Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN

TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MARNIATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM 825459694

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4503 /Materi dan Pembelajaran IPA di

SD Kode/Nama UPBJJ : 18 / Palembang

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2019/20.2

Fakultas : FKIP-UT
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kode/Nama MK : PDGK4503/ Materi dan Pembelajaran IPA SD
Tugas : 1/2/3*)
Penulis Soal/Institusi : Dr. Iwan Wicaksono, M.Pd/Universitas Jember
Penelaah Soal//Institusi : A.A. Ketut Budiastra/Universitas Terbuka

No Soal Skor
1 Dalam pembelajaran IPA, keterampilan proses sains/IPA sangat penting bagi
setiap
siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan
sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki.

Pertanyaan: 5
a. Apakah keterampilan dalam proses pembelajaran?
(1) Belum dilatihkan, karena ....
(2) Sudah dilatihkan, karena ....
b. Jelaskan minimal 5 buah keterampilan proses sains/IPA dasar apa saja yang
10
harus dilatihkan kepada siswa agar siswa mampu dalam mempelajari sains dengan

2 Inferensi merupakan hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi dan
prediksi didasarkan pada observasi yang cermat.
Pertanyaan:
a. Berikan penjelasan menurut bahasa anda sendiri tentang inferensi dan prediksi! 10
b. Berikan satu (1) buah contoh inferensi dan satu (1) buah contoh prediksi dalam 10
pembelajaran yang Anda lakukan!

3 Kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau


menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai
dengan pengalamannya. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan
yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan
dan pembinaan
pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan
dan menjadi lebih dinamis.
Pertanyaan:
a. Jelaskan pandangan teori konstruktivisme tentang proses pembelajaran? 10
Bagaimana
perbedaan antara pandangan konstruktivisme dengan tabularasa?
b. Penerapan pandangan kontruktivisme bahwa belajar sebagai perubahan konsep, 10
terjadi pergeseran peran guru dari sumber dan pemberi informasi menjadi
pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa. Coba Anda uraikan pernyataan
tersebut!
4 Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran
yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa.
Pertanyaan:
a. Sebutkan minimal 5 model pembelajaran terpadu! 10

b. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran terpadu tersebut! 15


5 Dalam klasifikasi makhluk hidup, tingkatan takson ialah tingkatan unit atau juga
kelompok makhluk hidup yang disusun yang di mulai pada tingkat tertinggi hingga
tingkat terendah. Urutan tingkatan takson tersebut dimulai dari tingkat tertinggi ke
pada tingkatan yang lebih terendah.
Pertanyaan:
a. Buatlah diagram tingkatan takson dalam klasifikasi makhluk hidup 10
dan
10
-
Skor Total 100

*) coret yang tidak perlu


Jawaban :
1. Proses pembelajaran Sain/IPA
a. Apakah keterampilan dalam proses pembelajaran Sain/IPA sudah dilatihkan kepada siswa, Sudah
karena proses pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh
dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik).
pengetahuan
Pengertian lain tentang pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang

agar peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan
keterampilan intelektual dan sikap ilmiah peserta didik sendiri.

b. Jelaskan minimal 5 buah keterampilan proses sains/IPA dasar apa saja yang harus dilatihkan
kepada
Siswa :
1) Pengamatan
Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan pengamatan
menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Apabila
peserta didik mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa
indera, maka kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan
berkembang.Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan
kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut
pengamatan kuantitatif.
2) Klasifikasi
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau
pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian.Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai
bila peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini.
 Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.

berMguennayunsutunkkmlaesliafitkihaspiedsaelratamdtiidnigkkmate-tninugnkjuakt
ktearnteknetsuasmeasuanaipdeernbgedanaasnifdaat-nsihfauatboubnjgeakn. Ktimlabsbsiaflikasi
baliknya.
3) Inferensi
inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.Hasil inferensi
dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran
untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar
konstruktivisme, sehingga peserta didik belajar merumuskan sendiri inferensinya.
4) Prediksi
Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi
didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian
yang telah diobservasi.
Perbedaan inferensi dan prediksi adalah: Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi,
sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data
pada saat pengamatan dilakukan.
5) Komunikasi
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses
lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel,
gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas,
agar peserta didik terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum.

2. a. Berikan penjelasan menurut bahasa anda sendiri tentang inferensi dan prediksi.
Inferensi dapat dipahami sebagai proses bekerja dari informasi yang tersedia. Dalam hal ini, individu sampai pada k
Prediksi menyatakan bahwa suatu peristiwa akan terjadi di masa depan. Ini didasarkan pada peristiwa dan pengalam
memiliki bukti.

b. Berikan satu (1) buah contoh inferensi dan satu (1) buah contoh prediksi dalam pembelajaran
yang Anda lakukan.
Contoh Inferensi : Di ruang kelas, guru meminta siswa untuk menyimpulkan bagaimana plot
berkembang dalam situasi tertentu. Dalam situasi seperti itu, para siswa menghasilkan berbagai
kesimpulan. Ini bukan tebakan liar tetapi didasarkan pada informasi yang tersedia untuk siswa
Contoh Prediksi : serupa dari ruang kelas. Seorang guru meminta siswa untuk melihat bacaan
pemahaman tanpa membaca. Guru meminta siswa hanya membaca tajuk dan meramalkan tentang
bacaan
apa itu. Dalam situasi seperti itu, anak-anak hanya meramalkan atau meramalkan, tanpa informasi
yang tepat. Ini adalah perbedaan utama antara inferensi dan prediksi.

3. a. Jelaskan pandangan teori konstruktivisme tentang proses pembelajaran? Bagaimana perbedaan


antara pandangan konstruktivisme dengan tabularasa?
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesu

gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan

menjadi lebih dinamis.


Teori tabula rasa, gagasan yang dikemukakan oleh John Locke pada abad ke-17 mengatakan bahwa:
anak adalah seperti kertas kosong putih bersih yang siap menunggu coretan-coretan dari gurunya.
Otak seorang anak diibarat botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan

kebijaksanaan sang maha guru.

b. Penerapan pandangan kontruktivisme bahwa belajar sebagai perubahan konsep, terjadi pergeseran
peran guru dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa.
Coba Anda uraikan pernyataan tersebut!
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-
siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat

“top-down”, guru seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat
komando,instruksibergayabirokrat,bahkanpawang,sebagaimanadisinyalirolehY.B.

Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang
harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru. Peran guru

sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa, yang
semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-

down”, guru seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando,
instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya

(Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh
mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru.

4. a. Sebutkan minimal 5 model pembelajaran terpadu


1. Model Penggalan (Fragmented)
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja.
Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan
berbahasa.
Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada
jam yang berbeda-beda. Untuk membantu Anda memahami model ini, coba perhatikan gambar atau
ilustrasi di samping.
2. Model Keterhubungan (Connected)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti:
• kosakata,
• struktur,
• membaca, dan

m e n g a r an g
mis al n y a , d ap at dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan
berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan, dan
pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata
butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu. Untuk membantu Anda
memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di samping.
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui
sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan
kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan
saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis,
menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut keseluruhannya
tidak harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan daya
imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat
siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan dan mengarang puisi.
Untuk mengetahui telah dikuasainya keterampilan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat
Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel.
Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang

sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada p
Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. Untuk membantu Anda mem
Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua ma

b. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran terpadu tersebut!


Kelebihan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut.
Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba sebagai berikut.
Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah menyeleksi tema.
Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dal
Guru dapat menjaga misi kurikulum.
Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

5. a. Buatlah diagram tingkatan takson dalam klasifikasi makhluk hidup dan

b.
Berilah penjelasan dari masing-masing tingkatan takson tersebut!
1. Kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia)
kingdom merupakan tingkatan takson yang tertinggi dengan jumlah anggota yang paling banyak.
Berdasarkan kingdomnya, secara umum makhluk hidup dibumi ini dibagi menjadi lima kingdo
besar, yaitu kingdom animalia (hewan), kingdom plantae (tumbuhan), kingdom fungi (jamur),
kingdom monera (makhluk hidup uniseluler tanpa nukleus), dan kingdom protista (eukariotik yang
memiliki jaringan sederhana)
2. Filum atau Divisio
Seperti yang sudah admin jelaskan diatas, filum digunakan untuk takson hewan sedangkan filum
divisio digunakan untuk takson tumbuhan.
 Contoh diviso adalah pembagian kingdom hewan menjadi filum Chordata (memiliki
notokorda saat embrio), filum Echinodermata (hewan berkulit duri), dan filum
Platyhelminthes (cacing
pipih).
 Pada divisio, akhiran dari divisio menggunakan akhiran -Phyta, contoh kingdom plantae dibagi
menjadi tiga devisi yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku0, dan
Soermatophyta (tumbuhan berbiji).
3. Classis (Kleas)
Anggota dari setiap filum atau divisio dikelompokkan lagi menjadi beberapa kelas berdasarkan ciri
- ciri tertentu.
 Dalam divisio tumbuhan, penggunaan akhiran berbeda - beda, ada -edoneae (untuk
tumbuhan berbiji tertutup), -opsida (untuk lumut) dan -phyceae (untuk alga)
 Misal divisio Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut
hati), Anthoceratopida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun)
4. Ordo (bangsa)
Anggota dari setiap kelas dikelompokkan lagi menjadi beberapa bangsa berdasarkan persamaan ciri
- ciri yang lebih khusus.
 Penggunaan -ales pada akhiran ordo, misal Solanales, Cucurbitales, Malvales, Rosales, dan Poales
5. Familia (keluarga)
Anggota dari ordo dikelompokkan lagi menjadi beberapa keluarga berdasarkan persamaan coro -
ciri yang dimiliki yang lebih khusus lagi.
 Nama famili pada tumbuhan biasanya menggunakan akhiran -aceae misalnya Poaceae,
Rosaceae, Malvaceae.
 Nama famili pada hewan biasanya menggunakan akhiran -idae misalnya Felidae, Canidae,
Homonidae
6. Genus (marga)
Anggota dari famili dikelompokkan lagi menjadi beberapa genus berdasarkan persamaan ciri yang
lebih khusus lagi.
 Penulisan genus yaitu menggunakan huruf kapital pada awal nama genus dan dicetak miring
atau digaris bawahi, misal Felis, Zea, dan Canis
7. Spesies
Spesies merupakan tingkatan takson paling dasar atau terendah.
 Anggota takson spesies memiliki persamaan ciri yang sangat banyak, namun jumlah
anggotanya sangatlah sedikit.
 Anggota dari spesies ini bisa melakukan perkawinan dan menghasilkan ketrurunan yang
fertil (subur).
 Beberapa kaidah penulisan spesies adalah sebagai berikut :
 Terdiri daru dua kata yang semuanya adalah bahasa latin.
 Kata pertama menunjukkan genusnya, sedangkan kata kedua menunjukkan nama spesiesnya.
 Penulisan menggunakan huruf kapital diawal kata, namun selanjutnya menggunakan huruf
kecil semua.

Penulisannya dengan menggrasi bawahi atau dengan mencetaknya miring.

Anda mungkin juga menyukai