Review Filsafat Hukum Topik VI - Radhitya Syamsuprakasa - 2306296800
Review Filsafat Hukum Topik VI - Radhitya Syamsuprakasa - 2306296800
NPM : 2306296800
Program Studi : Magister Hukum
Peminatan Hukum & Sistem Peradilan Pidana
Mata Kuliah : Filsafat Hukum
Tugas : Review Topik 6 “(American and Scandinavian) Legal Realism
Dosen : Dr. Agus Brotosusilo, S.H., M.A
Pengertian realisme, secara etimologis berasal dari bahasa latin, res yang artinya benda
atau sesuati. Secara umum, realisme ini dapat diartikan sebagai upaya melihat segala sesuatu
sebagaimana adanya tanpa idealisasi, spekulasi, atau idolisasi. Realisme berupaya untu menerima
fakta-fakta apa adanya. Dengan demikian, apabila dikaitkan dengan konteks hukum, realisme
(hukum) adalah pandangan yang melihat hukum sebagaimana adanya tanpa idealisasi dan
spekulasi atas hukum yang bekerja dan yang berlaku. Pandangan yang menerima fakta-fakta apa
adanya mengenai hukum.1
Realisme sebagai suatu gerakan dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu realisme
hukum pada negara-negara di Amerika Serikat dan realisme hukum di negara-negara Skandinavia.
Realisme berkembang sejalan dengan Sociological Jurisprudence, realisme diidentikkan dengan
Pragmatic Legal Realism karena memang sikap pragmatism lebih banyak muncul di Amerika
Serikat. Namun skala gerakan realisme Skandinavia lebih luas dibanding realisme amerika karena
pusat perhatiannya bukan pada fungsionaris hukum (khususnya hakim), tetapi justru orang-orang
yang berada di bawah hukum. Realisme Skandinavia ini banyak menggunakan dalil-dalil psikologi
dalam menjelaskan pandangannya.
1
Antonius Cahyadi & E. Fernando Manullang, “Pengantar ke Filsafat Hukum”, Jakarta, Kencana, 2008, hlm 153
filsafat sedangkan American Realism titik tolak putusannya beranjak dari filosofis yang praktis-
praktis saja.
2
Antonius Cahyadi & E. Fernando Manullang, Ibid, hlm 154-157