Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andrian Ameth Liemagasa

NIM : A031211006
RMK Perpajakan II

Pengisian dan Pelaporan SPT

SPT atau Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat yang wajib diisi dan dilaporkan
oleh setiap Wajib Pajak (WP) kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) setiap tahun. SPT
digunakan untuk melaporkan penghasilan, harta, dan kewajiban WP selama setahun
terakhir.

Jenis SPT
Terdapat dua jenis SPT, yaitu SPT Pribadi dan SPT Badan. SPT Pribadi wajib diisi dan
dilaporkan oleh WP orang pribadi, sedangkan SPT Badan wajib diisi dan dilaporkan
oleh WP badan.

Waktu Pengisian dan Pelaporan SPT


Waktu pengisian dan pelaporan SPT berbeda untuk setiap jenis SPT. Untuk SPT
Pribadi, waktu pengisian dan pelaporan SPT adalah sebagai berikut:
• WP orang pribadi yang bekerja sebagai karyawan: 1 Maret - 30 April
• WP orang pribadi yang bekerja sebagai pengusaha: 1 April - 30 Juni

Untuk SPT Badan, waktu pengisian dan pelaporan SPT adalah sebagai berikut:
• WP badan yang memiliki akhir tahun buku 31 Desember: 1 April - 30 Juni
• WP badan yang memiliki akhir tahun buku selain 31 Desember: 3 bulan setelah
akhir tahun buku
Tata Cara Pengisian SPT
SPT dapat diisi secara manual atau secara elektronik. Pengisian SPT secara manual
dapat dilakukan dengan menggunakan formulir SPT yang dapat diperoleh di KPP atau
diunduh dari website DJP. Pengisian SPT secara elektronik dapat dilakukan melalui e-
Filing DJP.

Untuk mengisi SPT, WP harus menyiapkan dokumen-dokumen pendukung, seperti:


• Bukti potong PPh 21
• Bukti potong PPh 23
• Bukti potong PPh 26
• Bukti potong PPh 22
• Bukti potong PPh 25
• Bukti setor PPh 25
• Bukti setor PPh 29
• Bukti setor PPh 4 (2)
• Bukti setor PPh Final
• Bukti pembayaran PBB
• Bukti pembayaran pajak lainnya

Setelah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung, WP dapat mulai mengisi SPT.


SPT terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
• Bagian I: Data Wajib Pajak
• Bagian II: Penghasilan
• Bagian III: Harta
• Bagian IV: Kewajiban
• Bagian V: Perhitungan PPh
• Bagian VI: Pembayaran PPh
WP harus mengisi setiap bagian SPT dengan benar dan lengkap. Jika WP tidak yakin
cara mengisi SPT, WP dapat meminta bantuan kepada petugas pajak di KPP.

Tata Cara Pelaporan SPT


Setelah selesai mengisi SPT, WP dapat melaporkan SPT ke DJP. Pelaporan SPT dapat
dilakukan secara manual atau secara elektronik.
Pelaporan SPT secara manual dapat dilakukan dengan menyerahkan formulir SPT yang
telah diisi ke KPP. Pelaporan SPT secara elektronik dapat dilakukan melalui e-Filing
DJP.
Jika WP melaporkan SPT secara manual, WP harus menyerahkan formulir SPT yang
telah diisi ke KPP paling lambat pada tanggal jatuh tempo pelaporan SPT. Jika WP
melaporkan SPT secara elektronik, WP harus mengirimkan SPT elektronik paling
lambat pada tanggal jatuh tempo pelaporan SPT.

Sanksi atas Keterlambatan Pengisian dan Pelaporan SPT


WP yang terlambat mengisi dan melaporkan SPT akan dikenakan sanksi berupa denda.
Denda atas keterlambatan pengisian dan pelaporan SPT adalah sebesar Rp100.000
untuk setiap bulan keterlambatan.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengisi dan melaporkan SPT:


• Siapkan dokumen-dokumen pendukung sebelum mulai mengisi SPT.
• Isi setiap bagian SPT dengan benar dan lengkap.
• Jika tidak yakin cara mengisi SPT, minta bantuan kepada petugas pajak di KPP.
• Laporkan SPT paling lambat pada tanggal jatuh tempo pelaporan SPT.

Anda mungkin juga menyukai