Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH EKONOMETRIKA

(Dosen: DR. Rosnawintang, S.E., M.Si.)

OLEH:
YUSUF JAYA SAPUTRA
G3IEK20004

PROGRAM S3 ILMU EKONOMI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
Review Jurnal International

Jurnal 1 Legal Issues in Sharia Pawn Gold Practice in Indonesia

Judul Legal Issues in Sharia Pawn Glod in Indonesia


Penulis Lastuti Abubakar dan Tri Handayani
Tahun Jurnal 2017

Abstrak
Jurnal yang berjudul “Legal Issues in Sharia Pawn Glod in Indonesia” ini berisi tentang penerapan konsep
Islam dalam sistem ekonomi di Indonesia dan implikasinya untuk sistem hukum yang ada dimana sistem hukum baru
harus mengakomodasi perubahan. Dalam praktiknya, fungsi gadai sebagai instrumen pembiayaan telah bergeser
menjadi investasi dengan terus menerus melakukan pion dan membeli. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan
apakah praktik gadai emas sudah sepenuhnya konsisten sebagai fungsi gadai? Sehingga diperlukan regulasi yang
tepat sehingga fungsi praktik gadai tetap berfungsi sebagai alternative pembiayaan untuk rumah tangga dan usaha
kecil menengah (UKM) tidak dialihkan ke kendaraan investasi emas. Gadai emas diharapkan menjadi pelengkap bagi
bisnis dari rumah tangga mengenai pembiayaan yang tidak dapat dipenuhi oleh bank dan lembaga keuangan lainnya.

Dasar Teori dan Kerangka Konsep


Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan analisis deskriptif sedangkan data
dideskriptif secara kualitatif. penulis menjelaskan tentang praktik sistem syariah dalam gadai emas Indonesia
diperkenalkan oleh Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) pada tahun 2004. Selama pengembangannya, gadai emas
syari'ah menuntut produk untuk semua perbankan Islam kecil dan besar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRI Syariah), sebagai salah satu bank syariah yang memakai produk gadai Islam, telah meningkat 100 persen sejak
bisnis gadai Islam diluncurkan pada tahun 2009. Demikian juga, Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) dalam
waktu tiga bulan (Juli hingga September 2011) sejak diluncurkan pada 2010 naik dari 5,12 persen menjadi 12,86
persen. Selanjutnya dalam praktiknya, emas gadai syariah mulai meninggalkan esensi prinsip syariah dan semakin
terbiasa memanfaatkan sebanyak mungkin melalui praktik gadai berualang spekulatif. Kekhawatiran lain datang dari
praktik perbankan, yang juga melihat potensi untuk gadai syariah emas sebagai produk yang menjanjikan. Namun
dalam praktiknya, bank belum menjalankan gadai emas syari'ah dengan prinsip-prinsip Islam (kepatuhan syariah).
Praktek pengulangan gadai (top-up) dan Murabahah (jual beli) emas secara angsuran diyakini mengubah fungsi dan
tujuan menggadaikan emas. Dari penjelasan diatas jurnal ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis regulasi emas
gadai di Indonesia dan menawarkan untuk menggadaikan emas untuk menyesuaikan dengan fungsi dan tujuan
menggadaikan emas sebagai alternatif pembiayaan istilah syariah untuk perusahaan prosuktif, terutama untuk
perorangan dan usaha mikro. Penulis juga menegaskan bahwa persentase pegadaian yang dikonsumsi masih

2
tinggi dibandingkan dengan pegadaian yang produktif. Seperti contohnya BRI Syariah baru melaporkan 11%
untuk pembiayaan di perusahaan produktif. Sebagai masalah tambahan dalam praktik pembiayaan gadai, bukan hanya
pegadaian yang masih belum optimal sebagai sumber daya pembiayaan produktif tetapi juga bahwa mereka masih
menggunakan sistem ganda sejalan dengan penegakan dualisme hukum dalam kegiatan ekonomi konvensional dan
syariah. Selanjutnya

Variabel, Indikator, Jenis Penelitian Metode dan Alat Analisis


Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif yang menitikberatkan pada data sekunder berupa bahan
hukum primer peraturan perundang-undangan dan bahan pustaka objek yang berkaitan dengan penelitian, sedangkan
spesifikasinya adalah penelitian deskriptif analitik dimana hasil analisis diuraikan dalam deskripsi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yuridis dengan menggunakan kekuatan abstraksi dan tafsir hukum,
untuk selanjutnya diwujudkan dalam uraian.

Hasil Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan hukum dalam praktik gadai emas syariah di Indonesia dapat diringkas
sebagai berikut: Pertama, gadai emas merupakan salah satu alternatif sistem pembiayaan syariah bagi perusahaan
produktif skala kecil yang berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka pembangunan. untuk mendukung
perekonomian Indonesia ternyata 99,9 persen atau 51,3 juta usaha di Indonesia berada pada tingkat mikro kecil yang
membutuhkan pembiayaan yang mudah;
Kedua, pengaturan gadai emas dalam bentuk fatwa islam, belum komprehensif dalam artian tidak ada jaminan dalam
praktek gadai emas akan ketaatan syariah. Kelemahan regulasi ini memberikan peluang bagi para praktisi dan lembaga
gadai untuk berinovasi dalam produk gadai emas syariah yang semakin melampaui tujuan dan fungsi syariah. Bentuk
inovasi yang berpotensi keluar dari prinsip syariah adalah praktek top-up (gadai ulang), pembelian emas secara cicilan,
perjanjian gabungan dan pembebanan biaya administrasi, biaya pemeliharaan serta premi. asuransi yang tidak
transparan.
Ketiga, otoritas jasa keuangan dan DSN-MUI belum merumuskan regulasi yang komprehensif; Dengan demikian
praktek gadai emas belum memiliki landasan hukum yang kokoh. Selain itu, pengawasan terhadap praktik gadai emas
syariah belum diikuti dengan sanksi tegas bagi bank dan lembaga keuangan syariah. Berdasarkan alasan tersebut,
maka perlu dibuat regulasi baru yang komprehensif mengenai gadai emas syariah yang menangkap semua aturan
tersebut.

Saran Utama dan Saran Untuk Riset Selanjutnya


Pertama, perlunya penataan kembali gadai emas syariah secara komprehensif dan mengakomodir maksud dan tujuan
gadai emas syariah sebagai alternatif pembiayaan.

3
Kedua, DSN-MUI bersama otoritas jasa keuangan segera mengeluarkan fatwa tentang larangan menggadaikan
kembali, pedoman tentang kombinasi perjanjian dan fatwa tentang biaya pungutan yaitu kepatuhan syariah.
Ketiga, untuk riset selanjutnya variabel gadai emas mungkin bisa di gantikan dengan variabel lain seperti Konsep
pemilikan rumah sesuai Syariah

4
Review 2 Artikel Are the Islamic and Conventional Money Markets Really Highly
Correlated? MGARCH-DCC and Wavelet Approaches.

Judul Are the Islamic and Conventional Money Markets Really Highly Correlated?
MGARCH-DCC and Wavelet Approaches

Penulis Bai Chen dan Mansur Masih


Tahun Jurnal 2017

Abstrak
Dalam artikel yang berjudul Are the Islamic and Conventional Money Markets Really Highly Correlated? MGARCH-DCC
and Wavelet Approaches berisi tentang penelitian penulis terhadap kritik terhadap bank syariah dan produk keuangan
syariah dan suku bunga konvensional sangat terkait atau tidak. Dengan menerapkan analisis MGARCH-DCC dan
Continuous Wavelet Transform untuk melihat hubungan variabel-variabel ini di antara skala waktu yang berbeda
dengan data yang dikumpulkan dari sumber yang berbeda. Tidak seperti studi sebelumnya, kebijakan ekonomi
dimasukkan dalam analisis untuk menjelaskan masalah ini.

Dasar Teori (Grand Teori dan Teori Pendukung Hipotesis)


Secara umum, lembaga keuangan dan produk keuangan Islam diatur berdasarkan hukum Syariah, fitur utama dari
keuangan Islam adalah larangan bunga (Riba). Sejak 1963 ketika organisasi perbankan Islam modern pertama
didirikan, perbankan Islam berkembang sangat pesat di lebih dari 50 negara. Namun demikian, terdapat permasalahan
terkait apakah produk keuangan syariah benar-benar dirancang dengan paradigma bagi hasil (profit-and-loss sharing /
PLS). Kritik dari berbagai studi menunjukkan bahwa tingkat keuntungan syariah dipatok dengan tingkat bunga.
Beng Soon Chong dan Ming-Hua Liu (2009) menemukan bahwa perbankan syariah tidak jauh berbeda dengan
perbankan konvensional. Studi mereka di Malaysia menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari pembiayaan bank
syariah yang benar-benar berbasis PLS dan bahwa simpanan syariah tidak bebas bunga, tetapi sangat dekat dengan
deposito konvensional. Mereka membahas alasan mengapa pembiayaan syariah tidak dapat menjalankan paradigma
PLS dengan baik. Itu karena disiplin pasar yang lebih besar, bank syariah mengalami kendala untuk sangat mengikuti
paradigma PLS. Beng Soon Chong dan Ming-Hua Liu (2009) mengatakan bahwa bank syariah dituntut untuk lebih
berusaha membedakan nasabah baik dari nasabah buruk karena mereka memiliki lebih banyak kerugian daripada bank
konvensional. Itu
bank juga perlu memantau investasi dan peminjam mereka lebih dekat untuk memastikan pelaporan laba dan rugi yang
benar. Selain itu, para deposan bank syariah dituntut untuk memilih banknya dengan lebih cermat dan lebih aktif
memantau bank tersebut untuk memastikan bahwa dananya diinvestasikan dengan hati-hati. Persyaratan ini membuat
PLS sulit untuk direalisasikan dalam praktiknya. Daher, Masih, dan Ibrahim (2015) juga menunjukkan bahwa terdapat
masalah dalam mempraktikkan PLS, mereka menemukan bahwa di daerah dengan pembiayaan partisipatif yang
penting, kerumitan dari pemantauan pengaturan PLS dapat menyebabkan meningkatnya masalah seleksi negatif dan
moral hazard.
Secara umum, lembaga keuangan Islam dan produk keuangan diperintah di bawah hukum Syariah, yaitu Fitur
utama keuangan Islam adalah larangan bunga (riba). Murabahah adalah salah satu instrumen keuangan Islam yang
paling umum digunakan, dapat mewakili perilaku pasar keuangan syariah secara umum. Menurut Almsafir dan Alsmadi
(2014), pengaruh variabel makroekonomi terhadap Murabahah dapat diterima dibandingkan dengan dampaknya
pada suku bunga dan Murabahah dapat membuat keseimbangan lebih cepat dari suku bunga. Sebagian besar temuan
ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian PLS dari instrumen keuangan Islam berkorelasi dengan tingkat bunga,
bagaimanapun, masih ada beberapa temuan yang menunjukkan bahwa tingkat pengembalian PLS miliki beberapa fitur
unik di pasar keuangan Islam. Jadi, untuk mengetahui lebih banyak tentang fakta pengembalian PLS tingkat,
penulis perlu tahu penyebab fluktuasi suku bunga dan tingkat PLS. Dari temuan di atas, suku bunga PLS diperkirakan
dipatok dengan suku bunga. Untuk suku bunga, itu dianggap terkait dengan kebijakan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
memiliki sebuah pengaruh kuat pada permintaan dana pinjaman, dan perubahan jumlah uang beredar memiliki sebuah
dampak kuat pada pasokan dana pinjaman. Dengan demikian, penulis melakukan pengujian hipotesis apakah PLS
tingkat pengembalian dipatok dengan suku bunga atau tidak.

Kerangka Konsep, Variabel dan Jenis Penelitian


Penelitian menggunakan enam variabel untuk melakukan penelitian, yaitu :
ECO represents economic policies uncertainty in US
MDR represents the Mudarabah rate
Mrb6M is the Murabahah 6-months rate
OIL is oil price and
L6 indicates the LIBOR for 6 months.

Metode dan Analisis Data


MGARCH-DCC:
Dalam studi ini, kami menggunakan model ini (Multivatiate GARCH-DCC) yang diperkenalkan oleh Engle (2002) untuk
menilai volatilitas dan korelasi waktu yang bervariasi terutama antara tingkat pengembalian PLS, LIBOR, dan
ketidakpastian kebijakan ekonomi. Kecuali untuk matriks, ini memberikan pertama untuk menunjukkan volatilitas
variabel dan korelasi antara keduanya, itu juga menerapkan metode Korelasi Bersyarat Dinamis (DCC) untuk
meningkatkan fleksibilitas pemodelan. Berbeda dengan metode lain yang diterapkan untuk volatilitas dan korelasi,
model DCC melonggarkan asumsi bahwa mean dan varians variabel dan pergerakan bersama tidak berubah-ubah.
Ini dilakukan dengan menghitung korelasi saat ini antara variabel sebagai fungsi realisasi masa lalu dari volatilitas
dalam variabel dan korelasi di antara mereka. Hubungan antara variabel dapat diamati bervariasi dari waktu ke waktu
dengan cara yang tidak hanya bergantung pada apakah dan sejauh mana variabel bergerak ke arah yang sama tetapi
juga mempertimbangkan riwayat varians yang dialami setiap seri. Pendekatan DCC memungkinkan rangkaian memiliki
periode korelasi positif, negatif, atau nol. Dengan demikian, arah dan kekuatan korelasi dapat diamati (Nagayev, R.,
Disli, M., Inghelbrecht, K., & Ng, A., 2016). Menurut metode ini, akan terjadi peningkatan korelasi positif jika dua deret
bergerak searah, dan sebaliknya jika dua deret bergerak ke arah yang berbeda maka korelasi dua deret tersebut akan
menurun dan menjadi negatif.

Continuous Wavelet Transform (CWT):


Banyak peneliti mulai menggunakan metode transformasi wavelet kontinu dalam penelitian. Menurut studi Nagayev,
Disli, Inghelbrecht dan Ng (2016), CWT memetakan deret waktu asli, yang merupakan fungsi dari hanya satu variabel
yang dipisahkan waktu menjadi fungsi dari dua variabel berbeda seperti waktu dan frekuensi, ia juga memetakan
Korelasi seri pada gambar dua dimensi yang memungkinkan peneliti untuk dengan mudah mengidentifikasi dan
menginterpretasikan pola atau informasi yang tersembunyi. Analisis korelasi antara dua CWT umumnya dikenal dengan
istilah koherensi wavelet, angka-angka tersebut akan menunjukkan sejauh mana korelasi antara dua variabel dengan
keduanya. waktu dan skala waktu / perubahan frekuensi.

Untuk metode CWT, kami menggunakan filter wavelet asimetris terkecil Daubechies (1992) dengan panjang L = 8
dilambangkan dengan LA (8) berdasarkan delapan koefisien bukan nol. Dalam memilih filter wavelet, kami menerapkan
prinsip menjaga 'keseimbangan' antara ukuran sampel dan panjang filter wavelet (In dan Kim, 2013). Studi sebelumnya
pada data frekuensi tinggi telah menunjukkan bahwa filter dengan panjang sedang seperti L = 8 cukup untuk
menangani fitur karakteristik data deret waktu (Gencay et al., 2001, 2002, In dan Kim 2013). Telah ditunjukkan dalam
banyak penelitian bahwa filter LA (8) dapat memberikan koefisien wavelet yang lebih halus daripada filter lainnya.
Transformasi wavelet kontinu (CWT) diperoleh dengan membuat wavelet induk untuk deret waktu yang diperiksa,
rumus untuk CWT telah ditunjukkan di bawah ini:

Posisi wavelet dalam domain waktu ditentukan oleh u, posisinya dalam domain frekuensi ditentukan oleh s, sehingga
transformasi wavelet, dengan memetakan deret asli menjadi fungsi u dan s, memberi kita informasi secara simultan
tepat waktu dan frekuensi (Nagayev, R., Disli, M., Inghelbrecht, K., dan Ng, A, 2016). Untuk meneliti interaksi dua deret
waktu, kami menerapkan kerangka bivariat (koherensi wavelet). Rumus koherensi wavelet didefinisikan sebagai:

Dibandingkan dengan metode GARCH-DCC, metode CWT memungkinkan kami untuk menilai perbandingan antara
dua variabel berbeda di setiap skala waktu, sehingga melengkapi hasil MGARCH-DCC kami.

Hasil dan Pembahasan

Pertama, kami mendapatkan hasil dari dua model MGARCH-DCC (Gaussian DCC Model dan T-DCC model), dengan
memperkirakan, kita mendapatkan tabel Lambda1 dan Lambda 2 untuk distribusi normal (Gaussian DCC) model dan
model t-distribusi. Juga di bawah setiap distribusi, kami mendapatkan matriks on matrixdiagonal dan off-diagonal untuk
korelasi tanpa syarat dan volatilitas tanpa syarat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dilihat dari
angka-angka menunjukkan bahwa Murabahah paling berkorelasi dengan harga minyak, namun, relasi label terkemuka
tidak konsisten, minyak tidak selalu memimpin tingkat Murabahah. Hasil LIBOR kurang dari Murabahah, yang memberi
kita bukti kuat untuk penilaian bahwa Instrumen keuangan Islam tidak mengikuti bunga. Mudarabah memiliki korelasi
tinggi dengan harga minyak dari Juli-2012 hingga Maret-2013, dan telah ditunjukkan secara signifikan bahwa harga
minyak memimpin harga Mudarabah, ini akan digunakan sebagai bukti baru untuk melindungi Mudarabah dari kritik.
Dari hasil, Wakalah tidak sangat berkorelasi dengan harga minyak, kecuali untuk periode kecil (Sep 2012 hingga Mei
2013), dengan panah menunjukkan bahwa minyak memimpin tingkat Wakalah. Secara umum, harga minyak
memainkan peran penting dalam pasar uang Islam, baik dari pengalaman dan bukti eksperimental, jadi, bersama
dengan temuan sebelumnya, kita dapat membuat kesimpulan bahwa, sebagian besar, pasar uang Islam tidak
sepenuhnya mengikuti yang konvensional, ada mungkin beberapa kontrak dipengaruhi oleh tingkat bunga, ini mungkin
disebabkan oleh kompetisi yang tinggi dari mitra konvensional mereka. Namun, lebih banyak upaya harus dilakukan
oleh para pemimpin lembaga keuangan Islam untuk membuat pasar uang Islam lebih mandiri dari sistem
keuangan berbasis bunga, dan menghubungkannya lebih dekat dengan ekonomi riil.

Kesimpulan

Pada kesimpulan penulis menyimpulkan bahwa studi dalam penelitian ini menguji kembali diskusi dan kritik dengan
metode ekonometrik baru untuk melihat hubungan tingkat pengembalian untuk dua jenis, Islam dan konvensional.
Ketidakpastian kebijakan ekonomi yang dianggap sebagai penyebab fluktuasi suku bunga telah dimasukkan dalam
penelitian ini. Penulis membuat perbandingan untuk korelasi antara dua jenis tingkat pengembalian dan ketidakpastian
kebijakan ekonomi. Dengan menggunakan metode baru (MGARCH-DCC dan CWT), penulis menguji volatilitas
tanpa syarat dan korelasi tanpa syarat dari kurs ini, serta volatilitas bersyarat dan korelasi kondisional dinamis untuk
melihat fitur-fitur variabel ini dalam skala waktu yang berbeda.
Review 3 Artikel The effects of fiscal policies on the economic growth in Romania

Judul The effects of fiscal policies on the economic growth in Romania

Penulis Răzvan Gheorghe, Aurelian Leonard, Alexandru


Tahun Jurnal 2017

Abstrak

Jurnal yang berjudul “The effects of fiscal policies on the economic growth in Romania” ini berisi
bertujuan untuk mengkaji hasil implementasi kebijakan fiskal di romania.
Abstrak yang dipaparkan penulis hanya menggunakan Bahasa inggris (Bahasa Internasional). Secara
keseluruhan isi dari abstrak atau bagian pendahuluan ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas
dalam jurnal ini, yang menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini walaupun
menggunakan bahasa internasional.

Pengantar

Di bagian pengantar penulis mensajikan isi sebagai berikut :


Kebijakan fiskal bertujuan untuk mengurangi fluktuasi dan ketidakstabilan ekonomi, melindungi
pendapatan konsumen dan
merangsang pembangunan.
Belakangan ini, karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan antara tahun 2004
dan 2008, sangat penting diterapkan kebijakan fiskal yang jelas.
Tujuan penelitian yang diusulkan dalam jurnal ini adalah: mengetahui bagaimana kebijakan fiskal yang
dijalankan selama fase siklus ekonomi (sebelum, selama dan setelah krisis ekonomi); menentukan
dampak kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan persentase perubahan komponen dan
pengguna PDB; mengidentifikasi kebijakan yang menjamin fiskal keberlanjutan dan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan

Pembahasan
Dengan menggunakan data dari Eurostat dan NIS , studi ini berfokus pada membandingkan ekonomi
pertumbuhan dan fluktuasi defisit anggaran ke masa lalu, yang diusulkan dan diasumsikan.
Kebijakan fiskal yang diterapkan di Rumania sebelum krisis keuangan menjadi sangat menentukan peran
dalam meningkatkan hutang publik. Krisis keuangan berkontribusi terhadap ledakan defisit anggaran dan
hutang. Kebijakan fiskal telah bersifat ekspansioner dan tidak memiliki kerangka kerja jangka menengah
yang kredibel dan dapat diprediksi. Penurunan permintaan eksternal dan arus masuk modal juga
berkontribusi terhadap akumulasi defisit anggaran,menentukan kenaikan hutang publik.

Kesimpulan

Evolusi utang publik ditandai dengan tahapan yang terkadang terbukti benar tragedi bagi negara-negara
yang memiliki hutang besar, terakumulasi dari kesalahan pengelolaan dana publik atau oleh kreditur itu
sendiri. Umumnya utang dalam jumlah besar dari negara-negara Uni Eropa telah meningkat secara
signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan pertanyaan tentang kesehatan
keuangan publik dan keberlanjutan Eropa kebijakan fiskal dan anggaran.
Rumania harus memikirkan kembali pendekatan pembuat kebijakan dan mengejar sebuah kebijakan
utang publik yang hati-hati pada tingkat yang berkelanjutan. Masalah penting lainnya adalah itu hutang
yang dihasilkan harus dilahirkan oleh generasi mendatang, yang akan menghasilkan pendapatan yang
rendah tingkat pekerjaan dan akan menyebabkan populasi yang menua. Komisi Eropa prioritas yang
disorot, termasuk tanggung jawab fiskal. Sebagian besar negara UE memiliki media- target sasaran jangka
pendek sebesar 0,5% dari PDB untuk defisit anggaran struktural.
Langkah pro-siklis yang diterapkan sebelum krisis ekonomi semakin tinggi defisit anggaran dan dengan
demikian akumulasi hutang publik. Juga, tidak berkelanjutan investasi dan pengeluaran pemerintah
berkontribusi terhadap kenaikan anggaran defisit Setelah mengubah kebijakan fiskal yang
diimplementasikan, pada 2011 Rumania berhasil mengatasi resesi, mencatat pertumbuhan 1,1% dari
PDB. Langkah-langkah anggaran diambil dan alokasi sejumlah besar anggaran negara untuk investasi
positif efek pada Rumania mengatasi resesi.
Review 4 Artikel The Development of Digital Economy in Indonesia

Judul The Development of Digital Economy in Indonesia

Penulis Ahmad Zafrullah Tayibnapis, Lucia E. Wuryaningsih, Radita Gora


Tahun Jurnal 2018

Abstrack
Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia telah melebihi 50% dari total populasi, dengan
pengeluaran rata-rata lebih dari 5 (lima) juta rupiah per tahun dialokasikan untuk belanja online.
Perkembangan gaya hidup digital dan industri berbasis digital technology telah menjadi suatu kebutuhan
sekaligus ancaman serius untuk bisnis tradisional sebagai akibat dari perubahan dalam karakteristik
belanja konsumen, yaitu cepat, praktis, dan murah. Generasi milenial sangat akrab dengan digital
teknologi dan menjadi target potensial untuk meningkatkan pangsa pasar.

Teori:
Teori yang digunakan adalah menurut J.M. Keynes (1936), yang membedakan permintaan uang tunai
menjadi tiga motif: motif transaksi, motif kehati-hatian, dan motif spekulatif. Keynes menyadari bahwa
orang menginginkan jumlah uang tunai melebihi kebutuhan untuk transaksi karena ada asumsi uang tunai
adalah bentuk kekayaan terbaik.
Permintaan uang telah tumbuh sejalan dengan hadirnya ide-ide William J. Baumol (1952) dan James
Tobin (1956), tempat bunga dan biaya perantara sangat berpengaruh pada permintaan uang tunai untuk
keperluan transaksi. Perkembangan teknologi akan menyebabkan penurunan kas rata - rata yang dimiliki
oleh individu.
Menurut Bank Indonesia (BI), teknologi keuangan adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan
yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan / atau model bisnis baru yang dapat dipegang oleh
masing-masing pihak di bawah kategori: (1) pembayaran sistem; (2) pendukung pasar; (3) manajemen
investasi dan manajemen risiko; (4) pinjaman, pembiayaan, dan penyediaan modal; dan (5) layanan
keuangan lainnya. Kriteria untuk teknologi keuangan inovatif, bermanfaat bagi masyarakat, banyak
digunakan, dan masuk sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbankan digital
adalah layanan keuangan oleh perbankan melalui teknologi digital berbasis internet sehingga pelanggan
menjadi lebih loyal, dapat mengumpulkan dana pelanggan, dan memperluas jasa keuangan dari
komunitas yang tidak memiliki rekening bank tanpa menjadi dibatasi oleh ruang dan waktu.
Pembahasan:
A. Realisasi Pelaksanaan
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan paradigm positivism, karena menyelidiki dan
memahami fenomena ekonomi digital dari pengguna internet, pesatnya perkembangan teknologi
keuangan, termasuk mengapa dan bagaimana hal ini terjadi dengan tujuan untuk membuat fakta mudah
dipahami dan, jika memungkinkan, hasilkan hipotesis baru.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dengan fokus pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dan perilaku konsumen sebagai pengguna internet. Penelitian ini menggunakan data
primer dengan 100 responden dan data sekunder berasal dari berbagai sumber yang validitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan interaksionisme simbolik dan model
fenomenologi eksistensial untuk dapat memahami makna yang muncul dan esensi dari pengaruh digital
ekonomi, terutama untuk mengembangkan UMKM agar dapat bersaing di pasar. Peneliti juga berusaha
untuk menjadi teliti dan teliti untuk menjaga validitas dan reliabilitas agar benar - benar relevan dengan
fenomena digital yang berkembang pesat di Indonesia.

Hasil yang dicapai


Teknologi digital telah berkembang pesat di seluruh dunia. Namun, tidak semua negara memperhatikan
manfaat pengembangan dari penggunaan teknologi. Penggunaan kartu kredit dan kartu ATM untuk
transaksi yang tinggi menunjukkan pertumbuhan positif dan orang-orang semakin terbiasa menggunakan
kedua kartu tersebut untuk berbagai kepentingan transaksional.
Uang elektronik telah mengalami pertumbuhan yang cepat sejak 2008 di Indonesia. Industri digital
membuat kegiatan bisnis lebih efisien. Pasar dapat tumbuh dengan baik karena difasilitasi oleh teknologi
digital, hal ini memungkinkan lalu lintas informasi untuk menyebar lebih cepat dan luas. Hasil survei
pengguna produk teknologi digital, terdiri dari 100 responden dengan karakteristik pengguna teknologi
keuangan, perbankan digital, dan online, menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan produk
teknologi ini karena lebih murah, lebih praktis, cepat, dan efisien. Keberadaan pemerintah juga sangat
penting untuk mendorong
kolaborasi antara penyedia layanan keuangan dan perbankan. Penggunaan online saat ini telah terbukti
efektif dalam memacu penjualan volume dan ekspansi pasar yang pada gilirannya mampu meningkatkan
ekspor non-minyak dan meningkatkan ekonomi Indonesia.

VI. Kesimpulan
Dalam jurnal ini disampaikan bahwa: “Digital technology is proven to play a strategic role in providing
goods and services in a convenient, practical, cheaper, faster, timesaving and labor-intensive way.”
Teknologi digital terbukti memainkan peran strategis dalam menyediakan barang dan jasa secara
nyaman, praktis, lebih murah, lebih cepat, hemat waktu dan cara padat karya. Ketersediaan perbankan
dan layanan perbankan yang menggunakan teknologi digital sangat dihargai oleh masyarakat, baik
individu maupun bisnis, termasuk UMKM. Ekonomi berbasis digital akan menjadi salah satu pendorong
pertumbuhan ekonomi
dan pendapatan per kapita Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai