Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Etika Komunikasi dan Bisnis

“Pengamatan Pedagang Sayur Dari Segi Kejujuran, Kebersihan, Dan Transparasi”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Etika dan Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu : Dr. Muljadi, S.Ag, M.M

Oleh :

Nama : Tarno

Nim : 2161201177

Kelas : Manajemen O-P

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyyah Tanggerang

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. 2

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. 3

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 6


1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………… 6
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………… 6
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………. 6
1.5 Manfaat Hasil Penelitian ………………………………………. 6

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 7

2.1 Hasil Pengamatan Terhadap Pedagang Sayur ………… 7

BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………. 9

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 9


3.2 Saran …………………………………………………………………….. 9

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan nikmat iman
dan islam. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kegiatan yang berjudul “
Pengamatan Perilaku Pedagang Sayur Dari Segi Kebersihan, Kejujuran Dan Transparasi” di
kampung Gaga Semanan.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKOM (Etika
Komunikasi dan Bisnis). Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat menjadi lebih baik lagi dalam penulisan berikutnya.

Semoga penulisan makalah ini bisa memberikan wawasan dan manfaat bagi yang
membaca dan penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat di dalam laporan
makalah ini.

Jakarta, 09 May 2022

Tarno

3
Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


“Rasulullah saw. bersabda: Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak
peduli lagi dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah
dengan cara yang haram.” (H.R. Bukhari)
Para pembaca yang dirahmati Allah, benar adanya sabda Rasulullah saw. yang beliau
katakan beratus tahun yang lalu tersebut. Modernisasi yang merupakan tanda kemajuan
ilmu pengetahuan manusia seringkali tidak sejalan dengan kondisi iman dan takwa. Tidak
sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nikmat dunia yang
diinginkan oleh hawa nafsunya. Tindakan korupsi, perampokan, pembegalan, pengedaran
narkoba, pencurian, penipuan merupakan beberapa contoh cara yang tidak halal untuk
mendapatkan harta dan marak sekali diberitakan di media dan seringkali meresahkan dan
merugikan masyarakat.
Berbicara mengenai halal-haram, sesungguhnya halal-haram tidak hanya mencakup
makanan dan minuman yang kita konsumsi, akan tetapi lebih dari itu, halal-haram
merupakan persoalan kehidupan manusia secara keseluruhan. Sebagaimana firman Allah
swt. yang tertulis di dalam Q.S. Al Baqarah [2] : 172 yaitu: “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu beribadah.”
Kata “makanlah” di sini tidak saja berarti harfiah yaitu kegiatan makan dan minum,
melainkan termasuk bagaimana cara memperoleh makanan tersebut. Yusuf Qardhawi
(1993) menjelaskan mengenai pokok-pokok ajaran Islam tentang halal dan haram, dan
salah satu pokok ajaran itu ialah “apa saja yang membawa kepada haram adalah haram”.
Sehingga walaupun makanan itu halal, akan tetapi apabila cara pemerolehannya semisal
dengan mencuri, maka ia haram untuk dimakan karena makanan tersebut merupakan hasil
curian.
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa memperoleh harta dengan cara dosa, lalu ia
menggunakannya untuk menjalin silaturrahmi, bersedekah, atau kepentingan di jalan
Allah, niscaya Dia akan menghimpun semua hartanya itu lalu melemparkannya ke dalam
neraka” (H.R. Abu Dawud) (Ghazali, 2007).

Ajaran Islam pun telah mengatur sejumlah etika bisnis yang menyangkut nilai
norma agar kegiatan bisnis yang dijalankan selalu mendapat berkah Allah SWT,
diantara lain sebagai berikut :
4
1. Jujur
Dalam hukum Islam, kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam
kegiatan bisnis. Seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, beliau selalu
menganjurkan untuk mengedepankan kejujuran dalam setiap aktivitas bisnis.
Rasulullah yang juga seorang pedagang pun selalu bersikap jujur saat
melakukan kegiatan jual beli agar tidak mengecewakan pembeli . Contohnya
yaitu Rasullah melarang para pedagang meletakkan barang busuk di sebelah
bawah dan barang baru di bagian atas, karena akan membuat pembeli tertipu
dan merasa kecewa.

2. Amanah
Amanah adalah sifat yang dapat dipercaya dalam diri seseorang dalam
segala hal maupun untuk etika bisnis dalam segala transaksinya.
Karena amanah ini adalah dapat dipercaya maka sangat dibutuhkan dalam etika
bisnis karena dalam transaksi bisnisnya seorang pembisnis harus dapat
dipercaya dengan semua pelaku bisnis dan mitra bisnisnya.
Dengan mengedepankan sifat amanah ini akan membuat mitra bisnis
bertahan dan terus menjalin hubungan dengan perusahaan kita dan bisnis yang
kita jalankan akan tetap berjalan dengan baik.

3. Toleransi
Dalam masalah perdagangan dan peradilan, Islam juga mengajar tentang
sikap toleransi terutama dalam transaksi jual dan beli. Sebagai umat Islam kita
diajarkan untuk menakar ataupun menimbang secara jujur agar tidak merugikan
orang lain demi mendapatkan keuntungan pribadi.

4. Senyum atau bermanis muka


Dalam Islam, senyum adalah suatu kebajikan dan sama dengan ibadah
sedekah. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya agar murah senyum,
atau bermuka manis.
Pada saat Anda berinteraksi dengan orang lain dalam berbisnis, senyuman
bisa melanggengkan transaksi bisnis. Dengan sikap ramah tersebut akan
membuat konsumen merasa nyaman dan tidak menutup kemungkinan untuk
kembali melakukan transaksi.

5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
identifikasi masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya perhatian penjual maupun pelanggan dalam hal memastikan bahwa produk
tersebut adalah produk yang benar benar halal.
2. Kurangnya perhatian dari penjual dalam memastikan bahwa produk ataupun tempat
penjualan tersebut bersih.
3. Kurangnya transparasi dari pedagang terhadap produk yang dijual.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas maka dapat dibuat rumusan masalah pada
survey ini diantara lain sebagai berikut :
1. Memastikan cara memilih ataupun menjual produk yang benar benar halal
2. Pentingnya kebersihan produk maupun tempat penjualannya
3. Pentingnya transparansi dari pedagang kepada penjual

1.4 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Agar dapat memastikan bahwa produk yang dijual ataupun yang dibeli adalah produk
yang benar-benar halal
2. Agar dapat mengetahui pentingnya menjaga kebersihan bagi si penjual dan
pengaruhnya terhadap jualannya
3. Agar mengetahui pentingnya transparasi dari penjual kepada pembeli

1.5 Manfaat Penelitian


1. Dapat mengetahui pentingnya halal dalam membeli ataupun menjual
2. Dapat mengetahui pentingnya kebersihan di tempat penjualan
3. Dapat mengetahui pentingnya transparasi sikap penjual kepada pembeli

6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan Terhadap Pedagang Sayur

Lokasi survey pedagang sayur ini yaitu berada di jl. Kampung Gaga, Rt. 007 Rw. 003
Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.

Foto dokumentasi 1

Foto dokumentasi 2

Foto dokumentasi 3

7
Hasil pengamatan penulis berdasarkan survey dan hasil dari dokumentasi foto dalam
laporan ini yaitu sebagai berikut :

a. Dari segi kebersihan


Berdasarkan pada foto dokumentasi 1, dapat dilihat bahwa pedagang tersebut kurang
dalam hal menjaga kebersihan tempatnya karena masih terdapat banyak bekas sayur atau
sayur yang sudah tidak bisa di jual hanya di taruh di depan dagangannya tanpa dimasukkan
ke dalam tempat sampah. Dalam hal kebersihan dagangannya khususnya timun seperti
pada gambar dokumentasi 2, disitu terlihat jelas bahwa masih terdapat sisa tanah yang
menempel karena belum dibersihkan atau dicuci.

b. Dari segi transparsi


Ketika penulis mendatangi tempat sayur tersebut, penulis memilih sendiri ketimun yang
akan dibeli sehingga dari sini dapat dipastikan bahwa penulis memilih sesuai keinginan dan
tidak ada kecurangan dari si penjual. Adpun untuk ukuran timbangannya disini penulis
membeli timun seberat 0,5 kg dan pas ditimbang memang benar ukurannya pas sesuai
dengan berat yang dibeli.

c. Dari segi kehalalan


Dalam hal ini untuk makanan yang kita pilih seperti sayuran ini termasuk dalam kategori
makanan halal sehingga boleh kita beli dan kita jadikan sebagai makanan. Terkecuali dalam
sayuran yang dibeli ada terdapat kerusakan atau busuk maka kita dapat menukar atau
mengembalikannya. Oleh karena itu penting untuk memeriksa kembali barang yang kita
akan beli sebelum dibayar.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan saya dapat disimpulkan bahwa untuk pedagang yang telah saya
survey sudah bagus dalam hal transparasi dan juga kejujuran dam penimbangan. Hal yang
masih menjadi masalah adalah tentang kebersihan baik itu dalam hal kebersihan tempat
jualan ataupun bahan yang dijual. Dalam hal ini jika baik pedagang maupun penjual
mengetahui etika dalam berbisnis terutama bagi penjual maka dia akan melakukan kegiatan
jual beli tersebut dengan baik sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh Rosulullah
terutama dalam produk produk halal yang akan diperjual belikan.

3.2 Saran
Kebersihan adalah sebagian dari iman, dalam hal ini untuk memajukan umkm seperti
pedagang sayur ini maka penting bagi para pedagang untuk menjaga kebersihan baik di
tempat penjualan ataupun dalam hal bahan bahan yang akan dijual. Kita bisa mencontoh
dari pasar modern yang sudah maju salah satu hal yang dijaga oleh pelaku usaha usaha
tersebut adalah kebersihannya baik itu dari segi tempatnya ataupun bahan bahan yang
akan di jual semua sudah dipastikan higenis.

Anda mungkin juga menyukai