Anda di halaman 1dari 11

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by eJournal of Sunan Gunung Djati State Islamic University (UIN)

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Dindin Komarudin

Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H Nasution No. 105 Bandung
email: didinmuorinho@yahoo.co.id

Abstrak

Salah satu aspek yang dapat mendorong siswa agar dapat berprestasi dalam pendidikan
adalah kreativitas, yaitu suatu proses mental dimana pengalaman masa lalu dikom-
binasikan kembali seringkali dengan bentuk yang diubah sedemikian rupa sehingga dapat
timbul adanya pola-pola baru, bentuk-bentuk baru yang lebih baik yang dapat mengatasi
kebutuhan tertentu manusia. (Rogers, 1973). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar. Untuk itu digunakan rancangan
penelitian non-experimental design dengan metode korelasional. Kreativitas diukur
dengan menggunakan Tes Kreatifitas Verbal dan Figural yang disusun oleh Torrence
(Munandar, 1977) dengan skala ordinal dan Prestasi Belajar diukur dengan melihat nilai
raport kumulatif para siswa pada akhir semester yang diturunkan kedalam skala ordinal.
Karena kedua variabel penelitian tersebut berskala ukur interval, maka pengujian
hipotesis yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson. Berdasarkan hasil uji
signifikansi tersebut, diperoleh thitung sebesar 1,07. Dengan taraf signifikansi α=0,05 serta
derajat kebebasan (dkn-2) =44 untuk pengujian dua sisi diperoleh harga ttabel sebesar 2.02.
Kriteria uji yang digunakan adalah tolak H0 apabila thitung sama dengan atau lebih besar
dari ttabel. Karena harga thitung = 1,07 lebih kecil dari pada harga ttabel sebesar 2,02 pada taraf
siginifikansi 0,05, maka H0 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar.

Kata kunci : kreativitas verbal, kreativitas figural, dan prestasi belajar

Abstract

One of aspects that can encourage students in order to be able to get achievement in
education is creativity, i.e., a mental process in which experiences in the past is
recombined often with a form changed. This research is done to know the correlation
between creativity and study achievement. Related to it, non-experimental with
correlation method is used. Creativity is measured by using verbal and figural creativity
test composed by Torrence (Munandar, 1977) with ordinal scale study achievement is
measured by looking the cumulative value of student reports in the last of semester which
is put into the ordinal scale. Because both the scales have interval scale, so the
hypothesis test used is the formula of Pearson correlation. Based on the result of
significance test, it is gotten that thitung is 1,07. With standard of significance α=0,05and
(dkn-2) =44for the test of both sides, it is gotten ttabel =2.02. The criteria test used is
repelling H0 if thitung is the same as or higher than ttabel. However thitung = 1,07is not higher
than ttabel =2,02 on the standard of significance=0,05,therefore H0 is accepted. So, it can
be said that there is no the significant positive correlation between creativity and study
achievement.

Keywords : verbal creativity, figural creativity, and study achievement


Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 278 - 288

PENDAHULUAN siswa dengan nilai UN rendah dan siswa de-


ngan nilai UN tinggi. Besar kecilnya nilai UN
Istilah kreativitas atau daya cipta sering yang diraih oleh siswa tidak menjadi syarat
digunakan di lingkungan sekolah, perusahaan, untuk masuk ke SMK ini. Dalam usianya yang
ataupun lingkungan lainnya. Pengembangan masih muda, SMK ini telah berhasil melahir-
kreativitas ini diperlukan untuk menghadapi kan siswa-siswa berprestasi diantaranya seperti
arus era globalisasi. Kreativitas biasanya diar- juara I dan II lomba pidato bahasa inggris se-
tikan sebagai kemampuan untuk mencipta sua- Bandung Raya, juara I dan III lomba mading
tu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh IKAPI se Jawa Barat, juara umum futsal se-
produknya harus baru, mungkin saja gabu- Bandung Timur, juara III dan Favorit cerdas
ngannya atau kombinasinya, sedangkan unsur- cermat komputer.
unsurnya sudah ada sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
Kreativitas dapat pula kita lihat sebagai dengan Kepala Sekolah SMK Al Hasan pada
suatu proses dan mungkin inilah yang lebih hari rabu tanggal 11 november tahun 2008,
penting untuk dilihat terutama dalam situasi didapatkan gambaran bahwa kreativitas sangat
pendidikan, kreativitas sebagai suatu proses berhubungan dengan prestasi belajar siswa.
dari adanya kesenangan akan keterlibatan se- Hal ini terlihat dengan adanya diskusi di kelas
seorang terhadap kegiatan kreatif. Dalam si- maupun ketika jam istirahat siswa begitu aktif
tuasi pendidikan, proses belajar mengajar me- mengadakan diskusi, banyak bertanya ketika
rupakan salah satu dari bentuk kegiatannya. guru menyampaikan materi, kemudian pengun-
Melalui proses belajar mengajar, kreativitas jung di perpustakaan tiap harinya rata-rata
siswa dapat dipupuk dan dikembangkan. Hal 80%, diadakan pertemuan dua minggu sekali
inidapat diwujudkan dalam bentuk kegemaran antara guru dengan siswa yang sifatnya diskusi
untuk terlibat dalam mencari pengetahuan se- tentang pelajaran-pelajaran yang belum dipa-
perti, membaca buku di perpustakaan, kegiatan hami oleh siswa. Wawancara pun dilakukan
di laboratorium, dan lain-lain). keberanian da- terhadap 10 siswa kelas 11 dan didapatkan
lam mengemukakan ide maupun pendapat (se- gambaran bahwa kebebasan mereka dalam me-
perti dalam diskusi dan seminar), aktif dalam lakukan sesuatu, diantaranya diskusi, seminar,
kegiatan ekstra kurikuler, dan lain-lain. kegiatan di laboratorium, siswa dapat menen-
Sekolah Menengah Umum atau SMU tukan jadwal pelajaran sendiri.
merupakan sebuah lembaga pendidikan dengan Hal ini dapat membuat mereka merasa
jenjang pendidikan yang setingkat lebih tinggi mampu untuk mengeluarkan segala kemam-
dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Siswa puannya. Dengan mengembangkan kemampu-
SLTP pada setiap akhir masa pendidikannya an kreatifitas mereka dan dibantu oleh guru,
akan memperoleh hasil evaluasi nilai dari hasil mereka dapat merubah suasana yang membo-
belajar mereka selama di SLTP yang dikenal sankan menjadi menyenangkan khususnya ke-
dengan UN atau Ujian Akhir Nasional. Dengan tika sedang menghadapi mata pelajaran yang
hasil UN ini, setiap siswa dapat memilih sen- dianggap sulit, seperti matematika, kimia, fi-
diri SMU mana yang akan dipilihnya. Besar sika, dan lain-lain.
kecilnya nilai UN akan mempengaruhi diteri- Dengan melihat gambaran di atas, maka
ma atau tidaknya seorang siswa di SMU ter- kreativitas merupakan salah satu upaya pendi-
sebut. Pada umumnya setiap SMU memiliki dik untuk meningkatkan kemampuan siswa,
standar UN tertentu untuk calon siswa-sis- yaitu meningkatkan prestasi belajar. Tinggi
wanya, sehingga pada satu sekolah akan diisi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh
oleh siswa-siswa dengan latar belakang UN setiap siswa akan sangat dipengaruhi oleh ku-
yang rata-rata hampir sama. Untuk sekolah alitas pribadi dari masing-masing siswa. Seper-
yang memiliki siswa dengan UN tinggi akan ti yang dikemukakan oleh M. Surya (1979),
menjadi populer berhubung tingginya prestasi- bahwa faktor intelegensi dan non-intelegensi
prestasi yang dicapainya. Namun untuk se- sebagai faktor internal memberikan sumba-
kolah yang terdiri dari siswa yang memiliki ngan yang besar terhadap prestasi belajar.
UN rendah biasanya menjadi tidak populer, Dengan faktor intelegensi, pada umum-
sebab mereka kurang mampu menunjukkan nya proses-proses pemikiran yang biasanya
prestasinya. Berbeda halnya dengan SMK Al dilatih di sekolah terbatas pada ingatan dan
Hasan, di SMK ini, siswa-siswanya terdiri atas kemampuan berpikir konvergen. Selain dari
279
Hubungan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa (Dindin Komarudin)

kemampuan berpikir konvergen ini, terdapat bersifat takut-takut, walaupun sebenarnya pan-
kemampuan berpikir yang disebut kemampuan dai tetapi tidak tahan terhadap stres maka ku-
berpikir divergen. Kemampuan divergen inilah rang dapat berfungsi kreativitasnya.begitu pula
yang menjadi dasar dari kreativitas. Dalam yang merasa kurang aman, yang merasa ku-
dunia pendidikan kemampuan berpikir kreatif rang mendapatkan afeksi. Hanya individu yang
atau kreativitas ini perlu dikembangkan dengan memiliki kekuatan ego dan konsep diri yang
cara meningkatkan kesenangan siswa untuk sehat yang dapat diharapkan berfungsi penuh.
bersibuk diri secara kreatif, siswa diharapkan Dalam bidang lain yang menarik per-
dapat meningkatkan wawasan ilmu pengeta- hatian terhadap penelitian kreativitas adalah
huannya sehingga siswa mampu memecahkan berdasarkan konsep bahwa perkembangan kre-
tugas-tugas belajarnya secara efektif (Munan- ativitas akan berhubungan dengan mental he-
dar, 1985). alth. Disini beranggapan bahwa kreativitas di-
Dari fenomena tersebut, menarik untuk pandang sebagai keseluruhan dari integrasi ka-
diketahui bagaimana hubungan antara krea- rakter dari fungsi individu sepenuhnya.
tifitas dengan prestasi belajar pada siswa kelas Erat hubungannya dengan mental health
11 SMK Al Hasan Bandung Tahun Ajaran teori adalah konsep bahwa kreativitas merupa-
2010-2011. kan kebalikan dari authoritarisme. Stereotype
dari kelompok authoritarisme dapat mengham-
Kreativitas bat fingsi-fungsi kreativitas individu. Peneli-
tian yang dilakukan oleh California Psycho-
Konsep tentang kreativitas sebenarnya logical Inventory menunjukan bahwa terdapat
relatif masih baru dan mulai dibahas oleh para korelasi antara fleksibilitas (kreativitas) de-
ahli sejak mulai meningkatnya perhatian ter- ngan toleransi (Lack of Authoritarism).
hadap perbedaan individual. Baru setelah pe- Cropley (1967) dalam konsepnya ten-
rang dunia ke II, masalah kreativitas menjadi tang kreativitas mengatakan bahwa berpikir
pokok bahasan penelitian dan empiris, Guil- kreatif berarti dapat menggunakan fungsi in-
ford (1950) dalam pidatonya sebagai presiden telektualnya secara fleksibel dan adaptabel, se-
dari APA yang menekankan padaThe appaling lalu bersiap sedia merekonstruksi cara ber-
neglect dari studi kreativitas dan ia me- pikirnya. Sebaliknya individu yag rigid selalu
nunjukan pada kebutuhan akan kreativitas di terpaku pada hal-hal yang logis dan benar. Me-
masyarakat dalam suatu pendidikan. reka tidak menghendaki suatu perubahan yang
Yang sangat berperan dalam menjelas- terlalu cepat dan drastis dalam orientasi inte-
kan konsep kreativitas adalah pendapat Guil- lektualnya, kemungkinan karena memang ia
ford untuk membedakan antara pemiki- tidak mampu dan terlalu erat berpegang pada
ran ’konvergen” dan ”divergen,” pemikiran sesuatu yang ia ketahui sebagai hal yang benar.
kreatif atau penalaran logis menuju satu ja- Individu demikian berarti kehilangan kreati-
waban yang benar, merupakan proses yang vitasnya.
mendasari tes intelegensi yang tradisional. Sebelum lebih jauh membahas mengenai
Sedangkan pemikiran divergen adalah corak kreativitas, maka berikut ini dapat dilihat be-
pemikiran yang menghasilkan bermacam-ma- berapa definisi atau pengertian-pengertian ten-
cam gagasan, menurut Guilford merupakan in- tang kreativitas yang dikemukakan beberapa
dividu yang paling nyata dalam kreativitas ahli. Prof. John E, Arnold dari Stanford Uni-
(Guilford, 1950). versity, yang merupakan salah seorang ahli ter-
Menurut Maslow (1959), kreativitas kemuka dalam bidang ini telah mendefinisikan
adalah merupakan manifestasi dari integrasi istilah proses kreativitas sebagai berikut:
kepribadian dimana tidak ada hambatan dan Proses mental dimana pengalaman masa
rintangan dalam alam kesadaran dan ke- lalu dikombinasikan dan dikombinasikan kem-
tidaksadaran. Kemampuan untuk regress in the bali seringkali dengan bentuk yang diubah se-
service of the ego. Orang yang demikian dapat demikian rupa sehingga dapat timbul adanya
berfungsi sepenuhnya, dapat mengaktualisasi- pola-pola baru, bentuk-bentuk baru yang lebih
kan dirinya. Jadi kreativitas tidak hanya ber- baik yang dapat mengatasi kebutuhan tertentu
gantung pada intelektual yang tinggi, tapi juga manusia”. Whiting. (dalam Winardi, 1973).
pada perkembangan emosi yang harmonis dan Hilgard (1962) membahas masalah kreativitas
pada kekuatan egonya. Orang yang tegang, sebagai bentuk dari pemikiran terarah (direct
280
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 278 - 288

thingking), dimana dengan pemikiran ini ada- pada seseorang yang tidak mempunyai banyak
lah menuju kearah pemecahan masalah. Hal ini pengalaman dan pendidikan. Salah satu hal ya-
berbeda dengan konsepnya tentang pemikiran ng menentukan sejauh mana seseorang kreatif
asosiatif yang merupakan pemikiran yang tidak adalah kemampuannya untuk dapat membuat
terkontrol dan tidak terarah yang menuju ke kombinasi baru dari hal-hal yang ada.
arah lamunan dan mimpi. Sehubungan dengan Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir
pemikiran kreatif, Hilgard mendefinisikan se- divergen) adalah kemampuan berdasarkan data
bagai berikut: “the kind of directive thinking, dan informasi yang tersedia untuk menentukan
that discover new relationship achieves new banyak kemungkinan banyak terhadap masalah,
solution to problems invent methods or devices dimana penekanannya adalah kuantitas, kete-
produces new artistic object of form”. (Hil- patgunaan, dan keragaman jawaban. Makin ba-
gard, 1962). nyak kemungkinan jawaban yang dapat dibe-
Hulbect (1945) mengatakan bahwa tin- rikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah
dakan kreatif memberi pengaruh yang unik da- seseorang. Tentu saja jawaban harus sesuai de-
ri keseluruhan kepribadian terhadap lingku- ngan masalahnya jadi tidak semata-mata ba-
ngannya,” creative action, is imposing of ones nyaknya jawaban yang diberikan yang menen-
own whole personality on environment in uni- tukan kreativitas seeorang, tapi kualitas dan
que and characteristic way” (Munandar, 19- mutu jawabannya (Munandar, 1977).
77 ). Untuk lebih jelas pengertian kreativitas, Jadi secara operasional kreativitas dapat
dibawah ini dikemukakan beberapa perumusan dirumuskan sebagai kemapuan yang mencer-
yang merupakan simpulan dari beberapa ahli minkan kelancaran berpikir (fleksibilitas), ori-
mengenai kreativitas: sinilitas dalam berpikir dan kemampuan untuk
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperkaya, memperinci
membuat kombinasi baru berdasarkan data, in- (elaborasi) suatu gagasan. Rhodes (1961) me-
formasi atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas nyatakan bahwa dalam kreativitas terdapat 4
biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk unsur pokok berpikir kreatif atau four P of
mencipta suatu produk baru. Ciptaan itu tidak creativity, yaitu:
seluruhnya harus baru mungkin saja gabu- Person. Seseorang yang kreatif memiliki
ngannya atau kombinasinya sedangkan unsur- ciri-ciri kepribadian tertentu seperti mempu-
unsur lain sudah ada sebelumnya. Yang di- nyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai
maksud dengan data, informasi dan unsur-un- daya imaginasi yang kuat, mempunyai minat
sur yang ada dalam arti sudah ada sebelumnya, yang besar, tekun dan ulet dalam mengerjakan
atau sudah dikenal sebelumnya adalah semua tugas-tugasnya. Process. Seseorang yang se-
pengalaman yang diperoleh seseorang selama nang dan berminat untuk melibatkan diri da-
hidupnya. Disini termasuk segala pengetahuan lam proses kreatif. Yang dimaksud dengan me-
yang pernah diperolehhnya baik selama di libatkan diri secara kreatif adalah kecende-
bangku sekolah maupun yang dipelajari dalam rungan untuk selalu melihat dan membentuk
keluarga dan dalam masyarakat (Munandar, kombinasi baru dari unsur-unsur yang diamati
1977). Jelaslah makin banyak pengalaman dan dari lingkungan atau dari dalam pkikirannya.
pengetahuan yang dimiliki seseorang makin Press (dorongan). Yaitu kondisi yang dapat
memungkinkan dia memanfaatkan dan meng- mendorong atau menghambat seseorang untuk
gunakan segala pengalaman dan pengetahuan bertindak kreatif. Dorongan bisa berasal dari
tersebut untuk bersibuk diri secara kreatif. Ga- luar atau dari dalam diri (motivasi pribadi).
gasan-gagasan yang kreatif, hasil-hasil karya Jika kedua kondisi menunjang akan lebih
kreatif tidak muncul begitu saja. Untuk dapat memungkinkan untuk bertindak kreatif. Pro-
menciptakan sesuatu bermakna dibutuhkan duk. Ditinjau dari produk kemampuan berpikir
persiapan. Masa seorang anak duduk dibangku kreatif adalah merupakan kemapuan untuk
sekolah termasuk masa persiapan ini karena menghasilkan sesuatu yang baru, baik itu un-
pendidikan mempersiapkan seseorang agar da- tuk individu yang menciptakannya atau untuk
pat memecahkan masalah-masalah. Hal ini lingkungannya.
tidak berarti bahwa makin banyak seseorang Definisi kreativitas dibedakan dalam de-
memiliki pengalaman dan pengetahuan makin finisi konsensual dan konseptual. Definisi kon-
kreatif. Pengalaman dan pengetahuan me- septual menekankan segi produk kreatif yang
mungkinkannya untuk mencipta, lebih dari- dinilai derajat kreativitasnya oleh pengamat
281
Hubungan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa (Dindin Komarudin)

ahli. Amabile (1983) mengemukakan bah- butuhan tertentu. Witherrington (1959) bahwa
wa ”suatu produk atau respon seseorang dika- belajar terjadi apabila kebutuhan pada individu
takan kreatif apabila menurut penilaian se- tidak dapat terpenuhi dengan cara refleks atau
orang ahli atau pengamat yang mempunyai kebiasaan, yang berarti bahwa pola-pola ting-
kewenangan dalan bidang ini. Dengan demi- kah laku yang ada tidak memadai untuk dapat
kian kreativitas merupakan suatu produk atau memenuhi kebutuhan individu sehingga perlu
respon yang dinilai kreatif oleh pengamat yang dicari cara-cara atau pola-pola tingkah laku ya-
ahli. ng diperoleh melalui belajar untuk mendapat-
Definisi di atas didasari oleh asumsi- kan cara-cara baru yang bersifat rasional mau-
ansumsi sebagai berikut: Produk kreatif atau pun emosional.
respon-respon yang dapat diamati merupakan Perubahan tingkah laku terjadi sebagai
manifestasi puncak kreativitas. Kreativitas ada- hasil dari pengalaman. Pengalaman dalam arti
lah sesuatu yang dapat dikenali oleh pengamat kata penghayatan peristiwa secara langsung
luar dan mereka dapat sepakat bahwa sesuatu (misalnya terlalu lama kena sinar matahari me-
itu adalah produk kreatif. Kreativitas berbeda nimbulkan kepala terasa pening) dan pengha-
derajatnya dan para pengamat dapat sampai yatan peristiwa secara tidak langsung, artinya
pada kesepakaatan bahwa suatu produk lebih melalui suatu perantara orang lain, buku, atau
kreatif dari yang lain. sumber informasi lainnya. Perubahan tingkah
Definisi konseptual sering digunakan laku yang timbul bukan sebagai hasil dari pe-
dalam studi kreativitas dalam lapangan keilmu- ngalaman tidak termasuk dalam batasan belajar.
an dan kesenian, baik menyangkut produk, Tujuan pendidikan pada umumnya ialah
orang, proses, press maupun lingkungan tem- menyediakan lingkungan yang memungkinkan
pat orang-orang mengembangkan kreativitas- anak didik untuk mengembangkan bakat dan
nya. Berbeda dengan definisi konsensual, de- kemampuannya secara optimal, sehingga ia da-
finisi konseptual bertolak dari konsep tertentu pat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepe-
tentang kreativitas yang dijabarkan dalam kri- nuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya
teria tentang apa yang disebut kreatif. Meski- dan kebutuhan masyarakat (Munandar, 2004)
pun tetap menekankan pada segi produk, de- Dalam proses belajar, pada umumnya
finisi ini tidak mengandalkan semata-mata pa- individu akan selalu berusaha untuk meraih
da konsensus pengamat dalam menilai krea- prestasi yang optimal dan tentunya harus diraih
tivitas, melainkan didasarkan pada kriteria ter- melalui suatu usaha yang optimal dan sarana
tentu. prasarana yang memadai. Prestasi adalah suatu
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
Prestasi Belajar diinginkan. Pencapaian nilai-nilai atau angka-
angka rapot yang tinggi merupakan salah satu
Beberapa ahli berpendapat bahwa be- bentuk dari peningkatan prestasi dalam belajar.
lajar adalah suatu proses yang dimulai pada Pada hakekatnya prestasi belajar adalah hasil
saat individu lahir dan berlangsung terus sam- belajar yang merupakan perubahan yang ter-
pai akhir hayatnya. Dalam belajar terjadi peru- dapat dalam individu yang dimanifestasikan
bahan tingkah laku yang bersifat menetap. Dari dalam pola tingkah laku.
proses belajar tersebut akan diperoleh pola- Winkel (2004: 162) mengatakan: “Pres-
pola respon baru yang akan memperbaiki pola- tasi adalah bukti keberhasilan yang telah di-
pola tingkah laku secara keseluruhan. Proses capai. Belajar adalah suatu proses mental yang
belajar pada dasarnya merupakan hal terpen- mengarah kepada penguasaan pengetahuan,
ting dari suatu proses pendidikan secara kese- kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang se-
luruhan.didalam proses belajar tersebut akan muanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan
terjadi perubahan tingkah laku yang dirancang sehingga menimbulkan tingkah laku yang pro-
secara sengaja dan sadar untuk menuju pada gresif dan adaptif. Secara singkat belajar me-
tercapainya suatu tujuan tertentu, yaitu tujuan rupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
pendidikan. yang merupakan hasil dari pengalaman. Tuju-
Terjadinya suatu proses belajar dapat di- an penyelenggaraan sekolah menengah secara
pandang sebagai pemuasan kebutuhan artinya khusus untuk memberikan kemampuan mini-
belajar merupakan salah satu cara atau bentuk mal bagi lulusan untuk melanjutkan pendidi-
tingkah laku untuk memperoleh pemuasan ke- kan dan hidup dalam masyarakat, menyiapkan
282
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 278 - 288

sebagian besar warga Negara menuju masya- Jika kita bandingkan pengalaman belajar
rakat belajar pada masa yang akan datang, me- kita dengan pengalaman belajar orang lain da-
nyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat lam suatu peristiwa yang sama, maka akan kita
yang memahami dan menginternalisasi perang- saksikan pengalaman belajar kita berbeda di-
kat gagasan dan nilai masyarakat beradab dan bandingkan dengan pengalaman belajar orang
cerdas, dan khusus untuk SMA, lulusan atau lain. Belajar merupakan suatu kegiatan sub-
output memiliki keahlian atau keterampilan yektif, artinya kita sendiri yang menemukan
tertentu yang dapat dipergunakan untuk mema- mau atau tidaknya belajar. Umumnya dapat
suki dunia kerja/ dunia usaha. dikatakan bahwa kita mau bahkan bergairah
Sedangkan menurut S. Nasution (1996: untuk belajar jika kita tertarik terhadap bahan,
17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan masalah atau peristiwa yang dihadapi, kita
yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa enggan namun terpaksa walaupun tidak tertarik
dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sem- dengan bahan, masalah atau peristiwa yang
purna apabila memenuhi tiga aspek yakni: dihadapi. Belajar kreatif berhubungan erat de-
kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya ngan penghayatan terhadap pengalaman bela-
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika se- jar yang menyenangkan.
seorang belum mampu memenuhi target dalam Torrance dan Myers (dalam Treffinger,
ketiga kriteria tersebut 1980) berpendapat bahwa belajar kreatif ada-
Proses belajar pada dasarnya merupakan lah menjadi peka atau sadar akan masalah,
hal terpenting dalam proses pendidikan secara kekurangan-kekurangan, kesenjangan dalam
keseluruhan. Dalam proses belajar tersebut pengetahuan, unsur-unsur yang tak ada, ke-
akan terjadi perubahan tingkah laku yang di- tidakharmonisan dan sebagainya, mengumpul-
arahkan untuk tercapainya tujuan pendidikan. kan informasi yang ada, membataskan kesuka-
Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh ber- ran atau mengidentifikasikan unsur yang tidak
bagai faktor, baik faktor internal maupun eks- ada, mencari jawabannya membuat hipotesis,
ternal, sehingga hasil belajar yang dicapai akan mengubah dan mengujinya, menyempurnakan
banyak tergantung pada faktor-faktor tersebut dan akhirnya mengkomunikasikannya.
yang saling berinteraksi satu sama lain. Faktor Torrance dan Myers (dalam Treffinger,
eksternal adalah faktor di luar diri individu 1980) selanjutnya juga melihat proses belajar
yang mempengaruhi proses belajar, yang dapat kreatif sebagai: ”Keterlibatan dengan sesuatu
digolongkan ke dalam faktor sosial dan faktor yang berarti. Rasa ingin tahu dan ingin me-
non sosial. ngetahui dalam kekaguman, ketidaklengkapan,
Faktor sosial adalah faktor-faktor yang kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, keti-
menyangkut hubungan antara manusia yang dakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaan
terjadi didalam berbagai situasi sosial. Ter- dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan
masuk kedalamnya adalah faktor keluarga, se- dengan mensintesiskan informasi yang telah
kolah, kelompok sebaya dan masyarakat pada diketahui, membentuk kombinasi baru atau
umumnya. Sedangkan faktor non sosial adalah mengidentifikasikan kesenjangan.
faktor-faktor yang bukan sosial, yang termasuk Memerinci dan mendivergensi dengan
kedalamnya lingkungan alam dan atau fisik, menciptakan alternatif-alternatif baru, kemung-
misalnya kondisi rumah, gedung sekolah, fasi- kinan-kemungkinan baru dan sebagainya. Mem-
litas belajar, penerangan dan sebagainya. pertimbangkan, menilai, memeriksa dan menguji
Adapun faktor internal atau faktor dalam kemungkinan-kemungkinan. Menyisihkan peme-
diri individu adalah faktor-faktor yang terdapat cahan yang tidak berhasil, salah, dan kurang baik.
dalam diri individu sebagai seorang siswa. Memilih pemecahan yang paling baik dan mem-
Faktor-faktor internal ini adalah faktor fisio- buatnya menarik atau me-nyenangkan secara este-
logis yaitu setiap ciri-ciri jasmaniah individu tis. Mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada
dan faktor psikologis yaitu setiap ciri-ciri psi- orang lain. Sebagaimana halnya dengan penga-
kologis individu. Faktor psikologis ini men- laman belajar yang sangat menyenangkan, pada
cakup faktor intelektual baik potensial maupun belajar kreatif kita terlibat secara aktif serta ingin
aktual dan faktor non-intelektual yaitu berupa mendalami bahan yang dipelajari.
komponen kepribadian seperti sikap, kebiasan, Hidup dalam suatu masa dimana ilmu
minat, kebutuhan, motivasi, penyesuaian aka- pengetahuan berkembang dengan pesatnya un-
demis, dan komponen kepribadian lainnya. tuk digunakan secara konsturktif maupun des-
283
Hubungan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa (Dindin Komarudin)

truktif, suatu adaptasi kreatif merupakan satu- Potensi kreativitas yang dimiliki setiap
satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang siswa dapat mengalami hambatan di dalam pe-
sedang berkembang untuk dapat mengikuti pe- ngembangannya dengan adanya beberapa kon-
rubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat disi yang kurang dapat memotivasi seseorang
menghadapi problema-problema yang semakin untuk bertindak kreatif. Kondisi-kondisi ter-
kompleks. sebut menurut Rogers (1959) bisa bersifat in-
Oleh karena itu, pengembangan sejak ternal maupun eksternal.
usia dini tentang proses kreatifitas, kondisi- Kondisi internal pertama adalah suatu
kondisinya, serta cara yang dapat memupuk, kondisi yang dikaitkan dengan psychological
merangsang dan mengembangkannya menjadi defensiveness. Bila seorang individu melindu-
sangat penting. Mengapa kreatifitas begitu ngi diri dari pengalamannya atau menolak se-
bermakna dalam hidup? Mengapa kreatifitas cara sadar keterlibatannya, maka individu ter-
perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak didik. sebut cenderung menghindar, sehingga dia
(Munandar, 2004) menjadi apatis. Tetapi pada orang-orang yang
Dengan berkreasi, orang dapat mengak- terbuka terhadap pengalamannya yaitu bebas
tualisasikan dirinya, dan perwujudan atau ak- dalam menentukan setiap pengalaman yang di-
tualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada terimanya maka pendapat dan pengamatannya
tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Mas- akan membentuk tindakan yang lebih kreatif.
low, 1967). Kreatifitas merupakan manifestasi Artinya individu tersebut memiliki tingkat fri-
dari individu yang berfungsi sepenuhnya. giditas yang rendah, memiliki toleransi ter-
Kreatifitas atau berpikir kreatif sebagai hadap hal-hal yang kurang jelas serta mampu
kemampuan untuk melihat bermacam-macam menyadari ketidakjelasan tersebut.
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu ma- Kondisi internal kedua adalah kondisi
salah, merupakan bentuk pemikiran yang sam- yang berhubungan dengan internal locus of
pai saat ini masih kurang mendapat perhatian evaluation. Kondisi ini menuntut adanya ke-
dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di sekolah mampuan mengevaluasi secara internal dalam
yang terutama dilatih adalah penerimaan pe- diri individu yaitu kemampuan menerima hasil
ngetahuan, ingatan, dan penalaran. kreativitas seseorang tidak ditetukan oleh pu-
Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya jian atau kritikan dari orang lain tetapi oleh diri
bermanfaat bagi diri pribadi maupun bagi ling- sendiri.
kungan, tetapi juga memberikan kepuasan ke- Kondisi internal ketiga adalah adanya
pada individu. Kreatifitaslah yang memungkin- keterbukaan dan keluwesan individu secara
kan manusia dapat meningkatkan kualitas spontan dalam bermain dengan ide-ide, warna,
hidupnya. bentuk atau hubungan yang ada dalam ling-
SMK Al-Hasan memiliki suatu metode kungannya sehingga meghasilkan sesuatu yang
yang salah satunya bertujuan untuk mencipta- baru. Adapun kondisi eksternal yang mendu-
kan siswa yang kreatif. Dengan adanya metode kung kreativitas menurut Roger adalah kondisi
ini setiap siswa dihargai secara positif, yang yang mampu memupuk dan mengembangkan
dalam teori Rogers dikenal dengan Uncon- kondisi internal, agar terbentuk berpikir kreatif
dition Positif Regard (penghargaan dengan yang konstruktif pada setiap individu.
tanpa syarat). Dengan positif regard ini setiap Dengan adanya kondisi yang mendu-
siswa akan dihargai sepenuhnya dan dipandang kung kreativitas seperti yang telah diuraikan di
positif. Dengan berdasar pada metode ini pula, atas maka apabila kedua kondisi mendukung,
maka untuk menjadi siswa di SMK Al-Hasan, maka kreativitas individu akan terekspersikan
NEM tidak diperhatikan. dengan baik atau dengan kata lain kreativitas
Rogers (1973) menyatakan pula bahwa individu akan meningkat. Sedangkan bila salah
kreativitas adalah suatu potensi yang dimiliki satu kondisi terhambat, maka kreativitas indi-
oleh manusia sejak lahir. Adapun bagaimana vidu tidak akan terekpersikan dengan baik dan
potensi itu kelak akan ditampilkan keluar ada- berarti kerativitas individu menjadi rendah.
lah tergantung dari suatu kondisi yang dapat Hipotesis penelitian yang diturunkan da-
memotivasi individu tersebut untuk bertindak ri uraian di atas adalah "Terdapat hubungan
kretif. Kreativitas menurut Rogers (1973) me- positif antara kreatifitas dengan prestasi belajar
rupakan kemampuan untuk membentuk hu- pada siswa kelas 11 SMK Al-Hasan Bandung
bungan yang baru dengan lingkungan. Tahun Ajaran 2010-2011.”
284
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 278 - 288

METODE PENELITIAN Pertama, Prestasi belajar adalah suatu


keberhasilan didalam belajar yang ditunjukkan
Desain penelitian yang akan digunakan oleh adanya pencapaian nilai-nilai yang tinggi.
dalam penelitian ini adalah rancangan non Siswa-siswa kelas 11 SMK Al-Hasan Bandung
eksperimental dengan metode korelasional. Po- Tahun Ajaran 2010-2011 pada umumnya me-
pulasi dalam penelitian ini adalah semua siswa miliki prestasi yang sedang, hal tersebut dapat
kelas 11 SMK Al Hasan Bandung Tahun Aja- dilihat dari prosentase rata-rata nilai kumulatif
ran 2010-2011 yang berjumlah 46 siswa. Pe- raport siswa yang berada pada klasifikasi se-
nelitian ini menggunakan metode penelitian dang. Untuk mencapai nilai tinggi tersebut ter-
populatif, yaitu semua subjek dalam populasi dapat beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
dijadikan sebagai subjek penelitian. Dijadikan- faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang
nya siswa kelas 11 sebagai subjek penelitian mendukung prestasi belajar adalah faktor in-
adalah karena siswa di kelas ini dianggap lebih telegensi. Berdasarkan hasil analisis deskriptif
mengalami penyesuaian diri dengan kultur diketahui perbandingan, bahwa 67.4% siswa
sekolah bila dibanding kelas 10 serta masih ak- yang memiliki tingkat intelegensi sedang me-
tif dan fokus terhadap kegiatan belajar menga- miliki tingkat kreativitas yang sedang, se-
jar bila dibanding dengan kelas 13. Untuk dangkan 82.6% siswa yang memiliki tingkat
mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti intelegensi sedang memiliki tingkat prestasi
menggunakan Tes Kreativitas Verbal dan Fi- belajar yang sedang.
gural yang disusun oleh Torrence (Munandar Menurut Naylor (1972; dalam Elma A-
1977) serta nilai raport yang didapatkan siswa. malia 2002: 48) yang mengungkapkan bahwa
Karena kedua variabel berskala interval, maka prestasi belajar yang dicapai seorang siswa erat
korelasi antara dua variabel dihitung dengan kaitannya dengan tingkat inteligensi yang
menggunakan perhitungan statistik korelasi dimilikinya. Siswa yang memiliki tingkat in-
Pearson. teligensi tinggi akan lebih mudah untuk me-
nangkap, mencerna, dan memahami materi pe-
HASIL DAN PEMBAHASAN lajaran yang diterimanya.
Masih dalam konteks ini, berdasarkan
Hasil hasil penelitian Gloyer (1980) diketahui bahwa
kreativitas tidak memiliki hubungan yang cu-
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa kup signifikan dengan intelegensi. Untuk meli-
koefisien korelasi antara kreativitas dengan hat kaitan antara intelegensi dengan kemam-
prestasi belajar adalah sebesar 0,159 dengan Pv puan kreativitas, Gloyer memberikan gamba-
sebesar 0,293 pada taraf signifikansi α= 0,05 ran sebagai berikut: Individu yang highly inte-
dengan arah pengujian dua sisi. Berdasarkan legency dan moderately intelegency menun-
kriteria koefisien korelasi Guillford, indeks jukkan variasi-variasi dalam kemampuan ber-
korelasi sebesar 0,159 tersebut memiliki arti pikir kreatifnya, yaitu highly creativity, mode-
tingkat korelasi rendah. rately creativity and minimally creativity. Se-
dangkan Individu yang low intlelegency mung-
Pembahasan kin termasuk kategori minimally creativity.
Dengan perkataan ini intelegensi dan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan kreativitas mempunyai hubungan yang rendah
bahwa kreativitas memiliki hubungan yang ku- dengan kelompok low intlegency sedangkan
rang signifikan dengan prestasi belajar. Ber- pada kelompok high dan moderate tidak di-
dasarkan hasil analisis, diperoleh hasil ko- jumpai korelasi dengan kreativitas, karena ma-
efisien korelasi sebesar 0,159. Berdasarkan sih memperlihatkan tiga variasi kemungkinan
hasil perhitungan tersebut maka hipotesis yang yaitu high, moderate and minimal. Baik Wall-
diajukan dalam penelitian ini ditolak, yaitu ti- ch, Kagan maupun Glover (1980), menyatakan
dak terdapat hubungan yang positif antara kre- bahwa intelegensi dengan kemampuan berpikir
ativitas dengan prestasi belajar pada siswa kreatif pada dasarnya tidak mempunyai hu-
kelas 11 SMK Al-Hasan Bandung Tahun Aja- bungan khusus.
ran 2010-2011. Hasil yang didapatkan tersebut Pokok pikiran penting lainnya yang di-
menurut peneliti menunjukkan beberapa hal, ungkapkan oleh Guilford (1968) adalah bahwa
diantaranya: tes intelegensi hanya menuntut individu untuk
285
Hubungan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa (Dindin Komarudin)

berpikir konvergen, tema item tes ditujukan guru atau orang lain yang memiliki prestasi
untuk mendapatkan satu jawaban lainya yang diatas siswa bersangkutan. Selain itu, kegiatan
mungkin lebih baik akan dinilai salah. Dalam ekstra kurikuler yang dilakukan seperti disku-
hal ini subyek tidak diperkenankan untuk si-diskusi, kegiatan membaca di perpustakaan,
memberikan jawaban yang bersifat orisinal. dll, ternyata tidak lepas dari absensi yang
Lebih lanjut jika akan dilakukan pengukuran dikeluarkan oleh sekolah. Hal tersebut menun-
mengenai kreativitas maka tes yang digunakan jukkan bahwa kebebasan siswa untuk mela-
harus berbentuk pemikiran divergen, yaitu tes kukan kegiatan kreatif belum sepenuhnya atas
yang tidak hanya didasarkan untuk memper- kemauan sendiri, namun lebih kearah kewa-
oleh satu jawaban yang paling tepat melainkan jiban untuk mengisi absensi. Padahal Rogers
dengan munculnya banyak jawaban. mengemukakan bahwa kreativitas dapat ber-
Berdasarkan data tersebut, maka dapat kembang dalam situasi dimana penilaian atas
dipahami mengapa tingkat korelasi antara kre- tingkah laku kreatif harus didasari oleh ke-
ativitas dengan prestasi belajar menjadi rendah. butuhan dirinya sendiri dan bukan atas pe-
Yaitu, karena prestasi belajar berhubungan erat nilaian orang lain.
dengan intelegensi, sedangkan intelegensi ti- Berbagai aturan baku yang dikeluarkan
dak berhubungan erat dengan kreativitas. oleh pihak sekolah secara tidak langsung akan
Kedua, Dari hasil penelitian diketahui membentuk individu yang kaku. Sedangkan
bahwa kreativitas siswa kelas 11 SMK Al-Ha- salah satu adalah ciri dari kreativitas adalah
san Bandung Tahun Ajaran 2010-2011 berada adanya fleksibilitas berpikir. Seperti yang di-
pada klasifikasi sedang. Hal tersebut menun- kemukakan oleh Cropley (1967) bahwa berpi-
jukkan bahwa bila dibandingkan dengan siswa kir kreatif berarti dapat menggunakan fungsi
seusianya, maka kreativitas siswa SMK Al intelektualnya secara fleksibel dan adaptabel,
Hasan Bandung kurang berkembang. selalu bersiap sedia merekonstruksi cara ber-
Bila ditelusuri secara lebih mendalam, pikirnya. Sebaliknya individu yag rigid selalu
maka sesuai dengan pendapat Rogers (1959) terpaku pada hal-hal yang logis dan benar.
bahwa faktor-faktor yang dapat menghambat Mereka tidak menghendaki suatu perubahan
kreativitas individu tergantung pada kondisi in- yang terlalu cepat dan drastis dalam orientasi
ternal maupun eksternal. Kondisi internal ber- intelektualnya, kemungkinan karena memang
hubungan dengan psychogical safety dimana ia tidak mampu dan terlalu erat berpegang
individu diterima sebagai seorang yang sangat pada sesuatu yang ia ketahui sebagai hal yang
berharga serta tidak mempuyai external evalu- benar. Individu demikian berarti kehilangan
ation, tetapi ada suatu pengertian serta kebe- kreativitasnya.
basan psikologis yang menyangkut complete
freedom of symbolic expression. Semakin SIMPULAN DAN SARAN
bebasnya pendidikan dari represi, semakin be-
sar pula kreativitas individu. Simpulan
Beberapa hal yang diduga membuat sis-
wa-siswa SMK Al Hasan Bandung merasa ti- Berdasarkan hasil analisis dan pemba-
dak memiliki kenyamanan psikologis antara hasan tentang hubungan antarakreativitas de-
lain: SMK Al Hasan Bandung menjaring para ngan prestasi belajar pada siswa kelas 11 SMK
siswanya tanpa menggunakan nilai UAN, se- Al-Hasan Bandung Tahun ajaran 2010-2011
hingga terdapat perbedaan nilai UAN yang dapat ditarik simpulan bahwa tidak terdapat
menyolok diantara para siswa. Perbedaan nilai hubungan positif yang signifikan antara krea-
UAN ini membuat beberapa siswa merasa me- tivitas dengan prestasi belajar pada siswa kelas
miliki prestasi yang lebih rendah bila diban- 11 SMK Al-Hasan Bandung.
ding siswa lainnya.Dari hasil wawancara de-
ngan staff pengajar sekolah tersebut, diperoleh Saran
data bahwa mereka mengalami kesulitan dalam
menyamakan hasil belajar siswa, terutama ka- Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rena perbedaan pemahaman yang berbeda. dilakukan, dengan memperhatikan keterbatas-
Adanya persaingan yang tidak seimbang ini, an-keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti
menyebabkan siswa menjadi tidak mandiri ser- mengajukan saran-saran agar dapat dijadikan
ta cenderung lebih banyak bergantung pada bahan pertimbangan sebagai berikut:

286
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 278 - 288

Bagi lembaga, dikarenakan hasil peneli- Hilgard, E.R. (1962). Introduction to Psycho-
tian menunjukkan bahwa tingkat kreativitas logy, 3thEdition. New York: Brace and
kurang memiliki hubungan dengan prestasi be- Wardl, Inc.
lajar, maka peneliti memberikan saran bagi Hulbect &Kinnon.(1945).”Title V” bimbingan
lembaga untuk mengadakan kegiatan ekstra- dan konseling.New York: Dell Pub, Co
kurikuler yang berorientasi pada peningkatan Inc.
prestasi belajar disesuaikan dengan minat yang Hurlock.E. (1978).Child Development, 6th Edi-
dimilikinya. tion. New York: Mc Graw Hill
Saran lain bagi lembaga, karena duku- Kogakusha Ltd
ngan sosial diduga menjadi salah satu faktor Lowenfeld, V. et.all.(1975). Creative and
eksternal yang menjadi penunjang bagi ting- Mental Growth, 6th Edition. New York:
ginya tingkat prestasi belajar, maka disarankan Mac Millan Publishing Co. Inc.
kepada lembaga untuk mengadakan kegiatan M. Surya. (1979). Disertasi, Pengaruh Faktor
diskusi sebagai media untuk memotivasi serta Non Intelektual terhadap Gejala Ber-
menginspirasi setiap siswa sehingga diharap- prestasi Kurang.Yogyakarta
kan prestasinya semakin meningkat. Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan
Untuk penelitian selanjutnya, karena hu- bakat dan kreatifitas anak sekolah. Ja-
bungan antara kreativitas dan prestasi belajar karta: Gramedia
kurang signifikan maka peneliti memberi ma- ________, (2004). Pengembangan Kreatifitas
sukkan kepada peneliti lain untuk mencari va- Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
riabel lain yang diduga memiliki hubungan ________, (1988). Laporan penelitian Stan-
yang lebih signifikan dengan prestasi belajar. darisasi tes Kreativitas Verbal, Fakultas
psikologi Universitas Indonesia Jurusan
DAFTAR PUSTAKA Psikologi Pendidikan
________, (1977). Creativity and Education.
Al-Rasyid, H. (1994). Statistika Sosial. Direktorat Jendral Perguruan Tinggi De-
Bandung: PPS Universitas Padjajaran partemen Pendidikan dan Kebudayaan
Arikunto, Suharsimi. Prof. Dr. (2000). Mana- ________,(1985).Potensi Kreativitas Anak
jemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Berbakat.Fakultas Psikologi Universitas
Anderson, J.R.. (1980). Cognitive psychology Indonesia Jurusan Psikologi Pendidikan
and its implication, W.H. Freeman, San Moslow.(1959).Growth Psychology Model of
Francisco healthy personality.New York.
Azwar, Saefuddin. (2004). Penyusunan Skala Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta:
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ghalia Indonesia
Offset Nasution,S (1996). Psikologi Pendidikan. Ja-
Amable.(1983).Creativity In Context. West- karta: PT.Bumi Aksara
view Pres Renzulli, J.S. (1977). The Enrichment Triad
Champion, D.J. (1981). Basic Statistic For Model: A Guide for Developing Defen-
Social Research. New York: Library of sible Programs for the Gifted and Tale-
Congress Cataloging In Publikcatio nted. Connecticut: Creative Learning Pr
Chaplin, J.P. (1997). Dictionary Psuchology. Riduan Drs. M.B.A.. (2005). Skala Pengu-
New York: Dell Pub, Co Inc. kuran Variabel-variabel Penelitian.
Cropley, A.J. (1967). Creativity, Edited by P.E Bandung: Alfabeta
Vernon.Penguin Education Rogers C.R., (1959). Creativity, ch.13,
Freidenberg, L. (1995). Psychological Testing Selected Reading, Edited by P.E. Ver-
Design, Analisis, and Use. Massa- non, Penguin Education
chussest: A Simon & Schuster Company Rhodes (1961).A Decentered Theory of
Guilford, J.P. (1950). Intelegence, Creativity Governence.New York
and Their Educational Implication. Ca- Sarwono, Sarlito Wirawan Prof. Dr. (2002).
lifornia: Robert R. Knapp Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT.
_________,(1967).Statistic In Psychology & Raja Grafindo Persada
Education.Elexmedia Komputido Siegel, S. (1992). Statistik Nonparametrik
Gary. (1980). Cristian Counseling : A Com- Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT
prehensif Guide.Word Publishing Gramedia Pustaka Utama
287
Hubungan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa (Dindin Komarudin)

Syamsudin, A.(1981). Psikologi Pendidikan. man dan Menyenangkan. Jakarta: Gra-


Bandung: Remaja Rosda karya sindo
Sudjana, (2001). Metoda Statistika. Bandung: Wallach, M.A. (1973). Creativity, ch. 19,
PT. Tarsito Selected reading, Edited by P.E. Vernon.
Surya, M. (1979). Psikologi pembelajaran dan Penguin Education
Pengajaran. Bandung: Surya pustaka Wingkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran.
Supriadi, D. (1994). Kreatifitas, Kebudayaan Jakarta: Grasindo
dan Perkembangan Iptek. Bandung: Winardi. (1973). Kreatifitas dan tehnik-tehnik
Alfabeta pemikiran kreatif. Jakarta: Citra Aditya
Schaeffer, C. (1971). A Common Word Bet- Bakti
ween Us and You. Penguin Education Williams. (1975). Culture And Sociaty. Elex-
Thalib, M. (2001). Seni dan Sikap Islami media Komputindo
Mendidik Anak. Bandung: IBS Witherrington. (1959). Education Pschological.
Treffinger. (1980). Membiasakan Belajar Nya- Penguin Educational
.

288

Anda mungkin juga menyukai