NAMA : HALIM NURROHMAN

NIM : 281131247
KLS : A25
Sensus kependudukan pada tahun 2010, dimana pada sensus tersebut tersedia kolom khusus bagi suku-
bangsa Cirebon. Hal ini berarti keberadaan suku bangsa Cirebon telah diakui secara nasional sebagai sebuah
suku tersendiri. Cirebon berada di antara suku Sunda dan Jawa. Kebanyakan orang dari suku lain mengira
Cirebon merupakan suku jawa atau gabungan antara jawa sunda. Cirebon memiliki cirikas bahasa sendiri yang
tidak sama dengan Bahasa jawa atau sunda. Dengan didukung letak yang strategis, menyebabkan Cirebon
menjadi pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran.
Dahulu, Cirebon diketahui hanya sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gede Tapa. Karena
didukung dengan lokasinya yang strategis, wilayahnya pun berkembang menjadi kota besar di pesisir utara
Jawa. Hal ini diceritakan pada Babad Tanah Sunda dan Carita Purwaka Caruban Nagari.
Pada masa pemerintahannya, Cirebon mengalami masa kejayaan. Dan ia diyakini sebagai pendiri
dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten, serta penyebar ajaran agama Islam di Jawa
Barat. Sejarah Cirebon dimulai dari kampung Kebon Pesisir, kampung tersebut berkembang menjadi
kampung baru bernama Caruban Larang dengan pimpinan H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuwana.
Pada tahun 1479, Caruban Larang berkembang dan disebut sebagai Nagari Cerbon dengan dipimpin
oleh Tumenggung Syarif Hidayatullah. Pada 1677, Cirebon terbagi menjadi tiga, yakni Pangeran
Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh menempati Kraton Pakungwati. Dan Pangeran Kertawijaya
sebagai Sultan Anom membangun kraton sendiri. Beserta Sultan Cirebon juga merupakan Sultan Sepuh.
Dengan tumbuh dan berkembanganya Cirebon yang begitu besarnya maka Cirebon mempunyai adat
istiadat,budaya, Bahasa , dan cirikas yang lain dari suku bangsa yang ada di negeri Indosesia. Dengan
bedanya Cirebon dengan suku yang lain merupakan cirikas sebagai identitas cierbon. Tetapi kita tetap satu
kesatuan Replublik Indonesia, BINIKA TUNGGAL IKA.