawasan


konservasi yang
memperoleh nilai indeks
METT minimal 70%.

15.2.1.(d) Jumlah Kesatuan


Pengelolaan Hutan.

15.3 Pada tahun 2020, menghentikan 15.3.1 Proporsi lahan yang


penggurunan, memulihkan lahan dan terdegradasi terhadap luas
tanah kritis, termasuk lahan yang lahan keseluruhan.
terkena penggurunan, kekeringan dan
banjir, dan berusaha mencapai dunia 15.3.1.(a) Proporsi luas
yang bebas dari lahan terdegradasi. lahan kritis yang
direhabilitasi terhadap luas
lahan keseluruhan.

15.4 Pada tahun 2030, menjamin 15.4.1 Situs penting


pelestarian ekosistem pegunungan, keanekaragaman hayati
termasuk keanekaragaman hayatinya, pegunungan dalam kawasan
untuk meningkatkan kapasitasnya lindung.
memberikan manfaat yang sangat
penting bagi pembangunan 15.4.2 Indeks tutupan hijau
berkelanjutan. pegunungan.

15.5 Melakukan tindakan cepat dan


signifikan untuk mengurangi 15.5.1* Persentase populasi
degradasi habitat alami, 25 jenis satwa terancam
40

menghentikan kehilangan punah prioritas.


keanekaragaman hayati, dan, pada
tahun 2020, melindungi dan
mencegah lenyapnya spesies yang
terancam punah.

15.6 Meningkatkan pembagian 15.6.1* Tersedianya


keuntungan yang adil dan merata kerangka legislasi,
dari pemanfaatan sumber daya administrasi dan kebijakan
genetik, dan meningkatkan akses untuk memastikan
yang tepat terhadap sumber daya pembagian keuntungan yang
tersebut, sesuai kesepakatan adil dan merata dari
internasional. pemanfaatan sumber daya
genetika.

15.7.1 Proporsi hidupan liar


15.7 Melakukan tindakan cepat dari hasil perburuan atau
untuk mengakhiri perburuan dan perdagangan gelap.
perdagangan jenis flora dan fauna
yang dilindungi serta mengatasi 15.7.1.(a) Persentase
permintaan dan pasokan produk penyelesaian tindak pidana
hidupan liar secara ilegal. lingkungan hidup sampai
dengan P21 dari jumlah
kasus yang terjadi.

15.7.1.(b) Jumlah
penambahan spesies satwa
liar dan tumbuhan alam
yang dikembangbiakan pada
lembaga konservasi.

15.8.1 Proporsi negara yang


15.8 Pada tahun 2020, mengadopsi legislasi
memperkenalkan langkah-langkah nasional yang relevan dan
untuk mencegah masuknya dan memadai dalam pencegahan
secara signifikan mengurangi atau pengendalian jenis
dampak dari jenis asing invasif pada asing invasive (JAI).
ekosistem darat dan air, serta
mengendalikan atau memberantas 15.8.1.(a) Rumusan
jenis asing invasif prioritas. kebijakan dan rekomendasi
karantina hewan dan
tumbuhan, serta keamanan
hayati hewani dan nabati.

15.9 Pada tahun 2020,


mengitegrasikan nilai-nilai ekosistem 15.9.1 Kemajuan
dan keanekaragaman hayati kedalam pencapaian target nasional
perencanaan nasional dan daerah, yang ditetapkan sesuai
proses pembangunan, strategi dan dengan Target 2
penganggaran pengurangan Keanekaragaman Hayati
41

kemiskinan. Aichi dari Rencana Strategis


Keanekaragaman Hayati
2011-2020.

15.9.1.(a) Dokumen rencana


pemanfaatan
keanekaragaman hayati.

15.a Memobilisasi dan meningkatkan 15.a.1 Bantuan


sumber daya keuangan secara pembangunan dan
signifikan dari semua sumber untuk pengeluaran pemerintah
melestarikan dan memanfaatkan untuk konservasi dan
keanekaragaman hayati dan pemanfaatan
ekosistem secara berkelanjutan. keanekaragaman hayati dan
ekosistemnya secara
berkelanjutan.

15.b Memobilisasi sumber daya


penting dari semua sumber dan pada 15.b.1 Bantuan
semua tingkatan untuk membiayai pembangunan dan
pengelolaan hutan yang pengeluaran pemerintah
berkelanjutan dan memberikan untuk konservasi dan
insentif yang memadai bagi negara pemanfaatan
berkembang untuk memajukan keanekaragaman hayati dan
pengelolaannya, termasuk untuk ekosistemnya secara
pelestarian dan reforestasi. berkelanjutan.

15.c.1 Proporsi hidupan liar


15.c Meningkatkan dukungan global dari hasil perburuan atau
dalam upaya memerangi perburuan perdagangan gelap.
dan perdagangan jenis yang
dilindungi, termasuk dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat
lokal mengejar peluang mata
pencaharian yang berkelanjutan.

16. Perdamaiaan, Keadilan, dan 16.1 Secara signifikan mengurangi 16.1.1 Angka korban
kelembagaan tangguh segala bentuk kekerasan dan terkait kejahatan pembunuhan per
angka kematian dimanapun. 100.000 penduduk
berdasarkan umur dan jenis
kelamin.

16.1.1.(a) Jumlah kasus


kejahatan pembunuhan pada
satu tahun terakhir.

16.1.2 Kematian disebabkan


konflik per 100.000
42

penduduk terpilah
berdasarkan jenis kelamin,
umur dan penyebab
kematian.

16.1.2.(a) Kematian
disebabkan konflik per
100.000 penduduk.

16.1.3 Proporsi penduduk


yang mengalami kekerasan
secara fisik, psikologi atau
seksual dalam 12 bulan
terakhir.

16.1.3.(a) Proporsi
penduduk yang menjadi
korban kejahatan kekerasan
dalam 12 bulan terakhir.

16.1.4* Proporsi penduduk


yang merasa aman berjalan
sendirian di area tempat
tinggalnya.

16.2.1 Proporsi anak umur


16.2 Menghentikan perlakuan kejam, 1-17 tahun yang mengalami
eksploitasi, perdagangan, dan segala hukuman fisik dan/atau
bentuk kekerasan dan penyiksaan agresi psikologis dari
terhadap anak. pengasuh dalam sebulan
terakhir.

16.2.1.(a) Proporsi rumah


tangga yang memiliki anak
umur 1-17 tahun yang
mengalami hukuman fisik
dan/atau agresi psikologis
dari pengasuh dalam
setahun terakhir.

16.2.1.(b) Prevalensi
kekerasan terhadap anak
laki-laki dan anak
perempuan.

16.2.2 Angka korban


perdagangan manusia per
100.000 penduduk menurut
jenis kelamin, kelompok
43

umur dan jenis eksploitasi.

16.2.3 Proporsi perempuan


dan laki-laki muda umur 18-
29 tahun yang mengalami
kekerasan seksual sebelum
umur 18 tahun.

16.2.3.(a) Proporsi
perempuan dan laki-laki
muda umur 18-24 tahun
yang mengalami kekerasan
seksual sebelum umur 18
tahun.

16.3.1 Proporsi korban


16.3 Menggalakkan negara kekerasan dalam 12 bulan
berdasarkan hukum di tingkat lalu yang melaporkan
nasional dan internasional dan kepada pihak berwajib atau
menjamin akses yang sama terhadap pihak berwenang yang
keadilan bagi semua. diakui dalam mekanisme
resolusi konflik.

16.3.1.(a) Proporsi korban


kekerasan dalam 12 bulan
terakhir yang melaporkan
kepada polisi.

16.3.1.(b) Jumlah orang atau


kelompok masyarakat
miskin yang memperoleh
bantuan hukum litigasi dan
non litigasi.

16.3.1.(c) Jumlah pelayanan


peradilan bagi masyarakat
miskin melalui sidang di
luar gedung pengadilan;
pembebasan biaya perkara;
dan Pos Layanan Hukum.

16.3.2 Proporsi tahanan


terhadap seluruh tahanan
dan narapidana.

16.3.2.(a) Proporsi tahanan


yang melebihi masa
penahanan terhadap seluruh
jumlah tahanan.
44

16.4.1 Total nilai aliran


16.4 Pada tahun 2030 secara dana gelap masuk dan
signifikan mengurangi aliran dana keluar negeri (dalam US$).
gelap maupun senjata, menguatkan
pemulihan dan pengembalian aset 16.4.2 Proporsi senjata api
curian dan memerangi segala bentuk dan senjata ringan yang
kejahatan yang terorganisasi disita, yang terdaftar dan
terlacak, yang sesuai dengan
standar internasional dan
ketentuan hukum.

16.5 Secara substansial mengurangi


korupsi dan penyuapan dalam segala 16.5.1 Proporsi penduduk
bentuknya. yang memiliki paling tidak
satu kontak hubungan
dengan petugas, yang
membayar suap kepada
petugas atau diminta untuk
menyuap petugas tersebut
dalam 12 bulan terakhir.
16.5.1.(a) Indeks Perilaku
Anti Korupsi (IPAK).

16.5.2 Proporsi pelaku


usaha yang paling tidak
memiliki kontak dengan
petugas pemerintah dan
yang membayar suap
kepada seorang petugas,
atau diminta untuk
membayar suap oleh
petugas-petugas, selama 12
bulan terakhir.

16.6.1* Proporsi
16.6 Mengembangkan lembaga yang pengeluaran utama
efektif, akuntabel, dan transparan di pemerintah terhadap
semua tingkat. anggaran yang disetujui.

16.6.1.(a) Persentase
peningkatan Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP)
atas Laporan Keuangan
Kementerian/ Lembaga dan
Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota).

16.6.1.(b) Persentase
peningkatan Sistem
Akuntabilitas Kinerja
45

Pemerintah (SAKIP)
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota).

16.6.1.(c) Persentase
penggunaan E-procurement
terhadap belanja pengadaan.

16.6.1.(d) Persentase
instansi pemerintah yang
memiliki nilai Indeks
Reformasi Birokrasi Baik
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota).

16.6.2 Proporsi penduduk


yang puas terhadap
pengalaman terakhir atas
layanan publik.

16.6.2.(a) Persentase
Kepatuhan pelaksanaan UU
Pelayanan Publik
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota).

16.7 Menjamin pengambilan 16.7.1 Proporsi jabatan


keputusan yang responsif, inklusif, (menurut kelompok umur,
partisipatif dan representatif di setiap jenis kelamin, disabilitas
tingkatan. dan kelompok masyarakat)
di lembaga publik
(DPR/DPRD, pelayanan
publik, peradilan) dibanding
distribusi nasional.

16.7.1.(a) Persentase
keterwakilan perempuan di
Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).

16.7.1.(b) Persentase
keterwakilan perempuan
sebagai pengambilan
keputusan di lembaga
46

eksekutif (Eselon I dan II).


16.7.2 Proporsi penduduk
yang percaya pada
pengambilan keputusan
yang inklusif dan responsif
menurut jenis kelamin,
umur, disabilitas dan
kelompok masyarakat.

16.7.2.(a) Indeks Lembaga


Demokrasi.

16.7.2.(b) Indeks Kebebasan


Sipil.

16.7.2.(c) Indeks Hak-hak


Politik.

16.8 Memperluas dan meningkatkan 16.8.1 Proporsi keanggotaan


partisipasi negara berkembang di dan hak pengambilan
dalam lembaga tata kelola global. keputusan dari negara-
negara berkembang di
Organisasi Internasional.

16.9.1* Proporsi anak umur


16.9 Pada tahun 2030, memberikan di bawah 5 tahun yang
identitas yang syah bagi semua, kelahirannya dicatat oleh
termasuk pencatatan kelahiran. lembaga pencatatan sipil,
menurut umur.

16.9.1.(a) Persentase
kepemilikan akta lahir untuk
penduduk 40%
berpendapatan bawah.

16.9.1.(b) Persentase anak


yang memiliki akta
kelahiran.

16.10 Menjamin akses publik 16.10.1 Jumlah kasus


terhadap informasi dan melindungi terverifikasi atas
kebebasan mendasar, sesuai dengan pembunuhan, penculikan
peraturan nasional dan kesepakatan dan penghilangan secara
internasional. paksa, penahanan
sewenang-wenang dan
penyiksaan terhadap
jurnalis, awak media, serikat
pekerja, dan pembela HAM
dalam 12 bulan terakhir.
47

16.10.1.(a) Jumlah
penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM).

16.10.1.(b) Jumlah
penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) perempuan
terutama kekerasan terhadap
perempuan.

16.10.2* Jumlah negara


yang mengadopsi dan
melaksanakan konstitusi,
statutori dan/atau jaminan
kebijakan untuk akses
publik pada informasi.

16.10.2.(a) Tersedianya
Badan Publik yang
menjalankan kewajiban
sebagaimana diatur dalam
UU No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan
Informasi Publik.

16.10.2.(b) Persentase
penyelesaian sengketa
informasi publik melalui
mediasi dan/atau ajudikasi
non litigasi.
16.10.2.(c) Jumlah
kepemilikan sertifikat
Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID)
untuk mengukur kualitas
PPID dalam menjalankan
tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-
undangan.

16.a Memperkuat lembaga-lembaga 16.a.1* Tersedianya


nasional yang relevan, termasuk lembaga hak asasi manusia
melalui kerjasama internasional, (HAM) nasional yang
untuk membangun kapasitas di independen yang sejalan
semua tingkatan, khususnya di dengan Paris Principles.
negara berkembang, untuk mencegah
kekerasan serta memerangi terorisme
48

dan kejahatan.

16.b Menggalakkan dan menegakkan 16.b.1 Proporsi penduduk


undang-undang dan kebijakan yang yang melaporkan
tidak diskriminatif untuk mengalami diskriminasi dan
pembangunan berkelanjutan. pelecehan dalam 12 bulan
lalu berdasarkan pada
pelarangan diskriminasi
menurut hukum HAM
Internasional.

16.b.1.(a) Jumlah kebijakan


yang diskriminatif dalam 12
bulan lalu berdasarkan
pelarangan diskriminasi
menurut hukum HAM
Internasional.

17. Kemitraan untuk mencapai 17.1 Memperkuat mobilisasi sumber 17.1.1* Total pendapatan
Tujuan daya domestik, termasuk melalui pemerintah sebagai proporsi
dukungan internasional kepada terhadap PDB menurut
negara berkembang, untuk sumbernya.
meningkatkan kapasitas lokal bagi
pengumpulan pajak dan pendapatan 17.1.1.(a) Rasio penerimaan
lainnya. pajak terhadap PDB.

17.1.2* Proporsi anggaran


domestik yang didanai oleh
pajak domestik.

17.2 Negara-negara maju 17.2.1 Bantuan


melaksanakan secara penuh Pembangunan Bersih,
komitmen atas bantuan secara keseluruhan dan
pembangunan (Official Development kepada negara-negara
Assistance – ODA), termasuk kurang berkembang, sebagai
komitmen dari banyak negara maju proporsi terhadap
untuk mencapai target 0.7 persen dari Pendapatan Nasional Bruto
Pendapatan Nasional Bruto untuk dari OECD/Komite Bantuan
bantuan pembangunan (ODA/GNI) Pembangunan.
bagi negara berkembang dan 0,15
sampai 0,20 persen ODA/GNI
kepada negara kurang berkembang;
penyedia ODA didorong untuk
mempertimbangkan penetapan target
untuk memberikan paling tidak 0,20
persen dari ODA/GNI untuk negara
kurang berkembang.
49

17.3 Memobilisasi tambahan sumber 17.3.1 Investasi Asing


daya keuangan untuk negara Langsung (Foreign Direct
berkembang dari berbagai macam Investment/FDI), bantuan
sumber. pembangunan dan
Kerjasama Selatan-Selatan
sebagai proporsi dari total
anggaran domestik.

17.3.2 Volume pengiriman


uang/remitansi (dalam US
dollars) sebagai proporsi
terhadap total GDP.

17.3.2.(a) Proporsi volume


remitansi TKI (dalam US
dollars) terhadap PDB.

17.4 Membantu negara berkembang


untuk mendapatkan keberlanjutan 17.4.1* Proporsi
utang jangka panjang melalui pembayaran utang dan
kebijakan-kebijakan yang bunga (Debt Service)
terkoordinasi yang ditujukan untuk terhadap ekspor barang dan
membantu pembiayaan utang, jasa.
keringanan utang dan restrukturisasi
utang, yang sesuai, dan
menyelesaikan utang luar negeri dari
negara miskin yang berutang besar
untuk mengurangi tekanan utang.

17.5 Mengadopsi dan melaksanakan 17.5.1 Jumlah negara yang


pemerintahan yang mempromosikan mengadopsi dan
investasi bagi negara kurang melaksanakan rezim
berkembang. promosi investasi untuk
negara-negara kurang
berkemban.

17.6 Meningkatkan kerjasama Utara- 17.6.1 Jumlah kesepakatan


Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama dan program-
kerjasama triangular secara regional program di bidang sains
dan internasional terkait dan akses dan/atau teknologi antar
terhadap sains, teknologi dan negara menurut tipe
inovasi, dan meningkatkan berbagi kerjasamanya.
pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui 17.6.1.(a) Jumlah kegiatan
koordinasi yang lebih baik antara saling berbagi pengetahuan
mekanisme yang telah ada, dalam kerangka Kerjasama
khususnya di tingkat Perserikatan Selatan-Selatan dan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui Triangular.
50

mekanisme fasilitasi teknologi


global. 17.6.2 Langganan
broadband internet tetap
menurut tingkat
kecepatannya.

17.6.2.(a) Persentase
jaringan tulang punggung
serat optik nasional yang
menghubungkan Ibukota
Kabupaten/Kota (IKK).

17.6.2.(b) Tingkat penetrasi


akses tetap pitalebar (fixed
broadband) di Perkotaan
dan di Pedesaan.
17.6.2.(c) Proporsi
penduduk terlayani mobile
broadband.

17.7 Meningkatkan pengembangan,


transfer, diseminasi dan penyebaran 17.7.1 Total jumlah dana
teknologi yang ramah lingkungan yang disetujui untuk negara-
kepada negara berkembang negara berkembang untuk
berdasarkan ketentuan yang mempromosikan
menguntungkan, termasuk ketentuan pengembangan, transfer,
konsesi dan preferensi, yang mendiseminasikan dan
disetujui bersama. menyebarkan teknologi
yang ramah lingkungan.

17.8 Mengoperasionalisasikan secara 17.8.1* Proporsi individu


penuh bank teknologi dan sains, yang menggunakan internet.
mekanisme pembangunan kapasitas
teknologi dan inovasi untuk negara 17.8.1.(a) Persentase
kurang berkembang pada tahun 2017 kabupaten 3T yang
dan meningkatkan penggunaan terjangkau layanan akses
teknologi yang memampukan, telekomunikasi universal
khususnya teknologi informasi dan dan internet.
komunikasi.

17.9.1 Nilai dolar atas


17.9 Meningkatkan dukungan bantuan teknis dan
internasional untuk melaksanakan pembiayaan (termasuk
pembangunan kapasitas yang efektif melalui Kerjasama Utara-
dan sesuai target di negara Selatan, Selatan-Selatan dan
berkembang untuk mendukung Triangular) yang
rencana nasional untuk dikomitmenkan untuk
melaksanakan seluruh tujuan negara-negara berkembang.
pembangunan berkelanjutan,
51

termasuk melalui kerjasama Utara- 17.9.1.(a) Jumlah indikasi


Selatan, Selatan-Selatan dan pendanaan untuk
Triangular. pembangunan kapasitas
dalam kerangka KSST
Indonesia.

17.10 Menggalakkan sistem 17.10.1 Rata-rata tarif


perdagangan multilateral yang terbobot dunia Free Trade
universal, berbasis aturan, terbuka, Agreement (FTA).
tidak diskriminatif dan adil di bawah
the World Trade Organization 17.10.1.(a) Rata-rata tarif
termasuk melalui kesimpulan dari terbobot di negara mitra
kesepakatan di bawah Doha Free Trade Agreement
Development Agenda. (FTA) (6 negara).

17.11 Secara signifikan


meningkatkan ekspor dari negara 17.11.1 Bagian negara
berkembang, khususnya dengan berkembang dan kurang
tujuan meningkatkan dua kali lipat berkembang pada ekspor
proporsi negara kurang berkembang global.
dalam ekspor global pada tahun
2020. 17.11.1.(a) Pertumbuhan
ekspor produk non migas.

17.12.1 Rata-rata tarif yang


17.12 Merealisasikan pelaksanaan dihadapi oleh negara-negara
tepat waktu dari akses pasar bebas berkembang, negara kurang
bea dan bebas kuota tanpa batas berkembang dan negara
waktu untuk semua negara kurang berkembang pulau kecil.
berkembang, sesuai dengan
keputusan World Trade Organization
termasuk dengan menjamin bahwa
penetapan aturan keaslian (rules of
origin) yang dapat diterapkan
terhadap impor dari negara kurang
berkembang tersebut transparan dan
sederhana, serta berkontribusi pada
kemudahan akses pasar.

17.13 Meningkatkan stabilitas 17.13.1* Tersedianya


makroekonomi global, termasuk Dashboard Makro ekonomi.
melalui koordinasi kebijakan dan
keterpaduan kebijakan.

17.14 Meningkatkan keterpaduan


kebijakan untuk pembangunan 17.14.1 Jumlah negara yang
berkelanjutan. telah memiliki mekanisme
untuk keterpaduan
kebijakan pembangunan
52

berkelanjutan.

17.15 Menghormati ruang kebijakan 17.15.1 Jangkauan


dan kepemimpinan dari setiap negara penggunaan kerangka kerja
untuk membuat dan melaksanakan dan alat perencanaan yang
kebijakan pengentasan kemiskinan dimiliki negara oleh
dan pembangunan berkelanjutan. penyedia kerjasama
pembangunan.

17.16 Meningkatkan kemitraan 17.16.1 Jumlah negara yang


global untuk pembangunan melaporkan perkembangan
berkelanjutan, dilengkapi dengan kerangka kerja monitoring
kemitraan berbagai pemangku efektifitas pembangunan
kepentingan yang memobilisasi dan multi-stakeholderyang
membagi pengetahuan, keahlian, mendukung pencapaian
teknologi dan sumber daya tujuan pembangunan
keuangan, untuk mendukung berkelanjutan.
pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di semua negara,
khususnya di negara berkembang.

17.17 Mendorong dan meningkatkan


kerjasama pemerintah-swasta dan 17.17.1 Jumlah komitmen
masyarakat sipil yang efektif, untuk kemitraan publik-
berdasarkan pengalaman dan swasta dan masyarakat sipil
bersumber pada strategi kerjasama. (dalam US dollars).

17.17.1.(a) Jumlah proyek


yang ditawarkan untuk
dilaksanakan dengan skema
Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU).

17.17.1.(b) Jumlah alokasi


pemerintah untuk penyiapan
proyek, transaksi proyek,
dan dukungan pemerintah
dalam Kerjasama
Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).

17.18 Pada tahun 2020, 17.18.1 Proporsi indikator


meningkatkan dukungan pembangunan berkelanjutan
pengembangan kapasitas untuk yang dihasilkan di tingkat
negara berkembang, termasuk negara nasional dengan
kurang berkembang dan negara keterpilahan data lengkap
berkembang pulau kecil, untuk yang relevan dengan
meningkatkan secara signifikan targetnya, yang sesuai
ketersediaan data berkualitas tinggi, dengan prinsip-prinsip
53

tepat waktu dan dapat dipercaya, fundamental dari Statistik


yang terpilah berdasarkan Resmi.
pendapatan, gender, umur, ras, etnis,
status migrasi, difabilitas, lokasi 17.18.1.(a) Persentase
geografis dan karakteristik lainnya konsumen Badan Pusat
yang relevan dengan konteks Statistik (BPS) yang merasa
nasional. puas dengan kualitas data
statistik.

17.18.1.(b). Persentase
konsumen yang menjadikan
data dan informasi statistik
BPS sebagai rujukan utama.

17.18.1.(c) Jumlah metadata


kegiatan statistik dasar,
sektoral, dan khusus yang
terdapat dalam Sistem
Informasi Rujukan Statistik
(SIRuSa).

17.18.1.(d) Persentase
indikator SDGs terpilah
yang relevan dengan target.

17.18.2* Jumlah negara


yang memiliki undang-
undang statistik nasional
yang tunduk pada prinsip-
prinsip fundamental
Statistik Resmi.

17.18.2.(a) Review Undang-


Undang Nomor 16 Tahun
1997 tentang Statistik.

17.18.3 Jumlah negara


dengan Perencanaan
Statistik Nasional yang
didanai dan melaksanakan
rencananya berdasar sumber
pendanaan.

17.18.3.(a) Tersusunnya
National Strategy for
Development of Statistics
(NSDS).

17.19 Pada tahun 2030, 17.19.1 Nilai dolar atas


mengandalkan inisiatif yang sudah semua sumber yang tersedia
54

ada, untuk mengembangkan untuk penguatan kapasitas


pengukuran atas kemajuan statistik di negara-negara
pembangunan berkelanjutan yang berkembang.
melengkapi Produk Domestik Bruto,
dan mendukung pengembangan 17.19.1.(a) Jumlah pejabat
kapasitas statistik di negara fungsional statistisi dan
berkembang. pranata komputer pada
17.19.2.(a) Terlaksananya Sensus Kementerian/Lembaga.
Penduduk dan Perumahan pada
tahun 2020. 17.19.1.(b) Persentase
Kementerian/Lembaga yang
17.19.2.(b) Tersedianya data sudah memiliki pejabat
registrasi terkait kelahiran dan fungsional statistisi dan/atau
kematian (Vital Statistics Register). pranata komputer.

17.19.2.(c) Jumlah pengunjung 17.19.1.(c) Persentase


eksternal yang mengakses data dan terpenuhinya kebutuhan
informasi statistik melalui website. pejabat fungsional statistisi
dan pranata komputer
17.19.2.(d) Persentase konsumen Kementerian/Lembaga.
yang puas terhadap akses data Badan
Pusat Statistik (BPS). 17.19.2 Proporsi negara
yang a) melaksanakan
17.19.2.(e) Persentase konsumen paling tidak satu Sensus
yang menggunakan data Badan Pusat Penduduk dan Perumahan
Statistik (BPS) dalam perencanaan dalam sepuluh tahun
dan evaluasi pembangunan nasional. terakhir, dan b) mencapai
100 persen pencatatan
kelahiran dan 80 persen
pencatatan kematian.
55

E. Diskusi Studi Kasus


Peserta Konferensi
Perwakilan Raquel Olivia Carolline
Negara/Organisasi Elkata Agustinus Batistuta Atua
Matthew Natanael Gideon Nainggolan
Irwan Sulaiman Zebua
Pilihan Nomor SDGs SDGs No. 2 Zero Hunger
SDGs No. 6 Clean Water and Sanitation
SDGs No. 11 Sustainable Cities and Communities
56

Target SDGs SDGs No. 2 (Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan


Pangan & Gizi Yang Lebih Baik Serta Mempromosikan
Pertanian Berkelanjutan)

SDGs No. 6 (Menjamin Ketersediaan Dan Pengelolaan Air


Dan Sanitasi Yang Berkelanjutan Untuk Semua)

SDGs No. 11 (Menjadikan Kota Dan Pemukiman Manusia


Inklusif, Aman, Tangguh & Berkelanjutan)
Indikator SDGs SDGs No. 2
-Pravelensi atau proposi kekurangan gizi yang terjadi
-Pravelensi atau proposi stunting pada anak dibawah usia 5
tahun
-Pravelensi atau proposi Obesitas, sesuai BMI (Body Mass
Index)

SDGs No. 6
-Air limbah hasil pengolahan yang terkontrol agar dapat
mencegah terjadinya Antropogenik
-Intensitas Penarikan jumlah air Tawar serta
memperhitungkan kebutuhan air dan lingkungan.
SDGs No. 11
-Proposi penduduk perkotaan yang tinggal di daerah kumuh
-Kepuasan dengan transportasi umum

Pilihan Negara/Kawasan Iraq


Gambaran Umum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah seruan global
Permasalahan SDGs untuk bertindak untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi
lingkungan dan iklim bumi, dan memastikan bahwa orang di
mana pun dapat menikmati perdamaian dan kemakmuran.
PBB bekerja dengan Pemerintah Irak dan mitra nasional
lainnya melalui Kerangka Kerja Strategis Negara Bersama
PBB, di bawah payung Visi Irak 2030 dan Program
57

Transformasi Nasional, untuk mendukung pencapaian Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dan
peluang pembangunan di Irak.
Skor keseluruhan yang dipakai untuk mengukur kemajuan
total menuju pencapaian semua 17 SDGs. Skor tersebut dapat
diartikan sebagai persentase pencapaian SDG. Skor 100
menunjukkan bahwa semua SDGs telah tercapai. Berikut
merupakan data yang kami dapat dari sumber PBB [UNDP] :
Score: 62.25/100, Rank: 115/163.
Kebijakan/Program SDGs Kedua :
Penyelesaian Masalah
SDGs (telah berjalan) Prevalence of undernourishment :

Untuk mengatasi prevalensi atau proporsi kekurangan gizi di


Irak, pemerintah telah mengambil beberapa langkah dan
kebijakan. Berikut adalah beberapa tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah Irak:

1. Program Bantuan Makanan: Pemerintah Irak telah


meluncurkan program bantuan makanan untuk kelompok
rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan orang tua. Program
ini bertujuan untuk memastikan bahwa makanan yang sehat
dan bergizi tersedia bagi mereka yang membutuhkannya.

2. Pendidikan Gizi: Pemerintah Irak telah mengadakan


kampanye pendidikan gizi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi
yang seimbang. Program-program ini melibatkan penyuluhan
dan pelatihan mengenai gizi, termasuk pemilihan makanan
yang tepat dan pengolahan makanan yang baik.

3. Program Pemberian Makanan di Sekolah: Pemerintah Irak


telah meluncurkan program pemberian makanan di sekolah
58

untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan


yang sehat dan bergizi selama jam sekolah. Program ini juga
dapat membantu mendorong partisipasi anak-anak dalam
pendidikan.

Prevalence of stunting in children under 5 years of age :

Untuk mengatasi prevalensi atau proporsi stunting pada anak


di bawah usia 5 tahun di Irak, pemerintah telah mengambil
beberapa langkah dan kebijakan. Berikut adalah beberapa
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Irak:

1. Program Pemantauan Pertumbuhan: Pemerintah Irak telah


meluncurkan program pemantauan pertumbuhan anak secara
rutin. Program ini bertujuan untuk mendeteksi stunting secara
dini dan memberikan intervensi yang tepat kepada anak-anak
yang berisiko atau mengalami stunting.
2. Program Pemberian Makanan Tambahan: Pemerintah Irak
telah meluncurkan program pemberian makanan tambahan
kepada anak-anak yang mengalami stunting. Makanan
tambahan ini kaya akan nutrisi dan dirancang khusus untuk
membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak yang rentan terhadap stunting.
3. Edukasi Gizi: Pemerintah Irak telah mengadakan program
edukasi gizi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
orang tua dan pengasuh tentang pentingnya gizi yang
seimbang dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Program ini melibatkan penyuluhan gizi, pemilihan makanan
yang tepat, dan cara pengolahan makanan yang baik.

Prevalence of obesity, BMI ≥ 30 :

Untuk mengatasi prevalensi atau proporsi obesitas, sesuai


59

dengan Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index/BMI),


pemerintah Irak telah mengambil beberapa langkah dan
kebijakan. Berikut adalah beberapa tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah Irak:

1. Kampanye Kesadaran Gizi: Pemerintah Irak telah


meluncurkan kampanye kesadaran gizi yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko obesitas
dan pentingnya gaya hidup sehat. Kampanye ini dapat
meliputi penyuluhan mengenai pola makan sehat, aktivitas
fisik, dan pengelolaan berat badan.
2. Program Pendidikan Gizi: Pemerintah Irak telah
mengintegrasikan pendidikan gizi dalam kurikulum sekolah.
Dengan memperkenalkan pengetahuan gizi yang tepat kepada
siswa sejak usia dini, diharapkan dapat membantu mengubah
perilaku makan yang tidak sehat dan mendorong gaya hidup
aktif.
3. Pembatasan Iklan Makanan Tidak Sehat: Pemerintah Irak
telah memberlakukan pembatasan iklan makanan tidak sehat,
terutama yang ditujukan kepada anak-anak. Langkah ini
bertujuan untuk mengurangi paparan anak-anak terhadap
iklan makanan tinggi lemak, gula, dan garam yang berpotensi
memengaruhi pola makan mereka.

SDGs Keenam :

Anthropogenic wastewater that receives treatment :

Untuk mengendalikan air limbah hasil pengolahan dan


mencegah dampak antropogenik (yang disebabkan oleh
manusia), pemerintah Irak mungkin telah mengambil atau
dapat mengambil beberapa langkah berikut:
60

1. Pembangunan Infrastruktur: Pemerintah dapat berinvestasi


dalam pembangunan infrastruktur yang memadai untuk
pengolahan air limbah, seperti sistem saluran pembuangan,
instalasi pengolahan air limbah, dan fasilitas pengolahan
lumpur.
2. Peraturan dan Kebijakan Lingkungan: Pemerintah dapat
memberlakukan undang-undang dan peraturan ketat yang
mengatur penggunaan dan pembuangan air limbah. Ini
termasuk persyaratan untuk instalasi pengolahan air limbah di
pabrik dan industri, serta standar pembuangan yang ketat.
3. Monitoring dan Pengawasan: Pemerintah dapat memantau
secara aktif kualitas air dan kegiatan pengolahan limbah di
negara bagian atau nasional. Ini dapat melibatkan
pengambilan sampel air secara teratur dan melakukan analisis
untuk memastikan bahwa batas-batas kualitas lingkungan
terpenuhi.

Freshwater Withdrawal :

Di Irak pada September 2021, pemerintah Irak telah


mengambil beberapa langkah untuk mengatasi penarikan
jumlah air tawar yang tinggi dan memperhitungkan
kebutuhan air dan lingkungan :

1. Pengaturan Penggunaan Air: Pemerintah Irak telah


mengatur penggunaan air secara ketat dengan menerapkan
kebijakan dan peraturan untuk membatasi penggunaan air di
sektor pertanian, industri, dan domestik. Langkah-langkah ini
bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sumber daya air
dan memastikan alokasi air yang lebih efisien.
2. Diversifikasi Sumber Air: Pemerintah berusaha untuk
mendiversifikasi sumber air dengan memperluas infrastruktur
pengambilan air dari sungai-sungai besar seperti Sungai
61

Tigris dan Sungai Efrat, serta membangun waduk dan danau


buatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan
pada satu sumber air utama dan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya air yang tersedia.
3. Program Konservasi Air: Pemerintah Irak telah
meluncurkan program konservasi air yang mencakup
kampanye penyadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan air yang bijaksana, penggunaan teknologi hemat
air, dan praktik irigasi yang efisien. Tujuan dari program ini
adalah untuk mengurangi pemborosan air dan mendorong
penggunaan yang lebih efisien.

SDGs Kesebelas :

Satisfaction with public transport :

Pemerintah Irak telah melakukan beberapa langkah untuk


meningkatkan kepuasan dengan transportasi umum di negara
tersebut. Beberapa tindakan yang telah diambil meliputi:

1. Investasi dalam infrastruktur transportasi: Pemerintah Irak


telah mengalokasikan dana untuk memperbaiki dan
memperluas jaringan transportasi umum di berbagai kota di
negara ini. Hal ini mencakup perbaikan jalan, pengembangan
sistem rel, dan perluasan jaringan bus.
2. Pembangunan sistem transportasi massal: Pemerintah telah
berupaya memperkenalkan sistem transportasi massal yang
lebih efisien dan nyaman. Misalnya, pada tahun 2015, mereka
meluncurkan jaringan trem listrik pertama di Baghdad untuk
mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan
mobilitas.
3. Regulasi dan standar yang ditingkatkan: Pemerintah Irak
juga telah mengadopsi regulasi yang lebih baik dan standar
62

keselamatan untuk transportasi umum. Hal ini meliputi


peningkatan pengawasan terhadap kendaraan umum dan
pengemudi, serta penerapan langkah-langkah keamanan
untuk melindungi penumpang.

Proportion of urban population living in slums :

Di Irak, kumuh perkotaan sering kali merupakan masalah


yang kompleks dan terkait erat dengan faktor-faktor seperti
pertumbuhan populasi yang cepat, kerusakan infrastruktur,
konflik bersenjata, dan permasalahan sosial-ekonomi yang
mendalam. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Irak
telah melakukan beberapa upaya, termasuk:

1. Pemulihan dan rekonstruksi: Pemerintah Irak telah


berupaya memulihkan infrastruktur perkotaan yang rusak
akibat perang dan konflik, termasuk daerah-daerah kumuh.
Rekonstruksi meliputi pembangunan kembali jalan,
bangunan, sistem air bersih, dan fasilitas publik lainnya.
2. Program perumahan: Pemerintah telah meluncurkan
program-program perumahan yang bertujuan untuk
menyediakan rumah yang layak bagi penduduk yang tinggal
di daerah kumuh. Program ini mencakup pembangunan
perumahan yang terjangkau dan pemulihan permukiman
kumuh yang ada.
3. Penyediaan layanan dasar: Pemerintah berusaha
meningkatkan akses penduduk perkotaan terhadap layanan
dasar seperti air bersih, sanitasi, listrik, dan layanan
kesehatan. Peningkatan akses ini dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup di daerah kumuh.

Tawaran SDGs Kedua :


63

Kebijakan/Program
Penyelesaian Masalah Prevalence of undernourishment :

1. Peningkatan Produksi Pangan: Pemerintah Irak telah


mengambil langkah untuk meningkatkan produksi pangan
dalam negeri dengan mendorong pertanian modern,
penggunaan teknologi pertanian yang lebih efisien, dan
pemberian dukungan kepada petani. Langkah ini bertujuan
untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan mengurangi
ketergantungan pada impor pangan.
2. Program Suplementasi Gizi: Pemerintah Irak juga telah
melaksanakan program suplementasi gizi, khususnya bagi
kelompok rentan seperti balita dan ibu hamil. Suplemen gizi
seperti tablet zat besi dan vitamin A diberikan untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang mungkin sulit dipenuhi
melalui pola makan sehari-hari.
3. Penanggulangan Konflik: Konflik dan ketidakstabilan
politik dapat menjadi faktor yang mempengaruhi prevalensi
kekurangan gizi. Pemerintah Irak berusaha untuk menangani
konflik dan membangun stabilitas untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi peningkatan gizi dan
kesejahteraan masyarakat.

Prevalence of stunting in children under 5 years of age :

1. Pemberdayaan Wanita dan Ibu Hamil: Pemerintah Irak


juga telah fokus pada pemberdayaan wanita dan ibu hamil
untuk mengurangi prevalensi stunting. Langkah ini termasuk
peningkatan akses wanita terhadap pendidikan, perawatan
kesehatan, dan dukungan gizi selama masa kehamilan dan
menyusui.
2. Air Bersih dan Sanitasi: Ketersediaan air bersih dan
sanitasi yang buruk dapat berkontribusi terhadap stunting
64

pada anak-anak. Pemerintah Irak berupaya meningkatkan


akses masyarakat terhadap air bersih yang aman, sanitasi
yang layak, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
kebersihan dan kebersihan diri.
3. Kebijakan Pembangunan Pertanian: Pemerintah Irak telah
mengadopsi kebijakan pembangunan pertanian yang
bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan, termasuk
makanan bergizi, dengan memperkuat sektor pertanian dan
dukungan terhadap petani lokal. Langkah ini diharapkan
dapat memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk
anak-anak dan masyarakat secara umum.

Prevalence of obesity, BMI ≥ 30 :

1. Peningkatan Akses ke Makanan Sehat: Pemerintah Irak


berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan
sehat dengan mendorong produksi dan distribusi makanan
bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan sumber
protein sehat. Ini dapat melibatkan insentif untuk petani lokal,
pengembangan pasar lokal, dan kebijakan yang mendukung
peningkatan ketersediaan makanan sehat.
2. Pengaturan Label Gizi: Pemerintah Irak telah menerapkan
pengaturan terkait label gizi pada kemasan makanan. Dengan
menyediakan informasi yang jelas dan akurat tentang nilai
gizi dan komposisi makanan, konsumen dapat membuat
pilihan makanan yang lebih sehat dan mengontrol asupan
kalori mereka.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik: Pemerintah Irak
mempromosikan aktivitas fisik dengan meluncurkan
program-program olahraga dan rekreasi. Dukungan diberikan
kepada sekolah, komunitas, dan lembaga lainnya untuk
mengorganisir kegiatan fisik yang dapat melibatkan
masyarakat dari segala usia.
65

SDGs Keenam :

Anthropogenic wastewater that receives treatment :

1. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Pemerintah dapat


mengadakan program pendidikan dan kesadaran masyarakat
untuk menginformasikan penduduk tentang pentingnya
menjaga lingkungan air yang bersih dan praktik-praktik
pengelolaan air limbah yang benar.
2. Teknologi dan Inovasi: Pemerintah dapat mendorong
pengembangan dan penerapan teknologi yang lebih efisien
dan ramah lingkungan untuk pengolahan air limbah. Ini dapat
mencakup teknologi pengolahan lanjutan, seperti sistem
filtrasi, pengolahan biologi, atau metode pengolahan lainnya
yang dapat menghasilkan air yang lebih bersih.

Freshwater Withdrawal :

1. Kerjasama Regional: Pemerintah Irak telah terlibat dalam


upaya kerjasama regional dengan negara-negara tetangga,
terutama Turki dan Iran, untuk mengatasi masalah air lintas
batas. Hal ini meliputi dialog, perjanjian, dan proyek bersama
yang bertujuan untuk mengatur penggunaan air secara adil
dan berkelanjutan.
2. Perlindungan Lingkungan: Pemerintah Irak juga telah
berupaya memperhitungkan dampak lingkungan dalam
pengelolaan sumber daya air. Ini termasuk menjaga
keberlanjutan ekosistem air, melindungi dan merestorasi
lahan basah, serta memperhatikan kebutuhan ekologi dan
habitat satwa liar dalam kebijakan pengelolaan air.

SDGs Kesebelas :
66

Satisfaction with public transport :

1. Subsidi transportasi umum: Pemerintah telah memberikan


subsidi untuk transportasi umum, termasuk tiket bus dan
kereta api, untuk membuatnya lebih terjangkau bagi
masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mendorong penggunaan
transportasi umum dan mengurangi ketergantungan pada
kendaraan pribadi.
2. Konsultasi dengan masyarakat: Pemerintah juga telah
melakukan konsultasi dengan masyarakat, organisasi
masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait transportasi
umum. Mereka berupaya untuk mendengarkan masukan dan
masalah yang dihadapi masyarakat dalam menggunakan
transportasi

Proportion of urban population living in slums :

1. Pembangunan ekonomi: Pemerintah berusaha untuk


memperbaiki kondisi ekonomi di daerah perkotaan dengan
memberikan peluang kerja dan mengembangkan sektor
ekonomi lokal. Langkah-langkah ini dapat membantu
mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
2. Penyuluhan dan kesadaran masyarakat: Pemerintah juga
bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah dan lembaga
internasional untuk menyediakan penyuluhan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
sanitasi, kebersihan, dan kesehatan lingkungan. Melalui
pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat mengambil
tindakan untuk meningkatkan kondisi di daerah kumuh.

Kebutuhan Pendanaan 80.732.512, 80 USD


67

Tawaran Rp. 1.200.000.000.000


Kebijakan/Program kepada
UNDP
68

DAFTAR PUSTAKA

Website dan Grup Diskusi (Newsgroup)


Amainuddin C. (2018). Irak: Kami Butuh Rp. 1.200 Triliun untuk Pembangunan.
Dunia.tempo.co. Diakses pada, 11 Juni 2023.
https://dunia.tempo.co/amp/1060010/irak-kami-butuh-rp-1-200-triliun-untuk-
pembangunan#amp_tf=From%20%251%24s&aoh=16866312591882&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com

Iraq Sustainable Development Report. Dashboards.sdgindex.org. Diakses pada, 1o Juni 2023.


https://dashboards.sdgindex.org/profiles/iraq

MDG vs SDG: What’s the Difference?. (2023, Februari 05). Theimpactinvestor.com. Diakses
pada, 19 Juni 2023. https://theimpactinvestor.com/mdg-vs-sdg/

Perbedaan MDGs dan SDGs. Pustakaborneo.org. Diakses pada, 19 Juni 2023.


https://pustakaborneo.org/esd-dan-sdgs/sdgs/perbedaan-mdgs-dan-sdgs.html

Riza B. (2019). Warga Irak Tuntut Reformasi Ekonomi untuk Atasi Kemiskinan.
Dunia.tempo.co. Diakses pada, 11 Juni 2023.
https://dunia.tempo.co/read/1256619/warga-irak-tuntut-reformasi-ekonomi-untuk-
atasi-kemiskinan
Sustainable Development Goals Achievements In Iraq. (2022). Undp.org. Diakses pada 11
Juni 2023. https://www.undp.org/iraq/publications/sustainable-development-
goals-achievements-iraq

Our Work on the Sustainable Development Goals in Iraq. Iraq.un.org. Diakses pada, 11 Juni
2023. https://iraq.un.org/en/sdgs

Anda mungkin juga menyukai