Anda di halaman 1dari 16

‫حرف اجلر‬

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah

Dosen Pengampu: Dr. Naifah, M.S.I

Disusun oleh:

Mahdi Yazid Ashidqi (2203028002)

Rois Hidayah Darojat (2203028019)

Muhammad ‘Athaillah (2203028020)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahasa Arab adalah bahasa kitab suci umat islam yaitu Al-Qur’an. Semua umat
muslim menyadari bahwa Al-Qur’an merupakan seruan Allah yang sempurna
sebagai pedoman hidup. Bahasa Arab adalah bahasa nabi Muhammad, teladan bagi
seluruh umat muslim. Bahasa Arab merupakan pintu dari segala ilmu keislaman.
Seseorang tidak akan bisa menyelami samudra ilmu keislaman tanpa melewati
pintunya. Bahasa Arab juga merupakan bahasa ketika kita bersujud kepadaNya.
Bahasa Arab tidak terlepas dari ilmu-ilmu yang mengkaji bahasa Arab itu
sendiri, baik dari maharah (keterampilan) maupun unsur-unsurnya. Jika dilihat dari
unsur-unsur bahasa Arab, cabang ilmu yang paling dominan yaitu membahas tata
bahasanya (qowa’id). Ilmu Qowa’id (tata bahasa) cabang bahasa Arab yang utama
adalah ilmu nahwu dan sharaf. Ada yang mengatakan bahwa kedua ilmu ini laksana
ayah dan ibu, yang tanpa keduanya tidak akan lahir pemahaman bahasa Arab.
Dalam Ilmu Nahwu, kata dikelompokkan menjadi tiga yaitu, al-Ism (kata
benda termasuk kata sifat), al-fiʻil (kata kerja) dan al-harf (kata bantu). Huruf
merupakan bagian kata yang tidak dipahami maknanya apabila berdiri sendiri,
kecuali ketika disandingkan dengan kata lain. Hal ini dikarenakan huruf merupakan
kategori kata yang mungkin mengalami perubahan makna akibat hubungan
gramatikal. Makna gramatikal adalah makna yang senantiasa berubah karena adanya
proses gramatikal. Makna gramatikal suatu huruf dapat diketahui dengan
mengidentifikasi degan kata apa huruf itu disandingkan, apakah disandingan dengan
al-ism atau al-fiʻil. Huruf atau al-ḥarf yang disandingan dengan al-Ism dikelompokan
menjadi dua bagian yaitu, ḥarf al-jar dan ḥarf al-naṣb.
Huruf Jar banyak digunakan dalam Al-Qur’an dan juga kalimat-kalimat bahasa
Arab. Bahkan, dalam satu huruf jer mempunyai lebih dari satu kaidah. Huruf jer
belum memiliki makna sempurna apabila belum dikaitkan dengan kata benda
setelahnya. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang huruf jer dan
kaidah-kaidahnya.

1
B. Rumusan Masalah
Selaras dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi dan fungsi huruf jer?
2. Bagaimana pembagian huruf jer dan kaidah-kaidahnya?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Sehubungan dengan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dan fungsi huruf jer.
2. Untuk mengetahui pembagian huruf jer beserta kaidah-kaidahnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Huruf Jer


Huruf jer merupakan salah satu huruf yang beramal, karena men-jer-kan (salah
satunya mengkasrahkan) kata benda sesudahnya dan memiliki makna-makna
tertentu sesuai dengan konteks kalimat. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali contoh
ayat yang menggunakan huruf jar, yang dalam penggunaannya sering terjadi
ta’awwud (pertukaran) antara huruf dengan huruf yang lain dan dapat berimplikasi
terhadap perubahan makna dalam Al-Qur’an.
Para pakar ahli nahwu dan ahli tafsir memberikan batasan mengenai
pemahaman huruf jer, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Zakaria bin Ahmad Kurkhi berpendapat bahwa disebut huruf jer karena menarik
(mengubah) makna fi’il sebelumnya kepada makna isim (benda) sesudahnya,
atau men-jer-kan (salah satunya adalah mengkasarhkan) kata benda sesudahnya.
b. Al-Farra’ (ahli tafsir) berpendapat bahwa huruf jer adalah preposisi atau kata
depan, sementara ulama Kufah menyebutnya dengan huruf sifat.
c. Ibn al-Qayyin memberikan sebutan huruf jer dengan nama kata sambung. Hadi
‘Atiyyah Matr al-Hilaly, nafs al-makan, yang menghubungkan antara satu kata
dengan kata lain, sehingga satu kalimat bermakna sempurna.1
Huruf jer dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan preposisi. Preposisi adalah
kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu
klausa.2 Preposisi jika ditinjau dari perilaku semantisnya, menand ai berbagai
hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di
belakangnya.3 Dengan kata lain, huruf jer adalah salah satu kelompok huruf yang
tidak bisa berdiri sendiri meskipun mempunyai arti dan akan bermakna lengkap
apabila dipasangkan dengan kata benda atau isim. 4

1 M. Suryadinata, “Makna Huruf Jar Lam dalam Al-Qur’an”. USHULUNA: Jurnal Ilmu
Ushuluddin 1. 2015.
2 Abdul Chaer, Linguistik Umum. Cetakan Ke-4. (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta , 2012)
3 Gunawan. C, dkk. “Analisis Leksikal Harf Jar dalam Al-Qur’an Surat Al-Fuqan”. Jurnal

WARAQAT 2. 2017.
4 Besse Whida, “Majrurat Al-Asma’ dalam Surah Al-Kahfi (Studi Analisis Sintaksis)”. Jurnal

Dakwah Al-Hikmah 8. 2014.

3
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa huruf jer adalah salah
satu huruf yang memiliki makna-makna tertentu yang digunakan untuk merangkai
kata benda yang jatuh setelahnya dan menjadikan makna kalimat lebih sempurna.
Huruf jer dalam bahasa Arab memiliki peranan penting dalam membentuk
struktur kalimat dan pemaknaan dalam sebuah kalimat. Huruf jer memiliki beragam
macam makna gramatikal, juga memiliki fungsi yang sangat besar dalam kalimat
arab.5 Huruf jer berfungsi membuat baris kata berikutnya (nomina) menjadi majrūr
(genetif), dan keberadaannya dalam kalimat berperan sangat penting dalam
menentukan makna kalimat tersebut. Huruf jer juga dapat mempengaruhi hukum
bacaan kata yang jatuh setelah huruf jer. Setiap kata yang jatuh setelah huruf jer,
maka hukum bacannya adalah majrur (wajib jer). 6

B. Pembagian Huruf Jer dan Kaidah-kaidahnya


Tidak semua huruf jer mempunyai fungsi sama. Artinya huruf jer mempunyai
karakter khusus dalam beramal dan semuanya. Adapun pembagian huruf jer adalah
sebagai berikut:
Dalam pembagian huruf jar disebutkan dalam bait alfiyah yaitu :

‫ حيت خال حاش عدا يف عن علي‬# ‫هاك حروف اجلر وهي من إيل‬
7 ‫والكاف والباولعل وميت‬# ‫مذ منذ رب الالم كي واو وات‬
Begitu juga disebutkan dalam kitab jami durusun arobiyah yaitu ada 20 huruf
jar yaitu:

‫الباب ومن واىل وعن وعلى ويف والكاف والالم وواو القسم واتؤه ومذ ومنذ ورب وحيت وخال وعدا وحاشا وكي‬
‫ومىت –يف لغة هذيل ولعل يف لغة عقيل‬

Namun didalam kitab tersebut ditambahi pembagian perbedaaan antara huruf


yang khusus masuk ke isim dhohir yaitu :

5 Saifullah. Muh, dkk. “Ragam Makna Harf Jar Dalam Surah Al-Sajadah (Suatu Analisis

Sintaksis)”. Loghat Arabi: Jurnal Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Arab 2. 2021.
6 Diki Iqbaluddin & Ulfa Wulan A, ‫ دروس اللغة العربية‬Bahasa Arab Nahwu dan Shorof. (Jombang:

LPPM Univ. K.H. Wahab Hasbullah, 2021)


95 .‫ )رقم‬2005 ,‫ احلرمني جااي‬: ‫شرخ ابن عقيل غلى الفية (سوربيا‬،‫ مجال الدين حممد بن عبدهللا‬7

4
‫رب ومذ ومنذ وخيت والكاف وواو القسم واتؤه وميت‬

Dan huruf selain yang disebutkan diatas bisa masuk ke isim dhohir dan dhomir.
Perlu diketahui juga ada huruf yang sama antara huruf dan isim ada 5 yaitu : ‫الكاف‬

‫ وعن وعلى ومذ ومنذ‬dan ada huruf yang sama antara huruf dan fi’il yaitu : 8‫خال وعداوحشا‬

Pada pembahasan bait yang terdapat pada kitab Alfiyah , hanya menjelaskan
sebagian saja dari huruf jer, tidak secara keseluruhan. Itupun berbeda dengan
catatan yang di atas tapi hanya sebagian.9 Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Min (‫ )من‬faidah- faidahnya yaitu :

a) Lit tab’idhiyah (untuk menunjukkan arti sebagian). Cirinya bisa diganti


dengan lafad ‫بعض‬

Contoh:‫) أي بعض َماحتبون‬92 : ‫ح ىٰىت تُنْفقُ ْوا ِمَّا ُحتبُّ ْونَ (آل عمران‬
َ َّ‫لَ ْن تَنَالُوا الِْب‬
b) Li bayanil jinsi (untuk menjelaskan sesuatu yang masih samar). Cirinya
adalah lafadz yang dimasuki ‫ من‬dapat dijadikan khobar dari lafads yang

dijelaskanya.
Contoh:)30 : ‫س م َن ْاْلَْوََثن ( احلج‬
َ ‫الر ْج‬
ٰ ‫اجتَنبُوا‬
ْ َ‫ف‬
c) Libtidail ghayah al-makaniyah (untuk menunjukkan arti permulaan dari
suatu tempat)
Contoh:)1 : ‫احلََرام (اإلسراء‬ ْ ‫ُس ْب ىح َن الَّذ‬
ْ ‫ي اَ ْس ىرى بعَْبده لَْي ًال ٰم َن ال َْم ْسجد‬
d) Libtidail ghayah az-zamaniyah (untuk menunjukkan arti permulaan dari
suatu waktu)
Contoh: ‫ذهبت من يوم أول‬

168-167.‫ )رقم‬1993 ,‫املكتبة العصرية‬: ‫ (بريوت‬,‫ جامع الدروس العربية‬,‫ الشيخ مصطفي غالييين‬8
9 Hudi Efendi, Catatan Alfiyah Ibnu Malik, (Surabaya: Putra Jaya, 1986), 165.

5
e) Li ziyadah (diberlakukan sebagai tambahan dengan tujuan untuk mentaukidi
bila huruf jer min (‫ )من‬tersebut jatuh setelah nafi/yang menyerupainya

(nahi/istifham) dan yang dijerkannya (majururnya) berupa isim nakirah. 10


Contoh: ‫ما لباع من مفر‬

2. Ba’ (‫ )ابء‬faidah-faidahnya yaitu:

a) Badal (pengganti(
Contoh: ‫أرضيتم ابحلياة الدنيا من األخرة‬

b) Lil isti’anah (untuk digunakan sebagai antuan/lafadz yang jatuh setelahnya


adalah alat untuk melakukan suatu pekerjaan).
Contoh: ‫كتبت ابلقلم‬

c) Litta’diyah (untuk memuta’addikan fi’il yang disebut juga dengan ba’un


naqli (‫ )ابء النقل‬karena berfaidah untuk mmeindah fi’il lazimm menjadi

muta’adi).
Contoh: ٰ‫ب ى‬
‫)اي أذهب هللا نورهم‬17 : ‫اّللُ بنُ ْوره ْم (البقرة‬ َ ‫ذَ َه‬
d) Litta’wid (untuk menunjukkan arti menggantikan sesuatu dari sesuatu yang
lain sebagai imbalan dari sesuatu yang lain tersebut).
ٰۤ
‫ى‬
Contoh: )86 : ‫احلَيىوةَ الدُّنْيَا اب ْْل خَرة (البقرة‬ َّ
ْ ‫ك الذيْ َن ا ْش َََتُوا‬ ‫ى‬
َ ‫اُول ِٕى‬
e) Lil ilshaq (untuk menunjukkan arti bertemu)
Contoh: ‫بيدك‬
َ ‫أمسكت‬
ُ
f) Lil mushahabah (untuk menunjukkan arti bersama) seperti ‫مع‬

Contoh: ‫) أي مع سالم‬48 : ‫سلى ٍم (هود‬


َ ‫طب‬
ْ ‫ح ْاهب‬
ُ ‫ق ْي َل ىي نُ ْو‬
g) Littab’idhiyah (untuk menunjukkan arti sebagian)

ٰ‫اد ى‬
Contoh: ‫) أي منها‬6 :‫اّلل (اإلنسان‬ ُ َ‫ب ِبَا عب‬
ُ ‫عَْي نًا يَّ ْش َر‬
h) Lil mujawazah (untuk menunjukkan arti melewati/tentang) seperti ‫عن‬

10M. Syaifudin,Pengantar memahami Alfiyah ibnu malik, (Kediri, santri salaf press:2016) hlm.
555.

6
Contoh: ‫) أي عنه‬59 :‫ريا(الفرقان‬
ً ْ ‫ىن فَ ْسَ ْل به َخب‬
ُ ‫اَ َّلر ْْح‬
i) Dhorfiyah (menunjukkan arti di dalam, pada, di)
Contoh: 11 ‫دخلت ابملسجد‬

j) Lil Qosam (sumpah)


Contoh : ِ‫بِالل‬

3. Lam (‫ )ْلم‬faidah-faidahnya yaitu:

Faidah-faidahnya yaitu:
a) ‫( للملك‬menunjukan kepemilikan) jika lam masuk pada dua kata benda, dan

lafadz yang dimasuki lam adalah si pemilik


Contoh: ‫املال لزيد‬

b) ‫( لشبه امللك‬menyerupai kepemilikan), jika lam masuk pada dua kata benda dan

lafadz yang dimasuki lam adalah bukan si pemilik,


Contoh : ‫ الباب للدار‬, ‫اللجام للفرس‬

c) ‫ ( للتعدية‬menjadikan fi’il lazim menjadi muta’adi)

Contoh : ‫ذهبت لزيد ماْل‬

d) ‫( للتعليل‬menunjukan alasan)

Contoh : ‫جئتك إلكرامك‬


e) ‫ ( لزايدة‬sebagai huruf tambahan)

Contoh :)43 :‫ِبْونَ (يوسف‬


ُُ ‫ ا ْن كُنْ تُ ْم ل ُّلر ْء َاي تَ ْع‬,‫لزيد ضربت‬
Dianggap huruf zaidah, karea lafadz ‫ ضرب‬termasuk fi’il muta’adhi, bukan

lazim.12
4. ‘Ala (‫ )على‬faidah-faidahnya yaitu :

a) Lil isti’la’ (untuk menunjukkan arti di atas)

11 Hudi Efendi, catatan Alfiyah Ibnu Malik, 165-166.


12 Saifudin maskuri, pengantar memahami Alfiyah Ibnu malik, 559

7
Contoh: ‫الكتاب على املكتب‬

b) Li dharfiyah (untuk menunjukkan arti di dalam, di, pada) seperti ‫في‬


Contoh: ‫) أي يف حني غفلة‬15 :‫ْمديْنَةَ عَلىى ح ْني غَ ْفلَةٍ ٰم ْن اَ ْهل َها(القصص‬
َ ‫َوَد َخ َل ال‬
c) Lil mujawazah (untuk menunjukan arti melewati) seperti ‫عن‬
Contoh: ‫علي بنو قشري‬
َّ ‫رضيت‬
ْ ‫إذا‬

5. Kaf (‫)ك‬ fungsinya yaitu :

a) Littasybih (untuk menunjukkan arti menyerupakan sesuatu dengan sesuatu


yang lain dalam sifat-sifat tertentu)
Contoh: ‫حممد كالبدر‬

b) Litta’lil (untuk menunjukkan arti sebab/alasan terjadinya pekerjaan


sebelumnya)
Contoh: ‫) أي هلديته إايكم‬198 : ‫َواذْكُ ُرْوهُ كَ َما هَ ىدىكُ ْم(البقرة‬

c) Li ziyadah (untuk dilakukan sebagai tambahan untuk taukid/menguatkan)


Contoh:13 ‫) أي ليس مثله شيئ‬11 : ‫س كَمثْله شَ ْيء(الشورى‬
َ ‫لَْي‬
6. Hatta (‫)حتى‬

Fungsinya yaitu : Lintihail ghayah azzamaniyah awil makaniyah (untuk


menunjukkan arti akhir suatu waktu/tempat)

Contoh: ‫بذلت مايل حىت أخر درهم‬

7. Ila (‫)إىل‬

Fungsinya yaitu : Lintihail ghayah azzamaniyah awil mkaaniyah (untuk


menunjukkan arti akhir suatu waktu/tempat)

Contoh: 14 ‫قرأت القرآن إىل جوف الليل‬

8. Fi (‫)يف‬

13 Syaifuddin maskuri, pengantar memahami alfiyah ibnu malik,566


14 Hudi Efendi, Alfiyah Ibnu Malik, 166.

8
Fungsinya yaitu:

a. Lidzorfiyah (menunjukkan wadah)


Contoh : ‫زيد يف املسجد‬

b. Sababiyah (menunjukkan arti sebab terjadinya pekerjaan yang dilakukan


sebelumnya)

Contoh: ‫دخلت امرأة النار يف هرة‬

9. ‘An (‫)عن‬

Fungsinya yaitu :

a) Lil mujawazah (untuk menunjukkan arti melewati)


Contoh: ‫( رميت السهم عن القوس‬Saya melempar panah, melewati busur)

b) Bermakna ‫( بعد‬setelah)

Contoh :‫) أي بعد طبق‬19: ‫ُب طَبَقًا عَ ْن طَبَ ٍق(اإلنشقاق‬


َّ ُ َ‫لَََْتك‬
(Sesungguhnya kalian semua melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan))
c) Bermakna ‫ على‬, yakni ‫اْلستعالء‬

Contoh ‫خ ُزْون‬
ْ َ‫ن فَت‬
ْ ‫ت دَ َاي‬
َ ْ‫ عَ ْٰين َوَْل اَن‬# ‫سب‬
َ ‫يف ح‬
ْ ‫ت‬َ ْ‫ك َْل اَفْضَل‬
َ ‫لاه ابْ ُن عَ ٰم‬
(Duhai putra pamanku !! engkau tidak melebihi dalam segi nasab diatasku ,
dan engkau juga bukan pula pemegang perkaraku, sehingga tidak dapat
mengedalikanku).15
10. Khola (‫ ) خال‬dan ‘ada )‫(عدا‬

Mutsasna ‫ خال‬dan ‫ عدا‬dapat dibaca jar dengan syarat tidak diketahui ‫ ما‬masdariyah

dhorfiyah. Dalam hal ini ‫ خال‬dan ‫ عدا‬berstatus sebagai kalimat huruf yaitu huruf

jar.

Contoh: ‫عدا زيد‬/ ٍ‫قام القوم خال زيد‬

15 Syaifudin maskuri, Pengantar memahami Alfiyah ibnu malik 564-565.

9
11. ‫حاش‬

Lafadz ‫ حاش‬menyamai lafad ‫ خال‬sebagai lafad istisna dan dapat berstatus sebagai

kalimat fi’il atau huruf jar, hanya saja lafad z ‫ حاشا‬kebanyakan tidak disertai ‫ما‬

madzariyah dhorfiyah.16

Contoh : ٍ‫ حاش زيد‬/ ‫قام القوم حاش زيدا‬

12. ‫ مذ‬dan ‫منذ‬

Lafadz ‫ مذ‬dan ‫ منذ‬bisa menjarkan kalimat setelahnya, dengan syarat kalimat

setelahnya berupa isim zaman. Pembagiannya yaitu sebagai berikut:


a) Jika zamannya berupa hal maka ‫ مذ و منذ‬bermakna ‫يف‬

Contoh : ‫( ما رأيته منذ يومنا هذا‬saya tidak melihatnya pada hari ini ) yakni, ‫ما رأيته يف‬

‫يومنا هذا‬

b) Jika zamannya adalah madli ‫ مذ و منذ‬bermakna ‫ِمن‬

Contoh : ‫( رأيته مذ من يوم اجلمعة‬saya sudah tidak melihatnya semenjak hari jum’at)

yakni ‫رأيته من من يوم اجلمعة‬ 17

13. ‫رب‬

Lil taqlili )‫ (لتقليل‬dengan syarat tidak bisa masuk kecuali pada nakiroh

Contoh : 18 ‫رب رجل عامل لقيت‬

14. ‫ واو‬dan ‫اتء‬

Berfungsi untuk qosam (sumpah) dan ta’ hanya bisa masuk pada lafads ‫ هللا‬dan

‫رب الكعبة‬

16 Syaifudin maskuri, Pengantar memahami Alfiyah ibnu malik,498-500.


17 Syaifudin maskuri, Pengantar memahami Alfiyah ibnu malik, 554.
96.‫ )ر‬1987: ‫هنضة املصر‬: ‫ (القاهرة‬,‫ ملخص ق واعد اللغة الغربية‬,‫ف ؤاد تعمة‬18

10
15. Kai )‫(كي‬

Dapat menjadi huruf jar di dua tempat yaitu :


a) ketika ‫ كي‬masuk pada ‫ ما‬istifham, seperti ‫( كَ ْي َم ْه‬untuk apa?) yang bermakna

‫( ل َم ْه‬untuk apa) Alif dari ‫ ما‬istifham dibuang karena kemasukan huruf Jar dan

pada akhir diberi tambahan hak sakt’ yang di sukun


b) ketika ‫ كي‬masuk pada fi'il mudhori yang tanpa huruf lam huruf Jar, seperti

‫جئت كي أكرم زيد‬


ُ yang diajarkan oleh ‫ كي‬adalah masdar takwilan fi'il mudhori
yang dimasukinya yang disertai ‫ أن‬mashdariyah yang dikira-kirakan, yang jika

ditambahkan berbunyi ‫جئت كي أن أكرم زيد‬


ُ dalam hal ‫ كي‬ini bermakna seperti

lam huruf Jar yakni ta’lil (memberi alasan)

16. ‫لعل‬

Lafadz ‫ لعل‬dapat menjadi huruf Jar dalam dialog bahasa bani ‘uqaili seperti :

‫ك قَريْب‬
َ ْ‫ لَعَلَّ اٰ ْب الْمغْفَار من‬# ً‫ت َج ْهَرة‬
َ ‫ت اُدْعُ أُ ْخَرى َو ْارفَ ْع الصَّ ْو‬
ُ ْ‫فَقُل‬
Artinya: Maka aku katakan : panggilah sekali lagi dan keraskan suaramu!
barangkali Abul Migfar dekat denganmu.
Lafadz ‫ لعل‬menjadi huruf Jar zaidah yang masuk pada mubtada, yaitu ‫اب املغفاري‬

seperti Ba’ zaidah yang masuk pada muqtada ‫حبسبك درهم‬

17. ‫مىت‬

Dapat menjadi huruf Jar dalam dialog Bani huzdail dan bermakna seperti ‫من‬
seperti ucapan mereka ‫ج َها َم َىت كُ ٰمه‬
َ ‫ اَ ْخَر‬yaitu ‫م ْن كُ ٰمه‬
19

19 Syaifudin maskuri, Pengantar memahami Alfiyah ibnu malik,551 -552.

11
BAB III

KESIMPULAN

Huruf jer adalah salah satu huruf yang memiliki makna-makna tertentu yang
digunakan untuk merangkai kata benda yang jatuh setelahnya dan menjadikan makna
kalimat lebih sempurna. Huruf jer dalam bahasa Arab memiliki peranan penting dalam
membentuk struktur kalimat dan pemaknaan dalam sebuah kalimat. Huruf jer berfungsi
membuat baris kata berikutnya (nomina) menjadi majrūr (genetif), dan keberadaannya
dalam kalimat berperan sangat penting dalam menentukan makna kalimat tersebut. Setiap
kata yang jatuh setelah huruf jer, maka hukum bacannya adalah majrur (wajib jer).
Pembagian huruf jer disebutkan dalam bait alfiyah yaitu :

‫ حيت خال حاش عدا يف عن علي‬# ‫هاك حروف اجلر وهي من إىل‬

‫ والكاف والباولعل ومىت‬# ‫مذ منذ رب الالم كي واو وات‬

Dari semua huruf jer tersebut, masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda.
Bahkan, satu huruf mempunyai makna lebih dari satu. Masing-masing makna disesuaikan
dengan konteks kalimat yang menyertai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chaer. Abdul, Linguistik Umum. Cetakan Ke-4. (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2012)
Efendi. Hudi, Catatan Alfiyah Ibnu Malik, (Surabaya: Putra Jaya, 1986), 165.
Iqbaluddin. Diki & Ulfa Wulan A, ‫ دروس اللغة العربية‬Bahasa Arab Nahwu dan Shorof.

(Jombang: LPPM Univ. K.H. Wahab Hasbullah, 2021)


Gunawan. C, dkk. “Analisis Leksikal Harf Jar dalam Al-Qur’an Surat Al-Fuqan”. Jurnal
WARAQAT. Vol.2 No.2. 2017.
Maskuri. Syaifudin, Pengantar Memahami Alfiyah Ibnu malik, 559
Saifullah. Muh, dkk. “Ragam Makna Harf Jar Dalam Surah Al-Sajadah (Suatu Analisis
Sintaksis)”. Loghat Arabi: Jurnal Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Arab.
Vol.2. No.1. 2021.
Suryadinata. M, “Makna Huruf Jar Lam dalam Al-Qur’an”. USHULUNA: Jurnal Ilmu
Ushuluddin. Vol.1. No.1. 2015.
Syaifudin. M, Pengantar memahami Alfiyah ibnu malik, (Kediri, santri salaf press:2016)
hlm. 555.
Wahida. Besse, “Majrurat Al-Asma’ dalam Surah Al-Kahfi (Studi Analisis Sintaksis)”.
Jurnal Dakwah Al-Hikmah. Vol.8. No.2. 2014.
)1993 ,‫املكتبة العصرية‬: ‫ (بريوت‬,‫ الشيخ مصطفي جامع الدروس العربية‬,‫غالييين‬

)2005 ,‫ احلرمني جااي‬: ‫شرخ ابن عقيل غلى الفية(سوربيا‬,‫بن عبدهللا مجال الدين حممد‬

)1987: ‫هنضة املصر‬: ‫ (القاهرة‬,‫ ملخص قواعد اللغة الغربية‬,‫ فؤاد‬,‫نعمة‬

13
HASIL DISKUSI

Penanya 1: M. Majduddin
Kritikan:
1. Penulisan hal 8 no 7 qa ditulis fa, hal 9 no 12
2. pada contoh huruf jer ‫ فِي‬tertulis ‫ف اارأت‬, yang benar ‫قا ارأت‬
Pertanyaan :
1. Huruf jer diantaranya ada ba’. Huruf ba’ dilafdz basmalah termasuk faedah yang
dijelaskan di makalah atau tidak?
Jawaban dari M. Mahdi Yazid: Huruf jer Bi dalam lafdz Bismillah termasuk huruf jer
yang berfaedah isti’anah (digunakan sebagai acuan lafadz setelahnya untuk melakukan
pekerjaan). Karena Lafadz ‫ بِ س ِم هللا‬huruf ba’nya berasal dari lafadz ‫ أابتادِأ‬yang berarti “aku
memulai”. Sehingga makna aslinya dari bismillah adalah “saya memulai dengan nama
Allah”.
2. Huruf min yang faedahnya li ziyadah. Apakah huruf kaf yang bermakna ziyadah sama
dengan faedah yang di huruf min?
Jawaban dari M. ‘Athaillah: Ya faedahnya sama, yaitu ziyadah yang mentaukidi lafadz
setelahnya.

Penanya 2: Irfatin Maisaroh


Kritikan :
1. Hurf jer lam yang berfaedah litta’diyah, Contoh ‫اللجام للفرس‬itu lil ikhtishoh bukan
contoh litta’diyah.
2. Menambahkan faedah lidzorfiyah pada huruf jer ‫ فِي‬karena itu termasuk faedah yang
paling utama.
3. Perbaikan contoh pada faedah ‫ مذ‬dan ‫منذ‬
4. Huruf qosamnya kurang satu

Penanya 3: Aziz Akbar Himawan


Pertanyaan : Di al Quran surat al fath ayat 10. Kenapa ‘alaihullah, tidak ‘alaihi?
Jawaban dari Rois Hidayah Darojat: Sebagaimana dikatakan oleh imam Sibawaih
ketika menjelaskan tentang cara baca ha’ dhamir apakah dibaca dhammah atau kasroh.
382 :‫الكتاب – لسبويه ص‬

14
‫ إْل ان‬،‫ ألهنا يف الكالم كله هكذا‬،‫الضم وبعدها الواو‬
ٰ ‫ إعلم أن أصلها‬: ‫ابب ما تكسر فيه اهلاء اليت هي عالمة اإلضمار‬
‫ فاهلاء تكسر إذا كان قبلها‬.‫ وليس مينعهم ما أذكر لك أيضا من أن خيرجها على األصل‬.‫تدركها هذه العلة اليت اذكرها لك‬

‫ ألهنا خفية كما أن الياء خفية‬،‫َايء أو كسرة‬

Artinya:
“Ketahuilah bahwa asal dari dhamir tersebut adalah dhammah (karena disini merujuk
pada dhomir munfasil dan dhomir yang terdapat pada lafadz ‘Alaihu ( ‫علايه‬
‫ ) ا‬adalah dhomir
muttasil) dhamir muttasil itu sama dengan domir munfasil dibaca dhammah yakni (‫ )ه‬dan
setelelah dhomir tersebut disambung denga wawu jadi ‫ ه او‬karena sesuggunya dalam
susunan kata itu begitu. Kecuali jika terdapat sebuah alasan yang akan saya sebutkan.
Dan itupun tidak dapat mencegah dhammah pada lafadz tersebut. Adapun illat tersebut
sebagai berikut: ha’ dibaca kasroh apabila sebelumnya berupa huruf ya atau kasroh
seperti (ِ‫ ِبه‬،ِ‫ع اليه‬
‫ ) ا‬dengan alasan karena kasroh itu ringan begitu juga dengan ya’.”
Penjelasan: Lafadz ‫ غالايه هللا‬asalnya adalah ‫ عالاى ه او هللا‬yang mana ‫ ه او‬merupakan dhomir
muttasil, sedangkan dhomir munfasilnya ‫ه‬, dimana hukum dhomir itu mabni. Jadi,
meskipun kemasukan huruf jer ‫علاى‬
‫ ا‬tetap dibaca ‫ ه‬bukan ِ‫ه‬

15

Anda mungkin juga menyukai