Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FUNGSI POKOK ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Administrasi Pembelajaran PAI


Dosen Pengampu:
Bapak H. Agus Susanto S.P.D.I, M.M

Kelompok 3:

Adinda Zahrah NPM. 2210631110072


Adiyas NPM. 2210631110074
Ardhi Nur Huda NPM. 2210631110091

Ana Tiara Syalwa NPM. 2210631110089

Dalilah Nira Istiqomah NPM. 2210631110098

Desi Nursanti NPM. 2210631110100

KELAS 3C PAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umat Islam yang senantiasa mengikuti jejak
langkah beliau.

Makalah ini berjudul "Fungsi Pokok Administrasi Pendidikan",


Administrasi pendidikan adalah bentuk upaya untuk mengintegrasikan kegiatan serta
program yang ada. Kegiatan ini saling bergantung dengan kelompok maupun
individu yang mempunyai tujuan yang sama untuk kepentingan peserta didik.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam


tentang hakekat manusia. Di dalamnya, kita akan menjelajahi konsep asal-usul,
fitrah, tanggung jawab, dan tugas manusia menurut pandangan beliau. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca dalam
memperdalam pemahaman tentang posisi istimewa manusia dalam agama Islam.

Karawang, 26 September 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................... 4

Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

Tujuan Masalah .......................................................................................... 5

BAB II ISI

Pengertian Administrasi pendidikan .......................................................6-7

Fungsi administrasi pendidikan ............................................................ 7-17

Fungsi / Prinsip Administrasi pendidikan ..........................................17-18

Tujuan Administrasi pendidikan ............................................................. 18

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Sondang P Siagian MPA.PHD Administrasi keseluruhan proses kerja sama


antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Drs. The Liang Gie Administrasi adalah segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Penafsiran tentang pembelajaran/ pendidikan dalam makna luasnya merupakan segenap


aktivitas pendidikan yang berlangsung selama waktu dalam konteks bermacam aspek
kehidupan masyarakatnya, baik yang bertabiat lokal maupun global.
Pembelajaran berlangsung dalam seluruh tipe, wujud, serta jenjangnya yang mendesak
pertumbuhan kemampuan tiap orang dalam sebuah warga untuk mewujudkan warga yang maju
serta beradab.

Dengan aktivitas pendidikan semacam itu, orang sanggup mengganti dan meningkatkan
diri jadi manusia yang pintar, kreatif, serta matang baik secara raga, mental, serta
spiritual. Ringkasnya, pembelajaran merupakan sistem proses pergantian mengarah
pencerdasan, pendewasaan, serta pematangan diri. Mendapatkan pembelajaran/ pendidikan
yang layak merupakan kewajiban sekaligus hak asasi tiap orang buat jadi matang, terampil,
serta pintar sebagai bekal buat menempuh kehidupannya.Ada pula pembelajaran/ pendidikan
dalam makna kecil pada biasanya dikenal sebagai segenap aktivitas belajar yang direncanakan,
dengan modul yang telah dipersiapkan, penerapannya terjadwal sedemikian rupa, serta untuk
mengukur keberhasilannya dicoba penilaian cocok tujuan pembelajaran yang sudah
diresmikan.

Aktivitas belajar mengajar tersebut dilaksanakan di lembaga pembelajaran baik di


sekolah/ madrasah sampai perguruan besar. Tujuan utamanya merupakan pengembangan
kemampuan intelektual dalam wujud kemampuan bidang ilmu tertentu serta teknologi. Dari
penjelasan tentang administrasi serta pembelajaran
4 di atas administrasi pembelajaran bisa
dimaksud selaku totalitas proses bekerja sama dengan menggunakan seluruh sumber energi
yang ada serta dibutuhkan buat menggapai tujuan pembelajaran yang sudah diresmikan secara
efektif serta efektif.
Bagi Djam’an Satori (1980), administrasi pendidikan ialah totalitas proses kerjasama dengan
menggunakan seluruh sumber personil serta materil yang ada serta cocok buat mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah diresmikan secara efisien serta efektif. Castetter (1996:198)
mengatakan kalau, educational administration is a social process that take place within the
context of social system.

Administrasi pembelajaran pada dasarnya ialah administrasi dalam mengelola,


mengendalikan serta mengalokasikan sumber energi yang ada dalam dunia
pembelajaran. Guna administrasi pembelajaran merupakan perlengkapan buat menyatukan
serta menyelaraskan peranan segala sumber daya yang dipunyai guna tercapainya tujuan
pembelajaran dalam sesuatu konteks sosial tertentu, ini berarti kalau bidang-bidang yang
dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam rangka mencapai tujuan penulisan yang telah disebutkan, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari administrasi pendidikan ?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi administrasi pendidikan ?
3. Jelaskan bagaimana penjelasan fungsi/Prinsip administrasi pendidikan?
4. Jelaskan Tujuan Administrasi pendidikan ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk memahami pengertian dari administrasi pendidikan


2. Untuk memahami dan mengetahui penjelasan dari fungsi administrasi pada pendidikan
3. Mengetahui bagaimana penjelasan fungsi/Prinsip administrasi pendidikan
4. Mampu memahami tujuan dari administrasi pendidikan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan pada dasarnya merupakan administrasi dalam mengelola,


mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan. Fungsi
administrasi pendidikan merupakan alat untuk menyatukan dan menyelaraskan peranan
seluruh sumberdaya yang dimiliki guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks
sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang
berbeda dari manajemen dalam bidang lain.

Suryabrata yang dikutip oleh Jalaluddin dan Idi (2003: 119) mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, bahkan tujuan merupakan salah satu
hal yang teramat penting dalam kegiatan pendidikan, guna memberikan arah dan ketentuan
yang pasti dalam memilih materi (isi), metode, alat, evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Dengan arah yang pasti, harapan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari usaha
penyelenggaraan pendidikan akan dapat dicapai. Berbagai aspek dari usaha penyelenggaraan
pendidikan di atas haruslah tercakup dalam sebuah rancangan pendidikan yang mempunyai
kedudukan strategik dalam pelaksanaan proses manajerial pendidikan sehingga akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu dalam penyusunan strategi peningkatan
kinerja dan mutu bidang pendidikan dibutuhkan landasan pendidikan yang akan
mendeskripsikan orientasi subtantif berbagai aspek yang akan dikembangkan dalam proses
manajerial pengembangan berbagai aspek pendidikan.

Oteng Sutisna (1989) menyatakan bahwa administrasi pendidikan meliputi:


a. Latar belakang administrasi pendidikan (geografi, kependudukan, ekonomi, ideologi,
kebudayaan, dan pembangunan);
b. Bidang garapannya;
c. Unsur-unsur pokok administrasi pendidikan, seperti tugas-tugas, proses, asas-asas, dan
perilaku administrasi memberikan gambaran bahwa administrasi pendidikan mempunyai
bidang dengan cakupan yang luas dan saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya
memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di
masyarakat di samping pendalaman dari segi perkembangan teori administrasi.

Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi bidang sumber daya manusia,


kurikulum, proses belajar mengajar, sarana/prasarana, dan dana yang diperlukan dalam upaya
untuk mencapai tujuan pendidikan, baik bagi perorangan maupun kelembagaan. Dalam
kegiatan administrasi pendidikan sangat diperlukan pengintegrasian dari berbagai sumber daya
dan modal yang dibutuhkan bagi pencapaian tujuan pendidikan, seperti sumber daya manusia
yang sangat menentukan bagi mutu proses pembelajarannya dan sumber daya keuangan
merupakan dana yang diperlukan untuk melaksanakan dan memperbaiki proses pendidikan, di
samping modal sosial yang merupakan ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang
menggambarkan sekolah sebagai komunitas, dan modal politik yang meliputi dasar otoritas
legal yang dimiliki untuk melakukan proses pembelajaran/ pendidikan.

6
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto Administrasi Pendidikan ialah segenap proses
pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personal, spiritual dan material yang
bersangkut paut dengan tercapainya tujuan pendidikan. Depdiknas RI Administrasi pendidikan
adalah suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam dalam bidang pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasiaan, pengawasan,
pembiayaan dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia,
baik personal, material maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan
efektif.

Sedangkan menurut pendapat para ahli yang lainnya Administrasi pendidikan adalah
suatu cara bekerja dengan orang–orang dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang
efektif, yang berarti mendatangkan hasil yang baik dan tepat, sesuai dengan tujuan pendidikan
yang telah ditentukan. atau administrasi pendidikan adalah semua kegiatan sekolah yang
meliputi usaha-usaha besar seperti perumusan polis, pengarahan usaha, koordinasi, konsultasi,
korespondensi, kontrol dan seterusnya, sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana seperti
menjaga sekolah ,menyapu halaman dan lain sebagainya.

B. Fungsi Administrasi Pendidikan

Pada prinsipnya, fungsi administrasi pendidikan sama dengan prinsip manajemen pada
umumnya. Berikut ini dikemukakan pendapat para ahli tentang fungsi-fungsi manajemen/
administrasi:
1) G. R. Terry mengemukakan 4 fungsi manajemen/administrasi, yaitu:
a) Planning (Perencanaan);
b) Organizing (Pengorganisasian);
c) Actuating (Pelaksanaan/Pengerahan);
d) Controlling (Pengawasan),

2) L. Gullick mengemukakan 7 fungsi manajemen/ administrasi, yaitu:


a) Planning (Perencanaan); b) Organizing (Pengorganisasian);
c) Staffing (Penentuan staff);
d) Directing (Pengarahan);
e) Coordinating (Pengkoordinasian):
f) Reporting (Pelaporan):
g) Budgeting (Penganggaran).

3) Henry Fayol mengemukakan 5 fungsi manajemen/adminis-trasi, yaitu:


a) Planning (Perencanaan); b) Organizing (Pengorganisasian);
c) Commanding (Pengaturan); d) Coordinating (Pengkoordinasian);
e) Controlling (Pengawasan).

7
4) Harold Koontz dan Cyril O'Donnel juga mengemukakan 5 fungsi manajemen/administrasi,
yaitu:
a) Planning (Perencanaan);
b) Organizing (Pengorganisasian);
c) Staffing (Penentuan staf);
d) Directing (Pengarahan);
e) Controlling (Pengawasan).

Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, fungsi-fungsi administrasi


pendidikan sering menerapkan siklus dari Deming (Deming Cycle) yang terdiri dari:
1) Plan (Merencanakan/Perencanaan);
2) Do (Melaksanakan/Pelaksanaan):
3) Check (Pengecekan/Perbaikan);
4) Act (Penindaklanjutan). Fungsi-fungsi tersebut di atas merupakan suatu siklus yang
berkesinambungan yang implikasinya pada upaya perbaikan terus menerus (Suharsaputra,
2010:16). Jika fungsi administrasi pendidikan dilihat dari sudut konsep administrasi maka
kegiatan administrasi dalam mencapai tujuannya melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen
sebagaimana disebutkan di atas. Berikut ini akan dijelaskan fungsi adminmistrasi seperti yang
dikemukakan oleh G.R. Terry, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengerahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Hal ini dipilih karena disamping mudah
diingat (POAC) juga sederhana (simple).

1. Perencanaan (Planning)

Salah satu dari tujuh kebiasaan orang-orang berhasil adalah begin with end (Stephen Coopy,
1997:87). Memulai kegi-atan dengan akhir juga berarti mengawali kegiatan dengan
perencanaan. 'Educational planning is the first of all a rational process (Banghart dan Trull
(1973). Perencanaan adalah awal dari suatu proses rasional. Selanjutnya Sergiovanni (1987)
mengemukakan: "plans are guides, approximations, goal post, and compass setting not
irrevocable commitments or dicision commandements". Ini menunjukkan bahwa perencanaan
yang dibuat akan menjadi pedoman dan arah dalam melaksanakan program kegiatan yang telah
disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama. Perencanaan/planning berarti penentuan
sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa depan dan penetapan tugas-tugas serta
alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi (Daft, 2002: 9)
Singkatnya, perencanaan adalah menentukan tujuan dan cara untuk mencapainya. Rencana
harus dibuat agar semua tindakan terarah dan terfokus pada tujuan yang hendak dicapai. Ada
sejumlah dokumen perencanaan yang dibuat di sekolah sebagai pedoman dalam melaksanakan
program kegiatan sekolah, antara lain: Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau Rencana
Kerja Sekolah (RKS) atau Rencana Kerja Tahunan (RKT), serta Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
Dokumen- dokumen tersebut dirancang dan disusun secara bersama-sama dengan melibatkan
stakeholders pendidikan di sekolah bersangkutan. Keterlibatan stakeholders ini akan
meningkatkan tanggungjawab mereka dan mendorong mereka agar rencana tersebut dapat
berhasil. 8
Penyusunan dokumen perencanaan biasanya didasarkan pada:
1) kebijakan pucuk pimpinan (top management policy) sebagai pihak yang berhak dan
mempunyai wewenang dalam menetapkan berbagai kebijakan (policy):
2) hasil evaluasi kinerja dari kegiatan pengawasan dalam rangka tindak koreksi, penyesuaian,
maupun perubahan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program sebelumnya;
3) kebutuhan masa depan;
4) inovasi berdasarkan studi faktual di lapangan, dan
5) prakarsa baik dari dalam maupun dari luar organisasi sekolah.
Perencanaan pendidikan disusun dengan prinsip, sebagai berikut:
1) Memperbaiki hasil pendidikan;
2) Membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan);
3) Demand
4) Menyeluruh; driven (berdasarkan kebutuhan)
5) Keterkaitan dengan RPS. Rencana Pendidikan Kabupaten/Kota/Propinsi/Nasional,
Milleneum Development Goals, dansebagainya.
6) Partisipasi;
7) Keterwakilan;
8) Data driven (berdasarkan data);
9) Realistis sesuai dengan hasil analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat);
10) Didasarkan pada hasil review dan evaluasi:
11) Keterpaduan;
12) Holistik/tersistem:
13) Transparansi; dan
14) Keterkaitan dan kesepadanan dengan rencana-rencana instansi terkait,
Tahapan perencanaan pendidikan, sebagai berikut: 1) Melakukan analisis lingkungan strategis;
2) Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini;
3) Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang.
4) Mencari kesenjangan antara situasi pendidikan saat ini dan pendidikan yang
diharapkan di masa mendatang.
5) Menyusun rencana strategis (5 tahun) dan rencana operasional (1 tahun) berdasarkan hasil
analisis pada butir 4;
6) Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan: 7) Melakukan pemantauan (monitoring)
terhadap pelaksanaan rencana dan
melakukan evaluasi (evaluation) terhadap hasil pelaksanaan rencana pendidikan (Depdiknas,
2006).

2. Pengorganisasian (Organizing)

The man behind the gun adalah kata kunci dari fungsi pengorganisasian (organizing).
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan bagaimana organisasi
mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan
pengelompokan tugas serta alokasi bermacam-macam sumberdaya ke dalam berbagai
departemen (Daft, 2002: 9-10).
9
Tugas dan pekerjaan yang banyak, tentu saja, tidak dapat dikerjakan dan diselesaikan oleh satu
orang saja. Itulah sebabnya tugas dan pekerjaan itu dibagi untuk dilaksanakan oleh masing-
masing staf sesuai kualifikasi dan kompetensinya.

Pengorganisasian berarti pelimpahan wewenang pimpinan kepada staf. Namun perlu diingat
bahwa pengorganisasian yang efektif adalah pelimpahan wewenang atau pembagian tugas
sesuai kualifikasi dan kompetensi staf secara proporsional. Gorton (1976) menyatakan:
"Organizing the school involves more than identifying position and defining relationship on an
organizational chart, the most important factor that an administrator should consider in
organizing a school are the people associated with it".

Dalam pengorganisasian bukan hanya mengidentifikasikan jabatan serta menetapkan


hubungan tugas dan pekerjaan, tetapi yang lebih penting dari itu semua adalah.
mempertimbangkan penempatan orang-orang dan memperhatikan kebutuhan, baik kebutuhan
orang perorang maupun kebutuhan tugas pekerjaan. Untuk memastikan efisiensi dan efektifitas
pengorganisasian, diperlukan langkah- langkah konkrit dan tepat sehingga jelas siapa
melakukan apa serta bagaimana melaksanakan rencana dan bagaimana mekanismenya.
Pengorganisasian merupakan proses menyusun organisasi formal dengan melakukan aktivitas
merancang struktur, menganalisis pekerjaan, menganalisis kualifikasi pekerjaan,
mengelompokkan dan membagikan pekerjaan, mengkoordinasikan pekerjaan, serta memantau
pelaksanaan pekerjaan.

Dale (dalam Engkoswara dan Aan Komariah. 2010:150) menunjukkan tiga langkah sebagai
prosedur pengorganisasian, yaitu:
1) Pemerincian pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi;
2) Pembagian beban pekerjaan kepada orang-orang yang memiliki kualifikasi yang tepat dan
dengan beban yang rasional, tidak overloaded, dan tidak terlalu ringan agar mencapai
pelaksanaan secara efektif dan efisien;
3) Pengadaan dan pengembangan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan.
Turney (1992: 200) mengemukakan beberapa tugas yang harus dilaksanakan dalam
pengorganisasian, yaitu:
1) mengembangkan dan membentuk struktur organisasi;
2) mengadakan penyesuaian anggota kelompok organisasi dan menetapkan harapan-harapan
yang tinggi;
3) memberikan tugas dan pendelegasian wewenang:
4) mengkoordinasikan dan pemberian dukungan secara terus menerus,

10
3.Pengerahan (Actuating)

Actuating sering diterjemahkan beragam oleh para ahli,. Tergantung dari sudut mana pakar itu
memandang. Sebagian menyebutnya pelaksanaan dan yang lain menyebutnya pengerahan,
bahkan Richard L. Daft lebih sreg menyebut fase ini dengan leading (kepemimpinan). Leading,
menurut Daft, adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai
sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan suatu budaya dan nilai bersama,
mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan melalui organisasi, dan memberikan inspirasi
agar karyawan berprestasi sebaik-baiknya (Daft: 2002:10), Actuating merupakan fungsi
manajemen yang sangat penting dan menentukan dalam upaya untuk mencapai sasaran dan
tujuan organisasi.

George.R. Terry (1986: 313) menjelaskan bahwa pengerahan (actuating) merupakan usaha
menggerakkan anggota organisasi agar termotivasi dan berkeinginan mencapai sasaran dan
tujuan yang telah disepakati bersama. Untuk itu, dalam konteks organisasi sekolah.
Kepala Sekolah dituntut memiliki keterampilan kepemimpinan yang mampu memberikan
pembinaan dan motivasi sehingga seluruh warga sekolah secara sadar menjadikan proses
pencapaian tujuan organisasi sekolah menjadi tujuan bersama dan terhindar dari konflik
kepentingan dalam pencapaian tujuan tersebut.
Dalam upaya menjalankan fungsi actuating (mengerahkan dan menggerakkan staf). ada tiga
hal yang harus diperhatikan yaitu: motivasi. kepemimpinan, dan komunikasi. Motivasi
menurut Terry (1986) adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang
mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Motoivasi berangkat dari motif (gerak
atau dorongan hati) karena adanya kebutuhan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mc. Celland
(1961) bahwa dalam diri seseorang terdapat kebutuhan-kebutuhan pokok yang mendorong
tingkah lakunya.

Ada lima tingkat kebutuhan pokok manusia, menurut A. H. Maslow (dalam Manullang
1995:149) yaitu:
1) The Physiological Needs (kebutuhan pokok fisik manusia):
2) The Safety Needs (kebutuhan keselamatan atau perlindungan dari bahaya dan ancaman);
3) The Belonging and Love Needs (kebutuhan untuk disukai dan menyukai, disenangi dan
menyenangi, dicintai dan mencintai, kebutuhan untuk bergaul, berkelompok, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, yang berpengaruh besar terhadap hubungan manusia dan pekerja);
4) The Esteem Needs (kebutuhan manusia untuk mempertahankan kehormatan).
5) The Needs For Self Actualization (kebutuhan memperoleh kebanggaan,
keagungan, kekaguman dan kemasyuran sebagai seorang yang mampu dan berhasil
mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa). Kepemimpinan yang
efektif sangat diperlukan dalam mengelola sekolah.

11
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena
sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama. lain saling
berkaitan dan saling menentukan. Sedang bersifat unik karena sekolah memiliki karakter
tersendiri.Di sekolah terjadi proses pembelajaran, tempat terselenggara-nya pembudayaan
kehidupan manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebut, sekolah sebagai
organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggidimana kepemimpinan kepala sekolah
sangat menentukan. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah (Wahyusumidjo,
2002: 349).

Sementara itu Wahjusumidjo (2002: 15) mengemukakan bahwa fungsi- fungsi


kepemimpinan yaitu: membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan,
mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, dengan berbagai cara mempengaruhi orang
lain, dan menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok, dan
menggerakkan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang
dikehendaki. Komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya interaksi sosial (J. Dwi
Narwoko, 2004:16).

Keberhasilan seorang kepala sekolah mengerahkan dan menggerakkan stafnya sangat


bergantung pada kemampuannya berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif dapat
menggerakkan seseorang atau kelompok untuk bekerjasama, menerima dan meneruskan ide-
ide kepada orang atau kelompok lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang diinginkan.
Komunikasi efektif akan mendukung kepemimpinan efektif. Pemimpin yang piawai
berkomunikasi akan mudah memotivasi stafnya dalam melaksanakan tindakan- tindakan yang
diinginkan.

Keberhasilan seseorang dalam memberikan pengaruh kepada orang lain tergantung pada pesan
yang disampaikan dan bagaimana pesan itu dikemas. Dalam komunikasi pesan seharusnya
dikemas dengan baik melalui proses, sebagai berikut:
1) perencanaan pesan yang berisi hal-hal yang akan dilakukan ketika berkomunikasi;
2) pengorganisasian pesan sehingga benar-benar layak disampaikan dan sesuai dengan
karakteristik penerima pesan; dan
3) melakukan revisi atas beberapa hal yang akan disampaikan. Keberhasilan dalam
menyampaikan pesan terjadi bila dikemas dengan baik dan berhasil menghindarkan diri dari
berbagai gangguan yang mungkin muncul dalam komunikasi. Gangguan dalam komunikasi
dapat menghambat diterimanya pesan, dan itu berarti menjadi penghalang seseorang memberi
pengaruh kepada orang lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Dalam komunikasi gangguan dapat muncul pada setiap unsur dalam komunikasi, sebagai
berikut:
1) Gangguan pada komunikator dapat berupa gangguan psikologis, pisik, atau bisa berupa cara
mengemas dan menyampaikan pesan:
2) Gangguan pada komunikan dapat berupa emosi yang muncul akibat sikap komunikator yang
tidak dapat diterima oleh komunikan;
3) Gangguan pada pesan yang tidak dikemas dan disampaikan dengan baik dan benar;
4) Gangguan pada media yang digunakan, jarak, dan waktu, dan perangkat pisik
media yang digunakan.
12
Efektivitas komunikasi dalam mengerahkan orang-orang dan memimpin organisasi (sekolah)
ditentukan oleh:
1) struktur yang jelas untuk setiap fungsi dalam organisasi (sekolah);
2) model komunikasi;
3) daya dukung teknologi:
4) kemampuan finansial; dan 5) sumber daya manusia.

4.Pengawasan (Controlling)

Seperti halnya actuating, cotrolling juga sering diterje-mahkan beragam. Controlling sering
diterjemahkan sebagai pengawasan dan juga pengendalian. Cotrolling, menurut Daft (2002:
11-12), berarti memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah
pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan. Louis E. Boone dan David L. Kurtz
(1984: 412) mengemukakan bahwa pengawasan pengendalian (controlling) merupakan proses
dimana manajer menetapkan apakah tujuan organisasi tercapai dan apakah pelaksanaan
program konsisten dengan perencanaan.

Dengan demikian, untuk memastikan apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana
maka pimpinan organisasi perlu menetapkan standar kinerja (performance) sehingga dapat
dipastikan bahwa pelaksanaan program berhasil atau tidak.
Pengawasan berlangsung sejak program dimulai sampai akhir pelaksanaan. Hal ini
dimaksudkan agar tindakan koreksi dapat dilakukan jika dalam proses pelaksanaan program
dipandang perlu melakukannya, terutama apabila terjadi ketidak-sesuaian pelaksanaan
program dengan rencana. Pengawasan efektif akan sangat membantu dalam mengatur dan
melaksanakan program yang telah ditetapkan berlangsung sesuai rencana.

Untuk menjamin efektifitas pengawasan, berikut ini dikemukakan beberapa prinsip


pengawasan (Harold Koontz dan Cyril O'Donnell, 1988: 558). yaitu:

1). Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of objective). Pengawasan ditujukan ke


arah tercapainya tujuan dengan cara melakukan tindakan perbaikan terhadap penyimpangan
atau deviasi dari rencana awal;

2) Prinsip efisiensi pengawasan (principle of efficiency of control). Prinsip ini bertujuan untuk
menghindarkan deviasi-deviasi dari perencanaan yang mungkin terjadi dan menimbulkan
masalah di luar dugaan;

3) Prinsip tanggungjawab pengawasan (principle of control of responsibility). Prinsip ini


menekankan bahwa pelaksanaan pengawasan dapat terlaksana dengan baik jika pimpinan
bertanggungjawab penuh terhadap program yang direncanakan:

4) Prinsip pengawasan masa depan (principle of future control). Prinsip ini menekankan bahwa
pengawasan efektif alah pengawasan yang mampu
mencegah penyimpangan perencanaan bukan hanya pada masa sekarang tetapi juga masa
depan;

13
5) Prinsip pengawasan langsung (principle of direct control). Prinsip ini berasumsi bahwa
manusia itu sering melakukan kesalahan sehingga pengawasan efektif adalah pengawasan yang
langsung dilakukan oleh pimpinan:

6) Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of plan). Pengawasan efektif adalah


pengawasan yang dirancang dan disusun haruslah dapat merefleksikan karakter dan susunan
perencanaan;

7) Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of organizational). Pengawasan efektif


harus dilakukan sesuai wewenang yang tercermin dalam struktur organisasi;

8) Prinsip pengawasan individu (principle of individuality of control). Pengawasan harus sesuai


dengan kebutuhan masing-masing individu pimpinan. Data dan informasi yang dibutuh-kan
masing-masing individu berbeda, tergantung tugas dan wewenangnya:

9) Prinsip standar (principle of standar). Pengawasan efektif menuntut adanya standar yang
tepat sebagai tolak ukur pelaksanaan program dan ketercapaian
tujuan;

10) Prinsip pengawasan strategis (principle of strategic point control). Prinsip ini menekankan
perlunya perhatian terhadap faktor-faktor strategis dalam organisasi:

11) Prinsip pengecualian (the exception principle). Dalam keadaan tertentu dimana situasi
berubah dan berbeda dengan kondisi awal maka pengawasan memerlukan perhatian khusus
terhadap situasi yang memerlukan pengecualian tersebut;

12) Prinsip pengawasan fleksibel (principle of flexibility of control). Pengawasan efektif harus
luwes agar kegagalan terhadap pelaksanaan program dapat dihindari;

13) Prinsip peninjauan kembali (principle of review). Sistem pengawasan harus selalu di-
review agar dapat bermanfaat dalam mencapai tujuan. Pengawasan merupakan fungsi
administrasi yang sangat penting dalam organisasi karena pengawasan merupakan aktivitas
yang dapat digunakan untuk memastikan apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana
atau tidak. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis untuk melakukan pengawasan.
Beberapa langkah dalam pengawasan (controlling) dikemukakan oleh C. Turney (1992: 248)
sebagai berikut:
1) menetapkan standar kinerja (performance);
2) mempengaruhi kinerja staff;
3) monitoring dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program: 4) melakukan tindakan
koreksi bilamana kinerja di bawah standar yang ditetapkan.

14
Pengawasan dalam bidang pendidikan menunjukkan karakteristik khas mengandung
konsep supervisi dengan tugas pembinaan. Dalam praktik pengawasan pendidikan, yang
melaksanakan tugas ke pengawasan adalah pengawas sekolah di tingkat kabupaten/kota dan
kepala sekolah di tingkat sekolah. Pengawas sekolah sebagai pejabat fungsional yang
melaksanakan tugas kepengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang
ditetapkan. Pengawas atau biasa disebut supervisor adalah salah satu fungsi manajemen untuk
menjaga agar kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi dalam rangka mencapai
tujuan dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pengawas adalah pejabat yang berwenang melakukan pengawasan pada satuan
pendidikan melalui usaha memantau, menilai, memberi bimbingan dan pembinaan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas (Kepmendiknas
Nomor 097/U/2002). Dengan demikian, dalam praktik kepengawasan para pengawas
menjalankan fungsi sebagai supervisor dan aktivitas kepengawasan yang dilaksanakan disebut
supervisi pendidikan.

5. Penyusunan Pegawai (Staffing)

Seperti fungsi-fungsi administrasi lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak kalah
pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini lebih
difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang
dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina,
membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni
pembinaan sumber daya manusia. 6. Fungsi Pengarahan (Directing) Pengarahan adalah
penjelasan, petunjuk, bimbingan serta pertimbangan terhadap para personil pendidikan yang
terlibat, baik yang berada dalam jabatan struktural ataupun fungsional agar pelaksanaan tugas
di bidangnya masing-masing dapat berjalan dengan lancar dan tidak menyimpang dari garis
program yang telah ditetapkan.

Pejabat struktural di lingkungan Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,


Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, dan pejabat fungsional seperti pengawas
dan kepala sekolah/madrasah sesuai dengan kemampuannya mengarahkan baik tenaga
kependidikan maupun tenaga penunjang di lingkungan kerjanya masing-masing.
Dalam pelaksanaannya pengarahan ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan pengawasan. Di
sini manajer memiliki banyak kesempatan untuk memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana
seharusnya pekerjaan diselesaikan. Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan
kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi untuk memberdayakan
potensinya dalam melaksanakan pekerjaannya.

15
6. Fungsi Pengkoordinasian (Coordinating)

Pengkoordinasian adalah segenap kegiatan yang ditujukan untuk meng-hubungkan berbagai


bagian-bagian pekerjaan dalam suatu organisasi. Mengenai koordinasi terdapat perbedaan
pandangan di antara para ahli. Di satu pihak ada yang memandangnya sebagai fungsi
administrasi. Sementara pihak yang lain menganggapnya sebagai tujuan administrasi. Dalam
pandangan yang kedua, keberhasilan koordinasi sepenuhnya tergantung pada keberhasilan atau
efektivitas dari fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer untuk membawa orang-orang yang
terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya
pengkoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi, persaingan
yang tidak sehat, dan ke simpangsiuran informasi yang dapat membingungkan para pegawai
yang terlibat dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi dalam mengambil tindakan yang
semestinya dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Di samping itu, dengan koordinasi dapat
menyelaraskan semua kebutuhan terhadap sumber daya yang tersedia dalam rangka kerja sama
menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya tumpang tindih dalam tugas, perebutan hak dan wewenang, atau saling
merasa lebih penting di antara bagian yang satu dengan bagian lain yang ada dalam organisasi.
Pengkoordinasian dalam suatu organisasi, termasuk dalam organisasi pendidikan, dapat
dilakukan melalui berbagai cara di antaranya seperti : 1) Melaksanakan penjelasan singkat
(briefing) 2) Mengadapan rapat kerja dan koordinasi 3) Memberikan umpan balik terhadap
hasil dari suatu kegiatan.

7. Fungsi Pelaporan (Reporting)

Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga pengawasan, bahkan
pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak dicatat secara baik. Kemudian semua
proses dan atau kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam organisasi formal, seperti
lembaga pendidikan, biasanya selalu dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini tidak
dapat dilakukan jika tidak didukung dengan data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan
dilakukan dalam organisasi tersebut, data-data tersebut dapat diperoleh bila dilakukan
pencatatan/pendokumentasian (recording) yang baik. Fungsi pelaporan biasanya lebih banyak
ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasil catatan tersebut akan digunakan manajer untuk
membuat laporan tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan. Fungsi Pelaporan (Reporting) yang biasanya disertai oleh fungsi Pencatatan
(Recording) ini, akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien.
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian informasi
kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan
kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya
pelaporan terlihat dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang
merupakan hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Manajer dapat
menyelenggarakan rapat bulanan yang dihadiri semua staf untuk melaporkan bagaimana
organisasi bekerja, hasil yang telah dicapai, pemberian pengumuman, dan seterusnya.

16
8. Fungsi Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, bimbingan serta pertimbangan terhadap para personil
pendidikan yang terlibat, baik yang berada dalam jabatan struktural ataupun fungsional agar
pelaksanaan tugas di bidangnya masing-masing dapat berjalan dengan lancar dan tidak
menyimpang dari garis program yang telah ditetapkan. Pejabat struktural di lingkungan Kantor
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan pejabat fungsional seperti pengawas dan kepala
sekolah/madrasah sesuai dengan kemampuannya mengarahkan baik tenaga kependidikan
maupun tenaga penunjang di lingkungan kerjanya masing-masing.

Dalam pelaksanaannya pengarahan ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan


pengawasan. Di sini manajer memiliki banyak kesempatan untuk memberi petunjuk atau
bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan diselesaikan. Jika pengarahan yang disampaikan
manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi
untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan pekerjaannya.

9. Fungsi Pendanaan/Anggaran (Budgeting)

Pelaksanaan setiap kegiatan dalam program-program yang telah dibuat dalam suatu organisasi
diperlukan pendanaan. Oleh karena itu, pada fungsi ini, organisasi sudah harus menetapkan
dari mana sumber keuangannya, akan dipergunakan untuk kegiatan apa saja, bagaimana
pengalokasian dan perhitungannya. Penghitungan terhadap berbagai biaya yang dikeluarkan
untuk menjalankan roda organisasi ini dilakukan agar segala pengeluaran tersebut dapat
dipertanggungjawabkan oleh para pengelola organisasi tersebut.

C. Fungsi/Prinsip Administrasi Pendidikan

Adapun prinsip-prinsip dari administrasi pendidikan yaitu:


a. Fleksibilitas
Dalam melaksanakan administrasi/manajemen pendidikan hendaknya mengingat
faktor-faktor ekosistem dan kemampuan untuk menyediakan fasititas bagi
berlangsungnya program-program pendidikan pada lembaga tertentu.
b. Prinsip efisien dan efektivitas
Prinsip ini mesti digunakan sebagai landasan operasional bagi kegiatan manajemen
pendidikan di sekolah. Karena prinsip efisien ini tidak hanya menyangkut penggunaan
waktu secara tepat, melainkan juga menyangkut masalah pendayagunaan tenaga secara
optimal ini berarti bahwa perlu diusahakan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi
dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.

17
c. Prinsip berorientasi pada tujuan
Semua kegiatan pendidikan hendaknya berorientasi kepada tujuan pendidikan yang
akan dicapai. Dengan berorientasinya pada tujuan kegiatan belajar mengajar tetap dapat
terarah.
d. Prinsip kontinuitas
Melaksanakan manajemen pendidikan di sekolah prinsip kontinuitas ini, hendaknya
digunakan sebagai landasan operasional. Implikasi prinsip ini antara lain bahwa
program pengajaran yang disusun untuk setiap bidang studi harus disusun secara
integral agar jelas perbedaannya antara pokok pembahasan tetapi diberikan pada tingkat
yang berbeda.

D. Tujuan Administrasi Pendidikan

(Risnawati, 20 Tujuan adminitstrasi pada umumnya adalah agar semua kegiatan


mandukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang
digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sergiovanni dan carver (1975) (dalam burhanuddin:2005) menyebutkan beberapa tujuan
administrasi yaitu:
a. Efektifitas produksi
b. Efesiensi
c. Kemampuan menyesuaikan
Jadi tujuan tersebut digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan
dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah mempinyai fungsi untuk
mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin,
yaitu menggunakan kepuan dana, dan tenaga seminimal mungkin,tetapi memberikan
hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ketingkat berikutnya
dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkunganya yang memberikan kepuasan kerja
kepada mereka.
Tujuan administrasi/manajemen pendidikan berkaitan erat dengan tujuan
pendidikan secara umum. Sebab manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan alat
untuk mencapai tujuan optimal pendidikan. Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan
Administrasi Pendidikan Sekolah disebutkan bahwa : “Pada dasarnya tujuan pokok
administrasi/manajemen pendidikan adalah keinginan untuk memanifestasikan
efektivitas dan efisiensi serta produktivitas yang optimal dalam penyelenggaraan tugas-
tugas operasional kependidikan yang bersifat teknis edukatif dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan formal (sekolah) (Ahmad Rohani, 1991: 6).

18
BAB III
KESIMPULAN

Adminitrasi pendidikan adalah sebuah proses kerja sama untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan dengan melihat hubungan antar komponen pendidikan sehingga dapat
memperbaiki system pendidikan dengan menggunakan perangkat yang mendukung kegiatan
pembelajaran. Proses dari administrasi pendidikan terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan. Sistem pendidikan dan tujuan pendidikan akan tercapat jika
administrasinya berjalan dengan baik dan sistematis.

Terdapat beberapa tujuan administrasi yaitu:


a. Efektifitas produksi
b. Efesiensi
c. Kemampuan menyesuaikan

Terdapat 9 fungsi dalam administrasi pendidikan, pendidikan sering menerapkan siklus dari
Deming (Deming Cycle) yang terdiri dari:
1) Plan (Merencanakan/Perencanaan);
2) Do (Melaksanakan/Pelaksanaan):
3) Check (Pengecekan/Perbaikan);
4) Act (Penindaklanjutan).

Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi bidang sumber daya manusia,


kurikulum, proses belajar mengajar, sarana/prasarana, dan dana yang diperlukan dalam upaya
untuk mencapai tujuan pendidikan, baik bagi perorangan maupun kelembagaan. Dalam
kegiatan administrasi pendidikan sangat diperlukan pengintegrasian dari berbagai sumber daya
dan modal yang dibutuhkan bagi pencapaian tujuan pendidikan, seperti sumber daya manusia
yang sangat menentukan bagi mutu proses pembelajarannya dan sumber daya keuangan
merupakan dana yang diperlukan untuk melaksanakan dan memperbaiki proses pendidikan, di
samping modal sosial yang merupakan ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang
menggambarkan sekolah sebagai komunitas, dan modal politik yang meliputi dasar otoritas
legal yang dimiliki untuk melakukan proses pembelajaran/ pendidikan.

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto Administrasi Pendidikan ialah segenap proses


pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personal, spiritual dan material yang
bersangkut paut dengan tercapainya tujuan pendidikan. Depdiknas RI Administrasi pendidikan
adalah suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam dalam bidang pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasiaan, pengawasan,
pembiayaan dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia,
baik personal, material maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan
efektif.

19
DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, S. P. (1979). cet. Ke-7. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi.

Azra, Azyumardi. (1999). Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Bower. “Descriptive Decision Theory from the ‘Administrative’ View- poin

Mahmud Hilal. (2015). Administrasi Pendidikan (Menuju Sekolah Efektif). Sulawesi


Selatan: Aksara Timur.

Hadijaya, Yusuf. (2012). Administrasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Carnegie Foundation. (1984). Mission of The College Curriculum.

San Francisco: Jossey-Bass Publishers. Castetter, W. B. (1996). 6th ed.

The Human Resource Function in Educational Administration. New Jersey: Prentice-Hall, I

Hadijaya, Yusuf. (2012). Administrasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Nawawi, H. (1993). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

Risnawati. (2014). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja pressindo.

20

Anda mungkin juga menyukai