Anda di halaman 1dari 6

Yuliani, Syaban, Anita EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des.

2019

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk


Meningkatkan Pemahaman Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Eka Yuliani1, Mumun Syaban2, Ike Anita3


13
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Langlangbuana
2
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Langlangbuana

Article Info Abstract


Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Contextual
Keywords Teaching and Learning (CTL) di kelas III Sekolah Dasar.
Kemampuan pemahaman Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Peserta
Matematis, Model Pembelajaran, Didik Sekolah Dasar bertujuan untuk mengetahui
Model contextual teaching and peningkatan kemampuan pemahaman matematis melalui
learning (CTL) model contextual teaching and learning (CTL) dan
mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
pemahaman matematis menggunakan model contextual
teaching and learning (CTL) dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang
digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitain
kuantitatif. Sampel berjumlah 50 peserta didik, 25 orang
di kelas kontrol dan 25 orang di kelas eksperimen.. Hasil
dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Terdapat
peningkatan kemampuan pemahaman matematis melalui
model contextual teaching and learning (CTL) di kelas III
Sekolah Dasar; (2) Terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan pemahaman matematis menggunakan model
contextual teaching and learning (CTL) dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.

Correspondence Author How to Cite


1
yuliani.eka01@gmail.com Yuliani, E. Syaban, M., Anita, I. (2019 Penerapan Model
2
mumunsyaban58@gmail.com Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
3
rosadianita2016@gmail.com Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Peserta
Didik Sekolah Dasar. Educare,Vol. 17, No. 2, Des. 2019,
103-108.

103
Yuliani, Syaban, Anita EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

PENDAHULUAN masih berpusat pada guru tanpa melibatkan


Pemahaman konsep matematis peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu aspek yang sangat yang sedang diajarkan, sehingga hal ini
penting dalam pembelajaran matematika, berdampak pada nilai peserta didik yang di
karena dengan memahami konsep, peserta bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
didik bisa menyelesaikan permasalahan yaitu 70.
matematika ke tingkat selanjutnya yang Upaya untuk mengatasi permasalahan
lebih tinggi. Untuk meningkatkan tersebut adalah dengan meningkatkan mutu
pemahaman matematis diperlukan model pendidikan, yaitu memperbaiki proses
yang tepat yaitu Contextual teaching and belajar mengajar melalui penggunaan model
learning (CTL). pembelajaran contextual teaching and
Pemahaman konsep pada materi learning (CTL). Dengan menggunakan
perkalian seharusnya sudah dapat dipahami model contextual teaching and learning
dan dimengerti oleh para peserta didik (CTL). diharapkan peserta didik dapat
dimulai dari kelas III sekolah dasar. Konsep terlibat aktif dalam pembelajaran.
dasar perkalian seharusnya menjadi bagian Rumusan masalah dari penelitian ini
terpenting yang harus dilakukan oleh guru adalah:
pada proses pembelajaran di dalam kelas. 1. Bagaimana penerapan model
Berdasarkan kenyataan di lapangan pembelajaran Contextual Teaching
melalui wawancara yang telah dilakukan and Learning (CTL)?
dengan guru kelas III di SDN Giri Mekar, 2. Apakah penerapan model
pemahaman peserta didik terhadap pelajaran pembelajaran Contextual Teaching
matematika masih rendah terutama pada and Learning (CTL) dapat
materi pelajaran perkalian. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman konsep
dilihat masih kurangnya pemahaman peserta matematis peserta didik kelas 3 pada
didik dalam menyatakan ulang sebuah materi operasi hitung perkalian?
konsep yang telah dipelajari, 3. Apakah terdapat perbedaan
mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan pemahaman konsep matematis peserta
konsep matematika, menerapkan konsep didik yang menggunakan model
algoritma, memberikan contoh atau kontra pembelajaran Contextual Teaching
contoh, menyajikan konsep dari berbagai and Learning (CTL) dengan
representasi, mengaitkan berbagai konsep menggunakan model konvensional?
matematika secara internal atau eksternal. Tujuan penelitian ini adalah:
Peserta didik yang belum mampu 1. Untuk mendeskripsikan penggunaan
memahami, dan menjelaskan apa yang model pembelajaran Contextual
dimaksud dengan 3 x 5 atau 2 × 6 maupun Teaching and Learning (CTL).
bentuk perkalian lainnya. Seperti yang kita 2. Dengan menggunakan model
ketahui perkalian merupakan bentuk pembelajaran Contextual Teaching and
penjumlahan berulang, jika 3 × 5 sama Learning (CTL) ini diharapkan dapat
dengan 5 + 5 + 5 dan sama halnya 2 × 6 sama meningkatkan kemampuan pemahaman
dengan 6 + 6. Seharusnya peserta didik kelas peserta didik kelas III pada materi
III sudah mampu untuk memahami konsep operasi hitung perkalian.
perkalian tersebut. 3. Mengetahui perbedaan pemahaman
Selain hal tersebut guru kurang matematis antara peserta didik yang
memberikan variasi dalam pengembangan menggunakan model pembelajaran
model embelejaran untuk kegiatan proses Contextual Teaching and Learning
belajar mengajar dan pembelajaran menjadi (CTL) dengan menggunakan model
monoton, serta proses pembelajaran yang konvensional.

104
Yuliani, Syaban, Anita EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

Penelitian ini merumuskan hipotesis Community).


sebagai berikut: 5. Pemodelan (Modeling).
1. Penerapan model pembelajaran 6. Refleksi (Reflection).
contextual teaching and learning (CTL) 7. Penilaian Autentik (Authentic
dapat meningkatkan pemahaman Assessment).
matematis peserta didik kelas 3 materi Kemampuan pemahaman matematis
konsep dasar perkalian. memberikan pengertian bahwa materi-
2. Terdapat perbedaan pemahaman materi yang diajarkan kepada peserta didik
matematis antara peserta didik yang bukan hanya sebagai hafalan tetapi peserta
menggunakan model pembelajaran didik dapat lebih akan terkonsep materi
contextual teaching and learning (CTL) pelajaran itu sendiri dan itu merupakan
dengan menggunakan model salahsatu tujuan penting dalam
konvensional. pembelajaran.
Aqib (2016:1) menyatakan bahwa Menurut Klipatrik et. Al (dalam Lestari
Contextual Teaching and Learning 2015 hal 81) indikator kemampuan
merupakan konsep belajar yang membantu pemahaman matematis yaitu:
guru mengaitkan antara materi yang 1. Kemampuan menyatakan ulang konsep
diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta yang telah dipelajari.
didik dan mendorong peserta didik 2. Kemampuan mengklasifikasi objek-
membuat hubungan antara pengetahuan objek berdasarkan dipenuhi atau
yang dimilikinya dengan penerapanya dalam tidaknya persyaratan yang membentuk
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga konsep tersebut.
dan masyarakat. 3. Kemampuan menerapkan konsep secara
Menurut Jhonson (dalam Lestari dkk. algoritma.
2017 hal 38) bahwa “pembelajaran CTL 4. kemampuan memberikan contoh dari
adalah suatu sistem yang menghasilkan konsep yang telah dipelajari.
suatu yang bertujuan untuk merangsang otak 5. Kemampuan menyajikan konsep dalam
dalam menyusun dan menghubungkan pola bentuk repsresntatif matematika.
muatan akademis dengan konteks”. 6. Kemampuan mengaitkan berbagai
Berdasarkan pengertian diatas peneliti konsep internal dan eksternal
menyimpulkan bahwa model Contextual matematika.
Teaching and Learning merupakan sistem Perkalian sendiri didefinisikan sebagai
pembelajaran yang memudahkan pendidik penjumlahan yang berulang-ulang. Misalnya
dalam mengaitkan materi pelajaran dengan 3 dikali 2 (sering disebut dengan 3 kali 2),
menghubungkan situasi dunia nyata yang dapat dihitung dengan menjumlahkan 2
dialami peserta didik dalam kehidupan sebanyak 3 kali.
sehari-hari dengan memahami hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan METODE PENELITIAN
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan Metode penelitian yang digunakan
sehari-hari. dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Menurut Suprijono (2016) komponen- eksperimen, penelitian ini bersifat
komponen pembelajaran Contextual kuantitatif karena data penelitian akan
Teaching and Learning adalah sebagai disajikan berupa angka-angka dan
berikut: analisisnya menggunakan statistik. Desain
1. Kontruktivisme (Constructivism). penelitian yang digunakan dalam penelitian
2. Inkuiri (Inquiry). ini yaitu nonequivalent control group design.
3. Bertanya (Questioning). Desain ini dipilih dengan pertimbangan
4. Masyarakat Belajar (Learning bahwa sulit ditemukannya kelas dengan

105
Yuliani, Syaban, Anita EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

karateristik yang sama. peserta didik berbeda, dilihat dari nilai sig.
(2-tailed) > 0,05. Setelah diberi perlakuan,
kemudian dilaksanakan posttest dan didapat
O X O
nilai sig. (2-tailed) 0,022 < 0,05 yang berarti
terdapat perbedaan kemampuan
O X O
pemahaman matematis antara kelas kontrol
dengan eksperimen.
(Creswell, 2016)
Keterangan: Analisis Data Pretest-Posttest Kelas
O= Soal Pretest/Posttest Eksperimen dan Data N-Gain
X= Perlakuan menggunakan model
contextual teaching and learning (CTL)
Kelompok kontrol dan eksperimen
dalam penelitian ini tidak dipilih secara
random. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan peneliti yaitu sample jenuh, yaitu
teknik pengumpulan sample bila semua Tabel di atas menunjukkan bahwa
anggota populasi digunakan sebagai sampel. terdapat peningkatan kemampuan
Sample dalam penelitian ini yaitu kelas III, pemahaman matematis, dilihat dari nilai sig.
diantaranya kelas III A 25 peserta didik dan (2-tailed) kelas eksperimen < 0,000 yang
III B 25 orang. Objek penelitian ini adalah berarti hipotesis pertama diterima. Dilihat
peserta didik kelas III di SDN Giri Mekar. dari nilai sig. (2-tailed) data N-gain sebesar
Teknik pengumpulan data yang dilakukan 0,041 berarti hipotesi kedua juga diterima,
melalui dua teknik, yaitu (1) Tes soal yaitu terdapat perbedaaan peningkatan
kemampuan matematis (2) Lembar kemampuan pemahaman matematis
observasi untuk mendeskripsikan menggunakan model contextual teaching and
penggunaan model CTL didalam kelas. Data learning (CTL) dengan menggunakan model
yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang konvensional.
berasal dari pretest dan postest serta lembar
observasi. Setelah data diperoleh, kemudian
dilakukan analisis dan pengolahan data. Dalam
Analisis Data Lembar Observasi
pengolahan data pada penelitian untuk Kelas Eksperimen
menghindari kesalahan perhitungan dalam
mengolah data yang diperoleh dari penelitian ini,
peneliti menggunakan program IBM SPSS
Statistics 25.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Data Lembar Observasi
Hasil Penelitian Kelas Kontrol
Analisis Data Pretest-Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas


keterlaksanaan pembelajaran di kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada tiap
Tabel di atas menunjukkan bahwa pertemuan selalu mengalami peningkatan
kemampuan awal pemahaman matematis dan perbaikan.

106
Yuliani, Syaban, Anita EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

Pada penelitian ini terdapat dua didik dapat menemukan sendiri konsep
hipotesis, hipotesis yang pertama adalah tersebut. Persentase keterlaksanaan
terdapat peningkatan kemampuan pembelajaran di kelas eksperimen setiap
pemahaman matematis melalui model pertemuan mengalami peningkatan. Pada
contextual teaching and learning (CTL) di pertemuan pertama persentase
kelas III SD. Untuk menguji hipotesis yang keterlaksanaan pembelajaran sebesar 83%
pertama dapat dilihat dari sig (2-tailed) dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan
pretest dan postest kelas eksperimen sebesar kedua sebesar 89% dengan kriteria sangat
0,000. Skor sig (2-tailed) kurang dari 0,05, baik. Dan pada pertemuan ketiga sebesar
maka hipotesis yang pertama dapat diterima. 95% dengan kriteria sangat baik.
Terjadinya peningkatan kemampuan Pelaksanaan pembelajaran di kelas
pemahaman matematis menggunakan kontrol menggunakan pendekatan saintifik
model contextual teaching and learning dengan metode ekspositori. Metode ini
(CTL) dikarenakan beberapa kelebihan merupakan metode gabungan dari beberapa
yang dimiliki model tersebut. metode, yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab
Hipotesis yang kedua adalah terdapat dan penugasan. Metode pembelajaran ini
perbedaan peningkatan kemampuan terpusat pada guru (teacher oriented). Pada
pemahaman matematis menggunakan metode ekspositori proses bimbingan tetap
model contextual teaching and learning (CTL) terjadi, tetapi pemahaman konsep dilakukan
dengan menggunakan model pembelajaran oleh guru untuk kemudian digunakan oleh
konvensional. Untuk menguji hipotesis yang peserta didik dalam pengerjaan soal.
kedua dapat dilihat dari sig (2-tailed) skor Persentase keterlaksanaan pembelajaran di
N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas kontrol setiap pertemuan mengalami
sebesar 0,041 Skor sig (2-tailed) kurang dari peningkatan. Pada pertemuan pertama
0,05, maka hipotesis yang kedua dapat persentase keterlaksanaan pembelajaran
diterima. sebesar 78% dengan kriteria baik. Pada
Peningkatan kemampuan pemahaman pertemuan kedua sebesar 89% dengan
matematis di kelas eksperimen lebih unggul kriteria sangat baik. Dan pada pertemuan
dibandingkan dengan peningkatan ketiga sebesar 94% dengan kriteria sangat
kemampuan pemahaman matematis di kelas baik.
kontrol. Itu menandakan bahwa model
contextual teaching and learning (CTL) dapat KESIMPULAN
dengan lebih baik meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian dan
kemampuan pemahaman matematis. Maka pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa
dapat disimpulkan bahwa kemampuan kesimpulan sebagai berikut:
pemahaman matematis peserta didik Berdasarkan penelitian yang telah
menggunakan model pembelajaran dilaksakan mengenai pembelajaran
contextual teaching and learning (CTL) matematika tentang perkalian dengan
meningkat dan lebih baik dari peserta didik menggunakan model contextual teaching
yang menggunakan model pembelajaran and learning (CTL) untuk meningkatkan
konvensional. kemampuan pemahaman matematis di kelas
Pelaksanaan pembelajaran di kelas III Sekolah Dasar, diperoleh kesimpulan
eksperimen menggunakan pendekatan sebagai berikut:
saintifik dengan model contextual teaching 1. Penggunaan model pembelajaran
and learning (CTL). Model pembelajaran ini contextual teaching and learning (CTL)
terpusat pada peserta didik (student diterapkan sangat baik sesuai dengan
oriented) dengan menggunakan LKPD langkah-langkah dalam proses
sebagai proses bimbingan sehingga peserta pembelajaran.

107
Yuliani, Syaban, Anita EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

2. Terdapat peningkatan kemampuan


pemahaman matematis melalui
contextual teaching and learning (CTL)
di kelas III Sekolah Dasar.
3. Terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan pemahaman matematis
peserta didik yang pembelajarannya
menggunakan model contextual
teaching and learning (CTL) dengan
peserta didik yang pembelajarannya
menggunakan model konvensional.

REFERENSI
Aqib, Zainal. (2016). Model-Model,
Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama
Widya.
Creswell, Jhon W. 2016. Research Design
Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R.
(2017). Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: PT Refika
Aditama.
Suprijono. A, (2016), Cooperative Learning
Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

108

Anda mungkin juga menyukai