Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER MATAKULIAH WIMAYA

Dosen: SUMARWOTO,PS.,DR.IR.MP.

PERWUJUTAN CINTA TANAH AIR MELALUI WARISAN


BUDAYA NGURAS ENCEN DI MASYARAKAT IMOGIRI

Disusun Oleh:

NAJWA AVRIL
153230213

UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

WIMAYA
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam maupun budaya yang


melimpah ruah. Kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan
bangsa dan masyarakatnya serta kekayaan budaya sebagai jiwa masyarakatnya
yang dijaga dan dilestarikan. Kebudayaan tersebut menjadi bentuk kepribadian
bangsaa indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain dan wujud rasa cinta bangsa
indonesia sebagai tanah air dengan melindungi apa yang menjadi kekayaan
bangsa kita. Sesuai dengan Cita-cita Bangsa Indonesia yaitu menjadi masyarakat
berkepribadian dalam kebudayaaan, berdikari secara ekonomi, dan berdaulat
secara politik menjadi dasar pembuatan undang-undang nomer 5 tahun 2017
tentang pemajuan kebudayaan. Isi dari undang-undang tersebut adalah memajukan
dan melindungi kebudayaan Nasional Indonesia. Ketika seseorang dapat menjaga
serta melestraikan warisan budaya akan timbul rasa igin melindungi dan mejaga
tanah airnya dengan hal ini dapat dikatakan sebagai perwujutan rasa cinta tanah
air.
Warisan budaya dapat terlahir dengan kebiasaan dan literatur bagi
masyarakat setempat yang dilakukan dan dijaga dari generasi ke generasi
sehingga budaya merupakan jiwa di dalam diri. Budaya dapat diartikan sebagai
identitas masyarakat ataupun negara karena setiap negara atau wilayah tentunya
memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Indonesia menjadi negara
dengan kekayaan budaya diberbagai wilayahnya baik bahasa, tradisi, warisan
budaya benda maupun tak benda. Budaya juga terbentuk dari kepribadian
warganya dan juga sebagai identitas daerah kewajiban dalam mejaga kelestarian
budaya merupakan kewajiban bersama bukan hanya masyarakat setempat saja
tetapi juga masyarakat luar harus berkontribusi agar warisan yang dilakukan sejak
dulu tidak hilang dizaman moderen ini. Mutlaknya dalam menjaga kepentingan
budaya indonesia baik dari aspek sosial maupun ekonomi, menurut (Falah Wasal,
Muhammad,2010).
Dari masyarakat yang ingin melindungi warisan budaya akan timbul rasa
cinta akan tanah airnya walaupun budaya tersebut termasuk tak benda dengan ini
bagaimana masyarakat yang tidak dapat melihat dan menyentuh kesenian timbul
rasa cinta dengan budaya. Kebudayaan tak benda dapat meliputi tarian batik,
tradisi, dan banyak lagi. Salah satunya adalah tradisi nguras encen atau bisa
dikatakan nguras gentong yang dilakukan oleh masyarakat di Imogri Timur,
Kabupaten Bantul, Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta. Tradisi ini dilakukan
sejak zaman peninggalan Sultan Agung dan hingga kini masih dilakukan dan tetap
terjaga, tradsi ini mejadi salah satu contoh perwujutan rasa cinta tanah air melalui
pelestarian budaya Indinesia.
Rumusan Masalah
Dari latra belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan perwujutan cita tanah air dengan budaya Nguras
Encen?
2. Bagaimana masyarakat dapat memaknai tradisi Nguras Encen sebagai
budaya yang perlu dilestarikan?

Tujuan Pembahasan Masalah


Dari beberapa penjabaran rumusan masalah yang dikaji dapat memaparkan tujuan
sebagai berikut,
1. Mengetagui hubungan antara perwujutan cita tanah air dengan Budaya
Nguras Encen
2. Mengetahui masyarakat dapat memaknai tradisi Nuras Encen sebagai
budaya yang perlu dilestarikan
BAB II
PENJELASAN
Pembahasan

Cinta Tanah air merupakah kunci dari tegaknya suatu negara dalam menjalankan
pemerintahan baik birorasi dalam negri maupun luar negri. Dimana suatu negara
memiliki warga yang cinta tanh air maka negara tersebut dapat bertahan dari
ancaman luar maupun dalam negri. Dengan Cinta tanah air pula merupakan wujud
persatuan suatu bangsa. Mengembangkan rasa cinta tanah air juga sebagai
perwujutan dari pancasila terutama sila ke 3 yaitu persatuan Indonesia. Menurut
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Cinta tanah air juga dapat
diartikan sebagai suatu sikap yang mementingkan kepentingan bangsa dan negara
serta rela berkorban untuk kejayaan bangsa dan negara (Safa, Amalia, 2020)
Cinta tanah air merupakan perasaan yang timbul dan muncul dari hati
seorang warga negara untuk mengabdi, membela, memelihara, dan melindungi
tanah air dari berbagai ancaman dan gangguan. Rasa cinta tanah air adalah rasa
kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang
dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari
perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya
yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan
lingkungan.
Rasa cinta terdadap tanah harus dimiliki setiap warga negara di setiap
bangsa tanpa tekecuali. Dengan adanya rasa cinta tanah air membatu seseorang
memahami memahami dan menghormati budaya serta tradisi negaranya. suatu
penghargaan yang tinggi bagi negara ataupun bagsa bila penanaman cinta tanah
air dimiliki setiap jiwa atau individu diwilayahnya (Ulfiah,Desi: Suwanda Made,
I, 2020). Dan Genersi muda merupakan Perilaku yang dapat mencerminkan rasa
cinta tanah air ialah :
1.) Menggunakan Indonesia yang baik dan benar
2.) Bangga dengan produk dalam negeri dan membelinya
3.) Mengikuti segala kegiatan saat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia
4.) Menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum (Pemilu)
5.) Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
6.) Menuntut ilmu dan belajar bersungguh-sungguh
7.) Mengharumkan nama Bangsa Indonesia dengan prestasi
8.)Hidup rukun dan gotong royong menciptakan lingkungan yang rukun antar
umat beragama
9.) Melestarikan budaya bangsa
Seperti yang diketahui pembentukan karakter cinta tanah air dapet melalui
didikan sejak dini tentang pengetahuan sejara, pendidikan kewrganegaraan,
kegiatan yang berhubungan dengan peringatan hari kemerdekaan, upacara
bendera, menyayikan lagu indonesia raya, dan masih banyak lagi yang telah kita
lakukan semenjak dini melalui linkungan sekolah maupun keluara. Akan tetapi
pembentukan rasa cinta tanah air tidak hanya sebatas itu, hal ini berhubungan
dengan rasa cinta terhadap budaya. Melalui pemahaman tentang budaya seseorang
dapat menghargai sejarah dan dimana budaya itu berasal yaitu tanah airnya.
Hubungan antara Cinta tanah air dan Kelestraian sangat lekat dimana cinta tanah
air sebagai sifat yang dimiliki individu sedangkan menjaga jketestarian budaya
merupakan tidakan yang dilakukan atas kesadaran dan rasa cintanya seseorang
terhadap tanah airnya.
Di wilayah Yogyakarta tepatnya di Imogiri Bantul terdsapat suatu tradisi
yang dilakukan masyarakatnya sejak zaman Sultan Agung. Tradisi nguras enceh
yang dilakukan di dalam komplek makam raja-raja mataram ini merupakan
upacara penggantian atau menguras air di dalam tempayan yang berukuran sangat
besar. Tempayan tersebut oleh masyarakat Imogiri dan sekitarnya sering disebut
dengan istilah kong/enceh. Enceh tersebut oleh masyarakat dianggap sebagai
benda pusaka dan bersejarah serta diyakini bahwa air yang ada di dalam kong
dapat membawa berkah. Pada awal mulanya tradisi nguras enceh ini dilakukan
dengan cara yang sederhana namun tetapKirab budaya ngarak siwur adalah suatu
tradisi yang baru dilakukan pada tahun 2000 dan sampai sekarang sudah
memasuki kirab budaya yang ke-14. Pada awalnya kirab budaya hanya dilakukan
secara sederhana saja, namun dengan seiring waktu kirab budaya berlangsung
lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Kirab budaya ngarak Siwur dimulai
dari terminal baru Imogiri selanjutnya menuju pendopo dalem Kanjeng Surakarta
Hadiningrat dan dilanjutkan ke pendopo dalem Kanjeng Ngayogyakarta
Hadiningrat, setelah itu menuju ke terminal Pajimatan, Imogiri. Dalam tradisi
kirab budaya ngarak siwur terdapat juga lomba gunungan yang diikuti oleh 8
kelurahan di Kecamatan Imogiri. gunungan pada akhir kirab diperebutkan oleh
warga sekitar karena dianggap memiliki berkah. pada awalnya Sultan Agung akan
diberi berlian namun Sultan Agung menolaknya karena berlian tersebut suatu saat
nanti dapat menjadi perebutan dari para keturunannya dan akhirnya Sultan Agung
hanya memperoleh 4 buah enceh. Masing-masing enceh diberi nama Kyai
Danumaya (dari Kerajaan Aceh), Nyai Danumurti (dari Kerajaan Palembang),
Kyai Mendung (dari Kerajaan Rum, Turki), dan Kyai Syiem (dari kerajaan Siam,
Thailand). Barang-barang peninggalan para raja Jawa yang disebut benda pusaka
dan diberi sebutan “kyai”, Tradisi nguras enceh dilakukan setiap bulan Suro
(muharram) yaitu pada hari Jum’at atau Selasa Kliwon. Tradisi ini diawali dengan
ritual mubeng beteng , tahlilan dan diakhiri dengan pembagian sesaji kepada
pengunjung yang menyaksikan upacara tradisi nguras enceh atau yang lebih
dikenal dengan istilah lorotan. Tradisi ini dilakukan di makam raja-raja Imogiri
yang dianggap memiliki daya kesakralan yang tinggi atau juga karena tempatnya
yang dianggap keramat. Para pengunjung yang menyaksikan upacara tersebut
berebut mendapatkan air yang terdapat dalam tempayan sebelum diganti dengan
air yang baru, air tersebut sering dikenal dengan banyu kong. Tempayan tersebut
dianggap kramat karena dulunya dipakai oleh Sultan Agung sebagai tempat
wudhu keluarga. Di kalangan masyarakat Jawa ada anggapan bahwa orang-orang
seperti Sultan Agung yang memiliki kharisma cukup tinggi yang mempunyai
kekuatan supranatural. Terhadap arwah yang pernah hidup sebelumnya yang
mempunyai banyak jasa dan pengalamannya dianggap perlu dimintai berkah dan
petunjuk. Kepercayaan seperti itu yang mendasai bahwa air yang terdapat dalam
tempayan tersebut membawa berkah.
Prosesi Nguras Enceh ini banyak dinanti oleh masyarakat dan banyak
menarik perhatian wisatawan baik warga lokal maupun luar. Tradisi ini menjadi
bukti akan kecintaan masyarakat kepada kebudayaan yang dilakukan sejak dulu
dan tetap dijaga serta dilestarikan dengan menjaga terdisi ini pula masyarakat juga
menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap tanah air dengan tidak menghilangkan
tradisi dan secara sadar melindungi tanah air dari perkembagan zaman yang
mengikis kebudayaan. Mengajarkan kepada masyarakat tentang budaya yang
perlu dilestarikan, kesetiaan terhadap tardisi turun temurun, dan pengabdian yang
dilakukan selama peosesi Nguras Encen. Melalui tardisi Nguras Encen ini juga
mengajarkan kecintaan terhadap tanah air dengan menumbuhkan rasa bangga
terhadap budaya dan kekayaan budaya. Atusiasme masyarakat juga sebagai
pendukung tetap terjaganya tradisi nguras enceh
Tradisi nguras enceh yang diwariskan dari zaman dulu merupakan amah
bagi generasi muda untuk menjaga dan mengembangkannya sehingga menjadi
pandangan baru bagi orang luar yang ingin mengetahui dan belajar tardisi daerah
terutama Jawa. Dengan rasa cinta tanah air dan rasa persatuan kesatuan menjadi
landasan bagi generasi muda untuk cinta dengan kekayaan budaya Indonesia,
Genersi muda yang perlu memperkuat rasa cinta tanah air ditengah zaman modern
dan banyaknya arus budaya luar negri yang dapat mempengaruhi culture
masyarakat Indonesia. Dan bagaimana generasi muda dapat bertahan dari
gempuran globalisasi.
Persatuan juga dapat tumbuh pada masyarakat yang bergotong-royong
dalam melaksanakan prosesi nguras enceh dari awal hingga akhir, rasa toleransi
terhadap keyakinan masyarakat, dan persatuan dalam menjaga tradisi. Persatuan
juga sebagai kunci terwujudnya rasa cinta tanah air, dengan melalaui persatuan
menumbuhkan jiwa sosial dan toleransi terhadap perbedaan yang sudah ada.
Berbagai Prosesi yang dilakukan yang dilakukan membantu generasi muda untuk
memahami tentang sejarah melalui kegiatan yang menarik dan religius. Upacara
tradisi sangat erat kaitanya dengan unsur religi, karena di dalamnya terdapat
keyakinan masyarakat yang dimana keyakinan tersebut dipengaruhi budaya jawa
atau kejawenan.
setiap upacara tradisi terdapat suatu keyakinan yang menyangkut tentang hal yang
dipercaya oleh suatu masyarakat pemiliknya dan dianggap benar-benar terjadi,
upacara tradisi merupakan suatu bentuk reaktualisasi adanya sistem kepercayaan
(Rokhim Nur, Maliky, 2013). Untuk Indonesia yang lebih maju, unggul, dan
bermartabat seluruh masyarakat Indonesia harus harus serta menjaga persatuan
kesatuan dengan didasari semangat rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
meningkatkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, memupuk rasa nasionalisme
dan jiwa patriotisme (Erwanti, Nindita, 2011).
Kita sebagai generasi muda tidak hanya dituntut dalam menjaga dan
melestarikan saja tetpi juga mengembangkan tradisi melalui kemajuan teknologi
sebagai publikasi sehingga dapet membantu dalam penyebaran informasi terkait
edukasi tentang budaya. Cinta tanah air melalui budaya ini sebagai perwujutan
bela negara dalam menjaga identitas, tradisi, dan karakter. Melalui tradisi Nguras
encen membagun jiwa bela negara dengan ikut serta dalam berpartisipasi menjaga
warisan turun- temurun. Wujud bela negara adalah kesiapan menjadi warga
negara yang baik, mematuhi peraturan perundang-undagan dan sadar berbangsa
dan bernegara, setiap pada pancasila. Dengan mejaga, mengembangkan dan
mempelajari kebudayaan yang ada di Indonesia. Tradisi nguras encen menjadi
contoh bagaimana masyarakatnya dapat menerapkan bela negara melalui literatur
budaya. Konsep bela negar dapat diwujudkan melalui kacamata budaya, jadi bela
negara tidak melulu tentang bersenjata ataupun fisik saja. Kemajemukan budaya
di Indonesia yang menjadi realitas yang harus dikembangkan menjadi potensi
bangsa dan mengantisipasi agar kemajemukan tersebut tidak menjadi m,asalah
sosial hingga terdorongnya perpecahan bangsa. Menurut Budayawan Indra
Trangggono langkah bela negara dari dimensi budaya bisa dimulai dari langkah
membangun dan memperkuat kebudayaan, baik pada tataran nilai atau gagasan,
maupun produk yang bisa menjadi acuan nilai bagi publik, anatara lain bisa
dilakukan terhadap budaya lokal yang mampu dijadikan sebagai sumber inspirasi
dalam menjawab persoalan kehidupan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Cinta Tanah air merupakah kunci dari tegaknya suatu negara dalam menjalankan
pemerintahan baik birorasi dalam negri maupun luar negriMengembangkan rasa
cinta kepada tanah air dan bangsa merupakan butir pancasila dalam sila ke tiga,
yaitu persatuan Indonesia. Rasa cinta terdadap tanah harus dimiliki setiap warga
negara di setiap bangsa tanpa tekecuali. Pada umumnya penanaman karakter
melalui pendidikan kewarganegaraan dan pemahaman tentang makna pancasila
tetapi selain melaui hal tersebut penanaman rasa cinta tanah air dapat diwujudkan
melalui rasa cinta terhadap budaya lokal Indonesia.
Di wilayah Yogyakarta tepatnya di Imogiri Bantul terdsapat suatu tradisi
yang dilakukan masyarakatnya sejak zaman Sultan Agung. Tradisi nguras enceh
yang dilakukan di dalam komplek makam raja-raja mataram ini merupakan
upacara penggantian atau menguras air di dalam tempayan yang berukuran sangat
besar. Tradisi ini menjadi bukti akan kecintaan masyarakat kepada kebudayaan
yang dilakukan sejak dulu dan tetap dijaga serta dilestarikan dengan menjaga
terdisi ini pula masyarakat juga menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap tanah
air dengan tidak menghilangkan tradisi dan secara sadar melindungi tanah air dari
perkembagan zaman yang mengikis kebudayaan. Melalui tardisi Nguras Encen ini
juga mengajarkan kecintaan terhadap tanah air dengan menumbuhkan rasa bangga
terhadap budaya dan kekayaan budaya.
Persatuan juga dapat tumbuh pada masyarakat yang bergotong-royong
dalam melaksanakan prosesi nguras enceh dari awal hingga akhir, rasa toleransi
terhadap keyakinan masyarakat, dan persatuan dalam menjaga tradisi
Saran
Bila suatu rasa cinta taah air merupakan kunci dari persatuan dan
bertehannya suatu negara dapat dipastikan perwujutannya dipengaruhi oleh
perilaku masyarakatnya. Dari hal tersebut kita sebagai generasi muda perlu
mengembangkan rasa cinta tanah air dan persatuan kesatuan agar dapat
muwujudkan oIndonesia yang maju. Perwujutan cinta tanah air dapat dilakukan
melalui kelestarian budaya yang dimana budaya tersebut sebagai salah satu
identitas masyarakat Indonesia. Serta dari masyarakat Imogiri yang memiliki
keunikan dan ciri khas tradisi nguras enceh dapat dilihat bagaimana
masyarakatnya dapat mempertahankan tradisi ditengah era gobalisasi.
Daftar Pustaka
Rokhim Nur, Maliky, 2013. Unsur Religi Dalam Tradisi Nguras Enceh Di
Makam Raja-Raja Imogiri. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta.
Amalia, Safa, Umniati Rofifah, dan Anis Fuadah Zuhri, 2020. Menampilkan Rasa
Cinta Tnah Air Pada Era 4.0. Jurnal Edukatif IAIS Sambas.

Erwanti, Nindita, 2011. Mengembangkan Rasa Cinta Kepada Tnah Air Dan
Bangsa.Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer AMIKOM.

Ulifah, Desi, dan I Made Suwanda, 2020. Strategi Sekolah Dalam Menanamkan
Skiap Cinta Tanah Air Pada Peserta Didik Di SMPN 1 Tarikan Kabupaten
Sidoarjo. FISH UNESA.

Falah Wasal, Muhammad, Nasrudin, dan Yeni Jayanti, 2013. Rumah Indonesia
Bernuansa “Indonesia Negara 1000 Budaya” Sebagai Sarana Informasi
Sekaligus Untuk Memperkenalkan Budaya Indonesia Pada Masyarakat Di
Perbatasan. Fakultas Pertanian Universitas Jendal Sudirman.

Anda mungkin juga menyukai