Pembelajaran Berdifferensiasi
Pembelajaran Paradigma Baru
(Permendikbud 5/2022)
Gotong Royong
• MA/RPP Ke 2
2. Aljabar Tujuan Pembelajaran 1 10 JP
• Lingkup Materi ke 2
Tujuan Pembelajaran 2 Berpikir Kritis • Sumatif ke 2
Jumlah:
ILHAM LPMP/Kurikulum Merdeka/2022
72 JP 5
ILHAM LPMP/Kurikulum Merdeka/2022 6
Pengaturan ATP Mapel Bhs. Indonesia (Model Kolaborasi/Terpadu)
Semester 1
No. Lingkup Tujuan Pembelajaran Dimensi (Profil Pelajar Alokasi Waktu
Materi Pancasila)
Menulis (TP 1)
Gotong Royong
Jumlah:
ILHAM LPMP/Kurikulum Merdeka/2022 90 JP 7
8
Marilah kita bayangkan ilustrasi kelas berikut ini!
Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya.
Guru secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan kerap kali harus melakukan
dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu.
Kurikulum
Sumber: Kemdikbud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calaon Kepala Sekolah. Coaching Prototipe/ILHAM/GES
dalam Supervisi 2022
Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Dirjen GTK, Direktorat Pendidikan Profesi dan 10
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Jawaban Kasus Bu Nur:
Kurikulum
Sumber: Kemdikbud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calaon Kepala Sekolah. Coaching Prototipe/ILHAM/GES
dalam Supervisi 2022
Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Dirjen GTK, Direktorat Pendidikan Profesi dan 11
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Pengertian:
Menurut Tomlinson (2000),
Pembelajaran Berdiferensiasi
adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan
belajar individu setiap siswa.
Persegipanjang Lebar = 5 cm
Panjang = 10 cm
Rumus Keliling: K = (p + l) x 2
Keliling = (p + l) x 2
= (10 + 5) x 2
= 15 x 2
= 30 cm
1
3
Mengapa siswa nilainya jelek?
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa siswa akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika :
• tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki
sebelumnya (kesiapan belajar).
• Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan
• Tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil
belajar).
ILHAM
Sumber: Kemdikbud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calaon Kepala Sekolah. Coaching dalamLPMP/Kurikulum Merdeka/2022
Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Dirjen GTK, Direktorat Pendidikan Profesi dan 16
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
1. Pemetaan Kebutuhan
Belajar Berdasarkan
Kesiapan Belajar
2. Pemetaan Kebutuhan
Belajar Berdasarkan
Minat
3. Pemetaan Kebutuhan
Belajar Berdasarkan
Profil Belajar (Gaya
Belajar)
‘Kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu’ tiada lain ialah segala kekuatan
yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu karena
kekuasaan kodrat. Kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan-kekuatan tersebut, agar dapat memperbaiki lakunya
(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.
Bibit jagung
Sekolah Hutan
Kompetensi guru
Sumber: Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan. 2021. Materi Pelatihan Program Sekolah Penggerak, Ringkasan Materi. Jakarta: Kemdikbud
Home Schooling
Teori Aliran Pendidikan
Pertama, yaitu anak yang lahir di
dunia itu diumpamakan seperti
sehelai kertas yang belum ditulis,
sehingga kaum pendidik boleh
mengisi kertas yang kosong itu
menurut kehendaknya. Artinya, si
pendidik berkuasa sepenuhnya untuk
membentuk watak atau budi seperti
yang diinginkan. Teori ini dinamakan
teori rasa (lapisan lilin yang masih
dapat dicoret-coret oleh si pendidik).
Aliran empirisme mengatakan bahwa lingkunganlah yang berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan
peserta didik. John Locke, Filosof Inggris.
Teori Aliran
Pendidikan
Aliran Nativisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir. Menurut teori ini
setiap individu ketika dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan.
Tokohnya: Schopenhauer, filosof Jerman.
Teori Aliran Pendidikan
Ketiga, ialah aliran yang terkenal
dengan nama convergentie-theorie.
Teori ini mengajarkan, bahwa anak
yang dilahirkan itu diumpamakan
sehelai kertas yang sudah ditulisi
penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu
suram. Lebih lanjut menurut aliran ini,
Pendidikan itu berkewajiban dan
berkuasa menebalkan segala tulisan
yang suram dan yang berisi baik, agar
kelak nampak sebagai budi pekerti
yang baik. Segala tulisan yang
mengandung arti jahat hendaknya
dibiarkan, agar jangan sampai menjadi
tebal, bahkan makin suram.
ILHAM RAHARDJO
HP/WA: 08123152876
Widyaprada Ahli Madya BBPMP Jawa Timur
Email: Ilham.rahardjo@yahoo.com
ILHAM LPMP/Kurikulum Merdeka/2022 27