PERKEMBANGAN HEWAN
OLEH :
LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
HEWAN JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUA
N
Universitas Sriwijaya
dan mewariskan sifat pada keturunannya. Makhluk hidup yang mampu
berkembang biak, makhluk hidup yang telah dewasa. Proses reproduksi oleh
sistem reproduksi memiliki dua jenis, laki-laki dan perempuan. Keduanya
memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan (Putra et al.,
2021).
Reproduksi atau perkembangan tidak hanya terjadi pada manusia tapi juga
hewan. Reproduksi merupakan peristiwa penting bagi setiap makhluk hidup,
karena reproduksi juga menentukan kelangsungan hidup populasi makhluk hidup.
Reproduksi hewan terbagi menjadi dua macam antara lain secara seksual dan
aseksual. Banyak berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi
hewan. Selain faktor internal seperti genetik dan hormon, faktor eksternal antara
lain suhu, cahaya, kelembapan, dan pola makan yang secara langsung dapat
mempengaruhi fungsi organ reproduksi hewan. Faktor eksternal dan internal
bekerja sama untuk mempengaruhi proses metabolisme dan menghasilkan kondisi
yang kondusif untuk kehidupan normal (Berliani et al., 2021).
Hewan bereproduksi membutuhkan keterlibatan dua individu yang
biasanya dilakukan dua jenis kelamin yang berbeda. Secara umum reproduksi
dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual
menggunakan alat atau organ seksual berupa sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan organ seksual.
Pada manusia memiliki sistem reproduksi secara seksual sedangkan pada hewan
memiliki sistem reproduksi secara seksual dan aseksual (Ayuningtiyas, 2021).
Reproduksi aseksual terjadi tanpa proses peleburan sel gamet, umumnya
terjadi pada hewan tingkat rendah. Individu baru muncul dari bagian tubuh induk.
Beberapa hewan melakukan reproduksi aseksual (vegetative), karena bagian dari
siklus hidupnya dan beberapa pengaruh lingkungan yang ekstrem. Sifat individu
yang terbentuk dari reproduksi aseksual (vegetative) adalah 100% mirip dengan
induk. Oleh karena itu, terdapat sedikit variasi genetik ditemukan pada individu
hasil reproduksi ini (Widiarti, 2019).
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
2.3. Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina
Secara umum sistem reproduksi betina terdiri atas ovarium dan sistem
ductus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur yang diovulasikan dan
membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk. Pertumbuhan, fungsi otot dan
epitel saluran betina ada di bawah pengaruh hormone dan ditentukan oleh
pergeseran progresif dalam sekresi estrogen dan progesterone oleh ovarium
selama siklus ovarium. Bentuk ovarium sangat bervariasi sesuai dengan spesies
dan tergantung pada hewannya. Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak
di kanan dan kiri uterus dibawah tuba uterin dan terikat di sebelah belakang oleh
mesovarium.Ovarium merupakan tempat penghasil telur dan hormone kelamin
yaitu estrogen dan progesterone (Sari, 2022).
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada 4, September 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1.1. Sistem Reproduksi Mencit Betina
Gambar Keterangan
Keterangan:
1. Vagina
2. Uterus (rahim)
3. Oviduk (tuba falopi)
4 4. Ovarium
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, diketahui mencit betina
organ reproduksinya terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian
dalam. Sistem reproduksi mencit betina terdiri dari sepasang ovarium, saluran
tuba fallopi, uterus, vagina, kelenjar klitoris, dan klitoris. Organ reproduksi bagian
luarnya terdiri dari klitoris merupakan tonjolan kecil di bagian atas labia minora,
kelenjar klitoris sama dengan kelenjar preputium pada yang jantan. Vulva
berfungsi untuk memproduksi hormon dan berperan sebagai pelindung jalur
reproduksi sekaligus terlibat dalam eksresi urine, dan perineum berfungsi sebagai
penutup serta pelindung untuk otot perineum. Menurut Mail et al., (2023) klitoris
adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di bawah arktus
pubis.
Menurut Aulia et al., (2020), menyatakan bahwa klitoris merupakan suatu
struktur jaringan ereksi yang memiliki asal embrionik yang sama dengan penis
pada jantan. Seperti penis, kliroris terdiri dari dua akar, tubuh dan glans. klitoris
ditutupi oleh epitel skuamosa bertingkat dan dilengkapi dengan ujung saraf
sensorik.
Perbedaan yang dapat dilihat antara mencit jantan dan betina dapat
dikenali yaitu mencit betina jarak antara lubang anus dan lubang genitalnya
berdekatan, sedangkan pada mencit jantan anus dan organ reproduksinya yaitu
testis jaraknya jauh. Pada mencit jantan terdapat testis yang terlihat jelas pada saat
dalam masa produktif, berukuran relatif besar dan biasanya tidak ditutupi oleh
rambut. Mencit betina memiliki lima pasang kelenjar susu dan putting susu,
sedangkan mencit jantan tidak dijumpai (Valentiana, 2021).
Organ reproduksi pada betina terbagi atas dua bagian yaitu bagian luar dan
bagian dalam. Bagian luar dari betina yaitu vagina. Vagina merupakan saluran
berdinding tebal yang ditandai dengan lipatan mukosa memanjang, tebal, dan
memanjang. Epitel mukosa terdiri dari sel epitel kolumnar bersilia tinggi (25 µm)
dan tidak bersilia. Vagina juga memiliki lapisan otot yang tebal, yang
kemungkinan berfungsi sebagai sfingter untuk retensi telur selama kehamilan dan
pergerakan telur kedalam oviposisi. Lapisan epitel skuamosa sederhana juga
ditemukan di serosa (Thongboon et al., 2020).
Bagian dalam dari organ reproduksi betina yaitu ada ovarium, oviduk,
Universitas Sriwijaya
uterus, dan vagina. Ovarium merupakan pabrik penghasil telur dan hormon
Universitas Sriwijaya
kelamin. Ovarium berfungsi sebagai kelenjar eksokrin, yaitu menghasilkan sel
telur juga sebagai kelenjar endokrin yang mampu mensekresikan estrogen dan
progesterone. Ovarium dibungkus oleh selapis sel gepeng yang disebut epitel
germinal (Adnan et al., 2022).
Organ reproduksi betina terdiri dari organ reproduksi primer, antara lain
ovarium yang menghasilkan ovum atau sel telur dan hormon kelamin betina.
Organ-organ sekunder atau saluram reproduksi terdiri dari tuba fallopi, uterus,
vagina dan vulva. Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau
ovarium, saluran-saluran reproduksi dan alat kelamin luar. Sistem reproduksi
betina bertujuan untuk menghasilkan sel telur dan jika dibuahi oleh sel jantan
akan menghasilkan keturunan. Ketika setelah mengalami dewasa kelamin,
alatalat reproduksinya berfungsi baik jantan maupun betina. Alat-alat
reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (Aulia et al., 2020).
Vagina terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luat betina)
dan vagina posterior (dari muara uterus hingga serviks). Dinding vagina terdiri
dari mukosa, muscularis dan serosa. Pada betina yang memiliki siklus normal,
sel-sel epitelium yang membatasi vagina mengalami perubahan secara periodic
yang dikontrol oleh homon yang disekresikan ovarium (Sari, 2022).
Menurut Ernawati (2023), ovarium merupakan organ reproduksi pada
betina yang terletak di pinggul. ovarium mencit berbentuk seperti buah beri,
kecil, berwarna merah muda terbagi dua, dalam dan luar. Bagian dalam disebut
medulla dan bagian luar disebut korteks, Ovarium berfungsi penting dalam
reproduksi, yaitu memproduksi sel telur dan hormon seks betina. Progesteron
adalah hormon steroid prekusor untuk sintesis androgen seperti testosteron dan
estrogen. Androgen merupakan precursor utama esterogen alami dan yang
membedakan jantan dan betina adalah jumlah enzim yang menangani androgen
tersebut dan kemudian mengubahnya menjadi esterogen (Nunez et al., 2020).
Uterus mencit memiliki dua tanduk uterus, korpus uterus dan satu tanduk
uterus. Uterus berfungsi untuk menerima implantasi embrio. Dinding uterus
tersusun atas perimetrium, miometrium dan endometrium. Uterus adalah organ
yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di antara pelvis, antara rektrum
di belakang dan kandung kencing di depan (Andriyani et al., 2015).
Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULA
N
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, R., Triana, A., dan Juliarti, W. (2015). Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Yogyakarta: Deepublish.
Berliani, N, Nia, R., Nurul, R., dan Yusni, A. (2021). The Effect of Photoperiod
on the Development of Morphology and Reproductive Anatomy of Male
Mice (Mus musculus) Pengaruh Fotoperiode Terhadap Perkembangan
Morfologi Dan Anatomi Reproduksi Mencit (Mus musculus) Jantan.
Inovasi Riset Biologi Dalam Pendiddikan dan Perkembangan Sumber
Daya Lokal. Universitas Negeri Padang.
Ernawati, Fajrin, D. H., Astuti, A. C. P., Hubaedah, A., Karo, M. B., Angesti, H.
P., Nisa, H., Agustasari, K. I., Herman, S., Rahayu, h. K., Primindari, E.
M.
R. S., Novika, R. G. H., Sulistiana, D. R., Gea,N. Y., Ermawati, I., Rozifa,
A. W., Irawan, D. D., Wahidah, Raharjo, R., Syamsudi, N. A., Saragih, A.,
Fransiska, R. D., Simanjuntak, F. M., Suprobo, N. R., Siantar, R. L.,
Dewi,
N. K., Ummah, K., Nurhidayati, S., Rahmawati, E. I., Hastuti, T., Suciati,
S., Nurvitriana, N. C., Khairoh, M., Aidillah, N. A., Purba, M., dan Badrus,
A. R. (2023). Kupas Tuntas Ginekologi dan Infertilitas. Malang: Rena
Cipta Mandiri.
Pengenalan
Struktur Fungsi Organ Reproduksi Sebagai Upaya Pencegahan Kekerasan
Seksual pada Anak. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat.
3(3)Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi: 182-188.
Mail, E., Sulis, D., Zulfa, R., Farida, Y., dan Fitria, E., W. (2023). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Penerbit Rena Cipta Mandiri.
Putra, B. N., Az-Zahra, C. S., dan Azzahra, S. F. (2021). Anatomi dan Fisiologi
Sistem Reproduksi. Jakarta: Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
Universitas Sriwijaya
Sari, Y., T. (2022). Analisis Praklinik Kualitas Ovum Mencit (Mus musculus)
Dengan Intervensi Pelet Anadaraman Plus. Skripsi. Universitas
Hasanuddin.
Susetyarini, E., Latifa, R., Zaenab, S.,, dan Nurrohman, E. (2020). Embriologi
Dan Reproduksi Hewan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Thongboon, L., Sinlapachai, S., Jes, K., Wannee, J., Threerakamol, P.,
Sansareeya, W., Mari, C., U, Francis, G., P, Koraon, W, and Gen, K.
(2020). Morphology and Histology of Female Reproductive Tract of The
dog-Faced Water Snake Cerberus rynchops (Schneider, 1799). Journal of
Science and Technology. 14(01): 11-26.
Valentiana, E., A. (2021). Uji Aktivitas Analgetik Ekstrak Metanol Daun Kersen
(Muntingia calabura L) Pada Mencit Jantan Galur Balb Dengan Induksi
Asam Asesat. Skripsi. Universitas dr. Soebandi
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN JURNAL INTERNATIONAL
Universitas Sriwijaya