Keperawatan
Pada Pasien
TB Paru
M. Irvan Firdaus
Outline
PENGKAJIAN DAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN TB BARU
- DIAGNOSIS KEPERAWATAN PASIEN TB PARU
BERDASARKAN SDKI
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
- DEFINISI
- ETIOLOGI
- PATOFISIOLOGI
DISCHARGE PLANNING
DHISCARGE PLANNING PASIRN TB PARU
LUARAN & INTERVENSI KEPERAWATAN
- LUARAN KEPERAWAKAN BERBASIS SLKI
- INTERVENSI KEPERAWATAN BERBASIS SIKI
01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
SC: CDC
Alur Diagnosis
Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)
Intervensi
(SIKI)
3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI POKJA DPP PPNI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SDKI
KATEGORI SUBKATEGORI DIAGNOSIS
1. FISIOLOGIS FISIOLOGIS : POSITIF:
2. PSIKOLOGIS 1. Respirasi
1. Promosi
3. PERILAKU 2. Sirkulasi
4. RELASIONAL 3. Nutrisi dan cairan kesehatan
5. LINGKUNGAN 4. Eliminasi NEGATIF :
5. Aktivitas dan istrirahat
6. Neurosensori 1. Aktual
2. Risiko
7.Reproduksi dan seksualitas
PSIKOLOGIS:
1. Nyeri dan keamanan
2. Integritas ego
3.Tumbang
PERILAKU:
1. Kebersihan diri
2.Penyuluhan & pembelajaran
RELASIONAL : SDKI
1. Interaksi social
LINGKUNGAN:
1. Keamanan & proteksi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
YANG MUNGKIN MUNCUL
Defisit Nutrisi
b/d peningkatan kebutuhan metabolisme
Intoleransi aktivitas
b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan
SDKI, 2017
LUARAN &
INTERVENSI
KEPERAWATAN
03
CONTOH LUARAN SLKI
Nomor Kode
Panggil
Label Luaran
Definisi Luaran
Ekspektasi
Luaran
Kriteria Hasil
dan Skor
Definisi Intervensi
Tindakan (Activity)
Referensi
LUARAN KEPERAWATAN
Intoleransi aktivitas
Defisit nutrisi Setelah dilakukan
Gangguan Pertukaran
Bersihan Jalan Napas Gas Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Tidak Efektif intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka
Dalam 2 – 4 jam, selama 3 x 24 jam, maka
Dalam 24 jam, Bersihan Pertukaran Gas tingkat aktivitas
status nutrisi membaik, meningkat, dengan kriteria
Jalan Napas Meningkat Meningkat dengan kriteria hasil: hasil:
dengan kriteria: dengan kriteria: Porsi makan yang Keluhan Lelah menurun
Batuk efektif meningkat, RR 12-20 kali/menit, SpO2 dihabiskan meningkat Dispnea saat aktivitas
sputum menurun, ronchi ≥90%, PaO2 >80 mmHg, Berat badan membaik menurun
menurun. PaCO2 35-45 mmHg, pH Dispnea setelah aktivitas
7.35-7.45, ronkhi menurun. Indeks massa tubuh (IMT)
membaik menurun
Frekuensi nadi membaik
SLKI, 2018
Bersihan jalan nafas tidak efektif : Manajemen Jalan Napas
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) untuk mengidentifikasi terjadinya
hipoksia melalui tanda peningkatan frekuensi, kedalaman dan usaha napas
• Monitor sekret (jumlah, warna, bau, konsistensi). Tanda infeksi berupa secret tampak keruh
dan berbau. Sekret kental dapat meningkatkan hipoksemia dan dapat
menandakan dehidrasi
• Monitor kemampuan batuk efektif untuk menilai kemampuan mengeluarkan sekret dan
mempertahankan jalan napas tetap paten
• Posisikan semi-Fowler/Fowler untuk meningkatkan ekskursi diafragma dan ekspansi paru
• Berikan minum hangat untuk memberikan efek ekspektorasi pada jalan napas
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik untuk mengeluarkan sekret jika batuk
tidak efektif
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak kontraindikasi, untuk meningkatkan aktivitas
silia mengeluarkan sekret dan kondisi dehidrasi dapat meningkatkan viskositas sekret
• Ajarkan teknik batuk efektif untuk memfasilitasi pengeluaran sekret
• Kolaborasi bronkodilator dan/atau mukolitik, jika perlu
Gangguan pertukaran gas : TERAPI OKSIGEN KEPERAWATAN
INTERVENSI
• Monitor bunyi napas untuk menilai adanya wheezing akibat inflamasi dan penyempitan jalan
napas, dan/atau ronkhi basah akibat adanya penumpukan cairan di interstisial atau alveolus
paru.
• Monitor kecepatan aliran oksigen untuk memastikan ketepatan dosis pemberian oksigen
• Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen untuk mengidentifikasi
terjadinya iritasi mukosa akibat aliran oksigen
• Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, AGD) karena SpO2 ↓, PO2 ↓ & PCO2 ↑
dapat terjadi akibat peningkatan sekresi paru dan keletihan respirasi
• Monitor rontgen dada untuk melihat adanya peningkatan densitas pada area paru yang
menunjukkan terjadinya pneumonia
• Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu untuk menghilangkan obstruksi
pada jalan napas dan meningkatkan ventilasi
• Berikan oksigen untuk mempertahankan oksigenasi adekuat. Dimulai 5 L/menit dengan
target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil & ≥92-95% pada pasien hamil
• Gunakan perangkat oksigen yang sesuai seperti high flow nasal canulla (HFNC) atau
noninvasive mechanical ventilation (NIV) pada pasien ARDS atau efusi paru luas
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian oksigen untuk meningkatkan keterlibatan dan
kekooperatifan pasien terhadap terapi oksigen
• Kolaborasi penentuan dosis oksigen untuk memperjelas pemberian terapi oksigen sesuai
kondisi dan kebutuhan pasien
Defisit Nutrisi : Manajemen Nutrisi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Intoleransi aktivitas : Manajemen Energi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
DISCHARGE
PLANNING
DISCHARGE PLANNING
”
33
TERIM A
KASIH