Anda di halaman 1dari 20

HADIS TENTANG TERBELAHNYA BULAN

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah
“Hadis Saintifik”

Dosen Pengampu:

Azzam Elfata, Lc, MA

Disusun Oleh:

Rasyid Alhafizh : 2015020010

Eti Kamala Sari : 2015020015

Haris Muda : 2015020016

Mutiara Rini : 2115060058

PRODI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ( UIN )

IMAM BONJOL PADANG

2023M/1445H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan nikmatnya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Shalawat beriringan salam semoga selalu
tercurahkan buat baginda Nabi Muhammad Saw, allahumma sholli wa sallim wa
baarik 'alaih.

Adapun makalah ini dibuat ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Hadis Saintifik, semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah
wawasan kita semua serta pengetahuan kita tentang hadis tentang terbelahnya
bulan.

Sebelumnya makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu di mohonkan kritik serta sarannya untuk kemajuan kedepannya.

Padang, 11 September 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa terbelahnya bulan menjadi salah satu mukjizat Allah SWT


atas kebenaran risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Para sahabat
ketika itu melihat Gunung Hira berada di antara dua celah pada bagian bulan
yang terbelah. Peristiwa tersebut terjadi sebelum hijrahnya Nabi Muhammad
SAW ke Madinah. Saat itulah orang-orang kafir di Makkah bertanya kepada
Nabi SAW tentang sebuah ayat yang menunjukkan ketulusan dan
kenabiannya.

Dalam hadits riwayat Bukhari dari jalur Anas bin Malik, disebutkan
bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW agar beliau
menunjukkan tanda-tanda (mukjizat). Maka beliau memperlihatkan kepada
mereka di mana bulan terbelah menjadi dua bagian hingga dapat terlihat gua
Hira dari celah di antaranya.

Bulan terbelah juga dibenarkan melalui penelitian sains. Buku


“Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah” mengungkap fakta tersebut
berdasarkan penelitian ilmuwan serta ayat Alquran. Dalam buku itu
diceritakan pengalaman Dawud Musa Pidcock, seorang pria asal Inggris
yang masuk Islam karena mengetahui ayat-ayat di awal Surah Al Qamar.

Dikisahkan pada 1978, Pidcock menonton acara televisi tentang


perjalanan luar angkasa. Dalam acara tersebut, seorang penyiar terkenal
Inggris James Burke mewawancarai tiga orang ilmuwan luar angkasa
Amerika. Dalam acara tersebut, mereka membahas tentang kali pertama
manusia mendarat di permukaan Bulan. Kabarnya, perjalanan luar angkasa
ini telah menelan biaya lebih dari 100 miliar dolar. Para ilmuwan itu
melanjutkan dengan mengatakan bahwa perjalanan ini telah berhasil
menemukan sebuah fakta ilmiah.

3
Fakta yang mereka temukan bahwa dahulu kala Bulan pernah
terbelah menjadi dua, kemudian menyatu kembali. Ada banyak bukti nyata
di permukaan Bulan yang dapat menjelaskan ini. Dalam penjelasan
terpisah, ilmuwan Tom Watters dari Smithsonian National Air and Space
Museum mengatakan, ada patahan pada bulan yang dinamakan Lobate
Scarp. Diyakini bahwa patahan ini terjadi akibat material kerak Bulan
yang saling mendorong sehingga terjadi retakan. "Jadi, itu
mengindikasikan bahwa sesuatu menyebabkan Bulan untuk mengalami
pengerutan atau penyusutan," kata Tom. Peneliti percaya bahwa Bulan
memiliki sejarah geologis.

B. Rumusan Masalah
Adapun pembahasan yang akan di paparkan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana Definisi dari Terbelahnya Bulan?
b. Apa Hadis tentang Terbelahnya Bulan?
c. Bagaimana Penelitian Ilmiah tentang Konsep Terbelahnya Bulan?
d. Bagaimana Relevansi Hadis dengan Hasil Penelitian Ilmiah?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
a. Untuk Mengetahui Definisi dari Terbelahnya Bulan
b. Untuk Mengetahui Hadis tentang Terbelahnya Bulan
c. Untuk Mengetahui Penelitian Ilmiah tentang Terbelahnya Bulan
d. Untuk Mengetahui Relevansi Hadis dengan Hasil Penelitian Ilmiah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dari Terbelahnya Bulan


Bulan moon dalam bahasa inggris, luna dalam bahasa romawi,
artemis dalam bahasa yunani adalah satu-satunya satelit alami yang
dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan adalah benda angkasa yang
paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua yang
paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit
yang diamati dengan mudah.
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi.
Permukaannya gersang, dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan
meteorit miliaran tahun yang lalu. Bulan mungkin terbentuk saat planet
lain bertubrukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu
muncul bersama dan membentuk bulan.

Terbelahnya bulan (bahasa Arab: ‫انشقاق القمر‬, “Insyaqāqa al-qamar”)


adalah mukjizat yang diklaim diperoleh nabi Islam Muhammad. Ceritanya
dapat ditemukan pada Al-Qur'an, Surah Al-Qamar: 1-2, dan disebutkan
pula dalam riwayat-riwayat Islam seperti pada Asbabun nuzul (sebab
turunnya wahyu). Kebanyakan komentator Muslim menafsirkan secara
literal bahwa bulan benar-benar terbelah, sementara beberapa lainnya
mengidentifikasinya sebagai peristiwa yang akan terjadi pada hari
kiamat atau hanyalah ilusi optik.

Tradisi awal yang mendukung interpretasi literal ditransmisikan


pada otoritas sahabat Muhammad seperti Ibn Abbas, Anas bin
Malik, Abdullah bin Mas'ud dan lain-lain. Menurut ulama
Muslim India, Abdullah Yusuf Ali, bulan akan terbelah lagi saat hari
kiamat mendekat. Dia mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut mungkin juga
memiliki makna alegori, seperti permasalahan yang dimaksud telah
menjadi jelas, sejelas bulan.

5
Pada tahun 2010, seorang ilmuwan NASA Lunar Science
Institute (NLSI), Brad Bailey, mengatakan bahwa, "Sampai sekarang sama
sekali tidak ada bukti ilmiah kalau dulu bulan pernah terbelah menjadi dua
(atau lebih) dan bersatu kembali." Tidak terdapat pula saksi mata dari
bangsa-bangsa lain pada rentang era hidupnya Nabi Muhammad akan
pernah terjadinya bulan terbelah pada masa tersebut. Di malam, pada
tanggal 18 Juni 1178, 5 orang biarawan di selatan Inggris mengaku
melihat pula terjadinya terbelahnya bulan, yang mana hal ini juga tidak
dilaporkan di daerah-daerah lain. Sebuah teori mengatakan bahwa yang
mereka lihat adalah meteor yang masuk ke atmosfer bumi dan melintas di
depan bulan, dengan cahaya ekornya membuat seakan-akan bulan terlihat
terbelah, ini menjelaskan mengapa hanya segelintir orang melihat kejadian
tersebut.

Narasi mengenai terbelahnya bulan ini kerap digunakan oleh


beberapa umat Muslim untuk meyakinkan orang lain tentang kenabian
Muhammad. Peristiwa ini juga menjadi inspirasi banyak penyair Muslim,
terutama di India.

B. Hadis tentang Terbelahnya Bulan

Diantara peristiwa luar biasa yang pernah terjadi di alam raya ini
adalah terbelahya bulan. Jika dipikir nalar peristiwa ini seolah mustahil
terjadi, apalagi bulan yang sekarang ini kita lihat nampak utuh. Tentunya
peristiwa luar biasa tersebut dapat terjadi kecuali dengan campur tangan
yang Maha Kuasa. Peristiwa tersebut digambarkan oleh Nabi Muhammad
SAW dalam hadisnya. Bahkan, terdapat beberapa variasi riwayat yang
membicarakan hal serupa, yaitu:

1. Hadis Riwayat al-Bukhari Nomor 3364, 4489, dan 4451

6
‫َح َّد َثَنا َص َدَقُة ْبُن اْلَفْض ِل َأْخ َب َنا اْبُن ُعَيْيَنَة َعْن اْبِن َأيِب ِجَن يٍح َعْن َجُماِه ٍد َعْن َأيِب َم ْع َم ٍر‬
‫َر‬
‫َعْن َعْبِد الَّلِه ْبِن َمْس ُعوٍد َر ِض َي الَّلُه َعْن ُه َقاَل اْنَش َّق اْلَق َم ُر َعَلى َعْه ِد َرُس وِل الَّلِه َص َّلى‬
‫الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم ِش َّق َتِنْي َفَق اَل الَّنُّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم اْش َه ُد وا‬
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Shadaqah bin Al Fadlal telah
mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah dari Ibnu Abu Najih dari
Mujahid dari Abu Ma'mar dari Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu
berkata: Pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bulan
pernah terbelah menjadi dua bagian lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Saksikanlah!" (Al-Bukhari, 3364)1

‫َح َّد َثَنا َعْبُد الَّلِه ْبُن َحُمَّم ٍد َح َّد َثَنا ُيوُن ْبُن َحُمَّم ٍد َح َّد َثَنا َش ْيَباُن َعْن َقَتاَدَة َعْن َأَنٍس‬
‫ُس‬
‫َر ِض الَّلُه َعْنُه َقاَل َس َأَل َأْه َم َّك َة َأْن ُيِر َيُه ْم آَيًة َفَأَر اُه ْم اْنِش َق اَق اْلَق َم ِر‬
‫ُل‬ ‫َي‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Telah
menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad Telah menceritakan
kepada kami Syaiban dari Qatadah dari Anas radliyallahu 'anhu dia
berkata: Penduduk Makkah meminta Nabi untuk memperlihatkan
sebuah tanda, Maka beliau memperlihatkan kepada mereka terbelahnya
bulan.” (Al-Bukhari, 4489)2

‫َح َّد َثَنا ْحَيىَي َح َّد َثَنا َو ِكي ٌع َعْن اَأْلْع َم ِش َعْن ُمْس ِلٍم َعْن َمْس ُر وٍق َعْن َعْب ِد الَّل ِه َق اَل‬
‫ْمَخٌس َقْد َم َضَنْي الِّلَز اُم َو الُّر وُم َو اْلَبْطَشُة َو اْلَق َمُر َو الُّد َخ اُن‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya Telah menceritakan kepada
kami Waki' dari Al A'masy dari Muslim dari Masruq dari Abdullah dia
berkata: Lima hal telah berlalu: "Kematian, kekalahan Romawi,
hantaman keras, terbelahnya bulan, dan kabut." (Al-Bukhari, 4451)3

2. Hadis Riwayat Muslim Nomor 5013


‫ٍد‬ ‫ٍد‬ ‫ٍب‬
‫َح َّد َثيِن ُز َه ْيُر ْبُن َحْر َو َعْبُد ْبُن َمُحْي َقااَل َح َّد َثَنا ُيوُنُس ْبُن َحُمَّم َح َّد َثَنا َش ْيَباُن َح َّد َثَنا َقَت اَد ُة َعْن‬
‫َأَنٍس َأَّن َأْه َّك َة َس َأُلوا َرُس وَل الَّل ِه َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّل َأْن ُيِر َيُه ْم آَيًة َف َأَر اُه ْم اْنِش َق اَق اْلَق َم ِر‬
‫َم‬ ‫َل َم‬
‫َم َّر َتِنْي‬
Artinya: “Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Abdu bin Humaid
keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Yunus bin
Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban telah
menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas, penduduk Makkah
meminta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam untuk
1
Muhammad bin Ismā‘il Abū ‗Abdillah al-Bukhāri al-Ja‘fi, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī,
ed (Beirut: Dār Ṭūq an-Najāh, 1422 H). No. hadis. 3364,
2
Ibid
3
Ibid

7
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran pada mereka lalu beliau
memperlihatkan terbelahnya bulan pada mereka dua kali. (Muslim,
5013)4

Peristiwa terbelahnya bulan banyak dilansir dalam berbagai kitab


hadis dan sirah dari penuturan sejumlah sahabat, di antaranya adalah
Abdullah bin Umar r.a dan Abdullah bin Abbas r.a. Sejarah India dan Cina
kuno pun telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Seorang
mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Cardiff di Wales, Inggris
Barat bertanya tentang ayat-ayat awal surah Al Qomar yaitu tentang
pembelahan bulan. Hal ini merupakan salah satu dari sekian gera banyak
kemukjizatan sains yang ada dalam Al Quran. Di samping sebagai
representasi dari salah satu kemukjizatan indriawi yang muncul sebagai
penguat bagi Rasulullah SAW dalam menghadapi kaum kafir dan musyrik
Mekah, dan pengingkaran mereka atas kenabian Nabi SAW. 5

Meski tergolong hadis sahih bahkan sampai derajat mutawatir


ma’nawi tetap Rasyid Ridha tidak menerima hadis ini karena dianggap
inkoheren dengan akal, tangkapan inderawi dan ilmu pengetahuan.
Adapun penolakan ini secara terperinci dengan beberapa argumen berikut:

1. Rasyid Ridha menolak fenomena terbelahnya bulan karena tidak sesuai


dengan gejala alam pada umumnya. Ia berkata:

‫ بل ى و يف منتهى‬،‫ومن املعلوم بالبداى ة أن انشقاق القمر أمر غ ريب‬


‫ وإنً فهو‬،‫ ا‬،‫ وانشقاق القمر غري معهود يف زمن من األزمان‬،... ... ... ‫الغرابة‬
‫ وحبسب قواعد العلم ما دام نظ ام لكون ثابت ا يف نفسو ال يعج ز‬،‫محال عادة‬
.6‫اخاللق تعاىل إن أرادهً كان ممكن‬

4
Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim,
Beirut: Dar el-Fikr, 1422 H), No. hadis. 5013
5
Ibn Katsir Ad Dimsyaqy, “Mu'jizatu Al-Naby” ( Al Maktabah Al Qayyimah;
Kairo), hal.50

6
Rasyid Riḍa, “Mas’alah Insyiqāq Al-Qamar‟, dalam Majalah al-Manār, edisi
ke-30, (Rabi‘ul Akhir 1348 H), 261.

8
Kutipan paragraf di atas dengan jelas menunjukkan bahwa,
bagi Rasyid Ridha terbelahnya bulan adalah fenomena yang sangat
aneh dan tidak dapat diterima. Terbelahnya bulan juga adalah peristiwa
yang tidak pernah dikenal dalam kurun waktu apapun. Berdasarkan
ketetapan ilmu pengetahuan juga diketahui bahwa aturan di semesta
ini, termasuk di dalamnya keadaan bulan akan senantiasa tetap sesuai
dengan ketentuannya. Bahkan sekiranya hal itu dimungkinkan maka
tentu Allah tidak akan melakukannya sebab itu akan bertentangan
dengan penciptaan Alam semesta yang telah diatur oleh-Nya dalam
keadaan yang baik sekali, sangat teratur rapi dan tidak ada benturan
dan kesemerawutan salam sekali.

2. Rasyid Ridha tidak menerima jika hadis ini berstatus mutawatir


ma’nawi. Hal ini sesuai dengan tulisannya:

‫فلو وقع لتوفرت الدواعي على نقلو بالتواتر لشدة غرابتو عند جميع الناس يف جميع‬
‫ ولو كان وقوعو آية ومعجزة إلثبات نبوة الِنب صلى اهلل عليو‬،‫البالد ومن جميع اأملم‬
‫وسلم لكان جميع من شاىدىا من أصحاب الِنب صلى اهلل عليو وسلم نقلها وأكثر‬
‫االستدالل وااحلتج اج هبا حىت كان يكون من نقلتها يف رواية الص حيْح ي قدماء‬
‫ وال سيما‬،‫الص حابة الذين كانوا ال يكادون يفارقون الِنب صلى اهلل علي و وسلم‬
‫ كاخللفاء وسائر العشرة املبشرين باجلنة وغ ريىم رضي اهلل‬،‫يف مثل ىذه املواقف‬
‫ ا إال عن عبد اهلل بن مسعود رضيً وقد علمت أنو مل ينقل فيهما مسند‬،‫عنهم‬
7
.‫اهلل عنو‬
Alasan Rasyid Rida, sebagaimana kutipan di atas menolak
kemutawatir-an hadis tersebut karena peristiwa terbelahnya bulan yang
diinformasikan oleh hadis itu tidak pernah menjadi berita popular di
tengah manusia. Padahal, jika memang terbelahnya bulan pernah
terjadi, tentu sudah banyak manusia yang membicarakan hal itu
disebabkan langka dan anehnya peristiwa tersebut. Selain dari itu,
peristiwa terbelahnya bulan, sekira memang menjadi salah satu tanda
7
Ibid.

9
kemukjizatan Nabi Saw., maka tentu seluruh sahabat yang
menyaksikannya akan menukilkannya dan menjadikannya dasar dalil
dan hujjah. Tentu pula Bukhari dan Muslim, di dalam meriwayatkan
hadis tersebut akan menukilkannya dari para sahabat yang hampir-
hampir tidak pernah berpisah dari Rasulullah SAW, seperti: Khulafa
al-Rasyidin, sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga dan sahabat-
sahabat kibar lainnya. Namun, kenyataannya hadis ini secara sanad
hanya dinukilkan dari satu sahabat saja yaitu Abdullah Ibn Mas’ud.8

Berkaitan dengan hal ini, Hasbi al-Shiddiqie berpendapat


bahwa makna bulan terbelah adalah terbelahnya kegelapan pada waktu
terbitnya terang. Sebagian yang juga berpendapat bahwa arti terbelah
dua adalah jelaslah semua.9 Segolongan ahli tafsir yang mengatakan
bahwa memang pernah terjadi bulan terjadi pada masa rasulullah yaitu
berdasar riwayat: Bukhari, Muslim, Ibnu Jarir dari Anas.

Namun, Mayoritas ahli tafsir berpendapat bahwa bulan


memang pernah terbelah pada zaman Nabi Muhammad SAW,
yaknilima tahun sebelum hijrah. Meskipun mayoritas ahli tafsir
berpendapat bahwa bulan pernah terbelah pada masa nabi, namun
sebagian lain berbeda pendapat. Sebagian memberikan pendapat
bahwa bulan memang pernah terbelah pada masa Rasulullah sebagai
bagian dari mukjizatnya. Di sisi lain, mereka berpendapat bahwa bulan
pasti terbelah bukan terjadi pada masa nabi akan tetapi terjadi nanti
pada saat hari kiamat. Hal ini disebabkan oleh hilangnya
keseimbangan dayatarik menarik antar magnet. Lebih lanjut, Ibnu
Katsir juga menyebutkan bahwa berdasarkan kesepakatan para
ulama’peristiwa terbelahnya bulan pada zaman Nabi Muhammad saw.
telah terjadi danmerupakan salah satu mukjizat yang hebat.10
8
Ibid.
9
Hasbi Al-Shiddiqie, “Tafsir al-Majid al-Nur”, (Jakarta, 1995).
10
Al-Azhar, “Fenomena Terbelahnya Bulan, Mukjizat Nyata Nabi
Muhammad,” Al-Azhar Al-Syarif Sumatera Utara, 2022,
https://alazharasysyarifsumut.sch.id/fenomena-terbelahnya-bulan-mukjizat-nyata-

10
C. Penelitian Ilmiah tentang Konsep Terbelahnya Bulan
Para asronomi menemukan bahwa bulan pada mulanya adalah
sebuah planet yangmenyala, bersinar seperti matahari, kemudian
cahayanya lenyap dan menjadi benda mati(tidak bercahaya). Diketahui
bahwa di bulan terdapat kawah-kawah, gunung berapi,daratan tinggi dan
lubang-lubang besar. Selama masa pembentukannya bulan
menerimahantaman bertubi-tubi dari meteor dan meteoroid. Dikarenakan
suhu bulan saat itu sangat panas, terjadilah peleburan yang sangatdasyat
dipermukaan bulan sehingga menyebabkan terbentuknya lubang-lubang
besar yangdinamakan “Maria” dan gunung-gunung tinggi dan kawah-
kawah yang dinamakan“Craters”. Kemudian kawah-kawah itu
menumpahkan lahar-lahar dalam volume yangsangat besar dan mengisi
lubang-lubang besar tersebut. Kemudian bulan menjadi dingin,gunung-
gunung dibulan menjadi tidak aktif, dan lahar-lahar berhenti mengalir.
Dengandemikian matilah bulan dan tidak terlihat nyalanya setelah
11
sebelumnya menyala Fakta tersebut mengisyaratkan bahwa sebagian
besar aktifitas di perutbulan telah terhenti sejak lama.

Fakta ilmiah menyebutkan bahwa bulan pada masa lalu pernah


terbelah menjadi dua bagian kemudian bersatu kembali. Bukti mengenai
hal ini adalah adanya celah melengkung dan panjang di bebatuan bulan.
Celah itu berada dipermukaan hingga kedalam perut bulan. Beberapa
peralatan telah diturunkan untuk memastikan kondisi celahtersebut.
Diketahui bahwa celah tersebut memiliki kedalaman hingga beberapa
kilometerdan memiliki lebar antara 500 hingga 5.000 meter dan

nabi-muhammad/#:~:text=“Bulan terbelah menjadi dua bagian,wa an-Nar 2800.


11
Rilo Pambudi, “Hadits Tentang Terbelahnya Bulan Di Bulan Syaban,
Mukjizat Nabi Muhammad Tak Hanya Sekali,” 2023,
https://www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/hadits-tentang-terbelahnya-bulan-di-
bulan-syaban-mukjizat-nabi-muhammad-tak-hanya-sekali.

11
memanjang sejauh 250 km. Berupagaris lurus dan melengkung, yang
berawal dari sisi kutub selatan bulan di sisi yang tidakterlihat dari bumi.12

Fenomena alam tersebut merupakan bagian dari mukjizat alam itu


sendiri. Bulan terbelahmenjadi dua bagian kemudian bersatu kembali,
menjadi bagian yang seolah tidak pernahterjadi. Jika saja bulan tidak
menyatu kembali tentunya itu menjadi fenomena alam biasayang bukan
merupakan mukjizat. Dalam 3 milyar tahun lagi, bulan semakin mendekati
bumi, menimbulkan gempa,letusan gunung berapi, dan lautan meluap
menelan benua. Ketika jaraknya tinggal 8.000km, bulan terbelah hancur
dan percikan serbuknya membentuk cincin melingkari bumi.

Dr. Zaglul an-Najari mengatakan bahwa disebuah konferensi di


Cardiff University,Inggris ada pengakuan ilmuan Amerika tentang bekas
terbelah dipermukaan bulan. Namun sayang tanpa data ilmiah.13 Pada
awalnya bulan berjarak 23.000 km dari bumi, namun sekarang bulan
berjarak 385.000 km dari bumi. Itu artiya pada masa yang akan datang
bulan semakin jauh dannampak lebih kecil. Jika bulan tiba-tiba
menghilang, dapat diprediksi bahwa hari-harimanusia di muka bumi akan
mengalami kekacauan.

Tidak adanya pengaruh kendali daribulan dapat menyebabkan


keadaan laut menjadi kacau, gelombang air pasang yang dasyatakan
membanjiri seluruh pantai di muka bumi, dampak gelombang tsunami di
sepanjan glembah lautan pasifik akan memicu gempa bumi dan
membangunkan gunung berapi. Seiring dengan menghilangnya bulan,
bumi akan terlempar keluar dari orbitnyakarena didorong oleh energi
gerak yang masih tersisa sesaaat sebelum bulan menghilang.Hal ini akan
mengakibatkan orbit bumi terhadap matahari juga berubah. Kemiringan
12
Al-Azhar, “Fenomena Terbelahnya Bulan, Mukjizat Nyata Nabi
Muhammad.”
13
Rispan Sugi, “PERISTIWA TERBELAHNYA BULAN DARI
TINJAUAN AGAMA ISLAM DAN SCIENCE,” As-Sunnah, n.d., https://smp-
ia.sch.id/artikel/detail/peristiwa-terbelahnya-bulan-dari-tinjauan-agama-islam-
dan-science.

12
porosbumi juga akan berubah sehingga akan mempengaruhi musim di bumi
untuk selamanya.

Bulan terbelah menjadi dua bagian kemudian bersatu kembali,


menjadi bagian yang seolah tidak pernah terjadi. Jika saja bulan tidak
menyatu kembali tentunya itu menjadi fenomena alam biasa yang bukan
merupakan mukjizat. Dalam 3 milyar tahun lagi, bulan semakin mendekati
bumi, menimbulkan gempa, letusan gunung berapi, dan lautan meluap
menelan benua. Ketika jaraknya tinggal 8.000 km, bulan terbelah hancur
dan percikan serbuknya membentuk cincin melingkari bumi (Bambang
Pranggono, 2005).

Bulan memiliki diameter 27 persen, kepadatan 60 persen dan


massa satu per 81 dari massa Bumi. Dua peneliti, Tom Watters dari
Smithsonian National Air dan Space Museum menyebut Bulan memiliki
patahan bernama Lobate Scarp, diyakini akibat material kerak bulan yang
saling mendorong. Patahan ini juga disebut Watters mengindikasikan
terdapat faktor yang menyebabkan Bulan mengalami pengerutan atau
penyusutan. Watters memperkirakan patahan terjadi pada sekitar dua
miliar tahun lalu hingga ratusan juta tahun lalu.

Ilmuwan NASA telah mengungkapkan bahwa di bulan terdapat


celah dengan panjang beberapa ratus kilometer, kemudian mereka pun
menemukan beberapa celah lain di permukaan bulan yang sampai
sekarang belum diketahui penyebab retakan tersebut. Beberapa ilmuwan
lain beranggapan bahwa celah tersebut bekas dari cairan lava. Hanya saja
spekulasi ini sebatas teori yang tidak terbuktikan. Adanya sejumlah besar
celah pada permukaan bulan, dan beberapa di antaranya menyimulasikan
`retakan yang tersambung` seolah-olah kita berada di depan permukaan
logam retak kemudian merapat. Ilmuwan NASA menyebut fenomena ini
sebagai `rilles are still a topic of research` yang berarti fenomena celah ini
masih dalam proses penelitian. Bahkan, hingga sekarang pun celah ini
masih membingungkan para ilmuwan dalam menjelaskan penyebabnya.

13
Semua teori yang mereka kemukakan jauh dari kenyataan gambar yang
diperoleh oleh NASA.14

Para Ilmuwan NASA telah memperoleh sejumlah besar gambar


dari fenomena celah di bulan yang justru membingungkan para Ilmuwan
untuk menemukan penjelasan logis atau ilmiah. Ada banyak gambar yang
seolah-olah menyimulasikan bekas las logam. Para peneliti kebingungan
menyaksikan celah ini. Sebagian berpendapat bahwa pada jutaan tahun
lalu, terdapat cairan lava di permukaan bulan yang meninggalkan bekas
celah tersebut. Tetapi anggapan itu segera terbantahkan, bekas lava yang
terdapat di permukaan bulan sangat jauh berbeda dengan bekas lava di
bumi.15

Selain itu, tidak tampak bekas hancur dan ambruk pada bagian
celah bulan. Celah di bulan ini memiliki sisi tajam seakan bekas retakan.
Pada umumnya lava yang terdapat pada gunung berapi sama dengan lava
di celah retakan kerak bumi. Akan tetapi terdapat perbedaan mendasar
antara celah bumi dan bulan, yaitu bentuk celah bulan tampak halus dan
lunak seakan terbentuk dengan terampil.

NASA telah mengkonfirmasi pemisahan bulan dan kembali lagi.


Situs resmi Al-Watan, yang dicetak di AS, telah mengutip seorang
ilmuwan luar angkasa Yordania yang mengatakan bahwa The Clementine,
sebuah pesawat luar angkasa Amerika yang mengorbit bulan selama
beberapa tahun sekarang telah mencapai kesimpulan bahwa bulan telah
terbelah dan berkumpul kembali ratusan kali. bertahun-tahun lalu.
Ilmuwan ini telah mempresentasikan laporan kepada NASA menjelaskan
kepada mereka bagaimana umat Islam percaya bahwa fenomena ini milik
1400 ratus tahun yang lalu dan bahwa itu adalah keajaiban nabi mereka

14
Magfur Akhodhatun Nikmah, “Fenomena Bulan Terbelah Dalam Kajian Al-
Qur’an Dan Sains,” Ilmu Agama Islam 4, no. 47 (2022): 145–55,
https://journal.staiicdemak.ac.id/index.php/alwasithoh/article/view/30/23.
15
Ibid.

14
(SAW). NASA belum menemukan penyebabnya, karena ini adalah
kejadian unik yang jarang terjadi.

Permukaan Bulan benar-benar retak. Analisis permukaan bulan


mengungkapkan bahwa itu jauh lebih retak daripada yang diperkirakan
sebelumnya. Kerusakannya jauh lebih dalam dari itu, dengan retakan
memanjang hingga kedalaman 12 mil (20 kilometer). Rima Ariadaeus
adalah salah satu dari beberapa sistem rill linier yang terletak di dataran
tinggi antara Mare Vaporum dan Mare Tranquillitatis. Beberapa rilles,
seperti Vallis Schroteri, dibentuk oleh letusan gunung berapi. Rili lainnya,
seperti Rima Ariadaeus, diyakini sebagai patahan yang terbentuk akibat
aktivitas tektonik. Beberapa ilmuwan percaya bahwa rilles linier mungkin
terbentuk setelah peristiwa tumbukan besar, sementara yang lain percaya
bahwa rilles terbentuk sebagai manifestasi permukaan dari sistem tanggul
yang dalam ketika bulan masih aktif secara vulkanik. Retakan itu semakin
dalam hingga ke inti bulan, sehingga diyakini telah terbelah menjadi dua
bagian di masa lalu.

Para ilmuwan berpendapat bahwa dampak asteroid di bulan


membentuk kawah, tetapi puing-puing asteroid ini tidak ada sehingga kita
dapat menyimpulkan bahwa mungkin teori ini tidak benar. Menurut para
ilmuwan, retakan di bulan memang ada. Ini awalnya berasal dari Islam di
mana Nabi Muhammad atas kehendak Tuhan membelah bulan menjadi
dua bagian dan kembali bergabung dengan mereka. Orang-orang di Jazirah
Arab telah menyaksikan peristiwa ini. Dipercaya bahwa kawah berasal
dari inti bulan dan mencapai permukaan dan terbentuk untuk menyatukan
dua bagian bulan yang membelah setelah terbelah untuk melakukan
keajaiban oleh Tuhan. Dari penjelasan sebelumnya, dikemukakan bahwa
gunung berapi di bumi terbentuk karena tujuan yang sama.

NASA ditanyai tentang terbelahnya bulan dan mereka berkata: “…


tidak yakin apa yang Anda maksud, tetapi teori saat ini adalah bahwa
Bulan adalah hasil dari tabrakan dengan Bumi awal dan planet berukuran

15
Mars. Pada awal ketika Bumi benar-benar cair, unsur-unsur yang lebih
berat (besi, dll.) jatuh ke pusat Bumi meninggalkan lapisan luar/kerak
yang kurang padat. Ketika tabrakan terjadi, ia merobek lapisan terluar itu
dan terlempar ke orbit di sekitar Bumi dan akhirnya bersatu untuk
membentuk Bulan kita”.16

Namun, teori ini sepenuhnya salah karena tidak ada bukti tentang
teori ini. NASA membantah peristiwa terbelahnya bulan setelah para
ilmuwan sepakat dengan bukti terkini, fakta ilmiah dan peristiwa
terbelahnya bulan. Teori tentang dampak asteroid yang melukai Bulan
dengan lubang dan kawah sepenuhnya salah ketika kita mengakui
terbelahnya Bulan. Bukti lain tentang kawah, diyakini kawah di bulan
berumur akhir bulan dan tidak lebih dari 1388 tahun yang lalu dan
generasi sebelumnya yang tidak menyaksikan kawah atau terbelahnya
bulan.17

Selain itu, Dr. Zaglul an-Najari mengatakan bahwa disebuah


conferenci di Cardiff University, Inggris ada pengakuan ilmuan Amerika
tentang bekas terbelah dipermukaan bulan. Namun sayang tanpa data
ilmiah. Kemungkinan lain adalah mukjizat ini hanya dilihat oleh penduduk
Mekkah dengan radius beberapa kilometer saja. Dan persaksian seperti itu
sangat bisa terjadi, sebagaimana yang diungkapkan oleh carl G. Jung,
seorang psikiater asal Swiss yang menyebutnya sebagai halusinasi masal,
bukan sihir akan tetapi suatu realita lokal yang ditangkap oleh sekelompok
besar manusia setempat (Bambang Pranggono, 2005).

Berdasarkan paparan di atas, terdapat beberapa spekulasi terhadap


peristiwa terbelahnya bulan, diantaranya:

16
CNN Indonesia, “Ahli Jelaskan Viral Bukti Bulan Pernah Terbelah
Jejak Mukjizat Nabi,” 2023,
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230330152425-199-931423/ahli-
jelaskan-viral-bukti-bulan-pernah-terbelah-jejak-mukjizat-nabi.
17
Ibid.

16
a. Pendapat pertama Secara geo sains memang telah terbukti bahwa dahulu
kala, bulan pernah terbelah akibat benturan asteroid. Data perbatuan bulan
menyajikan informasi adanya jalur batuan metamorf yang menembus
bulan. Jalur itu berawal dari permukaan hingga ke inti dan menembus ke
permukaan bulan di sisi yang berseberangan hal ini hanya dapat dijelaskan
apabila bulan pernah terbelah dan menyatu kembali. Pergesekan saat
terjadi penyatuan bagian-bagian batuan bulan menimbulkan tekanan dan
tempertur yang tinggi dan selanjutnya membentuk jalur batuan metamorf.
b. Pendapat kedua, DR. Khalifa dari NASA telah menjelaskan QS. Al-
Qamar: 1, yaitu bahwa tidak seorang pun dapat menyangkal kebenaran
tersebut. Kita dapat merujuk suatu kenyataan bahwa Neil Amstrong dan
Edwin Aldrin meninggalkan bulan dengan membawa batuan bulan
sebanyak 21 kg untuk contoh penelitian. itulah yang dimaksud dengan
pengertian terbelahnya bulan, dan inilah yang membuat sang ilmuan
NASA itu memeluk agama Islam dan mengganti namanya dengan
Khalifa.18
c. Pendapat ketiga, suatu saat bulan akan terbelah, apabila mendekati hari
kaimat. Secara sains, hal ini juga dimungkinkan apabila asteroid
membentur bulan sehinga bulan lenyap atau hancur.
d. Pendapat keempat, dalam hadis Rasulullah disebutkan bahwa nabi
Muhammad SAW pernah menunjukkan kemukjizatannya kepada orang-
orang kafir. Beliau menunjuk bulan sehingga bulan tampak terbelah, lalu
menyatu kembali.19

Dari keempat pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tiga


pendapat pertama sangat mungkin terwujud. Bulan telah terbelah dimasa
lalu dan akan kembali terbelah dimasa yang akan datang berdasarkan data-
data sains.

18
Sugi, “PERISTIWA TERBELAHNYA BULAN DARI TINJAUAN AGAMA
ISLAM DAN SCIENCE.”
19
Pambudi, “Hadits Tentang Terbelahnya Bulan Di Bulan Syaban, Mukjizat Nabi
Muhammad Tak Hanya Sekali.”

17
D. Relevansi Hadis dengan Hasil Penelitian Ilmiah

18
BAB III

PENUTUP

19
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Akhodhatun Nikmah, Magfur. “Fenomena Bulan Terbelah Dalam Kajian Al-


Qur’an Dan Sains.” Ilmu Agama Islam 4, no. 47 (2022): 145–55.
https://journal.staiicdemak.ac.id/index.php/alwasithoh/article/view/30/23.

Al-Azhar. “Fenomena Terbelahnya Bulan, Mukjizat Nyata Nabi Muhammad.” Al-


Azhar Al-Syarif Sumatera Utara, 2022.
https://alazharasysyarifsumut.sch.id/fenomena-terbelahnya-bulan-
mukjizat-nyata-nabi-muhammad/#:~:text=“Bulan terbelah menjadi dua
bagian,wa an-Nar 2800.

Indonesia, CNN. “Ahli Jelaskan Viral Bukti Bulan Pernah Terbelah Jejak
Mukjizat Nabi,” 2023.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230330152425-199-931423/a
hli-jelaskan-viral-bukti-bulan-pernah-terbelah-jejak-mukjizat-nabi.

Pambudi, Rilo. “Hadits Tentang Terbelahnya Bulan Di Bulan Syaban, Mukjizat


Nabi Muhammad Tak Hanya Sekali,” 2023.
https://www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/hadits-tentang-terbelahnya-
bulan-di-bulan-syaban-mukjizat-nabi-muhammad-tak-hanya-sekali.

Sugi, Rispan. “PERISTIWA TERBELAHNYA BULAN DARI TINJAUAN


AGAMA ISLAM DAN SCIENCE.” As-Sunnah, n.d. https://smp-
ia.sch.id/artikel/detail/peristiwa-terbelahnya-bulan-dari-tinjauan-agama-
islam-dan-science.

20

Anda mungkin juga menyukai