P I KI R A N &

K ESEH A T A N
DALAM PERSPEKTIF KEDOKTERAN & NEUROSCIENCE

dr Emi Puspitasari
• Pikiran adalah bentukan yg terbuat dari proses yg melibatkan aktivitas
neurotransmitter dan protein di otak.
• Manusia menggunakan otak untuk aktivitas berpikir.
• Untuk berpikir membutuhkan sel saraf untuk mendeteksi informasi dari luar dan
mentransmisikan ke sel saraf lain dengan neurotransmitter
A K TI V I TAS B E R P I K IR
• Otak memproses apa yg masuk melalui panca indera kita

• Dalam proses berpikir, kita dipengaruhi belief nilai yang kitayakini, pengalaman
masa lalu, besar perhatian yg diberikan, indera yg terlibat dalam kejadian yang
kemudian dipersepsikan/dimaknai

• Menyederhanakan informasi u/ mudah dipahami

• Pikiran intrusif : pikiran yg tidak diinginkan dan

muncul secara tiba-tiba

• Skema pikiran, shorcut

• Prefrontal cortex : planning, decide, manajemen
• Amygdala mengatur respons emosional, mengaitkan emosional dengan
ingatan
• Hipocampus pusat memori di otak, menghubungkan ingatan dengan
berbagai indra
• Basal ganglia mengatur gerakan volunteer, perilaku adiktif dan
pembentukan kebiasaan
• Cyngulate gyrus : jalur dari talamus ke hippocampus, mengatur emosi,
perilaku, dan rasa sakit, serta bertanggung jawab untuk mengendalikan
fungsi motorik otonom
• Jenis “panas” limbik dalam : berpikir selalu/tidak pernah, focus pada hal
negatiF, ramalan buruk, membaca pikiran (prasangka), pikiran dgn
perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, label negatiF, menyalahkan.
Amygdala melakukan
kuncian emosi melalui
monolog dengan
hippocampus dgan cara

1. Penguatan data yg
mendukung

2. Melumpuhkan data yg
melemahkan
Kaitan pikiran dan beberapa penyakit
•psikosomatis
•Depresi
•Kecemasan
•PTSD
•Gangguan saluran cerna
• Psikosomatik dari 2 kata, yaitu (psyche): pikiran, jiwa dan (soma)
tubuh .
• digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga disebabkan
atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres, depresi,
takut, atau cemas.
• Penderita umumnya akan merasakan sakit & masalah pada bagian
tubuh tertentu, tetapi tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan
fisik maupun pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen,
pemeriksaan darah dan lainnya
 depresi

Gangguan kecemasan
• Kekhawatiran yg tidak dapat dikuasai
& menetap thdp hal ringan yg
mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan, sehingga pertimbangan
akal sehat, perasaan & perilaku
terpengaruh
• min 6 bulan
Stressors are perceived by sensory receptors, which convey information
to the thalamus, primary sensory cortices, association cortices, transition
cortices, the hippocampus, and the amygdala. The amygdala also
receives direct input from the thalamus. The orbitofrontal cortex and the
medial prefrontal cortex are reciprocally connected and, together with
the anterior cingulate cortex, convey information from sensory cortices
and association cortices to subcortical structures, including direct
connections to the hypothalamus and reciprocal connections with the
amygdala. The amygdala participates in the activation of the HPA axis
through stimulatory projections to the paraventricular nucleus of the
hypothalamus, with consequent synthesis and release of CRF, which
stimulates the release of ACTH from the pituitary. In turn, this stimulates
the release of glucocorticoids from the adrenals, particularly cortisol.
Cortisol exerts negative feedback at the level of the hypothalamus and
the pituitary, as well as through the hippocampus, which exerts an
inhibitory effect on the HPA axis. Activation of the HPA axis is also
regulated by norepinephrine, through projections from the locus
coeruleus, and serotonin, and through projections from the raphe nuclei.
Both aminergic systems participate in regulation of the stress response
through connections with the amygdala and the hippocampus, therefore
exerting regulatory effects on both limbic structures. The amygdala is
also involved in the activation of the autonomic component of the stress
response through CRF inputs to the locus coeruleus.
D E PR E S I
P T SD
Memory is a core feature of posttraumatic stress disorder (PTSD), which in one way or another is
involved in the majority of trauma-related phenomena. Trauma memories themselves behave
differently from other memories and characteristically persist, almost unchanged, while
maintaining their exceedingly vivid and real quality. The memories tend to intrude in the form of
flashbacks and nightmares and are highly responsive to reminders of the traumatic events
• Memori yg dianggap traumatic terpisah dari memori normal
• Mudah terpicu dengan mengingat kejadian atau hal2 yg mirip atau terasosiasi
dgn kjadian traumatic
 Pikiran - saluran cerna

• Journal of Neurogastroenterology and Motility

study describe.
• Anxiety ↘ pressure on the lower esophageal
sphincter, When this sphincter relaxes abnormally, stomach acid can flow
back up through the esophagus, causing heartburn.
• Stress caused by anxiety may also affect contractions occurring in the
esophagus, which propel food toward the stomach. If these contractions become
irregular, it can lead to reflux. Finally, high stress and anxiety levels may increase
the production of stomach acid.
• Gut Brain Axis (GBA) berperan dalam merespon stres melalui sistem
saraf (saraf simpatik dan parasimpatik), jalur endokrin (HPA axis), dan
jalur metabolic.

• Saat merespon terhadap stres, Hipothalamus  corticotropin

releasing factor (CRF)  pelepasan hormon adenokortikotropik
(ACTH) dari pituitari  pelepasan hormon kortisol dari kelenjar
adrenal mempengaruhi aktivitas pada saluran cerna
 Pengobatan depresi kecemasan
Farmakologi
• Antidepresan ( SSRI), Antianxiety

Psikoterapi
• CBT fokus mengidentifikasi serta
mengubah pikiran dan perilaku negatif
• DBT focus memperrbaiki
keterampilan mengelola emosi
dengan lebih baik dan menghentikan
perilaku berbahaya
• ACT
• Forgiveness therapy
• dll
 penanganan
CBT
• Tuliskan perasaan yg muncul
• Tuliskan kejadian/Situasi apa yg
memicunya
• Pemikiran otomatis apa yg muncul
• Stelah itu evaluasi pemikiran apakah
fakta atau asumsi
• Apa pemikiran /pemaknaan lain yg
memungkinkan
• Perasaan baru
 penanganan
1. Persepsi
2. Makna ulang kejadian
(reframing)
3. Selective awareness
4. Atasi distorsi kognitif
5. Self talk positif
6. Melatih kesadaran
7. Mindfulness
8. Kelola emosi
• Saya harus dicintai setiap orang & setiap orang perlu menyetujui apa
yang saya lakukan.
• Sebagian tindakan itu buruk & mengganggu, dan orang yang melakukannya
perlu dihukum.
• Sangat menakutkan saat sesuatu terjadi tidak seperti yg saya harapkan.
• Kesulitan & ketidakbahagiaan manusia selalu disebabkan oleh orang lain & kejadian.
• Jika sesuatu dapat membahayakan saya/menakutkan saya, saya sangat
terganggu dan akhirnya terpikirkan terus. hati-hati dgan pikiran
• irasional
Sangat mudah menghindari kesulitan & tanggungjawab daripada menghadapinya
• Saya perlu sesuatu & seseorang yg lebih kuat bahkan lebih besar daripada saya atas yang saya hadapi agar saya
sukses.
• Saya harus dalam hal apapun kompeten, cerdas & memperoleh penghargaan dalam hal apapun.
• Karena sesuatu terjadi sedemikian kuat di masa lalu, itu menentukan keadaanku sekarang dan tingkah laku
kedepan; pengaruh masa lalu tidak dapat diatasi.
• Saya perlu memiliki kendali sempurna atas hal apapun.
• Kebahagiaan dapat dicapai begitu saja tanpa tindakan
• Saya merasa tidak memiliki kendali atas emosi; saya menjadi korban tidak dapat melakukan sesuatu atasnya.
 Meningkatkan kesadaran diri (awareness)
• Kesadaran merupakan hasil kerja bagian otak Ascending reticular activating system
(ARAS) yang meluas dari midpons hingga hypotalamus anterior.
• Pada awareness korteks serebri berperan pd kesadaran akan diri & lingkungan dgan
NT yg berperan (kolinergik, monoaminergik ,GABA)
• Mengaktifkan observe self (prefrontal kortex)

• Perhatian fokus & pikiran mendalam pada meditasi ↗ aliran darah di area korteks
prefrontal, lobus parietal inferior dan lobus frontal inferior serta adanya beberapa
bagian otak yang terkoordinasi selama meditasi.
• Pada kondisi sederhana dari relaksasi, kita fokus kepada dan mengkontrol nafas kita,
kita bisa mengubah apa yg dipikirkan dan dirasakan.
• When we become deliberate, intentional, self-regulated thinkers, we tune in to
the subconscious mind, which takes us deeper into the nonconscious mind.
• That’s how we draw out our problematic toxic habits or the traumas that are
draining our mental and physical energy, which is the first step to dealing with
them.
• We balance the toxic energy with the positive energy as we embrace, process,
and reconceptualize our thoughts.
• Dealing with our toxic thoughts and traumas means that all the swirling,
chaotic, toxic energy needs to be transferred from the negative thought to the
reconceptualized, healthy thought in order to restore balance & coherence to
the mind.
• It’s the source of our rationale, foresight, and hindsight: it is our wise mind.
• Ketika berimajinasi & menghayati
dengan semua indera kita, terjadi
respon kepada otak & system
persarafan, yg juga berdampak
merelakskan tubuh .
• Visualization is effective as it
bypasses our logical (or illogical)
mind by tapping into a global
sense of ourselves and our
emotions. It allows us to
remember emotions, or to
promote an emotional state
connected to certain contexts.” Dr.
Michel Mennesson, MD,
Psychiatrist at Newport Academy
 kel o l a e m o s i
•Hot system
Stimulus  tanpa pilihan  menyerang/lari (fight or
flight)
•Cool system
Stimulus  tentukan pilihan  respon sesuai tujuan
Thank You..