Disusun oleh:
Kelompok II
KELAS B2
FAKULTAS HUKUM
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak (Guntur Rambe, S.H.,M.H,)
sebagai dosen pengampu mata kuliah (Hukum Acara Pidana) yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
Latar Belakang............................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................5
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
Pengertian Kasasi.......................................................................................................5
Mekanisme melakukan upaya kasasi..........................................................................6
BAB III...........................................................................................................................9
PENUTUPAN................................................................................................................9
KESIMPULAN..........................................................................................................9
SARAN.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada putusan hakim yang terdapat kekeliruan dapat diperiksa kembali dengan
menempuh upaya hukum kasasi. Tidak semua putusan hukum dapat dimintakan
permohonan kasasi, upaya hukum kasasi memiliki batasan. Pembatasan tersebut
diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung
yang tertulis pada Pasal 45A ayat (2).
Pembatasan upaya hukum kasasi juga diatur dalam KUHAP pada Pasal 244
yang menyatakan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada
tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain Mahkamah Agung, terdakwa atau
penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada
Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas.
Kasus lain ialah terdapat pada Pasal 244 KUHAP yang berbunyi terhadap
putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain
selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali
terhadap putusan bebas.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kasasi
2. Bagaimana mekanisme melakukan kasasi
3. Apakah dengan pemberlakuan pembatasan kasasi menyebabkan
implementasi norma
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Kasasi
Kasasi merupakan suatu upaya hukum biasa yang dapat diminta oleh para pihak
atau salah satu pihak yang berperkara kepada suatu putusan pengadilan tinggi. Para
pihak yang berperkara baik terdakwa maupun penuntut umum dapat mengajukan
kasasi apabila merasa belum puas terhadap putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan
tinggi. Upaya hukum kasasi oleh terdakwa atau penuntut umum dapat diajukan
kepada Mahkamah Agung. Kasasi sebagai upaya hukum biasa diatur dalam ketentuan
KUHAP pada bab XVII. “Ditentukan dalam Pasal 258, hukum acara kasasi yang
diatur dalam KUHAP, bukan hanya berlaku sebagai hukum acara kasasi bagi
peradilan umum saja, tetapi berlaku juga bagi acara permohonan kasasi terhadap
putusan pengadilan dalam lingkungan peradilan militer”9 . Kasasi berasal dari bahasa
Perancis yaitu cassation yang berasal dari kata kerja casser dan memiliki arti
membatalkan atau memecahkan putusan pengadilan yang dinilai mengandung
kesalahan dalam penerapan hukum. Mahkamah Agung memiliki tugas dan wewenang
yang diatur dalam Undang-Undang kekuasaan kehakiman diantaranya yaitu
memeriksa dan memutus permohonan kasasi. Dalam Undang-Undang Mahkamah
Agung Pasal 30 ayat (1) disebutkan bahwa Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi
membatalkan putusan atau penetapan pengadilanpengadilan dari semua lingkungan
peradilan karena:
“Yang Mulia Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, oleh karena itu,
berdasarkan penjelasan tersebut di atas menurut hemat pemerintah bahwa hal-hal
yang dialami oleh Pemohon semata-mata adalah terkait dengan masalah implementasi
dari undang-undang itu sendiri,” tukas Mualimin.
PENUTUPAN
3.2 KESIMPULAN
Kasasi merupakan suatu upaya hukum biasa yang dapat diminta oleh para pihak atau
salah satu pihak yang berperkara kepada suatu putusan pengadilan tinggi. Para pihak
yang berperkara baik terdakwa maupun penuntut umum dapat mengajukan kasasi
apabila merasa belum puas terhadap putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan tinggi.
pembatasan juga dimaksudkan agar asas peradilan yang cepat,sederhana, dan biaya
murah dapat diimplementasikan oleh MA. Kasasi yang tidak dibatasi menurut
Pemerintah juga dapat menimbulkan ketidakpastian hukum karena perintah peradilan
tidak kunjung dapat diwujudkan. Kemudian, Pemerintah juga menilai pembatasan
kasasi oleh MA terkait dengan kewenangan atau sebagian kewenangan pengadilan
negeri untuk memeriksa dan memutus tentang perkara yang terkait dengan sah
tidaknya penangkapan, sah tidaknya penghentian penyidikan, maupun permintaan
ganti rugi. Kewenangan itu pun sudah diatur secara limitatif dalam ketentuan Pasal 77
sampai dengan Pasal 835 KUHAP.
3.2 SARAN
Dengan adanya pembahasan “kasasi dalam hukum acara pidana” ini, diharapkan
pembaca memahami lebih lanjut tentang materi makalah kami dari kelompok II dan
dapat memanfaatkan nya
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rifai. 2010. Pemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif.
Jakarta: Sinar Grafika.
Andi Hamzah dan Irdan Dahlan. 1987. Upaya Hukum Dalam Perkara Pidana. Jakarta:
Bina Aksara.
Andi Hamzah. 2013. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Harun M. Husein. 1992. Kasasi Sebagai Upaya Hukum Cetakan Pertama. Jakarta:
Sinar Grafika.
Rahmi Hidayati, dkk. 2006. Pemberantasan Illegal Logging dan Penyeludupan Kayu:
Melalui Kelestarian Hutan dan Peningkatan Kinerja Sektor Kehutanan. Tangerang:
Wana Aksara.