Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI KONSEP TEORI KEPERAWATAN

1. Teiri OREM
Aplikasi Teori Dorothy Orem Pada Asuhan Keperawatan Pandangan teori
dari Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mandiri dalam mengatur
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori
self care diantaranya: perawatan diri sendiri (self care), self care deficit, teori sistem
keperawatan (Budiono, 2016).
Teori ini kemudian diaplikasikan pada tahap-tahap keperawatan berikut ini;
a. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini menurut teori orem menggunakan Self Care. Menurut orem
manusia adalah individu atau kelompok yang tidak mampu mempertahankan secara
terus-menerus self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari penyakit atau trauma.
Tunjuan dari mengaplikasikan teori ini adalah menurunkan tuntunan self care pada
tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit,
oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan (Andriyanti, 2017).
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Orem, penegakan diagnose mengacu pada dignosa keperawatan
yang actual, resiko tinggi. Teori ini lebih berfokus pada masalah fisiologis yang
dapat diaplikasikan oleh perawat dalam asuhan keperawatan.
c. Intervensi Keperawatan
Menurut orem intervensi keperawatan diberikan jika kemampuan merawat
diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang
sebenarnya sudah diketahui. Perawat juga bisa menggunakan metode berikut untuk
bisa menerapkannya pada asuhan keperawatan yaitu: merumuskan, memberikan dan
mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan
keperawatat.

2. Teori ROY
Aplikasi Teori Calista Roy Pada Asuhan Keperawatan Calista Roy
berpendapat bahwa ada empat elemen yang sangat penting dalam teori Roy yang
dapat diterapkan di rumah sakit yaitu:
a. Eleman Keperawatan
Keperawatan adalah sesuatu ilmu yang disiplin menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan. Roy (dalam Roy dan Andrews, 1991)
berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam
meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap
yang muncul semakin positif. Melalui elemen keperawatan perawat dapat
meningkatkan interaksi individu denagn lingkungan sehingga adaptasi dalam setiap
aspek semakin meningkat.
b. Elemen Manusia
Manusia adalah suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai
masukan, proses control, keluaran dan umpan balik. Manusia dalam sistem ini
berperan sebagai penerima asuhan keperawatan.
c. Elemen Lingkungan
Perawat harus mengatasi lingkungan klien yang meliputi privasi klien,
kondisi, keadaan, dan faktor yang lainnya. d. Elemen Sehat Kesehatan adalah hal
yang utama diinginkan semua orang begitu pula dengan klien yang ingin sehat
seperti semula, perawat dalam elemen ini harus berpikir kedepannya bagaimana cara
klien mendapatkan kesehatan tersebut perawat harus memberikan asuhan
keperawatan yang tepat (Budiono, 2019)

3. Teori Handerson
Aplikasi Teori Virginia Henderson Pada Asuhan Keperawatan Dalam aplikasi
teori Henderson ini memperkenalkan pengertian dari keperawatan, ia menyatakan
bahwa pengertian keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisilogis,
yang ditinjau dari sisi fungsional. Henderson ini juga mengemukakan konsep utama
dari teorinya yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Perawat
mengaplikasikan teori ini dengan 14 komponen yang merupakan penanganan
keperawatan yaitu:
a. Bernapas secara normal,
b. Makan dan minum dengan cukup,
c. Membuang kotoran tubuh,
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan,
e. Tidur dan istirahat,
f. Memilih pakaian yang sesuai,
g. Menjaga suhu tubuh tetep dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat, serta melindungi integument,
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai,
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
k. Berbadah sesuai dengan keyakinan,
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi,
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi,
n. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan, serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang sederhana.
Dengan menerapkan 14 komponen tersebut perawat akan bisa memberikan
asuhan keperawatan kepada klien yang sangat memuaskan klien tersebut (Budiono,
2016)

4. Teori Pender
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien seluruh rencana tindakan
dapat di aplikasikan dengan baik dan tidak ada masalah yang berarti. Karena banyak
hal yang mendukung dan pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Adapun faktor yang
mendukung implementasi ini adalah semua masalah yang ada, penulis dapat
melaksanakannya dan dari tindakan yang telah direncanakan dan diimplementasikan
atas persetujuan pasien serta berdasarkan standar praktek keperawatan, karakteristik
dan pengalaman individual.
Implementasi menurut Nola j pender terhadap diagnosa Koping individu
tidak efektif yaitu dapat diatasi dengan mendiskusikan tentang pencegahan terjadinya
penyakit scabies yaitu dengan cara menjaga pola hidup bersih dan sehat seperti ;
mandi teratur dan menggunakan sabun, mencuci pakaian dan seprai tempat tidur
minimal 2 x dalam seminggu, kasur dan bantal dijemur minimal 2x seminggu, tidak
saling bertukar pakaian atau alat mandi dengan orang lain, hindari kontak dengan
orang yang dicurigai terinfeksi penyakit scabies, diagnosa gangguan pola tidur
berhubugan dengan ruam kulit dan gatal pada kulit, dapat diatasi dengan cara
memberikan salap betametason pada pasien, dioleskan setelah mandi dan sebelum
tidur, serta minum obat tablet yang diberikan perawat, agar gatal yang dirasakan
berkurang sehingga pola istirahat dan tidur pasien tidak terganggu; perilaku spesifik,
pengetahuan dan sikap individu; resiko penularan penyakit berhubungan dengan
prilaku penggunaan barang secara bersamasama dapat diatasi dengan cara tidak
menggunakan barang secara bersama-sama atau bergantian lagi dan selalu
melakukan pola hidup bersih dan sehat.
Kelebihan teori Nola J Pender dalam pemeriksaan kasus scabies/kudis adalah
di mana an. R mampu melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan cara tidak
menggunakan barang secara bersama-sama lagi seperti sabun, handuk dan pakaian
serta mengetahui tata cara pengobatan penyakit scabies/kudis. Sehingga bisa
terhindar dari penyakit serta komplikasinnya.
Dimana teori Nola j pender ini berfokus pada pentingnya promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit adalah suatu hal logis dan ekonomis serta prilaku.
Pandangan teori Nola j pender ini, manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap
hidup dimana mereka dapat mengekspresikan keunikannya. Manusia mempunyai
kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap
kemampuannya. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan
mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya. Individu
merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara
terus menerus. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan
interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya. Pembentukan
kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan
perilaku. Berdasarkan kebutuhan tersebut, Nola j pender memahami bahwa sikap
yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan, dan adanya
kebutuhan yang mendesak. Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan
pengalaman yang dapat mempengaruhi tindakannya.
Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai
variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasaran populasi
utama seperti perilaku sebelumnya dan faktor personal. Manfaat tindakan secara
langsung memotivasi perilaku dan tidak langsung mendetermin rencana kegiatan
untuk mencapai manfaat sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi gambaran mental positif
atau reinforcement positif bagi perilaku. Menurut teori nilai ekspentansi motivasi
penting untuk mewujudkan hasil seseorang dari pengalaman dahulu melalui pelajaran
observasi dari orang lain dalam perilaku. Individu cenderung untuk menghabiskan
waktu dan hartanya dalam beraktifitas untuk mendapat hasil yang potsitif.
Keuntungan dari penampilan perilaku
Kelemahan teori Nola J Pender ini menurut penulis adalah kurang lengkapnya
point-point dalam pengkajian yang mencakup kajian tentang pasien dengan penyakit
scabies secara spesifik, karena terlihat jelas aplikasi teori keperawatan ini hanya
berfokus pada perawatan pasien yang sakit sehingga penulis sedikit kesulitan untuk
menentukan diagnosa keperawatan prioritas.

5. Teori Leininger
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan
universality, atau yang lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada
nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di
dalam teorinya membahas khusus culture, culture care, diversity, universality,
worldview, ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal . Dalam teori ini terdapat
beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu diperbaiki dan dipertahankan.
Selain itu teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang/aspek diantaranya
bidang riset, edukasi, kolaborasi, pemberi perawatan, manajemen, dan sehat sakit.
Dalam bidang riset, teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode
penelitian dalam berbagai budaya, dimana hasil penemuan ini berguna bagi
masyarakat dan para staf profesional untuk mengembangkan teori transcultural
nursing.
Dalam bidang edukasi, Leininger mengembangkan Transcultural Nursingdi
bidang kursus dan di sebuah program sekolah perawat. Teori Leininger memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran keperawatan yang ada di
dunia karena teori ini sangat penting guna menciptakan perawatan profesional yang
peka budaya. Dalam bidang kolaborasi, teori Leininger ini diterapkan di lingkungan
pelayanan kesehatan ketika melakukan kolaborasi dengan klien, ataupun dengan staf
kesehatan yang lainnya. Dalam pemberian perawatan, perawat diharuskan
memahami konsep teori Transcultural Nursing untuk menghindari terjadinya cultural
shock atau culture imposition saat pemberian asuhan keperawatan. Dalam bidang
manajemen teori Transcultural Nursing bisa diaplikasikan saat pemberian pelayanan
menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh pasien. Hal ini memungkinkan
pasien merasa lebih nyaman, dan lebih dekat dengan pemberi pelayanan
kesehatan.Dalam aspek sehat dan sakit, Leininger menjelaskan hal tersebut sebagai
suatu hal yang sangat bergantung, dan ditentukan oleh budaya, karena budaya akan
mempengaruhi seseorang mengapresiasi keadaan sakit yang dideritanya.
Tujuan Teori Madeleine Leininger Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis,
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal
(Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Dalam hal ini, kebudayaan
yang spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu.
Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang umumnya dipegang oleh
masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
merupakan perilaku yang baik, untuk meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh
mikroorganisme ketika makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya
universal yang dipegang oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan
secara maksimal.
Kelebihan Teori Madeleine Leininger
a. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak kaku
memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat patut
diperhatikan dalam memberikan asuhan.
b. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem,
Virginia Henderson, dan Neuman.
c. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien dalam
mengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
d. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan saat
melakukan asuhan keperawatan.
Kelemahan Teori Madeleine Leininger Teori ini tidak mempunyai metode
spesifik yang mencakup proses asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai