Anda di halaman 1dari 13

Laporan Individu

DIFUSI, OSMOSIS, IMBIBISI

DAN TURGOR

Oleh :

Nama : Uswatun Hasanah

Nim : 2305902020097

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Prodi : Gizi

Kelompok : 4(empat)

Asisten Meja : Desi Ana Afriani

Praktikum ke : 5(lima)

LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG-ACEH BARAT
2023
I. Tanggal praktikum : 25 oktober 2023
II. Judul praktikum : Difusi, Osmosis, Imbibisi, dan Turgor
III. Tujuan praktikum :

Tujuan Kegiatan Praktikum kelima Adalah Sebagai Berikut :

1. Untuk mengetahui proses terjadinya difusi, osmosis, imbibisi dan turgor.

IV. Dasar Teori


Osmosis merupakan perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari
konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui
membran diferensial pameabel. Osmosis juga dikenal sebagai difusi
dengan kategori khusus. Adapun yang dimaksud air dalam proses osmosis
tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang tidakterikat dengan jenis-
jenis molekul seperti gula, protein, atau larutan yang lain. Oleh karena itu,
konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang
menentukan kelangsungan osmosis (Arlita, 2013).
Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari
larutan yang mempunyai konsentrasi rendah larutan yang mempunyai
konsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel. Osmosis adalah
berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan
yang konsentrasinya tinggi melalui selaput semipermiabel. Osmosis adalah
perpindahan ion atau melekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan
tinggi melalui suatu membran (Tanzyah, 2015)
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, gelatin, dan lainnya yang
menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
Kemampuan untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan
potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan imbibisi (Wahab, 2013).
Perkecambahan meliputi beberapa tahapan antara lain imbibisi,
imbibisi berpengaruh pada proses perkecambahan biji. Pada proses
imbibisi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam faktor-faktor luar.
Faktor–faktor dalam meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji,
donnansi, dam penghambat perkecamabahan. Sedangkan faktor-faktor luar
yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji meliputi air, temperature,
oksigen, dan cahaya, suhu pada umumnya semakin tinggi suhunya,
semakin tinggi juga kecepatan imbibisinya. Tekanan osmosis apabila
tekanan difusi air pada medium lebih tinggi dari pada tekanandifusi air
dalam imbibiban makan akan terjadi imbibisi. Jadi tekanan osmosis akan
berpengaruh terhadap kecepatan imbibisi pada waktu. Sifat kulit biji dan
jumlah air yang tersedia pada lingkungan sekitarnya mempengaruhi
penyerapan air oleh biji, pada saat perkecambahan, respirasi meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan
karbondioksida, air dan biji. Pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat
menghasilkan biji yang akan mengalami etiolasi. Temperature optimum
untuk terjadinya biji tidak jauh berbeda dengan temperatur lingkungan
tempat biji dihasilkan. Tingkat kematangan biji dan faktor-faktor luar
merupakan syarat penting bagi perkecambahan, selain itu enzim juga turut
berpengaruh dalam proses imbibisi (Wusono, 2015)

V. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cawan petri
b. Stopwatch
c. Gelas ukur
d. Penggaris
e. Gelas kimia
f. Spatula
g. Batang pengaduk
h. Pisau
i. timbangan
2. Bahan
a. KMnO4
b. Air panas 15 ml
c. Aquades 15 ml
d. Air aqua 100 ml
e. Kentang (Solanum tuberosum L)
f. Wortel (Daucus carota L)
g. Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
h. Garam dapur (NaCl)
VI. Cara Kerja
1. Difusi
a. Diambilkan 2 cawan petri.
b. Diletakkan pada tempat yang datar yang telah dialasi dengan kertas
millimeter (mm), buat garis vertikal dan horizontal beserta jarak
dengan satuan mm.
c. Dituangkan aquades dan air hangat sebanyak 15 ml ke dalam
masing-masing cawan petri.
d. Dimasukkan Kristal (KMnO4) bagian tengah cawan yang sudah
diisikan air.
e. Perhatikan gerak difusi molekul KMnO4 tersebut dan ukur
kecepatan penyebaran Kristal dengan stopwatch atau pencatat
waktu lainnya. Perhatikan kecepatan pergerakan proses difusi
tersebut.
f. Diukurlah diameter luasan penyebaran Kristal KMnO4 dalam air
pada menit ke 2,4,6.
g. Dibandingkan kecepatan sebaran KMnO4 pada kedua cawan petri
tersebut.
2. Osmosis
a. Diambilkan kentang (Solamum tuberesum)
b. Dikupas dan dipotong kentang menggunakan pisau dengan ukuran
dan bentuk yang sama yaitu berbentuk balok dengan ukuran
panjang 5 cm, lebar 5 cm dan tinggi 1 cm menjadi 4 potongan.
c. Selanjutnya memberikan label A dan B pada masing- masing gelas
kimia dan menuangkan air kedalam 2 gelas kimia sebanyak 20 ml,
lalu pada gelas B ditambahkan 1 sendok makan garam dan diaduk
hingga larut.
d. Dimasukkan masing-masing 1 potong kentang pada gelas dam
membiarkannya selama kurang lebih 30 menit dan tiap 15 menit
mengamati tingkat kekerasannya, kemudian catat hasilnya.
e. Pengamatan ini sengaja dilakukan setiap 15 menit sekali karena
untuk membandingkan kekerasannya jika dalam waktu yang
singkat. Langkah-langkah yang dilakukan pada wortel juga
dilakukan dengan langkah yang sama seperti pada kentang.
3. Imbibisi
a. Disiapkan 6 gelas kimia, lalu buatkan label pada masing-masing
gelas. Label A untuk 3 gelas kimia diisikan air aqua dan label B
untuk 3 gelas diisikan air hangat.
b. Ditimbang kacang hijau (Phaseolus radiatus)
c. Dimasukkan kedalam gelas kimia yang sudah disediakan masing-
masing sebanyak 10 gram.
d. Masing-masing biji direndam selama 15, 30 dan 45 menit. Lalu
ditimbang untuk melihat pertambahan berat pada biji dan
persentase kadar air yang diserap oleh biji.
e. Hitung persentase kadar air dengan rumus :
Berat akhir – Berat awal
Persentase kadar air = x 100%
Berat akhir
VII. Tabel Hasil Pengamatan Difusi :

Aquades

Menit ke 2 Menit ke 4 Menit ke 6


Y X Y X Y
No
a(+) b(+) c(+) d(+) a(+) b(+) c(+) d(+) a(+ b(+)
)

Air Hangat

Menit ke 2 Menit ke 4 Menit ke 6

No Y X Y X Y X
a(+) b(+) c(+) d(+) a(+ b(+) c(+) d(+) a(+ b(+) c(+) d(+)
) )

Tabel Hasil Pengamatan Osmosis :

Kentang (Solanum tuberosum L)

Indikator Waktu Gelas


A (Air saja) B (Air +Garam)
0 Menit
Warna 15 Menit
30 Menit
0 Menit
Tekstur 15 Menit
30 Menit
Wortel (Daucus carota L)

Indikator Waktu Gelas


A (Air saja) B (Air +Garam)
0 Menit
Warna 15 Menit
30 Menit
0 Menit
Tekstur 15 Menit
30 Menit

Tabel Hasil Pemngamatan Imbibisi :

Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) air aqua

Lama Pertambahan
Perendaman Berat Awal Berat Akhir Berat Biji Kadar Air
(Menit) (g) (g) (g) (%)
15
30
45

Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) air hangat

Lama Pertambahan
Perendaman Berat Awal Berat Akhir Berat Biji Kadar Air
(Menit) (g) (g) (g) (%)
15
30
45
VIII. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa :
1. Difusi
Proses difusi dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya ketika kamu melarutkan gula untuk membuat the manis, atau
menaburkan garam ke dalam masakan. Dari contoh tersebut dapat kita
pahami bahwa difusi adalah perpindahan suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi lebih tinggi dari zat lain. Kondisi ini menyebabkan
perpindahan dan pembauran ke seluruh partikel secara merata.
Difusi adalah proses yang dihasilkan dari gerakan molekul dimana
alirannya berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi pada dua larutan dikenal
juga dengan sebutan gradient konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan
konsentrasi, perpindahan molekul tetap dapat terjadi untuk mencapai
kesetimbangan. Contoh difusi pada manusia yaitu ketika kita menarik
nafas maka alveolus mengembang dan oksigen masuk ke paru-paru. Lalu,
ketika menghembuskan nafas, alveolus mengempis dan karbon dioksida
keluar dari tubuh, proses ini terjadi disebabkan molekul bergerak dari
konsentrasi tinggi ke rendah.
2. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari
bagian yang lebih encer kebagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat
secarabuatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih
encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya
pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput
atau membran. Air selalu bergerak melewati membrane ke arah sisi yang
mengandung jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling
sedikit. Dalam percobaan ini, materi terlarut adalah garam. Garam dan air
adalah dari bahan-bahan kimia yang ada pada kentang. Irisan-irisan
kentang yang diletakkan dalam mangkuk air tawar akan mempunyai kadar
air semula ditambah dengan air dari mangkuk yang masuk ke dalam irisan
melalui membran sel. Air yang masuk ini membuat irisan-irisan kentang
tadi menjadi kaku, kadar garam dalam tiap irisan kentang lebih kecil
jumlahnya dibandingkan dengan kadar yang ada dalam mangkuk air
garam, irisan-irisan yang ada dalam mangkuk air garam menjadi lembek,
karena kehilangan sebagian dari air yang semula dikandung dalam sel-
selnya. Air yang berasal dari dalam tiap irisan kentangkeluar melalui
membran-membran sel dan masuk ke dalam mangkuk air garam. Irisan-
irisan tadi akan terisi dan menjadi lembek.
3. Imbibisi
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya
yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
Peristiwa imbibisi jugabisa dikatakan sebagai suatu proses penyusupan
atau peresapan air kedalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding
selnya akan mengembang. Misalnya masuknya air pada saat biji
berkecambah yang direndam dalam air beberapa jam. Perbedaan ambibisi
dan osmosis yaitu pada ambibisi terdapat adsorban. Ada dua kondisi yang
diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air
antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya
afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi.
Imbibisi merupakan peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat
lain yang mempunyai pori-pori cukup besar sehingga mampu melewatkan
molekul-molekul air, kemudian molekul air tersebut menetap didalam zat
tersebut. Air memegang peranan penting dalam proses perkecambahan biji
karena merupakan salah satu faktor untuk berlangsungnya proses
perkecambahan. Proses imbibisi air oleh benih sangat dipengaruhi oleh
komposisi kimia benih, permeabelitas benih dan jumlah air yang tersedia,
baik air dalam bentuk cairan maupun uap air disekitar benih. Pada proses
imbibisi juga dipengaruhi oleh kadar atau konsentrasi larutan sama seperti
pada proses difusi osmosis. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan penyerapan air oleh biji diantaranya adalah, konsentrasi air,
tekanan hidrostatik, daya intermolekuler, luas permukaan biji yang kontak
dengan air, suhu, kulit biji, umur, tingkat kemasakan biji, komposisi kimia
dalam biji. Masuknya air kedalam biji menimbulkan tekanan hidrostatik
karena meningkatnya volume air pada membrane biji. Tekanan hidrostatik
menyebabkan meningkatnya tekanan difusi air, hal ini menyebabakan
naiknya kecepatan difusi ke luan dan menurunnya kecepatan penyerapan
air oleh biji. Jadi kecepatan penyerapan pada permulaan tinggi dan
kemudian semakin lambat sejalan dengan naikknya tekanan hidrostatik
sampai tercapai keseimbangan. Biji yang mengandung protein tinggi
menyerap air lebih cepat sampai tingkat tertentu dari pada biji dengan
kadar karbohidrat tinggi, biji dengan kadar minyak tinggi tetapi kadar
proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan biji berkadar
karbohidrat tinggi. Apabila air dipanaskan maka energi dipakai. Sebagian
energi ini dipakai untu meningkatkan difusi air, oleh sebab itu, apabila
suhu ditingkatkan maka kecepatan penyerapan juga naik sampai batas
tertentu, dimana tiap 100c suhu dinaikkan kecepatan penyerapan kira-kira
dua kali lipat pada waktu permulaan. Ada empat tahap ambibisi, yaitu: 1.
Hidrasi atau imbibisi, selama kedua priode tersebut, air masuk ke dalam
embrio dan membasahi proin dan koloid lain. 2). Pembentukan atau
pengaktifan enzim, yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik.
3). Pemanjangan sel radikal, diikuti munculnya radikula dari biji. 4).
Pertumbuhan kecambah selanjutnya. Lapisan yang membungkus embrio,
yaitu endosperm, kulit biji dan kulit buah.
IX. Kesimpulan
Proses terjadinya difusi, osmosis dan imbibisi
 Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas. Dalam hal
ini, prosesnya tidak memerlukan energi karena itulah proses difusi
disebut juga sebagai sistem transpor pasif. Proses difusi adalah kondisi
dimana terjadinya pergerakan partikel zat dengan gerakan acak yang
berdifusi dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju ke bagian yang
lebih rendah melalui membran sel. Sebuah partikel dapat melewati
membran tersebut jika ukuran partikel sangat kecil dan dapat larut
dalam air maupun lemak.
 Proses osmosis akan berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan
hipertonik atau oerpindahan air dari molekul larutan yang potensial
airnya tinggi ke larutan yang potensialnya rendah, melalui membran
selektif potensial (semipermeabel)
 Proses perkecambahan benih dimulai dari imbibisi yaitu proses
penyerapan air oleh benih. Proses penyerapan air oleh benih terjadi
dalam tiga fase yaitu, fase I diawali oleh penyerapan air secara cepat.
Hal ini karena ada perbedaan potesial antara air dan beni, selanjutnya
pada fase II penyerapan air berlangsung lambat, karena potensial air
benih dengan lingkungannya dalam kedaan seimbang, tetapi
metabolisme benih secara aktif berlangsung. Pada fase III penyerapan
air kembali naik, proses perkecambahan telah lengkap dengan ditandai
oleh munculnya radikula.
Daftar Pustaka

Arlita, dkk, 2013. Pengaruh Suhu dan Konsetrasi terhadap Penyerapan Larutan
Gula pada Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal teknik pertanian. Vol
2(1) :85-94.

Tanzyah, dkk, 2015. Profil Miskonsepsi Siswa pada Subtopik Difusi kelas IX.
Jurnal biology education. Vol. 4(3) : 1004-1006. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.

Wahab, dkk, 2013. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Universitas


Negeri Jakarta.

Wusono, dkk, 2015. Pengaruh Ekstra Berbagai Bagian dari Tanaman Swietania
Mahagoni terhadap Perkemcambahan Benih Kacang Hijau dan Jagung. Jurnal
Agrologia. Vol. 4 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai