Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : 3 Pengenalan Batuan Beku Basa dan Nama : Delon Firdaus


Ultrabasa

Hari/Tanggal : 16 Oktober 2023 NIM : F12122022

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 02
2. Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
3. Warna Segar : Abu-abu
4. Warna Lapuk : Abu-abu kehitaman
5. Tekstur Kode sampel 13
 Kristanilitas : Hipokristalin
 Granularitas :Porfiritik
 Fabrik
 Bentuk : Subhedral
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral : Plagioklas (45%), Piroksen (25%), Hornblende (20%),
Biotit (10%)
Nama Batuan : - Gabro Porphyri (Fenton 1940)
- Porfiri Gabro (Travis 1955)
Diketahui : ∑ Feldspar=( 45 )

Feldspar
Rumus:
∑ Feldspar

45
Plagioklas : × 100=100 %
45

0
Ortoklas : ×100=0 %
0
Klasifikasi (Russell B. Travis 1955)

Klasifikasi (FENTON 1994)


Klasifikasi Batuan Beku Basa (gabbroic) berdasarkan IUGS (Streckeinsein, 1975)

8. Kegunaan : bahan bangunan, terutama untuk pembuatan batu kerikil,


batu pecah, dan bahan dasar jalan. Kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi
membuatnya menjadi pilihan yang baik
9. Genesa : Gabbro porfiri terbentuk melalui proses pembekuan
magma di bawah permukaan bumi yang lambat. Umumnya, pembentukan gabbro
porfiri terbentuk pada kedalaman 10 -150 kilometer di bawah permukaan bumi
dengan suhu ± 600˚C - 1200˚C, memungkinkan pertumbuhan kristal yang lebih
besar, disebut fenokristal, seperti plagioklas dan piroksen. Kristal-kristal ini
terbentuk secara bertahap di dalam magma, menciptakan ukuran kristal yang
lebih besar daripada yang terbentuk di permukaan. Selama proses pendinginan
dan kristalisasi, magma mendingin dan mengalami pemadatan, yang
menyebabkan pembentukan struktur padat gabbro. Kemudian, kemungkinan
magma yang tersisa dipindahkan ke permukaan melalui letusan vulkanik atau
intrusi di bawah permukaan, di mana terjadinya pendinginan cepat membentuk
matriks gabro yang lebih halus di sekitar fenokristal yang lebih besar. Proses ini
menghasilkan tekstur khas gabbro porfiri yang terdiri dari fenokristal yang lebih
besar dan matriks halus di sekitarnya.
ASISTEN PRAKTIKAN

Gladys Novia DELON FIRDAUS


F12120007 F12122022
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 3 Pengenalan Batuan Beku Basa dan Nama : Delon Firdaus
Ultrabasa

Hari/Tanggal : 16 Oktober 2023 NIM : F12122022

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 01
2. Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
3. Warna Segar : Hitam putih
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur Kode sampel 12
 Kristanilitas : Holokristlain
 Granularitas : Faneritik
 Fabrik
 Bentuk : Subhedral-Anhedral
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral : Plagioklas (45%), Olivin (25%), Kuarsa (20%),
Hornblende (10%)
8. Nama Batuan : -Gabro (Travis 1955)
-Gabro (Fenton 1940)
Diketahui : ∑ Feldspar=( 45 )

Feldspar
Rumus:
∑ Feldspar

45
Plagioklas : × 100=100 %
45

0
Ortoklas : ×100=0 %
0
Klasifikasi (Russell B. Travis 1955)

Klasifikasi (FENTON 1994)


Klasifikasi Batuan Beku Basa (gabbroic) berdasarkan IUGS (Streckeinsein, 1975)

9. Kegunaan : Digunakan untuk Design Interior Ruangan


10. Ganesa :.Batuan gabbro terbentuk melalui proses pembekuan
magma di bawah permukaan bumi. Gabbro biasanya terbentuk pada kedalaman
sekitar 10 - 150 kilometer di bawah permukaan dengan suhu terbentuk ± 700˚C -
1200˚C. Magma terbentuk dari pelelehan batuan di mantel bumi dan kemudian
naik ke dalam kerak bumi melalui celah-celah. Saat magma mendingin secara
perlahan di bawah permukaan, kristal mineral mulai berkembang, membentuk
struktur kristal yang khas dalam batuan gabbro. Proses pendinginan yang lambat
menyebabkan pertumbuhan kristal yang signifikan, menghasilkan tekstur yang
kasar dengan butiran yang besar. Pemadatan selama pendinginan menyebabkan
pembentukan struktur padat dalam batuan. Faktor-faktor tektonik juga dapat
mempengaruhi pembentukan gabbro, terutama dalam kondisi subduksi dan
aktivitas tektonik lainnya.

ASISTEN PRAKTIKAN

Gladys Novia DELON FIRDAUS


F12120007 F12122022
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 3 Pengenalan Batuan Beku Basa dan Nama : Delon Firdaus
Ultrabasa

Hari/Tanggal : 16 Oktober 2023 NIM : F12122022

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 03
2. Jenis Batuan : Batuan Beku Ultrabasa
3. Warna Segar : Hitam
4. Warna Lapuk : Ku ing kecoklatan
5. Tekstur Kode sampel 14
 Kristanilitas : Hipokristalin
 Granularitas : Afanitik
 Fabrik
 Bentuk : Subhedral-Anhedral
 Relasi : Inequigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral : Hornblende (70%), Plagioklas (30%)
8. Nama Batuan : -Basal (Travis 1955)
-Basalt (Fenton 1940)
Diketahui : ∑ Feldspar=( 30 )

Feldspar
Rumus:
∑ Feldspar

30
Plagioklas : ×100=100 %
30

0
Ortoklas : ×100=0 %
0
Klasifikasi (Russell B. Travis 1955)

Klasifikasi (FENTON 1994)


Klasifikasi (FENTON 1994)
Klasifikasi Batuan Beku Ultrabasa berdasarkan IUGS (Streckeinsein, 1975)

9. Kegunaan : Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel,


ornamen, dll), bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
dan Sebagai agregat.
10. Ganesa : Basalt terbentuk melalui proses pembekuan magma.
Awalnya, batuan di dalam mantel bumi meleleh karena suhu yang tinggi,
membentuk magma. Magma ini kemudian naik ke permukaan melalui retakan di
kerak bumi, seperti letusan gunung berapi. Saat mencapai permukaan, magma
mendingin dengan cepat karena perbedaan suhu, menghasilkan tekstur yang
halus dan pori-pori yang khas dari basalt. Magma basalt umumnya mulai
mendingin dan mengkristal pada suhu sekitar 1.000 hingga 1.200 derajat Celsius
Selain itu, basalt juga terbentuk di dasar laut melalui aktivitas gunung berapi
bawah laut dan proses lempeng bumi.

ASISTEN PRAKTIKAN

Gladys Novia DELON FIRDAUS


F12120007 F12122022
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 3 Pengenalan Batuan Beku Basa dan Nama : Delon Firdaus
Ultrabasa

Hari/Tanggal : 16 Oktober 2023 NIM : F12122022

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 04
2. Jenis Batuan : Batuan Beku Ultrabasa
3. Warna Segar : Hitam
4. Warna Lapuk : Coklat Kehitaman
5. Tekstur Kode sampel 15
 Kristanilitas : Holohialin
 Granularitas : Afanitik
 Fabrik
 Bentuk : Anhedral
 Relasi : Inequigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral : Hornblende(60%), Olivin (25%), Biotit (15%)
8. Nama Batuan : - Limburgit (Travis 1955)
- Limburgit (Fenton 1940)

Diketahui : ∑ Feldspar=( 0 )

Feldspar
Rumus:
∑ Feldspar

0
Plagioklas : × 100=0 %
0

0
Ortoklas : ×100=0 %
0
Klasifikasi (Russell B. Travis 1955)

Klasifikasi (FENTON 1994)


Klasifikasi Batuan Beku Ultrabasa berdasarkan IUGS (Streckeinsein, 1975)

9. Kegunaan : Sebagai Bahan Seni dan Sebagai Bahan Baku Industri.


10. Ganesa : Batuan limburgit terbentuk melalui proses interaksi
antara lava basaltik dan piroklastik selama letusan gunung berapi. Proses dimulai
dengan pelepasan lava basaltik cair ke permukaan bumi, yang kemudian
mendingin secara cepat ketika terpapar air atau uap. Pendinginan ini
menyebabkan fragmen vulkanik atau piroklastik menempel pada permukaan lava
dan terjebak di dalamnya. Seiring berlanjutnya pendinginan, fragmen vulkanik
dan material basaltik terpadu secara erat membentuk batuan padat dengan tekstur
yang khas, yang dikenal sebagai batuan limburgit. Limburgit umumnya
ditemukan di daerah vulkanik di mana terjadi interaksi antara material lava
basaltik dan piroklastik selama letusan gunung berapi. Suhu spesifik di mana
limburgit terbentuk bisa berada dalam kisaran suhu peleburan batuan basaltik,
yang umumnya berkisar antara sekitar 1.000˚C - 1.200˚C. Namun, suhu persisnya
dapat bervariasi tergantung pada kondisi spesifik letusan gunung berapi dan
interaksi antara lava basaltik dan piroklastik, serta kondisi geologis lokal dari
daerah pembentukan.
ASISTEN PRAKTIKAN

Gladys Novia DELON FIRDAUS


F12120007 F12122022
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 3 Pengenalan Batuan Beku Basa dan Nama : Delon Firdaus
Ultrabasa

Hari/Tanggal : 16 Oktober 2023 NIM : F12122022

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 05
2. Jenis Batuan : Batuan Beku Ultrabasa
3. Warna Segar : Hijau
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur Kode sampel 16
 Kristanilitas : Hipokristalin
 Granularitas : Faneritik
 Fabrik
 Bentuk : Subhedral
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral : Piroksen (65%), olivin (20%), biotit (10%), hornblende
(5%)
8. Nama Batuan : - Piroksinit (Travis 1955)
- Piroksinit (Fenton 1940)
Diketahui : ∑ Feldspar=( + ¿ )

Feldspar
Rumus:
∑ Feldspar

0
Plagioklas : × 100=0 %
0

0
Ortoklas : ×100=0 %
0
Klasifikasi (Russell B. Travis 1955)

Klasifikasi (FENTON 1994)


Klasifikasi Batuan Beku Ultrabasa berdasarkan IUGS (Streckeinsein, 1975)

9. Kegunaan : Dekorasi dan Penggunaan Seni


10. Ganesa : Batuan piroksinit terbentuk melalui proses solidifikasi
magma di bawah permukaan bumi. Proses dimulai dengan pelelehan batuan yang
terjadi pada kedalaman yang cukup dalam, menghasilkan magma yang kaya akan
mineral piroksen. Selama proses pendinginan yang lambat di bawah permukaan,
kristalisasi mineral yang lebih besar terjadi, membentuk struktur kasar dalam
batuan piroksinit. Pemadatan selama pendinginan menyebabkan pembentukan
struktur padat dalam batuan tersebut. Faktor-faktor tektonik juga dapat
mempengaruhi pembentukan dan transformasi piroksinit selama proses geologi
yang panjang. Proses-proses ini secara kolektif berkontribusi pada pembentukan
komposisi mineral piroksinit yang khas dengan tekstur yang kasar. Terbentuk
pada suhu ± 900˚C - 1200˚C.
ASISTEN PRAKTIKAN

Gladys Novia DELON FIRDAUS


F12120007 F12122022
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 3 Pengenalan Batuan Beku Basa dan Nama : Delon Firdaus
Ultrabasa

Hari/Tanggal : 16 Oktober 2023 NIM : F12122022

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 07
2. Jenis Batuan : Batuan Beku Ultrabasa
3. Warna Segar : Hijau
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur Kode sampel 17
 Kristanilitas : Holokristalin
 Granularitas : Faneritik
 Fabrik
 Bentuk : Subhedral
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral : Olivin (80%), Piroksen (15%), Plagioklas (5%),
8. Nama Batuan : - Dunit (Travis 1955)
- Dunit (1940)
Diketahui : ∑ Feldspar=( 5 )

Feldspar
Rumus:
∑ Feldspar

5
Plagioklas : ×100=100 %
5

0
Ortoklas : ×100=0 %
0
Klasifikasi (Russell B. Travis 1955)

Klasifikasi (FENTON 1994)


Klasifikasi Batuan Beku Ultrabasa berdasarkan IUGS (Streckeinsein, 1975)

9. Kegunaan : Dunit digunakan dalam pembuatan agregat untuk


konstruksi jalan.
10. Ganesa : Dunit terbentuk melalui pelelehan mantel bumi yang
kaya akan mineral olivin dan piroksen pada kedalaman yang dalam berkisar 30 –
150 kilometer dibawah permukaan. Proses ini terjadi di bawah kondisi tektonik
khusus, seperti zona transformasi, zona subduksi, dan dorsum samudra. Magma
yang kaya mineral tersebut kemudian mendingin secara perlahan di dalam kerak
bumi, memungkinkan kristalisasi mineral yang lebih besar dan pembentukan
dunit.Terbentuk pada suhu ± 800˚C - 1300˚C

ASISTEN PRAKTIKAN

Gladys Novia DELON FIRDAUS


F12120007 F12122022

Anda mungkin juga menyukai