Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ILMU BADI’

"‫"السجع وأنواعه وتحليله في النصوص العربية‬

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Badi’

Dosen Pengampu : Maman Dzul Iman, S.Ag., MA

Disusun oleh :

Anis Silmi Qauli (2008308042)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat dan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Ilmu Badi ’” ini. Sholawat beriring
salam tak lupa kita curahkan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan Hingga terang benderang seperti saat ini.

Tidak ada kata-kata yang bisa mewakili betapa bahagianya kami, betapa
bersyukurnya kami atas selesainya makalah terimakasih atas bimbingannya.

Kami mohon maaf jika dalam penyajian makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, karena manusia tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran khususnya dari pendidik dan umumnya dari pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, Balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengolah
kata atau susunan kalimat bahasa arab yang indah namun tetap menjaga kejelasan makna
dengan juga memperhatikan situasi dan kondisi saat ungkapan tersebut terjadi. Ilmu
Balaghah terbagi menjadi 3 cabang ilmu besar, yaitu Ilmu Bayan, Ilmu Ma ’aniy, dan Ilmu
Badi’ yang masing-masing dari ketiga cabang ilmu tersebut memiliki kekhususan gaya
bahasa.

Belajar Ilmu Balaghah baik melalui Ilmu Bayyan, Ilmu Ma ’ani, maupun Ilmu Badi ’
tujuannya sama, tidak lain adalah agar memahami bahasa Al-Qur ’an. Karena Al-Qur ’an
sebagai pedoman hidup yang memiliki makna dan bahasa yang indah. Oleh karena itu, perlu
untuk memahami kaidah-kaidah bahasa agar tidak salah dalam menafsirkan Al-Qur ’an.
Karena dalam Al-Qur’an terdapat makna hakiki, ada pula makna majazi dan banyak lagi
perumpamaan atau tasybih yang memiliki tujuan tertentu. Ilmu Badi ’ juga didaamnya
membahas lafadz-lafadz yang indah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Saja’?
2. Apa saja macam-macam Saja’?
3. Apa saja contoh-contoh dari Saja’?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Saja’
2. Mengetahui ada berapa macam-macam Saja’
3. Mengetahui contoh-contoh Saja’
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Saja’

Kata saja’ merupakan masdar dari ( ‫)َس َج َع‬. Saja’ secara leksikal bermakna bunyi atau indah.
Saja‘ adalah kesamaan dua fashilah pada huruf akhirnya. Yang dimaksud fashilah kata
terakhir pada bait, ayat, kalimat, atau penggalan kalimat. Saja’dapat membentuk bunyi dan
nada huruf yang indah dan berirama. Di Al-Qur’an terdapat banyak saja’, bahkan hampir
semua ayat berupa saja’ dan itu membuktikan kalau Al-Qur’an adalah karya sastra yang
paling indah.

Saja’ adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf akhirnya. Fashilah adalah kata terakhir
dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat lainnya. Dalam pengertian lain ,
menurut Ali Al-Jarimi dan Mustafa Amin dalam Maman Dzul Iman, saja’ adalah :

‫تواقع الفاصلتين في الحرف األخير وأفضله ما تساوت فقره‬

“Kesamaan dua fashilah (kata terakhir) mengenai huruf akhirnya. Dan yang paling baik
adalah yang sama paragrafnya.”

Contoh Saja’ secara umum :

Sabda Rasulullah SAW :

‫اللهّم أعط منفقا خلفا وأعط ممسكا تلفا‬

“Ya Allah, berilah pengganti kepada orang yang berinfak, dan berikan kerusakan kepada
orang yang tidak mau berinfak.”

Didalam sabda Rasulullah diatas, yang termasuk saja’ adalah lafadz yang sudah digaris
bawahi, yang dimana kedua lafadz ini memiliki akhiran yang sama.

B. Macam-Macam Saja’

Saja’ dibagi menjadi 3 Macam, yaitu Al-Mutharaf, Al-Murasha’ dan Al-Mutawazi.


1. Al-Mutharaf

Saja’ Mutharraf yaitu yang antara kedua fasilah itu berbeda wazannya tapi sama huruf
akhirnya.

‫مااختلفت فاصلتاه في الوزن واتفقا في الحرف األخير‬

“Sajak yang dua akhir kata pada sajak itu berbeda dalam wazannya, tetapi sama dalam
huruf akhirnya.”

Contoh seperti firman Allah SWT:

‫* َم اَلُك ْم َال َتْر ُجْو َن ِهلل َو َقاًرا * َو َقْد َخ َلَقُك ْم َأْطَو اًرا‬

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia Sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (Q.S Nuh:13-14)

Kata ‘waqoro” beda wazan dengan kata “athwaro” yang mana “waqoro” dengan harakat
fathah sedang “athwaro” sukun, namun keduanya sama dalam huruf akhirnya yaitu huruf
ro’ .

2. Al-Murasha’

‫ما كان فيه ألفاظ إحدى الفريقين كلها أو أكثرها مثل ما يقابلها من الفقرة األخرى‬
“Sajak yang salah satu rangkaian lafadznya, baik seluruhnya maupun sebagian besarnya,
semisal bandingannya dalam rangkaian lafadz yang lain, baik dalam wazan maupun
akhirnya.”

Contoh Sajak Al-Murasha’ :

‫وأتيناهما الكتاب المستبين وهديناهما الصراط المستقيم‬


Dalam contoh tersebut diberikan tanda garis bawah berbeda warna, karena dalam ke enam
lafadz tersebut memiliki kesamaan satu sama lain dalam wazan dan akhirannya.

3. Al-Mutawazi

‫هو ما كان االتفاق فيه في الكلمتين األخيرتين‬


“Sajak yang persesuaiannya hanya pada dua kata akhir saja.”

Contoh Sajak Al-Mutawazi : QS. Al-Waaqiah 33-34


34 ‫ َو ُفُر ٍش َّم ْر ُفْو َعٍة‬33 ‫اّل َم ْقُطْو َعٍة َو اَل َم ْم ُنْو َعٍة‬
Contoh diatas, lafadznya memiliki wazan yang sama dan akhiran yang sama.

4. Murashsha’

‫َما َك اَن ِفْيِهَأْل َفاظ ِإْح َدى ِفْق َر َتْيِن ُك ُّل َها َأ ْو َأ ْك َث رها ِم ْث ل َما ُيَقاِبُل َهاِم َن اْل ِفْق َرِة اُأْل ْخ َر ى وزنا وَتْق ِفْيًتا‬

yaitu saja’ yang seluruh atau sebagian besar lafadz-lafadzdari salah satu rangkaiannya
semisal bandingannya dari rangkaian yang lainya dalam wazan dan kofiahnya.

Contoh syairkarya Al-Hariri:

‫ َو َيْق َر ُع اَأل ْس َماَع ِبَز َو اِح ِر َو ْع ِظِه‬،‫ُهَو َيْط َبُع اَأل ْس َج اَع ِبَج َو اِهِر َلْف ِظِه‬
Artiya: Dia mencetak sajak-sajak dengan permata ucapannya dan mengetuk pendengaran
dengan teguran-teguran nasehatnya.

Keseimbangan kata dan wazan terdapat pada kata ( ‫ )َي ْط َب ُع‬dengan ( ‫)َي ْق َر ُع‬, kata ( ‫)اَأل ْس َج اَع‬
dengan ( ‫)اَأل ْس َم اَع‬, kata ( ‫ )ِبَجَو اِه ِر‬dengan ( ‫)ِبَز َو اِحِر‬, dan kata ( ‫ )َلْف ِظ ِه‬dengan ( ‫)َو ْع ِظ ِه‬.

‫ َوِإَذ ا اْل ِع َش اُر ُع ِّط َلْت‬، ‫َوِإَذ ا اْل ِج َباُل ُسِّيَر ْت‬

Artinya: “dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting
ditinggalkan (tidak diperdulikan).” (QS. At-Takwir: 3-4).

Keseimbangannya terdapat pada kata ( ‫ )اْل ِجَب اُل‬dengan ( ‫)اْل ِع َش اُر‬, dan ( ‫ )ُسِّي َر ْت‬dengan ( ‫)ُع ِّط َلْت‬.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Saja’ adalah kesamaan dua fashilah (kata terakhir) mengenai huruf akhirnya. Dan yang
paling baik adalah yang sama paragrafnya.

Macam-Macam Saja’ :

1. Al-Mutharaf
2. Al-Murasha’
3. Al-Mutawazi
4. Murashsha
B. Daftar Pustaka

DR. Hj. Rumandani Sagala, M. (2016). Balaghah. Lampang : INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN

Marjoko, I. (2014). Ilmu Badi’ Kajian Kenidahan Bahasa. Yogyakarta: Karya Media.

Iman, M. D. (2013). Menyingkapi Rahasia Balaghah Dalam Karya Al Barzanjiy. Yogyakarta:


Deepublish.

http://repository.radenintan.ac.id/9298/1/BALAGHAH%20PALING%20LENGKAP.pdf

Anda mungkin juga menyukai