Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

ORGAN REPRODUKSI BETINA

OLEH :

NAMA : PUTRI ANGGRAINI


NIM : 08041282227078
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : RANDI KURNIANTO

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
HEWAN JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUA
N

1.1. Latar Belakang


Reproduksi merupakan sebuah proses penting bagi berlangsungnya proses
kehidupan. Hal ini dikarenakan reproduksi merupakan satu-satunya cara untuk
menjaga kelestarian makhluk hidup. Setiap makhluk hidup dibumi ini tentunya
menginginkan keturunan agar dapat meneruskan kembali keturunannya agar tidak
punah. Pada prinsipnya reproduksi terdiri atas dua sistem meliputi sistem
reproduksi jantan dan sistem reproduksi betina. Kedua sistem ini tersusun atas
seperangkat organ dan kelenjar yang berfungsi menghasilkan hormon serta
meregulasi fungsi reproduksi. Sistem reproduksi jantan menghasilkan
spermatozoa sedangkan reproduksi betina menghasilkan ovum (Susetyarini et al.,
2020).
Reproduksi merupakan suatu cara makhluk hidup memperbanyak diri
dengan cara biologis dan biasa disebut perkawinan. Reproduksi pada hewan
terbagi menjadi dua, yaitu reproduksi seksual dan aseksual, Reproduksi seksual
pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin, serta proses pembuahan serta
fertilisasi, pembuahan pada hewan ada 2 jenis yaitu pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh induk dan di luar tubuh induk, sedangkan secara aseksual pada
hewan umumnya terjadi pada hewan tingkat rendah atau avertebrata (Rais, 2019).
Reproduksi merupakan suatu aktivitas ataupun proses untuk menghasilkan
keturunan dengan perbanyakan diri guna menyokong keberlangsungan eksistensi
suatu organisme. Proses reproduksi memiliki banyak cara, baik itu secara aseksual
maupun seksual. Reproduksi secara seksual dapat terjadi melalui pertemuan
kelamin jantan dengan betina dan di dalam organ reproduksi betina, sel gamet
jantan (sperma) bertemu dengan sel gamet betina (ovum) lalu terjadi fertilisasi.
Sel gamet sendiri dihasilkan oleh gonad (Effendy, 2019).
Setiap makhluk hidup tentunya menginginkan untuk meneruskan
keturunannya, demikian juga dengan manusia. Reproduksi atau berkembang biak
merupakan kemampuan suatu organisme untuk menghasilkan keturunan atau
organisme baru agar kelestariannya tetap terjaga. Makhluk hidup berkembang
Universitas Sriwijaya
biak untuk memperbanyak diri agar jenis atau spesiesnya tidak mengalami
kepunahan

Universitas Sriwijaya
dan mewariskan sifat pada keturunannya. Makhluk hidup yang mampu
berkembang biak, makhluk hidup yang telah dewasa. Proses reproduksi oleh
sistem reproduksi memiliki dua jenis, laki-laki dan perempuan. Keduanya
memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan (Putra et al.,
2021).
Reproduksi atau perkembangan tidak hanya terjadi pada manusia tapi juga
hewan. Reproduksi merupakan peristiwa penting bagi setiap makhluk hidup,
karena reproduksi juga menentukan kelangsungan hidup populasi makhluk hidup.
Reproduksi hewan terbagi menjadi dua macam antara lain secara seksual dan
aseksual. Banyak berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi
hewan. Selain faktor internal seperti genetik dan hormon, faktor eksternal antara
lain suhu, cahaya, kelembapan, dan pola makan yang secara langsung dapat
mempengaruhi fungsi organ reproduksi hewan. Faktor eksternal dan internal
bekerja sama untuk mempengaruhi proses metabolisme dan menghasilkan kondisi
yang kondusif untuk kehidupan normal (Berliani et al., 2021).
Hewan bereproduksi membutuhkan keterlibatan dua individu yang
biasanya dilakukan dua jenis kelamin yang berbeda. Secara umum reproduksi
dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual
menggunakan alat atau organ seksual berupa sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan organ seksual.
Pada manusia memiliki sistem reproduksi secara seksual sedangkan pada hewan
memiliki sistem reproduksi secara seksual dan aseksual (Ayuningtiyas, 2021).
Reproduksi aseksual terjadi tanpa proses peleburan sel gamet, umumnya
terjadi pada hewan tingkat rendah. Individu baru muncul dari bagian tubuh induk.
Beberapa hewan melakukan reproduksi aseksual (vegetative), karena bagian dari
siklus hidupnya dan beberapa pengaruh lingkungan yang ekstrem. Sifat individu
yang terbentuk dari reproduksi aseksual (vegetative) adalah 100% mirip dengan
induk. Oleh karena itu, terdapat sedikit variasi genetik ditemukan pada individu
hasil reproduksi ini (Widiarti, 2019).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui organ-organ reproduksi betina,
saluran reproduksi betina serta fungsi dan aktivitasnya.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Reproduksi


Reproduksi adalah kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak
atau memperbanyak keturunan dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan hidup.
Reproduksi juga merupakan cara untuk mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua organisme untuk dapat menghasilkan generasi selanjutnya. Meskipun
sistem reproduksi tidak berkontribusi langsung pada keseimbangan dan
pertahanan hidup dalam suatu habitat, tetapi proses reproduksi berperan penting
dalam siklus kehidupan semua organisme (Hayati, 2019).
Reproduksi merupakan suatu aktivitas ataupun proses untuk menghasilkan
keturunan dengan perbanyakan diri guna menyokong keberlangsungan eksistensi
suatu organisme. Sistem reproduksi yang melibatkan organ-organ reproduksi pada
makhluk hidup digunakan untuk berkembang biak atau melakukan reproduksi.
Proses reproduksi memiliki banyak cara, baik itu secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara seksual dapat terjadi melalui pertemuan kelamin jantan dengan
betina dan di dalam organ reproduksi betina, sel gamet jantan (sperma) bertemu
dengan sel gamet betina (ovum) lalu terjadi fertilisasi. Sel gamet sendiri
dihasilkan oleh gonad dan reproduksi aseksual adalah proses reproduksi yang
menggunakan bagian tubuhnya sendiri (Effendy, 2019).

2.2. Fungsi Sistem Reproduksi


Secara garis besar, Reproduksi pada makhluk hidup berfungsi untuk
menambah jumlah populasi spesiesnya. Selain itu, fungsi reproduksi ini juga
untuk menjaga dan mempertahankan populasi serta kelestarian jenisnya agar tidak
punah. Meski demikian, kelestarian jenis suatu makhluk hidup ataupun spesis
tidak hanya ditentukan oleh kemampuan bereproduksi, tetapi juga ditentukan oleh
kemampuannya dalam beradaptasi dan faktor seleksi alam. Sebab semua makhluk
hidup pasti akan mati dan kondisi tersebut tergantung pada panjang pendeknya
usia sehingga membutuhkan proses reproduksi (Kusmiyati et al., 2020).

Universitas Sriwijaya
2.3. Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina
Secara umum sistem reproduksi betina terdiri atas ovarium dan sistem
ductus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur yang diovulasikan dan
membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk. Pertumbuhan, fungsi otot dan
epitel saluran betina ada di bawah pengaruh hormone dan ditentukan oleh
pergeseran progresif dalam sekresi estrogen dan progesterone oleh ovarium
selama siklus ovarium. Bentuk ovarium sangat bervariasi sesuai dengan spesies
dan tergantung pada hewannya. Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak
di kanan dan kiri uterus dibawah tuba uterin dan terikat di sebelah belakang oleh
mesovarium.Ovarium merupakan tempat penghasil telur dan hormone kelamin
yaitu estrogen dan progesterone (Sari, 2022).

2.4. Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina


Organ reproduksi eksternal merupakan organ reproduksi yang berada
diluar ruang tubuh, diantaranya adalah vulva pada hewan betina. Sebaliknya
organ reproduksi internal diantaranya saluran reproduksi, kelenjar asesoris, dan
gonald. Sebagai organ eksternal hewan betina, vulva terdiri atas bagian paling luar
yang dikenal dengan sebutan labio mayora dan bagian dalam disebut labia minora
serta klitoris. Gonald sebagai organ reproduksi internal merupakan organ
reproduksi yang mempunyai fungsi utama yaitu menghasilkan sel gamet dan
hormon seks. Gonald pada hewan betina disebut ovarium yang menghasilkan sel
telur. Pada gamet betina, pembentukan dan perkembangan gamet disebut
oogenesis yang terjadi di ovarium saat embrio (Hayati, 2019).

2.5. Siklus Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina


Pada beberapa mamalia siklus reproduksi disebut juga sebagai siklus
estrus. Estrus adalah suatu periode secara periode psikologis maupun fisiologi
yang bersedia menerima pejantan untuk berkopulasi. Siklus estrus merupakan
salah satu aspek reproduksi yang menggambarkan perubahan kandungan hormon
reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas ovarium dibawah pengaruh hormon
gonadotropin. Siklus estrus pada mencit terdiri dari empat fase utama, yaitu
proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus (Sari, 2020).

Universitas Sriwijaya
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini di laksanakan pada hari Senin,04 September 2023 pukul
10.00 – 12.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Biosistematika Hewan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu berupa alat tulis,
buku kerja, baki, jarum pentul, pinset, sarung tangan lateks, gunting bedah, pisau
bedah (cutter), mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan berupa Mus
musculus betina dan preparat awetan.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum ini yaitu disiapkan bahan yang akan diamati
dan diletakkan di atas baki. Lalu diamati bagian organ-organ reproduksi pada
mencit secara morfologi. Setelah diamati secara morfologi, bagian tubuh mencit
dibersihkan rambut-rambutnya disekitar area perut dan bagian bawah. Lalu
dibedah menggunakan pisau bedah atau gunting bedah. Setelah dibedah, amati
bagian organ-organ reproduksi pada Mus musculus betina. Untuk preparat awetan
disiapkan mikroskop untuk melakukan pengamatan. Diletakkan preparat awetan
pada mikroskop dan tentukan bagian-bagiannya. Kemudian hasil digambar di
lembar laporan.

Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada 4, September 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1.1. Sistem Reproduksi Mencit Betina
Gambar Keterangan

Keterangan:
1. Vagina
2. Uterus (rahim)
3. Oviduk (tuba falopi)
4 4. Ovarium

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, diketahui mencit betina
organ reproduksinya terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian
dalam. Sistem reproduksi mencit betina terdiri dari sepasang ovarium, saluran
tuba fallopi, uterus, vagina, kelenjar klitoris, dan klitoris. Organ reproduksi bagian
luarnya terdiri dari klitoris merupakan tonjolan kecil di bagian atas labia minora,
kelenjar klitoris sama dengan kelenjar preputium pada yang jantan. Vulva
berfungsi untuk memproduksi hormon dan berperan sebagai pelindung jalur
reproduksi sekaligus terlibat dalam eksresi urine, dan perineum berfungsi sebagai
penutup serta pelindung untuk otot perineum. Menurut Mail et al., (2023) klitoris
adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di bawah arktus
pubis.
Menurut Aulia et al., (2020), menyatakan bahwa klitoris merupakan suatu
struktur jaringan ereksi yang memiliki asal embrionik yang sama dengan penis
pada jantan. Seperti penis, kliroris terdiri dari dua akar, tubuh dan glans. klitoris
ditutupi oleh epitel skuamosa bertingkat dan dilengkapi dengan ujung saraf
sensorik.
Perbedaan yang dapat dilihat antara mencit jantan dan betina dapat
dikenali yaitu mencit betina jarak antara lubang anus dan lubang genitalnya
berdekatan, sedangkan pada mencit jantan anus dan organ reproduksinya yaitu
testis jaraknya jauh. Pada mencit jantan terdapat testis yang terlihat jelas pada saat
dalam masa produktif, berukuran relatif besar dan biasanya tidak ditutupi oleh
rambut. Mencit betina memiliki lima pasang kelenjar susu dan putting susu,
sedangkan mencit jantan tidak dijumpai (Valentiana, 2021).
Organ reproduksi pada betina terbagi atas dua bagian yaitu bagian luar dan
bagian dalam. Bagian luar dari betina yaitu vagina. Vagina merupakan saluran
berdinding tebal yang ditandai dengan lipatan mukosa memanjang, tebal, dan
memanjang. Epitel mukosa terdiri dari sel epitel kolumnar bersilia tinggi (25 µm)
dan tidak bersilia. Vagina juga memiliki lapisan otot yang tebal, yang
kemungkinan berfungsi sebagai sfingter untuk retensi telur selama kehamilan dan
pergerakan telur kedalam oviposisi. Lapisan epitel skuamosa sederhana juga
ditemukan di serosa (Thongboon et al., 2020).
Bagian dalam dari organ reproduksi betina yaitu ada ovarium, oviduk,

Universitas Sriwijaya
uterus, dan vagina. Ovarium merupakan pabrik penghasil telur dan hormon

Universitas Sriwijaya
kelamin. Ovarium berfungsi sebagai kelenjar eksokrin, yaitu menghasilkan sel
telur juga sebagai kelenjar endokrin yang mampu mensekresikan estrogen dan
progesterone. Ovarium dibungkus oleh selapis sel gepeng yang disebut epitel
germinal (Adnan et al., 2022).
Organ reproduksi betina terdiri dari organ reproduksi primer, antara lain
ovarium yang menghasilkan ovum atau sel telur dan hormon kelamin betina.
Organ-organ sekunder atau saluram reproduksi terdiri dari tuba fallopi, uterus,
vagina dan vulva. Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau
ovarium, saluran-saluran reproduksi dan alat kelamin luar. Sistem reproduksi
betina bertujuan untuk menghasilkan sel telur dan jika dibuahi oleh sel jantan
akan menghasilkan keturunan. Ketika setelah mengalami dewasa kelamin,
alatalat reproduksinya berfungsi baik jantan maupun betina. Alat-alat
reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (Aulia et al., 2020).
Vagina terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luat betina)
dan vagina posterior (dari muara uterus hingga serviks). Dinding vagina terdiri
dari mukosa, muscularis dan serosa. Pada betina yang memiliki siklus normal,
sel-sel epitelium yang membatasi vagina mengalami perubahan secara periodic
yang dikontrol oleh homon yang disekresikan ovarium (Sari, 2022).
Menurut Ernawati (2023), ovarium merupakan organ reproduksi pada
betina yang terletak di pinggul. ovarium mencit berbentuk seperti buah beri,
kecil, berwarna merah muda terbagi dua, dalam dan luar. Bagian dalam disebut
medulla dan bagian luar disebut korteks, Ovarium berfungsi penting dalam
reproduksi, yaitu memproduksi sel telur dan hormon seks betina. Progesteron
adalah hormon steroid prekusor untuk sintesis androgen seperti testosteron dan
estrogen. Androgen merupakan precursor utama esterogen alami dan yang
membedakan jantan dan betina adalah jumlah enzim yang menangani androgen
tersebut dan kemudian mengubahnya menjadi esterogen (Nunez et al., 2020).
Uterus mencit memiliki dua tanduk uterus, korpus uterus dan satu tanduk
uterus. Uterus berfungsi untuk menerima implantasi embrio. Dinding uterus
tersusun atas perimetrium, miometrium dan endometrium. Uterus adalah organ
yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di antara pelvis, antara rektrum
di belakang dan kandung kencing di depan (Andriyani et al., 2015).

Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULA
N

Berdasarkan praktikum yang dilaksanaka pada Senin, 04 September 2023


didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Reproduksi mencit betina terdiri dari ovarium, oviduk, uterus
dan vagina. Vagina pada reproduksi betina berbentuk pipa, berdinding
tipis dan elastis.
2. Organ reproduksi betina, terdiri atas klitoris, vulva (labium mayor dan
labium minor), perineum, ovarium, tuba fallopi, rahim atau uterus, dan
vagina.
3. Ovarium mencit berbentuk seperti buah beri, terbagi menjadi dua,
dalam dan luar. Bagian dalam disebut medulla dan bagian luar disebut
korteks, tempat perkembangan folikel-folikel telur.
4. Ovarium berfungsi mengeluarkan sel telur, tuba fallopi yang berfungsi
menyalurkan sel telur setelah keluar dari indung telur dan tempat
terjadinya pembuahan.
5. Ovarium mencit berbentuk seperti buah beri, kecil, berwarna merah
muda (pink) terbagi dua, dalam dan luar. Bagian dalam disebut
medulla dan bagian luar disebut korteks.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M., S Akhmad, F, dan Suhardi, A. (2022). Manual Laboratorium


Perkembangan Hewan. Jakarta: Penerbit P4I.

Andriyani, R., Triana, A., dan Juliarti, W. (2015). Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Yogyakarta: Deepublish.

Ayuningtiyas, Caisar. (2021). Sistem Reproduksi Manusia dan Hewan. Lampung:


Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Berliani, N, Nia, R., Nurul, R., dan Yusni, A. (2021). The Effect of Photoperiod
on the Development of Morphology and Reproductive Anatomy of Male
Mice (Mus musculus) Pengaruh Fotoperiode Terhadap Perkembangan
Morfologi Dan Anatomi Reproduksi Mencit (Mus musculus) Jantan.
Inovasi Riset Biologi Dalam Pendiddikan dan Perkembangan Sumber
Daya Lokal. Universitas Negeri Padang.

Effendy, Vergio, V. (2019). Reproduksi Mencit dan Manusia. Bandung : Institut


Teknologi Bandung.

Ernawati, Fajrin, D. H., Astuti, A. C. P., Hubaedah, A., Karo, M. B., Angesti, H.
P., Nisa, H., Agustasari, K. I., Herman, S., Rahayu, h. K., Primindari, E.
M.
R. S., Novika, R. G. H., Sulistiana, D. R., Gea,N. Y., Ermawati, I., Rozifa,
A. W., Irawan, D. D., Wahidah, Raharjo, R., Syamsudi, N. A., Saragih, A.,
Fransiska, R. D., Simanjuntak, F. M., Suprobo, N. R., Siantar, R. L.,
Dewi,
N. K., Ummah, K., Nurhidayati, S., Rahmawati, E. I., Hastuti, T., Suciati,
S., Nurvitriana, N. C., Khairoh, M., Aidillah, N. A., Purba, M., dan Badrus,
A. R. (2023). Kupas Tuntas Ginekologi dan Infertilitas. Malang: Rena
Cipta Mandiri.

Hayati, A. (2019). Biologi Reprouksi Ikan. Surabaya: Airlangga University Press.

Kusmiyati., Khairuddin., Sedijani, P., dan Merta, W. I. (2020).

Pengenalan
Struktur Fungsi Organ Reproduksi Sebagai Upaya Pencegahan Kekerasan
Seksual pada Anak. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat.
3(3)Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi: 182-188.

Mail, E., Sulis, D., Zulfa, R., Farida, Y., dan Fitria, E., W. (2023). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Penerbit Rena Cipta Mandiri.

Nunez, F., Maraver, M. J., dan Colzato, L. S. (2020). Hormones as Cognitive


Enhancers. Journal of Cognitive Enchancement. 4: 228-233.

Putra, B. N., Az-Zahra, C. S., dan Azzahra, S. F. (2021). Anatomi dan Fisiologi
Sistem Reproduksi. Jakarta: Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
Universitas Sriwijaya
Sari, Y., T. (2022). Analisis Praklinik Kualitas Ovum Mencit (Mus musculus)
Dengan Intervensi Pelet Anadaraman Plus. Skripsi. Universitas
Hasanuddin.

Susetyarini, E., Latifa, R., Zaenab, S.,, dan Nurrohman, E. (2020). Embriologi
Dan Reproduksi Hewan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Thongboon, L., Sinlapachai, S., Jes, K., Wannee, J., Threerakamol, P.,
Sansareeya, W., Mari, C., U, Francis, G., P, Koraon, W, and Gen, K.
(2020). Morphology and Histology of Female Reproductive Tract of The
dog-Faced Water Snake Cerberus rynchops (Schneider, 1799). Journal of
Science and Technology. 14(01): 11-26.

Valentiana, E., A. (2021). Uji Aktivitas Analgetik Ekstrak Metanol Daun Kersen
(Muntingia calabura L) Pada Mencit Jantan Galur Balb Dengan Induksi
Asam Asesat. Skripsi. Universitas dr. Soebandi

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Organ Reproduksi Mencit Betina

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN JURNAL INTERNATIONAL

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai