Anda di halaman 1dari 122

SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM CETAK PADA


AUTOMATIC PAPER RECYCLE MACHINE

Disusun Sebagai Syarat untuk Kelulusan pada


Program Studi Strata 1 Teknik Mesin

Oleh :
Aris Purwadi
NIM :1921201047

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PERANCANGAN SISTEM CETAK PADA


AUTOMATIC PAPER RECYCLE MACHINE

Disusun Oleh :

Aris Purwadi
NIM : 1921201047

Menyetujui,
Tangerang, 08 September 2023

Ketua Program Studi Pembimbing


Te knik Mesin

Dr. Yafid Effendi, ST., MT Rofiroh., S.Pd., M.Si


NIDN. 0411098302 NIDN. 0428109002
LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN SISTEM CETAK PADA


AUTOMATIC PAPER RECYCLE MACHINE

Disusun Sebagai Syarat untuk Kelulusan pada Program Studi


Strata 1 Teknik Mesin

Nama : Aris Purwadi


NIM : 19.21.201.047
Prodi : Teknik Mesin

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


dan dinyatakan lulus pada Sidang Skripsi
Jurusan Teknik Mesin
Pada : 10 September 2023

Pembimbing : Rofiroh., S.pd., M.Si

Penguji 1 : Jamaludin., ST., MT

Penguji 2 : Drs.H.Syamsul Bahri., M.Si

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Teknik Teknik Mesin

Rohmat Taufiq, ST., M.Kom Dr. Yafid Effendi, ST., MT


NIDN. 0419038004 NIDN. 0411098302
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN HASIL

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, Laporan Skripsi ini adalah Asli dan belum pernah diajukan
di Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan ketentuan Program Studi
di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Tangerang, 07 September 2023


Yang membuat pernyataan

Aris Purwadi
ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan zaman dan pertambahan penduduk,


kompleksnya kebutuhan hidup manusia terhadap kertas semakin meningkat,
sementara jumlah timbunan sampah kertas juga semakin meningkat. Menurut data
Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) tahun 2020, setiap tahunnya Indonesia
telah menghasilkan sampah sebanyak 34,5 ton dan 12% dari jumlah sampah
tersebut adalah kertas (Defitri, 2022). Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu
adanya solusi, salah satunya dengan memanfaatkan sampah kertas atau daur ulang.

Melihat kondisi yang demikian, pembuatan mesin daur ulang kertas menjadi
gagasan menarik bagi penulis karena selama ini daur ulang kertas masih
menggunakan teknologi konvensional. Oleh karena itu penulis merencanakan
pengembangan teknologi daur ulang kertas menggunakan sistem automatisasi,
Untuk memulai produksi daur ulang sampah kertas dibutuhkan rangkaian mesin
khusus yang terprogram dan tersinkronisasi, yang mana mesin ini terdiri dari
beberapa sistem, salah satu contohnya yaitu sistem cetak.

Sistem cetak mesin daur ulang kertas sendiri merupakan serangkaian alat
untuk melakukan tahap pengolahan seperti proses pencetakan dan pemerasan.
Merancang Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine dibutuhkan
analisa perhitungan untuk menghasilkan kertas yang layak pakai. Setelah proses
analisa selesai, diketahui bahwa tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan
kertas yang layak pakai pada rancang bangun Automatic Paper Recycle Machine
adalah 15.618 N/m².

Kata Kunci : Sampah Kertas, Daur Ulang, Rancang Bangun, Sistem Cetak.
ABSTRACT

Along with the times and population growth, the complexity of human needs
for paper is increasing, while the amount of paper waste is also increasing.
According to data from the Ministry of Environment (KLHK) for 2020, every year
Indonesia produces 34.5 tons of waste and 12% of this waste is paper (Defitri,
2022). To overcome these problems a solution is needed, one of which is by utilizing
paper waste or recycling.
Seeing these conditions, making a paper recycling machine is an interesting
idea for the author because so far paper recycling still uses conventional
technology. Therefore, the authors plan to develop paper recycling technology
using an automation system. To start the production of recycled paper waste, a
series of specially programmed and synchronized machines is needed, which
consists of several systems, one example of which is the molding system.
The paper recycling machine molding system itself is a series of tools to
carry out processing stages such as printing and squeezing processes. Designing
Printing Systemspada Automatic Paper Recycle Machine calculation analysis is
needed to produce paper that is suitable for use. After the analysis process is
complete, it is known that the pressure needed to produce paper that is suitable for
use in engineering Automatic Paper Recycle Machine is 15.618 N/m².

Keywords: Paper Waste, Recycling, Engineering, Molding System.


KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena hanya atas

rahmat dan hidayah–nya Skripsi ini dapat tersusun hingga selesai. Skripsi ini

merupakan hasil penelitian di Universitas Muhammadiyah Tangerang yang

membahas tentang Perancangan Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle

Machine, untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

Dalam melakukan Kerja Praktek dan menyusun Laporan ini, penyusun telah

melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penyusun

sampaikan kepada :

1. Dr. H. Achmad Badawi, S.Pd., SE., MM. selaku Rektor Univesitas

Muhammadiyah Tangerang.

2. Rohmat Taufiq, ST., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

3. Drs. Ir. Sumardi Sadi, ST., MT, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik

Univesitas Muhammadiyah Tangerang.

4. Tina Hernawati, ST., MT, selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

5. Dr. Yafid Effendi, ST., MT, selaku Kaprodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Univesitas Muhammadiyah Tangerang.

6. Ali Rosyidin, MM., MT, selaku Sekprodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Univesitas Muhammadiyah Tangerang.

i
7. Rofiroh., S.pd., M.Si, selaku dosen pembimbing Skripsi sekaligus dosen

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang.

8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan

dukungan moral serta motivasi yang luar biasa pada penulis selama

melaksanakan Kerja Praktek.

9. Seluruh rekan mahasiswa Teknik Mesin khususnya rekan-rekan kelompok

rancang bangun alat yang selalu mendukung penulis dalam melaksanakan

penulisan Skripsi.

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca guna menyempurnakan laporan skripsi di masa akan datang. Akhir

kata semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat di kemudian hari.

Tangerang, 07 September 2023

Aris Purwadi

ii
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Surat Pernyataan Keaslian Hasil
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................5

1.4 Batasan Masalah ...........................................................................................6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................................6

1.5.1 Tujuan Penulisan ..................................................................................6

1.5.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................6

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................7

1.7 Rencana Kegiatan .........................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan .................................................................................................9

2.1.1 Tujuan Perancangan ............................................................................11

2.1.2 Perakitan ..............................................................................................11

2.1.3 Desain Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine ..........12

2.2 Sistem Cetak Atau Molding .......................................................................20

2.2.1 Fungsi Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine...........20

iii
2.2.2 Bahan Material Sistem Cetak ..............................................................21

2.2.3 Metode Pembuatan Sistem Cetak........................................................23

2.2.4 Rumus Perhitungan Sistem Cetak .......................................................31

2.3 Jenis Jenis Sistem Cetak .............................................................................33

2.3.1 Injection Moulding ..............................................................................33

2.3.2 Compression Moulding .......................................................................36

2.3.3 Blow Moulding ....................................................................................38

2.4 Daur Ulang Kertas ......................................................................................42

2.4.1 Pulp ......................................................................................................43

2.4.2 Kertas ...................................................................................................44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .......................................................................................46

3.1.1 Metode Study Lapangan ......................................................................46

3.1.2 Metode Interview.................................................................................46

3.1.3 Metode Study Literatur .......................................................................46

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................47

3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................................47

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................47

3.3 Tahap Pengembangan Alat.........................................................................48

3.3.1 Pengembangan Ide dari Prototype Alat Sebelumnya ..........................48

3.3.2 Proses Pengembangan Ide ...................................................................49

iv
3.3.3 Perubahan Design ................................................................................51

3.3.4 Perubahan Planning Material dan Planning Penyatuan Material .......55

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ..........................................................................56

3.4.1 Alat Penelitian .....................................................................................56

3.4.2 Bahan Penelitian ..................................................................................59

3.5 Proses Pembuatan Alat ...............................................................................60

3.6 Diagram Air ................................................................................................69

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Design dan Assembly Sistem Cetak Automatic Paper Recycle Machine ...70

4.1.1 Perancangan Sistem Cetak ..................................................................71

4.1.2 Perakitan Sistem Cetak .......................................................................77

4.1.3 Cara Kerja Sistem Cetak .....................................................................83

4.2 Analisis Perhitungan ..................................................................................87

4.2.1 Analisis Sistem Cetak..........................................................................87

4.3 Pengujian Pencetakan .................................................................................92

4.3.1 Tahap Pengujian ..................................................................................92

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...............................................................................................100

5.2 Saran .........................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................102

LAMPIRAN LAMPIRAN .................................................................................102

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tahapan Desain Perancangan Menurut Morris Asimow ....................9


Gambar 2. 2 Desain 2d Sistem Cetak Automatic Paper Recycle Machin ............14
Gambar 2. 3 Contoh Hasil Render Menggunakan AutoCAD ................................15
Gambar 2. 4 Desain 3D Sistem Cetak Automatic Paper Recycle Machine. ..........19
Gambar 2. 5 Plat Besi SPCC 2 mm .......................................................................21
Gambar 2. 6 Sekrup................................................................................................22
Gambar 2. 7 Proses Cutting Plat Manual Menggunakan Gerinda .........................23
Gambar 2. 8 Bending Manual ................................................................................25
Gambar 2. 9 Bending Manual ................................................................................25
Gambar 2. 10 Ilustrasi Bending Ram .....................................................................26
Gambar 2. 11 Ilustrasi Roll Bending (Sumber : Ilustrasi Roll Bending, ...............26
Gambar 2. 12 Ilustrasi Bending Rotary Draw ........................................................27
Gambar 2. 13 Proses Pengelasan Dengan Las Listrik............................................28
Gambar 2. 14 Ilustrasi Shielded Metal Arc Welding .............................................29
Gambar 2. 15 Ilustrasi Gas Metal Arc Welding ( GMAW ) ..................................30
Gambar 2. 16 Ilustrasi Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) ...............................31
Gambar 2. 17 Ilustrasi Injection Molding ..............................................................34
Gambar 2. 18 Ilustrasi Compression Moulding .....................................................36
Gambar 2. 19 Ilustrasi Blow Moulding .................................................................39
Gambar 2. 20 Ilustrasi Daur Ulang Kertas .............................................................43

Gambar 3. 1 Tempat Penelitian..............................................................................47


Gambar 3. 2 Desain Paper Recycle Automation Prototype ...................................49
Gambar 3. 3 Tahap Pengembangan Ide .................................................................50
Gambar 3. 4 Tahap Pengembangan Ide Bagian ke-2 .............................................50
Gambar 3. 5 Tahap Pengajuan Proposal ................................................................50
Gambar 3. 6 Tampilan Design Sebelumnya (tampak body) ..................................52
Gambar 3. 7 Tampilan Design Sebelumnya (tampak dalam) ................................52
Gambar 3. 8 Tampilan Design Sebelumnya (tampak samping) ............................52
Gambar 3. 9 Perubahan pada Tabung Penghancur ................................................53
Gambar 3. 10 Perubahan pada Tabung Penghancur (tampak dekat) .....................53
Gambar 3. 11 Perubahan pada Kipas Pengering ....................................................53
Gambar 3. 12 Perubahan pada Kipas Pengering ....................................................54
Gambar 3. 13 Perubahan pada Bagian Cutting ......................................................54
Gambar 3. 14 Perubahan pada Bagian Cutting (tampak lebih dekat) ....................54
Gambar 3. 15 Las Listrik dan Perlengkapan Las ...................................................57
Gambar 3. 16 Gerinda Tangan dan Mata Gerinda .................................................57
Gambar 3. 17 Bor Listrik .......................................................................................58
Gambar 3. 18 Jangka Sorong (vernier caliper) ......................................................58
Gambar 3. 19 Meteran............................................................................................58
Gambar 3. 20 Penggaris .........................................................................................59
Gambar 3. 21 Besi Plat Spcc 2 mm........................................................................59
Gambar 3. 22 Screw (baut) ....................................................................................60
Gambar 3. 23 Dokumentasi Pembelian Material ...................................................61
Gambar 3. 24 Proses Mal .......................................................................................61

vi
Gambar 3. 25 Pembersihan Tempat Pelaksanaan Perakitan Alat ..........................62
Gambar 3. 26 Dokumentasi Pemotongan Alat .......................................................63
Gambar 3. 27 Dokumentasi Pemotongan Alat .......................................................63
Gambar 3. 28 Dokumentasi Hasil Proses Pemotongan ..........................................64
Gambar 3. 29 Proses Bending Manual ...................................................................64
Gambar 3. 30 Proses Bending Manual ...................................................................64
Gambar 3. 31 Dokumentasi Proses Pengelasan dan Bending Manual...................65
Gambar 3. 32 Proses Pengelasan ...........................................................................65
Gambar 3. 33 Proses Pengelasan ...........................................................................66
Gambar 3. 34 Proses mal sistem cetak ...................................................................66
Gambar 3. 35 Proses pemotongan sistem cetak .....................................................67
Gambar 3. 36 Proses bending sistem cetak ............................................................67
Gambar 3. 37 Proses pengelasan sistem cetak .......................................................68
Gambar 3. 38 Proses finishing sistem cetak...........................................................68
Gambar 3. 39 Diagram Air.....................................................................................69

Gambar 4. 1 Desain 2 dimensi tampak secara menyeluruh ...................................71


Gambar 4. 2 Desain 2 dimensi top plate pressure tampak dari pandangan atas ....72
Gambar 4. 3 Desain 2 dimensi molding plate tampak dari pandangan atas ..........73
Gambar 4. 4 Desain 2 dimensi molding plate tampak dari pandangan samping ...74
Gambar 4. 5 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan depan ..............................76
Gambar 4. 6 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan samping ..........................76
Gambar 4. 7 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan atas .................................76
Gambar 4. 8 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan belakang .........................77
Gambar 4. 9 Langkah perakitan molding plate dan spring ....................................78
Gambar 4. 10 Langkah perakitan molding plate dan spring ..................................78
Gambar 4. 11 Langkah pemasangan pressure plate ...............................................78
Gambar 4. 12 Langkah pemasangan pressure plate ...............................................79
Gambar 4. 13 Langkah Screw ukuran M5 x 6 .......................................................79
Gambar 4. 14 Langkah Screw ukuran M5 x 6 .......................................................80
Gambar 4. 15 Langkah pemasangan pressure gear dan belt penggerak ................80
Gambar 4. 16 Langkah pemasangan pressure gear dan belt penggerak ................80
Gambar 4. 17 Pemasangan plat dudukan solenoid valve dan motor stepper .........81
Gambar 4. 18 Pemasangan plat dudukan solenoid valve dan motor stepper .........81
Gambar 4. 19 Pemasangan pipa saluran bubur kertas dan solenoid valve.............82
Gambar 4. 20 Pemasangan pipa saluran bubur kertas dan solenoid valve.............82
Gambar 4. 21 Pemasangan motor stepper ..............................................................83
Gambar 4. 22 Pemasangan motor stepper ..............................................................83
Gambar 4. 23 Langkah kerja sistem cetak .............................................................84
Gambar 4. 24 Langkah kerja sistem cetak .............................................................84
Gambar 4. 25 Langkah kerja sistem cetak .............................................................85
Gambar 4. 26 Langkah kerja sistem cetak .............................................................85
Gambar 4. 27 Langkah kerja sistem cetak .............................................................86
Gambar 4. 28 Langkah kerja sistem cetak .............................................................86
Gambar 4. 29 Langkah kerja sistem cetak .............................................................87
Gambar 4. 30 Keterangan sistem cetak ..................................................................88
Gambar 4. 31 Keterangan gambar sistem cetak .....................................................89
Gambar 4. 32 Ukuran sisi pressure gear ................................................................90

vii
Gambar 4. 33 Gaya tangensial pada pressure gear ................................................90
Gambar 4. 34 Pengujian tekan manual ..................................................................92
Gambar 4. 35 ,Pengukuran panjang hasil cetakan .................................................93
Gambar 4. 36 Pengukuran panjang hasil cetakan ..................................................93
Gambar 4. 37 Langkah pengamatan hasil cetak.....................................................94
Gambar 4. 38 Langkah pengamatan hasil cetak.....................................................94
Gambar 4. 39 Proses memasukan air kedalam tanki..............................................95
Gambar 4. 40 Proses memasukan kertas yang telah di robek kedalam tanki ........95
Gambar 4. 41 Memastikan fungsi sistem otomasi .................................................96
Gambar 4. 42 Proses pengancuran kertas menjadi bubur kertas ............................96
Gambar 4. 43 Posisi pressure gear masih dalam keadaan bebas............................97
Gambar 4. 44 Posisi pressure gear mulai berputar 180º ........................................97
Gambar 4. 45 Posisi pressure gear berputar 360º ..................................................97
Gambar 4. 46 Hasil pengepressan ..........................................................................98

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rencana Kegiatan ...................................................................................8


Tabel 4. 1 Komposisi Sampah di Kab.Tangerang ................................................. 71
Tabel 4. 2 Jenis, Sumber dan Produk Recycle Sampah Kertas ............................. 73
Tabel 4. 3 Garis gambar yang digunakan .............................................................. 79

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Jurnal Acuan .................................................................................104


Lampiran 1. 2 Jurnal Acuan .................................................................................105
Lampiran 1. 3 Kartu Bimbingan Skripsi ..............................................................106

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kertas merupakan benda tipis berbentuk lembaran yang berperan penting

dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ada berbagai macam jenis kertas,

diantaranya adalah kertas karton, kertas merang, kertas tisu, kertas hvs, dan lain

sebagainya. Kertas juga dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak

serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang

menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukannya kertas,

bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal

ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu,

kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai

pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau (Sudaryanto, 2010).

Seiring dengan perkembangan zaman dan pertambahan penduduk,

kompleksnya jenis kebutuhan hidup manusia terhadap kebutuhan kertas juga

semakin meningkat sementara jumlah lahan yang dapat ditanami pohon semakin

berkurang, Kebutuhan kertas bekas untuk industri kertas di Indonesia sekitar 6-7

juta ton per tahun, setengahnya sudah bisa dipasok dari dalam negeri sedangkan

sisanya masih impor, saat ini belum ada skema pengumpulan sampah kertas bekas

daur ulang serta pemilahan sampah kertas yang baik di Indonesia (Kemenperin,

2021)

1
2

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) tahun 2020, setiap

tahunnya Indonesia telah menghasilkan sampah sebanyak 34,5 ton dan 12% dari

jumlah sampah tersebut adalah kertas. Sementara itu, sebanyak 43% limbah kertas

masih belum terkelola (Defitri, 2022).

Lalu penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan

tahun telah menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara drastis.

Diperkirakan bahwa 57% deforestasi di negara Indonesia sebagian besar

disebabkan oleh perubahan lahan menjadi yang menjadi lahan perkebunan kelapa

sawit dan 20% lainnya bersumber dari pulp dan kertas (Ariana, 2017).

Kemudian penebangan pohon untuk industri pulp dan kertas menyebabkan

pencemaran udara yang signifikan. Proses ini melibatkan pembukaan lahan,

penebangan pohon, pengangkutan kayu, dan pengolahan kayu menjadi bubur kayu

yang akan digunakan dalam pembuatan pulp dan kertas, Menurut Iqair nilai indeks

kualitas udara (AQI) dan polusi udara di Indonesia senilai PM2.5 di tahun 2022

(Iqair, 2022).

Untuk mengatasi permasalahan kertas dari segi kebutuhan dan lingkungan

tersebut perlu adanya solusi. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu disikapi

dengan tindakan-tindakan yang bijak, salah satu solusinya yaitu bisa dengan

memanfaatkan sampah kertas atau daur ulang, yang mana daur ulang sampah kertas

ini dapat membantu untuk menyuplai kebutuhan kertas dalam ruang lingkup pusat

Pendidikan maupun Perkantoran, Serta diharapkan bisa mendukung keberlanjutan

lingkungan yang efektif dalam mengurangi limbah kertas terutama dimasyarakat

maupun di industri.
3

Melihat kondisi yang demikian, pembuatan mesin daur ulang kertas menjadi

gagasan menarik bagi penulis. Selama ini daur ulang kertas masih menggunakan

teknologi konvensional yang menggunakan human intelligence untuk

mengoperasikannya. Oleh karena itu penulis merencanakan pengembangan

teknologi daur ulang kertas menggunakan sistem automatisasi, yang mana

perancangan alat ini dapat diharapkan bisa mengurangi manufacturing lead time

dari proses daur ulang sampah kertas yang saat ini masih menggunakan tenaga

manusia, serta diharapkan perancangan alat ini bisa menjadi terobosan terbaru

dalam mengatasi penumpukan sampah kertas.

Pada prototype sebelumnya memiliki dimensi panjang 1500 mm, lebar 600

mm, dan tinggi 1600 mm. Dengan berat prototype ±65 kilogram, menggunakan dua

buah microcontroller untuk mengkoordinasi sistem sensor dan aktuator. Untuk

sistem aktuator-nya, prototype menggunakan dua buah motor dan blower, motor

pertama berfungsi untuk menggerakan crusher dan motor yang kedua berfungsi

untuk menggerakan presser (Santosa et al, 2017). Sedangkan alat yang sedang kami

rancang memiliki demensi panjang 1000 mm, lebar 404 mm dan tinggi 758 mm.

Menggunakan microcontroller arduino yang memiliki banyak kelebihan. Kami

mengembangkan design dengan tingkat kepadatan lebih dari prototype sebelumnya,

sehingga lebih efisien dari segi penggunaan bahan material dan berat alat lebih

ringan, di perkiraan berat alat yaitu ±100 kilogram. Alat yang kami rancang

menggunakan bahan material plat SPCC dengan tebal 2 mm, plat ini mempunyai

tingkat kelenturan yang tinggi sehingga mudah untuk dibentuk. Alat kami di

rancang untuk mengurangi manufacturing lead time dan manufacturing cost dengan

mengembangkan rancangan dari prototype sebelumnya.


4

Untuk memulai produksi daur ulang sampah kertas dibutuhkan rangkaian

mesin khusus yang terprogram dan tersinkronisasi, yang mana mesin ini terdiri dari

beberapa sistem, salah satu contohnya yaitu sistem cetak. Sistem cetak mesin daur

ulang kertas sendiri merupakan serangkaian alat untuk melakukan tahap

pengolahan seperti proses pencetakan dan pemerasan. Proses tersebut akan

mengubah bubur kertas yang banyak mengandung air menjadi kertas dengan tekstur

yang lebih kering dan berbentuk sesuai cetakan. Bubur kertas hasil pengadukan

pada tahap pertama akan jatuh ke dalam sebuah wadah. Wadah memiliki bentuk

persegi dengan lubang-lubang kecil untuk keluaran dari air hasil pemerasan. Proses

pencetakan dan pemerasan bekerja secara simultan menggunakan sebuah plat yang

berfungsi sebagai presser. Papan presser tersebut berjalan secara vertikal dengan

bantuan motor. Pada proses nya, presser akan menekan bubur kertas sehingga air

akan terperas dan jatuh melalui lubang pori-pori pada wadah cetakan. Proses

pemerasan dan pencetakan tidak hanya berjalan sekali melainkan berkali-kali

tergantung dari tekstur yang dihasilkan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Penulis tertarik untuk memilih

pembahasan mengenai Rancang Bangun Automatic Paper Recycle Machine.

Untuk memfokuskan pembahasan, pernulis hanya akan membahas salah satu topik

dari bagian mesin tersebut yaitu, Perancangan Sistem Cetak pada Automatic

Paper Recycle Machine.


5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka penulis

dapatmengidentifikasikan masalah-masalah yang akan dibahas pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Terdapatnya daur ulang kertas masih menggunakan teknologi konvensional.

2. Ditemukannya proses daur ulang kertas dengan cara konvensional

membutuhkan waktu yang cukup lama dan memerluakan biaya yang besar.

3. Kurangnya tekanan pada proses Pressing Pulp bubur kertas sehingga

komposisi yang diperlukan kurang sesuai untuk menghasilkan kertas yang

layak pakai.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini hanya didasari dengan permasalahan-

permasalahan yang ada, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimanakah design dan assembly sistem cetak pada Automatic Paper

Recycle Machine?

2. Bagaimana analisa perhitungan daya tekan sistem cetak pada saat proses

Pressing Pulp?

3. Bagaimanakah pengujian pencetakan sistem cetak pada Automatic Paper

Recycle Machine?
6

1.4 Batasan Masalah

Hanya membahas tentang Perancangan dan Sistem Cetak pada

Automatic Paper Recycle Machine.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengembangan alat Automatic Paper Recycle Machine.

2. Untuk mengetahui cara kerja sistem cetak pada Automatic Paper Recycle

Machine.

3. Untuk mengetahui perancangan sistem cetak Automatic Paper Recycle

Machine.

4. Untuk mengetahui berapa tekanan yang diperlukan untuk mengasilkan

komposisi kertas yang layak digunakan.

1.5.2 Tujuan Penulisan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah pengetahuan tentang pengembangan alat Automatic Paper

Recycle Machine.

2. Untuk menambah pengetahuan tentang sistem cetak yang digunakan pada

pengetahuan Automatic Paper Recycle Machine.

3. Dapat berguna bagi sekolah, perkantoran maupun UMKM agar dapat

memanfaatkan limbah kertas yang sudah tidak terpakai.


7

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan laporan Penelitian ini terbagi atas lima bab

yang dilengkapi dengan lampiran dan gambar. Uraian pembahasan dalam Penelitian

ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, sistematikapenulisan dan rencana kegiatan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang teori dasar atau acuan yang digunakan sepertibuku,

majalah, jurnal, paper, dan web sebagai petunjuk landasan pembahasan masalah

pada penyusunan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang deskripsi alat pengujian yang digunakan, metode

persiapan dan metode pengambilan data yang dilakukan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang berupa data, deskripsi data yang

diperoleh dari hasil penelitian serta analisanya dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil penulisan yang

telah di proses dari hasil penulisan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi tentang referensi-referensi yang digunakan dalam

penulisan Penelitian dan daftar pustaka ditulis secara berurutan dari A-Z.
8

LAMPIRAN LAMPIRAN

Lampiran-lampiran ini berisi tentang data-data pendukung yang digunakan untuk

penulisan Penelitian.

1.7 Rencana Kegiatan

Adapun rencana kegiatan penelitian terlihat pada tabel 1.1

Tabel 1. 1 Rencana Kegiatan

NO KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan Data

2 Asistensi Judul Skripsi

3 Asistensi Bab I

4 Asistensi Bab II

5 Asistensi Bab III

6 Asistensi Bab IV

7 Asistensi Bab V

8 Analisis Kebutuhan

9 Rancang Bangun

10 Uji Coba ( Testing)

12 Implementasi

13 Penulisan Akhir Laporan

14 Sidang

15 Akhir Revisi Laporan


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan

Merancang adalah merumuskan suatu konsep dan ide yang baru atau

memodifikasi konsep dan ide yang sudah ada dengan metoda yang baru dalam

usaha memenuhi kebutuhan manusia. Dalam perancangan terdapat beberapa tahap

yang harus dilakukan sebelum hasil dari rancangan dijadikan produk. Menurut

Morris Asimow tahap pertama adalah conceptual design dimana memerlukan

kreatifitas yang tinggi dan terdapat ketidakpastian yang luas. Tahap kedua adalah

embodiment design yang dimulai dengan pemilihan material, dimensi, geometri

serta kemungkinan terjadinya kegagalan. Tahap yang ketiga adalah detail desain di

sini memerlukan pemeriksaan dari perancangan sebelum proses manufaktur

(Asimow, 1962). Tahap desain tersebut seperti pada gambar tahap desain Morris

Asimow:

Gambar 2. 1 Tahapan Desain Perancangan Menurut Morris Asimow


(Sumber : Gambar Tahapan Desain Perancangan Menurut Morris Asimow,
Riset dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer Volume 2,
Number 2, diakses 02 Agustus 2023, 17:07 WIB)

9
10

Kemudian menurut (Scott, 1991) "konsep", merancang adalah "mengatur

segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu, dan

perancangan adalah "proses" cara pembuatan merancang.

Lalu menurut (Scott, 1991). Definisi mengenai perancangan system ialah:

"desain sistem yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa

yang mesti di selesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfirmasikan dari

kompenen-kompenen perangkat lunak dari perangkat kersa suatu system sehingga

setelah instalasi dari sistem akan benar memuaskan perancangan yang telah

ditetapkan pada akhir analisis sistem". Perancangan yang baik akan menghasilkan

produk unggulan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar dan oleh

karenanya perancangan yang baik membutuhkan input dan berbagai sisi dengan

melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Untuk menilai suatu hasil dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik

maka dari itu ada tiga unsur yang mendasari, yaitu :

1. Fungsional

Fungsi produk (production function), dalam proses perancangan merupakan

aspek yang sangat penting dan bersifat baku, seharusnya memahami berbagai

masalah yang berkaitan erat dengan fungsi yang dikehendaki ada pada suatu

produk, khususnya penggunaan oleh manusia.

2. Estetika

Estetika atau keindahan (aesthetic) merupakan faktor yang sangat penting

dalam suatu proses perancangan, seorang perancang sudah seharusnya

memahami yang berkaitan erat dengan keindahan atau estetika pada produk yang

ingin dibuat. Kemampuan untuk bisa menghasilkan suatu desain perancangan


11

dengan derajat estetika yang tinggi umumnya sangat dipengaruhi oleh kepekaan

(sense), perasaan (feeling), selera (taste), penghayatan serta kehalusan rasa

perencana dalam melakukan proses pengolahan rupa.

3. Ekonomi

Ekonomi (economy), merupakan aspek yang tergolong penting dalam

proses perancangan. Aspek ini, dalam proses perencanaan diklarifikasikan

berskalam prioritas relative tinggi. Bagaimana juga, perencanaan produk

berkaitan erat dengan aspek ekonomi, dalam hubungannya dengan suatu produk

yang hendak dibuat (Bram, 2008).

2.1.1 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan adalah untuk menjamin semua komponen memiliki

kinerja yang memuaskan dan dapat menahan tegangan dan deformasi yang

terjadi selama umur pakainya, sehingga harus memenuhi nilai keamanan

minimum yang disyaratkan dalam standar yang ada berdasarkan aturan-aturan

metode engineering. (Faraq, 1997) menyebutkan secara umum jenis kegagalan

mekanik yang biasa ditemui dalam praktek seperti yielding komponen matrial

dibawah beban statik sehingga terjadi, tekuk (buckling), creep, keausan (wear),

patah (fracture) dapat berupa patah akibat tegangan yang melebihi batas

kekakuan, patah lelah akibat beban fatigue, akibat beban impact, serta kegagalan

akibat kombinasi antara tegangan dan korosi.

2.1.2 Perakitan

1. Pengertian Perakitan

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa

bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi
12

tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang

dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna.

Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu

terhadap bagian yang lain atau pasangannya (Musarrofah, 2022)

2. Prinsip Perakitan

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari

pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses

pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama

atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang

buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan

merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur

lainnya, misalnya proses permesinan (frais, bubut, bor, dan gerinda) dan

pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja.

Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur

(Budiansyah, 2019).

2.1.3 Desain Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine

Pengertian desain menurut Ulrich & Eppinger (2008:190) berdasarkan

keterangan dari Industrial Designers Society of America (IDSA) adalah layanan

profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi

yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk dan sistem untuk saling

menguntungkan antara pengguna dan produsen. Berdasarkan pengertian diatas

maka dapat disimpulkan bahwa desain merupakan layanan yang berhubungan

dengan pembuatan konsep, spesifikasi dan analisis data yang mengoptimalkan

nilai dan fungsi produk untuk suatu projek tertentu yang saling menguntungkan
13

antara produsen dengan konsumen. Proses desain bukan hanya mengutamakan

bentuk dan fungsi dari produk akan tetapi bagaimana interaksi antara produk

dengan pengguna (dalam hal penggunaan).

Adapun aplikasi yang digunakan dalam perancangan Sistem Cetak pada

Automatic Paper Recycle menggunakan Autodesk Autocad untuk menggambar

2 dimensi dan SolidWorks untuk menggambar 3 dimensi.

2.1.3.1 Autodesk Autocad

AutoCAD adalah aplikasi desain CAD untuk menggambar 2 dimensi

maupun 3 dimensi. Perangkat lunak ini resmi dirilis pada bulan Desember

1982 oleh Autodesk, Inc, yaitu perusahaan multinasional yang bermarkas di

kota Mill Valley, California. AutoCAD merupakan aplikasi desktop yang

berjalan pada mikrokomputer dengan pengontrol grafis internal.

Program ini berjenis CAD (Computer-aided Design) yang dapat

membantu pembuatan, modifikasi, analisis, atau pengoptimalan desain.

Dengan software AutoCAD desainer akan lebih produktif, meningkatkan

kualitas desain, memudahkan komunikasi melalui dokumentasi, dan untuk

membuat database manufaktur dalam bentuk 2 dimensi (2D) maupun 3

dimensi (3D).

AutoCAD dapat mendesain rancangan kurva dan angka dalam ruang

dua dimensi (2D), sebuah kurva permukaan, dan desain solid dalam ruang

tiga dimensi (3D). Kebanyakan pengguna yang memanfaatkan program ini

adalah perusahaan manufaktur, desain interior, insinyur mesin, otomotif,

industri perkapalan, kedirgantaraan, arsitektur, prostetik dan masih banyak

lagi.
14

Dalam sistem elektronik desain CAD dikenal sebagai EDA (Electronic

Design Automation). Dalam desain mekanis dikenal sebagai MDA

(Mechanical Design Automation) atau CAD (Computer-aided Drafting) yang

meliputi proses pembuatan gambar teknis dengan perangkat lunak komputer.

Software ini juga memiliki interface yang ringan dengan pengoperasian yang

mudah, menjadikan AutoCAD sebagai software CAD paling populer di

kalangan designer seluruh dunia.

Gambar 2. 2 Desain 2 Dimensi Sistem Cetak


Automatic Paper Recycle Machine (Skala 1:4)

Keterangan Gambar:
1. Top Plate Pressure
2. Base Plate Pressure
3. Molding Plate - A
4. Molding Plate - B
5. M3 x 10mm bolt
6. M5 x 10mm bolt
15

A. Kelebihan AutoCAD

Beberapa kelebihan AutoCAD antara lain:

1. Bisa digunakan di semua bidang yang berhubungan dengan gambar

teknik.

Kelebihan lain dari AutoCAD adalah bisa kita gunakan di semua

bidang yang berhubungan dengan gambar teknik. Dalam dunia

manufaktur, AutoCAD bisa kita gunakan untuk membuat desain

komponen mesin produksi, komponen otomotif dan lain sebagainya.

Dalam dunia sipil, AutoCAD bisa kita gunakan untuk membuat desain

bangunan. Selain itu, AutoCAD juga bisa kita gunakan untuk membuat

desain-desain lain, seperti interior dan lain sebagainya.

2. Hasil render gambar sangat bagus.

Salah satu kelebihan AutoCAD yang paling digemari adalah hasil

render gambar yang sangat bagus dan hampir terlihat seperti nyata.

Sebagai contoh, lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2. 3 Contoh Hasil Render Menggunakan AutoCAD


(Sumber : Contoh Hasil Render Menggunakan AutoCAD,
www. tukanggambar3d..com diakses 02 Agustus 2023, 23:37 WIB)
16

3. Memiliki kepresisian yang sangat bagus

Kelebihan AutoCAD selanjutanya adalah kita bisa membuat desain

dengan kepresisian yang sangat tinggi menggunakan AutoCAD.

AutoCAD memiliki kepresisian sampai dengan 8 unit di belakang

koma. Sedangkan, untuk komponen otomotif saja, kepresisiannya

masih kisaran 3 angka di belakang koma. Jadi AutoCAD sangat mampu

kita gunakan untuk membuat desain dengan kepresisian tinggi.

4. Layar kerja sangat luas

Kelebihan selanjutnya adalah AutoCAD memiliki layar kerja yang

sangat luas. Jika kita zoom-out layar kerja AutoCAD, seperti tidak akan

ada batasannya. Kita bisa membuat desain sebesar apapun disana.

Jangankan desain bangunan, desain kota pun bisa kita kerjakan di dalam

satu layar kerja AutoCAD.

5. Banyak digunakan di dunia kerja

Kelebihan selanjutnya adalah banyak digunakan di dunia kerja.

Saking banyaknya, tidak jarang kemampuan mengoperasikan

AutoCAD menjadi salah satu syarat wajib untuk melamar pekerjaan,

khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan di bidang teknik.

B. Kekurangan AutoCAD

Diantara kelebihannya, AutoCAD sendiri memiliki

beberapa kekurangan, kekurangan nya antara lain:

1. Tidak bisa simulasi

AutoCAD hanya aplikasi CAD (Computer Aided Design), bukan


17

aplikasi CAM (Computer Aided Manufactur) dan bukan juga CAE

(Computer Aided Engineering). Artinya kita tidak bisa melakukan

simulasi gerakan part dan juga tidak bisa melakukan simulasi proses

permesinan menggunakan aplikasi ini.

2. Tidak ada Design Tree

AutoCAD tidak memiliki fitur design tree seperti halnya solidworks.

Design Tree ini memungkinkan kita untuk melihat urutan proses

menggambar. Selain itu, kita juga bisa mengedit properties dari langkah

manapun yang kita inginkan.

3. Tidak ada fitur smart dimension

Fitur dimension pada aplikasi AutoCAD berfungsi untuk

memberi keterangan dimensi saja, tidak bisa untuk mengubah dimensi

objek. Tidak seperti fitur smart dimension pada aplikasi SolidWorks,

yang bisa mengubah dimensi objek dengan mudah hanya dengan

menginput nilai yang kita inginkan.

2.1.3.2 SolidWorks

SolidWorks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh Dassaults

Systemes digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan part

permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D , untuk

merepresentasikan part sebelum real part nya dibuat atau tampilan 2D

(drawing) untuk gambar proses permesinan. SolidWorks diperkenalkan pada

tahun 1995 sebagai pesaing untuk program CAD seperti Pro/ Engineer, NX

Siemens, I-Deas, Unigraphics, Autodesk Inventor, Autodeks AutoCAD dan

Catia. dengan harga yang lebih murah. SolidWorks Corporation didirikan


18

pada tahun 1993 oleh Jon Hirschtick, dengan merekrut tim insinyur untuk

membangun sebuah perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak CAD

3D, dengan kantor pusatnya di Concord, Massachusetts, dan merilis produk

pertama, SolidWorks 95, pada tahun 1995. Pada tahun 1997 Dassault

Systèmes, yang terkenal dengan Catia CAD software, mengakuisisi

perusahaan dan sekarang ini memiliki 100% dari saham SoliWorks.

SolidWorks dipimpin oleh John McEleney dari tahun 2001 hingga Juli 2007,

dan sekarang dipimpin oleh Jeff Ray. Saat ini banyak industri manufaktur

yang sudah memakai software ini, menurut informasi Wiki, SolidWorks saat

ini digunakan oleh lebih dari 3/4 juta insinyur dan desainer di lebih dari

80.000 perusahaan di seluruh dunia. kalau dulu orang familiar dengan

AutoCAD untuk desain perancangan gambar teknik seperti yang penulis

alami tapi sekarang dengan mengenal SolidWorks maka AutoCAD sudah

jarang saya pakai. Tapi itu tentunya tergantung kebutuhan masing-masing.

Untuk permodelan pada industri pengecoran logam dalam hal

pembuatan pattern nya, program program 3D seperti ini sangat membantu

sebab akan memudahkan operator pattern untuk menterjemahkan gambar

menjadi pattern/model casting pengecoran logam dan tentunya akan

mengurangi kesalahan pembacaan gambar yang bisa mengakibatkan salah

bentuk. Untuk industri permesinan selain dihasilkan gambar kerja untuk

pengerjaan mesin manual juga hasil geometri dari SolidWorks ini bisa

langsung diproses lagi dengan CAM program semisal Mastercam, Solidcam,

Visualmill dan lain-lain.


19

Gambar 2. 4 Desain 3 Dimensi Sistem Cetak Automatic Paper Recycle Machine.

A. Kelebihan SolidWorks

Solidworks memiliki beberapa kelebihan yang tentunya akan

mempermudah pekerjaan yang kita lakukan, di antaranya:

1. User friendly (sangat mudah digunakan).

2. Referensi dan tutorial mudah dicari di internet.

3. Penggambaran (rendering) 3D sangat baik dan realistis.

4. Satu package cukup lengkap modulnya selain simulation, juga terdapat

piping, electrical, plastics, moulding.

5. Sangat aplikatif dan mudah untuk digabung dengan software analisis

yang lain.

6. Penggambaran detail drawing 2D, annotation, section, thickness, dan

3D

view yang cukup mudah secara otomatis dan dapat dilakukan tanpa

membuat lagi satu demi satu.

B. Kekurangan SolidWorks

Kelebihan Solidworks sudah disebutkan di atas, tentunya juga ada

kekurangan dari software Solidworks ini.


20

Kekurangan dari Solidworks, di antaranya:

1. Membutuhkan komputer berspesifikasi bagus dan memiliki performa

tinggi, terutama ketika melakukan simulasi dan render.

2. Dalam hal simulasi, masih disarankan untuk menggunakan ANsys atau

Catia yang memiliki peforma yang lebih tinggi karena performa dari

Solidworks ini tidak sebagus Catia atau ANsys.

3. Panjang garis maksimal yang bisa dibuat adalah 1000 m.

2.2 Sistem Cetak Atau Molding

Molding adalah suatu teknik manufaktur untuk membentuk bahan mentah

menggunakan sebuah cetakan atau rangka kaku yang disebut mold. Teknik ini

biasanya digunakan di berbagai industri untuk memproduksi suatu produk dengan

bentuk, ukuran, dan warna berbeda.

mold adalah alat cetak yang dapat diisi dengan material cair tertentu untuk

menghasilkan produk yang bentuk dan dimensinya mengikuti rongga alat cetak

tersebut. Material cair yang biasanya digunakan untuk mengisi mold antara lain

kaca, logam, plastik, dan pasir. Cairan tersebut nantinya akan mengeras sesuai

bentuk rongga di dalam mold (Suryo, 2022).

2.2.1 Fungsi Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine.

Sistem cetak mesin daur ulang kertas sendiri merupakan serangkaian alat

untuk melakukan tahap pengolahan seperti proses pencetakan dan pemerasan.

Proses tersebut akan mengubah bubur kertas yang banyak mengandung air

menjadi kertas dengan tekstur yang lebih kering dan berbentuk sesuai cetakan.

Bubur kertas hasil pengadukan pada tahap pertama akan jatuh ke dalam sebuah
21

wadah. Wadah memiliki bentuk persegi dengan lubang-lubang kecil untuk

keluaran dari air hasil pemerasan. Proses pencetakan dan pemerasan bekerja

secara simultan menggunakan sebuah plat yang berfungsi sebagai presser. Papan

presser tersebut berjalan secara vertikal dengan bantuan motor. Pada proses nya,

presser akan menekan bubur kertas sehingga air akan terperas dan jatuh melalui

lubang pori-pori pada wadah cetakan. Proses pemerasan dan pencetakan tidak

hanya berjalan sekali melainkan berkali-kali tergantung dari tekstur yang

dihasilkan.

2.2.2 Bahan Material Sistem Cetak

1. Besi Plat SPCC 2 mm

Besi Plat SPCC adalah plat yang berwarna abu-abu terang sehingga hampir

terlihat seperti plat warna putih, plat spcc mempunyai tingkat kelenturan yang

tinggi sangat lunak untuk dibentuk material ini besi plat ini digunakan untuk

alas meja atau dasar meja pada sistem cetak pada Automatic Paper Recycle

Machine , Ukuran yang digunakan 1220x2440 mm dengan tebal 2 mm untuk

bagian rangka body. Pada bagian dalam komponen alat ukuran yang digunakan

1000x1500 mm dengan tebal 2 mm.

Gambar 2. 5 Plat Besi SPCC 2 mm


(Sumber : Plat Besi SPCC 2mm,
www.bajaprima.com diakses 03 Agustus 2023, 12:06 WIB)
22

2. Sekrup

Sekrup adalah alat pengencang atau penyambung mekanis dengan

batang berulir yang dirancang untuk menjadi sambungan antara dua benda

atau lebih secara sekaligus. Sekrup biasanya dipasang di lubang berulir,

kecuali sekrup self-tapping yang membuat ulirnya sendiri. Tidak seperti

baut, sekrup tidak memerlukan mur karena sekrup dapat dipasang dengan

mengencangkannya ke dalam lubang menggunakan obeng yang sesuai

dengan kepalanya.

Sekrup umumnya berukuran lebih pendek dari lebar bahan yang

dipasangi sehingga sekrup tidak menonjol di sisi lain.Sama seperti baut,

sekrup memiliki ukuran, panjang, bahan, dan kegunaan yang berbeda-beda.

Selain itu, sekrup juga memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran kepala,

seperti pan, kancing, bulat, jamur, oval, bohlam, keju, laring, dan flensa.

Gambar 2. 6 Sekrup
(Sumber : Sekrup,
https://blog.tehniq.com diakses 03 Agustus 2023, 12:15 WIB)

Sekrup ini digunakan sebagai pengikat antar plat bagian sistem cetak,

baut yang di gunakan antara lain 4 baur sekrup ukuran M3 x 10 mm dan 4

buat skrup ukuran M5 x 10 mm.


23

2.2.3 Metode Pembuatan Sistem Cetak

A. Metode Cutting

Pengertian cutting plat merupakan sebuah istilah dalam bahasa Indonesia

yang merujuk pada proses pemotongan plat logam. Secara lebih spesifik, plat

dalam konteks ini merujuk pada lembaran atau lembaran tipis dari logam

seperti besi, baja, aluminium, atau bahan logam lainnya.

Proses cutting plat adalah kegiatan untuk memotong lembaran logam

menjadi ukuran atau bentuk yang diinginkan. Tujuan pemotongan plat ini bisa

beragam, misalnya untuk membuat komponen atau produk tertentu,

menghasilkan bentuk khusus, memenuhi spesifikasi desain, atau untuk tujuan

lainnya.

Gambar 2. 7 Proses Cutting Plat Manual Menggunakan Gerinda

Ada beberapa teknik dan alat yang digunakan untuk

melakukan cutting plat, di antaranya adalah :

1. Cutting dengan menggunakan mesin pemotong atau gergaji.

Dalam proses ini, mesin khusus digunakan untuk memotong plat

logam dengan presisi tertentu. Mesin gergaji pita atau mesin pemotong

laser adalah beberapa contoh peralatan yang umum digunakan untuk

pemotongan plat logam.


24

2. Cutting dengan menggunakan alat tangan.

Untuk pemotongan yang lebih sederhana atau skala kecil,

kadang-kadang alat tangan seperti gergaji besi, mesin gerinda, atau alat

pemotong lainnya dapat digunakan.

3. Cutting dengan menggunakan teknik termal.

Metode cutting termal, seperti oxy-acetylene atau cutting dengan

menggunakan plasma, juga dapat digunakan untuk pemotongan plat

logam yang lebih tebal atau material yang lebih keras.

4. Cutting dengan menggunakan teknik CNC (Computer

Numerical Control)

Teknik ini menggunakan mesin dengan kontrol numerik yang

dikendalikan oleh perangkat lunak komputer untuk melakukan

pemotongan yang lebih presisi dan terprogram secara lebih kompleks.

B. Metode Bending

Bending adalah proses pembengkokan maupun penekukan suatu

benda kerja dengan menggunakan cara tertentu. Sebelum melakukan

prosesnya, maka perlu memperhatikan hal paling penting. Salah satunya

adalah material yang akan dikenakan proses perlu benar-benar mampu

dijadikan sebagai benda kerja. Selain itu, ketebalan material juga masih

masuk ke dalam kapasitas alat yang digunakan. Pekerja juga perlu

memilih V dies secara pas. Di samping itu, penting sekali untuk

mengetahui variasnya terlebih dahulu. Jenis-jenisnya seperti:


25

1. Bending Manual

Sesuai dengan namanya, cara bending manual ini hanya

menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan bandul pemberat

ataupun alat bantu lainnya, bending manual tidak menggunakan

komponen listrik sama sekali.

Gambar 2. 8 Bending Manual

Gambar 2. 9 Bending Manual

2. Bending Ram

Metode ini biasanya dipakai untuk membuat lengkungan besar

untuk logam yang mudah bengkok. Pada metode ini, lembaran logam

ditekan oleh 2 poin dan ram mendorong pada besi pada poros tengah

untuk menekuknya, metode ini biasanya membentuk terjadinya bentuk

oval pada luar maupun dalam.


26

Gambar 2. 10 Ilustrasi Bending Ram


(Sumber : Ilustrasi Bending Ram,
www.kreasimuda.com diakses 03 Agustus 2023, 20:06 WIB)

3. Roll Bending

Metode ini dipakai untuk menekuk pipa secara terus – menerus serta

membentuk suatu radius. Roll bending menggunakan tiga rol, yang

terhubung dengan tiga buah poros yang berbeda. Rol-rol tersebut dibagi

menjadi dua jenis, yaitu rol atas dan rol bawah.

Gambar 2. 11 Ilustrasi Roll Bending


(Sumber : Ilustrasi Roll Bending,
www.kreasimuda.com diakses 03 Agustus 2023, 20:06 WIB)

4. Bending Rotary Draw

Bending rotary draw bekerja dengan menjepit salah satu ujung pipa,

lalu merotasi pipa ke sekeliling cetakan, dengan radius tekuk sesuai

dengan radius rol yang digunakan.


27

Gambar 2. 12 Ilustrasi Bending Rotary Draw


(Sumber : Ilustrasi Bending Rotary Draw,
www.kreasimuda.com diakses 03 Agustus 2023, 20:28 WIB)

C. Metode Las

Pengelasan adalah Sebuah ikatan karena adanya proses metalurgi

pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan cair.

Dari pengertian tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa pengertian

las adalah sebuah sambungan setempat dari beberapa batang logam

dengan menggunakan energi panas baik sumbernya dari panas aliran

listrik maupun api dari pembakaran gas.

Dewasa ini jenis pengelasan semakin banyak dengan adanya

kemajuan teknologi, baik proses pengelasan yang menggunakan bahan

tambah atau filler maupun yang tanpa menggunakan bahan tambah.

Berikut adalah jenis jenis pengelasan:

1. Las Listrik

Las listrik adalah proses pengelasan yang memanfaatkan sumber

panas dari energi listrik. Ketika terhubung dengan listrik, energi

diterima mesin las dan diubah menjadi energi panas. Saat kutub
28

elektroda dan benda yang akan dilas bertemu, terjadilah pertukaran ion

yang menimbulkan terjadinya busur listrik.

Gambar 2. 13 Proses Pengelasan Dengan Las Listrik

2. Shielded Metal Arc Welding ( SMAW )

SMAW adalah salah satu jenis pengelasan yang menggunakan

loncatan electron (busur listrik) sebagai sumber panas untuk pencairan

logam. Suhu busur dapat mencapai 3300 º C , jauh diatas titik lebur baja

,sehingga dapat mencairkan baja secara serta merta/cepat ( instant ).

SMAW dapat menggunakan arus listik bolak balik ( AC =

alternating current ) maupun arus searah ( DC = direct current ) . Jika

arus bolak balik yang digunakan tidak ada kutup kutup, sebaliknya

apabila arus searah yang digunakan maka digunakan kutup kutup + dan

– . Kondisi ini disebut polaritas .Terdapat dua jenis polaritas untuk

pengelasan, yakni straight polarity / polaritas lurus, dimana elektroda

bermuatan ( – ) dan bahan induk bermuatan (+), dan polaritas terbalik,

dimana elektroda bermuatan + dan bahan induk bermuatan – .

Elektroda dibuat dengan karakter khusus, ada elektroda yang

hanya menggunakan pada mesin las AC, ada yang menggunakan DC


29

Polaritas lurus atau lazim disebut DCSP ( Direct Current Straight

Polarity ) atau juga disebut DCEN (Direct Current Electrode

Negative), ada yang menggunakan DC Polaritas terbalik atau DCRP

(Direct Current Reverse Polarity) atau juga disebut DCEP (Direct

Current Electrode Positive).

Gambar 2. 14 Ilustrasi Shielded Metal Arc Welding


(Sumber : Ilustrasi Shielded Metal Arc Welding,
https://slv.co.id diakses 03 Agustus 2023, 21:05 WIB)

3. Gas Metal Arc Welding ( GMAW )

GMAW (Gas Metal Arc Welding) merupakan proses

penyambungan dua buah logam atau lebih yang sejenis dengan

menggunakan bahan tambah yang berupa kawat gulungan dan gas

pelindung melalui proses pencairan. Gas pelindung dalam proses

pengelasan ini berfungsi sebagai pelindung dari proses oksidasi, yaitu

pengaruh udara luar yang dapat mempengaruhi kualitas las. Gas yang

digunakan dalam proses pengelasan ini dapat menggunakan gas argon,

helium, argon+helium dsb. Penggunaan gas juga dapat mempengaruhi

kualitas las itu sendiri.


30

Proses pengelasan GMAW merupakan pengelasan dengan proses

pencairan logam. Proses pencairan logam ini terbentuk karena adanya

busur las yang terbentuk diantara kawat las dengan benda kerja. Ketika

kawat las didekatkan dengan benda kerja maka terjadilah busur las (

menghasilkan panas) yang mampu mencairkan kedua logam tersebut

(kawat las + benda kerja), sehingga akan mencair bersamaan dan akan

membentuk suatu sambungan yang tetap.

Gambar 2. 15 Ilustrasi Gas Metal Arc Welding ( GMAW )


(Sumber : Ilustrasi Gas Metal Arc Welding ( GMAW ),
https://slv.co.id diakses 03 Agustus 2023, 21:05 WIB)

4. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)

Gas tungsten arc welding (GTAW) adalah proses las

busur yang menggunakan busur antara tungsten elektroda

(non konsumsi) dan

titik pengelasan. Proses ini digunakan dengan perlindungan

gas dan tanpa penerapan tekanan. Proses ini dapat digunakan

dengan atau tanpa penambahan filler metal. GTAW telah

menjadi sangat diperlukan sebagai alat bagi banyak industri

karena hasil las berkualitas tinggi dan biaya peralatan yang

rendah.
31

Prinsipnya Panas dari busur terjadi diantara elektrode

tungsten dan logam induk akan meleburkan logam pengisi

ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas mulia

(Ar atau He).

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas

Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan

merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara

ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber

panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram

sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut

mencair pada saat terjadi busur listrik.

Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk

penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari

luar pada saat pengelasan.

Gambar 2. 16 Ilustrasi Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)


(Sumber : Ilustrasi Gas Metal Arc Welding ( GMAW ),
https://slv.co.id diakses 03 Agustus 2023, 21:05 WIB)

2.2.4 Rumus Perhitungan Sistem Cetak

Fungsi rumus perhitungan adalah untuk melakukan operasi matematis atau

pemrosesan data yang konsisten dan terstruktur dalam suatu formula atau
32

persamaan. Rumus perhitungan adalah alat penting dalam matematika, ilmu

pengetahuan, teknik, keuangan, dan berbagai bidang lainnya. Fungsi utama dari

rumus perhitungan adalah:

a. Menghitung Nilai:

Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung atau menentukan

nilai numerik dari suatu variabel atau parameter berdasarkan input yang

diberikan. Ini memungkinkan untuk melakukan perhitungan kompleks

dengan cepat dan akurat.

b. Memodelkan Hubungan:

Rumus perhitungan dapat digunakan untuk memodelkan hubungan

antara berbagai variabel dalam suatu sistem. Ini membantu dalam

pemahaman dan analisis fenomena atau proses yang kompleks.

c. Mengautomasi Tugas:

Dengan menggunakan rumus perhitungan, tugas-tugas perhitungan

yang berulang dapat diotomatisasi. Ini mengurangi risiko kesalahan

manusia dan meningkatkan efisiensi.

Sedangkan rumus untuk sistem cetak sendiri yaitu :

a. Menghitung tekanan maksimum

F
P
A

b. Menghitung rasio

N1
N2 =
R

c. Menghitung daya

2π.N1
ρ = T1.
60
33

d. Menghitung torsi pada plat penekan

60 ρ
T2 =
2π.N2

e. Menghitung gaya puntir

2 𝑅1 2 R2 2
L = √( ) +(2)
2

f. Menghitung gaya tangensial


1
R2
−1 2
α = Tan 1
RI
2

2.3 Jenis Jenis Sistem Cetak

Seperti yang sudah disebutkan, moulding atau cetak adalah suatu teknik

manufaktur menggunakan alat cetak untuk menghasilkan produk tiga dimensi

dengan bentuk tertentu. Alat cetak yang dipakai biasanya berbentuk seperti rangka

kaku atau bingkai kosong yang bisa diisi dengan cairan.

Menurut laman Mech Studies, teknik moulding terbagi menjadi beberapa jenis

sesuai dengan prosesnya, yaitu:

2.3.1 Injection Moulding

Injection moulding adalah teknik manufaktur dengan cara melelehkan

logam, plastik, atau material lainnya yang kemudian lelehan tersebut disuntikkan

(injeksi) ke dalam cetakan. Setelah cetakan terisi penuh, material cair tersebut

kemudian didinginkan dan dipadatkan untuk mendapatkan bentuk akhir yang

diinginkan.
34

Gambar 2. 17 Ilustrasi Injection Molding


(Sumber : Ilustrasi Injection Molding
www.cewheelsinc.com diakses 04 Agustus 2023, 2:41 WIB)

1. Cara Kerja Mesin Injection Molding

Meskipun proses pada mesin injection molding terlihat rumit,

tetapi sebenarnya dapat dipecah menjadi beberapa langkah-langkah

penting untuk membantu memahami bagaimana cara kerjanya.

Mesin injection molding terbuat dari tiga komponen utama, feed

hopper, ulir (screw), dan barrel heated. Mesin bekerja dengan cara

mengambil butiran plastik, feed hopper menerima butiran plastik

terjadilah gesekan pada screw yang menghasilkan panas. Plastik

mencapai suhu yang diinginkan, kemudian diinjeksi ke dalam rongga

cetak yang akhirnya mendingin dan membentuk pola berdasarkan

desain pada cetakan.

Jika memungkinkan, teknik injection molding canggih, seperti

injeksi berulang bisa digunakan untuk part dari material yang berlipat

ganda. Juga memungkinkan untuk menyisipkan cetakan dengan

menambahkan bagian dari part yang terbuat dari material lainnya.

Prinsip dasar dibalik injection molding terlihat sederhana, tetapi


35

nyatanya sangat rumit dengan membutuhkan perlengkapan tepat

dengan keahlian yang tepat. Bagaimanapun, saat dijalankan dengan

tepat, Injection molding mampu secara konsisten memproduksi dengan

hasil yang hebat pada proses manufaktur berbasis proyek yang

menantang.

Meskipun injection molding salah satu teknik manufaktur yang

paling efektif memiliki banyak kelebihan, ada sesuatu yang mungkin

perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan cara yang tepat untuk

anda.

2. Kelebihan Mesin Injection Molding

Mesin inejction molding memiliki tingkat kepresisian yang

sempurna dengan mengurangi tingkat kesalahan manufaktur menjadi

minimum, tingkat kompleksitas lebih terperinci mampu memproduksi

part yang sangat rumit sekalipun,

memungkinkan ketahanan lama dan kehandalan yang baik, proses

terotomasi untuk menghindari human error, efisien biaya, dan ramah

lingkungan sehingga tidak menghasilkan limbah.

3. Kekurangan Mesin Injection Molding

Membutuhkan biaya awal yang tinggi dalam mendesain dan

membuat cetakan sendiri, memakan waktu yang lama terutama untuk

berbasis proyek dengan tingkat kompleksitas yang sangat rumit dengan

berbagai dimensi sudut.


36

2.3.2 Compression Moulding

Compression moulding adalah teknik manufaktur yang memanfaatkan

kombinasi tekanan (kompresi) dan panas untuk membentuk produk dengan

bentuk dan ukuran tertentu. Dalam prosesnya, material cair yang sudah

dimasukkan ke dalam rongga cetakan kemudian ditekan dan dipanaskan,

sehingga menghasilkan bentuk produk sesuai keinginan.

Gambar 2. 18 Ilustrasi Compression Moulding


(Sumber : Ilustrasi Compression Moulding
www.mechanicalenotes.com diakses 04 Agustus 2023, 2:42 WIB)

1. Prinsip Kerja Mesin Compression Moulding

Prinsip kerja proses Compression Moulding adalah sebagai berikut.

Kasus 1: Untuk Plastik Termoset

a. Dalam Proses ini, cairan Thermoset akan disimpan dalam cetakan

sesuai bentuk komponen yang diinginkan dan mengalami proses

pemanasan.

b. Selama pemanasan, cairan akan mengalami perubahan berikut yaitu

cairan akan mengalami bentuk gel, dan dengan tekanan akan

berubah menjadi padat.


37

c. Setelah itu, beban Kompresi diterapkan pada kondisi gel cairan

sehingga terjadi pembentukan komponen.

d. Pemanasan mengubah cairan menjadi padat sedangkan, beban

kompresi akan memberikan bentuk pada komponen.

Kasus 2: Untuk Termoplastik

a. Cairan cair termoplastik akan disimpan dalam cetakan dengan

bentuk komponen yang diinginkan dan mengalami kompresi diikuti

dengan proses pendinginan cetakan.

b. Kompresi memberikan bentuk komponen sedangkan pendinginan

mengubah cairan cair menjadi padat.

c. Kepadatan dan Kekuatan plastik dapat dikontrol dengan

memvariasikan beban kompresi "P".

d. Bentuk komponen yang kecil dan sederhana dapat diproduksi

dengan kerapatan yang seragam.

e. Bentuk komponen yang lebih besar dan kompleks sulit untuk

diproduksi dengan kerapatan yang seragam.

f. Sulit untuk memasukkan potongan logam di bagian plastik selama

produksi komponen.

2. Keuntungan dari Proses Moulding Kompresi:

Keuntungan dari proses Compression Moulding adalah sebagai

berikut.

a. Ini menunjukkan permukaan akhir yang baik.

b. Pemborosan relatif sangat kecil.


38

c. Biaya penyiapan awal rendah.

d. Ini dapat diterapkan pada termoplastik komposit dengan tikar serat

yang berorientasi acak, kain tenun dan lain-lain.

e. Sangat cocok untuk pembuatan bagian besar dan rumit.

3. Kerugian dari Proses Moulding Kompresi:

Kerugian dari proses Compression Moulding adalah sebagai berikut.

a. Sifat proses pencetakan kompresi yang berulang membuat cetakan

menjadi rusak.

b. Proses pencetakan ini tidak cocok untuk membuat bagian yang

rumit.

c. Biaya tenaga kerja lebih tinggi dalam proses pencetakan ini.

d. Pemborosan plastik termoset lebih banyak dibandingkan dengan

termoplastik.

2.3.3 Blow Moulding

Blow moulding adalah teknik manufaktur untuk membuat produk berongga,

seperti botol plastik, gelas minuman, dan sebagainya. Teknik ini diawali dengan

pembuatan parison (gumpalan cair dalam bentuk penampang pipa) dan

dimasukkan ke mesin cetak tiup.

Setelah itu, udara ditiup masuk melalui lubang penampang pipa. Akibat

desakan udara, gumpalan cair tersebut akan menyesuaikan bentuk cetakan dan

dibiarkan sampai menjadi padat.


39

Gambar 2. 19 Ilustrasi Blow Moulding


(Sumber : Ilustrasi Compression Moulding
www.custompartnet.com diakses 04 Agustus 2023, 3:05 WIB)

1. Prinsip Kerja Blow Moulding

Prinsip kerja blow moulding melibatkan pemanasan bahan plastik

hingga meleleh dan kemudian ditiup dengan tekanan udara ke dalam

cetakan yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Proses ini

dilakukan dalam beberapa tahap yang melibatkan beberapa komponen

mesin, di antaranya adalah:

a. Ekstrusi bahan plastik.

Pada tahap ini, bahan plastik dalam bentuk butiran atau pelet

dimasukkan ke dalam ekstruder. Ekstruder akan memanaskan dan

menekan bahan plastik ini hingga mencapai keadaan meleleh yang

konsisten. Hasil dari tahap ini adalah tabung plastik panjang yang

disebut "parison" atau "preform."

b. Pembentukan parison.

Parison ini kemudian ditarik oleh alat penarik dan diletakkan di

antara dua cetakan yang membentuk produk yang diinginkan.


40

Cetakan biasanya terdiri dari dua bagian yang dapat membuka dan

menutup.

c. Pembentukan produk.

Setelah parison diletakkan di antara dua cetakan, cetakan

tersebut akan ditutup rapat dan udara tekanan tinggi akan ditiupkan

ke dalam parison melalui lubang kecil. Udara ini akan memaksa

parison untuk mengikuti bentuk cetakan, sehingga membentuk

produk akhir yang berongga sesuai dengan desain cetakan.

d. Penyejukan dan pengeluarkan produk.

Setelah produk selesai membentuk, udara tekanan dilepaskan dan

cetakan dibuka untuk mengeluarkan produk plastik. Produk tersebut

kemudian akan didinginkan agar kaku dan siap untuk diproses lebih

lanjut, seperti pemotongan atau finishing.

Blow moulding memiliki beberapa varian, seperti ekstrusi blow

moulding, injection blow moulding, dan stretch blow moulding, yang

memungkinkan pembentukan berbagai produk plastik dengan

tingkat kompleksitas yang berbeda. Proses ini umumnya digunakan

untuk produksi massal produk plastik dengan biaya produksi yang

relatif rendah dan efisiensi yang tinggi. Blow moulding memiliki

sejumlah kelebihan dan kerugian. Berikut adalah beberapa di

antaranya:

2. Kelebihan Blow Moulding

a. Efisiensi produksi

Blow moulding merupakan metode produksi yang relatif cepat


41

dan efisien. Prosesnya dapat diotomatisasi dengan baik, sehingga

memungkinkan produksi massal dalam waktu singkat.

b. Biaya produksi yang rendah

Dibandingkan dengan beberapa metode manufaktur lainnya, blow

moulding umumnya lebih ekonomis karena memerlukan lebih

sedikit tenaga kerja dan memiliki siklus produksi yang cepat.

c. Desain yang fleksibel

Blow moulding memungkinkan pembuatan produk dengan

berbagai bentuk dan ukuran, dari botol sederhana hingga wadah

yang lebih kompleks.

d. Ringan dan tahan benturan

Produk yang dihasilkan oleh blow moulding cenderung ringan

namun tetap memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan,

sehingga cocok untuk digunakan dalam berbagai aplikasi.

e. Ramah lingkungan

Blow moulding menggunakan bahan plastik yang dapat didaur

ulang, sehingga membantu mengurangi limbah dan dampak negatif

terhadap lingkungan.

3. Kerugian Blow Moulding.

a. Investasi awal.

Mesin-mesin blow moulding memerlukan investasi awal yang

besar, terutama untuk produksi dalam skala besar. Hal ini bisa

menjadi kendala bagi perusahaan kecil atau startup.

b. Batasan pada jenis bahan.


42

Blow moulding lebih cocok untuk bahan plastik yang memiliki

sifat mudah meleleh dan dapat diubah bentuknya dengan tekanan

udara. Bahan plastik dengan sifat kaku atau kental mungkin tidak

cocok untuk proses ini.

c. Masa kerja cetakan.

Cetakan yang digunakan dalam blow moulding mengalami aus

seiring berjalannya waktu karena panas dan tekanan yang tinggi.

Oleh karena itu, cetakan harus diganti secara berkala, yang dapat

meningkatkan biaya produksi.

2.4 Daur Ulang Kertas

Daur ulang kertas merupakan pengelolahan kertas kembali yang sudah

dipakai dan tidak digunakan menjadi kertas baru yang bisa dipakai kembali.

Pemanfaatan limbah kertas ini pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1030

disebabkan ketidakstabilan dalam pengelolaan pemerintahan pada saat itu. Proses

pengembangan daur ulang kertas terus berlanjut di tangan seorang penemu

bernama Mathias Koops. Metodenya dalam mendaur ulang kertas dengan cara

penghapusan tulisan yang ada di kertas lama dan menghasilkan kertas baru yang

bisa digunakan kembali. Hingga pada hari ini, proses daur ulang kertas terus

berkembang dan semakin baik. Secara umum, proses daur ulang kertas terbagi atas

tiga tahapan, yaitu tahapan pengumpulan kertas, tahapan penghancuran (Pulping),

dan tahapan pembentukan kertas baru (Hintons, 2015)


43

Gambar 2. 20 Ilustrasi Daur Ulang Kertas


(Sumber : Gambar Ilustrasi Daur Ulang Kertas, www.solusiprinting.com
diakses 02 Agustus 2023, 15:15 WIB)

Pada tahun 1030, daur ulang kertas pertama tercatat dalam sejarah di dunia,

tepatnya di Jepang pada masa periode Heian. Melemahnya kemampuan negara

pada saat itu dalam mengontrol produksi kertas menyebabkan banyaknya pekerja

yang mengundurkan diri dan memutuskan untuk bergabung dengan masyarakat

umum. Sehingga hal tersebut menyebabkan lahirnya pabrik kertas milik swasta

yang mempekerjakan para pekerja tersebut untuk memproduksi kertas. Selama

proses produksi, dalam upaya penghemat bahan dan memaksimalkan hasil

produksi, pada masa inilah lahir proses pembuatan kertas daur ulang dari kertas

limbah yang sudah tidak digunakan lagi (Hintons, 2015)

2.4.1 Pulp

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun

non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia).

Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku

kertas. Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan dengan proses

mekanis,kimia, dan semikimia. Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni

dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti gerinda. Proses mekanis


44

yang biasa dikenal diantaranya PGW (Pine Groundwood), SGW (Semi

Groundwood). Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis dan

kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi Thermo

Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin

sehingga diperoleh pulp yang memiliki rendemen yang lebih rendah dengan

kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis.

Proses pembuatan pulp dengan proses kimia dikenal dengan sebutan

proses kraft. Disebut kraft karena pulp yang dihasilkan dari proses ini memiliki

kekuatan lebih tinggi daripada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi

rendemen yang dihasilkan lebih kecil diantara keduanya karena komponen yang

terdegradasi lebih banyak lignin,ekstraktif, dan mineral (Apki, 2014). Pulp

merupakan bahan setengah jadi, apabila diolah lebih lanjut akan menghasilkan

kertas, serat rayon dan lain - lain. Bahan baku utama untuk pembuatan pulp ini

adalah selulosa. Selulosa dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan berserat. Unsur

utama tumbuhan berserat ada tiga,yaitu selulosa 45,80%, Pentosan = 25,90%,

lignin = 22,60% (Apki, 2014).

2.4.2 Kertas

Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan

kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah

alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai

media utama untuk menulis,

Mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan

dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk

hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru


45

dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban

dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet

dari tanah lempung yang dibakar (Sudaryanto, 2010).

Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti :

jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai,

kapas, lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di

alam. Batang-batang kayu pun digunakan sebagai bahan baku. Hampir semua

jenis kayu baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan bahan

baku kertas. Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-

45%) (Dumanauw, 1984).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tujuan perancangan yang dijabarkan dalam bab ini adalah untuk

menciptakan sebuah kerangka kerja yang kokoh dan terstruktur, yang

memungkinkan penelitian ini berjalan dengan efisiensi dan tepat sasaran. Melalui

perincian yang teliti, tujuan perancangan ini adalah untuk memberikan pemahaman

yang mendalam tentang langkah-langkah yang akan diambil dalam menjalankan

penelitian ini. Dengan demikian, tujuan utama dari bab perancangan ini adalah

untuk memberikan panduan yang jelas dan terukur dalam meraih hasil penelitian

yang berkualitas serta memenuhi tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

3.1.1 Metode Study Lapangan

Mempelajari sistem cetak dan mekanismenya, untuk merancang alat mesin

daur ulang kertas ini terlebih dahulu dilakukan pengamatan dan pembelajaran

dari mesin cetak yang sudah ada untuk pencarian data.

3.1.2 Metode Interview

Metode Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dimana penulis

mengadakan wawancara secara langsung dengan narasumber yang berkompeten

dalam bidang ini.

3.1.3 Metode Study Literatur

Mempelajari literatur yang membantu dan mendukung proses manufaktur

46
47

dan perakitan (assembling) sistem cetak, memperlajari dasar rancangan elemen

mesin, langkah langkah kerja dari sistem cetak, dan literatur lain yang

mendukung.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Untuk tempat yang digunakan dalam melaksanakan perancangan dan

pembuatan alat Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine ini

direncanakan dan dilakukan di rumah salah satu anggota tim, Alamatnya sendiri

yaitu :

Alamat Tempat : Perumahan Permata Sepatan Blok A2 No.20 Sepatan,

Kabupaten Tangerang, Banten 15520

Gambar 3. 1 Tempat Penelitian

3.2.2 Waktu Penelitian

Dalam rentang waktu yang terpilih secara cermat, penelitian ini dilakukan

dengan tekun dan penuh kesungguhan. Sepanjang periode yang telah ditentukan,
48

langkah-langkah pengumpulan data dan perancangan hingga tahap perakitan

berjalan dengan lancar, setiap fase penelitian memberikan kontribusi penting

dalam membangun pemahaman yang mendalam tentang perancangan alat yang

penulis kembangkan.

Setelah menentukan lokasi perancangan dan perakitan, selanjutnya hari

pelaksanaan perancangan alat. Pembuatan alat dilaksanakan 3 hari dalam

seminggu, yakni hari Rabu, Sabtu dan Minggu pukul 10:00 – 17:00 WIB.

Dengan target penyelesaian Alat : 2 Bulan (Juli 2023 – Agustus 2023).

3.3 Tahap Pengembangan Alat

Masuk ke tahap pelaksanaan pembuatan alat, bagian ini membawa kita ke

tahap yang deskriptif seperti penjelasan setiap proses pembuatan, masalah yang

terjadi pada tahap pelaksanaan dan penjelasan mengenai perubahan design dari

awal perencanaan, dalam tahap ini kita akan melihat bagaimana perjalanan

pembuatan alat dari sketsa awal hingga menjadi alat jadi yang dapat menghasilkan

produk.

3.3.1 Pengembangan Ide dari Prototype Alat Sebelumnya

Pengembangan ide dari prototype alat sebelumnya melibatkan penyelidikan

yang cermat dan eksplorasi kreatif untuk memperbaiki dan memperkaya fitur-

fitur yang ada. Melalui literasi yang teliti, konsep yang telah teruji di lapangan

menjadi dasar untuk menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efisien dalam

rangka memenuhi kebutuhan yang ditetapkan.


49

Gambar 3. 2 Desain Paper Recycle Automation Prototype


(Sumber : Desain Paper Recycle Automation Prototype,
Jurnal Penelitian (Santosa et al, 2017) diakses 09 Agustus 2023, 13:57 WIB)

Pada prototype sebelumnya memiliki dimensi panjang 1500 mm, lebar 600

mm, dan tinggi 1600 mm. Dengan berat prototype ±65 kilogram, menggunakan

dua buah microcontroller untuk mengkoordinasi sistem sensor dan aktuator.

Sedangkan alat yang sedang kami rancang memiliki demensi panjang 1000 mm,

lebar 404 mm dan tinggi 758 mm. Menggunakan microcontroller arduino yang

memiliki banyak kelebihan. Kami mengembangkan design dengan tingkat

kepadatan lebih dari prototype sebelumnya, sehingga lebih efisien dari segi

penggunaan bahan material dan berat alat lebih ringan, Alat kami di rancang

untuk mengurangi manufacturing lead time dan manufacturing cost dengan

mengembangkan rancangan dari prototype sebelumnya.

3.3.2 Proses Pengembangan Ide

Tahap pengembangan ide adalah proses di mana konsep-konsep awal atau

gagasan abstrak diubah dan dikembangkan menjadi rencana yang lebih rinci dan

terperinci. Pada tahap ini, ide-ide awal dianalisis, diperluas, dan diuraikan dalam

bentuk yang lebih konkret dan terstruktur. Tahap ini terjadi sebelum memasuki

tahap pelaksanaan atau implementasi lebih lanjut dalam tahap perancangan Sistem
Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine.
50

Gambar 3. 3 Tahap Pengembangan Ide


(Di dokumentasikan pada 10 Juni 2023, pukul 22:16, Desa Sukasari, Kecamatan
Sepatan)

Gambar 3. 4 Tahap Pengembangan Ide Bagian ke-2


(Di dokumentasikan pada 24 Juni 2023, pukul 20:36, Desa Sukasari, Kecamatan
Sepatan)

Gambar 3. 5 Tahap Pengajuan Proposal


(Di dokumentasikan pada 10 Juli pukul 15:15, Universitas Muhammadiyah
Tangerang)
51

3.3.3 Perubahan Design

Terkait dengan perubahan desain, telah dilakukan evaluasi mendalam

terhadap konsep awal guna mengoptimalkan fungsionalitas dan estetika. Hasil

analisis ini menghasilkan modifikasi yang signifikan pada elemen-elemen kunci

dalam desain dengan tujuan utama guna memastikan kesesuaian penggunaan

yang optimal.

Perubahan ini terjadi pada bagian komponen :

1. Tabung penghancur pulp kertas (memperbesar kapasitas dari 5 liter

menjadi 30 liter)

2. Perubahan pada bagian kipas pengering

Perubahan ini di tujukan agar udara lembab proses pengeringan atau

angin di buang ke arah depan, pada desain sebelumnya angin di buang

ke arah bawah yang mana hal ini dapat menyebabkan udara menyebar

ke seluruh arah karena menabrak bagian conveyor, hal ini

dihawatirkan dapat menganggu kinerja conveyor, maka dari itu

perubahan design kami lakukan.

3. Perubahan pada sistem cutting

Hal ini di tujukan agar pemotongan kertas sesuai atau presisi sesuai

dengan kebutuhan penggunaan.

Berikut adalah gambaran perubahan desain dari rancangan awal hingga

rancangan terbaru yang menggambarkan perjalanan evolusi yang menarik.

Dalam transisi ini, terlihat bagaimana ide-ide yang semula berbentuk prototype

berhasil ditransformasi menjadi bentuk yang lebih efisien dan estetis.


52

1. Sebelum design diperbarui

Gambar 3. 6 Tampilan Design Sebelumnya (tampak body)

Gambar 3. 7 Tampilan Design Sebelumnya (tampak dalam)

Gambar 3. 8 Tampilan Design Sebelumnya (tampak samping)


53

2. Sesudah design diperbarui

a. Bagian tabung penghancur

Gambar 3. 9 Perubahan pada Tabung Penghancur


(bagian dengan kotak merah)

Gambar 3. 10 Perubahan pada Tabung Penghancur (tampak dekat)

b. Bagian kipas pengering

Gambar 3. 11 Perubahan pada Kipas Pengering


(garis panah menunjukan arah udara)
54

Gambar 3. 12 Perubahan pada Kipas Pengering


(tampak depan)

c. Bagian cutting

Gambar 3. 13 Perubahan pada Bagian Cutting


(bagian dengan kotak merah)

Gambar 3. 14 Perubahan pada Bagian Cutting


(tampak lebih dekat)
55

3.3.4 Perubahan Planning Material dan Planning Penyatuan Material

1. Perubahan Planning Material

Pada awal planning penelitian direncanakan alat akan

menggunakan material stainless steel karena ketahanannya terhadap

karat, namun setelah rencana anggaran biaya dibuat, menggunakan

material stainless steel memakan cukup banyak biaya, sehingga

peneliti mengambil opsi menggunakan material plat spcc dengan tebal

2 mm yang mana plat ini juga memiliki keunggulan mudah di bentuk

dan biaya pembelian lebih terjangkau.

2. Perubahan Planning Penyatuan Material

Mulanya penyatuan alat akan menggunakan metode pengelasan,

namun karena penyatuan material dengan pengelasan bersifat

sambungan permanen, peneliti merubah metode agar dapat

mengurangi resiko kegagalan dari sistem-sitem yang ada di alat daur

ulang kertas otomatis, kemudian metode penyatuan yang diambil

yaitu metode screw. Dengan metode screw resiko kegagalan sistem

bisa diatasi karena komponen alat dan bagian plat bisa dibongkar

ataupun pasang dengan mudah.

Selain itu metode screw memiliki kelebihan, diantaranya :

a. Perakitan dan perbaikan yang mudah

b. Tidak memerlukan pemanas

c. Memiliki sifat terhadap deformasi

d. Memiliki keterhubungan yang lepas-pasang


56

3. Perubahan Material pada Pressure Plate Sistem Cetak

Perubahan material ini mengacu pada berat material pressure plate

yang di nilai oleh peneliti terlalu berat, sehingga di hawatirkan dapat

menganggu kinerja katup penekan pada proses pengepressan. Solusi

yang di ambil oleh peneliti yaitu dengan mengganti material plat

SPCC dengan tebal 2 mm menggunakan kaca Akrilik dengan tebal 5

mm, hal ini terbukti dapat memangkas berat material dari 3,35 kg

menjadi 2,30 Kg.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian rancang bangun pasti identik dengan alat dan bahan yang

digunakan dalam perancangan alat. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan

dalam pembuatan alat daur ulang kertas otomatis :

3.4.1 Alat Penelitian

Alat – alat bantu penelitian yang digunakan dalam pembuatan alat daur

ulang kertas otomatis ini adalah :

1. Las listrik dan kelengkapannya

Kelengkapan las listrik ini terdiri dari las listrik itu sendiri,

elektroda,kaca mata las, palu dan sikat las, Las listrik berfungsi

menyambung material alat (sementara) sebelum di lanjutkannya

proses screwing.

Kacamata las berfungsi untuk mengurangi resiko sakit mata.

Melindungi mata dari serpihan logam lainnya. Kemudian palu

berfungsi untuk membersihkan hasil pengelasan dan slag (kerak las).


57

Gambar 3. 15 Las Listrik dan Perlengkapan Las

2. Gerinda tangan dan perlengkapannya

Pada pembuatan alat daur ulang kertas otomatis gerinda digunakan

untuk memotong material body sistem cetak.

Gambar 3. 16 Gerinda Tangan dan Mata Gerinda

3. Bor listrik

Bor Listrik berfungsi untuk melubangi benda kerja dengan ukuran

ukuran tertentu.
58

Gambar 3. 17 Bor Listrik

4. Jangka sorong (vernier caliper)

Berfungsi untuk mengukur diameter dalam, luar dan kedalaman

suatu benda dengan satuan mm.

Gambar 3. 18 Jangka Sorong (vernier caliper)

5. Meteran

Fungsi utama atau yang umum dari meteran adalah untuk mengukur

jarak atau pangan dengan satuan meter.

Gambar 3. 19 Meteran
59

6. Penggaris

Berfunsi untuk membuat garis pada material plat yang akan di

potong.

Gambar 3. 20 Penggaris
3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem cetak mesin daur ulang

kertas otomatis ini adalah :

1. Besi plat spcc

Plat spcc adalah plat yang berwarna abu-abu terang sehingga

hampirterlihat seperti warna plat putih, plat spcc mempunyai tingkat

kelenturan yang tinggi dan sangat lunak untuk dibentuk, Plat besi ini

digunakan untuk bahan dasar pembuatan sistem cetak pada alat daur

ulang kertas otomatis, ketebalan plat ini 2 mm.

Gambar 3. 21 Besi Plat Spcc 2 mm


60

2. Screw (Baut)

Sekrup adalah alat pengencang atau penyambung mekanis dengan

batang berulir yang dirancang untuk menjadi sambungan antara dua

benda atau lebih secara sekaligus. Sekrup biasanya dipasang di lubang

berulir, kecuali sekrup self-tapping yang membuat ulirnya sendiri.

Tidak seperti baut, sekrup tidak memerlukan mur karena sekrup dapat

dipasang dengan mengencangkannya ke dalam lubang menggunakan

obeng yang sesuai dengan kepalanya.

Gambar 3. 22 Screw (baut)

3.5 Proses Pembuatan Alat

Proses pembuatan rancang bangun alat melibatkan serangkaian tahapan yang

terarah dan sistematis, dimulai dari analisis terhadap kebutuhan hingga realisasi alat

yang fungsional. Langkah-langkah ini melibatkan perancangan konseptual yang

kreatif dan pengembangan desain yang terperinci. berikut ini merupakan rincian

tahap perakitan alat yang sudah di lakukan :

1. Pembelian material

Tujuan dari pembelian material yaitu untuk memenuhi kebutuhan

perancangan terhadap bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi.


61

Pembelian material di lakukan pada tanggal 12 Juli 2023, pukul 11:12

WIB.

Gambar 3. 23 Dokumentasi Pembelian Material


2. Proses mal

Tujuan dari proses mal (Machining) adalah untuk menghasilkan

komponen dengan presisi, akurasi, dan kualitas tertentu melalui

penghilangan material secara berulang menggunakan peralatan dan alat

yang sesuai. Pemolaan atau mal material dilakukan pada tanggal 15 juli

2023, pukul 16:33 WIB.

Gambar 3. 24 Proses Mal


(memberikan pola, agar potongan plat presisi)
62

3. Pembersihan tempat pelaksanaan perakitan alat

Tujuan dari pembersihan tempat pelaksanaan perakitan alat adalah

untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, tertata, bersih, dan

efisien selama proses perakitan alat, pembersihan ini menggunakan alat

alat yang sederhana seperti sapu dan pel. Proses ini dilakukan pada 15

juli 2023, pukul 21:48 WIB.

Gambar 3. 25 Pembersihan Tempat Pelaksanaan Perakitan Alat

4. Proses pemotongan plat

Tujuan dari proses pemotongan plat yaitu untuk menghasilkan

bagian atau bentuk yang diinginkan dari lembaran logam atau plat

dengan presisi dan akurasi yang tinggi. Pemotongan plat adalah langkah

awal dalam proses manufaktur yang melibatkan manipulasi material

logam untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Pemotongan ini mulai dilakukan pada tanggal 16 Juli 2023, pukul

17:06 WIB, dan dokumentasi kedia dilakukan pada tanggal 19 Juli 2023,

pukul 15:00 WIB.


63

Gambar 3. 26 Dokumentasi Pemotongan Alat

Gambar 3. 27 Dokumentasi Pemotongan Alat

5. Plat hasil proses pemotongan

Pada bagian ini merupakan dokumentasi akhir dari proses

pemotongan plat, yang mana semua bagian plat sudah melalui tahap

pengikiran dan pengukuran ulang, proses ini memakan waktu kurang

lebih 2 minggu untuk keseluruhan bagian plat. Gambar di bawah di

dokumentasikan pada tanggal 03 Agustus 2023, pukul 10:45 WIB.


64

Gambar 3. 28 Dokumentasi Hasil Proses Pemotongan

6. Proses bending manual

Tujuan dari proses bending, yang juga dikenal sebagai proses

penekukan, adalah untuk membentuk lembaran logam atau bahan lainnya

menjadi bentuk yang diinginkan dengan sudut atau radius tertentu. Proses

ini di dokumentasikan pada tanggal 03 Agustus 2023, pukul 13:46 WIB.

Gambar 3. 29 Proses Bending Manual

Gambar 3. 30 Proses Bending Manual


65

7. Proses pengelasan

Tujuan dari proses pengelasan adalah untuk menggabungkan dua

atau lebih bahan plat dengan cara memanaskan plat dengan suhu tertentu,

kemudian plat akan menyatu menjadi satu kesatuan yang kuat dan tahan

lama.

Pada tahap ini dilakukan bersamaan dengan proses bending, hal ini

di tujukan untuk mempercepat waktu pengerjaan plat. Proses pengelasan

sendiri di dokumentasikan pada 03 Agustus 2023, pukul 13:51 WIB.

Gambar 3. 31 Dokumentasi Proses Pengelasan dan Bending Manual

Gambar 3. 32 Proses Pengelasan


66

Gambar 3. 33 Proses Pengelasan

Pada tahap ini pembuatan rangka telah selesai dibuat, yang mana rangka ini

berfungsi sebagai tempat kedudukan bagi semua sistem yang ada di Automatic

Paper Recycle Machine. Selanjutnya dilanjutkan dengan pembuatan sistem cetak

itu sendiri, berikut merupakan langkah dalam pembuatan sistem cetak :

1. Proses mal

Gambar 3. 34 Proses mal sistem cetak

Tujuan dari proses mal (Machining) adalah untuk menghasilkan

komponen dengan presisi, akurasi, dan kualitas tertentu melalui

penghilangan material secara berulang. Pemolaan atau mal material

dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2023, pukul 15:06 WIB.


67

2. Proses pemotongan

Proses pemotongan merupakan proses lanjutan dari proses

pengemalan, pemotongan ini berfungsi untuk menghasilkan potongan

material yang tepat untuk bagian sistem cetak. Proses ini dilakukan pada

tanggal 24 Agustus 2023, pukul 16:02 WIB.

Gambar 3. 35 Proses pemotongan sistem cetak

3. Proses bending

Tujuan nya untuk menghasilkan lekukan atau tekukan yang tepat

Proses ini dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2023, pukul 16:31 WIB.

Gambar 3. 36 Proses bending sistem cetak


68

4. Proses pengelasan sistem cetak

Pengelasan sistem cetak bertujuan untuk menyatukan bagian bagian

dies cetakan yang sudah terpotong, nantinya dies cetakan memiliki

ukuran 21x29,7 cm. Proses ini dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2023,

pukul 17:40 WIB.

Gambar 3. 37 Proses pengelasan sistem cetak

5. Proses finishing

Proses ini bertujuan untuk memastikan dan meneliti bahwa semua

bagian sistem cetak sudah di buat dengan baik, Proses ini dilakukan pada

tanggal 24 Agustus 2023, pukul 17:50 WIB.

Gambar 3. 38 Proses finishing sistem cetak


69

3.6 Diagram Air

Secara sistematis langkah-langkah yang digunakan dalam peracangan tugas

akhir di jelaskan dalam diagram air pada gambar 3.39.

Gambar 3. 39 Diagram Air


70

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Design dan Assembly Sistem Cetak Automatic Paper Recycle Machine

Desain merupakan proses merancang produk yang mempertimbangkan aspek

produksi dan pembuatan. Tujuan utama dari desain yaitu menciptakan produk yang

dapat diproduksi secara efisien, berkualitas tinggi, dan dengan biaya yang

terkendali. Hal ini melibatkan integrasi antara desain produk dengan proses

produksi yang akan digunakan untuk membuat produk tersebut.

Sebelum merancang Sistem Cetak Automatic Paper Recycle Machine ini,

perlu adanya perencanaan yang baik, perencanaan yang harus dikerjakan antara lain

yaitu membuat gambar desain sistem cetak secara keseluruhan maupun per bagian-

bagiannya.

Sedangkan Dalam konteks rancang bangun, "assembly" atau "perakitan"

merujuk pada proses fisik atau mekanis menggabungkan komponen-komponen

berbeda menjadi satu kesatuan yang lebih besar. Ini adalah tahap penting dalam

proses desain dan produksi berbagai produk, mulai dari komponen hingga electrical

rancang bangun alat.

Untuk merancang sistem cetak perlu adanya gambar desain yang presisi, yang

mana gambar atau desain ini nantinya akan di gunakan sebagai acuan dalam tahap

pembuatan sistem cetak itu sendiri, desain mesin cetak ini dibuat dengan

menggunakan software Autocad dan Solidworks, Berikut merupakan rincian desain

sistem cetak secara keseluruhan :


71

4.1.1 Perancangan Sistem Cetak

1. Perancangan design 2 dimensi menggunakan software Autocad.

Gambar 4. 1 Desain 2 dimensi tampak secara menyeluruh


(Skala 1:4)
72

Gambar 4. 2 Desain 2 dimensi top plate pressure tampak dari pandangan atas
(Skala 1:2)
73

Gambar 4. 3 Desain 2 dimensi molding plate tampak dari pandangan atas


(Skala 1:2)
74

Gambar 4. 4 Desain 2 dimensi molding plate tampak dari pandangan samping


(Skala 1:1)
75

Tujuan dari desain 2 dimensi (2D) yaitu untuk menciptakan visual yang

efektif dalam bentuk gambar, bentuk visual ini didasari oleh 2 aspek yaitu

panjang dan lebar. Desain 2D melibatkan pengaturan elemen-elemen seperti

garis, bentuk, warna, tekstur, dan teks pada permukaan datar, seperti kertas,

layar monitor, atau media cetak lainnya. Dan berikut merupakan macam

macam garis yang di gunakan dalam desain 2 dimensi sesuai gambar di atas :

Tabel 4. 1 Garis gambar yang digunakan

Keterangan Tabel :

1. Garis kontinu (tebal)

Garis yang digunakan sebagai garis-garis nyata, garis-garis suatu objek,

dan juga garis-garis tepi

2. Garis kontinu (tipis)

Garis kontinyu tipis yang bersifat lurus, tipis dan tidak terputus. Garis ini

difungsikan sebagai garis proyeksi, garis arsir, garis sumbu pendek, garis

bantu serta garis penampang.

3. Garis putus-putus (tebal sedang)

Garis gores putus-putus adalah jenis garis yang terputus antar satu garis

dengan lainnya. Jenis garis ini memiliki ketebalan antara 0,5 milimeter

dan 0,35 milimeter. Garis ini sering digunakan sebagai garis benda serta

garis tepi yang terhalang.


76

2. Perancangan design 3 dimensi menggunakan software Solidworks

Gambar 4. 5 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan depan

Gambar 4. 6 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan samping

Gambar 4. 7 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan atas


77

Gambar 4. 8 Desain 3 dimensi tampak dari pandangan belakang

Tujuan utama dari desain tiga dimensi menggunakan Solidworks adalah

untuk membuat model digital yang akurat dari suatu produk sebelum produk

tersebut diproduksi fisik.

4.1.2 Perakitan Sistem Cetak

Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua bagian bekerja

bersama dengan baik dan sistem dapat berfungsi dengan efektif untuk

menghasilkan cetakan berkualitas.

1. Langkah perakitan molding plate dan spring

Ditahap pertama yaitu pemasangan molding plate dengan ukuran

210 mm x 300 mm, kemudian pemasangan pin penyangga dan spring

dengan diameter 12 mm.


78

Gambar 4. 9 Langkah perakitan molding plate dan spring

Gambar 4. 10 Langkah perakitan molding plate dan spring

2. Langkah pemasangan pressure plate

Pressure plate harus di pasangkan dengan presisi karena komponen

ini sangat berpengaruh terhadap hasil cetakan.

Gambar 4. 11 Langkah pemasangan pressure plate


79

Gambar 4. 12 Langkah pemasangan pressure plate

Pemasangan pressure plate (plat tekan) dalam sistem cetak kertas

merupakan bagian penting dalam menjaga kualitas cetakan dan efisiensi

mesin cetak. Pressure plate adalah komponen yang digunakan untuk

memberikan tekanan merata pada kertas selama proses pencetakan.

3. Langkah pemasangan screw ukuran M5 x 6

Gambar 4. 13 Langkah Screw ukuran M5 x 6


80

Gambar 4. 14 Langkah Screw ukuran M5 x 6

4. Langkah pemasangan pressure gear dan belt penggerak

Nok penekan dan belt penggerak merupakan rangakaian yang

berfungsi untuk menekan pressure plate, rangkaian ini di gerakan oleh

motor stepper.

Gambar 4. 15 Langkah pemasangan pressure gear dan belt penggerak

Gambar 4. 16 Langkah pemasangan pressure gear dan belt penggerak


81

5. Pemasangan plat dudukan solenoid valve dan motor stepper

Tujuan dari pemasangan plat dudukan ini yaitu sebagai penguat

kontruksi dari sistem cetak dan juga sebagai tempat bekerja nya solenoid

valve dan motor stepper. Pemasangan plat dudukan solenoid valve dan

motor stepper dalam sistem cetak akan bervariasi tergantung pada desain

sistem cetak tertentu, mesin, dan komponennya.

Gambar 4. 17 Pemasangan plat dudukan solenoid valve dan motor stepper

Gambar 4. 18 Pemasangan plat dudukan solenoid valve dan motor stepper

6. Pemasangan pipa saluran bubur kertas dan solenoid valve

Langkah ini bertujuan untuk menghubungkan antara bagian motor


82

blender dan molding plate. Pemasangan pipa saluran bubur kertas dan

solenoid valve dalam sistem cetak kertas adalah proses yang penting

dalam mengatur aliran bubur kertas ke dalam molding cetak.

Gambar 4. 19 Pemasangan pipa saluran bubur kertas dan solenoid valve

Gambar 4. 20 Pemasangan pipa saluran bubur kertas dan solenoid valve

7. Pemasangan motor stepper

Permasangan motor stepper merupakan tahap akhir dari perakitan

sistem cetak. Pemasangan motor stepper dalam sistem press kertas

merupakan langkah kunci dalam mengontrol pergerakan dan tekanan

yang diperlukan dalam proses pembuatan kertas


83

Gambar 4. 21 Pemasangan motor stepper

Gambar 4. 22 Pemasangan motor stepper

4.1.3 Cara Kerja Sistem Cetak

Pada bagian ini akan di jelaskan mengenai cara kerja sistem cetak dari

Automatic Paper Recycle Machine, Sistem cetak daur ulang kertas sendiri

komponen penting dalam proses daur ulang kertas, yang mengubah kertas bekas

menjadi kertas baru yang dapat digunakan kembali. Cara kerja sistem cetak daur

ulang kertas dapat bervariasi tergantung pada jenis dan kompleksitas mesin cetak

yang digunakan, tetapi secara umum, berikut adalah langkah-langkah utama

dalam cara kerja sistem cetak daur ulang kertas:


84

1. Langkah pertama

Gambar 4. 23 Langkah kerja sistem cetak

a. Posisi pressure gear pada sudut 0 derajat (jarak titik as dengan

permukaan pressure plate adalah jarak terdekat).

b. Pressure plate posisi naik atau diatas dengan bantuan spring 1 ( pada

tanda panah).

2. Langkah kedua

Gambar 4. 24 Langkah kerja sistem cetak

a. Molding plate bergerak ke bawah


85

3. Langkah ketiga

Gambar 4. 25 Langkah kerja sistem cetak

a. Material pulp kertas dari blender masuk dengan kapasitas yang

sudah di tentukan.

4. Langkah ke-empat

Gambar 4. 26 Langkah kerja sistem cetak

a. Posisi pressure gear pada sudut 180 derajat (jarak titik as dengan

permukaan pressure plate adalah jarak terjauh).


86

5. Langkah kelima

Gambar 4. 27 Langkah kerja sistem cetak

a. Adonan bahan di press dengan pressure plate, ketebalan press

ditentukan pada berapa banyak bahan yang dimasukkan.

6. Langkah ke-enam

Gambar 4. 28 Langkah kerja sistem cetak

a. Posisi pressure gear pada sudut 0 derajat (jarak titik as dengan

permukaan pressure plate adalah jarak terdekat).

b. Kertas sudah jadi, selanjutnya conveyor berjalan untuk memasuki

proses cutting.
87

7. Langkah ketujuh

Gambar 4. 29 Langkah kerja sistem cetak

a. Langkah terakhir yaitu proses cutting, terdapat 2 pilihan pemotongan

yaitu kertas dengan ukuran A4 dan A5.

4.2 Analisis Perhitungan

Analisis dan pengujian rancang bangun adalah dua tahap kunci dalam

pengembangan alat atau desain. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa

rencana dan desain memenuhi persyaratan teknis, keamanan, keberlanjutan, dan

anggaran yang telah ditetapkan.

4.2.1 Analisis Sistem Cetak

Analisis perhitungan rancang bangun merupakan tahap penting dalam siklus

pengembangan alat dan membantu memastikan bahwa alat dapat dilaksanakan

dengan efisien, aman, sesuai dengan regulasi, dan sesuai dengan anggaran. Ini

juga membantu memastikan bahwa proyek akan berkontribusi positif terhadap

lingkungan dan masyarakat yang terlibat.


88

Untuk merancang sebuah sistem cetak perlu perhitungan antara lain:

Gambar 4. 30 Keterangan sistem cetak

A. Tekanan maksimum pada pressure plate.

Tujuan perhitungan ini ditujukan untuk mendapatkan hasil tekanan yang

ideal untuk melakukan pengepressan agar kadar air pada produk (kertas

hasil cetakan) seminimal mungkin.

𝐹
𝑃
𝐴

Ket :

P = Tekanan maksimum (Pa)

F = Gaya total (N)

A = Luas penampang

Tekanan maksimum pada pressure plate (biasanya disebut sebagai "max

pressure plate pressure") tergantung pada berbagai faktor, terutama pada

aplikasi dan penggunaan pressure plate tersebut.


89

Gambar 4. 31 Keterangan gambar sistem cetak

1. Perhitungan rasio pada plat penekan :

a. T1 = 3 Nm

b. N1 = 1450 Rpm (Motor)

R = 1:3

N1 1450
N2 = = = 483,33 Rpm
R 3

2π.N1
ρ = T1.
60

2π.1450
= 3. = 455,3 Watt
60

60 ρ
c. T2 =
2π.N2

60.455,3
=
2𝜋.483,33

27,318
=
2.859,3

= 9 Nm

= 9000 N.mm
90

2. Perhitungan gaya puntir

Gambar 4. 32 Ukuran sisi pressure gear

2
40 2
58,85 2
a. L = √( 2 ) + ( 2 )

2
= √(20)2 + (29,425)2

2
= √1000 + 865,8

2
= √1265,8

= 35,57 mm

𝑇2 9000
b. F = = = 253 N
𝐿 35,57

3. Pehitungan gaya tangensial (gaya tegak lurus dari gaya

sentrifugal).

Gambar 4. 33 Gaya tangensial pada pressure gear


91

29,425
a. α = Tan−1 20

α = 55,74 º

β = 90 – α

= 90 – 55,74

= 34,21º

F 253
Fy = =
tan β tan 34,21

= 372,08 N

4. Perhitungan tekanan maksimum

a. Berat plat

W = 2,3 kg = 230 N

b. Total gaya plat penekan. Terdapat 2 plat.

P = 2.Fy

= 2 x 372,08

= 744,11 N

c. Gaya total

F=W+P

= 230 + 744,11 N

= 974,11 N

d. Luas penampang plat

A = Panjang x Lebar

= 29,7 x 21 = 623,7 𝑐𝑚2

e. Tekanan maksimum yang diterima penampang plat.


92

𝐹 974,11
𝑃 =
𝐴 0,06237

= 15618, 24 Pa (Tekanan penampang)

Atau 15.618,24 N/m²

4.3 Pengujian Pencetakan

Tahap pengujian press bubur kertas merupakan proses untuk menguji kualitas

dan karakteristik bubur kertas yang telah diproses dalam tahap pembuatan kertas.

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa bubur kertas memiliki sifat-sifat

yang sesuai dengan standar yang diinginkan sebelum digunakan dalam proses

pembuatan kertas lebih lanjut. Berikut adalah tahap dalam pengujian press bubur

kertas:

4.3.1 Tahap Pengujian

Berikut adalah beberapa tahap umum dalam pengujian press bubur kertas:

A. Pengujian Manual

1. Pengujian tekanan

Sampel lembaran bubur kertas ditempatkan di bawah tekanan yang

ditentukan dan waktu yang sesuai. Tekanan dan waktu ini mewakili

kondisi press yang biasanya terjadi dalam proses pembuatan kertas.

Gambar 4. 34 Pengujian tekan manual


93

2. Pengukuran ketebalan dan kepadatan

Ketebalan dan kepadatan lembaran bubur kertas diukur setelah

proses press. Hal ini membantu memahami bagaimana karakteristik fisik

bubur kertas berubah akibat tekanan dan waktu yang diterapkan.

Kemudian lembaran bubur kertas diukur untuk mengukur perubahan

karakteristik seperti kekuatan mekanis dan penyerapan air. Langkah ini

akan membantu menilai seberapa baik bubur kertas dapat diubah menjadi

lembaran kertas yang kuat dan tahan air.

Gambar 4. 35 ,Pengukuran panjang hasil cetakan

Gambar 4. 36 Pengukuran panjang hasil cetakan


94

3. Analisis optik

Pengujian juga bisa melibatkan analisis optik untuk melihat

perubahan warna, kecerahan, dan transparansi bubur kertas setelah

proses press.

Gambar 4. 37 Langkah pengamatan hasil cetak

Gambar 4. 38 Langkah pengamatan hasil cetak


95

B. Pengujian Otomatis

Pengujian otomatis pengepresan dengan mesin daur ulang kertas

otomatis adalah proses pengujian yang dilakukan pada mesin daur ulang

kertas otomatis untuk memastikan bahwa mesin tersebut beroperasi dengan

baik dan menghasilkan kertas daur ulang berkualitas. Tujuan utama dari

pengujian otomatis ini adalah untuk memastikan bahwa mesin dapat

menjalankan proses pengepresan dengan efisien dan konsisten. Berikut

merupakan tahapan dalam pengujian otomatis :

1. Memasukan air kedalam tanki penampungan

Gambar 4. 39 Proses memasukan air kedalam tanki

2. Memasukan kertas ke dalam tanki penampungan

Gambar 4. 40 Proses memasukan kertas yang telah di robek kedalam tanki


96

3. Memastikan sistem arduino sudah berfungsi dengan baik

Gambar 4. 41 Memastikan fungsi sistem otomasi

4. Menghancurkan kertas dengan blender

Gambar 4. 42 Proses pengancuran kertas menjadi bubur kertas

5. Langkah pengepressan dengan sistem cetak

Setelah proses penghancuran selesai maka bubur kertas akan secara

otomatis mengalir ke sistem cetak, dengan durasi waktu pengaliran

selama 10 detik yang di atur oleh selonoid valve.


97

Gambar 4. 43 Posisi pressure gear masih dalam keadaan bebas (perhatikan tanda panah)

Gambar 4. 44 Posisi pressure gear mulai berputar 180º (perhatikan tanda panah)

Gambar 4. 45 Posisi pressure gear berputar 360º (perhatikan tanda panah)


98

6. Hasil pengepressan dengan sistem cetak

Setelah melewati proses pengepressan, conveyor berjalan membawa

hasil cetak menuju ke sistem cutting dan berhenti di sistem pengering

untuk dikeringkan.

Gambar 4. 46 Hasil pengepressan

Pada tahap pengujian pencetakan manual dapat disimpulkan bahwa

sampel bubur kertas memiliki karakteristik yang kasar dan berpori-pori, hal

ini disebabkan karena tekanan yang diterima oleh bubur kertas kurang kuat,

sedangkan karakteristik bubur kertas yang kasar di sebabkan oleh kurang

baiknya penghancuran kertas pada saat proses pengancuran bubur kertas di

sitem pencampur.

Sedangkan pada pengujian otomatis dapat disimpulkan bahwa kertas

memiliki tekstur yang halus dan tidak berpori-pori, namun karena terlalu

banyak nya debit air yang keluar dari sistem pencampur dibanding bubur

kertas itu sendiri, menyebabkan bentuk kertas tidak membentuk kotak secara

sempurna.
99

Untuk menghindari hal ini, penting untuk memastikan bahwa debit air

dan debit bubur kertas sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan.

Masalah ini timbul karena kurang besarnya lubang pada selonoid valve

sehingga menyebabkan perbandingan air dan bubur kertas kurang sesuai.

Pengaturan selonoid valve harus dikendalikan secara cermat untuk

memastikan bahwa debit bubur kertas mencapai tingkat yang optimal untuk

menghasilkan kertas yang layak pakai.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Perancangan Sistem Cetak pada Automatic Paper

Recycle Machine, maka hasil perancangan ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Proses perancangan Sistem Cetak ini terdapat beberapa tahapan dan

langkah-langkah yang di lakukan, langkah-langkahnya yaitu : Melakukan

studi literatur, mengumpulkan data dan proses design, kemudian pengadaan

bahan, perakitan dan melakukan analisa. Setelah melewati langkah-langkah

tersebut diperolehlah hasil perancangan.

2. Merancang Sistem Cetak pada Automatic Paper Recycle Machine

dibutuhkan analisa perhitungan untuk menghasilkan kertas yang layak

pakai. Setelah proses analisa selesai, diketahui bahwa tekanan yang

diperlukan untuk menghasilkan kertas yang layak pakai pada rancang

bangun Automatic Paper Recycle Machine adalah 15,618 N/m2.

3. Diketahui setelah disesuaikan, Langkah-langkah kerja pada Sistem Cetak

adalah sebagai berikut : Dimulai dari posisi pressure gear pada sudut 0º,

pressure plate naik dengan bantuan spring, kemudian molding plate

bergerak ke arah bawah, lalu material pulp kertas masuk ke molding plate

kemudian di akhiri dengan proses pengepressan oleh pressure gear yang

berputar 360º di porosnya.

100
101

4. Diketahui hasil pengujian pencetakan secara otomatis masih kurang sesuai

dengan standar, oleh karena itu pengujian dan penyempurnaan alat masih

terus dilakukan hingg laporan skripsi ini masih disusun.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada akhir penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengasilkan suatu sistem yang baik perlu dilakukannya tahap trial

dan error. Penulis mengharapkan untuk penelitian kedepannya tahap ini

harus dilakukan dengan teliti agar suatu penelitian mengenai rancang dan

bangun dapat menghasilkan suatu perancangan yang presisi dan hasil

produk yang memenuhi standar kelayakan.

2. Sebaiknya planning material disiapkan dengan matang agar tidak terjadi

perubahan rencana pada saat alat sudah mulai dibuat, karena kurang baiknya

planning material dapat menyebabkan beberapa kerugian seperti kerugian

dari segi anggaran, waktu dan tenaga.

3. Ada baiknya menganalisa sistem lainnya selain sistem cetak, hal ini

bertujuan untuk menghasilkan kesinambungan sistem yang baik, karena

pada perancangan ini semua sistem saling berkaitan satu sama lain.

4. Pada sistem cetak sendiri sebaiknya menggunakan material yang ringan

namun kokoh, hal ini bertujuan untuk mempermudah proses molding pulp

kertas dan meringankan beban pada motor stepper.

5. Selalu gunakan alat kerja yang safety agar terhindar dari kecelakaan kerja.

Pastikan juga komponen seperti las, bor dan gerinda dalam posisi kabel yang

tercabut dari kontak listrik ketika sudah tidak lagi digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Ariana. (2017). 3 Cara untuk Mengatasi Deforestasi Hutan Tropis Hingga 2020.

Arfah. (2017). Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Kertas Daur Ulang Bernilai
Tambah Oleh Mahasiswa.

Ajat Didik. (2019). Prinsip dan Metode Perakitan Produk, https://ajat.xyz/2019/09/


09/prinsip-dan-metode-perakitan-produk/

Anonim. (2023). Apa Itu Moulding, Penjelasan dan Jenis-jenisnya dalam


Manufaktur.https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-itu-moulding /

Anonim. (2021). Jenis Jenis Pengelasan, https://slv.co.id/jenis-jenis-pengelasan/

Anonim. (2021). Definisi, Fungsi, Kelebihan serta Kekurangan AutoCAD,


https://tukanggambar3d.com/definisi-dan-fungsi-autocad/

Devaranti et al. (2023) Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Tangerang


dan Tangerang Selatan.

Faraq. (1997). Tujuan Perancangan untuk Menjamin Semua Komponen yang


Memiliki Kinerja Memuaskan dan Disyaratkan Dalam Standar yang Ada
Berdasarkan Aturan-aturan Metode Engineering.

Hintons. (2015). ‘History of Recycling (Timeline)” https://hintonswaste.co.uk/new


s/history-of-recycling-timeline/

Iqair. (2022). Nilai Indeks Kualitas Udara (AQI) dan Polusi Udara di Indonesia.
Santosa et al., n.d. (2017). Paper Recycle Automation Sebagai Solusi
Peningkatan Produkticitas UMKM Daur Ulang Kertas.

Jogiyanto HM. (1991). Defenisi Perancangan Sistem Menurut George M. Scott


dalam buku Jogiyanto HM tahun 1991 halaman 196.

Kemenperin. (2021). Kebutuhan Kertas Bekas untuk Industri Kertas di Indonesia.

Kreasi Indonesia Muda. (2021). Jenis Jenis Metode Bending,


https://kreasimudaindonesia.com/mari-cari-tahu-beberapa-jenis-dari-mesin-
bending-serta-fungsinya/https://www.cara-kerja.com

Morris Asimow. (1962). Tahapan Conceptual Design Memerlukan Kreatifitas yang


Tinggi dan Terdapat Ketidakpastian Yang Luas.

Mita Defitri. (2022). Kenali Bahaya Sampah Kertas bagi Lingkungan.


Waste4change.Com. https://waste4change.com/blog/kenali-bahaya-sampah-
kertas-bagi-lingkungan/
Sudaryatno. (2010). Pengertian Kertas. [Online] Tersedia : https://arisudaryatno.
blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html (3 September 2012)

Siti Musarrofah. (2022:65). Definisi dari Perakitan dalam Produksi dan Metode
yang Digunakan, https://kumparan.com/berita-terkini/definisi-dari-
perakitan-dalam-produksi-dan-metode-yang-digunakan-1yzPUDlNnTk/2

Teknologi Edukasi. (2021). Cara Kerja Mesin Injection Molding,

Wahyono. (2001). Pengelolaan Sampah Kertas di Indonesia.

Wahyuni & Suranto. (2021). Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar terhadap
Pemanasan Global di Indonesia.

Yanuario. (2023). Solidworks: Pengertian, Fungsi, Kelebihan Dan Kekurangannya.


https://vocasia.id/blog/solidworks-adalah
LAMPIRAN LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Jurnal Acuan


Lampiran 1. 2 Jurnal Acuan
Lampiran 1. 3 Kartu Bimbingan Skripsi

Anda mungkin juga menyukai