© Para Penulis. Diterbitkan oleh Blue Eyes Intelligence Engineering and Sciences
Publication (BEIESP). Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/)
Diterbitkan oleh:
Nomor Pengambilan:100.1/ ijmh.I1324055921 Publikasi Rekayasa & Sains Intelijen
DOI:10.35940/ ijmh.I1324.0651021 Mata Biru (BEIESP)
Situs Jurnal: www.ijmh.org 12 © Hak Cipta: Semua hak dilindungi undang-undang.
Machine Translated by Google
Randai Sebagai Pembentuk Identitas Budaya Minangkabau
Salah satu penyebab terjadinya konflik ini adalah karena Pada dasarnya dalam konteks otonomi daerah saat ini, keterlibatan
dua suku tidak memahami tradisi dan adat istiadat masing-masing. pemerintah daerah dalam dunia pertunjukan masyarakat pada umumnya
Kurangnya pemahaman ini menimbulkan dampak negatif yaitu saling didorong oleh dua mesin utama, yaitu peningkatan jati diri (identitas)
tidak menghormati antar orang-orang tersebut. dan perekonomian (pariwisata). Dalam pembahasan lebih lanjut, tulisan
Untuk menghindari fenomena tersebut, perlu dikembangkan ini akan fokus pada penggalangan jati diri (identitas) melalui seni
“paradigma budaya baru” mengenai Negara Kesatuan Republik tradisional masyarakat Minangkabau yaitu Randai.
Indonesia. Keberagaman dan perbedaan setiap budaya lokal di
Indonesia yang tidak terakomodasi pada masa Orde Baru perlu dikaji Selain itu, untuk mewujudkan niat tersebut, dilakukan upaya
ulang. disorot. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan merumuskan proyek identitas budaya sebagai identitas lokal. [6] dalam
adanya perbedaan. Ketika menyadari adanya perbedaan, orang mungkin buku Cultural Studies: Theory and Practice mengungkapkan bahwa
akan menghargainya dalam kehidupannya. Dengan memahami budaya penciptaan identitas terdiri dari apa yang kita pikirkan tentang diri kita
orang lain dan budaya sendiri, masyarakat di berbagai daerah menyadari sekarang berdasarkan situasi masa lalu dan masa kini, serta gagasan
bahwa dirinya tidak sama. Selain itu, pemahaman seperti ini secara tentang akan menjadi apa kita, serta apa yang akan kita lakukan.
otomatis dapat memunculkan apresiasi terhadap “makna perbedaan”. lintasan masa depan dari apa yang kita inginkan. Istilah identitas dalam
ciri-ciri suatu unit sosial merupakan jawaban atas pertanyaan siapa saya
atau siapa kita. Jawaban atas pertanyaan itu hanya dapat ditemukan
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa untuk menciptakan dengan membuat perbandingan antara saya dan Anda dan/atau antara
identitas budaya Minangkabau mengenai falsafah masyarakat Sumatera kita dan mereka. . Identitas merupakan esensi diri yang bersifat universal
Barat dengan konsep “kekiniannya”, jelas diperlukan kajian dan dan abadi yang diciptakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
penelitian yang mendalam untuk memahami konsep dasar Minangkabau. seseorang.
budaya. Sebagai teater tradisional Minangkabau, Randai digunakan untuk
Topiknya mungkin tentang Apa itu Minangkabau? Mengapa disebut mengkomunikasikan nilai-nilai “Minangkabau” yang ingin diangkat oleh
Mingkangkabau? dan Bagaimana kondisi masyarakat Minangkabau masyarakat Minangkabau. [7] seni adalah alat komunikasi yang paling
saat ini? Inilah pertanyaan mendasar yang perlu dijawab atas kemauan efektif untuk menyampaikan tujuan. Oleh karena itu, Randai dipandang
seluruh masyarakat. sebagai wahana (medium) dalam mengkomunikasikan identitas budaya
Wilayah Sumatera Barat yang terletak di bagian barat Sumatera Minangkabau. Pada mulanya Randai berbentuk tari sebelum dikenal
Tengah dihuni oleh suku Minangkabau. Istilah Minangkabau mengandung sebagai teater tradisional Minangkabau.
arti kultural dan geografis yang tidak terkandung dalam arti kata Langkah-langkah gerakan silek (pencaksilat); tari bela diri khas
Sumatera Barat. Setelah Minangkabau menjadi bagian dari wilayah minangkabau, dimainkan secara berputar-putar dengan jumlah peserta
Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah Minangkabau diidentikkan yang tidak ditentukan. Dalam tarian ini cerita belum dimainkan karena
dengan arti geografis wilayah administratif Barat. Provinsi Sumatera. [3] pada saat itu pertunjukannya hanya berupa pantun-pantun yang
Orang Minangkabau dikenal sebagai orang Sumatera Barat karena dibawakan oleh para pemuda dalam acara-acara adat. Tarian ini
mereka bergabung dengan wilayah Indonesia dengan nama provinsi dipentaskan di tanah, di tengah pekarangan, sawah, lapangan, atau di
Sumatera Barat. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Minangkabau pasar tradisional, bukan di tengah rumah atau di dalam ruangan.
sudah ada sebelum NKRI ada dan jelas bahwa masyarakat Mingkabau
sudah mempunyai tatanan kehidupan sosial budaya sebelum NKRI ada. Randai belum menggunakan dialog. Cerita tersebut dituangkan dalam
pantun sambil menari melingkar dan di akhir pantun para penari
bersorak dengan suara teriakan tertentu.
Selain itu, Randai sebagai tarian dengan gerakan pencak silat yang
diiringi dendang dikategorikan sebagai cikal bakal Randai yang pertama
Alam adalah segalanya bagi masyarakat Minangkabau. [4] Alam dan kedua, sedangkan cikal bakal ketiga menampakkan unsur lain yaitu
tidak hanya sekedar tempat lahir dan mati, tempat hidup dan berkembang kaba (cerita adat).
tetapi juga mempunyai makna filosofis yang dikenal dengan semboyan: Dimasukkannya kaba dalam Randai memperjelas pesan yang
AlamTakambangJadi Guru (belajar dari alam). disampaikan kepada masyarakat sekitar atau masyarakat yang
Sekilas, masyarakat Minangkabau adalah masyarakat yang selalu menontonnya. Penggabungan ketiga unsur seni ini dipengaruhi oleh
belajar dari alam. Melalui proses pembelajaran di alam, terciptalah kehadiran tonil Melayu. Pesatnya pertumbuhan kelompok tonil Melayu
falsafah hidup masyarakat Minangkabau yang dikenal dengan istilah di Minangkabau mempengaruhi seniman Randai saat itu. Kemudian
“Adat basandi syarak (Islam), Syarak basandi Kitabullah (Al-Qur’an); memasukkan unsur aktor yang berperan dalam dialog pada pementasan
Adat berdiri di atas agama (Islam) dan agama berdiri di atas Kitab Suci awal Randai. [8] Kaba,
(Al-Qur'an).". Landasan filosofis tersebut dihidupkan kembali dan yang biasanya hanya dinyanyikan, mulai divisualisasikan oleh para
dijadikan sumber terciptanya segala praktik kebudayaan di Minangkabau; aktor sambil tetap menggunakan gestur gerak Minangkabau (pencaksilat) .
termasuk seni.
Sejalan dengan penjelasan di atas, diketahui bahwa proses
Seiring dengan uraian di atas, akhirnya dapat dipahami bahwa setiap berkembangnya Randai diawali oleh aliansi beberapa bentuk kesenian
penduduk nusantara mempunyai kesempatan untuk mengaktualisasikan Minangkabau.
diri dan menunjukkan eksistensinya kepada daerah setempat.
Selanjutnya kesadaran untuk mengangkat simbol-simbol budaya lokal
sebagai identitas budaya daerah mulai muncul, termasuk di Sumatera
Barat. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya di
Sumbar berupaya menggali simbol-simbol lokal dalam dunia seni,
khususnya seni pertunjukan rakyat. [5]
Diterbitkan oleh:
Nomor Pengambilan:100.1/ ijmh.I1324055921 Publikasi Rekayasa & Sains Intelijen
DOI:10.35940/ ijmh.I1324.0651021 Mata Biru (BEIESP)
Situs Jurnal: www.ijmh.org 13 © Hak Cipta: Semua hak dilindungi undang-undang.
Machine Translated by Google Jurnal Internasional Manajemen dan Humaniora (IJMH)
ISSN: 2394-0913 (Online), Volume-5 Edisi-10 Juni 2021
Diterbitkan oleh:
Nomor Pengambilan:100.1/ ijmh.I1324055921 Publikasi Rekayasa & Sains Intelijen
DOI:10.35940/ ijmh.I1324.0651021 Mata Biru (BEIESP)
14 © Hak Cipta: Semua hak dilindungi undang-undang.
Situs Jurnal: www.ijmh.org
Machine Translated by Google
Randai Sebagai Pembentuk Identitas Budaya Minangkabau
Mengingat paragraf sebelumnya, maka penciptaan strategi menghilangkan banyak fitur Randai karena karakter medianya yang
pembelajaran Randai yang bertujuan membentuk identitas budaya harus sangat berbeda.
dilakukan melalui desain yang matang secara bertahap. Banyak contoh Randai yang menunjukkan tidak adanya lagi perhatian
Tahapan menjadikan Randai sebagai identitas untuk nantinya materi terhadap perubahan seperti Randai sendiri di stasiun televisi, channel
pembelajaran di sekolah harus melalui tahap seminar terlebih dahulu youtube web pariwisata, dan media sosial di Sumatera Barat. Randai
terkait Randai sebagai identitas budaya Minangkabau. Seminar ini hanya direkam di luar ruangan menggunakan tiga kamera tanpa
bertujuan untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai dan merumuskan pengaturan pencahayaan dan audio yang memadai sehingga gambar
paradigma yang cocok untuk digunakan dalam Randai sebagai alat tidak jernih dan audio nyaris tidak terdengar. Akibatnya, struktur cerita
pembentukan jati diri Minangkabau. Tahap selanjutnya adalah workshop dan tontonan pertunjukan tidak dapat dinikmati dan dipahami. Hal ini
dan pelatihan bagi guru seni untuk merumuskan Unit Pembelajaran yang tentu saja menimbulkan kebosanan bagi para penontonnya. Hal ini
sesuai dan membuat Bahan Ajar yang dapat mengakomodir niat menyebabkan sulitnya mendapatkan nilai-nilai estetika Minangkabau
masyarakat dan dalam Randai dan memahami pertunjukannya. Inefisiensi Randai pada
pemerintah dalam menciptakan identitas budaya Minangkabau. Tahap media tersebut merupakan tantangan yang harus diwaspadai oleh
terakhir adalah mengadakan semacam festival untuk mengetahui sejauh pemangku kepentingan yang cerdas.
mana perkembangan dan manfaat Randai dalam membentuk jati diri
Minangkabau.
Dengan keterbatasan tersebut, media tersebut menjadi kurang efektif Upaya revitalisasi tersebut telah membuahkan hasil. Randai
sebagai media penyampaian pesan identitas budaya Minangkabau. menarik perhatian penonton karena disajikan di luar negeri dengan
Makanya, Randai hanya ditonton oleh kalangan terbatas. Fakta tersebut menggunakan bahasa asing. Berkat revitalisasi tersebut, Randai menjadi
diperparah dengan ketidakmampuan para seniman Randai mengemasnya kesenian yang digemari hingga ke mancanegara.
menjadi sebuah tontonan yang menarik agar dapat dinikmati oleh
penonton. Randai ditampilkan apa adanya, sama seperti saat Randai
masih tampil live.
Perubahan media seharusnya memerlukan perubahan bentuk smart
display. Peralihan media Randai “dari tayangan langsung ke televisi”
tanpa melalui proses yang cermat
Diterbitkan oleh:
Nomor Pengambilan:100.1/ ijmh.I1324055921 Publikasi Rekayasa & Sains Intelijen
DOI:10.35940/ ijmh.I1324.0651021 Mata Biru (BEIESP)
Situs Jurnal: www.ijmh.org 15 © Hak Cipta: Semua hak dilindungi undang-undang.
Machine Translated by Google Jurnal Internasional Manajemen dan Humaniora (IJMH)
ISSN: 2394-0913 (Online), Volume-5 Edisi-10 Juni 2021
IV. KESIMPULAN
REFERENSI
PROFIL PENULIS
Diterbitkan oleh:
Nomor Pengambilan:100.1/ ijmh.I1324055921 Publikasi Rekayasa & Sains Intelijen
DOI:10.35940/ ijmh.I1324.0651021 Mata Biru (BEIESP)
Situs Jurnal: www.ijmh.org 16 © Hak Cipta: Semua hak dilindungi undang-undang.