Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN PENDIDIKAN TENTANG TUJUAN KURIKULUM

MUATAN LOKAL DALAM PERSPEKTIFAL-QURAN


DENGAN ASSUNAH

DISUSUN
OLEH:

Nama : Putri Intan Yulianti


NIM : 232721010080
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan dalam Perspektif
Al-Qur’an dan hadits

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM AN-NUR
LAMPUNG
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh


Segala puji dan syukur kehadirat Allah ‘azza wajala Rabb semesta alam
karena atas hidayah dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ”Manajemen Pendidikan Tentang Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
dalam Perspektifal-Quran dengan Assunah” ini dengan baik, Insya Allah.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wasalam serta segenap keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman.
Mudah-mudahan makalah bisa bermanfaat bagi mahasiswa semua,
meskipun dalam penyusunannya jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, tanpa
mengurangi rasa hormat saya, penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun baik dari dosen mata kuliah maupun dari mahasiswa
sekalian.
Kesempurnaan dan kebenaran itu hanya dari Allah ‘azza wajala sedangkan
kesalahan dan kekurangan adalah dari manusia kami pribadi. Wassalamu’alaikum
warahmatullahi.

Lampung, 05 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian Manajemen Pendidikan ................................................ 3
B. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal dalam Perspektif Al-Quran ...... 8
C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal dalam Perspektif Assunah ....... 11
BAB III: PENUTUP....................................................................................... 17
A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap,
jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional-objektif. Pendidikan
tidak diselenggarakan secara tak sengaja, atau bersifat insidental dan seenaknya,
atau berdasarkan mimpi di siang bolong dan fantastis. Fungsi pendidikan adalah
menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada
hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya
sendiri. Hal ini menunjukkan pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik
itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan
kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan
calon keluarga baru, serta mengembang tugas dan pekerjaan kelak di kemudian
hari.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara maksimal dalam kehidupan
masyarakat. Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan
manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkem
bangan hidup dan kehidupa manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah
proses yang satu. Ini berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia
itu adalah proses pendidikan.
Proses pendidikan manusia dilakukan selama kehidupan manusia itu sendiri,
mulai dari alam kandungan sampai lahir di dunia manusia telah melalui proses
pendidikan, hal ini menunjukkan pentingnya untuk meningkatkan ke-muliaan diri
manusia itu sendiri. Secara alamiah, sejak dalam rahim ibu sampai meninggal
dunia manusia mengalami proses pertumbuhan dan berkembang tahap demi tahap.
Begitu pula kejadian alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT dalam proses
tingkat demi tingkat. Dengan demikian, pendidikan dapat dikatakan sebagai

1
sarana utama untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia dalam usaha
manusia melestarikan hidupnya. Abdurrahman al-Nahlawi mengemukakan bahwa
pendidikan Islam merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan mutlak umat manusia,
karena bertujuan untuk menyelamatkan anak-anak di dalam tubuh umat manusia
pada umumnya dari ancaman.
Pada dasarnya konsep pendidikan Islam mencakup seluruh tujuan
pendidikan yang dewasa ini diserukan oleh barat bahkan diserukan oleh negara-
negara di dunia. Lebih dari itu, pendidikan Islam adalah satu-satunya konsep
pendidikan yang menjadikan makna dan tujuan pendidikan lebih tinggi sehingga
mengarahkan manusia kepada visi ideal dan menjauhkan manusia dari
ketergelinciran dan penyimpangan. Karena Islamlah, pendidikan memiliki misi
sebagai pelayan kemanusiaan dalam mewujudkan kebahagiaan individu dan
masyarakat. Artinya Islam akan berhasil mewujudkan tujuan pendidikan yang
selama ini menjadi obsesi tokoh pendidikan barat. Secara universal Allah swt
menyerukan kepada seluruh umat manusia agar masuk ke dalam Islam secarah
kaffah (menyeluruh). Itu berarti bahwa ajaran Islam bukan hanya mencakup satu
aspek saja, akan tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang intinya
adalah mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen pendidikan?
2. Apa saja tujuan kurikulum muatan lokal dalam perspektif al-quran?
3. Apa saja tujuan kurikulum muatan lokal dalam perspektif assunah?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal dalam perspektif al-quran
3. Untuk mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal dalam perspektif assunah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


Pendidikan adalah kata yang sering sekali kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari. Tapi kadang kita kurang memahami apa yang disebut pendidikan, apa
landasan pendidkan itu dan lain sebagianya. Tulisan ini akan mencoba
menguraikan pendidikan di tinjau dari pendapat para ahli teori tentang pendidikan
dan lembaga-lembaga pendidikan. Menurut Carter V. God dalam “Dictionary of
Education”. Pendidikan merupakan ilmu yang sistematis atau pengajaran yang
berhubungan dengan prinsip prinsip dan metode metode mengajar, pengawasan
dan bimbingan murid. Dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus yang berarti tangan
dan ageryang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
manegere yang artinya menangani, Managere diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris yaitu dalam bentuk kerja to manage dengan kata benda management.
Manajer untuk orang yang melakukan kegiatan manejemen. Akhirnya
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Pengertian manajemen menurut George Terry memberikan pendapat bahwa
manajemen merupakan ilmu sekaligus seni, manajemen adalah wadah didalam
ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum
kebenarannya.1
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada
intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai
subjek dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar
manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi
tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling berinteraksi pula
dengan lingkungan eksternalnya. Beberapa ahli menggunakan istilah yang
berbeda dalam pemakaian kata administrasi pendidikan dan manajemen
pendidikan, tetapi ketika ditinjau pengertiannya hampir mirip. Walaupun pada

______
1 Lawrence dan Lee Oey Liang. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

3
dasarnya kedua istilah tersebut tidak sama persis. Nanang Suhardan dan Nugraha
Suharto dalam hal ini mereka memakai istilah administrasi pendidikan yaitu ilmu
yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai
tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan menurut Made Pidarta yaitu aktifitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
H.A.R. Tilaar, berpendapat bahwa manajemen pendidikan adalah mobilisasi
segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan
sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber
personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut Sulistyorini, manajemen
pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar lebih efektif dan efisien.
Manusia (manajer atau administrator) dimanapun berada tidak terlepas dari
wadah melakukan kegiatan yang disebut organisasi (lembaga pendidikan baik
formal, nonformal, maupun informal) Organisasi tidak akan ada tanpa ada
manusianya. Manusia dalam organisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya
sendiri (misal Sisdiknas). Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian
pendidikan diatas, maka kita dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan
sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials,
method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang
efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Objek atau sumber daya yang
menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh, yaitu:
a. Man
Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam
manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan

4
mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang
tersebut
b. Money
Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan
secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga
pendidikan.
c. Materials
Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam
manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk
kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.
d. Method
Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan
untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama
karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.
e. Machines
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan
untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik
mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola
mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut
dengan baik
f. Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau
lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau
kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju
adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.
g. Minutes
Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta
didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya
waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.

5
Tujuan belajar manajemen pendidikan, antara lain sebagai berikut:2
a. Efisien dalam menggunakan sumber daya.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan
seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya
yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.
b. Efektif dalam pencapaian tujuan.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan
secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses
dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.
c. Bermuara pada tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan
nasional, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
d. Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan
pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan
yang didukung dengan manajemen pendidikan yang baik, akan mendapatkan
hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.
Menurut Shrode dan Voich, tujuan utama manajemen adalah produktifitas
dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal, bahkan jamak. Seperti
peningkatan mutu pendidikan atau kelulusannya, keuntungan yang tinggi,
pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah atau nasional, dan tanggung
jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian
terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang,
serta ancaman.

______
2 Siagian Sondang. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

6
Manfaat manajemen pendidikan, antara lain sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana belajar yang bermutu dan menyenangkan dan yang lebih
penting lagi adalah dapat menciptakan peserta didik belajar cara belajar
(learning how to learn) yang terbaik bagi dirinya.
b. Meningkatkan kompetensi manajemen pendidikan bagi pendidik sehingga
lebih professional.
c. Menghemat sumberdaya dengan hasil memuaskan.
d. Mendapatkan tenaga kependidikan yang professional.
Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan
yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen
yang terkait erat di dalamnya. Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada
empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Menurut
Luther Gullick, fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota
(staffing), fungsi pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi
pelaporan (reporting) dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting). Menurut hersey
and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning),
fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating)
dan fungsi pengendalian (controlling).3
Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal
masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian
(organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing
(pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan
mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil
manajemen yang maksimal.

______
3 Terry, G.R. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

7
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan
sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara
pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi.
Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan,
dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber
daya.
Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-
orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi
proses dan efektivitas hasil kerja.
Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau
perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang
dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan
tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

B. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal dalam Perspektif Al-Quran


Kurikulum muatan lokal (mulok) menjadi kewenangan pemerintah daerah
untuk menetapkannya. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan

8
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013. Kearifan lokal dan keunikan budaya yang dimiliki setiap daerah
memungkinkan daerah mengembangkan kurikulum mulok bagi sekolah-sekolah
di daerahnya. Muatan Lokal menjadi salah satu mata pelajaran yang mendukung
tercapainya tujuan pelaksanaan kurikulum 2013. Hal tersebut diatur dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37
yang menyebutkan bahwa muatan local merupakan kegiatan kulikuler yang di
sesuaikan dengan ciri khas dan potensi local masing-masing daerah.
Pembelajaran muatan lokal dilaksanakan untuk mengembangkan berbagai
keterampilan yang dimiliki peserta didik melalui potensi daerah seperti budaya,
bahasa, dan adat istiadat. Kebijakan yang berkaitan dengan dimasuk-masukannya
program muatan lokal dalam Standar Isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia
terdapat beranekaragam kebudayaan. Sekolah tempat program pendidikan
dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program
pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik
tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya
disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan lokal tersebut
sehingga perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal.4
Kurikulum memiliki kedudukan strategis dan sentral dalam
penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Kurikulum
menjadi acuan dalam menata dan mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Nana Syaodih Sukmadinata
menyebutkan bahwa kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta
proses pendidikan. Kurikulum memiliki kedudukan, fungsi, dan peran strategis
dalam pendidikan, sehingga menjadi keniscayaan adanya upaya untuk senantiasa
meningkatkan dan memperbarui kurikulum dan mengevaluasi kurikulum, hal

______
4 Leny Noviani. 2022. Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Keunggulan dan Potensi Daerah
Jenjang Sekolah Dasar Kabupaten Sragen. Klaten: Lakeisha, Hal.1

9
mana upaya-upaya tersebut merupakan ciri proses pengembangan kurikulum itu
sendiri.5
Secara garis besar, kurikulum muatan lokal adalah materi pelajaran yang
diajarkan secara terpisah yang isi dan media penyampaiannya sesuai dengan ciri
khas daerah tertentu. Menurut Mulyasa kurikulum muatan lokal adalah kegiatan
kurikuler yang mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi Muatan lokal
ditentukan oleh masing-masingsatuan pendidikan. Pendapat ini tampaknya
menganggap bahwa kurikulum muatan lokal hanya bisa diakomodasi melalui
kegiatan yang terpisah dengan mata pelajaran. Tujuan penyelenggaraan dan
pelaksanaan muatan lokal dalam kurikulum yaitu terdiri dari tujuan langsung dan
tak langsung.
Tujuan langsung meliputi bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh
murid, sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan, murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya. Selain
itu, murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya
yang terdapat di daerahnya. Sedangkan tujuan tak langsung meliputi: murid dapat
meningkatkan pengetahuan mengenal daerahnya, murid diharapkan dapat
menolong orangtuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan murid menjadi akrab dengan lingkungan dan terhindar
dari keterasingan terhadap lingkungan sendiri. Oleh karena itu untukmencapai
tujuan dimana bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat,
maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal
ini sangat menentukan.
Muatan lokal diorientasikan untuk menjembatani kebutuhan keluarga dan
masyarakat dengan tujuan pendidikan nasional. Dapat pula dikemukakan, mata
pelajaran ini juga memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan

______
5 Tri Atminah, Tugas Guru Sebagai Pengembangan Kurikulum di SMPS Tri Bakhti Pir
Trans Sosa IV, Jurnal Nalar Pendidikan, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019, h. 1.

10
kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh sebab
itu, mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal,
keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan
sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali siswa dengan
keterampilan dasar sebagai bekal dalam kehidupan (life skill).
Dengan demikian, kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan
dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan
kurikulum yang terdapat pada standar isi di dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan.

C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal dalam Perspektif Assunah


Kurikulum yang dipandang oleh pandangan lama adalah kurikulum yang
bersifat sederhana. Pandangan lama beranggapan bahwa kurikulum adalah sebatas
sejumlah mata pelajaran yang harus di kusasi dengan menjadikan ijazah sebagai
tujuan. Berbeda dengan pandangan lama tersebut, muncul pandangan baru yang
beranggapan bahwa kurikulum adalah hal yang kompleks. Pandangan baru
beranggapan bahwa kurikulum bukanlah hanya sebatas sejumlah mata pelajaran.
Akan tetapi, kurikulum dianggap sebagai pengalaman belajar peserta didik.
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan peserta didik baik di dalam
maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab
pendidik dan sekolah.6
Pandangan baru dalam hal psikologi belajar menganggap bahwa belajar
bukan sekedar mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Akan tetapi, lebih kepada
proses perubahan perilaku. Dengan demikian, peserta didik dianggap telah belajar

______
6 Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

11
apabila telah menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat
terjadi bila peserta didik memiliki pengalaman belajar. Oleh karena itu, dalam
proses belajar pengalaman belajar dianggap lebih penting dari pada hanya sekedar
menumpukan sejumlah pengetahuan.
Berdasarkan dua pandangan di atas dapat dikatakan bahwa kurikulum dibuat
dan dirancang dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan, ada beberapa unsur yang harus disiapkan terlebih dahulu yaitu
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan. Oleh karena itu, kurikulum
dapat diartikan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dalam sebuah
penyelenggaraan pendidikan yang berisikan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan
kurikulum yang terdapat pada standar isi. Keberadaan mata pelajaran muatan
lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai
uapaya agar penyelenggaraan pendidikan di masingmasing daerah lebih
meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang
bersangakutan.
Menurut Abdullah, fungsi kurikulum muatan lokal dalam perspektif
Assunah ialah sebagai berikut:
1. Fungsi Penyesuaian.
Sekolah merupakan komponen dalam masyarakat, sebab madrasah berada di
dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, program sekolah harus
disesuaikan dengan lingkungan, kebutuhan daerah dan masyarakat.
2. Fungsi Integrasi.
Peserta didik adalah bagian integral dari masyarakat. Karena itu, muatan lokal
merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik pribadi-pribadi
peserta didik agar dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat dan
lingkungannya atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi
peserta didik dengan masyarakatnya.

12
3. Fungsi Perbedaan.
Peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda. Muatan lokal adalah suatu
program pendidikan yang bersifat luwes, yaitu program pendidikan yang
pengembangannya disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan
kebutuhan peserta didik, lingkungan dan daerahnya.
Sedangkan tujuan kurikulum secara umum adalah memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki
wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai
yang berlaku. E. Mulyasa mengungkapkan bahwa tujuan kurikulum muatan lokal
adalah sebagai berikut
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam sosial dan budaya
peserta didik.
b. Agar peserta didik memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan mengenai daerahnya, yang berguna bagi dirinya maupun
lingkungan masyarakat pada umumnya.
c. Agar peserta didik memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai
yang berlaku di daerahnya, seerta melestarikan dan mengembangkan nilai-
nilai luhur budaya setempat.
Muatan lokal merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, dicantumkan bahwa struktur
kurikulum untuk pendidikan dasar dan menengah memberi alokasi waktu untuk
muatan lokal itu dua jam pelajaran dalam satu minggu. Muatan lokal merupakan
bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi, dicantumkan bahwa struktur kurikulum untuk pendidikan
dasar dan menengah memberi alokasi waktu untuk muatan lokal itu dua jam
pelajaran dalam satu minggu.
Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak. Ada beberapa hal yang dapat dipahami tentang

13
implementasi. Sebelum melakukan sesuatu, sudah pasti harus ada sebuah rencana,
ide, konsep, keijakan atau inovasi terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut, dapat
dipahami bahwa implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan dari sebuah
perencanaan guna untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum muatan lokal adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
yang berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan dan kompetensinya sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungannya.
Perlu diketahui bahwa layaknya kurikulum pada umumnya, kurikulum
muatan lokal juga merupakan sebuah sebuah hal yang bersifat teoritis. Artinya
diperlukan upaya untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Upaya tersebut
disebut dan dikenal dengan istilah implementasi. Menurut Oemar Hamalik
implementasi kurikulum pada kenyataannya mencakup tiga kegiatan pokok yakni
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.7
1. Perencanaan Muatan Lokal
Langkah-langkah perencanaan muatan lokal yang dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
d. Menentukan mata pelajaran muatan lokal
e. Mengembangkan Standar kompetensi, kompetensi dasar serta silabus dan
RPP.
Setelah silabus selesai dibuat, pendidik perlu merencanakan pelaksanaan
pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun komponen dari rencana
pelaksanaan pembelajaran minimal memuat tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan sumber belajar.

______
7 Irsyad, Muhammad. 2016. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Madrasah: Studi Atas Pemikiran Muhaimin.Volume 2. Nomor 1.

14
2. Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal.
Tahap implementasi Kurikulum Muatan Lokal yang berikutnya adalah
pelaksanaan pembelajaran sebagai penerapan langsung oleh pendidik dalam
proses interaksi di kelas dengan peserta didik. Pembelajaran mengandung
pengertian sebagai perubahan dalam diri seorang. Di dalam pembelajaran
tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang perubahan perilaku bagi peserta didik.
3. Evaluasi Kurikulum Muatan Lokal
Ada dua macam evaluasi dalam implementasi muatan lokal yaitu evaluasi
hasil belajar muatan lokal dan evaluasi program muatan lokal. Evaluasi hasil
belajar muatan lokal dilakukuan sama seperti evaluasi mata pelajaran lainnya.
Sedangkan evaluasi program muatan lokal dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu:
a. Reflective evaluation, yaitu evalusai yang dilakukan sebelum
dilaksanakannya muatan lokal.
b. Formative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat muatan lokal
baru dilaksanakan.
c. Summative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat muatan lokal
telah selesai dilaksanakan secara menyeluruh.
Selain tahap-tahap implementasi tersebut ada juga hal dapat mempengaruhi
implemtasi kurikulum muatan lokal, baik yang mendukung ataupun yang
menghambat. Kunandar dalam Abdullah Idi mengatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu:
a. Karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu
kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna dilapangan.
b. Strategi implementasi yang digunakan seperti diskusi profesi, seminar,
penataran, lokakrya, penyediaan buku kurikulum dan kegiatan yang
mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. Karakteristik pengguna kurikulum, yaitu meliputi pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap pendidik terhadap kurikulum serta
kemampuan pendidik merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.

15
Selain faktor-faktor yang dapat mempengaruhi implementasi kurikulum
tersebut, Rusman mengungkapkan ada beberapa rambu-rambu yang perlu
diperhatikan dalam implementasi kurikulum muatan lokal yaitu:
a. Sekolah yang mampu mengembangkan standar kompetensi dasar beserta
silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila
belum mampu meminta bantuan sekolah lain yang masih satu daerah, TPK
daerah, atau LPMP provinsi.
b. Bahan kajian hendaknya relevan dengan tingkat perkembangan peserta
didik. Pelaksanaannya diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan
peserta didik dan mengganggu kurikulum nasional. Serta menghindari
adanya pekerjaan rumah.
c. Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat kedekatan
dengan peserta didik baik secara fisik maupus psikis. Selain itu, bahan
kajian hendaknya memiliki makna bagi peserta didik, yang dapat
membantu dalam kehidupannya sehari-hari.
d. Bahan kajian hendaknya memberikan keluwesan bagi pendidik dalam
memilih metode mengajar dan sumber belajar. Selain itu, pendidik
hendaknya memilih dapat memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara
mental, fiskik maupun sosial.
e. Bahan kajian yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada
suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta
didik. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya
dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
f. Alokasi waktu muatan lokal perlu memperhatikan jumlah minggu efektif
untuk mata pelajaran muatan lokal pada tiap semester.
Selain uraian seperti yang diungkapkan di atas, perlu diingat bahwa
implementasi kurikulum muatan lokal akan berujung pada proses
pemebelajaran yang akan sangat bergantung pada seorang pendidik. Hal
tersebut dikarenakan pendidik merupakan kunci utama keberhasilan
implementasi sebuah kurikulum.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa:
1. Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada
intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai
subjek dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi
antar manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem.
2. Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan
yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen
yang terkait erat di dalamnya.
3. Secara garis besar, kurikulum muatan lokal adalah materi pelajaran yang
diajarkan secara terpisah yang isi dan media penyampaiannya sesuai dengan
ciri khas daerah tertentu.
4. Tujuan langsung meliputi bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid,
sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan, murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
5. Fungsi kurikulum muatan lokal dalam perspektif Assunah ialah sebagai fungsi
penyesuaian, integrasi dan perbedaan. Sedangkan tujuan kurikulum secara
umum adalah memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup
kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan
dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku.

B. Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar penulisan makalah
kami untuk kedepannya menjadi lebih baik dari ini. Mudah-mudahan para
pembaca dapat memahami makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Irsyad, Muhammad. 2016. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


di Madrasah: Studi Atas Pemikiran Muhaimin.Volume 2. Nomor 1.

Lawrence dan Lee Oey Liang. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.

Leny Noviani. 2022. Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Keunggulan dan Potensi
Daerah Jenjang Sekolah Dasar Kabupaten Sragen. Klaten: Lakeisha, Hal.1

Siagian Sondang. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Terry, G.R. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Tri Atminah, Tugas Guru Sebagai Pengembangan Kurikulum di SMPS Tri Bakhti
Pir Trans Sosa IV, Jurnal Nalar Pendidikan, Volume 7, Nomor 2, Juli-
Desember 2019, h. 1.

18

Anda mungkin juga menyukai