Anda di halaman 1dari 9

MEMPERTAHANKAN KETAHANAN NASIONAL MELALUI PERJUANGAN

GENERASI MUDA

1. PENDAHULUAN

Bela Negara dalam arti luas tidak hanya dalam menghadapi ancaman militer tetapi juga
non militer, di era globalisasi dan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bentuk ancaman sangat variative dan kompleks, hanya bangsa yang mempunyai
keunggulan kompetitif yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan tersebut
Penanaman kesadaran bela negara terhadap setiap warga negera terutama generasi
milenial sebagai pewaris dan penerus kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara
sangat penting agar mampu mempertahankan negara dari ancaman dari dalam dandari
luar militer maupun non militer. Hak dan kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya
perthanan keamanan nasional diatur dalam UUD 1945 (pasal 27 dan pasal 30 ayat (1)),
upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan setiap warga negara secara
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan UUD
1945 demi keutuhan dan kemajuan NKRI.Dalam perkembangan ilmu, aturan
perkembengan zaman ini mengalami kemajuan yang sangat cepat seiringing dengan
majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.. sehingga beberapa ahli hukum tersebut perlu
menempatkan ilmunya sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman saat ini.. Tetapi
para ilmuan hukum mesti akan tetap mempertahankan ciri khas aslinya sesuai dengan
ilmu yang mereka pelajari..

Kemudian Ilmu hukum juga sebaga ilmu yang dapat berdiri sendiri dan mampu untuk
bertindak mandiri atas konsep hukum ysng murni dan menghasilkan kaidah yang sesuai
dengan perkembangan sosial terkini.. Oleh karena itu, Fiqih harus mampu beranjak dari
konsep keilmuan dasar menuju fiqih murni.. Sangat penting untuk mengembangkan
kriteria yang memungkinkan siswa untuk mempertahankan tanggung jawab mereka
sebagai warga negara, karena banyak remaja saat ini melakukan perilaku negatif seperti
berbicara kasar, berbohong dan berkelahi.. Mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai
yang baik dapat meningkatkan tingkat keberhasilan akademik melalui pembentukan
karakter siswa.. Tujuan pengembangan kepribadian adalah membentuk karakter, yaitu
tujuan menjaga hubungan baik dengan orang lain, dengan alam bahkan dengan diri
sendiri.. Kedewasaan dan memiliki nilai-nilai kepribadian merupakan jiwa dari
pendidikan.. Pendidikan sendiri merupakan suatu proses membimbing dan
merencanakan pembelajaran agar peserta didik dapat menjadi anak yang mandiri,
bertanggung jawab, dan mandiri.. Sistem pendidikan yang ada di Indonesia selama ini
hanya berfokus pada pengembangan keterampilan akademis dan pencapaian nilai ujian
yang tinggi, sehingga banyak siswa yang tampak cerdas namun terbelakang.. seperti
rendahnya motivasi, kurang berprestasi, kurang percaya diri, kurang kemampuan
berkomunikasi, kurang berani mengambil keputusan sendiri, sehingga selalu
mengandalkan orang lain.. Pendidikan adalah bimbingan dan pembelajaran terencana
yang membantu seseorang berkembang dan menjadi sehat jasmani dan rohani, menjadi
percaya diri, bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan secara sadar,
mandiri, sehat dan beretika..

Kita harus mendidik dan mengembangkan manusia yang berakhlak mulia dan berakhlak
mulia.. Negara Indonesia tidak hanya menekankan pentingnya pendidikan, namun juga
menunjukkan dapat menghidupkan kembali konsep pendidikan melalui promosi,
penelitian dan penguatan sumber daya manusia yang berkualitas, berkelanjutan dan
industri yang setara.. Informasi tersebut dikatakan bahwa proses pendidikan di
Indonesia belum terwujud dan peserta didik belum sepenuhnya memahami dan
memahami sehingga koordinasi sosial menjelaskan tujuan pendidikan nasional,
khususnya kebijakan pendidikan pendidikan nasional.. Kantor (Kemkokesran) 2010.
2. KAJIAN PUSTAKA

Generasi Milenial

Generasi Milenial menjadi topik yang sangat menarik untuk diteliti, saat ini banyak
mendapat perhatian dan penelitian dari banyak ahli di seluruh dunia untuk mengungkap
apa saja yang berkaitan dengan generasi Milenial, apa dan siapakah generasi Milenial
itu?? Milenial (juga dikenal sebagai Milenial atau Generasi Y) adalah kelompok
demografis (kohort) setelah Generasi X.. Para ilmuwan sosial sering mengelompokkan
generasi yang lahir antara tahun 1980 dan 2000 sebagai Generasi Milenial.. Jadi bisa
dikatakan generasi Milenial adalah generasi muda masa kini, yang saat ini berusia
antara 15 hingga 34 tahun, jumlah penduduknya saat ini sangat besar yaitu mencapai
34,45%, di tangan generasi inilah masa depan negara.. Oleh karena itu, penanaman nilai
bela Tanah Air menjadi sebuah keniscayaan, demi kelangsungan keutuhan dan kejayaan
bangsa dan Negara.. Generasi milenial tidak merasakan secara langsung perjuangan
sengit para pendahulunya dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.. Generasi
milenial hidup di zaman dimana segala sesuatu serba instan dan menghadapi tantangan
yang kompleks.. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi sikap dan perilaku setiap orang,
begitu pula untuk menjaga Tanah Air, perlu dilakukan penanaman pertahanan Tanah
Air secara drastis dan sistematis, dengan metode yang tepat dan sesuai untuk generasi
milenial.. Perbedaan konteks dan cara pandang antara generasi tua dan generasi milenial
mengenai pertahanan akan mempengaruhi implementasi pertahanan.. Hal ini harus
didekati dengan bijak.. Poin pentingnya sama: semua warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk melindungi Negara.. Status..

Peran guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan generasi muda
saat ini, karena generasi muda saat ini memerlukan pendidikan yang baik untuk
mempersiapkan peserta didik di masa depan.. Guru mempunyai tanggung jawab yang
besar untuk selalu memberikan ilmu dan manfaat kepada peserta didik, seperti yang
dilakukan dalam nilai-nilai Pancasila.. Siswa harus mampu menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam praktik dan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.. Oleh
karena itu, diperlukan penilaian pendidikan yang memegang peranan penting dalam
proses pendidikan, yang tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.. Namun evaluasi program perlu dilakukan
secara sistematis, sesuai dengan konsep dasar evaluasi program, agar hasil evaluasi
program sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas pelaku program, pendidikan, dan
masyarakat pada umumnya.. Program dianalisis secara keseluruhan untuk mencapai
tujuan yang maksimal.. Memahami dasar-dasar evaluasi program dapat membantu
perancang program merancang evaluasi program yang konsisten dengan penelitian
teoritis yang relevan.. Kegiatan ini mengeksplorasi dasar-dasar penilaian sebagai
bagian penting dari kurikulum dan bersifat interaktif.. Hal ini tentunya harus
diperhatikan dalam merencanakan dan mempersiapkan penilaian kurikulum yang erat
kaitannya dengan sejarah perkembangan penilaian kurikulum, peranan penilaian
kurikulum dan tujuannya model penilaian.
3. PEMBAHASAN

Pertahanan Negara

Landasan hukum pertahanan dan keamanan negara dalam keputusan MPR yang masih
berlaku sampai sekarang adalah Ketetapan MPR Nomor 1 VI Tahun 2000 tentang
Pemisahan TNI dan Pasal 2 POLRI Ayat 1 dan 2 yang isinya sebagai berikut : berikut:

a.. Pasal 2 ayat (1) “Tentara Nasional Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam
pertahanan negara”

b.. Pasal 2 ayat (2) “Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah lembaga negara yang
peranannya memelihara keamanan”

Dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.. Undang-


Undang Nomor 3 Tahun 2002 merupakan undang-undang yang mengatur tentang
kegiatan dalam rumah tangga.. Pertahanan Negara ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8
Juli 2002 oleh Presiden Megawati Soekarno Putri atas nama pemerintah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terdiri dari 9 (sembilan) bab dan 29 (dua puluh
sembilan) pasal.

Kemudian Ilmu hukum juga sebaga ilmu yang dapat berdiri sendiri dan mampu untuk
bertindak mandiri atas konsep hukum ysng murni dan menghasilkan kaidah yang sesuai
dengan perkembangan sosial terkini.. Oleh karena itu, Fiqih harus mampu beranjak dari
konsep keilmuan dasar menuju fiqih murni. Sangat penting untuk mengembangkan
kriteria yang memungkinkan siswa untuk mempertahankan tanggung jawab mereka
sebagai warga negara, karena banyak remaja saat ini melakukan perilaku negatif seperti
berbicara kasar, berbohong dan berkelahi.. Mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai
yang baik dapat meningkatkan tingkat keberhasilan akademik melalui pembentukan
karakter siswa.. Tujuan pengembangan kepribadian adalah membentuk karakter, yaitu
tujuan menjaga hubungan baik dengan orang lain, dengan alam bahkan dengan diri
sendiri.. Kedewasaan dan memiliki nilai-nilai kepribadian merupakan jiwa dari
pendidikan.. Pendidikan sendiri merupakan suatu proses membimbing dan
merencanakan pembelajaran agar peserta didik dapat menjadi anak yang mandiri,
bertanggung jawab, dan mandiri.. Sistem pendidikan yang ada di Indonesia selama ini
hanya berfokus pada pengembangan keterampilan akademis dan pencapaian nilai ujian
yang tinggi, sehingga banyak siswa yang tampak cerdas namun terbelakang.. seperti
rendahnya motivasi, kurang berprestasi, kurang percaya diri, kurang kemampuan
berkomunikasi, kurang berani mengambil keputusan sendiri, sehingga selalu
mengandalkan orang lain.. Pendidikan adalah bimbingan dan pembelajaran terencana
yang membantu seseorang berkembang dan menjadi sehat jasmani dan rohani, menjadi
percaya diri, bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan secara sadar,
mandiri, sehat dan beretika.

Peran guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan generasi muda pada masa
sekarang karena generasi muda sekarang perlu adanya didikan yang baik untuk melatih
kesiapan siswa di masa depan, guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk
senantiasa memberikan ilmu dan manfaat bagi siswa seperti yang telah diamalkan
dalam nilai-nilai pancasila. Seorang siswa harus mampu untuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan juga dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
perlu adanya Evaluasi pendidikan memegang peranan penting dalam proses pendidikan,
yang tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan peserta didik menuju
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi, berkenaan dengan evaluasi
kurikulum, harus dilakukan secara sistematis sesuai dengan konsep dasar evaluasi
kurikulum, agar hasil evaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
pelaku pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Kurikulum dianalisis secara holistik
untuk mencapai tujuan yang maksimal. Memahami dasar-dasar penilaian kurikulum
dapat membantu pengembang kurikulum merancang penilaian kurikulum yang
konsisten dengan kajian teoritis yang relevan. Kegiatan tersebut menggali dasar-dasar
pembuatan penilaian sebagai bagian penting dari kurikulum dan bersifat interaktif. Hal
ini tentunya harus diperhatikan dalam perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum,
yang terkait dengan sejarah perkembangan evaluasi kurikulum, peranan evaluasi
kurikulum, tujuan evaluasi kurikulum, pendekatan evaluasi kurikulum dan model-model
evaluasi kurikulum.

Berdasarkan uraian di atas, penulis membahas tentang manajemen evaluasi kurikulum


sehingga menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan dan pelaku dunia pendidikan
untuk dapat memaksimalkan kinerjanya, mengevaluasi dan mencapai tujuan organisasi
secara efektif.. Undang-Undang Republik Indonesia No.. Pasal 20 Tahun 2003
mengatur bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan kesepakatan mengenai
tujuan, isi, bahan pembelajaran serta cara pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, tujuan pendidikan tertentu..
Menurut Taba (1962), kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran yang mencakup
banyak unsur, yaitu.. mempunyai tujuan, isi, organisasi isi umum dan khusus, model
belajar mengajar serta penilaian hasil belajar yang tertera pada hasil. Tujuan
penyusunan program adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dengan
memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional dan
pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi,
seni dan budaya.
4. PENUTUP

Simpulan

Masa depan nusa dan negara ada di tangan generasi milenial, generasi tua harus lebih
memberikan kesempatan dan kepercayaan diri kepada generasi milenial agar mampu
berinovasi dan lebih kreatif demi kemajuan bangsa dan negara, millennium. Generasi
ini hidup di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat mempengaruhinya secara langsung maupun tidak langsung,
sedangkan generasi millenial belum secara langsung merasakan pahitnya perjuangan
dan mempertahankan kemerdekaan, sehingga tentunya ada merupakan kesenjangan
Pemahaman bela negara oleh karena itu kesenjangan tersebut harus diisi, agar semangat
bela negara generasi milenial tetap sejalan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang bermarkas di Pancasila. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.. Melindungi Negara merupakan hak dan tanggung jawab setiap warga negara, sesuai
Pasal 33 UUD 1945..

2.. Generasi milenial tidak merasakan langsung sejarah bangsa.. perjuangan merebut
dan mempertahankan kemerdekaan

3.. Tantangan yang dihadapi generasi milenial di era globalisasi sangat beragam dan
kompleks..

Saran

Generasi milenial mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pertahanan
negara, mengingat pertahanan negara adalah perwujudan dari pertahanan negara, sesuai
dengan situasi dan kondisi serta bentuk yang sebenarnya.. dari ancaman-ancaman yang
dihadapi, karena ancaman yang ada saat ini tidak hanya berupa ancaman militer/materiil
saja, namun juga ancaman non-fisik, yaitu militer/non-materiil, seperti; persaingan
global, perdagangan bebas, lemahnya sumber daya manusia, sosial budaya, pluralisme,
intoleransi, nasionalisme, cepatnya peredaran informasi, semua permasalahan harus
diselesaikan dengan hati-hati dan bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Kolonel Inf Sammy Ferrijana, Dr. Basseng, M.Ed, Triatmojo Sejati, ST, SH, M.SiMODUL
WAWASAN KEBANGSAAN DANNILAI-NILAI DASAR BELA NEGARA,
https://kepri.kemenkumham.go.id/attachments/article/2595/Modul%201.pdf

Alisjahbana, ST. 1978. Kalah dan Menang: Fajar Menyingsing di Bawah Mega Mendung
Patahnya Pedang Samurai. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Asshiddiqie, J. dkk. 2008. Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, Buku VIII dan IX, Jakarta Setjen MKRI.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal


Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia, 2016, ISBN 978-602-6470-02-7, https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-
PendidikanKewarganegaraan.pdf

MODUL PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN BELA NEGARA, KEMENTERIAN


PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK
INDONESIA, 2018, https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/71649-modul-_bela-
negara.pdf

Jurnal :

Risa Rizki Utami, MEMIKIRKAN KEMBALI NASIONALISME: PENDEKATAN


INOVATIF UNTUK MEMPERKOKOH IDENTITAS DAN PERSATUAN, Journal of
Humanities and Civic Education Vol. 1, No. 1, July (2023)

Anda mungkin juga menyukai