Anda di halaman 1dari 71

i

MERANCANG BANTALAN ADAPTASI DALAM


BENTUK STRATEGI RESILIENSI UMKM PADA
PT NUSANTARA TOTALINDO LOGISTIK

MUHAMMAD RIZKY ANUGRAH PRATAMA

SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
ii
iii

ABSTRAK
MUHAMMAD RIZKY ANUGRAH PRATAMA. Merancang Bantalan Adaptasi
dalam Bentuk Strategi Resiliensi UMKM pada PT Nusantara Totalindo Logistik.
Dibimbing oleh LIEN HERLINA dan FITHRIYYAH SHALIHATI.
PT NTL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi logistik
yang memiliki pertumbuhan bisnis cepat, tetapi saat ini berada dalam fase
pengenalan bisnis dan turbulensi bisnis. Dalam menghadapi fase pengenalan bisnis
dan turbulensi bisnis sehingga perlu mengembangkan strategi resiliensi dan
adaptasi bisnis yang diwujudkan untuk mengidentifikasi potensi dan keunggulan
bisnis dari PT NTL, membangun resiliensi bisnis untuk PT NTLdengan
menetapkan visi dan misi PT NTL sebagai corporate statement untuk mendukung
kelengkapan dokumen organisasi, dan merancang formulasi resiliensi bisnis PT
NTL melalui perancangan program kerja, struktur organisasi, business model
canvas, proses bisnis, dan mitigasi risiko bisnis untuk membangun strategi adaptasi
bisnis. Data penelitian ini bersumber dari in-depth interview dan kuesioner
penelitian manajemen risiko Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dibentuk suatu formulasi bantalan adaptasi bisnis yang berjangka waktu
melalui enam proses, mulai dari pembentukan visi dan misi hingga manajemen
risiko yang memiliki sifat adaptasi dan resiliensi bisnis dalam menghadapi
turbulensi bisnis.
Kata Kunci: fase pengenalan bisnis, manajemen risiko, risiko bisnis,
transportation collaboration system, turbulensi bisnis

ABSTRACT

MUHAMMAD RIZKY ANUGRAH PRATAMA. Designing an Adaptation Pad in


the Form of a Business Resilience Strategy to Strengthen MSME Business
Sustainability and Sustainability in the Business Introduction Case Study: PT
Nusantara Totalindo Logistik. Supervised by LIEN HERLINA and FITHRIYYAH
SHALIHATI.
PT NTL is a company engaged in logistics transportation that has fastbusiness
growth, but is currently having business introduction phase and business turbulence.
In order to face those two phases, PT NTL needs to develop a business resilience
and adaptation strategy and to identify the business potential and advantages of PT
NTL, build business resilience for PT NTL by setting the vision and mission of PT
NTL as a corporate statement to support the completeness of organizational
documents, and design the formulation of PT NTL business resilience through the
design of work programs, organizational structures, businessmodel canvas, business
processes, business risk mitigation to build business adaptation strategies. The data
of this study were sourced from in-depth interviewsand answers to risk management
research questionnaires. Based on the study results, the business has been suggested
to create a basic for making adaptation bases in multiyear period which include
vision and mission statement until risk management in order to create adaptive and
resilient business to face business turbulences.
Keywords: business introduction phase, risk management, business risk,
transportation collaboration system, business turbulence
iv
v

Judul Skripsi : Merancang Bantalan Adaptasi dalam Bentuk Strategi Resiliensi


UMKM pada PT Nusantara Totalindo Logistik
Nama : Muhammad Rizky Anugrah Pratama
NIM : K14180089

Disetujui oleh

Pembimbing 1:
Ir. Lien Herlina, M. Sc.

Pembimbing 2:
Fithriyyah Shalihati, S.E., M.M.

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Bisnis:


Dr. Raden Dikky Indrawan, S.P., M.M.
NIP 201908197412171001

Tanggal Ujian: 17 Juni 2022 Tanggal Lulus:


vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta
salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta
para pengikutnya hingga akhir zaman. Kegiatan penelitian ini yang berjudul
Merancang Bantalan Adaptasi dalam Bentuk Strategi Resiliensi UMKM pada
PT Nusantara Totalindo Logistik telah selesai dirampungkan. Di samping itu,
penghargaan penulissampaikan kepada:
1. Ir. Lien Herlina, M. Sc dan Fithriyyah Shalihati, S.E., MM selaku dosen
pembimbingskripsi yang telah memberikan saran, kritik dan perbaikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Daniel Satria Wibowo, Jenia Firza Shahrani, dan Asmi Firdous selaku
founder dari PT Nusantara Totalindo Logistik yang telah berpartisipasi
sebagai narasumber, responden penelitian, dan memberikan dukungan
penuh terkait dengan penelitian skripsi ini dalam menyusun strategi
adaptasi dan resiliensi bisnis
3. Ir. Retnaningsih M. Si dan Raden Isma Anggraini, SP, MM selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.
4. Dr. Ir. Arief Daryanto, M. Ec selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Sekolah
Bisnis.
5. Dosen dan tenaga kependidikan Sekolah Bisnis IPB yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Keluarga besar Dhani Prihadi Bachtiar, Kamsidin Wiradikusumah, dan
Aep Sadeli Ardiwinata yang telah memberikan semangat dan dukungan.
7. Sahabat penulis di Institut Pertanian Bogor: Annisa Shabrina Nugroho,
Satrio Wicaksono, Arnissa Kramadisastra, Shelly Nurlita, Truly Aulia
Fadhika, Martina, Ahmad Ariq Fahrillah Sekar Nabila, Fitri Noviyani,
Anneke Carolina, Anis Zahira, Intan Wahyu Pratiwi, Aji Prakosa, Aufa
Rafi’i Hadibrata, Nahla Ridhona Rosevantina Putri, Ardhito Maulana
Ilman, dan seluruh teman-teman SB 55.
8. Sahabat penulis, Shane Evelina yang telah mendukung penulis dan
berteman sejak Sekolah Dasar hingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
diharapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Juni 2022

Muhammad Rizky Anugrah Pratama


vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 3
II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Resiliensi dalam Berbisnis 4
2.2 UMKM pada Masa Pengenalan Bisnis 4
2.3 Model Bisnis 4
2.4 Manajemen Risiko 5
2.5 Penyusunan Kelengkapan Dokumen Organisasi Bisnis (Corporate
Statement) 6
2.6 Penelitian Terdahulu 6
2.7 Transportation Collaboration System 11
2.8 Kerangka Pemikiran 12
III METODE PENELITIAN 14
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14
3.2 Jenis dan Sumber Data 14
3.3 Teknik Pengambilan Data 14
3.4 Analisis Data 15
3.5 Analisis Customer Development dan Business Model Canvas untuk
Solusi Bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik 17
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 18
4.1 Strategi Adaptasi dan Resiliensi Bisnis dari PT Nusantara Totalindo
Logistik 19
4.2 Gambaran Umum dan Visi Misi PT Nusantara Totalindo Logistik 24
4.3 Struktur Organisasi PT Nusantara Totalindo Logistik 24
4.4 Program Kerja, Visi, dan Misi dari PT Nusantara Totalindo Logistik 25
4.5 Penyusunan Hipotesis Model Bisnis 25
4.5.1 Hipotesis Market Size dari PT Nusantara Totalindo Logistik 26
4.5.2 Hipotesis Business Model Canvas 0 PT Nusantara Totalindo
Logistik: Value Proposition 26
4.5.3 Customer Segment dari PT Nusantara Totalindo Logistik 26
4.5.4 Customer Relationship dari PT Nusantara Totalindo Logistik 27
4.5.5 Channels dari PT Nusantara Totalindo Logistik 28
4.5.6 Key Resources dari PT Nusantara Totalindo Logistik 28
4.5.7 Key Partners dari PT Nusantara Totalindo Logistik 28
4.5.8 Cost Structures dari PT Nusantara Totalindo Logistik 29
4.5.9 Key Activities dari PT Nusantara Totalindo Logistik 29
4.5.10 Revenue Streams dari PT Nusantara Totalindo Logistik 30
viii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

4.6Metode Proses Bisnis yang Direkomendasikan untuk PT Nusantara


Totalindo Logistik 30
4.7 Manajemen Risiko dari PT Nusantara Totalindo Logistik 34
V KESIMPULAN DAN SARAN 41
5.1 Simpulan 41
5.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 44
RIWAYAT HIDUP 59
ix

DAFTAR TABEL
1 Strategi resiliensi dan adaptasi bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik
berdasarkan sifat menghadapi turbulensi bisnis 18
2 Supply chain resiliience assesment management 20
3 Capability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik 20
4 Vulnerability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik 21
5 Pengelompokan proses dan sifat resiliensi proses bisnis PT Nusantara
Totalindo Logistik 22
6 Enterprise Resource Planning PT Nusantara Totalindo Logistik 33
7 House of Risk I PT Nusantara Totalindo Logistik 36
8 Perhitungan pareto dari House of Risk I 37
9 Uraian penanganan risiko dari PT Nusantara Totalindo Logistik 39

DAFTAR GAMBAR
1 Metode penelitian transportation collaboration system 12
2 Kerangka pemikiran konsultansi bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik 13
3 Porter's Value Chain Analysis dari PT Nusantara Totalindo Logistik versi
pertama 31
4 Porter's Value Chain Analysis dari PT Nusantara Totalindo Logistik versi
perbaikan 31
5 Business Process Modeling Nations PT Nusantara Totalindo Logistik 32

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 45
2 Business Model Canvas PT Nusantara Totalindo Logistik 57
3 Tabel ARP dan ETD dari Manajemen Risiko pada PT Nusantara Totalindo
Logistik 58
4 Struktur Organisasi PT Nusantara Totalindo Logistik 58
1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT NTL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan
transportasi barang yang didirikan pada Januari 2021 oleh Daniel Satria Wibowo
yang berlokasi di Jalan Industri Pasir Gombong Nomor 155, Kecamatan Cikarang
Utara, Bekasi, Jawa Barat dan memiliki tiga kantor yang terletak di Cikarang,
Tangerang, dan Surabaya dan didukung dengan core business logistik yang
memiliki pertumbuhan penjualan yang sangat cepat sangat cepat. Hal ini patut
diwaspadai, karena jika hanya fokus terhadap pertumbuhan penjualan yang sangat
cepat dan tidak memperhatikan keberlanjutan bisnis yang dijalankan maka hal
tersebut dapat menjadi bumerang bagi bagi PT NTL dan menyebabkan PT NTL
dapat bermasalah di masa depan, karena tidak mampu bersaing dengan bisnis lain.
Saat ini PT NTL juga baru memiliki 41 pegawai di bidang operasional dan finansial,
mengandalkan proses bisnis secara manual, tidak memiliki visi dan misi, program
kerja, business model canvas, dan manajemen risiko untuk menghadapi risiko
logistik di masa depan sehingga hal ini harus dapat diantitispasi untuk menjadikan
PT NTL berkelanjutan. Saat ini PT NTL berada dalam fase pengenalan bisnis. Fase
pengenalan bisnis merupakan salah satu fase dari daur hidup produk (Yoo 2010).
Fase pengenalan bisnis memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut, yaitu,
pertumbuhan penjualan meningkat dengan sangat cepat, ditandai dengan penetrasi
terhadap pasar yang hendak dicapai, produk memiliki harga yang murah, dan
memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko bisnis (Yoo 2010).
Seiring dengan berjalannya waktu, jika PT Nusantara Totalindo Logistik
hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi tidak memperhatikan risiko bisnis
yang akan dialami oleh bisnis pada fase pengenalan bisnis, maka akan
membahayakan kondisi bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik yang saat ini
menghadapi era turbulensi, karena jika tidak mewaspadai era turbulensi maka bisnis
dari PT NTL dapat mengalami masalah di masa depan, karena tidak mampu
bersaing dengan bisnis lain dan tidak mampu beradaptasi dengan fase pengenalan
bisnis.
Saat ini ekonomi dunia mengalami turbulensi yang diakibatkan oleh kondisi
dinamika pasar, wabah alami maupun akibat dari manusia bisa terjadi kapan saja
Fiksel (2015). Turbulensi merupakan kejadian yang menunjukan bahwa adanya
aliran perubahan yang memiliki skala besar dan kecil secara cepat maupun lambat.
Turbulensi ini disebabkan oleh dua faktor (Fiksel 2015):
1. Tekanan bertingkat, yaitu suatu faktor yang akan datang secara bertahap seperti,
pertumbuhan populasi, pengembangan teknologi telekomunikasi, dan terjadi
kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
2. Tekanan mendadak, yaitu tekanan yang terjadi tiba-tiba dan dikaitkan dengan
bencana alam, seperti tsunami, kecelakaan industri, serangan teroris, dan suhu
politik yang terjadi disuatu negara.
Turbulensi ini harus diantisipasi dengan upaya resiliensi. Resiliensi menurut
Fiksel (2015), yaitu suatu kapasitas untuk beradaptasi dan berkembang dengan
adanya perubahan secara tiba-tiba. Untuk mengatasi turbulensi tersebut, maka PT
Nusantara Totalindo Logistik harus memiliki resiliensi, ketahanan, dan
keberlanjutan. Resiliensi ini penting untuk PT Nusantara Totalindo Logistik, karena
2

menurut Fiksel (2015), bisnis harus memiliki kemampuan untuk berkembang,


berevolusi, dan tahan terhadap ekspektasi dari pelanggan. Resiliensi dalam bisnis
harus memiliki sifat berikut, yaitu, adaptabilitas, yaitu kemampuan untuk
melakukan perubahan dalam kondisi perubahan yang cepat, kohesi, yaitu
kemampuan untuk menggabungkan komponen berbeda dalam suatu komunitas,
efisiensi, yaitu mengonsumsi sumber daya yang dimiliki dengan jumlah yang tepat
dan tidak berlebihan, dan diversitas, yaitu bagaimana mempertahankan eksistensi
dari talenta, gaya, dan inovasi yang dimiliki oleh suatu bisnis (Fiksel 2015).
Dalam mewujudkan keempat sifat tersebut, maka dibutuhkan suatu bantalan
melalui strategi resiliensi bisnis. Strategi resiliensi bisnis merupakan strategi yang
diperuntukan untuk menghadapi perubahan atau disrupsi agar mampu memenuhi
harapan dan ekspektasi dari stakeholders (Fiksel 2015). Ada beberapa tingkatan
harapan dan ekspektasi dari stakeholders terhadap suatu bisnis (Fiksel 2015).
Resiliensi terus berlanjut untuk berevolusi dalam meningkatkan ekspektasi dari
pelanggan di masa sekarang dan akan datang, mempengaruhi proses bisnis untuk
berkembang dari hulu hingga hilir untuk memenuhi ekspektasi pelanggan
berdasarkan kriteria-kriteria berikut, yaitu biaya, performa bisnis, dan pelayanan
bisnis (Fiksel 2015). Resiliensi harus menjaga integritas melalui pembaharuan diri,
variasi, redundansi, dan desentralisasi bisnis serta mampu mengelola
keanekaragaman (Fiksel 2015).
Kelima sifat tersebut menghasilkan apa yang disebut dengan siklus adaptasi
(Fiksel 2015). Siklus adaptasi merupakan suatu siklus yang bersifat multidimensi
dalam ekonomi, ekologi, dan hubungan antar manusia (Fiksel 2015). Siklus
adaptasi dipakai oleh perusahaan yang baru berdiri maupun perusahaan yang sudah
matang (Fiksel 2015). Siklus adaptasi dilambangkan dengan beberapa fase yaitu,
reorganisasi bisnis, yaitu melakukan penyusunan ulang dari proses bisnis,
eksploitasi bisnis, yaitu melakukan peningkatan dalam penjualan produk, melepas
bisnis, yaitu tahapan untuk mematangkan bisnis dan bisnis mencapai puncaknya
dan pada fase ini terjadi perubahan cepat, dan konservasi bisnis, yaitu tahapan untuk
menjaga bisnis agar terus adaptif dalam menghadapi perubahan dan dicirikan
dengan pertumbuhan yang stabil dan lambat (Fiksel 2015).
Untuk mewujudkan kesiapan bisnis tersebut, maka diperlukan seperangkat
dokumen pendukung yang disusun untuk menunjang kesiapan bisnis melalui
corporate plan dan rencana bisnis 5 tahun yang mendukung kesiapan bisnis
meliputi beberapa kriteria berikut (Fiksel 2015):
1. Visi dan misi PT Nusantara Totalindo Logistik
2. Program kerja dari PT Nusantara Totalindo Logistik
3. Struktur organisasi dari PT Nusantara Totalindo Logistik
4. Business model canvas dari PT Nusantara Totalindo Logistik
5. Manajemen risiko bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
6. Strategi adaptasi bisnis pada PT Nusantara Totalindo Logistik
Berdasarkan kondisi existing dari PT Nusantara Totalindo Logistik dalam
menghadapi fase pengenalan bisnis, turbulensi bisnis, dan siklus adaptasi bisnis,
maka perlu diselesaikan melalui formulasi bantalan adaptasi dan resiliensi bisnis
yang berkelanjutan dan hal itu menjadi urgensi bagi saya dalam melaksanakan
penelitian skripsi ini.
3

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana mengidentifikasi potensi dan keunggulan bisnis untuk PT Nusantara
Totalindo Logistik?
2. Bagaimana merancang bantalan adaptasi dalam bentuk strategi resiliensi bisnis
dari PT Nusantara Totalindo Logistik?
3. Bagaimana merancang formulasi resiliensi bisnis untuk menghadapi fase
pengenalan bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan,
adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi potensi dan keunggulan bisnis dari PT Nusantara Totalindo
Logistik.
2. Membangun resiliensi bisnis untuk PT Nusantara Totalindo Logistik dengan
menetapkan visi dan misi PT Nusantara Totalindo Logistik sebagai corporate
statement untuk mendukung kelengkapan dokumen organisasi.
3. Merancang formulasi resiliensi bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik melalui
perancangan program kerja, struktur organisasi, business model canvas, proses
bisnis, dan mitigasi risiko bisnis untuk membangun strategi adaptasi bisnis.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Berikut
merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini:
1. Manfaat untuk PT Nusantara Totalindo Logistik adalah mendapat konsultansi
bisnis secara komprehensif dan mampu untuk mengembangkan proses bisnis
yang telah dimiliki oleh PT Nusantara Totalindo Logistik.
2. Manfaat untuk pihak lain adalah dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
3. Manfaat untuk penulis, yaitu mengidentifikasi model bisnis, struktur organisasi,
proses bisnis, dan mengolah hasil pembelajaran yang diterima.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini memiliki batasan dalam melakukan penelitian. Ruang lingkup
yang menjadi acuan:
1. Cakupan penelitian hanya meliputi satu perusahaan, yaitu PT Nusantara
Totalindo Logistik.
2. Penelitian ini berfokus pada perancangan visi dan misi, program kerja, struktur
organisasi, business model canvas, manajemen risiko bisnis, dan strategi
adaptasi bisnis pada PT Nusantara Totalindo Logistik.
3. Periode penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2021 sampai dengan Februari
2022.
4. Hasil penelitian dalam skripsi ini memiliki durasi hingga lima tahun ke depan
dan cakupan masalah yang dihadapi terkait dengan Masalah Pandemi COVID-
19 dan Pasca Pandemi COVID-19.
4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resiliensi dalam Berbisnis


Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi dan
berkembang dalam suatu keadaan turbulensi (Fiksel 2015). Dalam menghadapi
sehingga penting untuk melakukan perencanaan strategis yang membuat bisnis bisa
beradaptasi dan mampu menangkap peluang bisnis. Strategi tersebut memiliki 4
cara berbeda (Fiksel 2015):
1. Menyetir dan menyesuaikan, yaitu ketika suatu perubahan yang dihadapi
bersifat lambat, terkendali, dan bersifat teratur.
2. Merasakan dan merespon, yaitu ketika suatu bisnis menghadapi gangguanbisnis
yang mengganggu operasi normal dalam bisnisnya.
3. Adaptasi dan transformasi, yaitu bagaimana lingkungan bisnis dapat
mengurangi kompetitifitas bisnis itu sendiri.
4. Selamat dan berkembang, yaitu ketika masalah eksternal bisnis semakin sulit
dan turbulensi dalam bisnis semakin besar sehingga berdampak padalingkungan
bisnis.

2.2 UMKM pada Masa Pengenalan Bisnis


Menurut pemaparan dari Basu & Swastha (1984) dalam skripsi Novita et al.
(2016), ada beberapa kriteria atau indikator dimana UMKM atau bisnis sedang
dalam fase pengenalan bisnis adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan atau barang bersifat baru untuk ditawarkan kepada pelanggan, karena
merupakan bisnis yang baru established dan memiliki pelayanan yang baru
diluncurkan kepada pelanggan.
2. Memfokuskan pada periklanan untuk promosi menarik pelanggan, karena bisnis
baru perlu melakukan akusisi pelanggar agar dapat menjadikan pelanggan baru
menjadi pelanggan setia.
3. Distribusi barang terbatas, karena memiliki jaringan dan kemitraan terbatas.
4. Laba masih rendah, karena kemitraan dan pelanggan masih terbatas.

2.3 Model Bisnis


Model bisnis merupakan pendekatan rasional dari suatu bisnis tentang cara
untuk menciptakan, mengantakan, dan menangkap nilai dari pelanggan
(Osterwalder 2010). Model bisnis terdiri dari 9 bagian (Osterwalder 2010):
1. Segmen pelanggan merupakan segmen yang hendak ditujukan untuk penawaran
barang dan jasa dari suatu bisnis.
2. Proposisi nilai, yaitu nilai yang dihasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
bisnis kepada segmen pelanggan.
3. Saluran, yaitu bagaimana menyalurkan nilai dari proposisi nilai kepada segmen
pelanggan. Ada beberapa fase saluran yang dihadapi oleh pelanggan:
a. Awareness
b. Purchase
c. Delivery
d. After sales
4. Hubungan terhadap pelanggan, yaitu bagaimana mendefinisikan hubungan
antara bisnis dengan pelanggan.
5

5. Aliran pendapatan, yaitu dapat merepresentasikan dari setiap segmen


pelanggan. Ada beberapa aliran pendapatan, yaitu:
6. Key resources, yaitu mendeskripsikan dari aset suatu bisnis.
7. Key activities, yaitu aktivitas kunci yang dimiliki oleh bisnis agar bisnis dapat
berjalan.
8. Key partnerships, yaitu mendeskripsikan jaringan dan kemitraan terhadap
pekerjaan bisnis.
9. Cost structure, yaitu biaya yang dihasilkan oleh bisnis.

2.4 Manajemen Risiko


Mitigasi risiko adalah kumpulan strategi yang dipersiapkan untuk
meminimalisasi ancaman yang dapat timbul dari dampak atas risiko (Kaho & Susilo
2018). Mitigasi risiko tidak hanya mengelola risiko yang terjadi, tetapi juga
berusaha melakukan tindakan nyata berupa implikasi strategi untuk mengurangi
dampak risiko (Kaho & Susilo 2018). Dalam dunia ketidakpastian, ISO 31000
dibuat untuk organisasi yang mencari panduan tentang manajemen risiko (Kaho &
Susilo 2018).
ISO 31000 merupakan panduan manajemen risiko yang memberikan
prinsip, kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko (Kaho & Susilo 2018).
Menggunakan ISO 31000 dapat membantu organisasi meningkatkan kemungkinan
pencapaian tujuan, meningkatkan identifikasi peluang-ancaman, dan secara efektif
mengalokasikan dan menggunakan sumber daya untuk penanganan risiko (Kaho &
Susilo 2018). Sebagai panduan penerapan manajemen risiko, ISO 31000 secara
berkala menyesuaikan dengan perkembangan zaman. ISO 31000:2018 menjadi
basis panduan manajemen risiko yang terbaru, ramping serta relevan dipergunakan
saat ini (Kaho & Susilo 2018).
Manajemen risiko berbasis ISO 31000, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
prinsip, kerangka kerja dan proses manajemen risiko (Kaho & Susilo 2018). Pada
bagian arsitektur ISO 31000:2018 terdapat 8 prinsip manajemen risiko sebagai
berikut (Kaho & Susilo 2018):
1. Terintegrasi, yatu kegiatan bisnis saling terkait satu dengan yang lain.
2. Terstruktur dan komprehensif adalah sebuah pendekatan terstruktur, tepat
waktu, dan sistematis.
3. Customized, diselaraskan dengan konteks eksternal dan internal organisasi
bisnis.
4. Inklusif, menyesuaikan dan melibatkan stakeholders sesuai dengan
pengetahuan, pandangan, dan persepsinya.
5. Dinamis, yaitu proses melakukan antisipasi, deteksi, menerima, dan merespon
perubahan tepat waktu.
6. Informasi yang tersedia yang terbaik, merupakan masukan pada proses
pengelolaan risiko berdasarkan sumber-sumber informasi yang terbaik.
7. Faktor manusiawi dan kultur, mengakui kapabilitas, persepsi serta intensi dari
eksternal atau internal yang memfasilitasi pencapaian organisasi.
8. Continual improvement, artinya selalu melakukan perbaikan secara
berkelanjutan.
Selanjutnya, dipaparkan alur proses manajemen risiko sesuai ISO
31000:2018 sebagai berikut (Kaho & Susilo 2018):
6

1. Menentukan Lingkup, Konteks dan Kriteria


Menentukan batasan, menentukan konteks baik internal-eksternal dan
menentukan kriteria untuk penilaian risiko.
2. Melakukan Penilaian Risiko yang terdiri dari:
a. Identifikasi Risiko, yaitu proses menemukan, mengenali dan memberi
gambaran risiko
b. Analisis Risiko, yaitu proses pengukuran dampak dan kemungkinan risiko
c. Evaluasi Risiko, yaitu proses menentukan risiko mana saja yang perlu
mendapatkan perlakuan lebih lanjut (treatment)
3. Setelah melakukan penilaian risiko diputuskan perlakuan risiko yang akan
diambil, kemungkinan perlakuan risiko, yaitu:
a. Tolak risiko (reject)
b. Mitigasi risiko (mitigate)
c. Berbagi risiko (share atau transfer)
d. Terima risiko (accept)
e. Eksploitasi risiko (exploit)
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan sebagai bagian dari menyimpan arsip
untuk perusahaan.

2.5 Penyusunan Kelengkapan Dokumen Organisasi Bisnis (Corporate


Statement)
Dalam menyusun kelengkapan dokumen organisasi bisnis (corporate
statement), ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun
strukturnya (Wongso 2014):
1. Penetapan visi dan misi perusahaan untuk memberikan arah yang lebih baik
sehingga suatu bisnis dapat mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan bisnis.
2. Penetapan value statement yang berisi tentang beberapa aspek:
a. Program kerja
b. Struktur organisasi
3. Penetapan standar dari proses bisnis agar memiliki standar prosedur operasional
yang dapat dipahami oleh seluruh stakeholders dari bisnis.

2.6 Penelitian Terdahulu


Menurut Anggrahini et al. (2017), sistem logistik memiliki tiga komponen,
yaitu, freight forwarder, shipping line atau airport line, dan pelabuhan atau bandar
udara. Freight forwarder merupakan usaha yang menangani dokumen, pengiriman
barang untuk dieskpor, penerimaan barang impor dan bea cukai (Saraswati et al.
2017). Freight forwarder dibutuhkan, karena pada saat ini terjadi peningkatan
kargo untuk barang-barang dengan skala besar, yaitu, manufaktur, alat komunikasi,
barang pertanian, dan alat kesehatan (Anggrahini et al. 2017). Selain itu, pelanggan
mengharapkan pelayanan logistik tepat waktu, fleksibel, dan memiliki jaringan
yang luas (Saraswati et al. 2017). Hal ini diharapkan agar pelanggan tidak salah
tingkah sehingga aktivitas logistik yang diperlukan oleh pelanggan baik domestik
maupun internasional dapat berjalan lancar (Anggrahini et al. 2017).
Selain kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat tersebut, perusahaan
juga perlu memperhatikan risiko yang dapat terjadi pada PT Nusantara Totalindo
Logistik. Risiko juga terdapat pada perusahaan logistik tak terkecuali PT Nusantara
Totalindo Logistik (Anggrahini et al. 2017). Risiko yang akan dihadapi oleh PT
7

Nusantara Totalindo Logistik secara tidak langsung dapat mempengaruhi hubungan


dengan pelanggan secara langsung maupun tidak langsung (Anggrahini et al. 2017).
Risiko juga dapat berpengaruh pada rantai pasok kepada pelanggan. Hal ini terjadi,
karena rantai pasok terdiri dari oleh beberapa stakeholder yang bertindak sebagai
bagian dari sistem logistik yang panjang dan rumit. Sehingga jika risiko terjadi
maka akan berpengaruh kepada pihak lainnya di dalam rantai pasok tersebut. Maka
dari itu, risiko dalam rantai pasok ini menjadi fokus yang menarik dalam bidang
logistik.
Untuk dapat mengatasi risiko tersebut, maka perusahaan logistik harus
memiliki rantai pasok yang reliabel dan memiliki resiliensi dalam rantai pasok
(Anggrahini et al. 2017). Supply chain resilience adalah kemampuan rantai pasok
untuk kembali ke kondisi semula atau ke keadaan yang lebih diinginkan setelah
terkena gangguan dan untuk menghindari terjadinya kegagalan (Anggrahini et al.
2017). Untuk mengatasi turbulensi, PT Nusantara Totalindo Logistik harus melihat
kelemahan dan mengembangkan kapabilitas spesifik. Resiliensi rantai pasok
diciptakan oleh kekuatan disruptif sehingga harus beradaptasi dalam mengantarkan
produk ke pelanggan (Fiksel 2015).
Kondisi COVID-19 membuat saat ini dunia terfokus pada faktor ekonomi
dan sosial yang saling bergantung akibat penyebaran COVID-19. (Hansen et al.
2022) Saat ini banyak negara yang menutup perbatasannya dan terjadinya kebijakan
restriktif untuk mengamankan masing-masing stok alat medis, ventilator, danvaksin
(Hansen et al. 2022). Akibat dari ini banyak negara yang memfokuskan untuk
membatasi kegiatan ekonominya terhadap kawasan suatu negara, misalnya
Tiongkok menerapkan restriksi perdagangan terhadap negara lain di Asia, Inggris
mengubah kebijakan perdagangannya terhadap negara di Uni Eropa, dann Swedia
mengubahnya menjadi perdagngan bebas (Hansen et al. 2022). Ditambah lagi
karena adanya pembatasan sosial, banyak bisnis dan masyarakat yang mengalami
penurunan pendapatan, kesulitan membayar hutang, dan kredit untuk peminjaman
tidak memiliki likuiditas yang baik (Hansen et al. 2022).
Ditambah lagi saat ini Masyarakat Indonesia melakukan aktivitas
perdagangan melalui e-commerce, karena perlambatan pertumbuhan ekonomi
secara nasional menunjukkan bahwa kegiatan produksi dan ekonomi terganggu
bahkan berkurang (Orinaldi 2020). Penurunan laju pertumbuhan juga menyebabkan
rentetan permasalahan baru seperti pengangguran hingga peningkatan angka
kemiskinan (Orinaldi 2020). (Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS (2020),
menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2020
berada pada 2,97% yoy (year on year), adapun pada kuartal ke II ekonomi
Indonesia mengalami kontraksi hingga -5,32% yoy (Orinaldi 2020).
Keberadaan COVID-19 saja sudah cukup membuat perekonomian pelaku
usaha kecil maupun UMKM terbebani (Orinaldi 2020). Demikian halnya ditambah
dengan resesi ekonomi yang saat ini dihadapi oleh Indonesia (Orinaldi 2020).
Platform e-commerce baik dalam skala nasional hingga lokal terus bermunculan
dan semakin diminati oleh konsumen. (Orinaldi 2020). Banyak konsumen yang
beralih ke toko online semakin mendorong penjual harus bertransformasi juga
menuju digitalisasi kegiatan transaksi (Orinaldi 2020).
Keberadaan platform E-commerce menjadi kebutuhan utama publik selama
pandemi karena takut untuk melakukan kegiatan berbelanja secara langsung
(Orinaldi 2020). Optimalisasi E-commerce dapat menjadi alternatif untuk
8

meningkatkan daya saing produk dan daya beli masyarakat sehingga kelesuan di
bidang ekonomi tidak semakin berlarut (Orinaldi 2020). Namun demikian semakin
tinggi penggunaan media digital selalu disertai dengan dampak positif dan negatif
yang harus dimitigasi bersama baik oleh pemerintah, pelaku usaha, maupun
konsumen itu sendiri (Orinaldi 2020). Selain itu juga kedepannya pembangunan ibu
kota negara baru akan mengubah lansekap perekonomian nasional. Bappenas dalam
kajiannya menyatakan bahwa pemindahan IKN akan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian nasional dengan prediksi kenaikan PDRB sebesar 0,1%.
(Silalahi 2019). Bappenas menyatakan bahwa kenaikan PDRB bersumber dari
pemanfaatan sumberdaya daya potensial seperti pembukaan lahan untuk keperluan
infrastruktur produktif dan pembukaan lapangan kerja bagi sumberdaya manusia
terampil yang selama ini belum termanfaatkan (Silalahi 2019).
Saat ini terjadi ketimpangan produk kesehatan di Indonesia. Data vaksinasi
dari Kementerian Kesehatan, yang dilacak oleh Our World in Data (2022),
menunjukkan bahwa penyuntikan vaksin masih jauh dari satu juta dosis per hari
(Surianta 2021). Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa kecepatan vaksinasi
tidak dapat setinggi ini dikarenakan dua hambatan besar: kurangnya infrastruktur
rantai dingin dalam negeri (Surianta 2021). Sekitar 39% rumah sakit dan puskesmas
di Indonesia terletak di enam provinsi di pulau Jawa dan hampir setengah dari
tenaga kesehatan di Indonesia juga berada di Jawa (Kementerian Kesehatan 2020).
Selain itu, tekanan pada sumber daya manusia juga terus bertambah karena hampir
1.000 tenaga kesehatan telah gugur menghadapi penyakit ini (Widianto dan Lamb
2021).
Secara makro pembangunan infrastruktur secara keseluruhan telah
memberikan dampak ekonomi, baik pada tahap konstruksi pembangunan
infrastruktur maupun pada operasi infrastruktur (Buku Rencana Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020). Dampak ekonomi
pada tahap konstruksi terlihat misalnya dari peningkatan investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi dan nilai tambah yang dihasilkan. Investasi infrastruktur
pada tahun 2017 sebesar Rp 126,8 Triliun telah memberikan konstribusi
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,06% dengan nilai tambah yang dihasilkan Rp
146,9 Triliun (Buku Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat 2020). Sedangkan pada tahun 2018 investasi infrastruktur
sebesar Rp 157,8 Triliun telah memberikan konstribusi pertumbuhan ekonomi
sebesar 1,28% dengan nilai tambah yang dihasilkan Rp 184,4 Triliun (Buku
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020).
Adapun dampak ekonomi pada tahap opersi infrastruktur yaitu Investasi
infrastruktur pada tahun 2017 sebesar Rp 49,3 Triliun telah memberikan konstribusi
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,38% dengan nilai tambah yang dihasilkan Rp 52,2
Triliun (Buku Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat 2020). Sedangkan pada tahun 2018 investasi infrastruktur sebesar Rp 92,3
Triliun telah memberikan konstribusi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,65% dengan
nilai tambah yang dihasilkan Rp 94,8 Triliun (Buku Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020). PT Nusantara Totalindo Logistik
sebagai perusahaan logistik berfokus untuk berpartisipasi dalam kegiatan logistik
yang menjadi titik fokus dalam proyek prioritas strategis nasional, yaitu
pembangunan infrastruktur permukiman, penyediaan perumahan, pengelolaan air
tanah dan air baku, dan pembangunan konstruksi daerah.
9

Pembayaran dompet digital telah populer dan paling diterima sebagai metode
pembayaran yang muncul di negara maju dan berkembang (Alifiyatus et al. 2022).
Dompet digital terus tumbuh dan mempengaruhi banyak faktor seperti peningkatan
penyebaran, penetrasi seluler, inklusi keuangan, lebih nyaman, lebih cepat, dan
lebih ekonomis (Alifiyatus et al. 2022). Pembayaran secara digital seperti ini
mempunyai fungsi yang penting dalam pembentukan ekosistem mulai dari
pengaturan, institusi keuangan, manufaktur alat, pengecer atau penjual, hingga
konsumennya sendiri (Alifiyatus et al. 2022).
Masalah ketahanan pangan menjadi krusital di saat pandemic, karena ketika
ada suatu wabah, salah satu yang paling terserang cepat adalah ketahanan pangan,
karena berkurangnya daya beli masyarakat untuk membeli pangan dan
berkurangnya stok pangan akibat menurunnya tenaga pertanian (Halim & Jakfar
2022). Berdasarkan keadaan tersebut, maka PT Nusantara Totalindo Logistik
membuat rantai pasok pertanian berbasis geospasial yang memuat data jenis
pangan, tanah, air, perikanan, peternakan, hingga perkebunan secara real-time dan
posisi yang presisi sehingga dapat dikirimkan secara tepat sasaran (Fauzi & Husna
2020).
Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, memiliki dampak ekonomi dari
yang maksimal apabila dibarengi dengan peningkatan produktivitas inovasi dan
teknologi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sehingga peningkatan
konektivitas perdagangan antara daerah di luar pulau Jawa terutama antara daerah
yang berdekatan dengan ibu kota negara baru dengan daerah-daerah lain agar
sasaran pemerataan pembangunan dapat terwujud (Arief et al. 2021). Untuk
mewujudkan hal tersebut, wilayah yang masih baru ini memiliki potensi besar untuk
memunculkan peluang dalam menerapkan teknologi digital dan memicu industri
maritim untuk beralih dari proses tradisional ke digital sebagai konsekuensi dari
pembangunan dengan konsep smart city dan smart mobility (Arief et al. 2021).
Melalui konsep smart city dan smart mobility, aktivitas dapat dilaksanakan tanpa
memberikan beban yang sangat besar.hal ini berdampak pada penciptaan kelompok
masyarakat yang cerdas (intelligent human society) yang memungkinkan
pengembangan kota berkelanjutan dengan berorientasi pada aspek pelestarian atau
perlindungan lingkungan dan pengembangan ekonomi dan teknologi (Arief et al.
2021).
Masa depan prospek ekspor Indonesia memiliki prospek yang cerah. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pada Oktober 2020 mencapai 14,39 miliar
dolar AS yang merupakan nilai terbesar sepanjang tahun ini. Kinerja eksporOktober
tumbuh 3,09 persen dibandingkan September 2020. Sementara bila dibandingkan
Oktober 2019, nilai ekspor hanya terkontraksi 3,29 persen sehingga perlunya
membangun rantai pasok yang efisien dan efektif sehingga dapat menurunkan harga
komoditas ekspor yang dapat memperbaiki current account deficit dari GDP
Indonesia (Huda 2021).
Pasca COVID-19 masalah yang akan dihadapi adalah inflasi yang
diakibatkan oleh sifat pandemi yang dapat mengurangi konsumsi rumah tangga dan
menyebabkan kelangkaan barang (Butt 2021).
Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia dari presentasi yang
berjudul Actualizing the Post Normal: Year 2021 And Beyond: Sektor Angkutan
Barang yang disampaikan pada tanggal 16 Juli 2020, Operasional truk untuk
10

pengangkutan logistik itu sangat murah dan efisien. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor berikut (APTRINDO 2020):
1. Operasional: Angkutan truk memilik kecenderungan untuk berkelebihan
muatan (sampai hampir 2 kali muatan yang diperbolehkan).
2. Struktur biaya: Tidak ada access charges, truk diperbolehkan menggunakan
bbm bersubsidi, sebagian besar perusahaan truk mengabaikan biaya depresiasi
dan biaya perawatan minimum meskipun usia kendaraan sebagian besar lebih
dari 10-15 tahun, serta pengemudi tidak memiliki asuransi.
3. Praktik bisnis: Lebih dari 90% truk yang melayani rute Jakarta-Surabaya
menggunakan sistem pembayaran lump sum untuk pengemudi, dengan rata-rata
sebesar 4,2 juta rupiah (setara 350 USD) untuk 1 kali perjalanan pulang dan
pergi.
Selama Pandemi COVID-19, Pertumbuhan sektor transportasi dan selama
kuartal-I 2020 sangat menurun drastis yakni 1,27% atau hampir 4 kali lipat di
bandingkan kuartal-I 2019. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan
pengangkutan lewat truk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan IT di area muat barang dan bongkar barang.
2. Menyediakan sarana tempat parkir di perjalanan (rest area).
Kedua tindakan tersebut ternyata berdampak positif terhadap bisnis logistik
di masa Pandemi COVID-19, karena Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia mampu
untuk melakukan dua tindakan lanjutan terhadap tindakan yang telah dilakukan:
1. Membangun konektivitas dan aksesibilitas dengan mengintegrasikan dan
menghubungkan simpul infrastruktur melalui dua cara:
a. Simpul-simpul transportasi
b. Jaringan transportasi
2. Mengintegrasikan layanan transportasi angkutan barang melalui transportasi
laut, udara, darat, dan kereta api.
3. Menghubungkan logistik dengan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri,
dan kawasan pariwisata.
Pada kuartal-I 2020, terdapat 1.900 perusahaan yang bergerak di bidang
transportasi melalui truk di Indonesia dengan potensi pertumbuhan armada rata-rata
7% tiap tahun. Kontribusi pajak dari logistik melalui truk mencapai
Rp50.300.000.000,00 dengan pertumbuhan sebesar 18,7% tiap tahun. Investasi
yang diberikan oleh para strategic corporates untuk bidang logistik melalui truk
sebesar Rp139.000.000.000.000,00. Hal ini menunjukan bahwa sektor transportasi
logistik melalui truk itu sangat potensial bila diberikan fasilitas dan kebijakan yang
tepat.
Potensi dari logistik melalui truk ternyata tambah meningkat pada tahun 2021.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitch Solutions Country Risk and Country
Research (2021), perkembangan infrastruktur logistik di Indonesia berkembang
sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa proyek berikut (Fitch 2021):
1. Pembangunan mobil listrik dan baterai listrik yang bersifat business to
government antara Pemerintah Republik Indonesia dengan LG Energy Group.
2. Penetapan kebijakan ASEAN Customs Transit System yang memberikan kuota
hingga 500 truk yang dapat menjangkau kawasan di ASEAN.
11

3. Konstruksi proyek Kereta Cepat Indonesia-Tiongkok yang telah mencapai


63,9% untuk progress pembangunan terowongan Cisumdawu, dan secara
keseluruhan proyek sudah mencapai 74,9% hingga akhir tahun 2021.
4. Pembangunan ibu kota negara baru yang memiliki nilai investasi sebesar US$
33,33 miliar.
5. Pembangunan 89 proyek prioritas strategis nasional dengan nilai investasi
sebesar US$ 100 Miliar.
Melalui 4 aktivitas tersebut, Fitch Solutions Country Risk and Country
Research melakukan beberapa forecasting dalam jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang sebagai berikut:
1. Jangka pendek ditandai dengan adanya peningkatan pengeluaran rumah tangga
dari tahun 2021 ke 2022. Melalui perkiraan ini, Fitch Solutions Country Risk
and Country Research meramalkan logistik transportasi melalui truk akan
tumbuh 2% dalam jangka pendek hingga akhir 2021 dengan jumlah pengiriman
barang sebesar 1,4 miliar ton.
2. Jangka menengah ditandai dengan adanya shifting dari sektor ekonomi yang
beralih ke e-commerce membuat semakin banyak permintaan terhadap
pelayanan logistik melalui truk. Melalui fenomena ini, Fitch Solutions Country
Risk and Country Research meramalkan logistik transportasi melalui truk akan
tumbuh 2 % bahkan lebih dalam jangka menengah dari tahun 2021-2025 dengan
jumlah pengiriman barang sebesar 1,5 miliar ton. Hal ini dapat terjadi dengan
dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui program-program
sebagai berikut:
a. Visi Indonesia tahun 2030 adalah berhasil membangun 1500 km jalan tol,
2500 km jalan raya, dan 60 km jembatan dan jalan layang,
b. Investasi sebesar US$100.000.000.000,00 terhadap 89 proyek nasional.
c. Komitmen dalam mengurangi defisit perdagangan akibat transportasi
logistik.
3. Jangka panjang ditandai dengan adanya penyelesaian dari infrastruktur,
efisiensi logistik dan rantai pasok, dan pengembangan industri. Melalui
fenomena ini Fitch Solutions Country Risk and Country Research meramalkan
logistik transportasi melalui truk akan tumbuh 10% tiap tahun bahkan lebih
dalam jangka panjang dari tahun 2025-20230 dengan persentase peningkatan
hingga 96% dari 1,5 miliar ton yang linear dengan penambahan jalan darat di
Indonesia. Hal ini diperkuat bahwa konsumsi mobil di Indonesia dari tahun
2021-2029 akan meningkat 50.000.000 buah. Hal ini mendukung adanya
investasi di bidang logistik yang dapat mengembangkan industry baru yang
lebih besar dan mengurangi kerugian biaya pengiriman barang sebesar
US$3.000.000.000,00.

2.7 Transportation Collaboration System


Metode penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut seperti terlihat
pada Gambar 1 (Armiati et al. 2021).
12

Optimalisasi Fungsi Optimalisasi Fungsi Optimalisasi


Proses Bisnis Proses Teknologi Fungsi Proses
Teknologi

1. Perancangan
model data
1. Analisis proses 1. Metode supply
2. Perancangan
bisnis chain
proses/fitur
2. Identifikasi entitas management
aplikasi
terkait 2. Metode
3. Rancangan
3. Identifikasi model kolaborasi
pengujian sistem
data push data
4. Penanganan data
agen non standar

Sumber: Arniati S et al. (2020) (data diolah)


Gambar 1 Metode penelitian transportation collaboration system

Tahap penelitian dilakukan dari mulai perumusan optimasi fungsi proses


bisnis, optimasi fungsi teknologi dan optimasi fungsi operasional (Armiati et al.
2021).
A. Fungsi Proses Bisnis
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan teori atau konsep, model maupun
komponen yang relevan dengan masalah penelitian beserta metodologinya,
termasuk best pratices yang telah dilakukan oleh industri tipikal.
B. Fungsi Teknologi
Optimasi fungsi teknologi dilakukan dengan pendekatan mempelajari seluruh
fungsi atau fitur dan cara kerja dari setiap fungsi/komponen perangkat lunak.
Sebagai landasan untuk penelitian berikutnya maka pada fase ini pun
didefinisikan data flow diagram dan entity relationship diagram yang berasal
dari fungsi proses bisnis yang dilakukan.
C. Fungsi Operasional
Optimasi fungsi operasional memberikan hasil sebagai masukan ke fase
optimasi fungsi teknologi berupa metode push data yang dapat dilakukan di
agent/vendor trucking.

2.8 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran penelitian skripsi diawali dari kondisi existing pada PT
Nusantara Totalindo Logistik yang harus menghadapi fase pengenalan bisnis,
turbulensi bisnis, dan siklus adaptasi bisnis. Untuk bisa menghadapi fase dan siklus
tersebut, maka perlu membuat strategi resiliensi dan adaptasi bisnis sebagai berikut:
1. Membuat visi dan misi PT Nusantara Totalindo Logistik.
2. Membuat program kerja dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
13

3.Struktur organisasi dari PT Nusantara Totalindo Logistik.


4.Business model canvas dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
5.Manajemen risiko bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
6.Strategi adaptasi bisnis pada PT Nusantara Totalindo Logistik.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, peneliti kemudian melakukan
pembuatan skema dari kerangka penelitian pada Gambar 2.

Kondisi awal dari PT Nusantara


Totalindo Logistik

Siklus pengenalan bisnis, turbulensi


bisnis, dan siklus adaptasi bisnis

Manajemen
Program kerja
risiko logistik

Business model Faktor


canvas vulnerabilitas

Transportation Faktor
collaboration kapabilitas
system

Enterprise House of Risks


resource planning

Strategi adaptasi dan resiliensi


bisnis
Sumber: Fiksel J (2015) (data diolah)
Gambar 2 Kerangka pemikiran konsultansi bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik
14

III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan di PT Nusantara Totalindo Logistik yang
berlokasi di Jalan Industri Pasir Gombong Nomor 155, Kecamatan Cikarang Utara,
Bekasi, Jawa Barat pada bulan Oktober 2021- Februari 2022.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan melakukan wawancara secara mendalam (in-depth
interview) dengan pengelola dari PT Nusantara Totalindo Logistik. Data sekunder
diperoleh melalui literatur dari berbagai penelitian, publikasi ilmiah, dan jurnal.
Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari tiga tipe responden. Tiga
tipe responden ini disesuaikan dengan konteks internal dan eksternal dari
manajemen risiko (Andriyanto & Mustamin 2020). Tiga tipe responden tersebut
adalah sebagai berikut (Andriyanto & Mustamin 2020):
1. Pelanggan dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu DHL, Midea, dan JTE.
2. Mitra dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu DHL, Midea, dan JTE.
3. Pelaksana pekerjaan, yaitu PT Nusantara Totalindo Logistik.

3.3 Teknik Pengambilan Data


Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif
deskriptif, yaitu diambil dengan wawancara mendalam dengan maksud dan tujuan
tertentu yang dilakukan responden untuk mendapatkan wawancara seluas-luasnya
dan terperinci dan melalui kuesioner penelitian yang ditujukan kepada beberapa
pihak berikut:
1. Pelanggan dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu DHL, Midea, dan JTE.
2. Mitra dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu DHL, Midea, dan JTE.
3. Pelaksana pekerjaan, yaitu PT Nusantara Totalindo Logistik.
Jumlah responden yang peneliti tetapkan adalah 6 orang, karena menurut
Andriyanto & Mustamin (2020), ada 19 agen risiko dan risko yang dihadapi oleh
PT Nusantara Totalindo Logistik yang dikerjakan oleh beberapa orang:
1. Pelanggan dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu DHL, Midea, dan JTE.
2. Mitra dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu DHL, Midea, dan JTE.
3. Pelaksana pekerjaan, yaitu PT Nusantara Totalindo Logistik.
Ditambah lagi dengan pernyataan dari Andriyanto & Mustamin (2020), yaitu
bahwa House of Risks diperoleh data total keterlambatan shipment dan data total
keterlambatan stuffing dimana selanjutnya dilakukan pengolahan data
menggunakan metode House of Risks (HOR) untuk mengetahui apa saja kejadian
risiko yang terjadi, mengetahui apa saja agen penyebab risiko serta mengetahui
strategi penanganan untuk meminimalisir penyebab risiko kategori prioritas.
Berdasarkan tugas-tugas tersebut, ketiga pihak tersebutlah yang bertanggungjawab
terhadap kegiatan bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik (Andriyanto &
Mustamin 2020. Berdasarkan hal tersebut, Kusnindah et al. (2014)
merekomendasikan bahwa hasil penelitian harus didapatkan dari pihak internal dan
eksternal agar sesuai dengan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko.
15

Kuesioner manajemen risiko logistik disusun oleh peneliti dalam rangka


mendapatkan data sekunder terkait manajemen risiko dan bertujuan untuk
mendapatkan 4 variabel sebagai berikut (Andriyanto & Mustamin 2020):
1. Menguji variabel jumlah kejadian risiko bisnis pada PT Nusantara Totalindo
Logistik.
2. Menguji variabel tingkat dampak dari risiko bsnis pada PT Nusantara Totalindo
Logistik.
3. Menguji variabel jumlah kejadian dari agen risiko bisnis pada PT Nusantara
Totalindo Logistik.
4. Menguji keterkaitan antara variabel agen penyebab risko dengan risiko bisnis
dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
Kuesioner manajemen risiko logistic yang disusun oleh peneliti dapat dilihat
pada Lampiran 1.

3.4 Analisis Data


Penelitian lain dilakukan melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
Miles dan Huberman serta model analisis lain, yaitu kategorisasi data. Menurut
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017) terdapat empat langkah dalam
analisis penelitian data kualitatif:
a. Data Collection, yaitu teknik pengumpulan data kualitatif melalui observasi,
wawancara mendalam (in-depth interview), dan triangulasi data (Sugiyono
2017). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara secara mendalam dan setelahnya menyebar kuesioner secara daring.
Penyebaran kuesioner disebut sebagai observasi secara tidak langsung.
b. Data Reduction, yaitu merangkum, memfokuskan, dan membuang hal-hal yang
tidak penting dalam data yang memudahkan peneliti untuk menyimpulkan
permasalahan responden dan melakukan tahapan selanjutnya.
c. Data Display, yaitu menampilkan data yang telah direduksi dalam bentuk tabel,
grafik, dan sejenisnya disertai dengan uraian singkat.
d. Conclusion, yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan langkah
terakhir dalam penelitian kualitatif.
Manajemen Risiko dari PT Nusantara Totalindo Logistik menggunakan
Metode HOR (House of Risks) dimana Metode House of Risks dibagi dalam 2
model yaitu HOR 1 dan HOR 2 sebagai berikut (Andriyanto & Mustamin 2020):
1. Identifikasi proses bisnis atau aktivitas model SCOR (Supply Chain of Risks).
2. Identifikasi kejadian risiko dimana risiko tersebut menjabarkan semua
kejadian yang kemungkinan akan timbul dan mengakibatkan kerugian pada
perusahaan.
3. Identifikasi pengukuran tingkat dampak risiko melalui cara sebagai berikut.
Si = 𝑘 √ S x S ×𝑆×𝑆xSxS
Keterangan:
Si = Tingkat dampak suatu risiko (Severity levelof risk)
i = 1, 2, ….n
k = penilaian orang ke- k
4. Identifikasi agen penyebab risiko dimana bertujuan untuk mengetahui faktor
apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kejadian risiko.
16

5. Mengukur nilai occurance atau nilai peluang kemunculan suatu agen risiko
melalui cara sebagai berikut.
𝑂𝑗𝑗 = 𝑘√𝑂𝑗𝑗1 𝑥 𝑂𝑗𝑗2 𝑥 … . . 𝑥 𝑂𝑗𝑗𝑘
Keterangan :
𝑂𝑗𝑗 = Tingkat kemunculan risiko (occurancelevel risk)
𝑘 = penilaian orang ke – k
6. Mencari nilai korelasi antara kejadi risiko dengan agen penyebab risiko dimana
nilai korelasi yang dihasilkan terdiri atas 0,1,3,9 dimana dimana 0
menunjukkan tidak ada hubungan korelasi, 1 menggambarkan hubungan
korelasi kecil, 3 menggambarkan korelasi sedang dan 9 menggambarkan
korelasi tinggi.
7. Perhitungan nilai ARP yang akan digunakan sebagai bahan pertimabangan
untuk menentukan prioritas penanganan risiko yang akan menajdi input dalam
HOR 2 nantinya melalui cara sebagai berikut.
𝐴𝑅𝑃𝑗𝑗 = 𝑂𝑗𝑗 ∑𝑆𝑖𝑖𝑅𝑖𝑖𝑗𝑗
Keterangan :
𝐴𝑅𝑃𝑗𝑗 = Aggregate Risk Potential
𝑂𝑗𝑗 = Tingkat kemunculan risiko
𝑆𝑖𝑖 = Tingkat dampak suatu risiko
𝑅𝑖𝑖𝑗𝑗 = Korelasi antara agen risiko dengan risiko
Output HOR 1 yang akan digunakan sebagai input dalam HOR 2.
8. Untuk HOR 2 tahap awal dimulai dengan menyeleksi agen risiko dari nilai
ARP tertinggi hingga terendah menggunakan analisa pareto.
9. Jika agen risiko termasuk kategori prioritas maka langkah selanjutnya
mengidentifikasi aksi mitigasi yang relevan (𝑃𝑃𝑃𝑃𝑘𝑘) terhadap agen risiko.
Jika agen risiko bukan merupakan agen prioritas maka agen tersebut tidak
diproses lebih lanjut dan selesai.
10. Mengukur nilai correlation agen dengan penanganan risiko dimana nilai
korelasi.
11. Mengukur total efektivitas risiko melalui metode sebagai berikut.
𝑇𝐸𝑘 = ∑ 𝐴𝑅𝑃𝑗𝑗 𝐸𝑗𝑗𝑘
Keterangan :
TEk = Total efektivitas
ARPj = Prioritas risiko (risk priority index)
Ejk = Nilai korelasi antara suatu agen risiko dengan penanganan
risiko
12. Mengukur tingkat kesulitan dalam penerapan aksi mitigasi (𝐷𝐷𝑘𝑘) untuk
mereduksi kemunculan agen risiko.
13. Mengkalkulasi perbandingan antara efektivitas dan kesulitan menghadapi
risiko dengan rumus sebagai berikut.
𝐸𝑇𝐷𝑘=𝑇𝐸𝑘
𝐷𝑘
Keterangan:
𝐸𝑇𝐷𝑘 = Effectiveness to difficulty of ratio
𝑇𝐸𝑘= Total efektivitas
𝐷𝑘 =Tingkat kesulitan dalam melakukan upayapencegahan untuk
17

diterapkan di perusahaan
14. Mengukur skala prioritas dimana nilai prioritas utama diberikan kepada aksi
mitigasi yang memiliki nilai ETD tertinggi.
15. Output HOR fase 2, yaitu effectiveness to total difficulty risk.
3.5 Analisis Customer Development dan Business Model Canvas untuk Solusi
Bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik
Hipotesis BMC, yaitu bagaimana membangun hipotesis dari 9 bagian
Business Model Canvas, yaitu:
a. Penentuan customer segments dilakukan melalui target available market dari
PT Nusantara Totalindo Logistik melalui beberapa kriteria berikut:
i. Penentuan served available market dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
ii. Penentuan target market dari dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
iii. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan dari calon pelanggan dari PT
Nusantara Totalindo Logistik.
b. Penentuan channels dilakukan dengan mencari jalur yang paling tepat untuk
menyampaikan value proposition dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
c. Mengidentifikasi value proposition dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
d. Mengidentifikasi customer relationship yang tepat bagi PT Nusantara Totalindo
Logistik.
e. Mengidentifikasi key resources dari PT Nusantara Totalindo Logistik melalui
identifikasi sumber manusia, kekayaan fisik, kekayaan intelektual, dan
kemampuan finansial.
f. Mengidentifikasi key activities dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
g. Mengidentifikasi key partnership untuk PT Nusantara Totalindo Logistik.
h. Mengidentifikasi cost structure dari pembuatan PT Nusantara Totalindo
Logistik.
i. Mengidentifikasi revenue streams yang akan digunakan oleh PT Nusantara
Totalindo Logistik.
18

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam merumuskan suatu strategi resiliensi dan adaptasi yang akan


dilaksanakan, PT Nusantara Totalindo Logistik berdasarkan rekomendasi dari
peneliti menyesuaikan strategi resiliensi dan adaptasi dengan keempat sifat untuk
menghadapi turbulensi, yaitu, adaptasi, kohesi, diversitas, dan efisiensi (Fiksel
2015). Peneliti kemudian mengklasifikasikan tahapan dalam strategi resiliensi dan
adaptasi sesuai dengan keempat sifat untuk menghadapi turbulensi terdapat pada
Tabel 1 (Data Diolah 2022).

Tabel 1 Strategi resiliensi dan adaptasi bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik


berdasarkan sifat menghadapi turbulensi bisnis
Proses Adaptasi Kohesi Diversitas Efisiensi
Bisnis
Membuat Beradaptasi Menghubungkan Memanfaatkan Membuat visi
visi dan pelanggan antara keanekaragaman dan misi yang
misi PT masalah Stakeholder pelaku logistik S.M.A.R.T.
Nusantara COVID-19 dengan program kerja dan Goals yang
Totalindo corporate struktur organisasi
menjadi
Logistik statement yang bisnis corporate
komprehensif statement untuk
strategi adaptasi
bisnis
Membuat Adaptasi Membangun Membangun Membangun
program Program kerja program kerja program kerja program kerja
kerja dari hingga 5 tahun yang yang mampu yang bersifat
PT ke depan yang menghubungkan mengakomodasi efisien dengan
Nusantara dapat masalah stakeholders stakeholders key performance
Totalindo Pandemi dan terdampak dengan indicator yang
Logistik Pasca Pandemi masalah keanekaragaman S.M.A.R.T.
COVID-19 Pandemi dan masalah secara
Pasca Pandemi S.M.A.R.T.
COVID-19,
Membuat Adaptasi yang Membuat Inovasi proses Membuat
struktur bersifat struktur bisnis dari manual struktur
organisasi ramping organisasi yang menjadi organisasi yang
dari PT (streamline), menyatukan Transportation memanfaatkan
Nusantara lincah (agile), komponen dari Collaboration SDA dalam
Totalindo dan jobdesk finansial dan System dan suatu pembagian
Logistik Sistematis operasional yang Enterprise kerja dan
agar karyawan pada hakikatnya Resource Planning memiliki KPI
berkerja berbeda proses dengan yang jelas agar
efektif satu dengan memanfaatkan staf lebih efisien
yang lain IT
19

Tabel 1 Strategi resiliensi dan adaptasi bisnis PT Nusantara Totalindo Logistik


berdasarkan sifat menghadapi turbulensi bisnis (Lanjutan)
Proses Adaptasi Kohesi Diversitas Efisiensi
Bisnis

Membuat Menghubungkan
Membuat BMC
Business Adaptasi BMC key activities,
Membuat BMC dengan elemen-
Model masalah key resources,
yang elemen yang
Canvas Pandemi dan key
memanfaatkan key terintergrasi
dari COVID-19
PT partnership
resources untuk dengan
Nusantara dan secara
melaksanakan key komponen yang
Totalindo mendukung komprehensif
activities agar sesuai dengan
Logistik proses sehingga tercipta
proses bisnis dapat program kerja
adaptasi dalam kesatuan kerja
dilaksanakan sehingga
program kerja dalam
secara inovatif dan pelaksanaannya
bisnis dengan mendukung
berkelanjutan efisien dan tepat
baik proses bisnis
sasaran
logistik
Membuat Membuat Membuat Treatment yang Penetapan ARP
manajemen manajemen manajemen beranekaragam dan ETD
risiko risiko logistik risiko yang dalam menghadapi sehingga bisnis

bisnis dari yang memiliki menyatukan tiga risiko logistik mampu


PT sifat perbaikan proses memprioritaskan
Nusantara berkelanjutan manajemen risiko sehingga
Totalindo beradaptasi risiko, yaitu manajemen
Logistik dengan risiko identifikasi risiko bekerja
logistik risiko, analisis efisien
sekarang dan risiko, dan
masa yang evaluasi risiko
akan datang Metode House
of Risks
Membuat Adaptasi Mengaitkan Memanfaatkan Membuat
strategi berbasis pada komponen- komponen bisnis strategi adaptasi
resiliensi supply chain komponen pada yang terdapat pada bisnis berbasis
dan resilience capability transportation pada
adaptasi management factors dan collaboration penyelesaian
bisnis dari sehingga stakeholders system dan keanekaragaman
PT mampu pada program enterprise masalah secara
Nusantara beradaptasi kerja dan resource planning S.M.A.R.T.
Totalindo dengan struktur
Logistik turbulensi dari organisasi
internal dan
eksternal
Sumber: Fiksel J (2015) (data diolah)

4.1 Strategi Adaptasi dan Resiliensi Bisnis dari PT Nusantara Totalindo


Logistik
Peneliti melakukan supply chain risk assesment management dengan yang
ditampilkan melalui Tabel 2.
20

Tabel 2 Supply chain resiliience assesment management


Tipe Definisi Faktor-faktor yang Pengelompokan
mempengaruhi supply chain secara
resillience assesment fundamental
management

Kerapuha Sifat-sifat yang Turbulensi


n rantai dapat membuat Ancaman besar
pasok PT Nusantara Tekanan eksternal
Totalindo Keterbatasan sumber daya
Logistik rentan Sensitivitas
terhadap disrupsi Konektivitas
Kapabilita Sifat-sifat yang Fleksibilitas sumber daya Adaptabilitas
s rantai dapat membuat Fleksibilitas dalam manufaktur Keanekaragaman
pasok PT Nusantara Fleksibilitas dalam permintaan Efisiensi
Totalindo Kapasitas Kohesi
Logistik mampu Adaptasi Diversitas
mengantisipasi Antisipasi
dan melawan Pemulihan bisnis
disrupsi Dispersi
Efisiensi dalam operasional bisnis
Keterbukaan
Kolaborasi
Organisasi
Posisi pasar
Keselamatan
Kekuatan keuangan
Wiralayanan produk

Sumber:: Fiksel J (2015) (data diolah)

Tabel 2 menjelaskan tentang potensi kerapuhan dan kapabilitas dalam rantai


pasok. Pengelompokan ini didasarkan pada pengelompokan secara fundamental
dan penyebab dari potensi kerapuhan dan kapabilitas dalam rantai pasok. Penyebab
potensi kerapuhan dan kapabilitas dalam rantai pasok dipengaruhi oleh turbulensi
internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi fleksibilitas sumber daya,
fleksibilitas permintaan, fleksibilitas dalam manufaktur, kapasitas, adaptasi hingga
wiralayanan produk. Setelah melakukan pengelompokan dari sustainability factors
dan vulnerability factors, peneliti melakukan pengelompokan untuk capability
factors seperti yang dipaparkan melalui Tabel 3.

Tabel 3 Capability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Kapabilitas Definisi Faktor Kapabilitas
Fleksibilitas Kemampuan untuk merubah Modularitas produk atau
dalam manufaktur kuantitas dan tipe luaran dengan layanan, kemampuan dan jalan
cepat dan efisien bisnis yang beranekaragam,
perubahan kecepatan, ukuran
barang, expedisi manufaktur,
pengaturan ulang konfigurasi,
pengaturan skala, dan
penyusunan ulang rute untuk
ketentuan pengiriman barang
21

Tabel 3 Capability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik (Lanjutan)


Kapabilitas Definisi Faktor Kapabilitas
Kapasitas Tersedianya aset untuk Kapasitas tenaga kerja,
mempertahankan tingkat kapasitas cadangan, dan adanya
produksi rencana cadangan dalam
logistik
Visibilitas Pengetahuan untuk Pertukaran informasi dengan
mengoperasikan aset dan pemasok atau vendor,
lingkungan bisnis pengawasan eksternal, dan
kejelasan terkait pasar logistik
Dispersi Distribusi jelas dan desentralisasi Penguatan lokasi spesifik,
asset disperse pasar logistik,
pengambilan keputusan
tersebar di seluruh lokasi
pengiriman, dan distributor
barang tersebar di Jawa,
Kalimantan, dan Sumatera
Kolaborasi Kemampuan bekerja efektif Komunikasi rantai pasok,
untuk keuntungan bersama pembagian keuntungan dengan
vendor, pelibatan pelanggan
dalam distribusi barang, dan
pengambilan keputusan
dilakukan secaara bersama-
sama
Keselamatan Kemampuan untuk menghadapi Kolaborasi dengan pemerintah,
intrusi atau serangan yang personel keamanan, dan
membahayakan perusahaan pelibatan pegawai untuk
maupun logistik dari PT menjaga keamanan barang
Nusantara Totalindo Logistik
Sumber: Fiksel J (2015) (data diolah)

Tabel 3 menjelaskan tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi


kemampuan PT Nusantara Totalindo Logistik dalam menghadapi turbulensi bisnis.
Faktor-faktor tersebut, meliputi, fleksibilitas dalam manufaktur, kapabilitas,
visibilitas, dispersi, kolaborasi, dan keselamatan dalam rantai pasok. Faktor-faktor
yang menyebabkan kapabilitas rantai pasok tersebut, mulai dari modularitas produk
hingga kolaborasi dengan pemerintah, personel keamanan, dan pelibatan pegawai
untuk menjaga keamanan barSetelah melakukan klasifikasi dari compatibility
factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik, tahapan selanjutnya adalah membuat
klasifikasi dari vulnerability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik yang
ditampilkan melalui Tabel 4.

Tabel 4 Vulnerability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Faktor Vulnerabilitas Definisi Faktor-faktor penyebab
vulnerabilitas
Turbulensi Lingkungan yang memiliki Permintaan yang tidak dapat
perubahan yang terjadi diprediksi, disrupsi geopolitik,
secara sering diluar dari bencana alam, pandemi, dan
kontrol perusahaan kegagalan teknologi
22

Tabel 4 Vulnerability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik (Lanjutan)


Faktor Vulnerabilitas Definisi Faktor-faktor penyebab
vulnerabilitas
Ancaman secara Serangan yang disengaja Sabotase, terorisme, aktivitas
langsung untuk menyakiti atau serikat pekerja, spionase
membahayakan operasi industri, dan liabilitas produk
bisnis PT Nusantara
Totalindo Logistik

Tekanan eksternal Tekanan yang dapat Inovasi kompetitif, peraturan


mengakibat batasan atau pemerintah, tekanan harga,
penolakan bisnis tanggung jawab perusahaan,
dan masalah keselamatan
Keterbatasan sumber Batasan dalam input yang Ketersediaan barang, sumber
daya berbasis ketersediaan dari daya manusia, dan sumber daya
faktor produksi alam

Sensitivitas Kehati-hatian terhadap Kerapuhan dalam


kondisi yang terkontrol dari
pengendalian, kompleksitas
produksi dan integritas operasi, bahaya keselamatan,
proses keterlihatan dari disrupsi
melalui stakeholders
Konektivitas Tingkat ketergantungan Jaringan pemasok, jalur ekspor
dengan entitas lain atau impor, ketergantungan
pada sumber daya khusus, dan
aliran informasi terkait
pengiriman barang
Sumber: Fiksel J (2015) (data diolah)

Tabel 4 menjelaskan terkait dengan kerapuan rantai pasok dari PT Nusantara


Totalindo Logistik. Kerapuhan rantai pasok ini terkait dengan turbulensi bisnis,
ancaman secara langsung, tekanan eksternal, keterbatasan sumber daya,
sensitivitas, dan konektivitas terkait entitas, faktor produksi, dan integritas proses
dari rantai pasok yang dimiliki oleh PT Nusantara Totalindo Logistik yang
disebabkan mulai dari permintaan yang tidak dapat diprediksi hingga aliran
informasi terkait barang. Selain melakukan identifikasi vulnerability factors dan
capability factors dari PT Nusantara Totalindo Logistik, peneliti melakukan
analisis hubungan antara proses bisnis dengan kelima sifat yang harus
dikembangkan dalam menyiapkan resiliensi bisnis untuk PT Nusantara Totalindo
Logistik yang terdapat pada Tabel 5.
Tabel 5 Pengelompokan proses dan sifat resiliensi proses bisnis PT Nusantara
Totalindo Logistik
Proses Bisnis Adaptasi Kohesi Diversitas Efisiensi
Penyortiran Fleksibilitas Membangun Menghadapi Memanfaatkan
dan dalam kerjasama budaya kerja dari tenaga kerja
penyeleksian menghadapi dengan vendor vendor yang yang mumpuni
vendor pengumpulan berbeda-beda untuk
vendor yang Mempertahankan melakukan
berbeda-beda kesetiaan vendor penyortiran dan
kecepatan terhadap PT penyeleksian
pengumpulannya Nusantara vendor dengan
Totalindo Logistik sebaik-baiknya
23

Tabel 5 Pengelompokan proses dan sifat resiliensi proses bisnis PT Nusantara


Totalindo Logistik (Lanjutan)
Proses Bisnis Adaptasi Kohesi Diversitas Efisiensi
Menyiapkan
enterprise
resource
planning untuk
dapat
mengantisipasi
bila terjadi
turbulensi dalam
perusahaan
vendor
Melakukan Senantiasa Menghubungkan Memiliki survei Memanfaatka
survei mengantisipasi kerja antara operasional yang keanekaragaman
terhadap Undang-undang trucking manager ramping karakter dari
kendaraan yang bergerak dan trucking pengemudi dan
transportasi secara dinamis supervisor Memiliki kendaraan
yang terkait uji emisi kemitraan atau pengangkutan

digunakan, dan uji Menghubungkan hubungan dengan dengan baik


yaitu, truk kelayakan proses bisnis para driver truk
kendaraan dari penyortiran dan
Quality, Health, penyeleksian
Security, dan vendor dengan
Safe penentuan tingkat
Environment harga dari tagihan

Senantiasa
mengantisipasi
bila terjadi
turbulensi
terutama saat
Pandemi
COVID-19
melalui testing,
tracing, dan
tracking dari

pengemudi truk
Melakukan Melakukan Menghubungkan Memanfaatkan Melakukan
penyimpanan antisipasi bila antara proses keanekaragaman proses bisnis
data dari vendor telat pemilihan vendor data yang ramping
vendor mengumpulkan hingga sampai diberikan vendor
data rekapitulasi
tagihan
Menghargai
Menyiapkan Memiliki kerja perbedaan Memanfaatkan
enterprise tim yang baik karakter kerja sumber daya
resource agar dalam dengan sebaik
planning terkait penyimpanan menyimpan data mungkin
data storage dari data dilakukan dari vendor
vendor secara efektif
Sumber: Fiksel J (2015) (data diolah)
24

Tabel 5 Pengelompokan proses dan sifat resiliensi proses bisnis PT Nusantara


Totalindo Logistik (Lanjutan)
Proses Adaptasi Kohesi Diversitas Efisiensi
Bisnis
Melakukan Mengantisipasi Menghubungkan Meningkatkan Meningkatkan
penentuan terjadinya antara proses kreatifitas dan kemampuan
harga atas perubahan harga bisnis survei inovasi dalam mengambil
tagihan yang terkait biaya kendaraan mengatasi keputusan
harus transportasi hingga masalah dari dalam
dibayarkan rekapitulasi vendor bila harga menentukan
oleh vendor tagihan yang ditentukan harga dalam
Mengantisipasi tidak disetujui tagihan
bila terjadi inflasi Mempertahankan oleh vendor Meningkatkan
dalam logistik kepemimpinan kemampuan
agar tidak terjadi dalam
kesalahpahaman menyelesaikan
dalam penentuan masalah dalam
harga menentukan
tingkat harga
Melakukan Mengembangkan Menghubungkan
Mempertahankan Meningkatkan
rekapitulasi metode alternatif proses dari awal
dialog dengan kemampuan
dan bila rekapitulasi higga akhir
vendor setelah dalam
memberikan tagihan proses bisnis
pemberian melakukan
tagihan bermasalah tagihan agar rekapitulasi
kepada vendor loyal tagihan
vendor Membangun Mengembangkan terhadap PT
transportation kemampuan Nusantara Membina
management sosial dalam Totalindo kerjasama
systems dalam menghadapi Logistik dalam tim
membangun vendor
sistem informasi
dan rekapitulasi
tagihan
Sumber: Fiksel J (2015) (data diolah)

4.2 Gambaran Umum dan Visi Misi PT Nusantara Totalindo Logistik


PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki visi dan misi untuk menjadi mitra
logistik terpercaya yang menjadi solusi pelanggan logistik di Indonesia dan
membangun kerja sama yang saling menguntungkan antara pelanggan, pegawai,
dan pemangku kepentingan logistik di Indonesia.

4.3 Struktur Organisasi PT Nusantara Totalindo Logistik


Struktur organisasi dari PT Nusantara Totalindo Logistik dapat dilihat pada
Lampiran 4. Untuk mewujudkan struktur organisasi yang bersifat ramping
(streamline), lincah (agile), dan memiliki deskripsi tugas yang jelas sehingga para
pegawai dapat melaksanakan tugas dengan baik, peneliti merekomendasikan
pembagian kerja untuk posisi-posisi krusial berikut:
1. Direktur Operasional ditugaskan untuk mengatasi masalah logistik secara real
time yang saat ini terjadi pada PT Nusantara Totalindo Logistik
2. IT Manager ditugaskan untuk mengubah sistem logistik dari Whatsapp dan
Google Maps menjadi Transportation Management System.
25

3. Manajer Operasional dan Transportasi ditugaskan untuk memperluas kemitraan


dengan perusahaan besar dan UMKM.
4. Direktur Keuangan dan Administrasi ditugaskan dalam bidang keuangan
melalui penyusunan laporan keuangan yang komprehensif sehingga lebih
mudah dalam mendapatkan pendanaan bisnis.

4.4 Program Kerja, Visi, dan Misi dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Berdasarkan keadaan di Masa Pandemi COVID-19 dan Pasca Pandemi
COVID-19, saya merekomendasikan program kerja kepada PT NusantaraTotalindo
Logistik hingga 5 tahun ke depan dengan asumsi ceteris paribus sebagaiberikut:
1. Tahun Pertama akan difokuskan kepada beberapa hal berikut:
a. Pengiriman produk-produk kesehatan di Masa Pandemi COVID-19,
seperti alat kesehatan, vaksin, dan ventilator.
b. Membuat e-commerce yang dapat meningkstkan daya saing produk dan
daya beli masyarakat di Masa Pandemi COVID-19.
c. Membuat layanan dompet digital utnuk pembayaran logistik.
d. PT Nusantara Totalindo Logistik berusaha untuk membantuk ketahanan
pangan bagi Masyarakat Indonesia saat Pandemi COVID-19.
2. Tahun kedua dan ketiga akan difokuskan kepada beberapa hal dengan asumsi
Pandemi COVID-19 sudah berubah menjadi endemik sebagai berikut:
a. PT Nusantara Totalindo Logistik akan memfokuskan untuk ikut serta
dalam kegiatan logistik dengan melakukan aktivitas logistik pada
Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Karingau, dan Pelabuhan Kaltim
Karingau Terminal. Tiga pelabuhan ini dapat dijadikan sebagai tempat
distribusi logistik, karena kondisi existing perkembangan B/M container
masih belum over capacity, pertumbuhan kontainerisasi di Pelabuhan
yang ada saat ini masih relatif kecil dengan pertumbuhan ± 2,85%, dan
Pelabuhan Teluk Balikpapan berpotensi untuk menambah kapasitas jasa
terminal container.
b. PT Nusantara Totalindo Logistik ikut berpartisipasi pada aktivitas proyek
strategis nasional yang menjadi titik fokus dalam proyek prioritas
strategis nasional, yaitu pembangunan infrastruktur permukiman,
penyediaan perumahan, pengelolaan air tanah dan air baku, dan
pembangunan konstruksi daerah.
3. Tahun keempat dan kelima akan difokuskan pada beberapa hal berikut:
a. PT Nusantara Totalindo Logistik akan membangun kemitraan dengan
perusahaan logistik seperti JNE, SiCepat, dan AnterAja untuk
melakukan strategic alliance dalam rangka mendukung prospek ekspor
Indonesia
b. PT Nusantara Totalindo Logistik harus melakukan integrasi vertikal
dengan perusahaan atau supplier-supplier kecil untuk mengatasi masalah
inflasi Pasca Panddemi COVID-19.

4.5 Penyusunan Hipotesis Model Bisnis


Penyusunan hipotesis merupakan tahap pertama dalam metode customer
discovery. Identifikasi hipotesis pada penelitian ini menggunakan hipotesis BMC,
yang disusun dengan memperhatikan sembilan elemen yang saling berkaitan dalam
26

kegiatan operasional bisnis. Sembilan elemen tersebut yaitu adalah customer


segments, value proposition, channels, customer relationships, revenue stream, key
resources, key activities, key partners dan cost structure yang dapat menunjang
untuk program kerja hingga 5 tahun pada bagian sebelumnya.

4.5.1 Hipotesis Market Size dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Hipotesis Market Size dari PT Nusantara Totalindo Logistik untuk
memenuhi target tahun kedua sebagai berikut:
1. Total addressable market (TAM) merupakan total keseluruhan populasi atau
konsumen yang dapat dijangkau PT Nusantara Totalindo Logistik. Untuk
menghasilkan analisis yang akurat, TAM harus dihasilkan dari data yang
valid. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2019,
65.465.497 unit UMKM yang menampung 119.562.843 penduduk
Indonesia.
2. Served available market (SAM) merupakan total populasi yang dapat
dijangkau secara realistis oleh PT Nusantara Totalindo Logistik. Bila
menilik dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun
2020, terdapat 52.372.398 unit UMKM yang mengalami penurunan
permintaan barang dan jasa, dari jumlah tersebut penulis mengambil 1% dari
jumlah tersebut sebagai penetration rate yang realistis untuk dicapai oleh
Aplikasi Indonesia’s Resurgence Against COVID-19, yaitu sebesar 523.724
unit UMKM.
3. Target market merupakan bagian dari served available market (SAM) yang
lebih mudah dijangkau dan representatif. Target market yang hendak
diambil oleh PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu dengan menggunakan
penetration rate 1%. Untuk UMKM yang mengalami penurunan
pendapatan, penulis mengambil Target Market sebesar 5237 unit UMKM.

4.5.2 Hipotesis Business Model Canvas 0 PT Nusantara Totalindo Logistik:


Value Proposition
PT Nusantara Totalindo Logistik direkomendasikan untuk membuat value
proposition. Value proposition yang hendak saya rekomendasikan kepada PT
Nusantara Totalindo Logistik adalah sebagai berikut:
1. Menjadi mitra logistik yang memiliki holding cost dan setup cost paling
murah di Indonesia dalam waktu tiga tahun.
2. Memiliki transportation management system yang memiliki dwelling time
kurang dari dua hari dalam loading dock.
3. Menyediakan pelayanan logistik secara real time dan memiliki mitigasi
logistik untuk menghadapi kendala dalam perjalanan.
4. Menyediakan pelayanan logistik yang efektif dan efisien tanpa
meninggalkan inventory stock di warehouse.

4.5.3 Customer Segment dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Customer Segment yang kami rekomendasikan kepada PT Nusantara
Totalindo Logistik untuk dua tahun kedepan adalah sebagai berikut:
1. UMKM badan usaha yang memiliki dua karakteristik:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00.
27

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00


sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00.
2. UMKM perseorangan dengan dua karakteristik:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk dengan tanah atau
bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00.
3. Menurut penelitian dari Gunawan (2020), ada beberapa segmen krusial yang
dapat disasar dalam jangka waktu dua tahun:
a. Masyarakat pedesaan yang membutuhkan akses kesehatan dan
vaksinasi.
b. Masyarakat perkotaan yang membutuhkan barang-barang dari e-
commerce.
4.5.4 Customer Relationship dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Customer Relationship yang kami rekomendasikan kepada PT Nusantara
Totalindo Logistik adalah sebagai berikut:
1. Self-service melalui pengiriman paket melalui transportation management
system dari PT Nusantara Totalindo Logistik. Untuk pelayanan self service,
PT Nusantara Totalindo Logistik menyediakan fasilitas sebagai berikut:
a. Mengirimkan produk yang dipilih pelanggan.
b. Pelanggan dapat melakukan pelacakan barang terkait jumlah, volume,
dan dimensi barang yang juga diawasi oleh PT Nusantara Totalindo
Logistik melalui order control dan shipment planning.
c. Pelanggan dapat memilih jangka waktu pengiriman barang. Ada
beberapa pilihan yang diberikan oleh PT Nusantara Totalindo Logistik
kepada pelanggan sebagai berikut:
i. Same day (Hari Yang Sama).
ii. Express (Kilat).
iii. Parcel (Paket).
iv. Kiriman langsung.
2. Dedicated personal assistance, yaitu memberikan pelayanan berupa
pemberitahuan kepada masing-masing customer terkait lokasi dan posisi
barang yang akan dikirim melalui enterprise resource planning yang dapat
memonitor keberadaan barang kiriman dengan melakukan koordinasi antar
kota dan negara yang bersangkutan dengan pelanggan dan dapat
diinformasikan secara real time kepada pelanggan. Proses ini termasuk
dalam serangkaian proses rantai pasok, transportation collaboration system,
dan enterprise resource planning dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
3. Automation process dari PT Nusantara Totalindo Logistik dilaksanakan
melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Perencanaan dan penjadwalan.
b. Procurement dan hubungan dengan pemasok.
c. Pelaksanaan sistem informasi PT Nusantara Totalindo Logistik.
d. Pelaksanaan pengiriman PT Nusantara Totalindo Logistik.
28

4.5.5 Channels dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Channels yang peneliti rekomendasikan kepada PT Nusantara Totalindo
Logistik merupakan channels yang bersifat omni channels. Omni channels yang
digunakan untuk berhubungan dengan pelanggan adalah sebagai berikut:
1. Akun Instagram Business PT Nusantara Totalindo Logistik.
2. Website PT Nusantara Totalindo Logistik.
3. Komunitas pelanggan PT Nusantara Totalindo Logistik.
4. Akun Twitter PT Nusantara Totalindo Logistik.
5. Akun Facebook Business dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
6. Account manager yang bekerja di bawah administration and finance untuk
mengatur data penjualan.
7. Dalam pengirimannya ke pelanggan akhir, terdapat dua macam proses yaitu
time definite dan day definite. Time definite cocok untuk produk yang sangat
sensitif terhadap waktu, sedangkan day definite cocok untuk produk yang
less sensitive terhadap waktu dengan harga pengiriman yang lebih murah.
8. Untuk melakukan after sales service, PT Nusantara Totalindo Logistik
harus memperhatikan beberapa aspek berikut:
a. Memberikan informasi terkait pelayanan PT Nusantara Totalindo
Logistik yang berhubungan dengan pelanggan
b. Pelanggan dapat terus mengakses situs dari PT Nusantara Totalindo
Logistik dan dapat melacak barang milik keluarga atau saudara yang
hendak dikirim kepada pelanggan
c. Memberikan kesan yang baik saat pengantaran barang
d. Pengiriman barang secara tepat waktu

4.5.6 Key Resources dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Key Resources dari PT Nusantara Totalindo Logistik adalah sebagai
berikut:
1. Fleet manager.
2. Keuangan dan administrasi.
3. Driver.
4. It staff.
5. Kendaraan logistik.
6. Loading dock.
7. Kas perusahaan.
8. Transportation and operational manager.
9. Staff PT Nusantara Totalindo Logistik di bidang sales & marketing,
operation, transportation, finance, administration, and IT Management
10. Sistem informasi PT Nusantara Totalindo Logistik.
11. Enterprise resource planning dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
12. Gudang penyimpanan barang PT Nusantara Totalindo Logistik.
13. Pusat logistik PT Nusantara Totalindo Logistik.

4.5.7 Key Partners dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Key Partners yang kami rekomendasikan kepada PT Nusantara Totalindo
Logistik adalah sebagai berikut:
1. Pelabuhan.
2. Mitra logistik yang terdiri dari beberapa segmen sebagai berikut:
29

a. UMKM badan usaha yang memiliki dua karakteristik:


i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00.
ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00.
b. UMKM perseorangan dengan dua karakteristik:
i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk dengan tanah atau
bangunan tempat usaha
ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
c. Menurut penelitian dari Gunawan (2020), ada beberapa segmen krusial
yang dapat disasar dalam jangka waktu dua tahun:
i. Masyarakat pedesaan
ii. Masyarakat perkotaan
iii. Business to business corporation seperti DHL, Midea, dan JTE
3. Penyedia jasa transportasi untuk logistik.
4. Jaringan logistik melalui transportation management system yang dibangun
oleh PT Nusantara Totalindo Logistik.
4.5.8 Cost Structures dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Berdasarkan hasil observasi dari wawancara peneliti dengan Daniel Satria
Wibowo dan Muhammad Asmi Firdous dari PT Nusantara Totalindo Logistik,
kami mendapatkan data-data mengenai cost structure dari PT Nusantara
Totalindo Logistik sebagai berikut:
1. Variable cost memiliki persentase 11% dari gross revnue terbagi menjadi
beberapa bagian:
a. Cost of fund sebesar 3% atau sebesar Rp60.000.000,00
b. Risk sebesar 3% atau sebesar Rp60.000.000,00
c. Management fee sebesar 5% atau sebesar Rp100.000.000,00
2. Trucking cost sebesar 69% dari gross revenue atau sebesar
Rp1.380.000.000,00.
3. Overhead cost sebesar 7,5% dari gross revenue atau sebesar
Rp150.000.000,00.
4. Maintenance cost sebesar 0,5% dari gross revenue atau Rp10.000.000,00.
5. Biaya sewa sebesar 1,5% dari gross revenue atau sebesar Rp30.000.000,00.
6. Biaya depresiasi sebesar Rp4.200.000,00.
Jika dihitung semua total cost yang dikeluarkan oleh PT Nusantara
Totalindo Logistik tiap bulan sebesar Rp1.794.200.000,00.
4.5.9 Key Activities dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Key Activities dari PT Nusantara Totalindo Logistik adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan dan penjadwalan pengiriman barang dilakukan menggunakan
pendekatan chase demand, yang artinya pengiriman barang (atau dalam hal
ini adalah service) akan berubah-ubah tiap periode sesuai dengan
permintaan.
2. Procurement dan hubungan dengan pemasok atau pengirim barang bersifat
sentralisasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya pembelian produk
30

dan biaya manajemen pemasok. Dengan dilakukannya sentralisasi, PT


Nusantara Totalindo Logistik dapat menyederhanakan proses procurement
sekaligus dipercaya untuk bekerja sama dengan sejumlah pemasok yang
tersertifikasi. Oleh karena itu, penting bagi PT Nusantara Totalindo Logistik
untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan proses rantai pasok.
3. Pelaksanaan sistem informasi PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu untuk
memonitor keberadaan barang kiriman dengan melakukan koordinasi antar
kota dan negara yang bersangkutan dan mampu menentukan kecepatan
pengiriman barang. Proses ini merupakan tahap make dalam serangkaian
proses rantai pasok PT Nusantara Totalindo Logistik.
4. Pelaksanaan pengiriman barang dari PT Nusantara Totalindo Logistik
memiliki dua macam proses yaitu time definite dan day definite. Time
definite cocok untuk produk yang sangat sensitif terhadap waktu, sedangkan
day definite cocok untuk produk yang less sensitive terhadap waktu dengan
harga pengiriman yang lebih murah.
4.5.10 Revenue Streams dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Revenue streams dari PT Nusantara Totalindo Logistik adalah biaya
pengiriman barang secara langsung bekerja sama dengan DHL, JTE, Midea, dan
Medsco. Untuk dapat menjelaskan secara komprehensif dari business model
canvas dari PT Nusantara Totalindo Logistik, kami menampilkam template dari
business model canvas dari PT Nusantara Totalindo Logistik sebagai berikut.
1. Distribusi barang pertanian.
2. Distribusi alat Kesehatan.
3. Distribusi information communication technology software and hardware.
4. Pengiriman barang manufaktur untuk infrastruktur skala mikro dan makro.
Berdasarkan komponen dari business model canvas yang telah
disampaikan, penulis membuat penggambaran dari Hipotesis Business Model
Canvas yang terlihat pada Lampiran 2.
4.6 Metode Proses Bisnis yang Direkomendasikan untuk PT Nusantara
Totalindo Logistik
Menurut Armiati et al. (2020), saat ini bisnis logistik di Indonesia yang paling
banyak diminati oleh perusahaan transportasi, yaitu, transporting, warehousing,
dan project logistic. Kepuasan konsumen terhadap pelayanan logistik dalam hal ini
bisnis transporting melalui truk atau biasa disebut trucking ditentukan oleh tiga
faktor (Armiati et al. 2020):
1. Keamanan pengiriman barang.
2. Kecepatan pengiriman barang.
3. Efisiensi dalam pengiriman barang.
Ketiga faktor ini sangat memainkan peran krusial dalam pendapatan dari
perusahaan trucking sehingga diperlukan suatu sistem kolaborasi transportasi dan
mitigasi risiko logistik untuk meminimalisasi masalah penjadwalan dan transportasi
(Armiati et al. 2020). Ada beberapa tahapan strategis yang berperan dalam logistik
di Indonesia (Armiati et al. 2020):
1. Pergudangan (warehousing).
2. Distribusi (distribution).
3. Transportasi barang (freight transportation).
4. Pengelolaan pesanan dari permintaan (sales order processing).
31

Keempat hal ini dapat bekerja secara sinergis bila dibentuk sistem kolaborasi
transportasi. Sistem kolaborasi transportasi merupakan perangkat lunak yang
memiliki fungsi untuk membantu dalam beberapa hal berikut (Armiati et al. 2021):
1. Penyortiran dan penyeleksian vendor.
2. Melakukan survei terhadap kendaraan transportasi yang digunakan, yaitu,
truk.
3. Melakukan penyimpanan data dari vendor.
4. Melakukan penentuan harga atas tagihan yang harus dibayarkan oleh vendor.
5. Melakukan rekapitulasi dan memberikan tagihan kepada vendor.
Untuk mendukung kelima fungsi tersebut maka peneliti membuat pemetaan
existing dari transportation collaboration system dengan melakukan pendekatan
melalui Michael Porter’s Value Chain Analysis pada Gambar 3.

Sumber: Arniati S et al. (2020) (data diolah)


Gambar 3 Porter's Value Chain Analysis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
versi pertama
Melalui pemetaan ini dapat dilihat bahwa kelengkapan fungsi operasional dari
PT Nusantara Totalindo Logistik masih belum komprehensif sehingga dibuatlah
Porter Value Chain Analysis perbaikan pada Gambar 4 (Arniati et al. 2021).

Sumber: Arniati S et al. (2020) (data diolah)


Gambar 4 Porter's Value Chain Analysis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
versi perbaikan
32

Business Process Modeling Notations yang kami rekomendasikan kepada PT


Nusantara Totalindo Logistik memiliki beberapa actor (Arniati et al. 2020):
1. Head of Logistic bertugas untuk menyetujui apakah suatu proposal vendor
dapat diambil oleh PT Nusantara Totalindo Logistik.
2. Trucking Manager bertugas untuk mengawasi kinerja dari trucking supervisor
dalam menyurvei QHSSE (Quality, Health, Security, dan Safe Environment)
dari alat transporasi truk dan melakukan penentuan harga untuk tagihan kepada
vendor.
3. Trucking Supervisor bertugas untuk melakukan survei kendaraan transportasi
dan menentukan layak atau tidak terkait transportasi logistik.
4. Tender Admin bertugas untuk melakukan penyortiran dan pemeriksaan
dokumen yang telah diajukan oleh vendor.
5. Billing Admin bertugas untuk melakukan rekapitulasi tagihan yang akan
dibayarkan vendor.

Sumber: Arniati S et al. (2020) (data diolah)


Gambar 5 Business Process Modeling Nations PT Nusantara Totalindo Logistik
Berdasarkan kelima posisi dan tugas dari aktor dalam BPMN, peneliti
membuat flow project dari PT Nusantara Totalindo Logistik dapat dilihat pada
Gambar 5.
Enterprise resource planning merupakan perangkat lunak yang terintegrasi
kepada seluruh operasi bisnis dan mengarahkan fungsi-fungsi yang telah disusun
dalam business process modeling notations yang dibuat pada proses sebelumnya
(Suresh 2018). Enterprise resource planning merupakan solusi bisnis yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah bisnis secara spesifik, salah satunya
adalah road freight transport (Suresh 2018). Untuk mempercepat pengiriman
barang maka teknologi informasi dan komunikasi harus digunakan melalui taktik
yang sifatnya motoris dan bukan hanya menjadi alat PT Nusantara Totalindo
Logistik (Suresh 2018). Ada beberapa aktor yang dilibatkan dalam enterprise
resource planning melalui road freight transport dalam PT Nusantara Totalindo
logistik berdasarkan analogi dari (Suresh 2018):
1. Pengangkutan udara dilakukan untuk mengurangi harga bila jarak pengiriman
jauh.
33

2. Bandara dan pengendalian di landasan dilakukan untuk mengatur laju


penerbangan melalui analisis terhadap data penerbangan.
3. Pengangkutan lewat truk dilakukan melalui pelacakan kargo secara portable
agar mengurangi waktu tunggu pelanggan.
4. Terminal dan pelabuhan laut dilakukan melalui pelacakan terhadap
pergerakan, kuantitas, dimensi, dan ukuran barang.
5. Vehicle rental dilakukan melalui penyewaan kendaraan, penyimpanan data
penyewaan secara back office, dan perekrutan tenaga supir.
6. Distribusi melalui agen perjalanan dilakukan melalui pemesanan tiket
pesawat, akomodasi hotel, dan kaitannya dengan penyewaan mobil (vehicle
rental).
7. Penggudangan dan kontak logistik dilakukan melalui skema RFID,
pengendalian material, skema administrasi, dan bar coding.
Setelah mengidentifikasi ketujuh aktor dalam enterprise resource planning,
peneliti merekomendasikan enterprise resource planning systems yang tepat bagi
PT Nusantara Totalindo Logistik sebagai berikut (Suresh 2018):
1. Sistem navigasi dilakukan melalui pelacakan barang dengan Global
Positioning System (GPS).
2. Pelacakan melalui situs internet (web-based system).
Untuk mewujudkan kedua cara di atas, metode utama yang dapat digunakan
adalah melalui teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diwujudkan melalui
skema yang berpusat pada PT Nusantara Totalindo Logistik yang terhubung dengan
pelanggan dan transportasi kargo yang terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6 Enterprise Resource Planning PT Nusantara Totalindo Logistik


Tingkatan Aktor yang terlibat Target dari Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Tingkatan keempat, 1.Pelanggan privat 1. Kebiasaan pengemudi
yaitu pelanggan dan 2.Transportasi publik 2. Kecepatan pengemudi
pengangkutan melalui 3.Klien transportasi kargo 3. Spesifikasi kargo
parsel, ampul, bulk, 4. Pengaturan transportasi publik
dan lain-lain
Tingkatan ketiga, 1. Pemilik kendaraan 1. Ukuran aliran pengiriman barang
yaitu kendaraan yang logistik 2. Kecepatan aliran pengiriman
bertugas untuk 2. Industri teknologi barang
mengirimkan barang informasi dan 3. Panjang kendaraan dalam aliran
kepada pelanggan komunikasi pengiriman barang
akan melewati sistem 3. Korporasi transportasi 4. Langkah menghindari kecelakaan
publik dengan pengguna jalan
4. Pengatur rantai pasok
Tingkatan kedua, 1.Transportasi publik 1. Menyediakan fasilitas yang
yaitu pelayanan 2.Masinis diinginkan publik
melalui infrastruktur 3. Skema teknologi 2. Membuat fasilitas logistik yang
teknologi informasi informasi dan beranekaragam
dan komunikasi komunikasi
4. Pengamat publik

Tingkatan kesatu, 1. Substruktur dari pemasok Menyediakan kemudahan untuk


yaitu infrastruktur 2. Substruktur dari pemilik mengontak substruktur dari kontak
fisik 3. Pengamat publik dan titik-titik transportasi

Sumber: Suresh (2018) (data diolah)


34

Batasan-batasan dari tingkatan tersebut terkait dengan sistem logistik PT


Nusantara Totalindo Logistik dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Keputusan tambahan merupakan keputusan yang melibatkan skema untuk
menghindari perampokan, memenuhi kapasitas bensin, dan penentuan peran
dari pengemudi truk.
2. Mengurangi pilihan yang dapat diambil oleh pengemudi dengan melakukan
menambah cakupan area logistik dan memberikan batas kecepatan dalam
pengemudi.
3. Pengawasan terhadap penumpang melalui pencegahan kecelakaan di jalan saat
mengirimkan barang.
4. Melakukan penghematan bensin dan melatih para pengemudi untuk menguasai
sistem elektronik kendaraan dan mampu beradaptasi secara cepat.
Berdasarkan enterprise resource planning dan transportation collaboration
system yang telah disampaikan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebagai
berikut (Arfidhila et al. 2021):
1. Identifikasi ketentuan sistem terkait dengan desain dari sistem logistik
2. Analisis sistem dengan memperhatikan komponen-komponen berikut:
a. Input
b. Proses
c. Output
d. Tujuan perusahaan
e. Stakeholders
f. Sumber daya
g. Kontrol internal
h. Batasan operasi
i. Peluang
j. Ancaman
3. Pendesaian model dari sistem logistik dilakukan melalui dua tahap:
a. Value chain analysis, yaitu tahapan yang mendiskusikan aktivitas utama
dan bantuan utama dalam proses logistik
b. Process model canvas terdiri dari proses, organisasi, lokasi, manajemen,
dan pemasok dari sistem logistik
c. Analisis bisnis proses dilakukan melalui beberapa tahapan:
i. Prosess logistik
ii. Inbound logistic
iii. Outbound logistic
iv. Inventory management process

4.7 Manajemen Risiko dari PT Nusantara Totalindo Logistik


Penelitian ini mengidentifikasi bahwa risiko yang terjadi pada PT Nusantara
Totalindo Logistik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, PT Nusantara
Totalindo Logistik memiliki 19 risiko dalam kegiatan logistik yang dilakukan
sehari-hari. Risiko logistik dalam PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki
cakupan yang luas mulai dari risiko kewalahan dalam menyediakan supply kepada
retail atau pelanggan hingga risiko barang yang hendak dikirim mengalami
kerusakan saat tiba di daerah tujuan pengiriman. Penyebab dari risiko logistik yang
dialami diakibatkan dari faktor-faktor penyebab risiko logistik, mulai dari belum
memiliki demand forecasting yang mumpuni dalam memperkirakan jumlah stok
35

yang akan dipasok kepada pelanggan hingga akibat dari barang yang terguncang
sealama proses transportasi baik darat, laut, maupun udara.
Melalui dua variabel tersebut, peneliti membuat kuesioner penelitian yang
mencakup empat learning outcomes sebagai berikut:
1. Menguji variabel jumlah kejadian risiko bisnis pada PT Nusantara Totalindo
Logistik.
2. Menguji variabel tingkat dampak dari risiko bsnis pada PT Nusantara
Totalindo Logistik.
3. Menguji variabel jumlah kejadian dari agen risiko bisnis pada PT Nusantara
Totalindo Logistik.
4. Menguji keterkaitan antara variabel agen penyebab risko dengan risiko
bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik.
Setelah melakukan penelitian terhadap responden, penelitian ini
mengidentifikasi terkait jumlah kejadian risiko bisnis. Hasil penelitian menunjukan
bahwa 19 risiko yang terjadi pada PT Nusantara Totalindo Logistik berada pada
nilai 2-3 yang artinya jumlah kejadian risiko bisnis cukup sering terjadi pada PT
Nusantara Totalindo Logistik. Risiko yang cukup sering terjadi, yaitu, risiko dalam
mencari pendanaan bisnis untuk PT Nusantara Totalindo Logistik, risiko
keterlambatan dalam pembayaran tagihan kepada pelanggan, risiko penumpukan
barang di gudang, dan risiko kesalahan pegawai dalam melaksanakan standard
operating procedure logistik, sedangkan risiko yang pernah terjadi, yaitu, risiko
rate tidak menentu, karena intensitas pengiriman barang sangat sedikit, risiko
terkena biaya tambahan saat melakukan pengiriman barang, risiko overtime jam
kerja operasional bisnis, dan risiko mengalami bencana alam saat melakukan
pengiriman barang.
Setelah melakukan identifikasi jumlah kejadian risiko, penelitian ini
dilanjutkan dengan mengidentifikasi dampak dari risiko yang ditimbulkan. Peneliti
mengidentifikasi bahwa risko yang terjadi pada PT Nusantara Totalindo Logistik
memiliki penilaian dengan skala 2-3 yang berarti risko yang ditimbulkan
dampaknya kecil hingga cukup besar.Risiko yang cukup besar terjadi, yaitu, risiko
ketidaksesuaian jumlah barang yang dikirim dengan permintaan aktual, risiko
barang yang hendak dikirim mengalami kerusakan saat tiba di daerah tujuan
pengiriman, dan risiko penumpukan barang di gudang, sedangkan risiko yang
dampaknya kecil, yaitu, risiko kewalahan dalam menyediakan supply kepada retail
atau pelanggan, risiko keterlambatan dalam pembayaran tagihan kepada pelanggan,
dan risiko tidak tercapainya minimum volume yang ditetapkan oleh retail.
Peneliti melakukan identifikasi terkait dengan jumlah kejadia agen penyebab
risiko. Hasil penelitian menunjukan bahwa 19 risiko yang terjadi pada PT
Nusantara Totalindo Logistik berada pada nilai 1-3 yang artinya jumlah kejadian
risiko bisnis tidak pernah terjadi hingga cukup sering terjadi pada PT Nusantara
Totalindo Logistik. Agen risiko yang cukup sering terjadi, yaitu, belum memiliki
loading dock yang banyak, driver menumpuk di satu loading dock saja, belum
memiliki RFID pada barang yang dikirim, dan terjadinya kesalahan dalam
melakukan stuffing ke dalam loading dock, sedangkan risiko yang tidak pernah
terjadi dalam risiko bisnis, yaitu, akibat terjadinya purchase order yang terjadi
secara tiba-tiba kepada PT Nusantara Totalindo Logistik.
Setelah melakukan identifikasi terhadap jumlah kejadian dan dampak dari
risko yang ditimbulkan peneliti melakukan perhitungan rata-rata dari enam
36

responden yang telah diwawancarai oleh peneliti mengenai jumlah kejadian agen
penyebab risiko, dampak dari risiko, dan keterkaitan antara risiko dan agen
penyebab risiko dengan hasil sebagai berikut:
1. Rata-rata dari jumlah kejadian risiko adalah 2.631578947 yang berarti 19 risiko
cukup sering terjadi pada PT Nusantara Totalindo Logistik.
2. Rata-rata dari dampak kejadian risiko adalah 2.631578947 yang berarti 19
risiko memiliki dampak yang cukup besar terhadap PT Nusantara Totalindo
Logistik.
3. Rata-rata dari jumlah kejadian agen risiko adalah 2 yang berarti 19 agen risiko
pernah mengakibatkan 19 risiko yang terjadi pada PT Nusantara Totalindo
Logistik.
4. Rata-rata dari dari keterkaitan antara agen penyebab dengan risiko logistik
adalah 2.028265107 yang berarti agen penyebab dengan risiko logistik
memiliki sedikit keterkaitan antara keduanya.
Setelah melakukan penghitungan rata-rata dari jumlah kejadian agen
penyebab risiko, dampak dari risiko, dan keterkaitan antara risiko dan agen
penyebab risiko, peneliti melakukan diskusi dengan PT Nusantara Totalindo
Logistik, mitra, dan vendor yang bersangkutan dan melakukan perhitungan ARP
berdasarkan data keterkaitan agen dengan risiko logistik. Dari penghitungan hasil
ARP didapatkan hasil House of Risk I yang terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7 House of Risk I PT Nusantara Totalindo Logistik

Sumber: Andriyanto & Mustamin (2020) (data diolah)

Setelah melakukan perhitungan House of Risk 1, peneliti melakukan


perhitungan analisis dari pareto dari House of Risk 1 pada Tabel 8.
37

Tabel 8 Perhitungan pareto dari House of Risk I


Agen ARP Persentase
Risiko Ranking ARP Kumulatif ARP Kategori
A4 54 54 0.173633441
A12 1 54 108 0.173633441
A2 18 126 0.057877814
A6 18 144 0.057877814
A9 18 162 0.057877814
A10 18 180 0.057877814
A18 18 198 0.057877814
A19 2 18 216 0.057877814
A1 12 228 0.038585209
A3 12 240 0.038585209
A5 12 252 0.038585209
A11 3 12 264 0.038585209 Prioritas
A7 9 273 0.028938907
A13 9 282 0.028938907
A16 4 9 291 0.028938907
A8 6 297 0.019292605
A15 6 303 0.019292605
A17 5 6 309 0.019292605 Non-
A14 6 2 311 0.006430868 prioritas
Sumber: Andriyanto & Mustamin (2020) (data diolah)

Berdasarkan hasil ARP yang telah dihitung, peneliti dapat mengidentifikasi


beberapa hal berikut:
1. A4 (belum memiliki kemitraan pendanaan melalui peer to peer lending atau
invoice financing) dan A12 (belum memiliki jumlah truk yang memadai, belum
bisa menambah kapasitas transportasi, dan belum memiliki kas yang cukup
untuk membeli truk dengan jumlah yang tepat) menempati urutan pertama
dengan nilai ARP sebesar 0.173633441. Kedua agen penyebab risiko ini
memiliki intensitas dan keterkaitan yang sangat tinggi dengan risiko dalam
pendanaan dan risiko memenuhi volume logistik sehingga dijadikan prioritas
pertama dalam penanganan risiko.
2. A2 (belum memiliki billing admin yang dapat menetapkan waktu pembayaran
dan pencetakan tagihan pembayaran kepada vendor), A6 (pegawai terlamabat
dalam melakukan booking logistik, PT Nusantara Totalindo Logistik belum
memiliki mitra transportasi, dan terjadi kekurangan dalam kapasitas untuk
logistik jarak jauh dan jumlahnya terlalu banyak) , A9 (pegawai terlambat
dalam melakukan booking logistik, PT Nusantara Totalindo Logistik belum
memiliki mitra transportasi, dan terjadi kekurangan dalam kapasitas untuk
logistik jarak jauh dan jumlahnya terlalu banyak, A10 (terjadi permasalahan
dalam dwelling time di pelabuhan, kesalahan dalam bonkar muat di pelabuhan,
dan masalah terkait cuaca di tengah laut saat pelayaran, A18 (akibat
kecerobohan pegawai dalam melakukan standard operating procedure), dan
A19 (akibat dari barang yang terguncang sealama proses transportasi baik
38

darat, laut, maupun udara) menempati urutan kedua dengan nilai ARP sebesar
0.057877814. Agen-agen risiko tersebut terkait dengan risiko keterlambatan
dalam pembayaran tagihan kepada pelanggan, risiko ketidaksesuaian jumlah
barang yang dikirim dengan permintaan aktual, risiko keterlambatan
melakukan booking transportasi logistik, risiko lama dalam menerima respon
dari shipping line, risiko mengalami kehilangan barang saat pengiriman
barang, dan risiko barang yang hendak dikirim mengalami kerusakan saat tiba
di daerah tujuan pengiriman. Beberapa agen risiko tersebut memiliki intensitas
dan keterkaitan yang tinggi dengan risiko tersebut sehingga dijadikan prioritas
kedua dalam penanganan risiko.
3. A1 (belum memiliki demand forecasting yang mumpuni dalam memperkirakan
jumlah stok yang akan dipasok kepada pelanggan), A3 (belum memiliki target
volume yang hendak dicapai dalam hitungan tiap tahun atau tiap bulan yang
dapat memenuhi requirement dari vendor), A5 (belum memiliki transportation
collaboration system, transportation management systems, dan enterprise
resource planning yang mendukung proses logistik bisnis), dan A11 (belum
memiliki tingkat harga yang komprehensif dan diatur oleh transportation
manager dalam transportation collaboration system) menempati urutan ketiga
dengan nilai ARP sebesar 0.038585209. Agen risiko tersebut memiliki
intensitas dan keterkaitan dengan beberapa risiko, yaitu, risiko kewalahan
dalam menyediakan supply kepada retail atau pelanggan, risiko tidak
tercapainya minimum volume yang ditetapkan oleh retail, risiko hilangnya
dokumen-dokumen tagihan dan proposal dari pelanggan atau retail, dan risiko
rate tidak menentu, karena intensitas pengiriman barang sangat sedikit.
4. A7 (belum memiliki loading dock yang banyak, driver menumpuk di satu
loading dock saja, belum memiliki RFID pada barang yang dikirim, dan
terjadinya kesalahan dalam melakukan stuffing ke dalam loading dock), A13
(ada beberapa wilayah yang membutuhkan access charges dalam mengirimkan
barang kepada pelanggan), dan A16 (akibat adanya gempa bumi, banjir,
longsor, kebakaran hutan, maupun bencana alam lainnya) menempati urutan
keempat dalam penanganan risiko dengan nilai ARP sebesar 0.028938907.
Agen-agen risiko tersebut tidak terlalu berkaitan dan memiliki intensitas yang
sedikit terhadap risiko penumpukan barang di gudang, risiko terkena biaya
tambahan saat melakukan pengiriman barang, dan risiko mengalami bencana
alam saat melakukan pengiriman barang sehingga ditempatkan sebagai
peringkat keempat dalam penanganan risiko logistik.
5. A8 (pegawai melakukan kesalahan dalam stuffing ke dalam loading dock, tidak
menaat protokol COVID-19 sehingga terjadi keterlambatan dalam pengiriman
barang), A15 (akibat adanya pembatalan tagihan, vendor tidak melengkapi
dokumen terkait jumlah, ukuran, dan dimensi barang, dan terjadinya kesalahan
dalam survei quality, health, security, dan safe environment), dan A17 (akibat
adanya kenaikan kasus COVID-19 pada daerah yang dituju) menempati urutan
kelima dalam penanganan risiko dengan nilai ARP sebesar 0.019292605.Agen-
agen risiko tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan risiko kesalahan
pegawai dalam melaksanakan standard operating procedure logistik, risiko
perubahan jadwal untuk kegiatan pengiriman barang dan mengisi barang ke
dalam truk (stuffing), dan risiko mengalami pembatasan sosial akibat COVID-
19 saat sudah mencapai area tujuan pengiriman barang.
39

6. A14 (akibat terjadinya purchase order yang terjadi secara tiba-tiba kepada PT
Nusantara Totalindo Logistik) menempati peringkat keenam dalam prioritas
penanganan risiko dengan nilai ARP 0.006430868 yang menandakan bahwa
risiko tersebut tak terkait dengan agen penyebab risiko, yaitu risiko overtime
jam kerja operasional bisnis.
Berdasarkan data tersebut, peringkat satu sampai tiga akan dijadikan sebagai
prioritas risiko dan akan ditindaklanjuti, dievaluasi, dan diberikan perlakuan oleh
PT Nusantara Totalindo Logistik. Peneliti dan PT Nusantara Totalindo Logistik
berdiskusi untuk menentukan perlakuan terhadap risiko prioritas yang akan
dihadapi yang dipaparkan pada Tabel 9.
Tabel 9 Uraian penanganan risiko dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Nilai
Kode Uraian Penanganan Risiko Korelasi
PA1 Mencari pendanaan bisnis lewat bank 9
PA2 Mendapatkan rekanan dalam pembayaran 3
PA3 Mempersiapkan dana jangka pendek 3
Menyiapkan koordinator lapangan untuk menghindari
PA4 3
ketidaksesuaian jumlah barang
PA5 Risiko meminta surat keterlambatan 3
PA6 Meminta surat keterlambatan 3
PA7 Mengganti dengan asuransi 9
PA8 Mengganti dengan asuransi 9
PA9 Mencari rekanan vendor 3
PA10 Mencari projek baru 3
PA 11 Rate ditentukan di awal 3
PA 12 Mengganti dergan yang baru 3
Sumber: Andriyanto & Mustamin (2020) (data diolah)

Setelah melakukan identifikasi terkait treatment terhadap risiko, peneliti


kemudian melakukanp perhitungan effectiveness to total difficulty risks (ETD)
terhadap PT Nusantara Totalindo Logistik dan didapatkan hasil yang terdapat pada
Lampiran 3.
Dari data tersebut dapat diidentifikasi ranking risiko dari PT Nusantara
Totalindo Logistik sebagai berikut:
1. Risiko dalam mencari pendanaan bisnis untuk PT Nusantara Totalindo Logistik.
2. Risiko kesulitan untuk mendapatkan container dalam mengangkut barang.
3. Risiko kewalahan dalam menyediakan supply kepada retail atau pelanggan.
4. Risiko ketidaksesuaian jumlah barang yang dikirim dengan permintaan aktual,
risiko keterlambatan melakukan booking transportasi logistik, risiko lama
dalam menerima respon dari shipping line, dan risiko mengalami kehilangan
barang saat pengiriman barang.
5. Risiko keterlambatan dalam pembayaran tagihan kepada pelanggan, risiko tidak
tercapainya minimum volume yang ditetapkan oleh retail, risiko hilangnya
dokumen-dokumen tagihan dan proposal dari pelanggan atau retail, dan risiko
rate tidak menentu, karena intensitas pengiriman barang sangat sedikit.
Untuk menghadapi risiko-risiko tersebut, peneliti dan PT NusantaraTotalindo
Logistik akan melakukan treatment sebagai berikut:
40

1. Risiko dalam mencari pendanaan bisnis untuk PT Nusantara Totalindo


Logistik diatasi dengan mencari pendanaan bisnis lewat bank.
2. Risiko kesulitan untuk mendapatkan container dalam mengangkut barang
dapat diatasi dengan mendapatkan rekanan dalam pembayaran.
3. Risiko tidak tercapainya minimum volume yang ditetapkan oleh retail dapat
diatasi dengan mencari projek baru.
4. Risiko ketidaksesuaian jumlah barang yang dikirim dengan permintaan aktual
dapat diatasi dengan pemberlakuan koordinator lapangan agar dapat
mengantisipasi ketidaksesuaian jumlah barang.
5. Risiko keterlambatan melakukan booking transportasi logistik dan risiko lama
dalam menerima respon dari shipping line dapat diatasi dengan meminta surat
keterlambatan apabila terjadi keterlambatan booking.
6. Risiko mengalami kehilangan barang saat pengiriman barang dapat diatasi
dengan mengganti kehilangan barang dengan asuransi.
7. Risiko keterlambatan dalam pembayaran tagihan kepada pelanggan dapat
diatasi dengan mempersiapkan dana jangka pendek.
8. Risiko tidak tercapainya minimum volume yang ditetapkan oleh retail dapat
diatasi dengan mencari projek baru.
41

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. PT Nusantara Totalindo Logistik mampu mengidentifikasi potensi dan
keunggulan bisnis. Potensi dan keunggulan bisnis yang dimiliki oleh PT
Nusantara Totalindo Logistik adalah vulnerability factors dan capability factors
yang disebabkan oleh turbulensi internal dan eksternal.
2. PT Nusantara Totalindo Logistik mampu membangun bantalan adaptasi
resiliensi bisnis dengan menetapkan visi dan misi sebagai corporate statement
untuk mendukung kelengkapan dokumen organisasi. Visi dan misi yang
ditetapkan sebagai corporate statement berlandaskan pada sifat bantalan
adaptasi dan resiliensi bisnis, yaitu adaptasi, kohesi, diversitas, dan efisiensi
bisnis.
3. PT Nusantara Totalindo Logistik mampu merancang formulasi resiliensi bisnis
melalui perancangan program kerja, struktur organisasi, business model canvas,
proses bisnis, dan mitigasi risiko bisnis untuk membangun strategi adaptasi
bisnis. Perancangan formulasi resliensi bisnis berorientasi pada Masa Pandemi
dan Pasca Pandemi COVID-19 hingga 5 tahun ke depan dan berlandaskan pada
sifat bantalan adaptasi dan resiliensi bisnis, yaitu adaptasi, kohesi, diversitas,
dan efisiensi bisnis.

5.2 Saran
Dalam rangka mengembangkan bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
kedepannya, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. PT Nusantara Totalindo Logistik membuat program kerja hingga lima belas
tahun ke depan.
2. PT Nusantara Totalindo Logistik membuat program kerja yang tidak hanya
mengincar pasar nasional, tetapi juga pasar internasional.
3. PT Nusantara Totalindo Logistik sebaiknya memperhatikan teknologi masa
depan yang feasible untuk digunakan dalam membantu operasional bisnis
logistiknya.
4. PT Nusantara Totalindo Logistik harus membuat rencana terkait penerimaan
pendanaan bisnis dari strategic investors.
5. Penelitian selanjutnya sebaiknya difokuskan kepada pengawasan,
implementasi, dan eksekusi dari strategi adaptasi dan resiliensi bisnis serta
menaruh atensi lebih lanjut terkait keberlanjutan bisnis dalam menghadapi
turbulensi bisnis di masa depan.
42

DAFTAR PUSTAKA

[APTRINDO] Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia. Actualizing The Post Normal:


Year 2021 And Beyond: Sektor Angkutan Barang. 2020.
Alfiyatus SS, Karina D, Nabilah H, Panorama, M. 2021. Pengaruh perusahaan
startup terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia selama pandemi Covid-19.
Berajah Journal. 2(1): 156–166. https://doi.org/10.47353/bj.v2i1.69
Andriyanto, Achmad, Mustamin, Khalifah N. 2020. Analisis manajemen risiko dan
strategi penanganan risiko pada PT Agility International Menggunakan
Metode House of Risk (HOR). Jurnal Logistik Bisnis. 10(2):4-11.
Anggrahini D, Baihaqi I, Saraswati, A. 2017. Membangun supply chain resilience
dengan pendekatan quality function development: studi kasus perusahaan
Freight Forwarder. Jurnal Sains dan Seni ITS. 6(2):273-276.
Appel C, Dattani S, Giattino C, Guirao L. Ortiz-Ospina, E. 2022. Our World in
Data: Coronavirus Cases (COVID-19). London (UK): Oxford Martin
School. {https://ourworldindata.org/covid-cases#what-is-the-cumulative-
number-of-confirmed-cases}.
Arfidhila N, Budiman I, Matondang N, Wahyuni D. 2021. IOP Conf. Ser.: Earth
Environ. Sci. 709 012052
Arief B, Fadhil DN, Malisan J, Rahardjo S, Sujarwanto S. 2021. Kajian
pengembangan pelabuhan dalam mendukung ibu kota baru berdasarkan
konsep smart city, smart mobility. Jurnal Sistem Transportasi dan
Logistik.1(1): 6-13.
Arniati S, Rizky MIC, Waskito S. 2020. Rancangan trucking collaboration system.
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi. 7(3):498-509.
Basu S. 1998. Azas-Azas Manajemen. Yogyakarta (ID): Liberti.
Butt AS. 2021. Strategies to mitigate the impact of COVID-19 on supply chain
disruptions: a multiple case analysis of buyers and distributors. The
International Journal of Logistics and Management. 4(55):1-18.
Fauzi NI Husna VN. 2020. Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Ketahanan
Pangan saat Pandemi COVID-19. Di dalam; Josaphat T, Anang WS, I Made
AA, Winhard T, editor. Seminar Nasional Geomatika 2020: Informasi
Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan; 2020 Okt
15-16; Jakarta Indonesia. Jakarta: Badan Informasi Geospasial.
Fiksel J. 2015. Resilient by Design. Washington (US): Island Press.
Firmansyah M, Anang A, Anita R. 2019. Kewirausahaan (Dasar dan Konsep).
Surabaya (ID): Rafferty Publishing House.
[Fitch] Fitch Solutions Country Risk and Country Research. 2021. Indonesia
Freight Transport & Shipping Report: Q2 2021.
Gunawan G, Suranti N. M. Y, Fathoroni, F. 2020. Variations of models and learning
platforms for prospective teachers during the covid-19 pandemic period.
Indonesian Journal of Teacher Education. 1(2): 61-70. Retrieved from
https://journal.publication-center.com/index.php/ijte/article/view/95
Halim H, Jakfar F. 2022. Agricultural commodity supply chain during the covid-19
pandemic. Di dalam: IOP Publishing. 3rd International Conference on
Agriculture and Bio-industry; 2021, Okt 13; Banda Aceh, Indonesia; hlm 1-
8. [diakses 2022, Apr 6].
43

https://www.researchgate.net/publication/357709390_Agricultural_commod
ity_supply_chain_during_the_covid-19_pandemic.
Huda S. 2021. Prospek Perdagangan pada Pasca Pandemi Corona. Jawa Timur
(ID): Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jawa Timur.
Kotler P, Keller KL, Kotler P. 2012. Prentice Hall Video Library to Accompany
Marketing Management, 14th edition. Upper Saddle River, NJ (US):
Pearson/Prentice Hall.
Kusnindah C, Sumantri Y, Yuniarti, R. 2014. Pengelolaan risiko pada supplychain
dengan menggunakan metode house of risk (HOR) (Studi Kasus Di PT.
XYZ). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. 2(3):661-671.
Novita D, Sibuea MB, Siregar G. 2016. Model pengembangan komoditas dan jenis
usaha unggulan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) [skripsi]. Medan
(ID): Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Orinaldi M. 2020. Peran E-. commerce dalam meningkatkan resiliensi bisnis diera
pandemic. Iltizam Journal of Economic Research. 5(2):36-63.
Osterwalder A dan Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. Alih bahasa
oleh Natalia Ruth Sihandrini. Jakarta (ID): PT. Elex Media Komputindo.
Osterwalder A, Pigneur Y. 2010. Business Model Generation. Jakarta (ID):PT
Gramedia Pustaka.
Silalahi S. 2019. Dampak ekonomi dan risiko pemindahan ibu kota negara. Kajian
Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis. 9(16):19-24.
Suresh S, Vasantha S. 2018. Influence of ICT in road transportation. International
Journal of Supply Chain Management. 7(6): 51-54.
Surianta A. 2021. Bekerja sama lawan pandemi: Meningkatkan kapasitas vaksinasi
COVID-19 di Indonesia. Makalah Kebijakan Nomor 41. 1(1): 5-35.
Susilo LJ, Kaho VR. 2018. Manajemen Risiko: Panduan untuk Risk Leaders dan
Risk Practitioners. Banten (ID): Grasindo.
Wongso W. 2014. Perumusan visi, misi, dan value statement serta standarisasi
bisnis pada bisnis keluarga. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
3(1): 1-10.
Yoo C. 2010. Product life cycle and the maturation of internet. Northwestern
University Law. 104(2):641-670.
44

LAMPIRAN
45

Lampiran 1 Kuesioner penelitian


Lampiran Kuesioner Penelitian Berjudul “Merancang Bantalan Adaptasi
dalam Bentuk Strategi Resiliensi Bisnis untuk Memperkuat Keberlangsungan
dan Keberlanjutan Bisnis UMKM di Fase Pengenalan Bisnis Studi Kasus: PT
Nusantara Totalindo Logistik”

Karakteristik:
1. Stakeholders dari PT Nusantara Totalindo Logistik
2. Mitra strategis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
3. Pelanggan dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
di tempat
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi responden
dalam penelitian saya dan mengisi kuesioner penelitian saya secara sukarela. Nama
saya Muhammad Rizky Anugrah Pratama, Mahasiswa Sekolah Bisnis Institut
Pertanian Bogor. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Merancang
Bantalan Adaptasi dalam Bentuk Strategi Resiliensi Bisnis untuk Memperkuat
Keberlangsungan dan Keberlanjutan Bisnis UMKM di Fase Pengenalan Bisnis
Studi Kasus: PT Nusantara Totalindo Logistik”. Pertanyaan dan jawaban dari
kuesioner ini merupakan sumber data utama (primer) yang merupakan syarat
keberlangsungan skripsi. Demi tercapainya hasil penelitian ini, saya mengharapkan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjawab pertanyaan dari kuesioner ini dan
jawaban dari Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersifat rahasia dan hanya digunakan
untuk penelitian ini.
Panduan Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda lingkaran kepada


salah satu dari angka peniliaian. Kriteria angka penilaian memiliki keterangan
sebagai berikut:
• 1= risiko tidak pernah terjadi dalam operasi bisnis
• 2= risiko pernah terjadi dalam operasi bisnis
• 3= risiko cukup sering terjadi dalam operasi bisnis
• 4= risiko sering terjadi dalam operasi bisnis
• 5= risiko selalu terjadi dalam operasi bisnis
46

No Pernyataan Penilaian
1 Risiko keterlambatan dalam Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
pengiriman barang kepada Terjadi Pernah
pelanggan Terjadi

Identitas Responden
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Usia
Pilihan Pelaku Bisnis 1. Pelanggan
2. Mitra
3. Pelaksana pekerjaan
Email
Nomor Telpon

LO 1: Untuk Menguji Variabel Jumlah Kejadian Risiko Bisnis pada PT


Nusantara Totalindo Logistik
Pernyataan untuk Variabel Jumlah Kejadian Risiko Bisnis pada PT
Nusantara Totalindo Logistik (X1)
No Pernyataan Penilaian
Risiko kewalahan dalam Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
1 menyediakan supply kepada retail Terjadi Pernah
atau pelanggan Terjadi
2 Risiko keterlambatan dalam Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
pembayaran tagihan kepada Terjadi Pernah
pelanggan Terjadi
Risiko tidak tercapainya minimum Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
3 volume yang ditetapkan oleh retail Terjadi Pernah
Terjadi
4 Risiko dalam mencari pendanaan Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
bisnis untuk PT Nusantara Totalindo Terjadi Pernah
Logistik Terjadi
5 Risiko hilangnya dokumen- Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
dokumen tagihan dan proposal dari Terjadi Pernah
pelanggan atau retail Terjadi
6 Risiko ketidaksesuaian jumlah Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
barang yang dikirim dengan Terjadi Pernah
permintaan actual Terjadi
7 Risiko penumpukan barang di Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
Gudang Terjadi Pernah
Terjadi
8 Risiko kesalahan pegawai dalam Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
melaksanakan standard operating Terjadi Pernah
procedure logistik Terjadi
47

Pernyataan untuk Variabel Jumlah Kejadian Risiko Bisnis pada PT


Nusantara Totalindo Logistik (X1)
No Pernyataan Penilaian
9 Risiko keterlambatan melakukan Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
booking transportasi logistik Terjadi Pernah
Terjadi
10 Risiko lama dalam menerima respon Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
dari shipping line Terjadi Pernah
Terjadi
11 Risiko rate tidak menentu, karena Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
intensitas pengiriman barang sangat Terjadi Pernah
sedikit Terjadi
12 Risiko kesulitan untuk mendapatkan Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
container dalam mengangkut barang Terjadi Pernah
Terjadi
13 Risiko terkena biaya tambahan saat Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
melakukan pengiriman barang Terjadi Pernah
Terjadi
14 Risiko overtime jam kerja Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
operasional bisnis Terjadi Pernah
Terjadi
15 Risiko perubahan jadwal untuk Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
kegiatan pengiriman barang dan Terjadi Pernah
mengisi barang ke dalam truk Terjadi
(stuffing)
16 Risiko mengalami bencana alam Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
saat melakukan pengiriman barang Terjadi Pernah
Terjadi
17 Risiko mengalami pembatasan sosial Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
akibat COVID-19 saat sudah Terjadi Pernah
mencapai area tujuan pengiriman Terjadi
barang
18 Risiko mengalami kehilangan Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
barang saat pengiriman barang Terjadi Pernah
Terjadi
19 Risiko barang yang hendak dikirim Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
mengalami kerusakan saat tiba di Terjadi Pernah
daerah tujuan pengiriman Terjadi
48

Panduan Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda lingkaran kepada


salah satu dari angka peniliaian. Kriteria angka penilaian memiliki keterangan
sebagai berikut:
• 1= Dampak risiko yang ditimbulkan sangat kecil
• 2= Dampak risiko yang ditimbulkan kecil
• 3= Dampak risiko yang ditimbulkan cukup besar
• 4= Dampak risiko yang ditimbultkan besar
• 5= Dampak risiko yang ditimbulkan sangat besar
LO 2: Untuk Menguji Variabel Tingkat Dampak dari Risiko Bisnis pada PT
Nusantara Totalindo Logistik
Pernyataan untuk Variabel Tingkat Dampak dari Risiko Bisnis pada PT
Nusantara Totalindo Logistik (X2)
No Pernyataan Penilaian
Risiko kewalahan dalam Sangat Sangat
1 menyediakan supply kepada retail Besar 5 4 3 2 1 Kecil
atau pelanggan
2 Risiko keterlambatan dalam Sangat Sangat
pembayaran tagihan kepada Besar 5 4 3 2 1 Kecil
pelanggan
Risiko tidak tercapainya minimum Sangat Sangat
3 volume yang ditetapkan oleh retail Besar 5 4 3 2 1 Kecil
4 Risiko dalam mencari pendanaan Sangat Sangat
bisnis untuk PT Nusantara Totalindo Besar 5 4 3 2 1 Kecil
Logistik
5 Risiko hilangnya dokumen-dokumen Sangat Sangat
tagihan dan proposal dari pelanggan Besar 5 4 3 2 1 Kecil
atau retail
6 Risiko ketidaksesuaian jumlah Sangat Sangat
barang yang dikirim dengan Besar 5 4 3 2 1 Kecil
permintaan aktual
7 Risiko penumpukan barang di Sangat Sangat
Gudang Besar 5 4 3 2 1 Kecil
8 Risiko kesalahan pegawai dalam Sangat Sangat
melaksanakan standard operating Besar 5 4 3 2 1 Kecil
procedure logistik
9 Risiko keterlambatan melakukan Sangat Sangat
booking transportasi logistik Besar 5 4 3 2 1 Kecil
10 Risiko lama dalam menerima respon Sangat Sangat
dari shipping line Besar 5 4 3 2 1 Kecil
11 Risiko rate tidak menentu, karena
intensitas pengiriman barang sangat Sangat 5 4 3 2 1 Sangat
sedikit Besar Kecil
12 Risiko kesulitan untuk mendapatkan Sangat Sangat
container dalam mengangkut barang Besar 5 4 3 2 1 Kecil
49

Pernyataan untuk Variabel Tingkat Dampak dari Risiko Bisnis pada PT


Nusantara Totalindo Logistik (X2)
No Pernyataan Penilaian
13 Risiko terkena biaya tambahan saat Sangat 5 4 3 2 1 Sangat
melakukan pengiriman barang Besar Kecil
14 Risiko overtime jam kerja Sangat Sangat
operasional bisnis Besar 5 4 3 2 1 Kecil
15 Risiko perubahan jadwal untuk
kegiatan pengiriman barang dan Sangat 5 4 3 2 1 Sangat
mengisi barang ke dalam truk Besar Kecil
(stuffing)
16 Risiko mengalami bencana alam saat Sangat Sangat
melakukan pengiriman barang Besar 5 4 3 2 1 Kecil
17 Risiko mengalami pembatasan sosial Sangat Sangat
akibat COVID-19 saat sudah Besar 5 4 3 2 1 Kecil
mencapai area tujuan pengiriman
barang
18 Risiko mengalami kehilangan barang Sangat Sangat
saat pengiriman barang Besar 5 4 3 2 1 Kecil
19 Risiko barang yang hendak dikirim
mengalami kerusakan saat tiba di Sangat 5 4 3 2 1 Sangat
daerah tujuan pengiriman Besar Kecil

Panduan Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda lingkaran kepada salah


satu dari angka peniliaian. Kriteria angka penilaian memiliki keterangan sebagai
berikut:
• 1= agen risiko tidak pernah terjadi dalam operasi bisnis
• 2= agen risiko pernah terjadi dalam operasi bisnis
• 3= agen risiko cukup sering terjadi dalam operasi bisnis
• 4= agen risiko sering terjadi dalam operasi bisnis
• 5= agen risiko selalu terjadi dalam operasi bisnis

LO3: Untuk Menguji Variabel Jumlah Kejadian dari Agen Risiko Bisnis
pada PT Nusantara Totalindo Logistik
Pernyataan untuk Variabel Jumlah Kejadian dari Agen Risiko Bisnis pada PT
Nusantara Totalindo Logistik (X3)
No Pernyataan Penilaian
Belum memiliki demand forecasting
1 yang mumpuni dalam memperkirakan Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
jumlah stok yang akan dipasok kepada Terjadi Pernah
pelanggan Terjadi
50

Pernyataan untuk Variabel Jumlah Kejadian dari Agen Risiko Bisnis pada PT
Nusantara Totalindo Logistik (X3)
No Pernyataan Penilaian
2 Belum memiliki billing admin yang 5 4 3 2 1 Tidak
dapat menetapkan waktu pembayaran Selalu Pernah
dan pencetakan tagihan pembayaran Terjadi Terjadi
kepada vendor
Belum memiliki target volume yang Tidak
3 hendak dicapai dalam hitungan tiap Selalu 5 4 3 2 1 Pernah
tahun atau tiap bulan yang dapat Terjadi Terjadi
memenuhi requirement dari vendor
4 Belum memiliki kemitraan pendanaan 5 4 3 2 1 Tidak
melalui peer to peer lending atau Selalu Pernah
invoice financing Terjadi Terjadi
5 Belum memiliki transportation 5 4 3 2 1 Tidak
collaboration system, transportation Selalu Pernah
management systems, dan enterprise Terjadi Terjadi
resource planning yang mendukung
proses logistik bisnis
6 Belum memiliki tracking system yang 5 4 3 2 1 Tidak
terhubung dengan enterprise resource Selalu Pernah
planning secara web-based system atau Terjadi Terjadi
GPS based system
7 Belum memiliki loading dock yang 5 4 3 2 1 Tidak
banyak, driver menumpuk di satu Selalu Pernah
loading dock saja, belum memiliki Terjadi Terjadi
RFID pada barang yang dikirim, dan
terjadinya kesalahan dalam melakukan
stuffing ke dalam loading dock
8 Pegawai melakukan kesalahan dalam 5 4 3 2 1 Tidak
stuffing ke dalam loading dock, tidak Selalu Pernah
menaat protokol COVID-19, terjadi Terjadi Terjadi
keterlambatan dalam pengiriman
barang, dan
9 Pegawai terlamabat dalam melakukan 5 4 3 2 1 Tidak
booking logistik, PT Nusantara Selalu Pernah
Totalindo Logistik belum memiliki Terjadi Terjadi
mitra transportasi, dan terjadi
kekurangan dalam kapasitas untuk
logistik jarak jauh dan jumlahnya
terlalu banyak
10 Terjadi permasalahan dalam dwelling 5 4 3 2 1 Tidak
time di pelabuhan, kesalahan dalam Selalu Pernah
bonkar muat di pelabuhan, dan Terjadi Terjadi
masalah terkait cuaca di tengah laut
saat pelayaran
51

Pernyataan untuk Variabel Jumlah Kejadian dari Agen Risiko Bisnis pada PT
Nusantara Totalindo Logistik (X3)
No Pernyataan Penilaian
11 Belum memiliki tingkat harga yang 5 4 3 2 1 Tidak
komprehensif dan diatur oleh Selalu Pernah
Transportation Manager dalam Terjadi Terjadi
Transportation Collaboration System
12 Belum memiliki jumlah truk yang 5 4 3 2 1 Tidak
memadai, belum bisa menambah Selalu Pernah
kapasitas transportasi, dan belum Terjadi Terjadi
memiliki kas yang cukup untuk
membeli truk dengan jumlah yang
tepat
13 Karena ada beberapa wilayah yang 5 4 3 2 1 Tidak
membutuhkan access charges dalam Selalu Pernah
mengirimkan barang kepada Terjadi Terjadi
pelanggan
14 Akibat terjadinya purchase order yang 5 4 3 2 1 Tidak
terjadi secara tiba-tiba kepada PT Selalu Pernah
Nusantara Totalindo Logistik Terjadi Terjadi
15 Akibat adanya pembatalan tagihan, 5 4 3 2 1 Tidak
vendor tidak melengkapi dokumen Selalu Pernah
terkait jumlah, ukuran, dan dimensi Terjadi Terjadi
barang, dan terjadinya kesalahan
dalam survei quality, health, security,
dan safe environment
16 Akibat adanya gempa bumi, banjir, 5 4 3 2 1 Tidak
longsor, kebakaran hutan, maupun Selalu Pernah
bencana alam lainnya Terjadi Terjadi
17 Akibat adanya kenaikan kasus Selalu 5 4 3 2 1 Tidak
COVID-19 pada daerah yang dituju Terjadi Pernah
Terjadi
18 Akibat kecerobohan pegawai dalam 5 4 3 2 1 Tidak
melakukan standard operating Selalu Pernah
procedure Terjadi Terjadi
19 Akibat dari bang yang terguncang 5 4 3 2 1 Tidak
sealama proses transportasi baik darat, Selalu Pernah
laut, maupun udara Terjadi Terjadi
52

Panduan Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda lingkaran kepada


salah satu dari angka peniliaian. Kriteria angka penilaian memiliki keterangan
sebagai berikut:
• 0= Tidak ada keterkaitan antara agen penyebab risiko dan risiko bisnis
• 1= Memiliki sedikit keterkaitan antara agen penyebab risiko dan risiko
bisnis
• 3= Memiliki cukup keterkaitan antara agen penyebab risiko dan risiko
bisnis
• 9= Memiliki keterkaitaan yang tinggi antara agen penyebab risiko dan
risiko bisnis
LO4: Untuk Menguji Keterkaitan antara Variabel Agen Penyebab Risko
dengan Risiko Bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
Pernyataan untuk Keterkaitan antara Variabel Agen Penyebab Risko dengan
Risiko Bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik (X4)
No Risiko Bisnis Keterkaitan
Risiko kewalahan Belum memiliki
1 dalam menyediakan Tidak 0 1 3 9 Sangat demand
supply kepada retail Berkaitan Berkaitan forecasting yang
atau pelanggan mumpuni dalam
memperkirakan
jumlah stok yang
akan dipasok
kepada pelanggan
2 Risiko keterlambatan Belum memiliki
dalam pembayaran Tidak 0 1 3 9 Sangat billing admin
tagihan kepada Berkaitan Berkaitan yang dapat
pelanggan menetapkan
waktu
pembayaran dan
pencetakan
tagihan
pembayaran
kepada vendor
Risiko tidak Belum memiliki
3 tercapainya minimum Tidak 0 1 3 9 Sangat target volume
volume yang Berkaitan Berkaitan yang hendak
ditetapkan oleh retail dicapai dalam
hitungan tiap
tahun atau tiap
bulan yang dapat
memenuhi
requirement dari
vendor
53

Pernyataan untuk Keterkaitan antara Variabel Agen Penyebab Risko dengan


Risiko Bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik (X4)
No Risiko Bisnis Keterkaitan
4 Risiko dalam mencari Belum memiliki
pendanaan bisnis Tidak 0 1 3 9 Sangat kemitraan
untuk PT Nusantara Berkaitan Berkaitan pendanaan
Totalindo Logistik melalui peer to
peer lending atau
invoice financing
5 Risiko hilangnya Belum memiliki
dokumen-dokumen Tidak 0 1 3 9 Sangat transportation
tagihan dan proposal Berkaitan Berkaitan collaboration
dari pelanggan atau system,
retail transportation
management
systems, dan
enterprise
resource planning
yang mendukung
proses logistik
bisnis
6 Risiko Belum memiliki
ketidaksesuaian Tidak 0 1 3 9 Sangat tracking system
jumlah barang yang Berkaitan Berkaitan yang terhubung
dikirim dengan dengan enterprise
permintaan aktual resource planning
secara web-based
system atau GPS
based system
7 Risiko penumpukan Belum memiliki
barang di gudang Tidak 0 1 3 9 Sangat loading dock yang
Berkaitan Berkaitan banyak, driver
menumpuk di satu
loading dock saja,
belum memiliki
RFID pada barang
yang dikirim, dan
terjadinya
kesalahan dalam
melakukan
stuffing ke dalam
loading dock
8 Risiko kesalahan Pegawai
pegawai dalam Tidak 0 1 3 9 Sangat melakukan
melaksanakan Berkaitan Berkaitan kesalahan dalam
standard operating stuffing ke dalam
procedure logistik loading dock,
54

Pernyataan untuk Keterkaitan antara Variabel Agen Penyebab Risko dengan


Risiko Bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik (X4)
No Risiko Bisnis Keterkaitan
tidak menaat
protokol COVID-
19, terjadi
keterlambatan
dalam pengiriman
barang, dan
9 Risiko keterlambatan Pegawai
melakukan booking Tidak 0 1 3 9 Sangat terlamabat dalam
transportasi logistik Berkaitan Berkaitan melakukan
booking logistik,
PT Nusantara
Totalindo
Logistik belum
memiliki mitra
transportasi, dan
terjadi
kekurangan dalam
kapasitas untuk
logistik jarak jauh
dan jumlahnya
terlalu banyak
10 Risiko lama dalam Terjadi
menerima respon dari Tidak 0 1 3 9 Sangat permasalahan
shipping line Berkaitan Berkaitan dalam dwelling
time di pelabuhan,
kesalahan dalam
bonkar muat di
pelabuhan, dan
masalah terkait
cuaca di tengah
laut saat pelayaran
11 Risiko rate tidak Belum memiliki
menentu, karena Tidak 0 1 3 9 Sangat tingkat harga yang
intensitas pengiriman Berkaitan Berkaitan komprehensif dan
barang sangat sedikit diatur oleh
Transportation
Manager dalam
Transportation
Collaboration
System
12 Risiko kesulitan untuk Belum memiliki
mendapatkan Tidak 0 1 3 9 Sangat jumlah truk yang
container dalam Berkaitan Berkaitan memadai, belum
mengangkut barang bisa menambah
55

Pernyataan untuk Keterkaitan antara Variabel Agen Penyebab Risko dengan


Risiko Bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik (X4)
No Risiko Bisnis Keterkaitan
kapasitas
transportasi, dan
belum memiliki
kas yang cukup
untuk membeli
truk dengan
jumlah yang tepat
13 Risiko terkena biaya Karena ada
tambahan saat Tidak 0 1 3 9 Sangat beberapa wilayah
melakukan Berkaitan Berkaitan yang
pengiriman barang membutuhkan
access charges
dalam
mengirimkan
barang kepada
pelanggan
14 Risiko overtime jam Akibat terjadinya
kerja operasional Tidak 0 1 3 9 Sangat purchase order
bisnis Berkaitan Berkaitan yang terjadi
secara tiba-tiba
kepada PT
Nusantara
Totalindo
Logistik
15 Risiko perubahan Akibat adanya
jadwal untuk kegiatan Tidak 0 1 3 9 Sangat pembatalan
pengiriman barang Berkaitan Berkaitan tagihan, vendor
dan mengisi barang ke tidak melengkapi
dalam truk (stuffing) dokumen terkait
jumlah, ukuran,
dan dimensi
barang, dan
terjadinya
kesalahan dalam
survei quality,
health, security,
dan safe
environment
16 Risiko mengalami Akibat adanya
bencana alam saat Tidak 0 1 3 9 Sangat gempa bumi,
melakukan Berkaitan Berkaitan banjir, longsor,
pengiriman barang kebakaran hutan,
maupun bencana
alam lainnya
56

Pernyataan untuk Keterkaitan antara Variabel Agen Penyebab Risko dengan


Risiko Bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik (X4)
No Risiko Bisnis Keterkaitan
17 Risiko mengalami Akibat adanya
pembatasan sosial Tidak 0 1 3 9 Sangat kenaikan kasus
akibat COVID-19 saat Berkaitan Berkaitan COVID-19 pada
sudah mencapai area daerah yang dituju
tujuan pengiriman
barang
18 Risiko mengalami Akibat
kehilangan barang Tidak 0 1 3 9 Sangat kecerobohan
saat pengiriman Berkaitan Berkaitan pegawai dalam
barang melakukan
standard
operating
procedure
19 Risiko barang yang Akibat dari bang
hendak dikirim Tidak 0 1 3 9 Sangat yang terguncang
mengalami kerusakan Berkaitan Berkaitan sealama proses
saat tiba di daerah transportasi baik
tujuan pengiriman darat, laut,
maupun udara
57

Lampiran 2 Business Model Canvas PT Nusantara Totalindo Logistik


58

Lampiran 3 Tabel ARP dan ETD dari Manajemen Risiko pada PT Nusantara
Totalindo Logistik

Lampiran 4 Struktur Organisasi PT Nusantara Totalindo Logistik


59

RIWAYAT HIDUP

Perkenalkan nama saya Muhammad Rizky Anugrah Pratama, NIM


K14180089, Mahasiswa Sekolah Bisnis IPB Angkatan 55. Saya lahir di Bogor pada
tanggal 11 November 1999. Saya mulai mengenyam pendidikan formal mulai dari
TK Al-Hanief pada tahun 2004, setelah itu saya melanjutkan pendidikan formal
saya di SD Islam Al-Azhar 9 Kemang Pratama, Bekasi, dilanjutkan dengan SMP
Islam Al-Azhar 8 Kemang Pratama, Bekasi serta SMA Negeri 8 Jakarta hingga saat
ini saya menjadi Mahasiswa Sekolah Bisnis IPB Semester 5.
Saya merupakan anak sulung dari dua bersaudara dari pasangan Bapak
Dhani Prihadi Bachtiar dan Ibu Dinny Virdianny, saya adalah kakak dari adik
tersayang saya yang bernama Ayesha Rania Putri Shafira. Saat ini adik saya adalah
pelajar SMA Negeri 8 Jakarta yang secara tidak langsung merupakan adik angkatan
saya di SMA.
Saya sewaktu kecil dari umur 10 bulan sampai dengan umur 3 tahun saya
pernah tinggal di Negara Kamboja, karena Bapak saya ditugaskan untuk
mendirikan perusahaan telekomunikasi di sana. Setelah itu saya menetap dan
bersekolah di Bekasi dengan keluarga saya selama 11 tahun.Ketika saya dan adik
saya melanjutkan studi ke Jakarta kami pun pindah ke Jakarta untuk memperkecil
jarak tempuh dan menghindari kemacetan yang kami selalu alami apabila ingin
pergi sekolah ke Jakarta dari Bekasi.
Selama saya bersekolah di Bekasi yaitu di TK Al-Hanief,SD Islam Al-
Azhar 9 Kemang Pratama,Bekasi,dan SMP Islam Al-Azhar 8 Kemang
Pratama,Bekasi,saya memiliki banyak sahabt.Sahabat tersebut yaitu Aldithya
Fakhri, Muhammad Fauzan Rafi Sidiq Widjonarto, Muhammad Arief Firdaus,
Muhammad Kemal Hadiwinanda, Asti Shabrina Ramadani, Adrianzka Mayreswara
Dewa Rachmawisista, Nadhif Irfandianto, Shane Evelina dan teman-teman lain
yang tidak dapat saya sebutkan satu demi satu.Kami sudah berteman sejak dari
Sekolah Dasar, kami senang untuk belajar, berorganisasi,bahkan untuk
bercengkrama saat waktu senggang. Mereka ikhlas mendukung saya dalam keadaan
susah maupun senang.Orang tua dari kami juga sudah mengenal satu sama lain
sehingga untuk berkomunikasi tidak merasa canggung dan Alhamdulillah hingga
saat ini pertemanan saya dengan mereka masih terjaga dengan baik.
Sewaktu saya bersekolah di SMA Negeri 8 Jakarta, saya berteman dengan
anggota dari organisasi yang saya ikuti yaitu Subseksi Kesenian,teman-teman dekat
saya di organisasi tersebut adalah Balkan Khilmi Assakandari, Rafilham Edifa
Daulay, Muhammad Zacka Aditama, Muhammad Syafwan Musyaffa, Phillip
Monang Bravery Pangaribuan, dan teman-teman lain yang saya tidak bisa sebutkan
satu per satu.Saya juga berteman dengan teman di Tim Olimpiade Sains Nasional
2016 yaitu Ekida Reihan Firmansyah, Ugiadam Firmansyah, Abraham Karel,Kevin
Kanaka Swargoputra, Ahmad Fauzi, dan teman-teman yang lain. Untuk pertemanan
di Subseksi Kesenian, kami dibentuk oleh proses kaderisasi dari Subseksi Kesenian
yang menempa kami untuk bekerjasama satu dengan yang lain, menjalankan
Program Kerja Subseksi Kesenian selama setahun penuh secara solid dan
berkelanjutan. Dalam pertemanan saya di olimpiade yaitu, karena mengikuti
60

pelatihan olimpiade di sekolah secara intensif sehingga di sela-sela pelatihan


tersebut kami selalu berbagi cerita, pengalaman, suka, dan duka dalam mengikuti
Pelatihan Olimpiade Sains Nasional mulai dari Tingkat Kabupaten/Kota hingga
Tingkat Provinsi.
Saat ini di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor,saya memiliki teman-
teman di Angkatan 55, ABEST, K-CUP 2019, dan ID Trade Sekolah Bisnis IPB,
dan Ideanation 2020. Kami berteman dekat,karena kami melakukan program kerja
yang bersamaan lebih dari dua program kerja,misalnya saya saat ini mengerjakan
program kerja Ideanation 2020 dan IDTrade Sekolah Bisnis IPB,teman-teman saya
dari kedua proker tersebut itu relatif sama sehingga kami sudah mampu mengenali
karakter satu sama lain dan selalu mencari solusi kreatif bersama dalam
menghadapi masalah dan hambatan dalam program kerja tersebut.
Saya sejak kecil memiliki ketertarikan dengan Bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial, terutama dalam Bidang Ekonomi.Saya juga memiliki ketertarikan
menangani masalah yang berkaitan dengan keuangan dan kewirausahaan. Hal ini
dibuktikan dengan saya belajar di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor hingga
sat ini.
Saya merupakan orang yang memiliki standar tinggi dalam bekerja,yaitu
saya tidak pernah menunda tugas saya,mengerjakan tugas dengan sangat baik,dan
selalu berkomitmen tinggi untuk menyelesaikan tugas saya baik itu secara
individual ataupun dalam kelompok dan organisasi.’

Saya memiliki cita-cita untuk mendapatkab Beasiswa LPDP untuk


melanjutkan studi S-2 dan S-3 saya di National University of Singapore dan Oxford
University,hal itu mendorong saya untuk mempelajari Bahas Inggris secara
gramatikal dengan baik melalui Latihan TOEFL agar skor TOEFL saya bisa
mencapai lebih dari 600.
Saya adalah soorang yang introvert, sensing, thinking, dan judgement
berdasarkan hasil Tes MBTI yang diberikan kepada saya sehingga saya senang
untuk berpikir, menganalisis suatu masalah secara tajam dan mampu melakukan
penilaian secara ilmiah serta mencari solusi dari permasalahan agar permasalahan
tersebut dapat diselesaikan secara S.M.A.R.T (Specific, Measurable, Achievable,
Relevant, Time based).
Saya memiliki minat yang tinggi dalam E-Commerce Technology
khususnya dalam bidang marketplace dan saya bercita-cita ingin menjadi
Konsultan Bisnis yang bergerak di bidang manajemen strategik serta saya juga
tertarik dengan bidang Macroeconomics.
Saya memiliki kemampuan intrapersonal yang baik dalam menjalankan
relasi dan komunikasi saya dengan mitra kerja saya dalam kepanitiaan maupun
dalam organisasi. Saya juga memiliki standar yang tinggi dalam bekerja dan
memimpin sehingga target yang ditetapkan harus tercapai atau bahkan melampaui
target.
Selama 16 tahun aktivitas akademik saya, beberapa perlombaan telah saya
telah ikuti sejak tahun tahun 2007 sampai 2020. Berbagai prestasi telah saya raih
61

mulai dari Finalis OSN bidang Ilmu Pengetahuan Sosial tahun 2014 hingga menjadi
Semifinalis Meteorologi Interaktif Tingkat SMA pada Pesta Sains Nasional 2016
yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor. Belum lama ini saya juga
menjadi Juara 2 untuk Kategori Seriosa IPB Art Competition 2020. Pengalaman
saya dalam mengikuti beberapa kompetisi tersebut selalu memacu saya untuk
senantiasa berjiwa kompetitif dan penuh determinasi dalam melakukan aktivitas
apapun.
Selain fokus dalam perlombaan dan bidang akademik, saya juga aktif dalam
berorganisasi. Saya pernah menjadi Wakil Ketua Divisi Paduan Suara Tahun 2016-
2017 SMA Negeri 8 Jakarta. Saya juga pernah terlibat dalam berbagai kepanitaan
yaitu Art School Competition 2016 & 2017 SMA Negeri 8 Jakarta, Collaboreight
2016 & 2017. Collaboreight adalah pertunjukan Drama Musikal yang melibatkan
sekitar 150 anak sebagai pemeran drama, ensemble, musik modern, musik, dan
modern dance. Tempat pertunjukkan Collaboreight sendiri biasanya dilaksanakan
di Teater Tanah Airku, Taman Ismail Marzuki dan biasanya tiket pertunjukkan
selalu terjual habis. Terakhir saya juga menjadi Panitia K-Cup 2019 Sekolah Bisnis
IPB di Divisi Logistik, Transportasi dan Konsumsi.
Saya senang bernyanyi,main gitar,membaca buku,belajar,dan menganalisis
sesuatu,serta menyukai permainan sepakbola.Saya juga suka melakukan perjalanan
kuliner dengan teman-teman saya dan keluarga di kala waktu senggang.Saya juga
suka untuk mempelajari suatu program baru dalam komputer yang mendukung
aktivitas saya dan saya sangat intens mencari informasi dari media massa dan media
sosial agar terus diperbaharui dengan insight baru dan pengetahuan baru.

Anda mungkin juga menyukai