Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENILAIAN FORMATIF DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter

Disusun Oleh:

Larasati

Mimi Maryani

Dosen Pengampu : Dr. Indah Kencanawati, S. SI, M.Pd.

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM


NEGERI (IAIN) KERINCI FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN

IAIN KERINCI

T.A.2023/2024

1
2
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
Pembahasan......................................................................................................................... 6
A. Penilaian Formatif ................................................................................................ 6
B. Tipe Penilaian Formatif........................................................................................ 7
C. Fungsi Dan Instrumen Penilaian Formatif ........................................................ 9
D. Pendidikan Karakter .......................................................................................... 11
E. Penilaian Formatif Dalam Pendidikan Karakter............................................. 14
BAB III ............................................................................................................................. 20
Kesimpulan ................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hasil penilaian formatif bermanfaat bagi guru dan peserta didik,

yaitu : a. Manfaat bagi guru 1) Guru akan mengetahui hingga mana bahan

pelajaran dikuasai oleh Konsep Evaluasi Pembelajaran peserta didik. Jika

guru mengetahui tingkat keberhasilan kelompok peserta didik dalam

menguasai materi pelajaran, maka guru dapat membuat keputusan, apakah

suatu materi pelajaran itu perlu diulang atau tidak. Jika harus diulang, guru

juga harus memikirkan bagaimana strategi pembelajaran yang akan

ditempuh, apakah pembelajaran kelompok/kelas, individual atau

keduanya. 2)Guru dapat memperkirakan hasil penilaian sumatif. Penilaian

formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-kesatuan kecil

materi pelajaran, sedangkan penilaian sumatif merupakan penilaian hasil

belajar dari keseluruhan materi yang sudah disampaikan. Dengan

demikian, beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan sebagai

bahan untuk memperkirakan penilaian sumatif.. Manfaat bagi peserta didik

1) Dalam belajar berkelanjutan, peserta didik harus mengetahui susunan

tingkat bahan-bahan pelajaran. Penilaian formatif dimaksudkan agar

peserta didik dapat mengetahui apakah mereka sudah mengetahui susunan

tingkat bahan pelajaran tersebut atau belum. 2) Melalui penilaian formatif

peserta didik akan mengetahui butir-butir soal mana yang sudah betul-

betul dikuasai dan butir-butir soal mana yang belum dikuasai. Hal ini

merupakan balikan (feed-back) yang sangat berguna bagi peserta didik,

4
sehingga dapat diketahui bagianbagian mana yang harus dipelajari kembali

secara individual.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Penilaian Formatif


2. Bagaimana cara Penilaian formatif
3. Bagaimana Penilaian Formatif dalam Ranah Pendidikan Karakter

5
BAB II

Pembahasan
A. Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan dengan tujuan untuk

memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian

tujuan pembelajaran. Sesuai dengan tujuannya, penilaian formatif dapat dilakukan

di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.

Sedangkan penilaian sumatif yakni sebuah penilaian yang bertujuan untuk

menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP)

murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan

pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan

membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian

tujuan pembelajaran.1

Ada Beberapa ciri mendasar penilaian formatif di antaranya:

1. Waktu pelaksanaan

Pada penilaian formatif, umumnya dilakukan saat proses pembelajaran

suatu unit/bab/kompetensi berlangsung. Dapat dilakukan di awal maupun

sepanjang proses pembelajaran berlangsung.

2. Tujuan penilaian

Tujuan dari penilaian formatif adalah mengetahui perkembangan

penguasaan siswa terhadap suatu unit/bab/kompetensi yang sedang dipelajari.

1
Sutikno Yadi, PENTINGNYA PENILAIAN FORMATIF DOSEN TERHADAP
MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN, JURNAL PENCERAHAN, VOL. 12, NO.1 2019,
ISSN 2087-9229,H 1-9.

6
3. Output

Output akhir dari penilaian formatif adalah sebagai dasar untuk

memperbaiki proses pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi yang sedang

dipelajari agar peserta didik mencapai penguasaan yang optimal.

4. Hasil penilaian

Hasil penilaian formatif tidak digunakan untuk menentukan nilai

rapor keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting

lainnya.2

B. Tipe Penilaian Formatif

Berikut ini aktivitas yang biasa digunakan untuk evaluasi formatif:

1. Goal Checks

Pada awal pembelajaran, pebelajar diberikan tujuan pembelajaran

(goal). Pada akhir pembelajaran mereka diberikan penilaian untuk

menentukan apakah mereka berhasil tujuan pembelajaran dan sejauh

mana mereka mendalami materi yang diberikan. Tujuan akhir tambahan

dapat dibuat di akhir pertemuan atau modul.3

2. Diskusi satu-satu

Pebelajar dan guru/tutor bertemu dan mendiskusikan harapan

kedepannya dan menilai basis pengetahuan dan keterampilan mereka

saat ini. Biasanya, fasilitator akan menanyakan tiap pebelajar

seperangkat pertanyaan untuk mengidentifikasi area-area mana saja yang

2
Ibid.
3
Nurjannah, EFEKTIVITAS BENTUK PENILAIAN FORMATIF DISESUAIKAN
DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN, JURNAL PARAMETER 2019, VOL. 29, NO. 1 H 1-16

7
akan ditingkatkan. Diskusi ini dapat dilakukan dengan bertemu langsung

atau melalui online chat.

3. Observasi Guru atau Instruktur

Guru/instruktur mengobservasi pebelajar ketika mereka

menyelesaikan aktivitas belajar dan menilai kecakapan dan dari masing-

masing individu. Kegiatan yang biasa dilakukan seperti mencatat, dan

pertemuan via online antara guru/tutor dan pebelajar.4

4. Log belajar pribadi

Pebelajar diminta untuk membuat log atau semacam jurnal belajar

online pribadi yang merinci tentang apa yang mereka pelajari, pendapat

dan perasaan mereka terhadap topik tertentu, serta intisari atau konsep

yang mereka pahami dari materi pembelajar.

5. Presentasi Kelompok

Pebelajar bekerja kelompok atau secara independen untuk membuat

sebuah presentasi online yang harus dipresentasikan kepada rekan-

rekannya. Sebelumnya, pebelajar disediakan dengan kriteria yang

menjelaskan ekspektasi dan menentukan keterampilan dan informasi

yang harus digunakan selama project tersebut.

6. Self-assessment

Pebelajar didorong untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka

sendiri dan menentukan tingkat kecakapan atau keahlian mereka

4
Bagus Baden, DKK, PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN FORMATIF FORMAL
BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MEMBANTU PEMBELAJARAN DINAMIKA ROTASI,
JURNAL TARBIYAH (JURNAL ILMIAH KPENDIDIKAN), VOL 5 , NO. 2, JULI-
DESEMBER 2016,H 1-16

8
terhadap materi belajar. Pebelajar juga dapat dievaluasi oleh rekannya,

yang memberikan feedback terhadap tugas-tugas yang dikerjakan.

Bentuk penilaian online ini biasanya dipasangkan dengan aktivitas

eLearning lainnya, seperti log belajar pribadi.5

C. Fungsi Dan Instrumen Penilaian Formatif

Adapun Beberapa Fungsi Penilaian Formatif Adalah :6

1. Untuk mengidentifikasi apakah siswa sudah menguasai pembelajaran secara

menyeluruh atau hanya sebagian saja.

2. Sebagai bahan evaluasi apakah materi yang diajarkan sudah sesuai kapasitas

dan keterampilan siswa.

3. Memantau kemajuaan proses belajar mengajar.

4. Dapat dijadikan umpan balik.

Berikut ini beberapa instrumen formatif dan sumatif yang bisa digunakan

oleh guru, yakni:7

1. Melakukan Observasi

Dalam asesmen formatif, instrumen observasi sangat penting dilakukan

untuk mengetahui perilaku peserta didik secara bertahap. Observasi yang dapat

dilakukan adalah dengan memberikan tugas kelompok maupun individu. Dengan

cara ini, seorang guru bisa menganalisis bagaimana sifat peserta didik dalam

bekerjasama maupun menyelesaikan tugas seorang diri.

5
Ibid
6
Zalika Putri, PERAN PENIAIAN FORMATIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA, JURNAL MEDIKA, VOL. 5, NO.1, SEPTEMBER 2014, H.1-7
7
Winiati Illah, INTERKRASI PENILAAN FORMATIF PADA PEMBELAJARAN
MICROTEACHING, JURNAL ILMU PENDIDIKAN, VOL.5, NO.1, APRIL 2021, H. 1-7.

9
2. Projek atau Penugasan

Instrumen penilaian selanjutnya adalah memberikan proyek atau tugas

yang harus dikerjakan oleh siswa dalam waktu tertentu. Projek tersebut dapat

berupa hasil karya seni, penelitian di bidang sains, atau projek kelompok pentas

teater. Hasil dari penilaiannya ini dapat berupa angka dan perkembangan siswa

dalam menyelesaikan suatu tantangan.

3. Tes tertulis dan Tes Lisan

Untuk mengukur pemahaman siswa lebih lanjut dan sifatnya akurat, tentu

saja menggunakan tes dengan soal tertulis dan tes lisan. Kedua tes ini dapat

mengukur kompetensi siswa dan menjadi rujukan keberhasilan guru dalam

menyampaikan materi selama satu semester. Adapun bentuk-bentuk tes yang bisa

dipilih yakni dengan soal pilihan ganda, esai, atau hafalan.

4. Portofolio

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, semua tugas-tugas yang

diberikan dapat dikumpulkan dan dijadikan portofolio. Bisa dikatakan bahwa

portofolio tersebut sebagai bentuk apresiasi atau pencapaian siswa dalam

menyelesaikan semua tugas dalam kurun waktu tertentu.8

8
Ibid

10
D. Pendidikan Karakter

1. Pendidikan

Pendidikan sebagaimana tercantum dalam UUSPN N0. 20 tahun 2003

adalah bahwa “pendidikan bertujuan untuk mencapai berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Dengan kata lain melalui pendidikan akan diharapkan tercipta peserta didik

yang berkembang potensinya secara maksimal baik potensi intelektual

(kognitif), afektif (etika, moral, spiritual, sikap, dan pribadi), serta

psikomotornya sehingga semua potensi tersebut akan mendorong siswa

menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap

kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.9

Islam sebagai agama memiliki aturan dan sistem yang sempurna.

Kesempurnaan itu menyangkut aturan manusia dengan Tuhan, manusia

dengan sesama manusia, dan manusia dengan makhluk lainya (alam). Oleh

karena itu Islam dinamakan agama rahmatan lil’alamin. Menghormati agama

lain dan sesama pemeluk agama yang berbeda juga dianjurkan saling

menghormati. Hal ini juga diabadikan dalam Q.S Al-Kafirun ketika terjadi

perselisihan antar umat menyangkut agama, pesan ayat tersebut memberikan

ajaran bagi kita untuk terciptanya kerukunan umat beragama, menghargai

9
Handayani Fitri, DKK, PENILAIAN DAN JENIS TEST YANG DIBUAT OLEH GURU
DI TINKAT SEKOLAH DASAR, JURNAL BASIC EDU, VOL.6 NO.1, TAHUN 2022, H. 726-737

11
perbedaan keyakinan, toleransi sesama umat beragama dan saling tolong-

menolong dalam kebaikan. 10

Berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang sempurna tadi, untuk

mengembalikan pengetahuan, pemahaman, dan perilaku beragama agar

tercipta keharmonisan, kerukunan, serta kesahajaan dalam kehidupan dan

hidup beragama, maka dibutuhkan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai

Islam sebagai model pemberdayaan pendidikan karakter dengan

menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam yang sebenarnya kaya dan syarat

dengan nilai-nilai moral.11

2. Karakter

Kata karakter memiliki pengertian yang beragam ada yang menyamakan

dengan watak, ada yang menganggap sifat atau juga kepribadian. Allport

sebagaimana dikutip Suryabrata mengatakan “character” yang artinya is

personality evaluated, and personality is character devaluatedwatak atau

karakter adalah kepribadian yang dinilai atau berkenaan dengan norma-

norma.

Kretschmer menjelaskan karakter adalah keseluruhan totalitas

kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional

seseorang, yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam

(dasar, keturunan, faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar

(pendidikan, dan pengalaman, faktor eksogen) .

10
Ibid
11
Nasution Inom, DKK, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DI
SEKOLAH SDN 014628 PEMATANG SEI BARU, JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING,
VOL.5, NO.3, TAHUN 2023, H 1-5.

12
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah

menunjuk pada kepribadian yang dinilai berdasarkan nilai norma-norma yang

baik sebagai reaksi secara emosional dan volisional seseorang yang terbentuk

selama hidupnya oleh unsur dari dalam dan unsur dari luar.12

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk karakter yang baik

kepada peserta didik (siswa). Karakter tersebut menyangkut unsur nilai-nilai

moral, tindakan moral, kepribadian moral, emosi moral, penalaran moral,

identitas moral, dan karakteristik dasar dalam memberikan respon terkait

dengan moralitas seseorang yang harus dimiliki siswa dan kemudian mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks Islam pendidikan karakter atau biasa disebut dengan istilah

“moral” atau akhlak dalam Islam telah ada sejak Islam itu ada karena

diutusnya Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia, dimana pada zaman itu bangsa Arab

masih menjadi bangsa yang “biadab”, bangsa “jahiliyah”, dan bangsa yang

“tidak berbudaya”. Bersama dakwah Rasulullah saw. sedikit demi sedikit

menjadi berubah baik hingga sekarang. Hal ini menjadi bukti keberhasilan

rasulullah saw dalammendidik kaum jahiliyah menjadi kaum yang

berakhlakul karimah, menjadi kaum yang “berbudaya”, dan kaum yang

“berperadaban”.

12
Ibid

13
E. Penilaian Formatif Dalam Pendidikan Karakter

Penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang dimaksudkan untuk

memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Penilaian

ini akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran,

mengetahui dan mengurangi kesalahan yang memerlukan perbaikan.

Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran,

bukan hanya untuk menentukan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, penilaian

formatif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan

kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan dan menggunakan informasi

tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar

lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa.13

Hasil penilaian formatif ini bermanfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi

guru yaitu guru akan mengetahui sejauh mana bahan pelajaran dikuasai dan dapat

memperkirakan hasil penilaian sumatif. Jika guru mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam menguasai materi pelajaran, maka guru dapat membuat keputusan,

apakah suatu materi pembelajaran perlu diulang atau tidak. Jika harus diulang,

guru juga harus memikirkan strategi pembelajaran yang akan ditempuh. Penilaian

formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-kesatuan kecil materi

pelajaran.

Beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan sebagai bahan untuk

memperkirakan penilaian sumatif. Manfaat bagi siswa yaitu mengetahui susunan

tingkat bahan pelajaran, mengetahui butir-butir soal yang sudah dikuasai, dan
13
Opcit Nasution Inom.

14
butir-butir soal yang belum dikuasai. Hal ini merupakan umpan balik yang sangat

berguna bagi siswa, sehingga dapat diketahui bagian-bagian yang harus dipelajari

kembali secara individual.

Guru berperan untuk mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan

mendorong siswa untuk melakukan self assessment dalam upaya mencapai tujuan.

Umpan balik perlu dilakukan di dalam kelas oleh guru dan siswa secara timbal

balik. Pemberian umpan balik dapat memotivasi siswa untuk belajar, mendorong

siswa untuk tertarik pada pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, menimbulkan

optimisme, self regulating learning, dan mengembangkan potensi metakognisi.14

Keberhasilan penggunaan penilaian formatif sangat tergantung

kemampuan guru mengorganisasi siswa dalam pembelajaran. Terdapat lima faktor

kunci yang dapat meningkatkan pembelajaran melalui penilaian formatif.

Kelima faktor kunci tersebut adalah:

(a) menyediakan umpan balik yang efektif untuk siswa,

(b) secara aktif melibatkan siswa dalam pembelajaran,

(c) mengatur pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh nilai baik

ketika dilakukan penilaian,

(d) memperkenalkan pengaruh besar penilaian terhadap motivasi, dan

(e) mempertimbangkan kebutuhan siswa untuk menilaidirinya sendiri dan untuk

memahami bagaimana cara meningkatkan hasil belajarnya.

Umpan balik merupakan elemen yang penting dalam penilaian formatif.

Kriteria umpan balikyang baiksebagai berikut.


14
Opcit Handayani Fitri.

15
1. Membantu menjelaskan kinerja yang baik

2. Memfasilitasi pengembangan self-assessment (refleksi) dalam belajar;

3. Memberikan informasi yang berkualitas tinggi kepada siswa tentang hasil

belajar mereka;

4. Mendorong guru untuk berdialog dengan siswa selama pembelajaran;

5. Memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;

6. Menyediakan kesempatan untuk menutup kesenjangan antara kinerja saat ini

dan yang diinginkan;

7. Memberikan informasi kepada guru yang dapat digunakan untuk membantu

membentuk pengajaran.

Guru menggunakan umpan balik untuk membuat keputusan program

sehubungan dengan kesiapan, diagnosis dan remedial. Siswa menggunakannya

untuk memantau hasil belajar. Pentingnya umpan balik siswa yaitu untuk belajar,

menutup kesenjangan pemahaman konsep mereka, mempersiapkan diri dalam

penilaian sumatif, memotivasi untuk belajar, menghargai standar akademik, dan

untuk refleksi.

Adapun Bentuk-Bentuk Test Formatif adalah :15

1. Pre test (test awal) Pre test adalah tes yang dilakukan sebelum pembelajaran

dimulai, untuk menilai sampai mana siswa telah menguasai

15
Rizal, PENGARUH PENILAIAN FORMATIF TERHADAP HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK, JURNAL PENDIDIKAN, TAHUN 2015, H 60.

16
kemampuankemampuan dalam tujuan instruksional khusus sebelum siswa

mengikuti program pengajaran yang telah disiapkan.16

a. Untuk menyiapkan siswa dalam belajar karena dengan pree test pikiran siswa

akan terfokus pada soal-soal yang harus dijawab.

b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan dengan pembelajaran

yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan pre test dengan

post test.

c. Untuk mengeetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa mengenai bahan

pelajaran yang akan dijadikan topik dalam pembelajaran. Untuk menyiapkan

siswa dalam proses belajar.

d. Untuk mengetahui dari mana seharusnya pembelajaran dimulai,tujuan mana

yang telah dikuasai, mana yang perlu mendapatkan penekanan dan perhatian

khusus.

Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat pre test harus diperiksa

sebelum pembelajaran dilaksanaan, pemeriksaan ini harus dilaksanakan secara

cermat dan cepat,jangan sampai mengganggu perhatian siswa, untuk itu pada

waktu memeriksa preetest perlu diberikan kegiatan lain seperti membaca atau text

books. Dalam hal ini pree test sebaiknya dilakukan secara tertulis, meskipun bisa

saja dilaksanakan secara lisan atau perbuatan.

16
Dasri, DKK PELAKSANAAN PENILAIAN FORMATIF DALAM PEMBELAJARAN
PPKN, JURNAL PENDIDIKAN PANCASILA, VOL. 2, NO. 1 TAHUN 2019, H.1-10.

17
2. Post test (test akhir) Post tes adalah tes yang diberikan setelah siswa selesai

mengikuti pembelajaran, tes yang diberikan dalam post tes adalah sama dengan

tes yang diberikan pada pre test, perbedaannya terletak pada waktu dan fungsi

masing-masing tes.

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar

yang telah ditentukan, baik individu maupun kelompok dengan membandingkan

antara hasil pree test dan post test.

b. Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai

siswa serta yang belum dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan

tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Apabila sebagian besar belum

menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali. 17

C. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial dan yang perlu

pengayaan serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam belajar.

d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap

komponenkomponen pembelajaran, dan aktivitas belajar yang telah dilaksanakan,

baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.

Hal ini dikarenakan siswa yang menerima tes formatif akan belajar lebih

giat dibandingkan dengan siswa yang tidak menerima tes formatif karena siswa

yang menerima tes formatif akan lebih termotivasi untuk mengejar nilai yang baik

dari hasil tes formatif. Para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan

17
Ibid

18
ada ulangan, hal ini dikarenakan memberi ulangan merupakan salah satu sarana

motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

Jenis-jenis Tagihan Test Formatif :

1) Pertanyaan lisan di kelas Materi yang ditanyakan berupa konsep, teorema atau

prinsip. Pertanyaan ini diajukan kepada siswa kemudian diberi kesempatan

berfikir, selanjutnya guru memilih secara acak untuk menentukan siapa yang

harus menjawab pertanyaan yang diajukan tersebut.

2) Kuis Pertanyaan yang diajukan kepada siswa, dimana pertanyaan itu hanya

menanyakan hal-hal yang prinsip aja dari materi yang telah diajarkan sebelumnya

dan bentuknya berupa isian singkat, hal iniuntuk mengetahui penguasaan materi

siswa, waktu yang diberikan relative singkat kurang dari 15 menit.

3) Ulangan harian Biasanya dilakukan secara periode, misalnya setelah

menyelesaikan belajar sebanyak satu atau dua pokok bahasan maka dilakukan

penilaian untuk mengetahui penguasaan siswa.

4) Ujian block Bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap materi yang telah

diajarkan terhadap sistem ujian block, bentuk soal yang dipakai berbentuk pilihan

ganda, uraian, campuran pilihan ganda dan uraian.18

18
Htpp://Akademi/ Pendidikan.blogspot.com/2012/12/Penilaian-formatif-dan-
sumatif.html#sthash.XQIJIF3u.dpuf. (diakses pada 10 September 2023, jam 20.30 wib)

19
BAB III

Kesimpulan

1. Model evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika

program kegiatan masih berlangsung.

2. Pelaksanaan tes formatif merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan

dari Standar Penilaian Pendidikan agar standar minimal ini selalu dapat

ditingkatkan dari dari waktu ke waktu agar dapat mengikuti perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Keberhasilan penggunaan penilaian formatif sangat tergantung

kemampuan guru mengorganisasi siswa dalam pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno Yadi, PENTINGNYA PENILAIAN FORMATIF DOSEN TERHADAP
MAHASISWA
PENDIDIKAN KEAGAMAAN, JURNAL PENCERAHAN, VOL. 12,
NO.1 2019, ISSN 2087-9229
Nurjannah, 2019, EFEKTIVITAS BENTUK PENILAIAN FORMATIF
DISESUAIKAN
DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN, JURNAL PARAMETER VOL. 29,
NO. 1
Bagus Baden, DKK JULI-DESEMBER 2016, PENGEMBANGAN MODEL
PENILAIAN
FORMATIF FORMAL BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK
MEMBANTU PEMBELAJARAN DINAMIKA ROTASI, JURNAL
TARBIYAH (JURNAL ILMIAH KPENDIDIKAN), VOL 5 , NO. 2,
Zalika Putri, SEPTEMBER 2014, PERAN PENIAIAN FORMATIF TERHADAP
MOTIVASI
BELAJAR MAHASISWA, JURNAL MEDIKA, VOL. 5, NO.1,
Winiati Illah, APRIL 2021, INTERKRASI PENILAAN FORMATIF PADA
PEMBELAJARAN
MICROTEACHING, JURNAL ILMU PENDIDIKAN, VOL.5, NO.1,
Handayani Fitri, DKK, TAHUN 2022, PENILAIAN DAN JENIS TEST YANG
DIBUAT
OLEH GURU DI TINKAT SEKOLAH DASAR, JURNAL BASIC EDU,
VOL.6 NO.1,
Nasution Inom, DKK, TAHUN 2023, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
KARAKTER DI
SEKOLAH SDN 014628 PEMATANG SEI BARU, JURNAL
PENDIDIKAN DAN KONSELING, VOL.5, NO.3,
Rizal, TAHUN 2015, PENGARUH PENILAIAN FORMATIF TERHADAP HASIL
BELAJAR
PESERTA DIDIK, JURNAL PENDIDIKAN, H 60.
Dasri, DKK, TAHUN 2019, PELAKSANAAN PENILAIAN FORMATIF DALAM
PEMBELAJARAN PPKN, JURNAL PENDIDIKAN PANCASILA, VOL. 2, NO.
1

21

Anda mungkin juga menyukai