Anda di halaman 1dari 20

PERSPEKTIF PENDIDIKAN

Tutor : Teguh Ibrahim, M.Pd.

Nama : Weni Sulistiani


NIM : 857476064
Prodi : PGSD
No. Urut Absensi :4
Pokjar : Lembur Awi Pacet

UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA BANDUNG
2023
TUGAS TUTORIAL KE-2
TUGAS TUTORIAL KE-2
Kode/Nama Mata Kuliah/SKS : Perspektif Pendidikan di SD
Program Studi : PGSD
Nama Penulis : Teguh Ibrahim, M.Pd.
Nama Penelaah : Riza Alrakhman, M.Pd.
Status : Tutor
Tahun Pengembangan 2023-1
Skor Sumber
No Tugas Tutorial Maksimal Tugas
Tutorial
Modul 1,2,3 dan 4
1. Guru perlu membangun sinergi mewujudukan SDGS
(Suistainable Development Goals) dengan
mengembangkan kecerdasan ekologis dan juga
menerapkan Greenlifesyle.

a. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan


ekologis dan Greenslifesyle
b. Bagaimana mengembangkan kedua variabel
tersebut dalam proses pembelajaran Seni
Kriya di Sekolah Dasar.

2. Tutor telah mengirimkan artikel yang berkaitan


dengan perkembangan mobile learning berbasis
android di sekolah dasar. Silahkan Anda pilih satu
kemudian
a. Buat ringkasan artikel tersebut
b. Berikan pendapat Anda terkait dengan konten
pada artikel tersebut !
3. Arah kompetensi menuju 2045 terbagai menjadi
kompetensi dasar dan kompetensi holistik
terintegrasi.
Pada kompetensi holistik terdapat tiga kompetensi
yaitu kompetensi hidup, kompetensi untuk
kehidupan dan kompetensi untuk penghidupan.

Coba Anda jelaskan ketiga kompetensi tersebut


sehingga terlihat ciri khasnya, kemudian sajikan
contohnya !

4 Anak-anak disebut sebagai Homo Luden atau


makhluk bermain dan gembira. Maka sebagai calon
guru Anda perlu mengetahui beberapa poin penting
yang berkaitan hakikat tersebut, Jawablah tantangan
berikut ini :
a. Coba Anda cari tahu teori bermain yang
berkaitan dengan Neurologi yaitu Teori otak
triun (Reptile, Limbik, dan Korteks) dan
kaitanya terhadap kebutuhan bermain !

b. Kemudian jelaskan juga perkembangan


bermain anak menurut Mildred Parten dan
Steassen Berger !

5 Lingkup pengetahun historis kita tentang


karakteristik psikologis manusia Indonesia mungkin
sangat terbatas. Padahal pengetahuan itu penting
untuk calon guru guna membentuk generasi muda
yang memiliki watak Indonesia.

Ada seorang tokoh Indonesia yang mungkin jarang


diketahui orang, beliau adalah Ki Ageng
Sutyomentaraman. Beliau adalah filosof dan ahli
psikologi jawa. Ilmu utamanya adalah tentang
Kawruh Jiwa.

Coba Anda lakukan studi literatur tentang beliau,


buat rangkumannya. Kemudian deskripsikan
keterkaitan pentingnya mempelajari ilmu kawruh
jiwa bagi para pendidik.
Jawabannya.

1. Guru perlu membangun sinergi mewujudkan SDGS (Suistainable Development


Goals) dengan mengembangkan kecerdasan ekologis dan juga menerapkan
Green lifestyle.

a. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan ekologis dan Green lifestyle

b. Bagaimana mengembangkan kedua variabel tersebut dalam proses


pembelajaran Seni Kriya di Sekolah Dasar.

a. Kecerdasan Ekologis adalah kecerdasan yang dimiliki manusia akan


memahami bahwa setiap perilaku dan tindakannya tidak hanya berdampak pada
dirinya dan orang lain melainkan juga pada lingkungan alam tempat tinggalnya,
hal itu dibangun oleh pemahaman bahwa alam tempat kita tinggali harus selalu
dijaga agar tetap memiliki daya dukung bagi kehidupan dirinya dan orang lain.

Green Lifestyle merupakan salah satu bentuk gaya hidup menjadi lebih eco-
friendly atau ramah lingkungan. Sehingga, menjadi lebih sadar terhadap
lingkungan sekitar dengan cara mengubah gaya hidup yang dapat mengurangi
tingkat polusi, volume sampah yang dibuang, dan ramah akan lingkungan.

b. Mengembangkan kedua variabel di atas dalam proses pembelajaran Seni Kriya


di Sekolah Dasar yaitu dengan menggunakan cara kita sebagai guru menggiring
siswa SD akan peduli terhadap lingkungan dan hendak menanggapi kondisi
yang terjadi di lingkungan sekitar dan diimplementasikan dalam kehidupan
siswa. Misalnya dengan mengarahkan siswa mengurangi pemakaian plastik
dalam kehidupan sehari-hari. Menghindari kantong belanja, baik dari kertas
maupun plastik dengan membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Kita juga
sebagai guru bisa mengarahkan supaya siswa membawa alat makan dan minum
sendiri dari rumah untuk menggantikan plastik yang biasa digunakan untuk
membeli jajanan yang ada di sekolah dengan begitu akan mengurangi sampah
yang ada di sekolah, gaya hidup yang lebih ramah terhadap lingkungan. Siswa
lebih diperkenalkan untuk bertanam dengan menggunakan pupuk kompos dan
menghindari pupuk yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan. Bertanam secara tradisional dan alami lebih
memberikan keberlanjutan bagi alam dan manusia.
2. Tutor telah mengirimkan artikel yang berkaitan dengan perkembangan mobile
learning berbasis android di sekolah dasar. Silahkan Anda pilih satu kemudian

a. Buat ringkasan artikel tersebut


b. Berikan pendapat Anda terkait dengan konten pada artikel tersebut !

a) Dari beberapa artikel yang sudah saya baca saya tertarik kepada artikel tentang
game edukasi sistem tata surya berbasis android dimana game edukasi
merupakan game yang diberikan sebagai alat bantu untuk membantu dan
memberikan pengetahuan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuannya melalui pembelajaran pada game edukasi tersebut. Game
dirancang menggunakan game edukasi sistem tata surya berbasis android
dimana dalam game tersebut terdapat beberapa mode permainan yang bisa
dimainkan yaitu: mode pengenalan nama-nama planet, mode mengetahui benda
langit lainnya, mode tebak nama planet, dan mode astronot. Player atau
pengguna bisa memilih mode tersebut setelah menekan tombol main yang
artinya memulai game. Mode pertama yaitu pengenalan nama-nama planet
dimana mode tersebut menampilkan semua planet yang berada pada susunan
sistem tata surya, namun dalam mode ini juga terdapat opsi lain yaitu pemain
bisa mengetahui nama-nama planet secara satu-persatu. Mode kedua yaitu
mengetahui benda langit lainnya dimana mode ini menampilkan satu-persatu
nama benda-benda langit selain planet. Mode ketiga yaitu tebak nama planet,
yaitu bermain tebak nama planet tertentu, dengan soal acak dan tersedia pilihan
jawaban di sebelahnya. Mode keempat yaitu petualangan astronot dimana
dalam mode ini pemain dapat memainkan mode ini untuk mendapatkan poin
sebesar-besarnya.

b) Pendapat Anda terkait dengan konten pada artikel tersebut menurut saya tentang
pembelajaran berbasis game edukasi tentang sistem tata surya berbasis android
merupakan game untuk belajar mengenai tata surya dimana game tersebut tidak
hanya digunakan untuk bersenang-senang atau sekedar untuk membunuh
kebosanan. Menurut game edukasi ini merupakan game yang sangat bagus
untuk mengajarkan siswa cara belajar agar tidak bosan. Melalui metode
pembelajaran yang sama saya juga melihat bahwa teknologi dapat digunakan
ke arah yang positif. Game edukasi ini memudahkan siswa untuk memahami
tata surya dengan cara yang sangat menyenangkan. Pendidikan sendiri diartikan
sebagai pembelajaran, suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan daya
diri siswa dan melaksanakan proses pembelajaran interaktif berbasis kebutuhan,
permainan sendiri diartikan sebagai salah satu sumber belajar alternatif yang
ada di sekolah dasar supaya siswa memiliki minat khusus dalam pembelajaran
terlebih khusus pembelajaran tata surya.

3. Arah kompetensi menuju 2045 terbagi menjadi kompetensi dasar dan kompetensi
holistik terintegrasi. Pada kompetensi holistik terdapat tiga kompetensi yaitu
kompetensi hidup, kompetensi untuk kehidupan dan kompetensi untuk penghidupan.

Coba Anda jelaskan ketiga kompetensi tersebut sehingga terlihat ciri khasnya,
kemudian sajikan contohnya !
Kompetensi Holistik Terintegratif Generasi Emas Indonesia yaitu kemampuan
membentuk satu kesatuan yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor, ranah
sensorimotor, dan ranah sosial seseorang

Kompetensi yang holistik terintegrasi tersebut diperlukan untuk mendukung tiga kompetensi
yaitu kompetensi hidup, kompetensi untuk kehidupan dan kompetensi untuk penghidupan.

a. Kompetensi Generasi Emas Indonesia untuk Hidup

Kompetensi untuk hidup (Kompetensi Biologis) itu adalah kemampuan orang untuk
menjalani kehidupan mereka di dunia. Kemampuan tersebut adalah kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis akan kesejahteraan/kepuasan (physiological needs),
kebutuhan rasa aman dan tenteram (safety needs), dan kebutuhan psikologis atau
kebahagiaan (psychological needs).

b. Kompetensi Generasi Emas Indonesia untuk Kehidupan (Kompetensi Sosial-budaya)

Kompetensi untuk Kehidupan (kompetensi Sosial-budaya) yaitu keterampilan manusia


yang berkaitan dengan kebutuhan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Pedoman Kualifikasi Generasi Emas Indonesia Tahun 2045, kehidupan ini
berada di bawah payung semangat Ki Hajar Dewantara, yaitu ing ngarso sung tulodo,
ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani.
c. Kompetensi Generasi Emas Indonesia untuk Penghidupan

Kompetensi untuk penghidupan adalah memiliki kemampuan untuk memperoleh


kompetensi guna memenuhi kebutuhan hidup dan penghidupan yang berkelanjutan
baik sebagai individu maupun sebagai warga negara.
Caranya dengan mengembangkan dan mendayagunakan potensi individu berdasarkan
nilai-nilai luhur yang diyakininya (religious capital) dan keterampilan yang
dibutuhkannya dalam kehidupan (professional capital).
Kemampuan mencari penghidupan juga mengarah pada pengembangan modal manusia
dalam penggunaan modal alam dan keuangan.

Dari ketiga Kompetensi yang holistik terintegrasi tersebut terdapat ciri khas yaitu
dimana manusia ingin dilindungi, merasa aman dan tentram dari berbagai hal. Di tahun emas
itu juga diharapkan bangsa Indonesia berkembang menjadi bangsa yang maju dalam berbagai
bidang, baik ilmu pengetahuan, teknologi maupun ekonomi, serta mampu mengatasi berbagai
permasalahan, penanggulangan dan kemiskinan serta keterbelakangan pendidikan.
Berdasarkan pandangan Ki Hajar Dewantara yang secara khusus menyatakan bahwa tujuan
utama pendidikan adalah membangun kesempurnaan hidup manusia, meliputi kehidupan lahir
dan batin, tujuan juga pendidikan adalah membangun kecakapan. Kecakapan hidup secara
internal menghasilkan keharmonisan antara pikiran, perasaan dan kehendak, sedangkan
sedangkan secara eksternal nya menghasilkan keharmonisan atau keselarasan hidup dengan
orang lain. Menurutnya, kecakapan hidup eksternal mengarah pada kecakapan hidup, yang juga
mencakup kecakapan untuk memenuhi kebutuhan fisik, materi, dan jasmani seseorang,
sehingga hidup, kehidupan, dan penghidupan merupakan tujuan utama dari pendidikan.

4. Anak-anak disebut sebagai Homo Luden atau makhluk bermain dan gembira. Maka
sebagai calon guru Anda perlu mengetahui beberapa poin penting yang berkaitan
hakikat tersebut, Jawablah tantangan berikut ini :
a. Coba Anda cari tahu teori bermain yang berkaitan dengan Neurologi yaitu
Teori otak triun (Reptil, Limbik, dan Korteks) dan kaitanya terhadap
kebutuhan bermain !

b. Kemudian jelaskan juga perkembangan bermain anak menurut Mildred Parten


dan Stassen Berger !
a. Pengertian dari Neurologi, teori otak triun: Reptil, Limbik, dan Korteks

Otak reptil atau otak penjaga. Terletak di bagian belakang otak kita, otak ini
merupakan batang yang menghubungkan otak dengan tulang belakang. Otak reptil
mengatur refleks dan keseimbangan dalam tubuh manusia. Otak ini mengarahkan kita
untuk bergerak dalam situasi berbahaya atau melindungi kita dari bahaya fisik. Otak
reptil aktif saat orang mengalami kecemasan, stres, kemarahan yang mendesak, atau
kelelahan. Saat otak reptil aktif, manusia tidak bisa berpikir. Yang berhasil adalah
insting dan langsung bergerak. Otak limbik atau regulator. Otak bertindak sebagai
pengontrol emosi. Membantu menjaga keseimbangan hormonal, haus dan lapar, hasrat
seksual, kesenangan dan metabolisme. Otak ini untuk melakukan sesuatu selalu
mengandung emosi yang dalam. Otak pemikir neokortikal. Otak ini membentuk 80%
dari otak kita. Fungsi otak ini adalah untuk berpikir, berbicara, melihat dan mencipta.
Otak ini adalah pusat kecerdasan kita.

Teori bermain berkaitan dengan neurologi, yaitu teori kognitif (Piaget dan
Vygotsky), yang menurutnya bermain adalah bagian atau tahap perkembangan kognitif
(peniruan, ingatan, pemahaman, imajinasi) yang harus dilalui seorang anak. Bermain
juga merupakan cara untuk belajar berpikir, mengungkapkan pikiran
(kreativitas/kecerdikan) atau membayangkan sesuatu.

Kaitannya dengan kebutuhan bermain adalah bahwa anak juga membutuhkan


atau menggunakan otaknya saat bermain. Selain belajar melalui bermain, anak juga
menggunakan otaknya. Menurut teori otak Triun, saat seorang anak bermain, informasi
yang diterima pertama kali disalurkan ke otak reptil. Ketika otak reptil puas, informasi
ditransmisikan ke otak limbik, dan ketika otak limbik puas, otak neokortikal bebas
memproses informasi. otak dalam berpikir.

b. Menurut Mildred Parten mengidentifikasikan 6 tahapan perkembangan aktivitas


bermain pada anak usia dini yaitu diantaranya

1. Unoccupied Play

Pada tahap ini anak tidak tampak sedang bermain yang sering disebut bermain.
Anak-anak hanya mengamati kejadian-kejadian di sekitar mereka yang menarik
perhatian mereka. Jika tidak ada yang menarik, anak itu sibuk. Dia bisa saja
berdiri di sudut, melihat sekeliling ruangan atau melakukan beberapa gerakan
acak tanpa tujuan tertentu. Jenis permainan ini hanya dimainkan oleh bayi. Pada
jenis permainan ini, anak belum tertarik dengan aktivitas atau benda lain. Tahap
permainan ini biasanya hanya diselesaikan oleh bayi.

2. Solitary Play

Pada tahap ini, anak bermain sendiri dan tidak ikut serta dalam permainan
temannya. Anak-anak bersenang-senang dan menikmati aktivitas mereka. Dia
tidak memperhatikan apa lagi yang sedang terjadi. Bagi anak-anak, bermain
tidak selalu dipahami oleh orang dewasa. Saat merasa senang dan tertarik pada
sesuatu, anak diajak bermain, walaupun anak hanya bisa menggoyangkan
badan, menggerakkan jari, dll. Pada saat ini, anak masih belum menunjukkan
antusiasmenya terhadap lingkungan, terutama orang lain. Tahap bermain ini
biasanya dilakukan oleh anak-anak antara usia 2 dan 2 tahun dan menurun
setelahnya.

3. Onlooker Play

Pada tahap ini, anak melihat atau memperhatikan permainan anak lain. Anak
mulai memperhatikan lingkungannya. Di sini anak mulai mengembangkan
kemampuannya untuk memahami bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan.
Meskipun anak tersebut tertarik dengan kegiatan lain yang mereka tonton,
mereka belum memutuskan untuk berpartisipasi.

4. Parallel Play

Pada tahap ini, anak bermain secara terpisah dengan temannya, tetapi
menggunakan mainan yang sama atau berperilaku sama dengan temannya.
Anak-anak sudah berada dalam kelompok, meskipun tidak ada interaksi di
antara mereka. Mereka biasanya mulai tertarik satu sama lain, tetapi mereka
masih belum nyaman bermain bersama, sehingga tidak ada tujuan bersama.
Tahap bermain ini biasanya dipraktekkan oleh anak-anak di tahun-tahun awal
sekolah mereka.

5. Associative Play

Pada tahap ini, anak-anak terlibat dalam interaksi sosial yang aturan nya sedikit
atau tidak ada sama sekali. Anak-anak mulai berinteraksi secara intensif dan
kooperatif. Sudah ada tujuan bersama yang harus dicapai bersama, namun
biasanya tidak ada aturannya. Misalnya mengajak anak bermain kejar-kejaran
mobil, tapi sering tidak jelas siapa yang mengejar siapa. Tahap bermain ini
biasanya dilakukan oleh sebagian besar anak prasekolah.

6. Cooperative Play

Pada tahap ini, anak melakukan interaksi sosial secara teratur. Pelaksanaan
kerjasama atau pembagian tugas/peran dalam permainan diawali untuk
mencapai tujuan tertentu. Misalnya bermain sekolah, membangun rumah, dll.
Jenis permainan ini mendorong kompetisi dan kerja sama antar anak. Permainan
tingkat ini biasanya dipraktekkan oleh anak-anak di sekolah dasar, tetapi sudah
dapat dimainkan dalam bentuk sederhana di taman kanak-kanak.

Dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara
berulang-ulang untuk bersenang-senang, tanpa ada tujuan atau maksud apapun. Anak-anak di
bawah usia 6 tahun memiliki waktu bermain yang relatif lama. Segala sesuatu yang dilakukan
anak-anak dapat membawa sukacita. Jika stimulasi ini dilakukan secara optimal dan tepat,
maka akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan kemampuan
motorik anak secara optimal.

Menurut Stassen Berger dalam Fadlillah (2017:47) menyatakan bahwa tahap


perkembangan anak usia dini dibedakan menjadi lima tahap diantaranya adalah sebagai
berikut:

a) Sensory Motor (Sensorimotor), pada tahap ini terjadi pada anak usia 0-5 bulan.
Kegiatan bermain anak lebih mengandalkan pada indera dan gerakan–gerakan tubuh.
Perkembangan bermain ini sama seperti yang dikemukakan oleh Jean Piaget akan tetapi
hanya dibatasi usia yaitu 5 bulan.
b) Mastery play (penguasaan bermain),tahap ini terjadi pada anak usia 6-24 bulan kegiatan
bermain dimaksudkan untuk menunjukan dan menguasai keterampilanketerampilan
tertentu yang melibatkan fungsi panca indera.
c) Rough and tumble play (bermain kasar dan jatuh), tahap ini terjadi ketika anak sudah
mulai masuk usia 2 tahun. Kegiatan bermainnya berupa bermain kasar, maksudnya
bermain yang lebih banyak melibatkan kemampuan motorik kasarnya seperti bermain
jungkat jungkit dan perosotan.
d) Social play (bermain sosial), tahap ini terjadi pada anak yang masuk usia 3 tahun
kegiatan bermain nya sudah mulai melibatkan teman sebaya dan lingkungan sekitar
anak bermain bersama-sama dengan yang lain.
e) Dramatic play (bermain drama) ,tahap ini terjadi pada anak usia 4 tahun kegiatan
bermain nya berupa bermain peran atau khayal. Dalam hal ini anak biasanya bermain
dokter-dokteran, pasar-pasaran, dan lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan bermain anak dimulai dengan permainan


sensorik yang hanya melibatkan indera anak dan permainan berlangsung secara individual,
kemudian berlanjut ke permainan peran atau fantasi yang melibatkan teman sebaya dan
akhirnya sampai pada permainan operasional konkrit. lebih banyak alasan dan logika. . sejak
dini dan sudah bisa bermain secara kooperatif (kooperatif). Semua tahapan tersebut dapat
diamati dan dikenali sesuai dengan usia anak. Semakin tua anak, semakin kompleks aktivitas
bermainnya.

5. Lingkup pengetahun historis kita tentang karakteristik psikologis manusia Indonesia


mungkin sangat terbatas. Padahal pengetahuan itu penting untuk calon guru guna
membentuk generasi muda yang memiliki watak Indonesia.

Ada seorang tokoh Indonesia yang mungkin jarang diketahui orang, beliau adalah Ki
Ageng Suryomentaraman. Beliau adalah filosof dan ahli psikologi jawa. Ilmu utamanya
adalah tentang Kawruh Jiwa.
Coba Anda lakukan studi literatur tentang beliau, buat rangkumannya. Kemudian
deskripsikan keterkaitan pentingnya mempelajari ilmu kawruh jiwa bagi para
pendidik.

Ki ageng suryomentaram merupakan putra ke-55 dari 78 putra Sri Sultan


hamengkubuwono VII, Ibunya Bernama B.R.A (Bendara Raden Ayu) Retno Mandoyo,
penggagas Kawruh Jiwa. Ki ageng Suryomentaram juga salah satu tokoh perjuangan
kemerdekaan Indonesia, sosok ningrat yang bersahaja, sederhana, egaliter, merakyat dan sulit
dicari padanannya, pemerintah pernah meng anugerahkan tanda kehormatan “satya lencana
kebudayaan” kepada Ki Ageng Suryomentaram atas jasa-jasanya yang besar dalam lapangan
kebudayaan umumnya, khususnya di bidang seni sastra jawa, juga pernah menceramahkan
nilai-nilai moral dan sosial tentang kawruh beja atau kawruh jiwa kepada masyarakat. Konsep
Dasar Pendidikan Karakter dalam Budaya Jawa Seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles
mendefinisikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakantindakan
yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. Aristoteles mengingatkan kepada
kita tentang apa yang cenderung kita lupakan di masa sekarang ini.
Kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti
kontrol diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal
lainnya (seperti kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan.
Kita perlu untuk mengendalikan diri kita sendiri, keinginan kita, hasrat kita untuk melakukan
hal yang baik bagi orang lain.22 Nilai-nilai karakter Jawa yang sepatutnya dianut dan
dikembangkan oleh masyarakat. Seperti halnya ungkapan di bawah ini: Memayu hayuning
salira (bagaimana hidup untuk meningkatkan kualitas diri pribadi) Memayu hayuning bangsa
(bagaimana berjuang untuk negara dan bangsa) Memayu hayuning bawana (bagaimana
membangun kesejahteraan dunia).
Ungkapan tersebut dikenal dengan tri rahayu yaitu filosofis karakter Jawa. Dan untuk
mencapai tri rahayu manusia seyogyanya dapat memahami, menghayati, serta melaksanakan
tugas sucinya sebagai manusia yang tercantum dalam tri satya brata (tiga ikrar bertindak),
yaitu:
Rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa (kesejahteraan dunia tergantung
kepada manusia yang memiliki ketajaman rasa) Darmaning manungsa mahanani rahayuning
nagara (tugas utama manusia adalah menjaga keselamatan negara) Rahayuning manungsa
dumadi karana kamanungsane (keselamatan manusia ditentukan pada tata perilakunya dan rasa
kemanusiaannya).
Sementara itu, wewarah (ajaran) Ki Ageng Suryomentaram mengutarakan bahwa
dalam menjalani hidup ini sebagainya manusia tidak melakukan tiga hal yaitu, ngangsa-angsa
(ambisius, bernafsu-nafsu), ngaya-aya (terburu buru, tidak teliti, cermat dan hati-hati), dan
golek benere dewe (mencari benarnya sendiri, mau menang sendiri). Namun sebaliknya harus
memiliki sifat satria Jawa yaitu, selalu berlaku layaknya perwira dalam segala sesuatu dan dia
temen (jujur), tanggap (antisipatif), tatag (teguh hati), tangguh (tidak mudah kalah), dan
tanggon (berani menghadapi siapa saja asal benar), dan datan melik pawehing liyan (tidak
mengharapkan bantuan orang lain).
Nilai karakter Jawa yang sepatutnya dianut dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa.
Salah satu contoh adalah seperti ajaran Ki Ageng Suryomentaram mengutarakan bahwa dalam
menjalani hidup ini sebaiknya manusia tidak melakukan tiga hal. Tiga hal tersebut adalah:
ngangsa-angsa (ambisius, bernafsi-nafsi), ngaya - aya (terburu-buru, tidak teliti, tidak cermat
dan hati-hati), dan golek benere dhewe (mencari menangnya sendiri atau mau menang sendiri)
Hal itu tentu tidak sejalan dengan sifat ksatria Jawa. Satria Jawa dalam kehidupannya selalu
berlandaskan ajaran berbudi bawa leksana (berbudi luhur atau rendah hati, tawadhu) dan
kaprawiran (keperwiraan). Kaprawiran berarti selalu berlaku perwira dalam segala sesuatu dan
dia teman (jujur), tanggap (bertindak antisipatif), tatag (teguh hati, mampu melihat dan
mengalami kondisi apa saja), dan tanggon (pilih tanding, berani menghadapi siapa saja asal
merasa benar) dan datan melik pawehing liyan (tidak mengharapkan bantuan orang lain).
Prinsip yang ketiga, gumati maknanya sungguh-sungguh sampai ke dalam sanubarinya
jika merawat dan memelihara sesuatu, mengerti maknanya adalah mengerti (ketupat: keadaan
waktu dan tempat serta sikon: situasi dan kondisi) sekeliling sehingga perasaan orang lain
menjadi puas, tidak sakit hati karena salah bertindak atau salah bicara, sedangkan miranti
maknanya adalah memenuhi keinginan, menaati peraturan yang berlaku dapat membagi waktu
dengan baik, dan rajin dalam bekerja.
Ajaran-Ajaran Pendidikan Karakter Ki Ageng Suryomentaram
a. Wejangan pokok ilmu bahagia
Ki Ageng Suryomentaram membuka konsep pemikirannya dengan pernyataan
yang mendasar dan menjadi benih konsepsinya mengenai kebahagiaan. Secara
sistematis wejangan pokok ilmu bahagia diuraikan sebagai berikut.
Pertama, wejangan pokok ilmu bahagia dimulai dengan pembahasan mengenai bungah
susah, dua hal tersebut silih berganti di dalam kehidupan manusia. Hal itu terkait
dengan keinginan (karep) yang dimiliki.
Kedua, mengenai sifat karep (hasrat) yang mulur-mungkret. Mulur- mungkret ada pada
setiap orang dimana mereka ada karena sebab karep/keinginan, ketika karep
terpenuhi/tercapai maka akan mulur terus menerus sampai tidak tercapai lalu menjadi
mungkret. Artinya penyebab susah karena keinginan yang tidak tercapai di sana terjadi
mungkret sampai pada tahap yang diharapkan atau terlaksana. Dan orang merasa
bahagia karena keinginan tercapai dan mulur, sampai tidak dapat tercapai.
Ketiga, mengenai rasa sama (raos sami) yang dimiliki semua manusia itu sama. Karena
semua orang memiliki keinginan, maka mereka akan mengusahakan agar keinginannya
tercapai agar bisa bahagia, dan akan mencegah mati-matian agar tidak gagal dan
menyebabkan kesusahan. Jadi, semua orang pada dasarnya sama yaitu memiliki
keinginan. Padahal keinginan itu bersifat mulur mungkret yang menyebabkan bungah-
susah.
Keempat, mengenai rasa tentram, apabila seseorang mengerti bahwa rasa orang sedunia
sama saja, bebaslah ia dari penderitaan neraka iri hati dan sombong, kemudian bisa
masuk surga ketenteraman. Artinya, dalam segala hal bertindak seenaknya, sebutuhnya,
seperlunya, secukupnya, semestinya dan sebenarnya. Ia akan dapat merasakan rasa
hidup yang benar, yaitu mesti sebentar senang, sebentar susah, sebentar senang sebentar
susah. Sebab jika seseorang dihinggapi rasa iri dan sombong maka seseorang tidak
dapat hidup dengan benar.
Kelima, mengenai rasa abadi (raos langgeng). Yang disebut dengan rasa abadi adalah
karep hasrat, karena karep merupakan dasar hidup. Jika memahami bahwa karep itu
abadi maka diri keluar dari neraka getun-sumelang. Getun adalah kecewa atau takut
terhadap kejadian yang sudah terjadi, sedangkan sumelang adalah kekhawatiran
terhadap sesuatu yang belum terjadi.
Keenam, mengenai rasa tabah yang berarti kita berani menghadapi segala hal. Berani
menjadi orang kaya atau miskin dan semisalnya karena kita mengerti bahwa kita hidup
dengan rasa sebentar senang sebentar susah.
Ketujuh, mengenai mengawasi hasrat (nyawang karep). Seseorang menyadari adanya
jarak antara aku yang mengalami susah dan senang, dengan aku yang sebenarnya.
Gambarannya adalah seperti melihat diri sendiri dari luar dari inilah yang disebut aku
si pengawas
b. Pemikiran Tentang “Ukuran Keempat” Ruang rasa dalam istilah Ki Ageng
Suryomentaram, disebut ukuran keempat. Manusia yang hidup dalam dimensi keempat
adalah manusia yang bisa mengenal rasa diri dan orang lain.40 Ukuran keempat
merupakan dimensi di mana manusia sudah mencapai kebahagiaan sejati, artinya
berhasil menjawab si pengawas (pengawikan pribadi).
c. Pemikiran Tentang “Kawruh Jiwa Kramadangsa”
KAS menjelaskan bahwa karep (keinginan) semua orang sama, yaitu berwatak
mulurmungkret dan merasa bungah-susah . namun, ciri pribadi masing-masing orang
berbeda menurut catatan-catatannya sendiri yang diperolehnya selama masa perjalanan
hidupnya. Ciri pribadi masing-masing yang berbeda tersebut dalam kawruh jiwa sering
disebut sebagai kramadangsa. Kramadangsa hidup dalam ukuran ketiga. Tugasnya
adalah berpikir dan menjalankan catatan-catatan yang hidup subur dalam ukuran kedua.
Kramadangsa bersifat hidup egoistik dan sewenang-wenang, tidak memikirkan
kepentingan orang lain. Manusia sejak lahir selalu mencatat apa yang ada di
sekelilingnya dan apa yang dirasakannya melalui pancaindra, mata batin atau
pikirannya. Catatan-catatan tersebut membutuhkan ekspresi untuk itu dibutuhkan
semacam “pelaksana-tugas”, yang dalam Kawruh Jiwa disebut si Kramadangsa
SUMBER
https://yunandra.com/generasi-emas-indonesia-2045-dan-arah-kompetesinya/
https://www.google.com/search?q=pengertian+dari++kecerdasan+ekologis+dan+gre
en+lifestyle&rlz=1CAIBTI_enID984&biw=1366&bih=649&ei=DoVlZPPQBeSfseMPw
OSDmAM&ved=0ahUKEwjzj4mM4f3-
AhXkT2wGHUDyADMQ4dUDCA8&uact=5&oq=pengertian+dari++kecerdasan+ekolo
gis+dan+green+lifestyle&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQAzIFCCEQoAEyBQghEK
ABOgUIABCiBDoECCEQCkoECEEYAFAAWNCNAWDymgFoAnAAeACAAa0CiAG
MJJIBCDMuMjkuMi4xmAEAoAEBwAEB&sclient=gws-wiz-
serp&safe=active&ssui=on
https://sabyan.org/tahapan-perkembangan-bermain-mildred-parten/
https://educhannel.id/blog/artikel/konsep-bermain-anak-usia-dini.html
https://www.kompasiana.com/agung249/5a7692b6dd0fa83cf8271ed2/otak-reptil-
limbiks-dan-neokorteks-pada-manusia
PETA KONSEP

UNDANG-UNDANG DI INDONESIA
• UUD 45 PASAL 31 AYAT 1 DAN PASAL 32 AYAT 1
PENGERTIAN • UUD NO 20 TAHUN 2003
LANDASAN YURIDIS • PP NO 27 TAHUN 2010
PENDIDIKAN • UU NO 14 TAHUN 2005

LANDASAN
YURIDIS
PENDIDIKAN

LANDASAN YURIDIS
PENDIDIKAN
HISTORIS 1. SISTEM
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
(PENDIDIKAN MASA KOLONIAL
KOLONIAL VS
PASCA KOLONIAL)
STRUKTUR
PENDIDIKAN
DI INDONESIA

PENDIDIKAN
PASCA 2. KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN
KOLONIAL PENDIDIKAN
MASA KOLONIAL
MASA KOLONIAL

UPAYA
PEMERINTAH
INDONESIA
PASCA
KOLONIAL
TERHADAP
PENDIDIKAN
INDONESIA KONDISI
TANTANGAN PENDIDIKAN 4. DAMPAK 3. TOKOH
YANG SETELAH PENDIDIKAN DI PENDIDIKAN
DIHADAPI MASA MASA KOLONIAL MASA KOLONIAL
OLEH KOLONIAL
PENDIDIKAN
INDONESIA
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP
DAN EKOPEDAGOGY

ORIENTASI
PENDIDIKAN
EKOPEDAGOGY PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP

APA ITU
1. UPAYA MENDIDIK
PENDIDIKAN 1. ISTILAH
SISWA AGAR CINTA
LINGKUNGAN EKOPEDAGOGI
TERHADAP LPLH
HIDUP?

BAGAIMANA
PENDIDIKAN MENGHEMAT
APA ITU PEDAGOGI
LINGKUNGAN HIDUP PENGGUNAAN AIR
SAAT INI?

TUJUAN
KONSEP MENDAUR ULANG
PENDIDIKAN
EKOPEDAGOGI SAMPAH ORGANIK
LINGKUNGAN HIDUP

MENGGUNAKAN
KENAPA HARUS BAHAN PEMBERSIH
EKOPEDAGOGI YANG RAMAH
LINGKUNGAN

MELAKUKAN
REBOISASI
PENANAMAN
POHON

MEMBAWA ALAT
MAKANAN DAN
MINUM DI RUMAH
PENGERTIAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN

LANDASAN TEKNOLOGI LANDASAN TEKNOLOGI


PENDIDIKAN PENDIDIKAN

RUANG LINGKUP TEKNOLOGI


PENDIDIKAN

DEFINISI TEKNOLOGI
LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PEMBELAJARAN

KAWASAN TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN
PROSES TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN

SUMBER TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN BERBASIS VR

PEMBELAJARAN BERBASIS AI
PERKEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS
VR,AR,AI, MR, DAN ANDROID
PEMBELAJARAN BERBASIS
MR

PEMBELAJARAN BERBASIS
ANDROID
Jadi kita sebagai orang tua harus benar-benar memberikan yang potensi yang terbaik dengan
cara merubah perilaku yang biasa negative untuk lebih positif supaya anak kita tidak
mencontoh hal yang buruk terhadap kita

Pendidikan sejatinya memeberikan pandangan akan kehidupan kedepanny yang akan


dilaluinya

Anda mungkin juga menyukai