Makalah Telaah Kel 9 1 DDDD
Makalah Telaah Kel 9 1 DDDD
MAKALAH
Telaah Kurikulum Merdeka Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum
DOSEN PENGAMPU:
Ahmad Rizki Nugrahawan, M.Pd
Disusun Oleh:
Agiel (2007035055)
Muhammad Fajar (2007035073)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab dengan
judul “Kurikulum Merdeka Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Analisis SKL...............................................................................................................6
B. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar........................................................9
C. Analisis Silabus.........................................................................................................13
D. Analisis RPP..............................................................................................................41
BAB III.....................................................................................................................................44
PENUTUP................................................................................................................................44
A. Kesimpulan......................................................................................................................44
B. Saran................................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................45
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Linda Lohr and James E. Gall, Curriculum, Plans, and Processes in Instructional Design: International
Perspectives, Educational Technology Research and Development, vol. 53, 2005,
https://doi.org/10.1007/bf02504802, 677
2 Wiranata, Rz Ricky Satria. "Tantangan, Prospek dan Peran Pesantren dalam Pendidikan Karakter di Era
Revolusi Industri 4.0." AL-MANAR: Jurnal Komunikasi danPendidikan Islam 8.1 (2019): 61-92.
3 Robie Fanreza and Munawir Pasaribu, “Pendidikan Islam DalamPembentukan Karakter Anak Didik,”
Saat ini, kurikulum madrasah harus mampu mengantisipasi perubahan dan merespons
tuntutan zaman yang selalu berubah. Menurut Nasution, kurikulum dianggap sebagai
rencana yang disusun untuk memperlancar proses belajar mengajar di bawah pengawasan
dan tanggung jawab sekolah atau institusi pendidikan bersama dengan staf pengajar. 6
Masykur memperkuat hal tersebut dengan menyatakan bahwa dalam hal pengembangan
kurikulum memiliki posisi yang strategis. Artinya, rencana tujuan dari kurikulum yang
berkualitas akan menjelaskan kondisi sumber daya manusia yang diinginkan dan mampu
mengembangkan potensinyamelalui proses pendidikan4.
Menurut Nurhayati, kurikulum memiliki dua dimensi yang dapat diartikan, yaitu
dimensi mikro dan dimensi makro. Dalam dimensi mikro, kurikulum diartikan sebagai
panduan dan dasar pelaksanaan pembelajaran di sekolah, lembaga pendidikan, dan
pelatihan dalam bentuk dokumen kurikulum. Dokumen kurikulum mencakup aturan dan
program yang mengatur kegiatan sekolah, tujuan dan rumusan pencapaian pada semua
jenjang, jalur, dan jenis pendidikan, isi dan materi ajar yang harus dikuasai siswa, serta
cara atau petunjuk untuk melakukan penargetan terkait dengan aturan dan peraturan. Dalam
dimensi makro, kurikulum diartikan sebagai semua pengalaman belajar yang diberikan
kepada peserta didik dalam proses pendidikan pada setiap jenjang, jalur, atau jenis
pendidikan. Pengalaman belajar meliputi hard skill, soft skill, pengalaman belajar
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Siswa memperoleh pengalaman belajar ini melalui
kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler5.
Proses perjalanan panjang dalam penerapan kurikulum di Indonesia telah berkali-kali
terjadi perubahan dan penyempurnaan, yaitu dari tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun
1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994,
tahun 1997 (revisi Kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), dan
kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dengan harapan memajukan
mutu dan kualitas pendidikan nasional Indonesia, pada tahun 2013 pemerintah melalui
kementerian Pendidikan nasional mengganti kembali kurikulum menjadi kurikulum 2013
(Kurtilas) dan pada 2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi.
Didasarkan pada hal diatas, Gosper dan Ifenthaler dalam Smyth terdapat 3 poin yang
mendorong munculnya model kurikulum di abad 21, dalam hal ini kurikulum merdeka,
yaitu : a) perubahan profil siswa; b) pengaruh teknologi yang merata; dan c) tekanan
untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja dengan pengetahuan lebih dari satu disiplin ilmu.
Pendekatan- pendekatan baru ini menarik dan menantang, menarik karena menawarkan
kesempatan baru dan ditingkatkan bagi siswa untuk belajar dan menantang karena
menemukan wilayah baru yang memiliki implikasi terhadap infrastruktur, pembelajaran,
dan pengajaran institusi.
Dalam menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama telah mengeluarkan KMA
nomor 347 Tahun 2022 yang terkait dengan Implementasi Kurikulum Merdeka yang akan
berlaku pada tahun ajaran 2022/2023. Konsep kurikulum merdeka meliputi
penyederhanaan kurikulum, memberikan ruang kreatif dan kebebasan kepada satuan
pengajaran untuk mengelola pembelajaran, terutama dalam membuat rencana
penyampaian pembelajaran. Oleh karena itu, Kementerian Agama RI terus mendorong dan
menawarkan kesempatan sebanyak-banyaknya bagi madrasah dalam mengembangkan
kurikulum fungsional di tingkat satuan pendidikan yang sesuai dengan kemungkinan dan
karakteristik madrasah, seperti dalam perencanaan pembelajaran.
Pelaksanaan kurikulum merdeka di Madrasah pada dasarnya mengikuti kebijakan yang
diterapkan oleh Kemendikbudristek di sekolah, namun dalam kondisi tertentu madrasah
melakukan penyesuaian dengan kebutuhan pembelajaran madrasah dan memperkuat
pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab yang spesifik. Kurikulum merdeka merupakan
alternatif atau pilihan terhadap satuan pendidikan yang digunakan dalam rangka
pemulihan pembelajaran. Masa pemulihan pembelajaran adalah 2022-2024, tepatnya saat
pandemi covid-19 melanda Indonesia. Madrasah yang telah ditetapkan sebagai pelaksana
Kurikulum Merdeka akan melaksanakan tahapan implementasi sebagai berikut:
1. Pada tahun pertama tahun pelajaran 2022/2023, Kurikulum Merdeka akan diterapkan
secara terbatas di madrasah piloting. Tahapimplementasi Kurikulum Merdeka terbatas
pada jenjang RA untuk peserta didik kelompok usia 4 sampai 5 tahun, MI kelas 1 dan
4, MTs
kelas 7, dan MA/MAK kelas 10. Sementara itu, peserta didik kelas 2, 3,
5, 6, 8, 9, 11, dan 12 masih menggunakan kurikulum 2013.
2. Pada tahun kedua tahun pelajaran 2023/2024, Kurikulum Merdeka diterapkan pada
jenjang RA untuk peserta didik usia 4 hingga 6 tahun, MI kelas 1, 2, 4, dan 5, MTs
kelas 7 dan 8, serta MA kelas 10 dan 11. Sementara itu, peserta didik kelas 3, 6, 9,
dan 12 masih menggunakan kurikulum 2013.
3. Pada tahun ketiga tahun ajaran 2024/2025, Kurikulum Merdeka diterapkan secara
3
menyeluruh pada jenjang MI untuk peserta didik kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, jenjang MTs kelas
7, 8, 9, dan jenjang MA/MAK kelas 10, 11, 12. Harap dicatat bahwa bagi madrasah
yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023/2024,
implementasi dimulai dari awal seperti pada tahap implementasi pada tahun pertama.
Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti terkait penelitian
sebelumnya, ditemukan beberapa topik yang terkait dengan judul penelitian ini, salah satunya
adalah 1) Kajian Literatur tentang Kurikulum Merdeka pada Madrasah di Era Society
5.0.11 Penelitian tersebut membahas tentang kajian literatur mengenai proyek profil pelajar
Pancasila dan profil Rahmatan Lil Alamin yang terdapat dalam kurikulum merdeka di
madrasah. 2) Dalam era Revolusi Industri 4.0, konsep Kampus Merdeka Belajar menantang
implementasi kebijakan "Merdeka Belajar, Kampus Merdeka" pada perguruan tinggi Islam
swasta di Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi implementasi kebijakan "Merdeka Belajar,
Kampus Merdeka" pada perguruan tinggi Islam swasta di Indonesia. Temuan dari
penelitian ini akanmemberikan kontribusi bagi solusi dalam menghadapi tantangan dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis mempunyai tujuan masalah
diantaranya, yaitu :
1. Mengetahui Analisis SKL Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab
Tingkat Madrasah Aliyah.
2. Mengetahui Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Merdeka
Pendidikan Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah.
3. Mengetahui Analisis Silabus Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab
TingkatMadrasah Aliyah.
4. Mengetahui Analisis RPP Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab
Tingkat Madrasah Aliyah.
BAB II
PEMBAHASAN
:
A. Analisis Skl
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah umum
(sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas luar biasa/paket C/bentuk
lain yang sederajat) difokuskan pada:
a. Persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
b. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
c. Pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan
masyarakat luas.
4. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan
merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa
beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan.
5. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat
tindakan dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif
solusi masalah di lingkungannya.
6. Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang kompleks,
menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang mendukung pemikirannya
berdasarkan data yang akurat.
7. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menganalisis teks untuk
menghasilkan inferensi, menyampaikan tanggapan atas informasi, serta menulis
ekspositori maupun naratif yang relevan dengan bidang kejuruannya .
8. Menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah praktis yang relevan dengan bidang kejuruannya.
9. Menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya untuk menguatkan
kemandirian serta kesiapan memasuki dunia kerja..
Untuk mata pelajaran Bahasa Arab tingkat MA, CP disusun berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Nomor 347 Tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada
Madrasah, yaitu sebagai berikut:
Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah terdiri dari 4
(empat) kompetensi utama, yaitu:
a) Kompetensi Agama dan Moral: Peserta Didik mampu menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya serta berakhlak mulia dalam berbahasa Arab.
b) Kompetensi Pancasila: Peserta Didik mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam berbahasa Arab.
c) Kompetensi Literasi: Peserta Didik mampu memahami, menggunakan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam bentuk teks dan/atau non-teks secara
kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam berbahasa Arab.
d) Kompetensi Numerasi: Peserta Didik mampu memahami, menggunakan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam bentuk angka dan/atau 10aragr
matematika secara kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam berbahasa Arab.
Kemudian pada Kurikulum Merdeka Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase E
Tingkat Madrasah Aliyah Kelas 10, yaitu:
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan mengevaluasi informasi, membangun
interaksi, serta merefleksi beberapa 10aragraph dalam berbagai jenis teks visual atau teks
multimoda secara interaktif sebagai sarana mempelajari agama dari sumber autentiknya dalam
konteks 10aragr, serta juga mampu menghubungkan, memaparkan kalimat dan membuat urutan
yang terhubung secara logis ke dalam 10aragraph pada wacana terbatas dari berbagai teks
secara tulis dan lisan untuk penguatan karakter. Serta juga mampu menghubungkan,
memaparkan kalimat dan membuat urutan yang terhubung secara logis ke dalam paragraf pada
wacana terbatas dari berbagai teks secara tulis dan lisan untuk penguatan karakter.
Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase F Tingkat Madrasah Aliyah Kelas 11 dan
12, yaitu:
10
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan membuat tanggapan dari informasi yang
didengar serta memproduksi bahasa secara lisan sebagai alat komunikasi global, merefleksi
berbagai jenis teks visual atau teks multimoda, memproduksi bahasa secara bebas dan
mendalam untuk mengungkapkan gagasan sesuai dengan struktur teks, serta mampu
memaparkannya sesuai dengan tujuan dan konteks sosial secara tulis dan lisan untuk penguatan
karakter.
Selain itu juga terdapat beberapa elemen dalam capaian pembalajaran (CP) Bahasa Arab
Tingkat Madrasah Aliyah yaitu sebagai berikut:
a) Menyimak
Peserta didik mampu mengevaluasi informasi tentang memberi salam dan berkenalan,
keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya, kehidupan sehari-hari, hobi, makanan dan
minuman, dengan menggunakan susunan gramatikal untuk menilai informasi yang didengar.
b) Berbicara
Peserta didik mampu membangun interaksi dengan teks kompleks tentang memberi salam
dan berkenalan, keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya, kehidupan sehari-hari, hobi,
makanan dan minuman, dengan menggunakan susunan gramatikal sebagai alat komunikasi
global.
c) Membaca Memirsa
Peserta didik mampu memahami dan merefleksi beberapa paragraf dalam teks visual atau
teks multimoda secara interaktif sebagai sarana mempelajari agama dari sumber autentiknya
tentang memberi salam dan berkenalan, keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya,
kehidupan sehari-hari, bahkan bisa dijadikan sebagai hobi, makanan dan minuman, dengan
menggunakan susunan gramatikal untuk memahami informasi tersurat dan tersirat dari berbagai
jenis teks.
d) Menulis - Mempresentasikan
Peserta didik mampu menghubungkan dan memaparkan kalimat ke dalam paragraf pada
wacana terbatas, dan membuat urutan yang terhubung secara logis tentang memberi salam dan
berkenalan, keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya, kehidupan sehari-hari, hobi,
11
Dari capaian pembelajaran (CP) Bahasa Arab di atas terdapat juga bagian pengertian
umum dalam Lampiran KMA Nomor 347 Tahun 2022 ini disebutkan bahwa Kurikulum
Merdeka di Madrasah adalah kurikulum mata pelajaran selain PAI dan Bahasa Arab yang
disusun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kurikulum Mata
Pelajaran PAI dan Bahasa Arab khusus Madrasah yang dikembangkan oleh Kementerian
Agama, dan nilai-nilai kekhasan Madrasah yang dikembangkan oleh madrasah.
Berdasarkan diktum dalam KMA Kurikulum Merdeka Belajar Pada Madrasah, poin
ketiga, disebutkan bahwa madrasah berhak dan bebas memilih salah satu di antara berikut:
Pertama, Madrasah menerapkan Kurikulum 2013, dengan Standar Isi, Kompetensi Inti (KI),
dan Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan
madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di
masing-masing madrasah, atau
Kedua, Madrasah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan Standar Isi dan Capaian
Pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan madrasah
melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing
madrasah.
Bagi madrasah yang memilih pilihan pertama, menerapkan Kurikulum 2013, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
Standar Isi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar mata pelajaran selain
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab berdasarkan ketetapan dari Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi;
Standar Isi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019;
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal (RA) berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Nomor 792 Tahun 2018; dan
12
Sedang bagi madrasah yang memilih opsi kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka, disyaratkan
untuk:
Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran selain Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; dan
Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
Masih merujuk pada diktum dalam KMA Nomor 347 Tahun 2022, Kurikulum Merdeka
diterapkan di madrasah secara bertahap mulai Tahun Pelajaran 2022/2023. Penerapannya
adalah pada RA, MI, MTS, dan MA, dan MAK secara terbatas, yaitu pada madrasah
percontohan (piloting) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
Struktur kurikulum merdeka pada MA (Madrasah Aliyah) secara umum terbagi menjadi 2
(dua), yaitu pembelajaran instrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan
karakter profil pelajar pancasila. Namun dalam implementasinya di madrasah pembelajaran
intrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek dapat dilaksanakan sebagai satu kesatuan,
bahkan memungkinkan diselenggarakan lintas mata pelajaran pada MA (Madrasah Aliyah).
C. Analisis Silabus
Silabus dalam kurikulum merdeka disebut Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). ATP
berfungsi sebagai acuan atau pedoman dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan
capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah. ATP juga memberikan keleluasaan
kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
dan lingkungan belajar peserta didik.
13
Alur Tujuan Pembelajaran / ATP pada kurikulum merdeka berfungsi sama dengan
silabus sebagai acuan /pedoman dalam merancang pembelajaran, ATP kurikulum merdeka
berisikan susunan tujuan paembelajaran yang sistematis berdasarkan urutan pembelajaran dari
awal sampai akhir pada masing-masing fase.
ATP sudah disedian oleh pemerintah pusat yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh
satuan pendidikan dengan tetap mengacu pada CP / Capaian Pembelajaran yang ditetapkan oleh
pemerintah yang berupa kompetensi pembelajarn yang harus dicapai siswa
Prosedur dalam menyusun ATP Kurikulum merdeka SMA adalah sebagai berikut
14
CO
19
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas X MA tidak
dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Namun demikian, satuan pendidikan
dapat menentukan bagaimana muatan pelajaran diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan sebagai berikut:
a) Mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
terintegrasi;
b) Mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
bergantian dalam blok waktu yang terpisah; atau
c) Mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
paralel, dengan JP terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda, diikuti dengan
unit pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.
Fase F untuk kelas XI dan kelas XII, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 6 (enam) kelompok
utama, yaitu:
24
Berikut ini Struktur Kurikulum Merdeka Pada MA (Madrasah Aliyah) yang dapat dilihat
pada tebel di bawah ini.
25
26
27
2) Angka dalam kurung, contoh (2), (3), (5) atau lainnya hanya merupakan alat
perhitungan perpekan, bukan satuan waktu yang harus ditempuh dalam satu pekan.
Dalam hal ini madrasah memiliki kewenangan yang bebas berdasarkan kebutuhan
belajar siswa dalam memperhitungkan kebutuhan waktu belajar siswa. Madrasah dapat
memperhitungkan waktu berdasarkan pekan atau capaian pembelajaran berdasarkan
efektivitas kebutuhan belajar siswa.
3) Asumsi 1 Tahun = 36 pekan dan 1 JP = 45 menit untuk kelas X dan XI.
4) Asumsi 1 Tahun = 32 pekan dan 1 JP = 45 menit untuk kelas XII.
5) Diikuti oleh seluruh peserta didik madrasah. Pada Madrasah Aliyah yang memiliki
muatan khusus keunggulan keagamaan (MAPK) pembelajaran kelompok ini
dilaksanakan dalam bentuk mata pelajaran Al Qur’an Hadis diajarkan dalam mata
pelajaran Tafsir, Hadis, Ilmu Tafsir, dan Ilmu Hadis. Mata pelajaran Akidah Akhlak
diajarkan dalam mata pelajaran Ilmu kalam dan Akhlak Tashawuf. Mata Pelajaran Fikih
diajarkan dalam fikih dan Ushul Fikih. Beban belajar masing-masing matapelajaran
turunan untuk muatan keunggulan keagamaan tersebut adalah 72. Dalam pengelolaan
waktu pembelajaran dimaksud, madrasah diberi kewenangan untuk melakukan
penambahan jam pelajaran pada pagi, siang atau sore hari terpadu dengan pembelajaran
di asrama.
6) Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) Pekan untuk memenuhi alokasi
proyek 27 (dua puluh tujuh) Pekan untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, serta
Seni dan Prakarya.
7) Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan Kewirausahaan). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni
Tari, atau Prakarya dan Kewirausahaan).
8) Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
9) Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis kelas XI memiliki Alokasi 144 JP per tahun (4 JP per
pekan), terdistribusi kedalam 72 JP per tahun/2 JP per minggu pada Kelompok Mata
Pelajaran Umum dan 72 JP per tahun (2 JP per minggu) pada Kelompok Mata Pelajaran
Agama.
28
29
D. Analisis Rpp
RPP Kurikulum Merdeka Tingkat Madrasah Aliyah telah diterbitkan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia. RPP ini diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor
184 Tahun 2019. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada masa berlakunnya Kurikulum
Merdeka di tahun 2022 secara serentak di sekolah sekolah di Indonesia berubah nama menjadi
“Modul Ajar”.
Akan tetapi guru yang masih ingin menggunakan istilah RPP dalam pencarianya tidak
masalah. Karena tulisan ini dibuat untuk menarik pengunjung dan menginformasikan bahwa
ada perubahan nama RPP menjadi Modul Ajar. Bukan hanya perubahan istilah tetapi juga
perubahan kedalam isi. Seringkali Modul Ajar dalam Kurikulum Merdeka Sering disebut
dengan RPP Plus, itu karena dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas
siswa, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Intinya, modul
ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Bukan hanya RPP beberapa
istilah yang berubah dalam Kurikulum Merdeka di tahun 2022 ini:
Setiap guru di Kurikulum Merdeka harus memiliki rencana pembelajaran untuk membantu
mengarahkan proses pembelajaran untuk mencapai Capaian Pembelajaran (CP). Rencana
pembelajaran ini dapat berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), atau modul
ajar.Perangkat ajar yang disebut modul ajar, atau MA, digunakan untuk merencanakan
pembelajaran. Mereka mirip dengan RPP, tetapi memiliki komponen yang lebih lengkap.
Pendidik tidak perlu membuat RPP jika menggunakan modul ajar karena komponennya
meliputi RPP atau lebih lengkap daripada RPP. Berikut perbedaan antara komponen minimum
RPP dan modul ajar.
Kemudian Tedapat Perbedaan Modul Ajar memiliki komponen yang lebih lengkap daripada
RPP. Modul Ajar juga dilengkapi dengan media pembelajaran, instrumen asesmen, dan
referensi belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Persamaan Modul Ajar memiliki komponen yang lebih lengkap daripada RPP. Modul Ajar juga
dilengkapi dengan media pembelajaran, instrumen asesmen, dan referensi belajar lainnya yang
dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
31
MODUL AJAR
Pendidikan
Bahasa Arab
32
1. Laptop
2. Buku Cetak
3. Spidol
4. Modul
33
Kompetensi Inti
Tujuan :
Pembelajaran 1. Memahami fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan (bunyi, kata, danmakna) dari teks sederhana
yang berkaitan dengan tema: اkeindahan yang melibatkan
tindak tutur memberi instruksi dengan memperhatikan
susunan gramatikal.
34
Kegiatan Pembelajaran
35
36
Nama :
Kelas :
Hari / Tanggal :
Nilai
No Aspek A B C D
1. Pengetahuan
a. Membaca
b. Menulis
c. Mengerjakan Soal
2. Keterampilan
a. Aktif
b. Presentasi
c. Menghafal
3. Lain-lain
a. Sikap
b. Kehadiran
c. Tidak Telat
d. PTS
e. PAS
Keterangan Nilai
Nilai A 100 – 80
Nilai B 80 - 60
Nilai C 60 - 40
Nilai D 40 - 20
37
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari program guru
penggerak merdeka belajar. Kurikulum merdeka belajar harus senantiasa disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan berdampak pada
berbagai aspek kehidupan. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
di mana mengoptimalkan konten agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka yaitu Merdeka Belajar, artinya siswa
bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Anak tidak dipaksa untuk mempelajari
suatu hal yang tidak disukai sehingga akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa
sekolah.
Dikutip dari buku Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar (2021) oleh H. E Mulyasa,
secara tersirat Merdeka Belajar menunjukkan kurikulum apa yang harus dikembangkan oleh
guru penggerak di setiap sekolah. Pemerintah memberikan kebebasan mengenai kurikulum
yang harus digunakan di sekolah, tinggal bagaimana sekolah menyikapi kebijakan tersebut
dengan implementasi di masing-masing sekolah.
B. Saran
Dalam kurikulum merdeka posisi guru adalah penggerak merdeka belajar. Guru penggerak
merdeka belajar dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas secara
efektif, tetapi juga membangun hubungan efektif kepada peserta didik dan komunitas
sekolah. Selain itu mampu menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu dan
melakukan refleksi, serta perbaikan praktik pembelajaran secara terus-menerus. Guru
penggerak merdeka belajar merupakan guru yang kreatif, inovatif, dan terampil dalam
pembelajaran dan energik dalam melayani peserta didik. Tak hanya itu, guru juga mampu
membangun dan mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan komunitas yang
lebih luas, serta menjadi pembelajar sekaligus agen penggerak perubahan di sekolah.
38
40